Anda di halaman 1dari 8

Nama: Rusdiansyah

NIM: P07220423114 WEB OF CAUTION


Program : Profesi Ners
Pemenuhan Kebutuhan Mobilisasi

Pengertian : Mobilitas atau mobilisasi Gangguan Mobilitas atau Imobilitas


merupakan kemampuan individu untuk merupakan keadaan di mana seseorang
bergerak secara mudah, bebas dan tidak dapat bergerak secara bebas karena
teratur untuk mencapai suatu tujuan, kondisi yang mengganggu pergerakan
yaitu untuk memenuhi kebutuhan (aktivitas), misalnya trauma tulang
hidupnya baik secara mandiri maupun belakang, cedera otak berat disertai
dengan bantuan orang lain dan hanya fraktur pada ekstremitas, dan sebagainya
dengan bantuan alat (Widuri, 2010). (Wahyudi, 2016).

Individu yang mengalami atau beresiko mengalami keterbatasan fisik


antara lain: lansia, individu dengan penyakit yang mengalami
penurunan kesadaran, lebih dari 3 hari atau lebih, individu yang
kehilangan fungsi antaomi akibat perubahan (kehilangan fungsi
motorik, klien dengan stroke, klien pengguna kursi roda), penggunaan
alat eksternal (seperti gips atau traksi) (Kozier, Erb, & Snyder, 2010).

Mekanisme yang Mempengaruhi

 Neuromuskular  Otot/muscle dan rangka/skeletal


seseorang melakukan aktivitas, Otot merupakan organ tubuh yang
kontraksi otot selalu dirangsang oleh mempunyai kemampuan yang dapat
saraf sehingga otot terkontrol kekuatan berkontraksi untuk menggerakkan rangka.
dan akurasinya. Sistem neuromuskular Sistem rangka adalah bagian tubuh yang
terdiri dari otot, sendi, tulang, ligamen, terdiri dari tulang, sendi, dan tulangrawan
tendon, kartilago dan saraf. (kartilago) sebagai tempat menempelnya
otot dan memungkinkan tubuh untuk
mempertahankan sikap dan posisi

Etiologi :Penyebab utama imobilisasi adalah adanya Tanda dan Gejala:


rasa nyeri, lemah, kekakuan otot,ketidakseimbangan,  Subjektif: keluhan sulit
dan masalah psikologis. menggerakkan ektremitas,
Penyebab secara umum: keluhan nyeri saat bergerak
 Kelainan postur  Objektif: kekuatan otot menurun,
 Gangguan perkembangan otot ROM menurun, gerakkan
 Kerusakan system saraf pusat terbatas, fisik tampak lemah,
 Trauma lanngsung pada system mukuloskeletal sendi kaku (Tim Pokja DPP PPNI,
dan neuromuscular 2019)
 Kekakuan otot
Pengkajian Fokus

Riwayat Keperawatan Dahulu


Riwayat Penyakit Sekarang Pengkajian riwayat penyakit di masa Riwayat Keperawatan Keluarga
Pengkajian riwayat pasien saat ini lalu yang berhubungan dengan Pengkajian riwayat penyakit keluarga,
meliputi alasan pasien yang pemenuhan kebutuhan mobilitas misalnya tentang ada atau tidaknya
menyebabkan terjadi keluhan / riwayat alergi, stroke, penyakit
gangguan dalam mobilitas dan jantung, diabetes melitus.
imobilitas.

Kemampuan Mobilitas
Tingkat 0: mampu merawat diri secara penuh
Tingkat 1: memerlukan penggunaan alat
Tingkat 2: memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain
Tingkat 3: Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain, dan peralatan
Tingkat 4: Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam
perawatan

Kekuatan otot

Skala Presentasi Karakteristik


Kekuatan
Normal
0 0 Kontraksi otot tidak terdeteksi (paralisis sempurna)
1 10 Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat di palpasi atau dilihat
2 25 Gerakan otot penuh melawan gravitasi, dengan topangan
3 50 Gerakan yang normal melawan gravitasi
4 75 Gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan melawan tahanan
minimal
5 100 Kekuatan otot normal, gerakan penuh yang normal melawan gravitasi
dan melawan tahanan penuh
Dampak Gangguan Mobilitas Fisik

Perubahan Sistem Muskuloskeletal:


Perubahan Sistem Eliminasi :
 Menurunnya massa otot sebagai dampak imobilitas dapat
 Perubahan dalam eliminasi misalnya penurunan jumlah urine
menyebabkan turunya kekuatan otot secara langsung.
yang mungkin disebabkan oleh kurangnya asupan dan
Kondisi berkurangnya massa otot dapat menyebabkan
penurunan curah jantung sehingga aliran darah renal dan
atropi pada otot.
urine berkurang.
 Adanya imobilitas juga dapat menyebabkan gangguan
skletal, misalnya akan mudah terjadinya kontraktur
sendi dan osteoporosis.

