Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN INDIVIDU

ASKEP APENDISITIS
DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Di Ruang Lontara 2 atas depan (Digestif)
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
02-07-2017 January 2017

Oleh

Sri Wahyuni Rahmat,S.Kep

Clinical Instructur Institusi Clinical Instructur


Lahan

Dr.Ns.Makkasau Plasay.,S.Kep.,M.Kes.,M.EDM Sahrul ,S.Kep,Ns

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG MAKASSAR


BAB I

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN

A. Anatomi apendiks
Saluran pencernaan (traktus digestivus) pada dasarnya adalah suatu saluran
(tabung) dengan panjang sekitar 30 kaki (9m). yang berjalan melalui bagian tengah
tubuh dari mulut sampai ke anus (sembilan meter adalah panjang saluran pencernaan
pada mayat; panjangnya pada manusia hidup sekitar separuhnya karena kontraksi
terus menerus dinding otot saluran). Saluran pencernaan mencakup organ_organ
berikut: mulut; faring; esophagus; lambung; usus halus; (terdiri dari duodenum,
jejunum, dan ileum); usus besar (terdiri dari sekum, apendiks, kolon dan rectum); dan
anus.
Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm
(kisaran 3-15 cm), dan berpangkal di sekum. Lumennya sempit di bagian proksimal
dan melebar di bagian distal. Namun demikian, pada bayi, apendiks berbentuk
kerucut, lebar pada pangkalnya dan menyempit pada ujungnya. Keadaan ini mungkin
menjadi sebab rendahnya insiden apendisitis pada usia itu. Pada 65% kasus, apendiks
terletak intraperitoneal. Kedudukan itu memungkinkan apendiks bergerak dan ruang
geraknya bergantung pada panjang mesoapendiks penggantungnya. Pada kasus
selebihnya, apendiks terletak retroperitoneal, yaitu di belakang sekum, di belakang
kolon asendens, atau di tepi lateral kolon asendens. Gejala klinis apendisitis
ditentukan oleh letak apendiks.
Persarafan parasimpatis berasal dari cabang n.vagus yang mengikuti
a.mesenterika superior dan a.apendikularis, sedangkan persarafan simpatis berasal
dari n.torakalis X. oleh karena itu, nyeri visceral pada apendisitis bermula di sekitar
umbilikus. Pendarahan apendiks berasal dari a.apendikularis yang merupakan arteri
tanpa kolateral. Jika arteri in tersumbat, misalnya karena trombosis pada infeksi,
apendiks akan mengalami gangren(
B. Fisiologi Apendiks
Apendiks menghasilkan lendir 1-2ml per hari. Lendir itu normalnya
dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya mengalir ke sekum. Hambatan aliran
lendir di muara apendiks tampaknya berperan pada pathogenesis apendisitis.
Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh GALT (gut
associated lymphoid tissue) yang terdapat di sepanjang saluran
cerna termasuk apendiks , ialah IgA. Imunoglobulin itu sangat efektif
sebagai pelindung terhadap infeksi. Namun demikian,
pengangkatan apendik tidak memengaruhi system imun tubuh
karena jumlah jaringan limf di sini kecil sekali jika dibandingkan
dengan jumlahnya di saluran cerna dan di seluruh tubuh
BAB II

APENDISITIS
A. Pengertian
Apendisitis adalah perdangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai
cacing (apendiks). Usus buntu sebenarnya adalah sekum (cacum). Infeksi ini biasanya
mengakibatnkan peradangan akut sehingga memerlukan tindakan bedah segera untuk
mencegah komplikasi yang pada umumnya berbahaya.
Apendisitis adalah peradangan yang terjadi pada apendiks vermiformis dan
merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering terjadi
B. Etiologi
Apendiks merupakan organ yang belum diketahui fungsinya tetapi
menghasilkan lender 1-2 mm/hari yang normalnya dicurahkan ke dalam lumen dan
selanjutnya mengalir ke sekum. Hambatan aliran lender di muara apendiks tampaknya
berperan dalam pathogenesis apendiks.
Klasifikasi :
1. Apendiksitis akut merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan factor
pencetus lainnya disebabkan oleh sumbatan lumen apendiks. Selian itu
hyperplasia jaringan limpe, fikalit, (tinja atau batu), tumor apendiks, dan cacing
askaris yang dapat menyebabkan sumbatan dan juga erosi mukosa apendiks
karena parasit.
2. Apendisitis rekurens yaitu jika ada riwayat nyeri berulang diperut kanan bawah
yang mendorong dilakukannya apendiktomi. Ini terjadi bila serangan apendisitis
akut pertama kali sembuh spontan. Namun apendisitis tidak pernah kembali ke
bentuk aslinya karena terjadi fibrosis atau jaringan parut
3. Apendisitis kronik memiliki semua gejala riwayat nyeri perut kanan bawah lebih
dari 2 minggu. Radang kronik apendiks secara makroskopi dan mikroskopi
( (fibrosis menyeluruh dinding apendiks, sumbatan parsial, atau lumen apendiks,
adanya jaringan parut, dan ulkus lama di mukosa).
C. Patofisiologi
Apendisitis biasanya disebabkan ole penyumbatn lumen apendiks oleh
hyperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, struktur karena fikosis akibat
peradangan sebelumnya atau neoplasma. Obstruksi tersebut menyebabkan mulkus di
produksi mukosa mengalami bendungan. Makin lama mucus tersebut makin banyak
namun elastisitas dindin apendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebbkan
peningktan tekanan. Tekanan yang meningkat tersebut akan menghambat aliran limfe
yang mengakibatkan edema. Diaphoresis bakteri dan ulserasi mukosa pada saat ini
terjadi apendisitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri, epigastrium.
Sekresi mukosa terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat hal tersebut
akan menyebabkan obtruksi vena. Edema bertambah dan bakteri kana menenbus
dinding apendiks. Peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritoneum setempat
sehingga menimbulkan nyeri di abdomen kanan bawah, keadaan ini disebut dengan
apendisitis sekuratif akut. Aliran darah terganggu akan terjadi infark diniding
apendiks yang diikuti dengan gangrene stadiu ini di sebut dengan apendisitis
ganggrenosa. Bila dinding pecah akan terjadi apendisitis perforasi.
Semua proses berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan
bergerak kepada apendiks sehingga timbul suatu massa lokak yang disebut infiltrate
opendukularis. Peradangan apendiks tersebut dapar diakses atau menghilang anak-
anak karena omentum lebih pendek dan apendiks lebih panjang, dinding apendiks
lebih tipis keadaan tersebut ditambah dengan daya tahan tubuh yang masih kurang
memudahkan terjadinya perforasi, sedangkan pada orang tua perforasi mudah terjadi
karena telah ada ganguan pembuluh darah.
D. WOC

