“APPENDISITIS”
Bimo Wicaksono (1102017051)
Sania Zahra (4112021140)
Melia Hanani Manalis (4112021059)
Dokter pembimbing :
dr. Cesario Budi P, Sp. B
LK > PR
Inisiden tertinggi
3:2 usia 2—30 tahun
ETIOLOGI
OBSTRUKSI INFEKSI
(Hidayat 2005 dalam Mardalena,Ida 2017) (Santacroce dan Craig 2006 dalam Mardalena, Ida
2017).
APPENDIKS NORMAL
APPENDIKS AKUT SUPURATIF
APPENDIKS AKUT PERFORASI
MANIFESTASI
KLINIS
DIAGNOSIS APPENDISITIS
ANAMNESIS
• AUSKULTASI
Peristaltik normal, peristaltic (-) pada ileus paralitik karena peritonitis geenralisata
akibat appendicitis perforate. Jika sudah terjadi peritonitis maka tidak terdengar
bunyi peristaltic usus
1. LABORATORIUM
- NILAI LEUKOSIT DAN NEUTROFIL MENINGKAT
(>10.000/mm3) DENGAN PERGESERAN KEKIRI (>70%
NEUTROFIL)
- C-REACTIVE PROTEIN (CRP)
- URINALISA UNTUK MENYINGKIRKAN KELAINAN UROLOGI
YANG LAIN
PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. PEMERIKSAAN IMAGING
B. USG
Penebalan dinding appendiks 2mm atau lebih dan diameter
anteroposterior 7mm atau lebih. adanya cairan periappendicular
PEMERIKSAAN PENUNJANG
C. CT SCAN
• Distensi hingga 6mm atau lebih
• Dinding appendiks menebal
• Periappendicular fat stranding
• Penebalan mesoappendiks
• Flegmon
• Fekalit tervisualisasikan (kadang)
• Mural enhancement pada appendiks
PEMERIKSAAN PENUNJANG
3. Histopatologi
DIAGNOSIS BANDING
KELAINAN
UROLOGI OBSGYN
GIT
GASTROENTERITIS, BATU URETER, CYSTITIS KET, SALPHIGITIS AKUT,
ILEITIS TERMINAL, INFEKSI RONGGA
INTUSEPSI, PANGGUL, KISTA
PANKREATITIS, OVARIUM
DIVERTIKEL MACKELL
TATALAKSANA
Penatalaksanaan pada penderita apendisitis yaitu dengan tindakan
pembedahan/Apendiktomi
Apendiktomi dapat dilakukan dengan dua metode pembedahan yaitu:
1. Laparotomi = Pembedahan secara terbuka/ pembedahan konveksional. tindakan dengan
cara membuat sayatan pada perut sisi kanan bawah atau pada daerah Mc Burney
sampai menembus peritoneum.
2. Laparoskopi = Teknik pembedahan minimal infasif. Tindakan ini dengan memasukkan
laparoskopi pada pipa kecil (trokar) yang dipasang melalui umbilikus dan dipantau
melalui layar monitor.
TATALAKSANA
Menurut Mansjoer (2007) ada 3 cara yang secara teknik operatif appendicitis :
Gridiron incision (Mc Burney incision) = Sayatan dilakukan pada garis yang tegak lurus pada
garis yang menghubungkan spina iliaka superior anterior dengan umbilikus pada batas sepertiga
lateral (titik Mc Burney).
Insisi menurut Roux (muscle cutting incision) = Lokasi dan arah sayatan sama dengan Mc
Burney, hanya sayatannya langsung menembus otot dinding perut tanpa memperdulikan arah
serabut sampai tampak peritoneum.
Insisi pararektal = Teknik ini dipakai pada kasus apendiks yang belum pasti dan sayatan ini tidak
secara langsung mengarah ke apendiks/sekum, kemungkinan memotong saraf dan pembuluh darah
lebih besar dan untuk menutup luka operasi diperlukan jahitan penunjang.
TATALAKSANA
• a. Nyeri biasanya muncul karena adanya luka insisi pembedahan akibat pengangkat apendiks yang
meradang.
• b. Infeksi komplikasi yang paling sering terjadi pada pasien post apendektomi. Meskipun infeksi
dapat terjadi dibanyak tempat, lokasi pembedahan adalah tempat terjadinya infeksi yang paling
menonjol
• c. Gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan tromboplebitis. Tromboplebitis post operasi
biasanya timbul 7-14 hari setelah operasi. Bahaya besar tromboplebitis timbul bila darah tersebut
lepas dari dinding pembuluh darah vena dan ikut alirandarah sebagai emboli ke paru-paru, hati dan
otak.
(Courtney, 2010)
PENCEGAHAN
Operasi dini akan menurunkan angka kematian dikarenakan appendisitis. Pasien dengan
appendicitis dapat menghabiskan waktu 1-3 hari di rumah sakit dan masa penyembuhan
biasanya cepat dan komplit. Namun, pada orang usia tua akan memerlukan waktu yang
lebih lama dalam masa penyembuhan. Jika pasien appendicitis tidak dilakukan operasi
maupun konsumsi antibitotik, lebih dari 50% pasien dengan appendicitis meninggal dunia.
Untuk appendicitis dengan perforasi, prognosis lebih serius dan rumit. 10 tahun yang lalu,
perforasi mengakibatkan fatalitas.
DAFTAR PUSTAKA