Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

Oleh :

NAMA : RISKA WULANDARI SAPUTRI

NIM : PO713201191189

KELAS : IID

DOSEN PENGAMPU :

RUSNI MATO, S.KEP,NS,M.KES

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D.III KEPERAWATAN
2021
Laporan Pendahuluan
Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

1. PENGERTIAN
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel- partikel bermuatan
listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan (Abdul H, 2008).
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap
stressor fisiologis dan lingkungan (Tarwoto & Wartonah, 2004).
Keseimbangan cairan yaitu keseimbangan antara intake dan output. Dimana
pemakaian cairan pada orang dewasa antara 1.500ml - 3.500ml/hari, biasanya
pengaturan cairan tubuh dilakukan dengan mekanisme haus.
Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan
cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan
elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke
dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu
dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang
lainnya.
A. Komposisi Cairan Utama
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu :
1. Cairan Intraseluler (CIS)
Cairan intraseluler yaitu cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh (Abdul H,
2008). Cairan ini menyusun sekitar 70% dari total cairan tubuh (total body
water[TBW]). CIS merupakan media tempat terjadinya aktivitas kimia sel (Taylor,
1989). Pada orang dewasa, CIS menyusun sekitar 40% berat tubuh atau ⅔ dari
TBW, contoh: pria dewasa 70kg CIS 25liter. Sedangkan pada bayi 50% cairan
tubuhnya adalah cairan intraseluler.

2. Cairan extraseluler (CES)


Cairan Exstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel da menyusun sekitar 30%
dari total cairan tubuh. Pada orang dewasa CES menyusun sekitar 20% berat tubuh
(Price & Wilson, 1986). CES terdiri dari tiga kelompok yaitu (Abdul H, 2008) :
a. Cairan intravaskuler (plasma) yaitu cairan di dalam sistem vaskuler.
b. Cairan intersitial yaitu cairan yang terletak diantara sel.
c. Cairan transeluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan
intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
Guna mempertahankan keseimbangan kimia dan elektrolit tubuh serta
mempertahankan pH yang normal, tubuh melakukan mekanisme pertukaran dua arah
antara CIS dan CES. Elektrolit yang berperan yaitu:anion dan kation.

A. Faktor-Faktor Keseimbangan Cairan dan Elektrolit


Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
antara lain :
a. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan
berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan.
Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan
cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan
keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.
b. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban
udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan
elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di
lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per
hari.
c. Diet
Diet seseorang berpengaruh terhadap intakecairan dan elektrolit. Ketika intake
nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan
glikogen otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air
sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.

d. Kondisi Sakit
Pengatur utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus
dikendalikan berada di otak Sedangkan rangsangan haus berasal dari kondisi
dehidrasi intraseluler, sekresi angiotensin II sebagai respon dari penurunan
tekanan darah, perdarahan yang mengakibatkan penurunan volume darah.
Perasaan kering di mulut biasanya terjadi bersama dengan sensasi haus
walupun kadang terjadi secara sendiri. Sensasi haus akan segera hilang
setelah minum sebelum proses absorbsi oleh tractus gastrointestinal.

Kehilangan cairan tubuh melalui empat rute (proses) yaitu :

a. Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinarius
merupakan proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal
outputurine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per
jam pada orang dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan produksi
urine bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat
meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap
mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.

b. IWL (Invisible Water Loss)


IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, melalui kulit dengan mekanisme
difusi. Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini
adalah berkisar 300-400 mL per hari, tapi bila proses respirasi atau suhu
tubuh meningkat maka IWL dapat meningkat.
c. Keringat
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini
berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui
sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.

