Anda di halaman 1dari 23

CPR

(CARDIO
PULMONARY
RESUSCITATION)

By ;
“Vela Purnamasari”
PENGERTIAN
 Tindakan pertolongan pertama pada korban yang
mengalami henti nafas karena sebab tertentu.
 Suatu tindakan darurat sebagai usaha untuk
mengembalikan keadaan henti nafas/ henti jantung (yang
dikenal dengan kematian klinis) ke fungsi optimal, guna
mencegah kematian biologis.
 Kematian klinis ditandai dengan;

 Hilangnya nadi arteri karotis


 Terhentinya denyut jantung
 Terhentinya pernafasan
 Terjadinya penurunan kesadaran
“Kematian biologis terjadi apabila kerusakan
otak yang telah terjadi tidak dapat diperbaiki
lagi, biasanya terjadi kurang lebih 6-8 menit
setelah kematian klinis”

“Berhasilnya tindakan resusitasi jantung paru


bergantung pada cepatnya tindakan dan
tepatnya teknik pelaksanaan”
HENTI NAFAS
 Henti nafas ditandai dengan tidak adanya gerakan dada
dan aliran udara pernafasan korban gawat darurat
ETIOLOGI HENTI NAFAS;
 Tenggelam

 Obstruksi jalan nafas


 Overdosis

 InfarkMiokard
 Tersengat listrik

 Tersambar listrik

 Koma akibat berbagai sebab


HENTI JANTUNG
 Pada saat terjadi henti jantung, secara langsung akan
terjadi henti sirkulasi.
 Henti sirkulasi ini akan dengan cepat menyebabkan otak
dan organ vital lainnya kekurangan oksigen.
 Pernafasan yang tersengal – sengal merupakan tanda
awal terjadinya henti jantung
 Henti jantung biasanya terjadi beberapa menit setelah
henti nafas
 Umumnya walaupun kegagalan pernafasan telah
terjadi, denyut jantung masih dapat berlangsung terus
sampai kira – kira 30 menit
 Pada henti jantung, dilatasi pupil mulai terjadi 45
detik setelah aliran darah ke otak berhenti, dilatasi
maksimal terjadi dalam waktu 1 menit 45 detik. Bila
telah terjadi dilatasi pupil maksimal, hal ini
menandakan sudah terjadi 50% kerusakan pada otak.
BERIKUT PROSES PEMBERIAN PERTOLONGAN
HINGGA KE CARDIPOPULMONARY
RESUSCITATION (CPR) / RESUSITASI JANTUNG
PARU (RJP);

 Ketika anda menemukan korban, lakukanlah Penilaian dengan


memeriksa responnya melalui respon suara anda. Panggillah
nama korban jika anda mengenalnya atau dengan cara
mengoyangkan bahu korban (hati-hati bila curiga ada cedera
tulang belakang).
 Telepon Ambulance Gawat Darurat untuk meminta bantuan
atau mintalah bantuan kepada orang disekeliling anda.
 Cek nafas korban jika ada nafas berilah oksigen 
NEXT..
 Jika TIDAK ADA NAFAS segera cek nadi korban selama 10
detik jika TIDAK ADA DENYUT NADI segera INGAT C-A-B
dan segera lakukan KOMPRESI DADA / CHEST
COMPRESSIONS dengan rasio 30 kali kompresi dada : 2 kali
bantuan nafas. (Perbadingan 30:2 dilakukan dengan satu atau
dua penolong) lakukan dengan penekanan yang cepat dan
penekanan yang dalam dengan kecepatan 100/mnt

 RJP di lakukan 5 siklus kemudian cek kembali kondisi korban.