hiperplas massa tumor cacing makanan rendah entamub


ia dari apendik askari serat a
facec s histitistic

Sumbatan fungsional apendiks

Pengosongan apeniks terhambat

Apeniks terlipat dan tersumbat

Muskus terperangkap dirilium apendika proses implmasi pada apeniks


Infeksi peningkatan TIK

suhu tubuh perenggangan dining apendiks

tekanan apendiks uler

iskemik apendiks

ulserasi pada apendiks

APENISITIS

E. Tanda dan gejala


Tanda awal : nyeri mulai epigastrium/region umbilicus disertai mual dan anoreksia
a. Nyeri pindah kekanan bawah (yang akan menetap dan di perberat bila berjalan
atau batuk)
b. Nyeri ransangan peritoneum tidak langsung
c. Nyeri pada kuadrat kanan bawah saat kuadrak kiri bawah ditekan
d. Nyeri kanan bila tertekan sebelah kiri dilepaas
e. Nyeri kanan bawah bila peritoneum bergerak seperti nafas dalam,berjal,mengedan
f. Nafsu makan menurun
g. Deman yang tidak terlalu tinggi
h. Biasanya terdapat konstipasi, tap kadang-kadang terjadi diare.
Gejala-gejala pemulaan pada apendisitis nyeri atau perasaaan tidak enak
sekitar umbilikus diikuti oleh anoreksia, neusea, gejala ini umumnya berlangsung
lebih dari 1-2 hari. Dalam beberapa nyeri bergeser ke kuadran kanan bawah dan
mungkin terjadi nyeri tekan sekitar titik Mc.burney kemudian dapat timbul spasme
otot dan nyeri lepas. Biasanya ditemukan demam ringn dan leukosit meningkat bila
rupture apendik terjadi nyeri seringkali hilang secara dramatis untuk sementara.
F. Pemeriksaan diagnostic
1. Laboratorium
Leukosit : kenaikan sel darah putih hingga sekitar 10.000-18.000/mm 3 jika terjadi
peningkata yang lebih dari itu, maka kemungkinan apendiks sudah mengalami
perforasi (pecah)
2. Radiologi
Pemeriksaan radiologi akan sangat berguna pada kasus opitikal. Pada 50 % kasus
ditemukan gabaran foto polos abdomal, gambaran yang sangat lebih spesifik
adanya massa jaringan lunak diperut kanan bawah dan mengandung gelembung-
gelembung udara. Selain itu gambaran radiologis di temukan adanya fekalik.
Pemeriksaan barium enama dapt juga dipakai pada kasus-kasus tertentu cara ini
snagat bermanfaat dalam menentukan lokasi sakum paa kasus bizar
pemeriksaan radiologi X-RAY dan USG menunjukkan densitas pada kuadran
kanan bawah atau tingkat aliran darah setempat.
G. Penatalaksanaan
a. Sebelum operasi
1. Observasi
Dalam 8-12 jam setelah timbulnya keluhan dan tanda gejala apendisitis sering
kali belum jelas, dalam keadaan ini observasi ketat perlu dilakukan. Pasien
diminta melakukan tirah baring dan dipasakan. Laksatif tidak boleh diberikan
jika dicurigai adanya apendisitis atau peritonitis lainnya. Pemeriksaan
abdomen atau redal serta pemeriksaan darah (leukosit dan hitung jenis)
diulang secara periodic. Foto adomen dan thoraks tegak dilakukan untuk
mencari kemungkinan adanya penyakit lain. Pada kebanyaka kasus, diagnose
ditegakkan dengan lokalisasi nyeri di daerah kanan bawah dalam 12 jam
setelah timbulnya keluhan.
2. Antibiotic
Apendisitis tanpa komlikasi biasanya tidak perlu diberikan antibiotic, kecuali
apendisitis ganggrenosa dan apendisitis perforasi, penundaan tindakan bedah
sambil memberikan antibiotic dapat mengakibatkan abses atau perforasi.
b. Operasi
1. Apendiktomi
2. Apendiks dibuang, jika apendiks mengalami perforasi bebas, maka abdomen
dicuci dengan garam fisiologis dan antibiotika
3. Abses apendiks diobati dnegan antibiotic IV massanya mungkin mengecil,
atau abses mungkin memerlukan adrenase dalam jangka waktu berapa hari.
Apendikstoi dilakukan apabila abses dilakukan operasi dektif sesuadah 6
minggu-3 bulan.
4. Pasca operasi dilakukan observasi TTV untuk mengetahui adanya pendarahan
didalam, syok, hipertermia, dan gangguan pernafasan, angkat sonde lambung
bila sudah sadar, sehingga spirasi cairan lambung dapat dicegah. Baringkan
pasien dalam posisi fowler. Pasien dikatakn baik jika dalam 12 jam idak
terjadi gangguan selama it pasien dipuasakan, bila tindakan operasi lebih
besar, misalnya pada perforasi/peritonitis umum. Puasa diteruskan sampai
fungsi usus kembali normal. Setelah operasi pasien didudukkan selama 24 jam
pasca operasi tegak ditempat duduk selama 2x30 menit, hari ke dua dianjurkan
untuk duduk diluar kamar. Hari ke tujuh jahitan dapat diangkat dan dibolehkan
pulang.
H. Komplikasi
1. Perforasi : insidens perforasi 10-32%,rata-rata 20%,paling sering terjadi pada
usia muda sekali atau terlalu tua.perforasi timbul 93% pada anak-anak di bawah 2
tahun antara 40-75% kasus usia di atas 60 tahun ke atas.perforasi jarang timbul
dalam 12 jam pertama sejak awal sakit,tetapi insiden meningkat tajam sesudah 24
jam .perforasi terjadi 70% pada kasus dengan peningkatan suhu 39,5 c
tampak,toksis ,nyeri tekan seluruh perut dan leukositosis meningkat akibat
perforasi dan pembentukan abses.
2. Peritonitis :trombofebilitis septic pada system vena porta ditandai dengan panas
tinggi 39 c-40 c menggigil dan ikterus merupakan penyakit yang relatif jarang.
a. Tromboflebitis supuratif dari sistem portal, jarang terjadi tetapi merupakan
komplikasi yang letal.
b. Abses subfrenikus dan fokal sepsis intraabnormal lain.
c. Obstruksi interstinal juga dapat terjadi akibat perlengketan.
I. Pengkajian keperawatan
a. Identifikasi klien
b. Keluhan utama yang khas pada pasien apendisitis adalah nyeri perut kanan bawah.
c. Riwayat penyakit masa lalu
Promosi kesehatan
Data subjek:
penyakit seperti saluran pencernaan
pengetahuan tentang penyakit biasanya kurang
Data objek :
KU tanpak sakit sedang hingga berat
TTV: takikardi, takipnea, TD naik, dan suhu tubuh biasanya meningkat