Perubahan Sistem Kardiovaskular:


 Immobilisasi yang lama dapat menyebabkan penurunan
Perubahan Sistem Integumen: yang significant pada volume dan berat ventrikel kiri dan
 Perubahan sistem integumen yang terjadi berupa penurunan kanan, Selain itu, juga terjadi intoleransi hipotensi
elastisitas kulit karena menurunnya sirkulasi darah akibat ortostatik.
imobilitas.

Perubahan Sistem Respirasi:


 Immobilisasi lama menyebabkan terjadinya penurunan berbagai
Perubahan Sistem Gastrointestinal: volume paru diakibatkan karena melemahnya otot-otot
 Imobilitas dapat menyebabkan gangguan fungsi respirasi sehingga menurunnya gerakan respirasi,
gastrointestinal. karena imobilitas dapat menurunkan
hasil makanan yang dicerna, sehingga penurunan jumlah
masukan yang cukup dapat menyebabkan konstipasi
Gangguan Pemenuhan Mobilitas

MK SDKI: Gangguan Mobilitas Fisik (D.0054) MK SDKI: Intoleransi Aktivitas (D.0056)


Kategori : Fisiologi Kategori : Fisiologi
Subkategori: Aktivitas/Istirahat Subkategori: Aktivitas/Istirahat
SLKI : Mobilitas Fisik (L.05042) SLKI : Toleransi Aktivitas (L.05047)
Kriteria Hasil: Kriteria Hasil:
 Pergerakan ekstremitas meningkat  Kekuatan tubuh bagian atas meningkat
 Kekuatan otot meningkat  Kekuatan tubuh bagian bawah meningkat
 Rentang gerak (ROM) meningkat  Keluhan lelah menurun
 Kaku sendi menurun  Perasaan lemah menurun
 Gerakan terbatas menurun  Vital sign membaik
 Kelemahan fisik menurun SDKI: Menejemen Energi (I.05178)
SDKI: Dukungan Mobilisasi (I.05173) Observasi:
Observasi:  Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
 Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya mengakibatkan kelelahan
 Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan  Monitor kelelahan fisik dan emosional
 Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi  Monitor pola dan jam
Terapeutik: tidur Terapeutik:
 Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu  Sediakan lingkungan yang nyaman dan
 Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat rendah stimulus
bantu Edukasi :  Lakukan latihan rentang gerak aktif dan atau pasif
 Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi  Fasilitasi duduk disisi tempat
 Anjurkan melakukan mobilisasi dini tidur Edukasi :
 Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan  Anjurkan tirah baring
(mis. Duduk ditempat tidur, pindah dari tempat  Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
tidur ke kursi)  Anjarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi:
 Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
MK SDKI: Gangguan Integritas Kulit (D.0129) MK SDKI: Resiko Jatuh (D.0143)
Kategori : Lingkungan
Kategori : Lingkungan
Subkategori: Keamanan dan Proteksi SLKI : Tingkat Jatuh
Subkategori: Keamanan dan Proteksi (L.14138) Kriteria Hasil:
SLKI : Integritas Kulit dan Jaringan (L.14125) Jatuh dari tempat tidur menurun
Kriteria Hasil: Jatuh saat berjalan menurun
 Kerusakan jaringan menurun Jatuh saat dipindahkan menurun SDKI: Pencegahan Jatuh
 Kerusakan lapisan kulit menurun (I.14540) Observasi:
Identifikasi faktor resiko jatuh
 Nyeri menurun
Identifikasi faktor lingkungan yang meningkatkan resiko jatuh
 Kemerahan menurun Hitung risiko jatuh dengan menggunakan skala
 Hidrasi meningkat Monitor kemampuan berpindah dari tempat tidur ke kursi roda dan
 Elastisitas kulit meningkat sebaliknya
SDKI:Perawatan Integritas Kulit (I.11353) Terapeutik:
Pasang handrail tempat tidur
Observasi:
Atur tempat tidur mekanis pada posisi terendah
 Identifikasi penyebab gangguan integritas Tempatkan pasien beresiko tinggi jatuh dekat dengan pantauan
kulit Terapeutik: perawat dari nurse station
 Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring Gunakan alat bantu berjalan Edukasi :
 Bersihkan perineal dengan air hangat, terutama Anjurkan memanggil perawatn jika membutuhkan bantuan untuk
selama periode diare berpindah
Anjurkan menggunakan alas kaki yang tidak licin
 Gunakan produk berbahan ringan/alami
Anjurkan berkonsentrasi untuk menjaga kesimbangan tubuh
dan hipoalergik pada kulit sensitif
Edukasi :
 Anjurkan menggunakan pelembab
 Anjurkan minum air yang cukup
 Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
 Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya
MK SDKI: Nyeri Akut (D.0077) MK SDKI: Pola Nafas Tidak Efektif (D.0005)
Kategori : Fisiologis Subkategori: Respirasi
Kategori : Psikologis
SLKI : Pola Nafas (L. 01004)
Subkategori: Nyeri dan Kenyamanan Kriteria Hasil:
SLKI : Tingkat Nyeri (L. 08066) Dispnea menurun
Kriteria Hasil: Penggunakan otot bantu nafas menurun
 Keluhan nyeri menurun Frekuensi nafas membaik
 Gelisah menurun Pernapasan cuping hidung menurun SDKI:Pemantauan Respirasi (I.01014) O
Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya nafas
 Ketegangan otot menurun
Monitor pola nafas
 Perilaku membaik Monitor adanya sumbatan jalan nafas
 Pola tidur membaik Monitor saturasi oksigen Terapeutik:
SDKI:Manajemen Nyeri (I.08238) Atur interval pemantauan respirasi sesuai dengan kondisi pasien
Observasi: Edukasi :
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
 Identifikasi lokasi, karakteristik, frekuensi dan
Informasikan hasil pemantauan , jika perlu
kualitas nyeri
 Identifikasi skala nyeri
 Identifikasi nyeri non verbak
 Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
Terapeutik:
 Berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
 Fasilitasi istirahat dan
tidur Edukasi :
 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi:
 Kolaborasi pemberia analgetik, jika perlu
MK SDKI: Penurunan Curah Jantung (D.0008) MK SDKI: Gangguan Eliminasi Urin (D.0040)
Kategori : Fisiologis Kategori : Fisiologis
Subkategori: Sirkulasi Subkategori: Eliminasi
SLKI : Curah Jantung (L. 02008) SLKI : Eliminasi Urine (L. 04034)
Kriteria Hasil: Kriteria Hasil:
 Kekuatan nadi perifer meningkat  Sensasi berkemih meningkat
 Tekanan darah membaik  Berkemih tidak tuntas menurun
 CRT membaik  Mengompol menurun
 Bradikardia membaik  Frekuensi BAK membaik
 Sianosis menurun  Karakteristik urine mambaik
SDKI: Perawatan Jantung (I.02075) SDKI: Manajemen Eliminasi Urine (I.04152)
Observasi: Observasi:
 Identifikasi tanda/gejala primer dan sekunder  Identifikasi tanda dan gejala retensi atau
adanya penurunan curah jantung inkontensia urine
 Monitor tekanan darah  Monitor eliminasi urine
 Monitor intake dan output cairan  Monitor integritas kulit pasien
 Monitor EKG 12 sadapan Terapeutik:
 Monitor adanya keluhan nyeri  Jaga privasi klie selama eliminasi
dada Terapeutik:  Latih BAK sesuai jadwal, jika perlu
 Posisikan pasien semi-fowler atau fowler  Sediakan alat bantu (mis. Kateter ekternal urinal),
 Berikan diet jantung yang sesuai jika perlu
 Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi  Ambil sampel urine tengah atau kultur
oksigen >94% Edukasi :
Edukasi :  Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu
 Anjurkan beraktivitas sesuai toleransi yang tepat untuk berkemih
 Anjurkan pasien dan keluarga mengukur intake  Anjurkan minum yang cukup, jika tidak
dan output cairan ada kontraindikasi
Kolaborasi:  Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-
 Kolaborasi pemberia antiaritmia, jika perlu otot panggul/perkemihan
MK SDKI: Konstipasi (D.0049) MK SDKI: Defisit perawatan Diri (D.0109)
Kategori : Fisiologis Kategori : Perilaku
Subkategori: Eliminasi Subkategori: Kebersihan Diri
SLKI : Eliminasi Fekal (L. 04033) SLKI : Perawatan Diri (L. 11103)
Kriteria Hasil: Kriteria Hasil:
 Keluhan defekasi lama dan sulit menurun  Kemampuan mandi meningkat
 Distensi abdomen menurun  Mempertahankan kebersihan diri meningkat
 Nyeri abdomen menurun  Mempertahankan kebersihan mulut
 Frekuensi defekasi membaik SDKI: Dukungan Perawatan Diri (I.11348)
 Peristaltic usus membaik Observasi:
SDKI: Manajemen Konstipasi (I.04155)  Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri
Observasi: sesuai usia
 Periksa tanda dan gejala konstipasi  Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan
 Periksa pergerakan usus diri Terapeutik:
 Identifikasi faktor resiko konstipasi  Siapkan keperluan mandi
Terapeutik:  Damping dalam melakukan perawatan diri
 Anjurkan diet tinggi serat, jika perlu sampai mandiri
 Lakukan masase abdomen, jika perlu  Jadwalkan rutinitas perawatan
 Berikan enema atau irigasi, jika diri Edukasi :
perlu Edukasi :  Anjurkan melakukan perawatan diri secara
 Anjurkan peningkatan asupan cairan, jika tidak konsisten sesuai kemampuan
ada kontraindikasi
 Latih buang air besar secara teratur
 Ajarkan cara mengatasi  Kozier, B. (2010). Buku ajar fundamental
konstipasi Kolaborasi: keperawatan: konsep, proses, praktik, edisi 7, volume
 Kolaborasi penggunaan obat pencahar, jika perlu 2. (pamilih eko karyani, penerjemah). Jakarta: EGC.
 Tim PokjaSDKI,SLKI,SIKI,PPNI.201
 Wahyudi, A. S. & Wahid, A. (2016). Buku ajar
ilmu keperawatan dasar. Jakarta: Mitra Wacana
Medika.
 Widuri, H. (2010). Kebutuhan dasar manusia.

Anda mungkin juga menyukai