(raba nadi karotis korban)
 Jika ada penolong kedua bisa bergantian melakukan RJP setelah
5 siklus selesai
NEXT….
 Jika korban menunjukkan tanda-tanda pulihnya satu atau semua
sistem (Jantung dan Pernapasan), maka tindakan RJP harus
segera dihentikan atau hanya diarah ke sistem yang belum pulih
saja.Biasanya yang paling lambat pulih adalah pernafasan
spontan, maka hanya dilakukan tindakan Resusitasi Paru (nafas
buatan) saja. 
 Jika korban belum menunjukkan tanda-tanda pulihnya kedua
sistem, lakukan kembali Resusitasi Jantung Paru (RJP) selama 5
siklus, setelah itu cek kembali kondisi korban.
UNTUK MENENTUKAN KEBERHASILAN TINDAKAN
RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP) /
CARDIOPULMONARY RESUSCITATION (CPR) MAUPUN
PEMULIHAN SISTEM PADA KORBAN DIANTARANYA:
 Saat melakukan pijatan jantung luar suruh seseorang menilai
nadi karotis, bila ada denyut maka berarti tekanan kita cukup
baik.
 Gerakan dada terlihat naik turun dengan baik pada saat
memberikan bantuan pernafasan.
 Reaksi pupil / manik mata mungkin akan kembali normal.

 Warna kulit korban akan berangsur-angsur membaik.

 Korban mungkin akan menunjukkan refleks menelan dan


bergerak.
 Nadi akan berdenyut kembali.
RJP dihentikan bila :
 Jantung sudah berdetak ditandai adanya nadi dan nafas
sudah spontan
 Mengecek nadi dan pernafasan

 Penolong sudah kelelahan

 Pasien dinyatakan tidak mempunyai harapan


lagi/meninggal
POSISI BADAN SAAT MELAKUKAN CPR
NB;

 Kompresi Dada
 Tekan teratur pada dinding dada. Diharapkan darah akan
mengalir ke organ vital dan organ vital masih tetap
berfungsi hingga EMS datang
 Lokasi penekanan pada area, dua jari di atas proxesus
xifoideus
 Penekanan dilakukan dengan menggunakan pangkal
telapak tangan. Dengan posisi satu tangan diatas tangan
yang lain
 Tekanan pada tulang dada dilakukan sedemikian rupa
sehingga masuk 5 cm (pada orang dewasa).
 Jaga lengan penolong agar tetap lurus, sehingga yang
menekan adalah bahu (atau lebih tepat tubuh bagian atas)
dan bukan tangan atau siku
 Pastikan tekanan lurus ke bawah pada tulang dada
karena jika tidak, tubuh dapat tergelincir dan tekanan
untuk mendorong akan hilang
 Gunakan berat badan saat kita berikan tekanan
 Dorongan yang terlalu besar akan mematahkan tulang
dada
 Waktu untuk menekan dan waktu untuk melepas harus
sama waktunya
 Setiap 30 kali kompresi harus dikombinasikan dengan
napas buatan
 Berikan kompresi cepat dan tepat (100x/menit)
 Let’s watch this video….
AED (AUTOMATED EXTERNAL
DEFIBRILATOR)
 Merupakan perangkat
sengatan listrik portabel
melalui dada ke jantung.
Dengan penggunaan AED
tersebut diharapakn dapat
memperbaiki ritme jantung
yang abnormal menjadi
normal kembali.
KAPAN AED DI GUNAKAN???
 AED digunakan apabila
korban mengalami
defibrilasi ventrikel atau
ventrikel takikardi atau
saat korban mengalami
henti jantung.
 Penggunaan AED bisa
dilakukan oleh orang
awam
 Penggunaan AED harus
dibarengi dengan CPR
yang baik
HAL – HAL YANG HARUS
DIPERHATIKAN DALAM PENGGUNAAN
AED:
 Baca/ ikuti setiap panduan dr
alat AED tersebut
(setiap langkah2 ada di label
AED/ muncul panduan berupa
suara pada setiap langkah2nya)
 Pastikan korban tidak
berbaring pada tempat yang
basah karena alat AED
menggunakan kejutan listrik
AnyQuestion???

Anda mungkin juga menyukai