APENDISITIS
DI SUSUN OLEH :
NUR FITRAH
2D
(KELOMPOK 10)
PO713201191183
Usus buntu atau apendis merupakan bagian usus yang terletak dalam
pencernaan. Untuk fungsinya secara ilmiah belum diketahui secara pasti,
namun usus buntu ini terkadang banyak sekali sel-sel yang berfungsi untuk
mempertahankan atau imunitas tubuh. Dan bila bagian usus ini mengalami
infeksi akan sangat terasa sakit yang luar biasa bagi penderitanya (Saydam
Gozali, 2011).
2) Anatomi Fisiologi
Beberapa struktur organ pencernaan sebagai berikut menurut
(Drs.H.Syaifuddin ,AMK;2011)
1. Mulut
Anatomi gigi
Fisiologi gigi
Menguyah makanan ,pemecahan partikel besar menjadi partikel
kecil yang dapat ditelan tampa menimbulkan tersedak.proses ini
merupakan proses mekanik pertama yang dialami makanan pada
waktu lincinkan ,dan membasahi makanan yang kering dengan
saliva serta mengaduk makanan sampai rata.
3. Lidah
Fisiologi lidah
Anatomi faring
5. Esofagus
Anatomi esophagus
Fisiologi esophagus
6. Lambung
Anatomi lambung
Fisiologi lambung
7. Usus Halus
Gambar2.1UsusHalus(sumber: Yenicahyaningrum.wordpress.)
Usus halus merupakan bagian dari system pencernaan makanan
yang berpangkal pada pylorus dan berakir pada sekum.Panjangnya
kira-kira 6 meter, merupakan saluran pencernaan yang paling
panjang dari tempat proses pencernaan dan absorsip pencernaan.
bentuk dan susunanya berupaka lipatan melingkar,Makanan dalam
intestinum minor dapat masuk karena adanya gerakan yang
memberikan permukaan yang lebih halus.
8. Usus Besar
penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini
ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptile.
Sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar dan berakir di
anus. Organ ini berfungsi sebagai penyimpanan sementara fases.
Biasanya rectum ini kosong karena tinja disimpan ditempat yang
lebih tinggi yaitu pada kolon sehingga pada kolon penuh maka dari
itu terjadinya BAB.
Fisiologi Apendiks
Sjamsuhidayat, 2005.
3) Klasifikasi
Sedangkan menurut Sjamsuhidayat dan De (2005), apendisitis diklasifikasikan
menjadi 2 yaitu :
1. Apendisitis akut
2. Apendisitis kronis
4) Etiologi
Penyebab appendicitis adalah adanya obstruksi pada lumen
appendikeal oleh apendikolit, hyperplasia folikel limfoid submukosa, fekalit
(material garam kalsium, debris fekal ) atau parasit (Katz, 2009 )Apendisitis
penyebabnya paling umum adalah inflamasi akut pada kuadran bawah kanan
dari rongga abdomen. Kira-kira 7% dari populasi akan mengalami apendisitis
pada waktu yang bersamaan dalam hidup mereka: pria lebih sering
dipengaruhi wanita, dan remaja lebih sering dari pada dewasa. Diantara
beberapa faktor diatas, maka yang paling sering ditemukan dan kuat
dugaannya sebagai penyebab appendisitis adalah faktor penyumbatan oleh
tinja/feces dan hyperplasia jaringan limfoid.
1. Sumbatan lumen
keras.
a. Apendiksitis
1) Nyeri samar-samar
3) Anoreksia.
5) Diare
6) Konstipasi
b. Apendiksitis perforasi
4) Konstipasi BAB
9) Respirasi retraktif.
10) Rasa perih yang semakin menjadi.
peritoneal).
(Katz ,2009 ).
4. CT-Scan
9) Pengkajian
1. Identitas klien
perkerjaan.
2. Alasan masuk
3. Riwayat kehehatan
Biasanya keluhan yang terasa pada klien yaitu pada saat post op
operasi, merasakan nyeri pada insisi pembedahan, juga bisanya
terasa letih dan tidak bisa beraktivitas atau imobilisasisendiri.
e. Kepala
f. Leher
Pada bagian leher biasanya juga tidak ada terdapat masalah pada
klien yang menderita apedisitis.
g. Thorak
1994).
h. Abdomen
5.Risiko Infeksi
11) INTERVENS
I
NO DIAGNOSA NOC NIC
1. Nyeri akut berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Pain Management
agens cedera fisik (mis, Abses, keperawatan selama 3 x 24 • Lakukan pengkajian
amputasi, luka bakar, terpotong, jam maka diharapkan nyeri nyeri secara komprehensif
mengangkat berat, trauma, prosedur berkurang. termasuk lokasi, karakteristik,
pembedahan, olah raga berlebihan. Tujuan : durasi frekuensi, kualitas dan
Domain : 12 • Pain Level, faktor presipitasi.