Nutrisi
DS :
Tidak nafsu makan
Mual
Muntah
DO:
Tampak tidak nafsu makan

System gastrointestinal
DS :
Riwayat penyakit pencernaan
Hemoroid
Konsttipasi
DO:
Pengkajian abdomen
Inspeksi pada apendisitis sudah buruk Tampak kemerahan pada perut
kanan bawah
Palpasi pada kuadran kanan bawah akan menghasilkan nyeri tekan dan
nyeri lepas
Perkusi abdomen pekak
Auskultasi bising usu normal hingga tidak ada bising usus

Keamanan dan perlindungan


DS :
Kebutuhan akan selimut panas
DO:
Suhu biasanya tinggi
Keluar keringat
Merah, bengkak, panas pada perut kanan bawah.

Kenyamanan
DS :
Nyeri pada perut terutama kanan bawah

DO:
Tampak kesakitan dan gelisah

J. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri abdomen b/d obstruksi atau peradangan apendiks
2. Resiko kekurangan volume cairan b/d mual, muntah
3. Kerusakan integritas kulit b/d luka pembedahan
4. Resiko infeksi

K. Intervensi Keperawatan
Diagnose NOC NIC
Nyeri abdomen b/d Setelah dilakukan Kaji TTV
obstruksi atau interensi keperawatan Kaji keluhan nyeri,
peradangan selama 3x24 jam tentukan lokasi jenis dan
apendiks. diharapkan nyeri integritas nyeri ukur
berkurang : dengan skala 1-10
Klien Jelaskan penyebab rasa
mengugkapkan nyeri, cara mengurangi
rasa nyeri Jelaskan penyebab rasa
berkurang nyeri
Wajah dan posisi Berikan posisi duduk
tubuh tapak rileks untuk mengurangi
Skala ntyeri penyebab infeksi paa
berkurang abdomen
TTV dalam batas Ajarkan tehnik relaksasi
normal Kompres es pada daerah
sakit untuk mengurangi
nyeri
Anjurkan klien untuk tidur
pada posisi nyaman
Puasa makan dan minum
apabila akan melakukan
tindakan
Ciptakan lingkungan yang
tenang
Laksanakan program
medic
Pantau efek terapiutik dan
non terapiutik dari
pemberian analgetik

