• Melaksanakan kerja
Otot merupakan gerak aktif.
Contoh: berjalan memegang mengangkat
Otot dapat bergerak karena sel otot, otot
bekerja dengan cara berkontraksi dan • Mengalirkan darah, mengedarkan sari-sari
relaksasi. makanan dan oksigen
• Menggerakkan jantung
Tipe-Tipe Otot
Otot Lurik/Otot Rangka Otot Polos
• Memiliki bentuk silinder dengan garis gelap terang • Terletak di organ dalam
Ciri ciri :
• Bercabang
• Nucleus 1 tengah
• Terletak di jantung
Fungsi Otot Polos, Otot Lurik/Otot Kerangka, Otot Jantung
2. Sinergis
1. Antagonis 2. Sinergis
Otot yang bekerja berpasangan untuk Otot yang bekerja berpasangan untuk
mendorong terjadinya gerakan yang bersifat gerakan yang bersifat tidak berlawanan.
berlawan.
Contoh: Ini berbalikannya dari gerak
Contoh: Apabila kita melakukan bergerakan antagonis tadi
maka otot bisep akan berkontraksi dan otot
trisep akan merelaktrasi.
Macam – Macam Gerakan Otot
1. Fleksi (Gerakan membengkokkan) 4. Adduksi (gerakan mendekatkan dengan sumbu
tubuh)
Contoh: membengkokkan pada siku, lutut, jari
Contoh: gerak mendekatkan tungkai dengan sumbu
tubuh
Contoh: meluruskan lutut, siku dan ruas jari 5. Pronasi ( gerakan memutar lengan sehingga tangan
menelungkup)
Pita A dan pita I. Pita A ini terdapat miosin dan aktin dan pada
pita I ini terdiri dari dari atkin saja tanpa miotin, jadi pita A itu
terdapat miosin dan pita I terdapat aktin.
Miosin
yakni suatu kondisi di mana otot mengecil sehingga mengurangi kemampuannya untuk berkontraksi.
2. Hipertrofi,
yaitu suatu kondisi di mana otot menjadi lebih besar dan kuat karena sering dilatih secara berlebihan, misalnya
dialami oleh atlet binaraga dan angkat berat.
3. Kejang otot,
hal ini dapat terjadi karena melakukan aktivitas terus-menerus tanpa istirahat, sehingga pada suatu saat
jaringan otot tidak mampu melakukan kontraksi lagi.
4. Kaku leher atau stiff,
yakni suatu keadaan di mana leher terasa kaku dan sakit bila digerakkan.
5. Tetanus,
yaitu suatu kondisi di mana seseorang mengalami kejang otot karena disebabkan oleh toksin yang dihasilkan
oleh baksil tetanus.
6. Myasthenia gravis,
yakni suatu keadaan di mana otot mulai berangsur-angsur menjadi lemah dan menyebabkan kelumpuhan,
bahkan dalam sejumlah kasus dapat memicu kematian.
7. Distrofi otot, yakni suatu penyakit otot kronis yang dialami sejak anak-anak.
8. Hernia abdominalis,
yaitu suatu kondisi di mana otot dinding mengalami robek karena dinding perut yang lemah, hal ini
menyebabkan usus melorot ke bawah dan masuk ke rongga perut. Di Indonesia, penyakit ini sering disebut
sebagai turun berok.
Kelainan dan Gangguan Pada Otot
• Gangguan pada sistem pernapasan : Salah satu gangguan kesehatan yang terkait dengan fungsi
otot polos adalah asma. Asma merupakan gangguan pernapasan yang terjadi karena otot polos
berkontraksi secara tidak normal sehingga menyebabkan penyempitan jalan napas.
• Gangguan pada sistem kardiovaskular: Aterosklerosis terjadi karena adanya plak-plak yang
menumpuk dan menyumbat pembuluh darah arteri. Kondisi ini menyebabkan otot polos pada
pembuluh darah tidak dapat berkontraksi dengan optimal untuk mengalirkan darah ke seluruh
tubuh.
• Gangguan pada ginjal: Disfungsi otot polos juga berisiko menyebabkan gagal ginjal kronis.
Kondisi ini dapat menghambat fungsi ginjal dalam proses penyaringan darah serta pembersihan
racun pada tubuh.
• Gangguan pada sistem pencernaan: Gangguan pencernaan yang terjadi karena disfungsi otot
polos adalah gastroparesis. Gastroparesis merupakan kondisi yang menyebabkan gerakan
peristaltik pada lambung menjadi lebih lambat. Selain itu, otot polos yang mengalami gangguan
juga dapat meningkatkan risiko saluran pencernaan terserang infeksi bakteri.
Kelainan dan Gangguan Otot Lurik/Otot Kerangka
• Kram Otot: Kram otot terjadi karena otot lurik meregang secara berlebihan. Kondisi ini bisa dipicu
oleh beberapa hal, seperti duduk terlalu lama, membawa beban berat berlebih, dan tidak
melakukan peregangan sebelum olahraga.
• Sarkopenia: Sarkopenia adalah kondisi berupa hilangnya massa, kekuatan, serta fungsi otot rangka.
Kondisi menurunnya massa otot rangka ini dapat dipicu oleh pertambahan usia, sehingga sarkopenia
lebih sering dialami oleh lansia.
• Distrofi Otot: Distrofi otot merupakan sekumpulan gangguan otot yang terjadi karena mutasi
genetik. Kondisi ini menyebabkan otot lurik rusak dan melemah karena kurangnya protein distrofin
yang berperan penting dalam pembentukan sel otot.
• Tendinitis: Tendinitis merupakan peradangan yang terjadi pada tendon, yaitu jaringan ikat
penghubung otot rangka dengan tulang. Kondisi ini dapat menyebabkan penderitanya merasa nyeri
saat menggerakkan otot rangka.
Kelainan dan ganguan otot jantung:
• Kardiomiopati Hipertrofik :Kardiomiopati hipertrofik disebabkan oleh pembesaran dan penebalan otot-otot
jantung di daerah bilik tanpa pemicu yang pasti. Penebalan otot ini mengakibatkan jantung harus bekerja
lebih keras untuk memompa darah. Penyakit ini sering kali muncul sebagai masalah kesehatan bawaan saat
lahir akibat mutasi genetik. Risiko kardiomiopati hipertrofik juga dapat meningkat apabila seseorang
memiliki keluarga dekat dengan riwayat penyakit serupa.
• Kardiomiopati Restriktif: Jenis kardiomiopati ini terjadi apabila jantung menjadi kaku dan kurang elastis
sehingga tidak dapat mengembang dan memompa darah dengan optimal. Kondisi ini lebih sering
ditemukan pada lansia dan dapat menyebabkan gagal jantung apabila tidak ditangani atau diobati dengan
tepat.
• Kardiomiopati dilatasi adalah kondisi yang paling sering ditemukan jika dibandingkan dengan kedua jenis
lainnya. Kondisi ini menyebabkan bilik kiri jantung melebar dan menipis sehingga cara kerja otot jantung
dalam memompa darah keluar tidak efektif. Kondisi ini sering kali dipicu oleh penyakit arteri koroner atau
serangan jantung. Kardiomiopati dilatasi dapat terjadi pada semua kalangan usia, namun golongan pria
paruh baya memiliki risiko lebih tinggi mengalaminya. Kondisi ini juga bisa terjadi pada ibu hamil atau
ibu yang baru melahirkan (kardiomiopati peripartum).