Kenyamanan • Pain control • Observasi reaksi
Kelas : 1 kenyamanan fisik • Comfort level KH : nonverbal dan
Halaman: 469 NANDA • Mampu mengontrol ketidaknyamanan.
Batas Karakteristik nyeri (tahu penyebab • Gunakan teknik
1. Ekspresi wajah nyeri (mata nyeri, mampu komunikasi terapeutik untuk
kurang pencahayaan, tampak menggunakan tehnik mengetahui pengalaman nyeri
kacau, gerakan mata nonfarmakologi pasien
berpencar atau berada pada untuk mengurangi • Kaji kultur yang
satu focus, meringis.) nyeri, mencari mempengaruhi respon nyeri
2. Mengekspresikan bantuan) Evaluasi pengalaman
perilaku(mis, gelisah, • Melaporkan bahwa nyeri masa lampau
merengek, menangis, nyeri berkurang • Evaluasi bersama
waspada) dengan menggunakan pasien dan tim kesehatan lain
manajemen nyeri. tentang ketidakefektifan
• Mampu kontrol nyeri masa Iampau
mengenali nyeri • Bantu pasien dan
(skala, intensitas, keluarga untuk mencari dan
frekuensi dan tanda
17
nyeri) menemukan dukungan
Menyatakan rasa • Kontrol lingkungan yang
nyaman setelah nyeri dapat mempengaruhi nyeri
berkurang seperti suhu ruangan,
pencahayan dan kebisingan.
• Kurangi faktor presipitasi
nyeri.
• Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi,nonfarmakologi
dan inter personal)
• Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan intervensi
Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
• Berikan anaIgetik untuk
mengurangi nyeri
• Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
• Tingkatkan istirahat
• Kolaborasikan dengan
dokter jika ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak berhasil
• Monitor penerimaan
pasien tentang manajemen nyeri
2. Analgesic
Administration
18
• Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum pemberian
obat
• Cek instruksi dokter
tentang jenis obat, dosis, dan
frekuensi
• Cek riwayat alergi
• Pilih analgesik yang
diperlukan atau kombinasi dari
analgesik ketika pemberian lebih
dari satu
• Tentukan pilihan
analgesik tergantung tipe dan
beratnya nyeri
• Tentukan analgesik
pilihan, rute pemberian, dan
dosis optimal
• Pilih rute pemberian
secara IV, IM untuk pengobatan
nyeri secara teratur
• Monitor vital sign
sebelum dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
• Berikan analgesik tepat
waktu terutama saat nyeri hebat
• Evaluasi efektivitas
19
analgesik, tanda dan gejala
Pelambatan pemulihan pasca- bedah Setelah dilakukan tindakan 1. Perawatan area syatan
berhubungan hambatan mobilitas keperawatan selama 1x 24 jam • Control infeksi
(1998,2006,2013 ;LOE 2.1) : • Pemberian obat
Domain : 11 Keamanan Tujuan : 2. Manajemen nutrisi
/perlindungan • Pemulihan • Terapi nutrisi
Kelas : 2 Cedera fisik pembedahan : 3. Manajemen nyeri
Halaman :429 Penyembuhan KH • Bantuan perawatan diri
Batasan Karakteristik : • Monitor tanda-tanda vital
1. Hambatan mobilitas • Mencapai kembali • Perawatan tirah baring
2. ketidaknyamanan tingkat energi para • Bantuan perawatan diri
3. Tidak mampu melakukan pembedahan yang • Perawatan luka :Drainase
aktivitas ditandai dengan klien tertutup.
tampak mampu
beristirahat.
• Menujukan pemulihan
insisi pembedahan
Ketidakseimbangan nutrisi : kurang Setelah dilakukan tindakan Nutrition Monitoring
dari kebutuhan tubuh berhubungan keperawatan selam 3 x 24 jam: • BB pasien dalam batas
dengan ketidakmampuan mencerna Tujuan : normal
makanan. (1975,2000) Monutrional status : • Monitor adanya penurunan
Domain :2 Nutrisi Food and fluid Intake KH : berat badan
Kelas : 1 Makan 1. Mampu mengontrol nyeri • Monitor tipe dan jumlah
Halaman : 177 pada klien aktivitas yang biasa
2. Melaporkan bahwa nyeri dilakukan
• Monitor interaksi anak atau
20
berkurang orang tua selama makan
3. Mengatakan rasa nyaman Monitor lingkungan selama
setelah nyeri berkurang makan
Jadwalkan pengobatan dan
perubahan pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
Monitor mual dan muntah
Monitor kadar
albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
Monitor pucat, kemerahan,
dan kekeringan jaringan
konjungtiva
Monitor kalori dan intake
nutrisi
Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas
oral.
Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet
21
Gangguan pola tidur ,L Setelah dilakukan tindakan 1. Manajemen lingkungan
berhubungan dengan Imobilisasi. keperawatan selama 3 x 24 2. pemberian obat
(1980,1998,2006 jam 3. Terapi relaksasi
OE 2.1) : Tarik nafas dalam
Domain : 4 Aktivitas Tujuan : 4. Memandikan klien
/Istirahat • Anxiety reduction 5. memijat klien
Kelas : 1 Tidur /istirahat • Comfort level 6. manajemen nutrisi
Halaman : 229 jel • Rest :Extent and 7. manajemen nyeri
Batasan karakteristik as patten
1. Ketidakpuasan tidur • Sleep :Extentan patten
2. sering terjaga mers
tanpa penyebab a KH :
3. Menyatakan tidak • Jumlah jam tidur
cukup istirahat. dalam batas normal 6-
8 jam
/hari
• Pola tidur ,kualitas
dalam batas normal .
• Mampu
mengidentifikasi hal-
hal yang
meningkatkan tidur.
22
Risiko Infesksi Setelah dilakukan tindakan 1. Kontrol infeksi
(1986,2010,2013;LOE 2.1) keperawatan selama 3 x 24 Kontol\infeksi: intraoperasi
Domain:11 Keamanan jam 2. Perlindungan infeksi
/Perlindungan : • perawatan luka
Kelas : 1 Infeksi Tujuan : • monitor tanda –tanda vital
Halaman : 405 • Keparahan infeksi • perawatan luka :tidak
KH : sembuh irigasi
• Kontrol Risiko • manajemen pengobatan
:Proses
infeksi
23
12) Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana
keperawatan. Tindakan mencakup tindakan mandiri dan tindakan kolaborasi.
(Tarwoto & Wartonah, 2011).
13) Evaluasi
Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana perawatan dapat
dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang
diberikan. (Tarwoto & Wartonah, 2011). Untuk menentukan masalah teratasi,
teratasi sebagian, tidak teratasi atau muncul masalah baru adalah dengan cara
membandingkan antara SOAP dengan tujuan, kriteria hasil yang telah di
tetapkan. Format evaluasi menggunakan :
S : subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat dari klien
setelah tindakan diperbaiki
24
PROGRAM STUDI D.III
KEPERAWATAN JURUSAN
KEPERAWATAN POLTEKKES
MAKASSAR
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. B
Umur : 30 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan terakhir : SMA
Agama : Islam
Pekerjaan : guru teka
Alamat : Kahu-Kahu
Tgl. Masuk RS : 18 Januari 2021
25
4. Riwayat keluarga
a. Genogram
V. PENGKAJIAN KEBUTUHAN
1. Kepala
a. Bentuk kepala : Lonjong, simetris
b. Keadaan rambut : Kusam, dan mudah patah
c. Keadaan kulit kepala : Bersih
d. Nyeri kepala/ pusing : Tidak ada nyeri
e. Komentar :
2. Mata / penglihatan
a. Ketajaman penglihatan : 6/ 36
b. Peradangan : Tidak ada
c. Sclera : Putih
26
d. Pupil, respon : Baik, normal
e. Gerak bola mata : Pergerakan bola mata simetris
f. Konjunctiva : Anemis
g. Lapang pandang : Kurang baik
h. Reflex kornea : Normal
i. Rasa nyeri :-
j. Pemakaian alat bantu : Tidak ada
k. Komentar :
3. Hidung / penciuman
a. Struktur : Normal, simetris
b. Polip :-
c. Sinus : Normal
d. Perdarahan : Tidak ada
e. Fungsi penciuman : Baik, normal
f. Komentar :
4. Telinga / pendengaran
a. Stuktur : Normal
b. Nyeri : Tidak ada nyeri
c. Cairan :-
d. Tanda- tanda peradangan : Tidak ada
e. Fungsi pendengaran : Normal
f. Alat bantu : Tidak ada
g. Komentar :
5. Mulut
a. Keadaan gigi : Normal, bersih
b. Problem menelan :-
c. Bicara : Normal
d. Rongga mulut : Tidak ada peradangan, uvula simetris
e. Fungsi mengunyah : Normal
f. Fungsi pengecap : Normal
g. Komentar :
6. Leher
a. Vena jugularis : Tidak ada pembesaran vena jugularis
b. Arteri karotis : Normal
27
c. Pembesaran tiroid : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
d. Pembesaran kelenjar limfa : Tidak ada pembesaran kelenjar limfa
e. Komentar :
7. Pernapasan
a. Bentuk dada : Simetris
b. Pergerakan / pengembangan thoraks : Simetris
c. Batuk : Tidak batuk
d. Sputum : Tidak ada
e. Vocal fremitas : Normal, Tidak terdapat bunyi
f. Resonansi : Normal
g. Bunyi napas ; Normal
h. Bunyi napas tambahan : Tidak ada
i. Komentar :
8. Jantung
a. Ukuran jantung : Normal
b. Denyut jantung : 88× /menit
c. Nyeri dada : Tidak ada nyeri
d. Palpitasi :-
e. Bunyi jantung : Normal
f. Bising jantung :-
g. Komentar :
9. Abdomen
a. Warna kulit : Normal, tidak ada pelebaran pembuluh darah
b. Bayangan peristaltic :-
c. Keadaan permukaan abdomen : Normal
d. Gerak abdomen : peristaltik
e. Pembesaran abdomen :-
f. Keadaan perkusi abdomen :
g. Nyeri tekan : terdapat nyeri tekan saat gerak
h. Peristaltik : 12× /menit
i. Komentar :
10. Perkemihan
a. Edema kelopk mata : Tidak ada
b. Nyeri pinggang / punggung : Tidak ada nyeri
28
c. Keadaan kandung kemih : Normal
d. Bau mulut amoniak :-
e. Komentar :
11. Reproduksi
a. Siklus menstruasi : Baik
b. Keadaan organ kelamin luar : Normal
c. Pembesaran prostat :-
d. Kehamilan :-
e. Perdarahan :-
f. Komentar :
12. Status Neorologis
a. Tingkat kesadaran : composmentis
b. Koordinasi : normal
c. Memori : normal
d. Orientasi : normal
e. Kelumpuhan (motorik) :-
f. Gangguan sensasi :-
g. Kejang- kejang :-
h. Komentar :
13. Musculoskeletal
a. Kekuatan otot : Kanan : 5 , Kiri : 5
b. Tenus otot :
29
c. Kekakuan sendi : Normal
d. Trauma :-
e. Nyeri : Tidak ada nyeri
f. Pola aktivitas : kurang terkoordinasi
g. Komentar :
14. Kulit
a. Tekstur : Lembut
b. Turgor : Normal
c. Warna : Sawo matang
d. Kelembaban : Baik
e. Lesi :-
f. Komentar :
15. Endokrin
a. Penonjolan bola mata : Tidak ada penonjolan bola mata
b. Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada Pembesaran kelenjar tiroid
c. Aktivitas : Sebelum MRS sebagai guru
d. Perubahan suara :-
e. Tremor :-
f. Pigmentasi kulit :-
g. Komentar :
PEMERIKSAAN FISIK
1. Inspeksi :
30
a. Vocal : meringis
b. Ekspresi wajah : Mengatupkan
c. Gerakan badan : memegang bagian perut yang sakit
d. Interaksi social : Menghindari percakapan
e. Tidur : susah tidur,. kadang – kadang bangun waktu malam
f. Higiano :
mandi : iya
pakaian bersih : ya
Dibantu keluarga
membutuhkan mandi dan berpakaian : Ya
31
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
32
Makassar, 16 Januari 2021
Mahasiswa
NUR FITRAH
NIM: PO713201191183
ANALISA DATA
33
TD: 130/80 mmHg
Nadi: 88x/menit
Nafas: 26x/mnit
Suhu: 36,5⁰ C
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubugan dengan cedera biologis ditandai dengan tampak meringis
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi makanan ditandai
dengan nafsu makan menurun
34
RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Ny. B
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
35
muntah klien ahli gizi untuk jumlah kalori dan
berkurang menentukan jumlah nutrisi yang
2. Status nutrisi kalori dan nutrisi dibutuhkan pasien.
meningkat yang dibutuhkan 3. Memberikan
pasien informasi tentang
3. Anjurkan pasien kebutuhan nutrisi.
untuk 4. Memonitor jumlah
meningkatkan nutrisi dan
intake fe kandungan kalori
4. Anjurkan pasien yang didapatkan
untuk pasien.
meningkatkan 5. Memonitor
protein dan vitamin makanan yang
C didapatkan pasien
5. Berikan substansi habis atau tidak.
gula 6. Mengidentifikasi
6. Berikan informasi faktor-faktor yang
tentang kebutuhan menyebabkan
nutrisi mual pasien
7. Monitor jumlah sebelumnya.
nutrisi dan 7. Memonitor adanya
kandungan kalori penurunan berat
8. Kaji kemampuan badan.
pasien untuk 8. Memonitor
mendapatkan nutrisi lingkungan selama
yang dibutuhkan makan.
9. Memonitor
kekeringan,
rambut kusam,
dan mudah patah.
10. Memonitor mual
muntah,memonito
r kadar albumin,
total protein, Hb,
Ht.
36