Resiko kekurangan Setelah dilakukan Manajemen cairan :


volume cairan b/d intervensi keperawatan Tentukan jumlah dan
mual, muntah 3x24 jam diharapkan jenisintake/asupan cairan
cairan dan eletrolit dalam serat serta kebiasaan
keadaaan seimbang. eliminasi
Criteria Periksa turgor kulit dengan
Keparahan mual memegang jaringan sekitar
dan muntah tulang
Status nutrisi : Tentukan factor-faktor
asupan makanan resiko yang mungkin
dan caiaran menyebabkan
ketidakseimbangan cairan

Kerusakan Setelah dierikan tindakan Pantau luka pembedahan


integritas kulit b/d keperawatan selama 3x24 dan tanda peradagan :
luka pembedahan jam diharapintegritas edema kulit kemerahan,
kulit baik: bengkak, cairan yang
Kriteria: keluar, warna jumlah dan
Luka insi sembuh karakteristik.
tanpa adanya Rawat luka secara steril
infeksi Beri antibiotika sesuai
Leukosit normal program medic
Resiko infeksi Setelah diberikan Pantau tanda dan gejala
perawatan pasien akan infeksi
menunjukkan: Kaji factor yang dapat
Factor resiko meningkatkan kerentanan
infeksi akan terhadap infeksi
menghilang Pantau hasil laboratorium
dibuktikan Amati penampilan hygiene
dengan
pengendalian
resiko komunitas,
penyakit menular,
status imun,
keparahan
infeksi,

BAB III

TINJAUAN KASUS

Ruangan : lontara 2 Digestif Tanggal Pengkajian : 03-01-2017

Kamar : 10 b.3 Waktu pengakajian : 18.40 WIT

No. RM : 782789 Tanggal masuk RS : 31-12-2016

A. Identitas
1. Klien
Nama : Ny.R
TTL/Umur : Debani 01-07-1999
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Pelajar
Jumlah anak : -
Agama/Suku : Islam/ Endrekang
Warga Negara : Indonesia
Bahasa yg digunakan : Bahasa Daerah (Endrekang)
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Maroang, Endrekang
2. Penanggung jawab
Nama : Ny.S
Hubungan dengan klien : Kakak kandung
B. Data medik
1. Dikirim oleh : Rs.Daerah Endrekang
2. Diangnosa medik
Saat masuk : apendisitis
Saat Pengkajian : Post Laparatomi Explorasi ct cau perporasi ileum +
wound dehisceac
C. Kedaan umum
1. Kedaan sakit : klien tampak sakit sedang, dan setelah operasi klien Nampak
baring lemah.
2. Penggunaan alat medik : Tampak terpasang Intravena Cath dengan Cairan RL,
terpasang Colostomi bagian abdomen sebelah kanan.
3. Keluahan utama : nyeri bagian operasi dirasakan setelah operasi Apendisitis
Infeksi usus buntu.
4. Tanda-tanda vital
a. Kesadaran
1. Kualitatif : compos mentis
2. Kuantitatif
Scala coma Glasgow : 15
Respon Motorik :6
Respon verbal :5
Respon eye :4 :
Kesimpulan : (kesadaran penuh)
Tremor : klien Nampak tidak tremor
b. Tekanan darah : 100/70 mmHg
Kesimpulan : tekanan darah normal
c. Suhu : 35.40 C, Via Axsilla
d. Nadi : 70 X / Menit
e. Pernafasan : 22 X / menit
5. Pengukuran
a. Lingkar lengan atas : 21cm
b. Tinggi badan : 148cm
c. Berat badan : 39 kg
D. Genogram

Ket:
Bapak
Ibu
Pasien

E. Pengkajian pola kesehatan


1. Riwayat penyakit yang pernah dialami
Klien memiliki riwayat :

Riwayat Kapan Catatan

Klien memiliki riwayat Sudah lama Klien tiak memiliki


tuberculosis riwayat alergi

2. Riwayat kesehatan sekarang


Nyeri abdomen biala ditekan dirasakan 2 bulan yang lalu , nyeri yang dialami
disebebkan karena infeksi usus buntu dan didiagnosa apendisitis. Nyeri perut bagian
kanan dirasakan setelah operasi apendiktomi dan mengalami luka terbuka akibat jahitan
operasi terlepas. Terlepasnya jahitan operasi disebabkan karena sering batuk sehngga
terjadi luka terbuka dan sekarang didiagnosa post laparatomi explorasi ct cause perforasi
ileum + wound dehisceace. pasien pernah memiliki riwayat tuberculosis.
3. Data subyektif
Sebelum sakit:
1) Klien mengatakan memiliki riwayat tuberculosis
2) Klien tiak pernah dirawat di RS sebelumnya
3) Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi
Setelah sakit
1) klien masuk dengan keluhan nyeri perut bagian kanan bawah.
2) Klien mengatakan nyeri perut kanan bagian bawah saat ditekan
3) Klien didiagnosa apendisitis
4. Data objektif
Observasi
1) kebersihan rambut : rambut klien Nampak kotor (tidak pernah kramas saat
masuk rumah sakit)
2) kulit : kulit nampak bersih kering (tidak pernah mandi selama
di rumah sakit)
3) kebersihan kulit : kulit nampak sedikit kotor
4) hygine rongga mulut : tampak kotor (klien tiak pernah menggosok gigi
selama masuk rumah sakit)
5) kebersihan genitalia : selama masuk rumah sakit tidak pernah membersihkan
area genetalia menggunakan sabun
6) kebersihan anus : menggunakan kolostomi

kesimpulan : klien nampak kotor dalam kebersihan dan menjaga kebersihan badan

F. Kajian nutrisi metabolic


1. Data subjektif
Kadaan sebelum sakit :
1) Sebelum sakit klien makan 3-4 kali per hari
2) Klien sering makan sayur
Keadaan setelah sakit
1) klien mengatakan nafsu makannya berkurang semenjak sakit
2) klien hanya makan 2-3 sendok
3) berat badan klien berkurang dari 44 ke 39
4) klien mengatakan minum hanya 1 -2 gelas per hari
2. Data Objektif
Observasi :
1) klien Nampak tidak menghabiskan porsi makan
2) klien Nampak lemas
3) bibir klien Nampak kering
4) BAB klien Nampak sedikit (kolostomi)
Pemeriksaan fisik
1) Keadaan rambut Nampak kotor : rambut klien Nampak kotor (tidak pernah
kramas saat masuk rumah sakit)
2) Hidrasi kulit : kulit nampak bersih kering (tidak pernah mandi
Selama di rumah sakit)
3) Rongga mulut : tampak kotor (klien tiak pernah menggosok
gigi selama masuk rumah sakit)
4) Kemampuan untuk mengunyak keras : selama masuk rumah sakit tidak pernah
Makan makanan keras seperti nasi
G. Kajian pola eliminasi
a. Data subjektif
1) Keadaan sebelum sakit : Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit
BAK sering dan BAB hamper setiap hari
2) Keadaan sejak sakit : Klien mengatakan sejak sakit nafsu makan
menurun dan perut terasa kembung dan nyeri bagian abdomen.
3) Keadaan setelah post-operasi : Klien mengatakan sejak masuk rumah sakit
BUK hanya 2 kali dan minumnya sedikit dan BAB sedikit.

b. Data objektif
1) Hasil observasi didapatkan : klien minum hanya 1-2 gelas setiap harinya
dan makan hanya 1-2 sendok bubur, klien Nampak kurus dan lemah
H. Kajian Pola Aktivitas dan Latihan
a. Data subyektif
1) Keadaan sebelum sakit : klien tidak dapat beraktivitas seperti biasanya
semenjak 2 bulan yang lalu setelah tiba-tiba menerita penyakit usus buntu yang
dialaminya
2) Keadaan sejak sakit : klien tidak dapat beraktivitas secara maksimal, klien
tidak dapat beraktivitas seperti duduk dan jalan (pasien baring)
b. Data obyektif
1) Observasi : klien Nampak baring setelah operasi.
2) Terapi
atur posisi yang nyaman.
I. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium
a. Fungsi ginjal
1. Ureum : 57 (normalnya 5-25)
2. Kreatinin : 1,56 (normalnya 0,5-1,0 mg/dl)
b. Fungsi hati
1. SGOT (serum gutamic oxaloacetic transaminase) : 75 (normalnya 3-45)
2. SSPT ( serum glutamic pyruvate transaminase) : 69 (normalnya 0-35)
3. Albumin : 3.9 (normalnya 3,4-4,8)
ANALISA DATA

DATA MASALAH KEPERAWATA

Ds: Nyeri akut

Pasien mengatakan nyeri perut Defenisi : pengalaman sensori dan emosional tidak
bagian bawah kanan
menyenagkan yang muncul akibat kerusakan
Pasien mengatakan nyeri perut
kanan bagian bawah bila ditekan jaringan aktual atau potensial atau yang
Pasien mengatakan nyeri digambarkan sebagai kerusakan (international
dirasakan sejak 2 bulan yang lalu.
Associate for to study pain) : awitan yang tiba-tiba
Pasien mengatakan nyeri pada
operasi bagian abdomen. atau lambat dari intensitas ringanhingga berat
dengan akhir yang dapat diantisipasi atau
Do :
diprediksi.
Nampak terpasang perban (luka
operasi) pada daerah abdomen NANDA halaman 469
Pengkajian nyeri:
Lokasi nyeri : pada abdomen Domain 12 : kenyamanan
Frekuensi : tiap batuk timbul
nyeri pada luka post operasi Kelas 1 : kenyamanan fisik
Skala : skala nyeri yang
dirasakan yaitu skala 4 dalam
kategori sedang (comparative Kode : 00132
pain scale)
Durasi : nyeri yang dirasakan
berdurasi sekitar 2 menit
Gambaran nyeri : nyeri yang
dirasakan seperti tertusuk-tusuk
pada daerah abdomen luka post
operasi.
Penyebab nyeri : nyeri yang
dirasakan karena reaksi batuk
sehingga menekan daerah luka
post operasi sehingga
menimbulkan nyeri.
Ds: Kerusakan integritas kulit

Pasien mengatakan terjadi Defenisi : kerusakan pada epidermis dan atau


robekan dibagian operasi usus
dermis
buntu
Pasien mengatakan jahitan bagian
operasi putus NANDA halaman 425
Pasien mengatakan nyeri bagian
operasi Domain 11 : keamanan / perlindungan

Do : Kelas 2 : cedera fisik

Luka operasi pasien nampak


Kode : 00046
terbuka
Tidak ada jahitan di bagian operasi
Kemerahan di sekitar luka operasi

Faktor resiko Resiko infeksi

Jarang melakukan penggantian Defenisi : rentan mengalami invasi dan


balutan
multiplikasi organism patogenik yang dapat
Jarang membersihkan daerah
balutan mengganggu kesehatan
Tidak pernah membuang
jaringan nekrosis NANDA halaman 405
Tidak mengeluarkan eksudat cair
pada luka Domain 11 : keamanan / perlindungan
Tidak membersihkan dengan
tehnik aseptik
Kelas 1 : infeksi

Kode : 00004

Ds : Nutrisi kurang dari kebutuhan

Pasien mengatakan nafsu makan Defenisi : asupan nutrisi tidak cukup untuk
berkurang
memenuhi kebutuhan metabolic
Pasien mengatakan hanya makan
Pasien mengatakan berat
badannya menurun dari 44-39 kg NANDA halaman 177
Pasien mengatakan hanya minum
Domain 2 : Nutrisi
1-2 gelas setiap hari Kelas 1 : Makan

Do: Kode : 00002

Pasien nampak lemas


Bibir pasien tampak kering
Pasien nampak tidak
menghabiskan porsi makan
BAB pasien sedikit (kolostomi)
BAK hanya 2 kali/hari
IMT : 17,8
Berat badan : tinggi badan : 1002
39 : 148 : 1002 = 17,8

Ds : Defisit perawatan diri : mandi

Pasien mengatakan tidak pernah Defenisi : hambatan kemampuan untuk melakukan


mandi selama masuk rumah sakit
atau menyelesaikan aktivitas mandi secara mandiri
Pasien mengatakan tidak pernah
mencuci rambut selama dioperasi
Pasien mengatakan tidak pernah NANDA halaman 258
gosok gigi selama di rumah sakit
(hanya kumur-kumur dengan air) Domain 4 : aktivitas/istirahat

Do: Kelas 5 : perawatan diri

Kulit pasien nampak kering


Kode : 00108
Rambut pasien sedikit kotor
Bibir pasien nampak kering
Mulut pasien nampak kotor
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut
NANDA halaman 469
Domain 12 : kenyamanan
Kelas 1 : kenyamanan fisik
Kode : 00132

2. Kerusakan integritas kulit


NANDA halaman 425
Domain 11 : keamanan / perlindungan
Kelas 2 : cedera fisik
Kode : 00046

3. Resiko infeksi
NANDA halaman 405
Domain 11 : keamanan / perlindungan
Kelas 1 : infeksi
Kode : 00004

4. Nutrisi kurang dari kebutuhan


NANDA halaman 177
Domain 2 : Nutrisi
Kelas 1 : Makan
Kode : 00002

5. Defisit perawatan diri : mandi


NANDA halaman 258
Domain 4 : aktivitas/istirahat
Kelas 5 : perawatan diri
Kode : 00108
INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnose 1

Diagnosa Keperawatan Rencana keperawatan Tanda


Tujuan dan Kriteria Intervensi tangan
Hasil

Tingkat nyeri Manajemen nyeri


Nyeri akut b/d pasca
Setelah melakukan Lakukan pengkajian
prosedur pembedahan
tindakan keperawatan nyeri komprehensif yang
agen cedera biologis
selama 3x24 jam pasien meliputi lokasi, durasi,
(infeksi)
diharapkan: gambaran nyeri,
Mengurangi tingkat frekuensi, dan skala
NANDA halaman 469
nyeri : efek yang nyeri.
Domain 12 : kenyamanan
mengganggu Beritahukan informasi
Kelas 1 : kenyamanan mengenai nyeri, seperti

fisik penyebab nyeri.


Ajarkan tehnik non
Kode : 00132
farmakologi :
Ds: Seperti relaksasi nafas
dalam tapi pelan
Pasien mengatakan
nyeri perut bagian Kolaborasi obat
bawah kanan farmakologi:
Pasien mengatakan
1. Katerolac
nyeri perut kanan
bagian bawah bila
ditekan
Pasien mengatakan
nyeri dirasakan
sejak 2 bulan yang
lalu.
Pasien mengatakan
nyeri pada operasi
bagian abdomen.

Do :

Nampak terpasang
perban (luka
operasi) pada
daerah abdomen
Pengkajian nyeri:
Lokasi nyeri :
pada abdomen
Frekuensi : tiap
batuk timbul nyeri
pada luka post
operasi
Skala : skala nyeri
yang dirasakan
yaitu skala 4 dalam
kategori sedang
(comparative pain
scale)
Durasi : nyeri
yang dirasakan
berdurasi sekitar 2
menit
Gambaran nyeri :
nyeri yang
dirasakan seperti
tertusuk-tusuk pada
daerah abdomen
luka post operasi.
Penyebab nyeri :
nyeri yang
dirasakan karena
reaksi batuk
sehingga menekan
daerah luka post
operasi sehingga
menimbulkan
nyeri.
Diagnose 2

Diagnosa Keperawatan Rencana keperawatan Tanda


Tujuan dan Kriteria Intervensi tangan
Hasil

Integritas jaringan Terapi nutrisi :


Kerusakan integritas kulit
Setelah melakukan Kaji frekuensi
b/d faktor internal :
gangguan sensasi (luka tindakan keperawatan makan (berapa kali
pembedahan)
selama 3x24 jam tiap hari)
NANDA halaman 425 diharapkan klien dapat Berikan cairan
menunjukkan: sesuai kebutuhan
Domain 11 : keamanan /
Status nutrisi yang Perawatan daerah
perlindungan
baik sayatan