d. Feces
Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per hari, yang diatur
melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon)
B. Pergerakan Cairan dan Elektrolit Tubuh
Mekanisme pergerakan cairan tubuh berlangsung dalam empat proses
(proses transport) yaitu :
1) Difusi
Yaitu perpindahan larutan dari area berkonsentrasi tinggi menuju
area berkonsentrasi rendah dengan melintasi membrane
semipermiabel. Kecepatan difusi dipengaruhi oleh tiga hal, yakni
ukuran molekul, konsentrasi larutan, dan temperatur larutan
2) Filtrasi
Yaitu pergerakan cairan dan zat terlarut dari area dengan tekanan
hidrostatik tinggi ke area dengan tekanan hidrostatik rendah. Filtrasi
penting dalam mengatur cairan keluar dari arteri ujung kapiler. Ini
memungkinkan kekuatan yang memungkinkan ginjal untuk
memfilter 180 liter/hari.
3) Transport Aktif
Yaitu proses pengangkutan yang digunakan oleh molekul untuk
berpindah melintasi membrane sel melewati gradien
konsentrasinya (gerakan partikel dari konsentrasi satu ke
konsentrasi lain tanpa memandang tingkatannya.
4) Osmosis
Yaitu perpindahan cairan melintasi membran semipermiabel dari
area berkonsentrasi menuju area yang berkonsentrasi tinggi.
Osmosis dapat melewati semua membran bila konsentrasi yang
terlarut keduanya berubah.

C. Gangguan Volume Cairan


1. Hipovolemia (Kekurangan Volume cairan)
Kekurangan Volume cairan (FVD) terjadi jika air dan elektrolit hilang
pada proporsi yang sama ketika mereka berada pada cairan tubuh
normal sehingga rasio elektrolit serum terhadap air tetap sama (Brunner
& suddarth, 2002), pengertian hipovolemia yaitu sebagai berikut :
a. Hipovolemia adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan
ekstraseluler (CES).
b. Hipovolemia adalah penipisan volume cairan ekstraseluler (CES).
c. Hipovolemia adalah kekurangan cairan di dalam
bagian-bagian ekstraseluler (CES).

2. ETIOLOGI
Hipovolemia ini terjadi dapat disebabkan karena :

b. Penurunan masukkan.
c. Kehilangan cairan yang abnormal melalui : kulit, gastro intestinal, ginjal
abnormal, dll.
d. Perdarahan.

3. PATOFISIOLOGI
Kekurangan volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan
dan elektrolit ekstraseluler dalam jumlah yang proporsional (isotonik).
Kondisi seperti ini disebut juga hipovolemia. Umumnya, gangguan ini
diawali dengan kehilangan cairan intravaskuler, lalu diikuti dengan
perpindahan cairan interseluler menuju intravaskuler sehingga
menyebabkan penurunan cairan ekstraseluler. Untuk untuk
mengkompensasi kondisi ini, tubuh melakukan pemindahan cairan
intraseluler. Secara umum, defisit volume cairan disebabkan oleh
beberapa hal, yaitu kehilangan cairan abnormal melalui kulit, penurunan
asupancairan , perdarahan dan pergerakan cairan ke lokasi ketiga (lokasi
tempat cairan berpindah dan tidak mudah untuk mengembalikanya ke
lokasi semula dalam kondisi cairan ekstraseluler istirahat). Cairan dapat
berpindah dari lokasi intravaskuler menuju lokasi potensial seperti pleura,
peritonium, perikardium, atau rongga sendi. Selain itu, kondisi tertentu,
seperti terperangkapnya cairan dalam saluran pencernaan, dapat terjadi
akibat obstruksi saluran pencernaan.

4. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala klinik yang mungkin didapatkan pada klien dengan
hipovolemia antara lain : pusing, kelemahan, keletihan, sinkope, anoreksia, mual,
muntah, haus, kekacauan mental, konstipasi, oliguria. Tergantung jenis kehilangan
cairan hipovolemia dapat disertai ketidak seimbangan asam basa,
osmolar/elektrolit. Penipisan (CES) berat dapat menimbulkan syok hipovolemik.
Mekanisme kompensasi tubuh pada kondisi hipolemia adalah dapat berupa
peningkatan rangsang sistem syaraf simpatis (peningkatan frekwensi jantung,
inotropik (kontraksi jantung) dan tahanan vaskuler), rasa haus, pelepasan hormon
antideuritik (ADH), dan pelepasan aldosteron. Kondisi hipovolemia yang lama
menimbulkn gagal ginjal akut.

5. KOMPLIKASI

Akibat lanjut dari kekurangan volume cairan dapat mengakibatkan :


a. Dehidrasi (Ringan, sedang berat).
b. Renjatan hipovolemik.

c. Kejang pada dehidrasi hipertonik.


d. Hipervolemia (kelebihan Volume Cairan). Hipervolemia (FVE) yaitu
Keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko mengalami
kelebihan cairan intraseluler atau interstisial. (Carpenito, 2000). Kelebihan
volume cairan mengacu pada perluasan isotonok dari CES yang
disebabkan oleh retensi air dan natrium yang abnormal dalam proporsi
yang kurang lebih sama dimana mereka secara normal berada dalam CES.
Hal ini selalu terjadi sesudah ada peningkatan kandungan natrium tubuh
total, yang pada akhirnya menyebabkan peningkatan air tubuh total.
(Brunner & Suddarth. 2002).
Kelebihan volume cairan mengacu pada perluasan isotonok dari CES yang
disebabkan oleh retensi air dan natrium yang abnormal dalam proporsi
yang kurang lebih sama dimana mereka secara normal berada dalam CES.
Hal ini selalu terjadi sesudah ada peningkatan kandungan natrium tubuh
total, yang pada akhirnya menyebabkan peningkatan air tubuh total.
(Brunner & Suddarth. 2002).
6. PENGKAJIAN
1. Riwayat Kesehatan
a. Asupan cairan dan makanan (oral dan Parental).
b. Tanda dan gejala gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
c. Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis cairan dan
elektrolit.
d. Pengobatan tertentu yang tengah dijalani yang dapat mengganggu status
cairan.
e. Status perkembangan (usia atau kondisi sosial).
f. Faktor psikologis (perilaku emosional).
2. Pengukuran Klinik
a. Berat Badan (BB)
Peningkatan atau penurunan 1 kg BB setara dengan penambahan atau
pengeluaran 1 liter cairan, ada 3 macam masalah keseimbangan cairan yang
berhubungan dengan berat badan :

1) Ringan : ± 2%
2) Sedang : ± 5%
3) Berat : ±10%
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang
sama dengan menggunakan pakaian yang beratnya sama.

b. Keadaan Umum
Pengukuran tanda-tanda vital seperti suhu, nada, pernapasan, dan tekanan
darah serta tingkat kesadaran.

c. Asupan cairan
Asupan cairan meliputi:

1) Cairan oral : NGT dan oral


2) Cairan parental : termasuk obat-obat intravena
3) Makanan yang cenderung mengandung air
4) Iritasi kateter
d. Pengukuran keluaran cairan
1) Urin : volume, kejernihan/kepekatan
2) Feses : jumlah dan konsistensi
3) Muntah
4) Tube drainage & IWL
e. Ukuran keseimbangan cairan dengan akurat : normalnya sekitar 200cc.
7. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik difokuskan pada :

a. Integument : keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan otot,


tetani dan sensasi rasa.
b. Kardiovaskuler : distensi vena jugularis, tekanan darah, hemoglobin
dan bunyi jantung.
c. Mata : cekung, air mata kering.
d. Neurology : reflek, gangguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran.
e. Gastrointestinal : keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah-
muntah dan.

8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan elektrolit serum
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kadar natrium, kalium, klorida,
ion bikarbonat.

b. Pemeriksaan darah lengkap


Pemeriksaan ini meliputi jumlah sel darah merah, hemoglobin (Hb),
hematrokit (Ht).
Ht naik : adanya dehidrasi berat dan gejala syok.
Ht turun : adanya perdarahan akut, masif, dan reaksi hemolitik.
Hb naik : adanya hemokonsentrasi
Hb turun : adanya perdarahan habat, reaksi hemolitik.

pH dan berat jenis urine


Berat jenis menunjukkan kemampuan ginjal untuk mengatur konsentrasi
urine. Normalnya, pH urine adalah 4,5-8 dan berat jenisnya 1,003-1,030.
c. Analisa gas darah
Biasanya, yang diperiksa adalah pH, PO2, HCO3-, PCO2,dan saturasi O2.
Nilai normal PCO2 : 35 – 40 mmHg; PO2 : 80 – 100 mmHg; HCO - : 25 – 29
3
mEq/l. Sedangkan saturasi O2 adalah perbandingan oksigen dalam darah dengan
jumlah oksigen yang dapat dibawa oleh darah, normalnya di arteri (95 – 98 %)
dan vena (60 – 85 %
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY. “M” DENGAN KEBUTUHAN CAIRAN &
ELEKTROLIT

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny”A”
Umur : 45 Thn
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan terakhir : SMA
Agama : Islam
Pekerjaan : belum ada
Alamat : Labessi Kab.Soppeng
Tgl. Masuk RS : 12 Januari 2021
Diagnose medik : Kekurangan cairan

II. RIWAYAT KESEHATAN


1. Keluhan utama : Sering terbangun pada malam hari dengan penyebab tidak jelas dan
susah untuk tidur kembali.Klien juga mengeluh lemas dan tidak bisa berkonsentrasi klien nampak
kusam dan konjuktiva terlihat pucat.
2. Riwayat keluhan utama
a. Faktor pencetus :
b. Sifat keluhan : Menetap
c. Lokasi & penyebaranx : Seluruh badan sampai kepala
d. Skala keluhan : sedang
e. Mulai & lamax keluhan : dirasakan sejak 10 Januari 2021
f. Hal- hal yang meringankan / memperberat : meringankan saat tidak beraktifitas /
memberatkan saat beraktifitas

3. Riwayat kesehatan masa lalu : tidak ada


a. Pernahkah dirawat di RS : ya / tidak, penyakit / keluhan : tidak
kapan : tidak lamanya : tidak
b. Pernah mengalami pembedahan : ya / tidak, penyakit : tidak
Lamanya di RS : tidak
c. Riwayat alergi : ya / tidak, terhadap zat/ obat/ makanan/ minuman : tidak
d. Kebiasaan / ketergantungan terhadap zat/ minuman / obat / kopi/ alcohol/ rokok. Lainnya : :
Tidak ada
4. riwayat keluarga
genogram :
G1

G2

G3

Keterangan :

:Laki-laki : Meninggal

:perempuan

:pasien

Kesimpulan :

G1 :kakek dan nenek dari ayah ,maupun ibu meninggal karena factor tidak diketahui

G2 : ayah klien mempunyai 3 saudara laki-laki meninggal karena factor tidak diketahui dan ibu klien
mempunyai 2 saudara perempuan dan 1 laki-laki 2 perempuan tersebut meninggal dengan factor tidak
diketahui.

G3 : klien memiliki 2 saudari perempuan yang tidak diketahui usianya berapa

III. TANDA- TANDA VITAL


1. Suhu : 36,5
2. Denyut : 120x/menit
3. Tekanan darah : 80/65 mmhg
4. Pernapasan : 24 x/menit

IV. TB (TINGGI BADAN) :150 cm BB (BERAT BADAN) : 50 kg

V. PENGKAJIAN KEBUTUHAN

A. PEMERIKASAAN FISIK PADA ORGAN TUBUH

1. Kepala
a. Bentuk kepala : oval simetris
b. Keadaan rambut : lurus hitam
c. Keadaan kulit kepala : bersih
d. Nyeri kepala/ pusing : hilang timbul
e. Komentar : baik
2. Mata / penglihatan
a. Ketajaman penglihatan: normal
b. Peradangan : tidak ada
c. Sclera : berwarna
d. Pupil, ukuran : isokor reaksi / respon : melebar saat terkena rangsangan cahaya
e. Gerak bola mata : mengikuti arah
f. Konjunctiva : tidak anemis
g. Lapang pandang : mampu melihat benda disekitar ruangan
h. Reflex kornea : peka terhadap cahaya
i. Rasa nyeri : tidak ada
j. Pemakaian alat bantu : kaca mata : tidak ada lensa optic:tidak ada
k. Komentar : baik
3. Hidung / penciuman
a. Struktur : simetris
b. Polip : tidak ada
c. Sinus : tidak ada
d. Perdarahan : tidak ada
e. Fungsi penciuman : berfungsi dengan baik
f. Komentar : baik
4. Telinga / pendengaran
a. Stuktur : simetris
b. Nyeri : tidak ada
c. Cairan : tidak ada
d. Tanda- tanda peradangan : tidak ada
e. Fungsi pendengaran : tidak ada
f. Alat bantu : tidak ada
g. Komentar : baik
5. Mulut
a. Keadaan gigi : lengkap
b. Problem menelan :tidak ada
c. Bicara : jelas
d. Rongga mulut : Nampak kotor
e. Fungsi mengunyah : mengunyah dengan baik
f. Fungsi pengecap : mampu membedakan baik
g. Komentar : rongga mulut Nampak kotor
6. Leher
a. Vena jugularis : tidak nampak
b. Arteri karotis : teraba
c. Pembesaran tiroid : tiodak ada
d. Pembesaran kelenjar limfa : tidak ada
e. Komentar : baik
7. Pernapasan
a. Bentuk dada : simetris
b. Pergerakan / pengembangan thoraks : seirama dengan napas
c. Batuk : tidak ada
d. Sputum : tidak ada
e. Vocal fremitas : normal
f. Resonansi : normal
g. Bunyi napas ; normal
h. Bunyi napas tambahan : tidak ada
i. Komentar : baik
8. Jantung
a. Ukuran jantung : tidak dikaji
b. Denyut jantung : berirama
c. Nyeri dada : tidak ada
d. Palpitasi : tidak dikaji
e. Bunyi jantung : tidak dikaji
f. Bising jantung : tidak ada bising jantung
g. Komentar :-
9. Abdomen
a. Warna kulit : sawo matang
b. Bayangan peristaltic : tidak terdapat bunyi peristaltik
c. Keadaan permukaan abdomen : baik
d. Gerak abdomen :normal
e. Pembesaran abdomen : tidak ada
f. Keadaan perkusi abdomen : tidak dikaji
g. Nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan
h. Peristaltik Tidak ada
i. Komentar Baik
10. Perkemihan
a. Edema kelopk mata : tidak ada edema
b. Nyeri pinggang / punggung : tidak ada
c. Keadaan kandung kemih : mampu mengkosongkan kanmdung kemih
d. Bau mulut amoniak : tidak ada
e. Komentar : tidak ada
11. Reproduksi
a. Siklus menstruasi : normal
b. Keadaan organ kelamin luar : tidak dikaji
c. Pembesaran prostat :tidak ada
d. Kehamilan : belum pernah
e. Perdarahan : tidak ada
f. Komentar : tidak ada
12. Status Neorologis
a. Tingkat kesadaran : komposmentis
b. Koordinasi : normal
c. Memori : mampu mengingat dengan baik
d. Orientasi : baik
e. Kelumpuhan (motorik) : tidak lumpuh
f. Gangguan sensasi : tidak ada gangguan
g. Kejang- kejang : tidak kejang
h. Komentar : baik
13. Musculoskeletal
a. Kekuatan otot : lemah
b. Tenus otot :terdapat penurunan pada tenus otot
c. Kekakuan sendi : lemah
d. Trauma : tidak ada trauma
e. Nyeri :tidak ada
f. Pola aktivitas : selama dirawat klien hanya di tempat tidur
g. Komentar : tidak ada
14. Kulit
a. Tekstur : kulit terasa halus
b. Turgor : bagus
c. Warna : sawo matang
d. Kelembaban : kurang
e. Lesi : tidak ada
f. Komentar : baik
15. Endokrin
a. Penonjolan bola mata : tidak ada benjolan
b. Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran
c. Aktivitas : klien hanya bisa duduk dan baring ditempat
tidur
d. Perubahan suara :Tidak ada
e. Tremor :Hilang timbul
f. Pigmentasi kulit :gelap
g. Komentar Tidak ada

A.RIWAYAT KEBUTUHAN CAIRAN & ELEKTROLIT

Riwayat Kebiasaan Masa Lalu

1. Kebiasaan pemenuhan cairan yang dikonsumsi dalam 24 jam : air putih jumlah yang diminum :
880ml
Jenisnya :air putih
2. Kebiasaan/pola pengeluaran cairan :
Melalui muntah : tidak diare : tidak
Penguapan :tidak keringat yang berlebihan : tidak
3. Penyakit yang pernah diderita :
Ginjal : tidak jantung : tidak DM : tidak hipertensi : tidak
4. Riwayat saat ini/sekarang
a. Perasaan haus meningkat : tdak merasaaa haus
b. Pengeluaran urin menurun : pengeluaran urine menurun
c. Konsentrasi urine menurun : tidak dikaji
d. Peningkatan berat badan : tidak ada peningkatan berat badan
e. Kesulitan bernapas : tidak ada

PEMERIKSAAN FISIK

1. Inspeksi
Keadaan wajah : pucat lemas sigomatikum : tidak ada
Rongga mulut&kelembaban : kering& pucat kepekaan neuromuskuler : peka
Vena/leher:cukup teraba
Air mata&saliva : tidak dikaji, keadaan mata : cekung
Keadaan ubun-ubun (<2 tahun) : tidak dikaji
2. Auskultasi
a. Ronchi/rales : tidak ada bising ronchi
b. Peristaltik usus : tidak ada bising usus
3. Palpasi
a. Edema : tiak ada
b. Turgor kulit : tidak elastis
c. Keadaan kulit : dingin dan lembab
d. Temperatur kulit : 36,5
e. Bola mata : reaksi peka terhadap cahaya

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratarium
2. Studi diagnosa
ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


1. Ds: Ny”S mengatakan lemas dan haus Penurunan asupan
cairan
Do : TTV
TD : 80/65
N : 120x/menit
S : 36,5
P : 24x/menit
klien lemas dan haus
Devisit volume cairan
berhubungan dengan
kehilangan cairan aktif
tekanan darah rendah

Klien diberikan kalium : 2,9 Meq/liter Gangguankebutuhan


natrium : 125 Meq/liter cairan elektrolit
RENCANA KEPERAWATAN

Nama : Ny “A”
Umur : 45 Thn
Jenis kelamin : Perempuan

No Tujuan/Kriteria hasil Intervensi Implementasi


DX Kep
Setelah dilakukan tindakan - Kaji tanda- - Mengetahui
keperawatan diharapkan klien tanda vital keaddaan
menunjukkan tekanan darah - Anjurkan klien umum klien
normal dengan minum air - Agar interaksi
Kriteria hasil : putih sesering cairan cukup
- TD : 120/80 mungkin - Agar tekanan
- Kondisi tubuh tidak lemas - Memberikan darah normal
buah-buahan&
lagi/normal
sayur
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN

Nama pasien : Diagnosa Medis :


Nama
ibu :
No Reg : Ruangan :

No Hari/t Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi P


gl ar
af
1 2 3 4 5 6
Defisit volume cairan Mengkaji S : klien
berhubungan dengan mengatakan
kehilangan cairan aktif TTV hasil : tidak lemas lagi
ditandai dengan tubuh lemas
dan hipotensi TD : 120/80

N : 120x/menit O : TD : 120/80
mmhg
S: 36,5
N : 120x/menit
P : 24x/menit
S:36,5
Menganjurka
P : 24x/menit
klien untuk
minum air putih
sedikit tapi A : masalah
sering teratasi

Hasil : klien
P :pertahankan
minum air putih intervensi
sedikit namun
sering

Memberikan
buah-
buahan&sayur

Hasil : klien
makan buah-
buahan dan
sayur sayuran

Anda mungkin juga menyukai