Oleh :
NIM : PO713201191189
KELAS : IID
DOSEN PENGAMPU :
1. PENGERTIAN
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel- partikel bermuatan
listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan (Abdul H, 2008).
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap
stressor fisiologis dan lingkungan (Tarwoto & Wartonah, 2004).
Keseimbangan cairan yaitu keseimbangan antara intake dan output. Dimana
pemakaian cairan pada orang dewasa antara 1.500ml - 3.500ml/hari, biasanya
pengaturan cairan tubuh dilakukan dengan mekanisme haus.
Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan
cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan
elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke
dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu
dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang
lainnya.
A. Komposisi Cairan Utama
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu :
1. Cairan Intraseluler (CIS)
Cairan intraseluler yaitu cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh (Abdul H,
2008). Cairan ini menyusun sekitar 70% dari total cairan tubuh (total body
water[TBW]). CIS merupakan media tempat terjadinya aktivitas kimia sel (Taylor,
1989). Pada orang dewasa, CIS menyusun sekitar 40% berat tubuh atau ⅔ dari
TBW, contoh: pria dewasa 70kg CIS 25liter. Sedangkan pada bayi 50% cairan
tubuhnya adalah cairan intraseluler.
d. Kondisi Sakit
Pengatur utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus
dikendalikan berada di otak Sedangkan rangsangan haus berasal dari kondisi
dehidrasi intraseluler, sekresi angiotensin II sebagai respon dari penurunan
tekanan darah, perdarahan yang mengakibatkan penurunan volume darah.
Perasaan kering di mulut biasanya terjadi bersama dengan sensasi haus
walupun kadang terjadi secara sendiri. Sensasi haus akan segera hilang
setelah minum sebelum proses absorbsi oleh tractus gastrointestinal.
a. Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinarius
merupakan proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal
outputurine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per
jam pada orang dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan produksi
urine bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat
meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap
mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.
d. Feces
Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per hari, yang diatur
melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon)
B. Pergerakan Cairan dan Elektrolit Tubuh
Mekanisme pergerakan cairan tubuh berlangsung dalam empat proses
(proses transport) yaitu :
1) Difusi
Yaitu perpindahan larutan dari area berkonsentrasi tinggi menuju
area berkonsentrasi rendah dengan melintasi membrane
semipermiabel. Kecepatan difusi dipengaruhi oleh tiga hal, yakni
ukuran molekul, konsentrasi larutan, dan temperatur larutan
2) Filtrasi
Yaitu pergerakan cairan dan zat terlarut dari area dengan tekanan
hidrostatik tinggi ke area dengan tekanan hidrostatik rendah. Filtrasi
penting dalam mengatur cairan keluar dari arteri ujung kapiler. Ini
memungkinkan kekuatan yang memungkinkan ginjal untuk
memfilter 180 liter/hari.
3) Transport Aktif
Yaitu proses pengangkutan yang digunakan oleh molekul untuk
berpindah melintasi membrane sel melewati gradien
konsentrasinya (gerakan partikel dari konsentrasi satu ke
konsentrasi lain tanpa memandang tingkatannya.
4) Osmosis
Yaitu perpindahan cairan melintasi membran semipermiabel dari
area berkonsentrasi menuju area yang berkonsentrasi tinggi.
Osmosis dapat melewati semua membran bila konsentrasi yang
terlarut keduanya berubah.
2. ETIOLOGI
Hipovolemia ini terjadi dapat disebabkan karena :
b. Penurunan masukkan.
c. Kehilangan cairan yang abnormal melalui : kulit, gastro intestinal, ginjal
abnormal, dll.
d. Perdarahan.
3. PATOFISIOLOGI
Kekurangan volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan
dan elektrolit ekstraseluler dalam jumlah yang proporsional (isotonik).
Kondisi seperti ini disebut juga hipovolemia. Umumnya, gangguan ini
diawali dengan kehilangan cairan intravaskuler, lalu diikuti dengan
perpindahan cairan interseluler menuju intravaskuler sehingga
menyebabkan penurunan cairan ekstraseluler. Untuk untuk
mengkompensasi kondisi ini, tubuh melakukan pemindahan cairan
intraseluler. Secara umum, defisit volume cairan disebabkan oleh
beberapa hal, yaitu kehilangan cairan abnormal melalui kulit, penurunan
asupancairan , perdarahan dan pergerakan cairan ke lokasi ketiga (lokasi
tempat cairan berpindah dan tidak mudah untuk mengembalikanya ke
lokasi semula dalam kondisi cairan ekstraseluler istirahat). Cairan dapat
berpindah dari lokasi intravaskuler menuju lokasi potensial seperti pleura,
peritonium, perikardium, atau rongga sendi. Selain itu, kondisi tertentu,
seperti terperangkapnya cairan dalam saluran pencernaan, dapat terjadi
akibat obstruksi saluran pencernaan.
4. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala klinik yang mungkin didapatkan pada klien dengan
hipovolemia antara lain : pusing, kelemahan, keletihan, sinkope, anoreksia, mual,
muntah, haus, kekacauan mental, konstipasi, oliguria. Tergantung jenis kehilangan
cairan hipovolemia dapat disertai ketidak seimbangan asam basa,
osmolar/elektrolit. Penipisan (CES) berat dapat menimbulkan syok hipovolemik.
Mekanisme kompensasi tubuh pada kondisi hipolemia adalah dapat berupa
peningkatan rangsang sistem syaraf simpatis (peningkatan frekwensi jantung,
inotropik (kontraksi jantung) dan tahanan vaskuler), rasa haus, pelepasan hormon
antideuritik (ADH), dan pelepasan aldosteron. Kondisi hipovolemia yang lama
menimbulkn gagal ginjal akut.
5. KOMPLIKASI
1) Ringan : ± 2%
2) Sedang : ± 5%
3) Berat : ±10%
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang
sama dengan menggunakan pakaian yang beratnya sama.
b. Keadaan Umum
Pengukuran tanda-tanda vital seperti suhu, nada, pernapasan, dan tekanan
darah serta tingkat kesadaran.
c. Asupan cairan
Asupan cairan meliputi:
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan elektrolit serum
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kadar natrium, kalium, klorida,
ion bikarbonat.
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny”A”
Umur : 45 Thn
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan terakhir : SMA
Agama : Islam
Pekerjaan : belum ada
Alamat : Labessi Kab.Soppeng
Tgl. Masuk RS : 12 Januari 2021
Diagnose medik : Kekurangan cairan
G2
G3
Keterangan :
:Laki-laki : Meninggal
:perempuan
:pasien
Kesimpulan :
G1 :kakek dan nenek dari ayah ,maupun ibu meninggal karena factor tidak diketahui
G2 : ayah klien mempunyai 3 saudara laki-laki meninggal karena factor tidak diketahui dan ibu klien
mempunyai 2 saudara perempuan dan 1 laki-laki 2 perempuan tersebut meninggal dengan factor tidak
diketahui.
V. PENGKAJIAN KEBUTUHAN
1. Kepala
a. Bentuk kepala : oval simetris
b. Keadaan rambut : lurus hitam
c. Keadaan kulit kepala : bersih
d. Nyeri kepala/ pusing : hilang timbul
e. Komentar : baik
2. Mata / penglihatan
a. Ketajaman penglihatan: normal
b. Peradangan : tidak ada
c. Sclera : berwarna
d. Pupil, ukuran : isokor reaksi / respon : melebar saat terkena rangsangan cahaya
e. Gerak bola mata : mengikuti arah
f. Konjunctiva : tidak anemis
g. Lapang pandang : mampu melihat benda disekitar ruangan
h. Reflex kornea : peka terhadap cahaya
i. Rasa nyeri : tidak ada
j. Pemakaian alat bantu : kaca mata : tidak ada lensa optic:tidak ada
k. Komentar : baik
3. Hidung / penciuman
a. Struktur : simetris
b. Polip : tidak ada
c. Sinus : tidak ada
d. Perdarahan : tidak ada
e. Fungsi penciuman : berfungsi dengan baik
f. Komentar : baik
4. Telinga / pendengaran
a. Stuktur : simetris
b. Nyeri : tidak ada
c. Cairan : tidak ada
d. Tanda- tanda peradangan : tidak ada
e. Fungsi pendengaran : tidak ada
f. Alat bantu : tidak ada
g. Komentar : baik
5. Mulut
a. Keadaan gigi : lengkap
b. Problem menelan :tidak ada
c. Bicara : jelas
d. Rongga mulut : Nampak kotor
e. Fungsi mengunyah : mengunyah dengan baik
f. Fungsi pengecap : mampu membedakan baik
g. Komentar : rongga mulut Nampak kotor
6. Leher
a. Vena jugularis : tidak nampak
b. Arteri karotis : teraba
c. Pembesaran tiroid : tiodak ada
d. Pembesaran kelenjar limfa : tidak ada
e. Komentar : baik
7. Pernapasan
a. Bentuk dada : simetris
b. Pergerakan / pengembangan thoraks : seirama dengan napas
c. Batuk : tidak ada
d. Sputum : tidak ada
e. Vocal fremitas : normal
f. Resonansi : normal
g. Bunyi napas ; normal
h. Bunyi napas tambahan : tidak ada
i. Komentar : baik
8. Jantung
a. Ukuran jantung : tidak dikaji
b. Denyut jantung : berirama
c. Nyeri dada : tidak ada
d. Palpitasi : tidak dikaji
e. Bunyi jantung : tidak dikaji
f. Bising jantung : tidak ada bising jantung
g. Komentar :-
9. Abdomen
a. Warna kulit : sawo matang
b. Bayangan peristaltic : tidak terdapat bunyi peristaltik
c. Keadaan permukaan abdomen : baik
d. Gerak abdomen :normal
e. Pembesaran abdomen : tidak ada
f. Keadaan perkusi abdomen : tidak dikaji
g. Nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan
h. Peristaltik Tidak ada
i. Komentar Baik
10. Perkemihan
a. Edema kelopk mata : tidak ada edema
b. Nyeri pinggang / punggung : tidak ada
c. Keadaan kandung kemih : mampu mengkosongkan kanmdung kemih
d. Bau mulut amoniak : tidak ada
e. Komentar : tidak ada
11. Reproduksi
a. Siklus menstruasi : normal
b. Keadaan organ kelamin luar : tidak dikaji
c. Pembesaran prostat :tidak ada
d. Kehamilan : belum pernah
e. Perdarahan : tidak ada
f. Komentar : tidak ada
12. Status Neorologis
a. Tingkat kesadaran : komposmentis
b. Koordinasi : normal
c. Memori : mampu mengingat dengan baik
d. Orientasi : baik
e. Kelumpuhan (motorik) : tidak lumpuh
f. Gangguan sensasi : tidak ada gangguan
g. Kejang- kejang : tidak kejang
h. Komentar : baik
13. Musculoskeletal
a. Kekuatan otot : lemah
b. Tenus otot :terdapat penurunan pada tenus otot
c. Kekakuan sendi : lemah
d. Trauma : tidak ada trauma
e. Nyeri :tidak ada
f. Pola aktivitas : selama dirawat klien hanya di tempat tidur
g. Komentar : tidak ada
14. Kulit
a. Tekstur : kulit terasa halus
b. Turgor : bagus
c. Warna : sawo matang
d. Kelembaban : kurang
e. Lesi : tidak ada
f. Komentar : baik
15. Endokrin
a. Penonjolan bola mata : tidak ada benjolan
b. Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran
c. Aktivitas : klien hanya bisa duduk dan baring ditempat
tidur
d. Perubahan suara :Tidak ada
e. Tremor :Hilang timbul
f. Pigmentasi kulit :gelap
g. Komentar Tidak ada
1. Kebiasaan pemenuhan cairan yang dikonsumsi dalam 24 jam : air putih jumlah yang diminum :
880ml
Jenisnya :air putih
2. Kebiasaan/pola pengeluaran cairan :
Melalui muntah : tidak diare : tidak
Penguapan :tidak keringat yang berlebihan : tidak
3. Penyakit yang pernah diderita :
Ginjal : tidak jantung : tidak DM : tidak hipertensi : tidak
4. Riwayat saat ini/sekarang
a. Perasaan haus meningkat : tdak merasaaa haus
b. Pengeluaran urin menurun : pengeluaran urine menurun
c. Konsentrasi urine menurun : tidak dikaji
d. Peningkatan berat badan : tidak ada peningkatan berat badan
e. Kesulitan bernapas : tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
1. Inspeksi
Keadaan wajah : pucat lemas sigomatikum : tidak ada
Rongga mulut&kelembaban : kering& pucat kepekaan neuromuskuler : peka
Vena/leher:cukup teraba
Air mata&saliva : tidak dikaji, keadaan mata : cekung
Keadaan ubun-ubun (<2 tahun) : tidak dikaji
2. Auskultasi
a. Ronchi/rales : tidak ada bising ronchi
b. Peristaltik usus : tidak ada bising usus
3. Palpasi
a. Edema : tiak ada
b. Turgor kulit : tidak elastis
c. Keadaan kulit : dingin dan lembab
d. Temperatur kulit : 36,5
e. Bola mata : reaksi peka terhadap cahaya
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratarium
2. Studi diagnosa
ANALISA DATA
Nama : Ny “A”
Umur : 45 Thn
Jenis kelamin : Perempuan
N : 120x/menit O : TD : 120/80
mmhg
S: 36,5
N : 120x/menit
P : 24x/menit
S:36,5
Menganjurka
P : 24x/menit
klien untuk
minum air putih
sedikit tapi A : masalah
sering teratasi
Hasil : klien
P :pertahankan
minum air putih intervensi
sedikit namun
sering
Memberikan
buah-
buahan&sayur
Hasil : klien
makan buah-
buahan dan
sayur sayuran