Anda di halaman 1dari 2

PANDUAN PRAKTEK KLINIS

RS.SANTA ANNA KENDARI

GLAUCOMA KRONIS
1. Pengertian  Glaukoma adalah kelompok penyakit mata yang umumnya ditandai
(Definisi) kerusakan saraf optik dan kehilangan lapang pandang yang bersifat
progresif serta berhubungan dengan berbagai faktor risiko terutama
tekanan intraokular (TIO) yang tinggi.
 Glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua terbesar di dunia
setelah katarak. Kebutaan karena glaukoma tidak bisa disembuhkan,
tetapi pada kebanyakan kasus glaukoma dapat dikendalikan.
 Umumnya penderita glaukoma telah berusia lanjut, terutama bagi
yang memiliki risiko. Hampir separuh penderita glaukoma tidak
menyadari bahwa mereka menderita penyakit tersebut.
2. Anamnesis Pasien datang dengan keluhan yang bervariasi dan berbeda tergantung
jenis glaukoma.
Glaukoma kronis dapat dibagi menjadi glaukoma kronis primer dan
sekunder.
1. Umumnya pada fase awal, glaukoma kronis tidak menimbulkan keluhan,
dan diketahui secarakebetulan bila melakukan pengukuran TIO
2. Mata dapat terasa pegal, kadang-kadang pusing
3. Rasa tidak nyaman atau mata cepat lelah
4. Mungkin ada riwayat penyakit mata, trauma, atau pemakaian obat
kortikosteroid
5. Kehilangan lapang pandang perifer secara bertahap pada kedua mata
6. Pada glaukoma yang lanjut dapat terjadi penyempitan lapang pandang
yang bermakna hingga menimbulkan gangguan, seperti menabrak-nabrak
saat berjalan.

Faktor Risiko
1. Usia 40 tahun atau lebih
2. Ada anggota keluarga menderita glaukoma
3. Penderita miopia, penyakit kardiovaskular, hipertensi, hipotensi,
vasospasme, diabetes mellitus, dan migrain
4. Pada glaukoma sekunder, dapat ditemukan riwayat pemakaian obat
steroid secara rutin, atau riwayat trauma pada mata.
3. Pemeriksaan Fisik Glaukoma adalah penyakit mata yang ditandai oleh trias glaukoma, yang
terdiri dari:
1. Peningkatan tekanan intraokular
2. Perubahan patologis pada diskus optikus
3. Defek lapang pandang yang khas.

Pemeriksaan Oftalmologis
1. Visus normal atau menurun
2. Lapang pandang menyempit pada tes konfrontasi
3. Tekanan intra okular meningkat
4. Pada funduskopi, rasio cup / disc meningkat (rasio cup / disc normal:
0.3)

Peralatan
1. Snellen chart
2. Tonometer Schiotz
3. Oftalmoskop
4. Kriteria Diagnosis Penegakan diagnosis dilakukan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
oftalmologis.
5. Diagnosis Penegakan diagnosis dilakukan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
oftalmologis.
6. Diagnosis Banding Diagnosis Banding:
1. Katarak
2. Kelainan refraksi
3. Retinopati diabetes / hipertensi
4. Retinitis pigmentosa
7. Pemeriksaan Tidak dilakukan di layanan primer
Penunjang
8. Terapi Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kasus glaukoma pada layanan primer bertujuan
mengendalikan tekanan intra okuler dan merujuk ke dokter spesialis mata
di rumah sakit.
Pengobatan umumnya medikamentosa dengan obat-obat glaukoma,
contohnya Timolol 0.5%, 2 x 1 tetes/hari. Jenis obat lain dapat diberikan
bila dengan 1 macam obat TIO belum terkontrol
9. Edukasi Konseling dan Edukasi
1. Memberitahu keluarga bahwa kepatuhan pengobatan sangat penting
untuk keberhasilan pengobatan glaukoma.
2. Memberitahu pasien dan keluarga agar pasien dengan riwayat
glaukoma pada keluarga untuk memeriksakan matanya secara teratur.
10. KOMPLIKASI Kriteria Rujukan
Pada glaukoma kronik, rujukan dilakukan segera setelah penegakan
diagnosis.
11.Prognosis 1. Ad vitam : Bonam
2. Ad functionam : Bonam
3. Ad sanationam : Bonam
12.Kepustakaan Permenkes no 5 th 2014:
(referensi) 1. Gerhard, K.L. Oscar, Gabriele. Doris, Peter. Ophtalmology a short
textbook. 2ndEd. New York: Thieme Stuttgart. 2007.
2. Gondhowiardjo, T.D. Simanjuntak, G. Panduan Manajemen Klinis
Perdami, 1th Ed.Jakarta: CV Ondo. 2006.
3. James, Brus. dkk. Lecture Notes Oftalmologi. Jakarta: Erlangga. 2005.
4. Riordan, P.E, Whitcher, J.P. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum.
Ed17.Jakarta: EGC. 2009.
5. Sidarta, I. Ilmu Penyakit Mata, Ed III. Cetakan V. Jakarta: Balai Penerbit
FK UI. 2008.

Kendari,

Ketua Komite Medis Kepala SMF

................................. .........................................

Mengetahui,

Direktur RS. Santa Anna

Dr. Mario Polo Wijaya, Mkes. Sp OT

Anda mungkin juga menyukai