Kelas 2 : cedera fisik Monitoring proses


penyembuhan pada
Kode : 00046 daerah luka
operasi
Ds:
Bersihkan daerah
Pasien mengatakan luka operasi
terjadi robekan dengan
dibagian operasi
pembersihan yang
usus buntu
Pasien mengatakan tepat menggunakan
jahitan bagian cairan NaCl
operasi putus
Pasien mengatakan
nyeri bagian
operasi

Do :

Luka operasi pasien


nampak terbuka
Tidak ada jahitan di
bagian operasi
Kemerahan di
sekitar luka operasi

Diagnose 3

Diagnosa Keperawatan Rencana keperawatan Tanda


Tujuan dan Kriteria Intervensi tangan
Hasil

Keparahan infeksi Perawatan luka:


Resiko infeksi
Setelah melakukan Periksa luka setiap
tindakan keperawatan kali pergantian
NANDA halaman 405
selama 3x24 jam balutan.
Domain 11 : keamanan /
diharapkan klien dapat Ganti balutan
perlindungan
menunjukkan: sesuai dengan
Kelas 1 : infeksi Berkuragnya jumlah eksudat an
tanda-tanda draenase.
Kode : 00004
infeksi Posisikan untuk
Faktor resiko menghindari
menempatkan
Jarang melakukan
ketegangan pada
penggantian
balutan luka
Jarang
membersihkan
daerah balutan
Tidak pernah
membuang
jaringan nekrosis
Tidak
mengeluarkan
eksudat cair pada
luka
Tidak
membersihkan
dengan tehnik
aseptik
Diagnose 4

Diagnosa Keperawatan Rencana keperawatan Tanda


Tujuan dan Kriteria Intervensi tangan
Hasil

Status nutrisi: asupan Pemberian makanan:


Nutrisi kurang dari
nutrisi Tanyakan pasien
kebutuhan b/d
Setelah melakukan apa makanan yang
ketidakmampuan makan
tindakan keperawatan disukai
selama 3x24 jam Atur makanan
NANDA halaman 177
diharapkan klien dapat sesuai kesenangan
Domain 2 : Nutrisi menunjukkan: pasien
Nafsu makan Terapi cairan:
Kelas 1 : Makan
meningkat dari 2- Memasangkan
3 senddok kali infuse IV
Kode : 00002
menjadi 6-7 Tehnik non farmakologi:
Ds : sendok Minum sedikit tapi

Pasien mengatakan sering


nafsu makan Kolaborasi obat
berkurang farmakologi :
Pasien mengatakan
Curcuma plus
hanya makan
Pasien mengatakan
berat badannya
menurun dari 44-
39 kg
Pasien mengatakan
hanya minum 1-2
gelas setiap hari

Do:

Pasien nampak
lemas
Bibir pasien
tampak kering
Pasien nampak
tidak
menghabiskan
porsi makan
BAB pasien sedikit
(kolostomi)
BAK hanya 2
kali/hari
IMT : 17,8
Berat badan :
2
tinggi badan : 100
39 : 148 : 1002 =
17,8

Diagnose 5

Diagnosa Keperawatan Rencana keperawatan Tanda


Tujuan dan Kriteria Intervensi tangan
Hasil

Perawatan diri Bantu perawatan diri :


Defisit perawatan diri :
kebersihan mandi/kebersihan
mandi b/d nyeri
Setelah melakukan Berikan bantuan
tindakan keperawatan sampai pasien
NANDA halaman 258
selama 3x24 jam mampu melakukan
Domain 4 : diharapkan klien dapat perawatan diri
aktivitas/istirahat menunjukkan: mandi sendiri
Berkurangnya Ajarkan orang tua
Kelas 5 : perawatan diri
tingkat ketidak untuk mendukung
nyaman pada kemandirian
Kode : 00108
pasien dengan membantu
Ds : hanya ketika
pasien tak mampu
Pasien mengatakan
tidak pernah mandi melakukan
selama masuk perawatan diri
rumah sakit
Pasien mengatakan
tidak pernah
mencuci rambut
selama dioperasi
Pasien mengatakan
tidak pernah gosok
gigi selama di
rumah sakit (hanya
kumur-kumur
dengan air)

Do:

Kulit pasien
nampak kering
Rambut pasien
sedikit kotor
Bibir pasien
nampak kering
Mulut pasien
nampak kotor
IMPLEMENTASI

Diangnosa HARI DAN IMPLEMENTASI TANDA


Keperawatan TANGGAL TANGAN
Manajemen nyeri
Nyeri akut Selasa 03 06-
Melakukan pengkajian nyeri
2017
komprehensif yang meliputi
Lokasi nyeri : pada abdomen
Frekuensi : tiap batuk timbul
nyeri pada luka post operasi
Skala : skala nyeri yang
dirasakan yaitu skala 4 dalam
kategori sedang (comparative
pain scale)
Durasi : nyeri yang dirasakan
berdurasi sekitar 2 menit
Gambaran nyeri : nyeri yang
dirasakan seperti tertusuk-tusuk
pada daerah abdomen luka post
operasi.
Memberitahukan informasi
mengenai nyeri, seperti:
penyebab nyeri : nyeri yang
dirasakan karena reaksi batuk
sehingga menekan daerah luka
post operasi sehingga
menimbulkan nyeri
Mengajarkan tehnik non
farmakologi
Seperti relaksasi nafas dalam
tapi pelan dengan cara:
1. Duduk/baring dengan
tenang dan nyaman
2. Tutup mata
3. Ciptakan rasa rileks pada
otot
4. Kososngkan pikiran
5. Atur pernafasan dengan
menarik nafas melalui
hidung dan
mengeluarkan melalui
mulut dengan perlahan-
lahan
6. Lakukan secara berulang
Hasil : setelah melakukan relaksasi
nafas dalam pasien merasakan nyeri
yang dirasakan mulai berkurang
sedikit demi sedikit.
Kolaborasi obat farmakologi:
1. Katerolac / 8 jam
Fungsi : untuk mengurangi
nyeri sedang sampai berat
Indikasi : mengurangi nyeri
jangka pendek
Kontra indikasi :pasien
dengan pasca operasi dengan
resiko tinggi terjadinya
perdarahan
Hasil : setelah disuntikkan katerolak
pasien mengatakan nyeri pada
abdomen berkurang
Terapi nutrisi :
Kerusakan Selasa 03 06-
Mengkaji frekuensi makan
integritas kulit 2017
(berapa kali tiap hari)
Hasil : setelah mengkajian pasien
makan 3x1 hari makan sedikit
sebanyak 2 sendok
Memberikan cairan sesuai
kebutuhan
Hasil : memberikan cairan NaCl 28x
tetes per menit
Perawatan daerah sayatan
Memonitoring proses
penyembuhan pada daerah
luka operasi
Hasil : setelah memeriksa luka
operasi setiap hari pada saat
pergantian balutan luka, luka post
operasi mulai kering
Membersihkan daerah luka
operasi dengan pembersihan
yang tepat menggunakan
cairan NaCl
Hasil : setelah membersihkan daerah
luka operasi menggunakan cairan
NaCl luka post operasi mulai agak
kering dan membaik.
Perawatan luka
Resiko infeksi Selasa 03 06-
Memeriksa luka setiap kali
2017
perubahan balutan.
Hasil :setelah memeriksa luka setiap
kali pergantian balutan luka pada post
operasi pasien mulai agak membaik.
Mengganti balutan sesuai
dengan jumlah eksudat dan
draenase.
Hasil : setelah mengganti balutan
setiap pagi luka post operasi pada
pasien mulai membaik.
memposisikan untuk
menghindari menempatkan
ketegangan pada luka
hasil : setelah memberikan posisi
nyaman untuk pasien, pasien
mengatakan lebih nyaman.
Pemberian makanan:
Nutrisi kurang Selasa 03 06-
Menanyakan pasien apa
dari kebutuhan 2017
makanan yang disukai
Mengatur makanan sesuai
kesenangan pasien
Terapi cairan:
Memasangkan infuse IV
Tehnik non farmakologi:
Minum sedikit tapi sering
Kolaborasi obat farmakologi :
Curcuma plus
Fungsi : meningkatkan nafsu
makan
Indikasi : makanan tambahan
untuk menanbah nafsu makan
Hasil : setelah memberikan obat
nafsu makan pasien menunjukkan
porsi makan meningkat dari makan 2
sendok meningkat menjadi 5-7
sendok.
Bantu perawatan diri :
Defisit perawatan Selasa 03 06-
mandi/kebersihan
diri : mandi 2017
Memberikan bantuan sampai
pasien mampu melakukan
perawatan diri mandi sendiri
Mengajarkan orang tua untuk
mendukung kemandirian
dengan membantu hanya
ketika pasien tak mampu
melakukan perawatan diri
Hasil :setelah memberikan bantuan
perawatan diri pada pasien, asien
dapat meningkatkan tingkat
kemandirian dalam melakukan
perawatan diri.
EVALUASI

Diagnose Tanggal Evaluasi Tanda tangan

Nyeri akut Selasa 03 S : Klien mengatakan nyeri


06-2017
sudah berkurang

O : hasil pengkajian klien

Nampak tidak terlalu

meringis

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

Kerusakan Selasa 03 S : klien mengatakan luka


integritas kulit 06-2017
operasi masih terbuka.

O : luka operasi Nampak

terbuka

A : Masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

Resiko infeksi Selasa 03 S : klien mengatakan masih


06-2017
ada kemarahan di bagian

luka operasi

O : Nampak kemerahan di

bagian luka operasi

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

Nutrisi kurang dari Selasa 03 S : klien mengatakan sudah


kebutuhan 06-2017 makan nasi dan

menghabiskan porsi

mkanannya

O : Porsi makan klien habis

A : masalah teratasi

P : lanjutkan intervensi

berikutnya

Defisit perawatan Selasa 03 S : klien mengatakan belum


diri : mandi 06-2017
mampu mandi sendiri

O : klien Nampak masih di

bantu oleh keluarganya

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Gloria, Howard, Joanne,& Cheryl .2016. Nursing intervention classification. Singapur-

Indonesia.

Keliat.B.A. dkk, 2015-2017 Diagnosa Keperawatan Definisi Dan Klasiikasi, Singapore-

indonesia

Nurarif.A.H & Kusuma.H, 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa

Medis Nanda NIC-NOC jili 1, Mediaction Yogyakarta

Wijaya.A.S & Putri.Y.M, 2013 keperawatan medical bedah (KMB) 1, Nuhaka Meika

Yogyakarta

Sue.M, Marion.J, Meridean L,M. & Elizabet,S. 2016 Nursing Outcome Classification

. Singapur-Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai