Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN

ELIMINASI

OLEH:

IRA LESTARI

PO713201191172

PRODI DIII KEPERAWATAN JURUSAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Tinjauan Medis
1. Pengertian

Eliminasi merupakan suatu proses pengeluaran zat-zat sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh.
(Saryono & Widianto, 2011)
Eliminasi adalah pengeluaran, penghilangan, penyingkiran pembersihan dan penyisihan. Dalam bidang
kesehatan eliminasi adalah proses pembuangan sisa-sisa metabolisme tubuh baik yang berupa
urine maupun fekal.

Eliminasi urine adalah keadaan dimana seorang invidu mengalami atau berisiko mengalami
disfungsi eliminasi urine. Biasanya orang yang mengalami gangguan elimasi urine akan dilakukan
katerisasi urine, yaitu tindakan memasukkan selang kateter kedalam kandung kemih melalui
uretra dengan tujuan mengeluarkan urine. (Saryono & Widianti, 2011)

Eliminasi fekal adalah keadaan dimana individu mengalami atau beresiko tinggi mengalami statis
pada usus besar mengakibatkan jarang buang air besar, keras feses kering. Untuk mengatasi
gangguan eliminasi fekal biasanya dilakukan huknah, baik huknah tinggi maupun huknah rendah.
Memasukkan cairan hangat melalui anus sampai kekolon desenden dengan menggunakan kanul
reksi

2. Etiologi
a. Gangguan eliminasi urin
1. Intakake cairan jumlah dan tipe makanan merupakan faktor utama yang mempengaruhi
output urine dan defekasi. Seperti protein dalam sodium memengaruhi jumlah urine yang
keluar, kopi meningkatkan pembentukkan urine intake cairan dan kebutuhan, akibatnya
output urine lebih banyak
2. Aktivitas

Aktivitas sangat dibutuhkan untuk mempertahankan tonus otot kandung kemih yang baik
untuk tonus sfingter internal dan eksternal. Hilangya tonus otot kandung kemih terjadi
pada masyarakat yang menggunakan kateter untuk periode waktu yang lama. Karena urine
secara terus menerus dialirkan keluar kandung kemih, otot-otot itu tidak pernah
merenggang dan dapat menjadi tidak berfungsi. Aktivitas yang lebih berantakan
memengaruhi jumlah urine yang diproduksi, hal ini disebabkan karena lebih besar
metabolisme tubuh.
3. Obstruksi : batu ginjal, pertumbuhan jaringan yang abnormal, struktur uretra.
4. Stress psikologi

Meningkatkan stress seseorang dapat meningkatkan frekuensi keinginan berkemih. Hal ini
karena meningkatnya sensitif untuk keinginan berkemih dan atau meningkatkan jumlah
urine yang diproduksi
5. Gaya hidup

Banyak segi gaya hidup memengaruhi seseorang dalam hal eliminasi urine. Tersedianya
fasilitas toilet atau kamar mandi dapat memengaruhi frekuensi eliminasi. Praktek eliminasi
keluarga dapat memengaruhi tingkah laku.
6. Penyakit : pembesaran kelenjar prostat
7. Trauma sumsum tulang belakang
8. Operasi pada abdomen bawah, pelviks, kandung kemih, uretra.
9. Kondisi patologis

Saat seseorang dalam kondisi sakit, produksi urinnya sedikit hal ini disebabkan oleh keinginan
untuk minum sedikit.
b. Gangguan eliminasi fekal
1. Pola diet tidak adekuat/tidak sempurna

Makanan adalah faktor utama yang memengaruhi eliminasi feses. Cukupnya selulosa, serat
pada makanan, pentingya untuk memperbesar volume feses.
2. Asupan cairan

Asupan cairan yang kurang akan menyebabkan feses lebih keras. Ini karena jumlah absorpsi
cairan dikolon meningkat.
3. Tonos otot

Tonus otot terutama abdomen yang ditunjang dengan aktivitas yang cukup akan membantu
defekasi. Gerakan peristaltic akan memudahkan materi feses bergerak disepanjang kolon.
4. Faktor psikologis

Perasaan cemas atau takut akan mempengaruhi peristaltic atau motilitas usus sehingga dapat
menyebabkan diare
5. Pengobatan

Beberapa jenis obat dapat menimbulkan efek konstipasi. Laksatif dan katartik dapat melakukan
feses dan meningkatkan peristaltic. Akan tetapi, jika digunakan dalam waktu lama, kedua
oabat tersebut dapat menurunkan tonus usus sehingga usus menjadi kurang responsive
terhadap stimulus laksatif. Obat-obat lain yang dapat menganggu pola defakasi antara lain:
analgesic narkotik, opiate dan anti kolinergik

6. Penyakit

Beberapa penyakit pencernaan dapat menyebabkan diare atau konstipasi.


7. Gaya hidup

Aktivitas harian yang bisa dilakukan, bowel training pada saat kanak-kanak, atau kebiasaan
menahan buang air besar.
8. Aktivitas fisik

Orang yang banyak bergerak akan memengaruhi mobilitas usus


9. Posisi

Selama defekasi posisi jongkok merupakan posisi paling untuk defaksi. Posisi tersebut
memungkinkan individu menggerakkan tekanan yang terabdomen dan mengerutkan otot
pahanya sehingga memudahkan proses defakasi.
10. Kehamilan

Konstipasi adalah masalah umum ditemui pada trimester akhit kehamilan. Seiring
bertambahnya usia kehamilan, ukuran janin dapat menyebabkan obstruksi yang akan
menghambat pengeluaran feses. Akibatnya, ibu hamil sering kali mengalami hemoroid
permanen karena seringnya mengedan saat defekasi.

3. Masalah kebutuhan eliminasi


a. Eliminasi urine

Retensi urine adalah penumpukan urine dalam kandung kemih akibat ketidakmampuan kandung
kemih untuk mengosongkan isinya. Dengan demikian menyebabkan
distensi vesika urinaria atau retensi urine dapat pula merupakan keadaan seseorang mengalami
pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap. Kandungan urine normal dalam vesika
(Hidayat aliyah, 2014).
Tanda-tanda Klinis
1) Ketidaknyamanan daerah pubis
2) Distensi vestika urinaria
3) Ketidak sanggupan untuk berkemih
4) Sering berkemih saat vesika urinaria berisi sedikit urine (25-50ml)
5) Ketidakseimbangan jumlah urine yang dikeluaran dengan asupannya
6) Meningkatkan keresahan dan keinginan untuk berkemih
7) Adanya urine sebanyak 3.000-4.000 ml dalam kandung kemih

Penyebab
1) Operasi pada daerah abdomen bawah, pervis vesika urinaria
2) Trauma sumsum tulang belakang
3) Tekanan uretra yang tinggi disebabkan oleh otot destrusor yang lemah
4) Sfingter yang kuat
5) Sumbatan (struktur uretra dan pembesaran kelenjar prostat)
b. Eliminasi fekal
1. Konstipasi merupakan keadaan individu yang mengalami atau berisiko tinggi mengalami
statis usus besar sehingga menimbulkan eliminasi yang jarang atau keras atau keluarnya
tinja terlalu kering.
2. Tanda klinis
a) Adanya fese yang keras
b) Defekasi kurang dari 3 kali seminggu
c) Menurunnya bising usus
d) Adanya keluhan pada rectum
e) Nyeri pada saat mengejan dan defekasi
f) Adanya perasaan masih dan feses
B. Tinjauan Keperawatan
1. Pengkajian keperawatan
a. Riwayat keperawatan
1) Pola berkemih pasien
2) Gejala dari perubahan berkemih dan sejak kapan, lamanya
3) Faktor
4) Yang memengaruhi berkemih dan usaha yang dilakukan selama mengalami masalah
eliminasi urine
b. Pemeriksaan fisik
1) Penampilan umum pasien seperti ekspresi wajah, pasien gelisah, atau , menahan sakit.
2) Keadaan kulit

Kulit kering, mukosa mulut kering, turgor kulit kerang, lidah menjadi kering tanda
kekurangan cairan. Kulit berkeringat, basa dapat disebabkan karena pasien menahan
nyeri saat berkemih. Kaji adanya edema atau asites mungkin dapat terjadi.
3) Abdomen

Pembesaran, pelebaran pembuluh darah vena, distensi kandung kemih, pembesaran ginjal,
nyeri tekan, tenderness, dan bising usus.
4) Genetalia wanita

Inflamasi, nodul, lesi, adanya secret dari meatus dan keadaan atrofi jaringan vagina.
5) Genetalia laki-laki
Kebersihan adanya lesi, tendeness, dan adanya pembesaran skrotum.
c. Intake dan output cairan
1. Kaji intake dan output cairan dalam sehari (24 jam)
2. Kebiasaan minum dirumah
3. Intake: cairan infuse, oral, makanan, NGT
4. Kaji perubahan volume urine untuk mengetahui ketidakseimbangan cairan.
5. Output urine dan urinal, kantong urine, drainase ureterostomi, dan sitostpmo
6. Karakteristik urine : warna, kejernihan, bau dan kepekatan.
d. Pemeriksaan diagnostic

1, pemeriksaan urine (urinalisis)


a) Warna (normalnya jernih kekuningan)
b) Penampilan (normal jernih)
c) Bau (normalnya beraroma)
d) Ph (normalnya 4,5-8,0)
e) Berat jenis (normal 1,005-1,030)
f) Glukosa (normalnya negative)
g) Keton (normalnya negative)
2. Culture urine (N: kuman pathogen negative)
2 Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap pengalaman atau respon individu,
keluarga atau komunitas pada masalah kesehatan, pada risiko masalah kesehatan atau pada proses
kehidupan. Diagnosis keperawatan merupakan bagian vital dalam menentukan asuhan
keperawatan yang sesuai untuk membantu klien mencapai kesehatan yang optimal. (PPNI, 2017)
1. Gangguan eliminasi urine
a. Definisi

Disfungsi eliminasi urine


b. Penyebab
1) Penurunan kapasitas kandung kemih
2) Iritasi kandung kemih
3) Penurunan kemampuan menyadari tanda-tanda gangguan kandung kemih
4) Efek tindakan medis dan diagnostik (mis. Operasi ginjal, operasi saluran kemih,
anestesi, dan obat-obatan)
5) Kelemahan otot pelvis
6) Ketidakmampuan mengakses, toilet, (mis. Imobilisasi)
7) Hambatan lingkungan
8) Ketidakmampuan mengkomunikasi kebutuhan eliminasi
9) Outlet kandung kemih tidak lengkap (mis. Anomaly saluran kemih congenital
10) Imaturitas (pada anak-anak usia <3 tahun)
c. Gejala Dan Tanda Mayor

Subjektif

1) Desakan berkemih (urgensi)


2) Urin menetas (dribbling)
3) Sering buang air kecil
4) Nokturia
5) Mengompol
6) Enuresis

Objektif
1) Distensi kandung kemih
2) Berkemih tidak tuntas (hesitancy)
3) Volume residu urine meninggakat
d. Gejala Dan Tanda Minor

Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
(tidak tersedia)
e. Kondisi klinis terkait
1) Infeksi ginjal da saluran kemih
2) Hiperglikemi
3) Trauma
4) Kanker
5) Cedera/tumor/infeksi medulla spinalis
6) Neuropati diabetikum
7) Neuropati alkohol
8) Stroke
9) Parkinson
2. Inkontinensia fekal
a. Definisi

Perubahan kebiasaan buang air besar dari pola normal yang ditandai dengan pengeluaran feses
secara involunter (tidak disadari)
b. Penyebab
1) Kerusakan susunan saraf motori bawah
2) Penurunan tonus otot
3) Gangguan kognitif
4) Penyalahgunaan laksatif
5) Kehilangan fungfi pengendalian sfingter rectum
6) Pasca operasi pullthrough dan penutupan kolosomi
7) Ketidak mampuan mencapai kamar kecil
8) Diare kroniss
9) Stress berlebihan
c. Gejala Dan Tanda Mayor

Subjektif
1) Tidak mampu mengontrol pengeluaran feses
2) Tidak mampu menunda defekasi

Objektif
1) Feses keluar sedikit-sedikit dan kering
d. Gejala Dan Tanda Minor

Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
1) Bau feses
2) Kulit perianal kemerahan
e. Kondisi klinis yang terkait
1) Spina bifida
2) Atresia ani
3) Penyakit hirschprung
3. Kesiapan peningkatan eliminasi urine
a. Definisi

Pola fungsi sistem perkemihan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan eliminasi yang dapat
ditingkatkan
b. Gejala Dan Tanda Mayor

Subjektif
1) Mengungkapkan keinginan untuk meningkatkan eliminasi urin

Objektif
1) Jumlah urin normal
2) Karakteristik urin normal
c. Gejala Dan Tanda Minor

Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
1) Asupan cairan cukup
4. Konstipasi
a. Definisi

Penurunan defekasi normal yang disertai pengeluaran feses sulit dan tidak tuntas serta kering
dan banyak
b. Penyebab

Fisiologis
1) Penurunan motilitas gastrointestinal
2) Ketidakadekuatan pertumbuhan gigi
3) Ketidakcukupan diet
4) Ketidakcukupan asupan serat
5) Ketidak cukupan cairan
6) Aganglionik (mis. Penyakit hircsprung)
7) Kelemahan otot abdomen

Psikologis
1) Kongfusi
2) Depresi
3) Gangguan emosional

Situsional
1) Perubahan kebiasaan makan (mis. Jenis makanan, jadwal makan)
2) Ketidakadekuatan toileting
3) Aktivitas fisik harian kurang dari yang dianjurkan
4) Penyalahgunaan laksatif
5) Efek agen farmakologis
6) Ketidak keteraturan kebiasaan defekasi
7) Kebiasaan menahan dorongan defekasi
8) Perubahan lingkungan
c. Gejala Dan Tanda mayor

Subjektif
1) Defekasi kurang dari 2 kali seminggu
2) Pengeluaran feses lama sulit

Objektif
1) Feses keras
2) Peristaltic
d. Gejala Dan Tanda Minor

Subjektif
1) Mengejan saat defekasi

Objektif
1) Distensi abdomen
2) Kelemahan umum
3) Teraba mass pada rectal
e. Kondisi yang terkait
1) Lesi/cedera pada medulla spinalis
2) Spina bifida
3) Stroke
4) Sklerosis multiple
5) Penyakit parksinson
6) Demensia
7) Hiperparatiroidisme
8) Hipoparatiroidisme
9) Ketidakseimbangan elektrolit
10) Hemoroid
11) Obesitas
5. Retensi urin
a. Definisi

Pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap


b. Penyebab
1) Peningkatan tekanan uretra
2) Kerusakan arkus reflex
3) Blokspingter
4) Disfungsi neurologis (mis. Trauma, penyakit saraf)
5) Efek agen farmakologis (mis. Atropine, belladonna, psikotropik, antihistamin, opiate)
c. Gejala Dan Tanda Mayor

Subjektif
1) Sensasi penuh pada kandung kemih

Objektif
1) Disuria/anuria
2) Distensi kandung kemih
d. Gejala Dan Tanda Minor

Subjektif
1) Dribbing

Objektif
1) Inkontenensia berlebihan
2) Residu urin 150 ml atau lebih
e. Kondisi klinis terkait
1) Beningna prostat hiperlasia
2) Pembengkakan perineal
3) Cedera medulla
4) Rektokel
5) Tumor disaluran kemih
3. Intervensi keperawatan

intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan perawat yang didasarkan
pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome) yang diharapkan. (PPNI,
2018)
a. Dukungan perawatan diri : BAK/BAB
1. Definisi : menfasilitasi pemenuhan kebutuhan air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB)
2. Tindakan

Observasi
a) Identifikasi kebiasaan BAK/BAB
b) Monitor integritas kulit pasien
c) Suka pakaian yang diperlukan untuk memudahkan eliminasi
d) Dukung penggunaan toilet untuk/cemmedo/pispot / urinal secara konsisten
e) Jaga privasi klien
f) Jaga pakaian selama eliminasi
g) Bersihlan alat BAB/BAB setelah digunakan
h) Anjurkan BAB/BAK secara rutin
b.Latihan eliminasi fekal
1. Definisi : mengajarkan suatu kemampuan melatih untuk dievakuasi pada interval tertentu
2. Tindakan

Observasi
a) Monitor peristaltic usu secara teratur
b) Anjurkan waktu yang konsisten untuk buang air besar
c) Berikan privasi, kenyamanan dan posisi yang meningkatkan proses defekasi
d) Anjurkan dilatasi rectal digital, jika perlu
e) Anjurkan mengosumsi makanan tertentu, sesuai program atau konsultasi
f) Anjurkan asupan cairan yang adekuat sesuai kebutuhan
g) Anjurkan olahraga sesuai toleransi
h) Kolaborasi penggunaan sipositoria, jila perli
c. Manajemen eliminasi urine
1. Definisi : mengidentifikasi dan mengelola gangguan pola eliminasi urine
2. Tindakan

Observasi
a) Indetifikasi tanda dan geja;a retensi atau inkotinnensia urine
b) Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi atau inkotenensia urine
c) Monitor eliminasi urine (mis. Frekuensi , konsistensi, aroma, volume, dan warna
d) Catat waktu dan keluaran berkemih
e) Batasi asupan cairan, jika perlu
f) Ambil sampel urine tengah (midstream) atau kultur
g) Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu dan waktu
d.Manajemen eliminasi fekal
1. Definisi : mengidentifikasi dan mengelola gangguan pola eliminasi fekal
2. Tindakan

Observasi
a) Indentifikasi masalah usus dan penggunaan obat pencahar
b) Indentifikasi penggunaan obat yang berefek pada kondisi gastrointestinal
c) Monitor baung air besar (mis. Warna, frekuensi, konsistensi, volume)
d) Monitor tanda dan gejala diare, konstipasi atau impaksi
e) Berikan air hangat setelah makan
f) Jadwalkan waktu defekasi bersama pasien
g) Jelaskan jenis makanan yang membantu meningkatkan keteraturan peristaktik usus
h) Kolaborasi pemberian obat supositoria anal, jika perlu
e. Kateterisai urine
1. Definisi : memasukkan selang kateter urine kedalam kandung kemih
2. Tindakan

Observasi
a) Periksa kondisi pasien(mis. Kesadaran tana-tanda vital, daerah perineal distensi
kandung kemih, inkontenensia urine, reflex berlemih)
b) Siapkan peralatan, bahan-bahan dan ruangan tindakan
c) Siapkan pasien : bebaskan pakaian bawah dan posisilan dorsal recumben (untuk wanita)
dan supine (untuk pria)
d) Pasang sarung tangan
e) Bersihkan dar\erah perineal atau preposium dengan cairan NaCL atau aquades
f) Lakukan insersi kateter urine dengan menerapkan rinsip aseptic
g) Sambungkan kateter urine dengan urine bag
h) Isi balon dengan NaCL 0.9 % sesuai anjuran pabrik
i) Fiksasi selang kateter diatas simpasis atau dipaha
j) Pastikan kantong urine ditempatkan lebih rendah dari kantung kemih
k) Berikan label waktu pemasangan
l) Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan kateter urine
m) Anjurkan menarik nafas saat insersi selang kateter
4. Implementasi keperawatan

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan perawat. Tindakan keperawatan


mencakup tindakan mandiri (independen) dan tindakah kolaborasi (Tarwoto & Wartonah, 2015)
5. Evaluasi keperawatan

Menurut (Tarwoto dan Wartonah, 2015) merupakan akhir dalam proses keperawatan dan dapat
menentukan keberhasilan dalam asuhan keperawatan. Evaluasi pada dasarnya membandingkan
status kesehatan pasien dengan tujuan atau kriteria hasil yang ditetapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Atoilah dan Kusnadi. (2013). Kebutuhan Dasar Manusia . Garut: In media.

Haswita dan Sulistyowati. (2017). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Trans Info Media.

Hidayat dan Uliyah. (2016). Pengantar Kebutuhan Dasar. Jakarta: Salemba Medika.

kozier. (2011). Konsep proses & praktik. Jakarta. Fundamental of nursing

manusia, k. d. (2015). tarwoto dan wartonah. jakarta: salemba medika.

Tarwoto dan Wartonah. (2015). kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan. jakarta: salemba medika.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI . (2017). jakarta: dewan pengurus pusat.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). jakarta: dewan pengurus pusat.

FORMAT PENGKAJIAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. S
Umur : 60Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan terakhir : SD
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Alamat : Bima
Tgl. Masuk RS : 29 Desember 2019
Diagnose medik :-

II. RIWAYAT KESEHATAN


1. Keluhan utama : pasien merasakan merasakan lemah
2. Riwayat keluhan utama : pasien merasa lemah dan tidak keinginan untuk BAB
a. Faktor pencetus : pembesaran fese lunak
b. Sifat keluhan : nyeri dibagian anus
c. Lokasi & penyebaranx : anus /rectum
d. Skala keluhan :-
e. Mulai & lamax keluhan: -
f. Hal- hal yang meringankan / memperberat : tidak BAB

3. Riwayat kesehatan masa lalu :


a. Pernahkah dirawat di RS : ya / tidak, penyakit / keluhan : -
kapan : - lamanya : -
Pernah mengalami pembedahan : ya / tidak, penyakit : -
Lamanya di RS :-
Riwayat alergi : ya / tidak, terhadap zat/ obat/ makanan/ minuman : -
Kebiasaan / ketergantungan terhadap zat/ minuman / obat / kopi/ alcohol/ rokok.
Lainnya : -
Riwayat keluarga
b. Genogram

Keteranga
n
Laki – laki

Perempua
n
Klien

Meninggal

Seruma
h

Cerai

III. TANDA- TANDA VITAL


1. Suhu : 36,6 celsius
2. Denyut : 98 x/menit
3. Tekanan darah : 120 x/menit
4. Pernapasan : 20 x/menit

IV. TB (TINGGI BADAN) : 165 cm BB (BERAT BADAN) : 60 kg


V. PENGKAJIAN KEBUTUHAN
. PEMERIKASAAN FISIK PADA ORGAN TUBUH
1. Kepala
a. Bentuk kepala : Bulat (simetris)
b. Keadaan rambut : Normal
c. Keadaan kulit kepala : Normal
d. Nyeri kepala/ pusing : tidak
e. Komentar : tidak ada kelainan pada kepala
2. Mata / penglihatan
a. Ketajaman penglihatan: Normal
b. Peradangan : Tidak ada
c. Sclera : Normal
d. Pupil, ukuran :, reaksi / respon : Miosis
e. Gerak bola mata : Normal
f. Konjunctiva : Normal
g. Lapang pandang : Normal
h. Reflex kornea : Normal
i. Rasa nyeri : Tidak
j. Pemakaian alat bantu : kaca mata : Tidak, lensa optic: Tidak
k. Komentar : tidak terdapat kelainan pada pupil
3. Hidung / penciuman
a. Struktur : Normal
b. Polip : Normal
c. Sinus : Normal
d. Perdarahan : Tidak
e. Fungsi penciuman : Normal
f. Komentar : Tidak ada kelainan pada hidung
Telinga / pendengaran
a. Stuktur : Normal
b. Nyeri : Tidak
c. Cairan : Tidak
d. Tanda- tanda peradangan : Normal
e. Fungsi pendengaran : Normal
f. Alat bantu : Tidak
g. Komentar : Tidak ada kelainan pada telinga
3. Mulut
a. Keadaan gigi : Normal
b. Problem menelan : Normal
c. Bicara : Normal
d. Rongga mulut : Normal
e. Fungsi mengunyah : Normal
f. Fungsi pengecap : Normal
g. Komentar : Tidak ada kelainan pada mulut
4. Leher
a. Vena jugularis : Normal
b. Arteri karotis : Normal
c. Pembesaran tiroid : tidak
d. Pembesaran kelenjar limfa : tidak
e. Komentar : Tidak ada kelainan pada bagian leher
5. Pernapasan
a. Bentuk dada : simetris
b. Pergerakan / pengembangan thoraks : Normal
c. Batuk : tidak
d. Sputum :tidak
e. Vocal fremitas : Normal
f. Resonansi : Normal
g. Bunyi napas ; reguler (lubdub)
h. Bunyi napas tambahan : tidak ada
i. Komentar : tidak ada kelainan pada pernapasan
6. Jantung
a. Ukuran jantung : normal
b. Denyut jantung : normal
c. Nyeri dada : tidak
d. Palpitasi : tidak
e. Bunyi jantung : normal
f. Bising jantung : normal
g. Komentar : tidak ada kelaiaan pada jantung
6. Abdomen
a. Warna kulit : coklat kehitaman (normal)
b. Bayangan peristaltic : Normal
c. Keadaan permukaan abdomen : Normal
d. Gerak abdomen : Normal
e. Pembesaran abdomen : Normal
f. Keadaan perkusi abdomen : Normal
g. Nyeri tekan : iya
h. Peristaltik : usus menurun
i. Komentar : adanya nyeri tekan dan peristaltik usus
menrun
7. Perkemihan
a. Edema kelopk mata : tidak
b. Nyeri pinggang / punggung : tidak
c. Keadaan kandung kemih : Normal
d. Bau mulut amoniak : Tidak
e. Komentar : tidak ada kelainan pada perkemihan
8. Reproduksi
a. Siklus menstruasi : Normal
b. Keadaan organ kelamin luar : Normal
c. Pembesaran prostat : Tidak
d. Kehamilan : Normal
e. Perdarahan : Tidak
f. Komentar : Tidak ada kelainan pada reproduksi
12. Status Neorologis
a. Tingkat kesadaran : Normal
b. Koordinasi : Normal
c. Memori : Normal
d. Orientasi : Normal
e. Kelumpuhan (motorik) : Normal
f. Gangguan sensasi : Normal
g. Kejang- kejang : Tidak
h. Komentar : tidak ada kelainan pada status neorologis
13. Musculoskeletal
a. Kekuatan otot : lemah
b. Tenus otot : Norma
c. Kekakuan sendi : tidak
d. Trauma : normal
e. Nyeri : Tidak
f. Pola aktivitas : normal
g. Komentar : terdapat kelamahan dengan otot
14. Kulit
a. Tekstur : halus
b. Turgor : normal
c. Warna : coklat kehitaman
d. Kelembaban : normal
e. Lesi : normal
f. Komentar : tidak ada kelainan pada kulit
15. Endokrin
a. Penonjolan bola mata : normal
b. Pembesaran kelenjar tiroid : normal
c. Aktivitas : normal
d. Perubahan suara : tidak
e. Tremor : tidak
f. Pigmentasi kulit : normal
g. Komentar : tidak ada kelainan pada endokrin
A. RIWAYAT KEBUTUHAN ELIMINASI BAB
1. Bagaimana pola eliminasi BAB klien: tidak normal , frekuensi : tidak menentu/x/hari
waktunya: -
2. Bagaimana kebiasaan klien dalam meningkatkan eliminasi BAB : sebelum klien sakit
peningkatan eliminasi BAB normal dan selama sakit klien tidak berkeinginan untuk BAB
3. Bagaimana perubahan pola eliminasi BAB yang terjadi :
4. Bagaimana karakteristik dari feses cair : ya Warna spesifik kekuning-
kekuningan : - seperti teh : ya bentuk keras/ lembek: lunak
5. Bagaimana riwayat diet klien :
6. Bagaimana intaks cairan klien, jenisnya : air minera jumlahnya : 2000-3000 ml
7. Riwayat exercise : jenis lunak frekuensi 1-3 x/seminggu /lama 7-10 menit
8. Bagaimana riwayat penyakit / pembedahan klien : tidak ada
9. Bagaimana riwayat pengobatan klien : tidak ada
10. Bagaimana status emosional klien : baik

PEMERIKSAAN FISIK
1. Abdomen
Inspeksi abdomen
a. Countur : normal simetrik : ya
b. Warna kulit : coklat kehitaman massa : ya Vena : normal
c. Lesi : tidak
d. Auskultasi : bising usus
e. Palpasi : normal
f. Perkusi : normal
g. Pengukuran lingkaran abdomen : lingkar abdomen lebih rendah dari sebelumnya
Rectal
Inspeksi lesi : lesi : tidak ada warna : kecoklatan peradangan : tidak
Hemoroid : normal Rectal taucher : normal

B. RIWAYAT KEBUTUHAN ELIMINASI BERKEMIH


1. Bagaimana pola miksi klien : frekuensi : 8 kali Waktu : tiap 3 atau 4 jam perubahan
yang pernah terjadi :-
Bagaimana riwayat penyakit / pembedahan klien :-
2. Bagaimana gejala perubahan miksi klien : tidak mampu mengontrol pengeluaran fese
3. Bagaimana riwayat pengobatan klien :-
4. Berapa intakes dan output : -

PEMERIKSAAN FISIK
1. Kulit : tekstur normal Turgor : normal. Edema : tidak Mukosa
Mulut : normal
System perkemihan
a. Ginjal : palpasi :normal
perkusi:normal.
b. Kandung kemih : palpasi :normal
Perkusi: normal
c. Uretra : inspeksi : normal
3. Pengkajian urin
Ukuran intake : normal ukur output :normal
Karakteristik urin : normal , warna kuning pucat. Bau amonia tetpi tidak menyengat
PH : 4,6 ( normal) , konsistensi : normal BJ : normal
Kultur : normal

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboritorium

2. Studi diagnostic
ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


1. DS : Klien mengatakan tidak Tidak adanya sel Gangguan eliminasi
berkeinginan unuk BAB genglion parasimpaik fekal
pada dinding
DO: -usus
-distensi abdomen
- Klien tampak lemah
-gangguan eliminasi
- Bau feses
- Kulit perinial kemerahan
- Terdapat rembesan feses
lunak
RENCANA KEPERAWATAN

Nama : Tn. S
Umur : 60 Tahun
Jenis kelamin : laki-laki

No Tujuan/Kriteria hasil Intervensi Implementasi


DX Kep
Inkontensi 1.BAB teratur - Observasi - Mengobserva
al vekal 2. distensi abdomen berkurang si bising usus
D0041
bising usus
- Mengobserva
- Observasi
si frekuensi
frekuensi warna
warna dan karakteristik
karakterisiti fese tiap BAB
k feses tiap - Mengatur
BAB pola makan
- Konsultsika
n dengan
dokter
tentang
pemberian
pengobatan
- . atur pola
makan dan
sampai
berapa lama
terjadinya
buang air
besar
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN

Nama pasien : Tn. S Diagnosa Medis : inkontensial vekal


Nama
ibu :
No Reg : Ruangan :

No Hari/tg Diagnosa Implementasi Evaluasi Par


l Keperawatan af
1 2 3 4 5 6
Minggu, 3 Inkontensial vekal 1.mengobserva S : klien terlihat
januari si bising usus susah
2021 2. mengeluarkan
mengobservasi feses
frekunsu feses O : klien tampak
pasien mengedam jika
ingin BAB
A : masalah belum
teratasi
P : intervensi
dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai