Anda di halaman 1dari 24

Terapi Herbal Anti Obesitas

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas matakuliah

Keperawatan Komplementer

yang dibina oleh Ibu Nurul Hidayah S.kep Ns.M.kep

Oleh :

1. Melinda maulidiya (P17220183052)


2. Elvira Aulia Yanuarsyah Mujiono (P17220184067)
3. Alfinda mantofani (P17220184075)
4. Rere puspitaningrum (P17220184082)

POLITEKNIK KESEHATAN MALANG

JURUSAN KEPERAWATAN

D3 KEPERAWATAN LAWANG

1
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Terapi
Herbal Anti Obesitas”.
    Dalam makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada yang terhormat :
1. Ibu Nurul Hidayah, S.Kep.Ns. M.Kep yang senantiasa mengingatkan dan
memberikan support.
2. Pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan kritik
dan saran yang membangun hingga terselesainya makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini. Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang “Terapi Herbal Anti Obesitas”
dapat mempermudahkan pembaca.
    

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................................i
Daftar Isi.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Teh putih Sebagai Anti Obesitas.............................................................................4
2.2 Teh Hijau Sebagai Anti Obesitas..........................................................................10
2.3 Jeruk Nipis Sebagai Anti Obesitas........................................................................13
2.4 Daun Jati Belanda Sebagai Anti Obesitas ............................................................16

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 19
3.2 Saran.....................................................................................................................19
Daftar Pustaka.............................................................................................................20

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini banyak penyakit yang berhubungan dengan pola makan yang tidak
sehat, karena pola makan sekarang cenderung mengandung tinggi kalori dan tinggi
lemak, serta pola hidup sedentari dimana aktivitas fisik sehari-hari sangat minimal
sehingga menyebabkan kelebihan lemak tubuh. Oleh karena itu, banyak sekali
masyarakat yang menderita obesitas. Obesitas merupakan masalah kesehatan dunia
termasuk juga di Indonesia. Pada tahun 1998, World Health Organization (WHO)
menyatakan obesitas merupakan masalah epidemiologi global serta ancaman serius bagi
kesehatan.Obesitas tidak lagi hanya merupakan masalah kosmetis saja, akan tetapi telah
dianggap sebagai sinyal pertama munculnya kelompok penyakit–penyakit non-infeksi
(non communicable diseases) dan sering disertai komplikasi seperti diabetes melitus
(DM) tipe 2, dislipidemia, hipertensi dan penyakit kardiovaskuler, kolelitiasis, kanker,
osteoartritis, dan gangguan pernapasan yang banyak terjadi di negara maju maupun
negara berkembang.

Di Indonesia, obesitas merupakan salah satu permasalahan gizi. Berdasarkan


laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013, prevalensi obesitas pada
penduduk berusia ≥18 tahun berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah 15,4%.
Prevalensi penduduk laki-laki dewasa obesitas pada tahun 2013 sebanyak 19,7%, lebih
tinggi dari tahun 2007 (13,9%) dan tahun 2010 (7,8%). Pada tahun 2013, prevalensi
obesitas perempuan dewasa (>18 tahun) 32,9%, naik 18,1% dari tahun 2007 (13,9%)
dan 17,5% dari tahun 2010 (15,5%).

Pengobatan obesitas tidak hanya ditujukan untuk menurunkan berat badan, tetapi
juga untuk mengurangi risiko mortalitas dan morbiditas. Dewasa ini banyak sekali
penelitian dilakukan untuk mencari bahan alami yang dapat menurunkan berat badan,
karena bahan alami lebih mudah didapat dan harganya relatif terjangkau. Bahan alami
diharapkan dapat menurunkan dan memelihara berat badan dengan aman atau setidaknya
mempunyai efek samping yang lebih sedikit. Inilah kemudian yang mendorong

1
masyarakat untuk mencari obat alternatif yang lebih aman, yaitu kembali ke alam dengan
memanfaatkan tumbuhan sebagai obat tradisional yang secara empirik dapat menurunkan
berat badan.

Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah. Hampir
semua jenis tumbuhan dapat tumbuh di Indonesia. Sebagian besar tumbuhan tersebut
sudah dimanfaatkan untuk mengobati berbagai penyakit oleh nenek moyang kita, dimana
tumbuhan ini dikenal sebagai obat herbal. Perkembangan dan popularitas obat herbal
semakin meningkat seiring dengan tingginya harga obat non herbal dan resistensi dari
obat kimia.

Tanaman obat herbal menjadi salah satu alternatif untuk menghindari munculnya
resistensi tersebut. Salah satu tumbuhan herbal yang banyak digunakan oleh masyarakat
Indonesia untuk pengobataan tradisional adalah jeruk nipis (Citrus aurantifolia s.)
( Aibinu, 2007).

Jeruk nipis (Citrus aurantifolia s.) adalah salah satu tanaman toga yang banyak
digunakan oleh masyarakat sebagai bumbu masakan dan obat-obatan (Razak,2013).
Dalam bidang medis, jeruk Farmaka Suplemen Volume 15 Nomor 2 2 nipis
dimanfaatkan sebagai penambah nafsu makan, diare, antipireutik, antiinflamasi,
antibakteri dan diet (Mursito, 2006; Haryanto,2006).

Jeruk nipis ( Citrus Aurantifolia , Swingle ) Memiliki beberapa nama yang


berbeda di indonesia , antara lain jeruk nipis ( Sunda ) , Jeruk pecel ( Jawa ) , Jeruk
dhurga ( Madura ) , muduletong ( Flores ) dan lain sebagainya. Jeruk nipis merupakan
tumbuhan obat dari family Rutacea . Dalam pengobatan tradisional digunakan antara lain
sebagai peluruh dahak dan obat batuk ( Sarwono , 2006 dalam Enda, 2012).

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana terapi herbal teh sebagai anti obesitas ?

2. Apa saja kandungan yang terdapat pada teh hijau sehingga membuatnya dapat
menjadi obat anti obesitas?

2
3. Bagaimana terapi herbal jeruk nipis sebagai anti obesitas ?

4. Apa saja Manfaat Daun jati belanda sebagai anti obesitas ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui terapi herbal the putih sebagai anti obesitas

2. Untuk mnegetahui apa saja kandungan teh hijau sehingga membuatnya menjadi obat
anti obesitas.?
3. Untuk mengetahui terapi herbal jeruk nipis sebagai anti obesitas
4. Untuk mengetahui apa manfaat daun jati belanda sebagai anti obesitas

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi Obesitas

Obesitas diartikan sebagai kelebihan kandungan lemak di jaringan adiposa.


Dikatakan obesitas jika berat badan diatas 20% dari batas normal. Penderita obesitas
memiliki jumlah kalori yang masuk melalui makanan lebih banyak daripada yang
digunakan untuk menunjang kebutuhan energi tubuh, sehingga kelebihan lemak tersebut
akan disimpan sebagai cadangan energi pada sel lemak dan jaringan lemak yang pada
akhirnya berangsur- angsur berakumulasi meningkatkan berat badan.

Penyebab obesitas sangat kompleks, artinya obesitas disebabkan oleh banyak


faktor yang berhubungan satu sama lain yaitu faktor genetik, metabolik, kebiasaan hidup,
kebiasaan makan, aktivitas fisik, faktor sosiokultural, dan ekonomi. Obesitas timbul
akibat ketidakseimbangan energi dimana masukan energi yang melebihi pengeluaran
energi. Bila energi dalam jumlah besar (dalam bentuk makanan) yang masuk ke dalam
tubuh melebihi jumlah yang dikeluarkan, berat badan akan bertambah dan sebagian
energi tersebut akan disimpan sebagai lemak subkutan dan viseral. Bentuk utama energi
potensial kimia yang disimpan di tubuh dalam bentuk trigliserida.

Mengukur kelebihan lemak di dalam tubuh pada penderita obesitas secara


langsung sangat sulit, maka sebagai pengganti dapat diukur dengan menggunakan IMT
yang merupakan indikator yang paling sering digunakan dan praktis untuk mengukur
tingkat populasi berat badan lebih dan obesitas pada orang dewasa. Klasifikasi obesitas
berdasarkan IMT untuk orang Asia menurut WHO seperti pada Tabel .

Tabel 1. Klasifikasi Obesitas11


Klasifikasi IMT (kg/m2)
Underweight <18,5
Normal 18,5 - 22,9
Overweig 23,0 – 24,9
ht 25,0 – 29,9

4
Obesitas >30,0
I
Obesitas II

Berdasarkan klasifikasi tersebut, dikatakan overwight pada orang Asia jika IMT
>23 kg/m². Hal ini disebabkan karena persentase lemak tubuh bangsa Asia (terutama
abdominal obesity) 7-10% lebih tinggi dibandingkan bangsa Kaukasian, yang
mengakibatkan risiko komorbiditas obesitas seperti DM tipe 2, dislipidemia, hipertensi
dan penyakit kardiovaskuler, kolelitiasis, kanker, osteoartritis, dan gangguan pernapasan
pada bangsa Asia juga lebih tinggi.
Tujuan utama pada penatalaksanaan obesitas adalah untuk mengurangi risiko
mortalitas dan morbiditas. Adanya penurunan 5-10% dari berat badan semula akan
memberikan efek kesehatan yang menguntungkan seperti risiko penyakit komorbiditas
akan berkurang. Penatalaksanaan obesitas lebih difokuskan pada terapi non-
farmakologis yang sering disebut Therapeutic Lifestyle Change (TLC) yaitu
pengurangan asupan kolesterol dan asam lemak jenuh, pemilihan makanan yang
berhubungan dengan aturan makan untuk mengurangi LDL seperti stanol dan sterol serta
peningkatan masukan serat yang dapat larut, penurunan berat badan, dan peningkatan
aktivitas fisik
A. Macam Macam Tanaman Teh

Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk mencari bahan alami yang
dapat mencegah dan mengobati obesitas, didapatkan bahwa teh putih dapat digunakan
sebagai alternatif untuk menurunkan dan memelihara berat badan. Teh putih sebagai
tumbuhan alami yang dapat ditemukan di daratan Indonesia ini telah dikenal sejak dahulu
kala dan dapat digunakan sebagai obat tradisional yang aman. Kemudian inilah yang
mendorong masyarakat untuk memanfaatkan teh putih sebagai alternatif pengobatan
untuk menurunkan berat badan.

Tanaman teh (Camellia sinensis) termasuk tanaman perdu yang tumbuh di daerah
tropis dan subtropis. Teh dibuat dari pucuk daun muda tanaman teh. Tanaman teh
yang tumbuh di Indonesia sebagian besar merupakan varietas Assamica yang berasal
dari India. Tanaman teh yang tumbuh di Jepang dan Cina merupakan varietas

5
Sinensis. Teh varietas Assamica memiliki kelebihan dalam hal kandungan
katekinnya yang lebih besar. Berdasarkan proses pembuatannya teh dibedakan
menjadi 4 jenis yaitu:

1. Teh Hitam (Black Tea)


Teh hitam didapat dari hasil penggilingan yang menyebabkan daun teh
terluka dan mengeluarkan getah. Getah itu bersentuhan dengan udara
sehingga menghasilkan senyawa teaflavin dan teaburgin. Daun teh ini
mengalami fermentasi sempurna. Warna hijau berubah menjadi kecoklatan
dan selama pengeringan berubah menjadi hitam. Teh hitam paling dikenal
luas dan banyak dikonsumsi.
2. Teh Merah (Oolong Tea)
Teh oolong adalah teh hasil semifermentasi (semioksidasi
enzimatis), tidak bersentuhan lama dengan udara pada saat pengolahan.
Fermentasi yang terjadi hanya sebagian (30-70%). Hasilnya warna teh
menjadi coklat kemerahan.
3. Teh Hijau (Green Tea)
Teh hijau dibuat dengan cara menginaktivasi enzim
oksidase/fenolase yang ada dalam pucuk daun teh segar, yaitu dengan cara
pemanasan atau penguapan menggunakan uap panas, sehingga oksidasi
enzimatik terhadap katekin dalam daun teh dapat dicegah.
4. Teh Putih (White Tea)
Teh putih merupakan teh yang sangat istimewa. Teh putih berasal dari
pucuk daun teh yang sangat muda dan masih menggulung, pada saat dipetik
dilindungi dari sinar matahari. Daun teh yang sangat muda ini hanya diuapkan
dan dikeringkan segera setelah dipetik untuk mencegah oksidasi, daun teh muda
ini tidak melalui proses fermentasi sehingga teh putih mengandung katekin dan
kafein tertinggi.

A. Efektivitas Teh Putih untuk Menurunkan Berat Badan


Pengobatan obesitas tidak hanya ditujukan untuk menurunkan berat badan, tetapi
juga untuk mengurangi risiko mortalitas dan morbiditas. Dewasa ini banyak sekali

6
penelitian dilakukan untuk mencari bahan alami yang dapat menurunkan berat badan,
karena bahan alami lebih mudah didapat dan harganya relatif terjangkau. Bahan alami
diharapkan dapat menurunkan dan memelihara berat badan dengan aman atau setidaknya
mempunyai efek samping yang lebih sedikit. Inilah kemudian yang mendorong
masyarakat untuk mencari obat alternatif yang lebih aman, yaitu kembali ke alam dengan
memanfaatkan tumbuhan sebagai obat tradisional yang secara empirik dapat menurunkan
berat badan.

Teh adalah tanaman yang sudah sangat dikenal dan disukai masyarakat dunia juga
di Indonesia. Teh termasuk tanaman spesies Camellia sinensis. Teh mengandung
berbagai elemen nutrient yang bermanfaat bagi kesehatan, antara lain: katekin, quersertin,
kamferol, asam klorofil, teobromin, teanin, teofilin, dan mineral. Karena kandungan
pitonutrien tersebut maka teh dapat berfungsi sebagai antioksidan, sebagai antiinflamasi,
antikanker, juga sebagai antikolesterol, antiobesitas, dan antidiabetes. Terdapat
bermacam jenis teh yaitu teh hitam, teh merah (teh oolong), teh hijau, dan teh putih.
Teh putih atau white tea merupakan jenis teh yang masih terdengar asing dibandingkan
dengan popularitas teh hitam dan teh hijau. Sama seperti teh hijau, teh putih telah
digunakan untuk mengobati obesitas dan penyakit metabolik.

Pada saat ini banyak penelitian peneliti tertarik mempelajari komposisi teh putih.
Teh putih terbuat dari helaian pucuk teh yang sangat muda dan belum mekar yang dipetik
secara hati-hati, dimana pucuk muda yang biasa disebut peko ini masih diselaputi rambut
halus berwarna putih perak, sehingga memberi kesan warna putih beludru yang nantinya
bila kering berubah menjadi putih. Diolah secara alami dan minimal yaitu hanya melalui
pelayuan dan pengeringan dengan bantuan angin dan sinar matahari pegunungan segera
setelah proses pemetikan dilakukan, tanpa melalui proses oksidasi/fermentasi maupun
penggilingan sehingga tidak merusak bentuk teh yang sebenarnya. Teh putih memiliki
kadar klorofil yang rendah dan antioksidan polifenol yang lebih tinggi, namun kafeinnya
sangat rendah. Minimnya pemrosesan menjadikan teh putih sebagai teh kesehatan
premium dengan kandungan polifenol tertinggi dari semua jenis teh

7
Teh putih merupakan tumbuhan obat yang mempunyai efek farmakologis antara
lain dapat menurunkan berat badan, menurunkan kolesterol, trigliserida, serta glukosa,
dapat mencegah karies pada gigi, antimutagenik, antioksidan, antibakteri. Kandungan
bahan- bahan kimia yang terdapat dalam daun teh antara lain: (1) Flavanol, merupakan
polifenol utama pada teh berupa katekin. Derivat dari katekin adalah katekin (C),
epikatekin (EC), galokatekin (GC), epigalokatekin (EGC), epikatekin galat (ECG),
galokatekin 3-galat (GCG) dan epigalokatekin 3-galat (EGCG). Dimana EGCG
merupakan komponen utama katekin (59%). Flavonol yaitu senyawa golongan flavonoid
yang memiliki oksidasi terendah. Komposisi kimia flavonol pada teh mirip katekin.
Flavonol pada teh meliputi quersertin, kaemferol, dan mirisetin. Flavonol merupakan
antioksidan alami yang mempunyai kemampuan mengikat logam; Alkaloid pada teh
memiliki sifat penyegar. Alkaloid yang utama dalam teh adalah kafein. Kafein akan
bereaksi dengan katekin dan menimbulkan rasa segar pada seduhan teh; serta sebagain
kecil mineral dan 1,4-5% asam amino bebas dari berat daun kering. Reaksi asam amino
dengan katekin pada temperatur tinggi menghasilkan aldehida yang membuat aroma pada
teh.

Penderita obesitas dengan diet tinggi lemak menyebabkan kelebihan trigliserida


yang akan diakumulasi oleh adiposit dan jaringan adiposa. Hipertropi adiposit dan
akumulasi jaringan adiposa membuat adiposit dan jaringan adiposa dalam keadaan
patogenik atau adiposopathy. Keadaan adiposopathy menstimulasi pelepasan sitokin,
yaitu tumor necrosis factor-alpha (TNF-α). Kadar TNF-α yang meningkat menyebabkan
terjadinya resistensi insulin. Resistensi insulin pada adiposit dapat menurunkan aktivitas
enzim lipoprotein lipase, sehingga clearance very-low density lipoprotein (VLDL)
menurun, akibatnya kadar VLDL dalam darah meningkat. Selain itu resistensi insulin
dapat meningkatkan hidrolisis trigliserida, sehingga terjadi peningkatan free fatty acid
(FFA). FFA akan masuk ke dalam sirkulasi darah lalu ke hati. Peningkatan FFA di hati
merangsang sekresi dari VLDL, sehingga terjadi hipertrigliseridemia Pemberian ekstrak
teh putih yang mengandung EGCG dan kafein dapat menurunkan TNF-α sehingga
oksidasi asam lemak pada hepar meningkat, menghambat sintesis kolesterol oleh sel
hepar serta meningkatkan sensitivitas insulin. Sensitivitas insulin yang meningkat akan

8
meningkatkan aktivitas enzim lipoprotein lipase dan menurunkan FFA serta menghambat
aktivitas cholesteryl ester transfer protein (CETP).

Cholesteryl ester transfer protein (CETP) adalah protein plasma yang memediasi
pertukaran cholesteryl ester dari HDL ditukar dengan molekul trigliserida dari LDL,
VLDL maupun kilomikron, sehingga yang terjadi VLDL kaya akan kolesterol, sedangkan
HDL menjadi kaya akan trigliserida atau dikenal sebagai lipoprotein kaya trigliserida.
Apoprotein A-1 dapat memisahkan diri dari HDL kaya trigliserida. Apo A-1 bebas ini
segera dibersihkan dari plasma, melalui ginjal, sehingga mengurangi kemampuan HDL
untuk melakukan reverse cholesterol transport. Akibatnya, kadar HDL dalam darah
menurun. LDL kaya trigliserida dapat mengalami lipolisis menjadi small dense LDL.
Dalam hal ini EGCG dan kafein secara sinergis bekerja menghambat CETP sehingga
terjadi peningkatan kadar HDL kolesterol dan penurunan kadar LDL.

Penelitian lain menyebutkan bahwa, sifat antiinflamasi dari interaksi derivat


katekin yang utama yaitu EGCG dan kafein yang akan bekerja secara sinergis untuk
menghambat enzim catechol-o-methyltransferase (COMT). COMT adalah enzim yang
menonaktifkan sistem penerimaan saraf (neurotransmitter) dan racun catechols yang
berakibat pada penurunan dopamin secara drastis.

Penghambatan pada COMT menyebabkan reduksi degradasi norepinefrin,


sehingga menghasilkan penambahan kerja norepinefrin pada sistem saraf simpatis.
Aktivasi pada sistem saraf simpatis akan menstimulasi pengeluaran energi dengan
menyebabkan peningkatan termogenesis dan oksidasi lemak. Oleh karena itu, pemberian
ekstrak teh putih akan menyebabkan peninggian pengeluaran energi (energy expenditure)
selama 24 jam, karena EGCG menstimulasi termogenesis dan oksidasi lemak serta dapat
menurunkan kadar trigilserida yang berimplikasi terhadap penurunan berat badan.

B. Cara Membuat Teh Putih


Alat dan Bahan :
1. Teh Putih
2. Air panas
3. Cangkir

9
Cara membuat :

1. Siapkan air panas / air hangat terlebih dahulu


2. Kemudian masukkan teh putih ke dalam cangkir yang telah di sediakan
3. Setelah air matang tuangkan air ke dalam cangkir
4. Teh putih telah siap di seduh

Aturan minum :

1 hari sekali di pagi hari

2.2 Teh Hijau

A. Klasifikasi Teh Hijau

Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Berat badan
biasanya bertambah berat seiring bertambahnya usia misalnya pada orang tua
yang pada keadaan fisiologis mengalami penurunan metobolisme basal tubuhnya.

Faktor-faktor pencetus overweight meliputi faktor genetik, lingkungan


(aktivitas fisik, psikologis, sosial ekonomi, dan kebiasaan makan), umur, dan jenis
kelamin . Overweight ditandai dengan proporsi berat badan terhadap tinggi badan
yang tidak seimbang. Kebiasaan konsumsi makanan yang tidak sehat juga
memberikan dampak penumpukan radikal bebas di dalam tubuh. Tingginya kadar
radikal bebas terlihat dari rendahnya aktivitas antioksidan dan tingginya kadar
malondialdehid (MDA) dalam darah. Kondisi ini berakibat pada terjadinya
kerusakan jaringan, penyakit autoimun, penyakit degeneratif, dan kanker. Oleh
karena itu, tubuh membutuhkan perlindungan dari reaktivitas radikal bebas
dengan antioksidan yang dapat diperoleh dari teh.

Teh hijau dapat membantu mempercepat proses metabolisme untuk


mengurangi lemak tubuh yang berakibat pada menurunnya berat badan dengan
bantuan polyphenol yang termasuk dalam senyawa antioksidan. Senyawa dari teh
hijau yaitu kombinasi caffein dan catechin, substansi tersebut bisa mempercepat
metabolisme selama 2 jam. Catechins ini akan memicu penurunan berat badan

10
dengan cara membaka kalori dan mengurangi lemak tubuh. Studi riset
membuktikan bahwa setelah minum teh hijau dua kali sehari, dapat membakar 50
kalori ekstra per hari. Sedangkan berdasarkan Department of Food Science and
Human Nutrition of Iowa State University (ISU) di Ames Iowa, Amerika Serikat,
kandungan EGCG yang dibutuhkan untuk membantu dalam proses penurunan
berat badan adalah 316 mg/hari.

b. Kandungan Teh Hijau

Daun teh hijau mengandung 2-3% kafein, Theobromin, Theofillin, Tanin,


Xanthine, adenine, minyak asiri, kuersetin, naringenin, dan natural fluoride.
Setiap 100 gr daun teh mempunyai kalori 17kJ dan mengandung 75% – 80% air,
polifenol 25%, protein 20%, karbohidrat 4%, kafein 2,5% – 4,5%, serat 27%, dan
pektin 6% (Dalimartha, 2006).
Unsur pokok dalam teh adalah kafein, tanin, dan minyak esensial
(Spillane, 1992). Tanin dalam teh sebagian besar tersusun atas katekin,
epikatekin, epikatekin galat, epigalo katekin, epigalo katekin galat dan,
galokatekin (Hartoyo, 2003).

c. Teh Hijau Sebagai Anti Obesitas

Teh hijau diproses dengan cara khusus. Setelah dipetik, daun teh akan
mengalami pengasapan. Proses ini akan mengeringkan daun teh, namun tidak
sampai mengubah warna daun. Kondisi inilah yang menyebabkan air seduhan
daun teh tetap terlihat berwarna hijau muda. Proses ini kemudian terbukti dapat
mempertahankan berbagai kandungan nutrisi, antara lain zat antioksidan
polyphenols pada daun teh, yang lebih besar dibandingkan teh hitam maupun teh
merah.

Rahasia utama teh hijau dapat menurunkan berat badan terletak pada tiga
komponen/bahan utamanya, yaitu epigallocatechin gallate (EGCG) Caffein, dan
L- theanine. EGCG yaitu antioksidan yang dapat menstimulasi metabolisme tubuh
kita. Kita dapat membakar lemak hanya dengan duduk dan minum teh. Jadi,
dengan minum teh dapat meningkatkan gelombang otak neurotransmitter dan

11
metabolisme tubuh yang dapat meningkatkan energi dan menurunkan nafsu atau
selera makan. EGCG dapat meningkatkan konsumsi oksigen dan oksidasi lemak
yang pada akhirnya dapat membantu menurunkan berat badan (Murase dkk,
2009).16 Caffein adalah stimulan yang dapat membantu dalam menurunkan berat
badan. Namun, caffein memiliki efek samping dalam kesehatan, yaitu dapat
meningkatkan gula darah dan insulin.

Teh memang mengandung caffein, tetap kadar kandungannya relatif lebih


kecil dibandingkan dengan kopi. Rahasia yang ketiga adalah L- theanine, yaitu
asam amino yang bekerja untuk menghilangkan efek berbahaya pada caffein. L-
theanine juga dapat mempengaruhi neurotransmitter pada otak yang dapat
mempengaruhi tingkat dopamin dan serotonin yang mengirim sinyal rasa aman
pada otak kita. Semakin banyak kita minum teh, semakin kuat otak kita
meyakinkan bahwa kita tidak lapar. Teh tidak hanya dapat menurunkan berat
badan, tetapi juga dapat mengurangi nafsu atau selera makan untuk tetap dalam
kondisi diet. Teh hijau dapat membantu mempercepat proses metabolisme untuk
mengurangi lemak tubuh yang berakibat pada menurunnya berat badan dengan
bantuan polyphenol yang termasuk dalam senyawa antioksidan. Senyawa dari teh
hijau yaitu kombinasi caffein dan catechin, substansi tersebut bisa mempercepat
metabolisme selama 2 jam. Catechins ini akan memicu penurunan berat badan
dengan cara membakar kalori dan mengurangi lemak tubuh. Studi riset
membuktikan bahwa setelah minum teh hijau dua (2) kali sehari, dapat membakar
50 kalori ekstra per hari. Sedangkan berdasarkan Department of Food Science and
Human Nutrition of Iowa State University (ISU) di Ames Iowa, Amerika Serikat,
kandungan EGCG yang dibutuhkan untuk membantu dalam proses penurunan
berat badan adalah 316 mg/hari. Berdasarkan Rick Hursel dan Margriet S di
dalam The American Journal of Clinical Nutrition, kandungan EGCG yang
dibutuhkan untuk membantu dalam proses penurunan berat badan adalah 270
mg/hari dan jumlah caffein yang dibutuhkan adalah 150 mg/hari. Sedangkan
berdasarkan Tomonori Nagao et all dalam Journal American Society for Clinical
Nutrition dan berdasarkan Monique N.Gilbert dalam Nutrition Science News,
kandungan EGCG yang dibutuhkan untuk membantu dalam proses penurunan

12
berat badan adalah 690 mg/hari. Studi tersebut dalam 12 minggu/ 3 bulan
menunjukkan bahwa catechin (EGCG)pada teh hijau dapat mengurangi berat
badan, lingkar perut, dan persentase lemak tubuh tanpa mengurangi atau
mengganti pola makan dan aktivitas fisiknya. Dengan 690 mg/hari catechin
selama 12 minggu, dapat mengurangi total berat badan ± 3 kg, mengurangi
lingkar pinggang hingga ±3,3 cm, serta mengurangi persentase lemak tubuh ± 1,5
kg. Dari beberapa penelitian tersebut, dosis EGCG yang lebih rendah memiliki
keefektifan yang sama dengan dosis EGCG yang lebih tinggi dalam penurunan
berat badan. Namun, dosis EGCG yang lebih rendah membutuhkan waktu yang
lebih lama dalam proses penurunan berat badan tersebut.

2.3 Klasifikasi Jeruk Nipis


Menurut Ferguson (2002) dalam Enda (2012) Secara taksonomi , tanaman Citrus
aurantifolia Termasuk dalam klasifikasi sebagai berikut :
Kerajaan : Plantae
Filum : Spermatophyta
Sub Filum : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Rutales
Famili : Rutacea
Marga : Citrus
Jenis : Citrus aurantifolia ( Cristm). Swingle

A. Deskripsi Tanaman Jeruk Nipis


Jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle), merupakan tumbuhan dari
keluarga Rutaceae dan sub-keluarga Aurantioideae yang berasal dari Asia
Tenggara (Win, et al., 2006). Tumbuhan ini berupa pohon semak kecil dengan
ketinggian dapat mencapai sekitar 4 m, memiliki percabangan tidak teratur dan
berduri. Daun jeruk nipis tersusun berseling, berbentuk elips hingga ovate (bulat
telur) dengan ukuran 4- 8 cm x 2-5 cm. Bunganya berdiameter sekitar satu inci
dan berwarna putih kekuningan dengan semburat ungu muda di pinggirannya.
Buah berbentuk bulat hingga bulat telur berdiameter sekitar 3 - 6 cm, berwarna

13
kuning saat matang namun biasanya dipetik saat masih hijau (Enejoh, et al.,
2015).

B. Kandungan Jeruk Nipis


Buah jeruk nipis mengandung bahan kimia diantara asam strat sebanyak 7-
7%, damar lemak ,, mineral , vitamin B-1 , minyak terbang (minyak atsiri atau
essensial oil ). Minyak esensial sebesar 7% mengandung sitrat limonene ,
fellandren , lemon kamfer , geranil asetat , cadinen , linalin asetat , flavonoid ,
seperti poncirin , hesperidine , rhoifolin dan naringine ( Enda 2012). Dalam 100
gram jeruk nipis mengandung vitamin C 93 mg dan hesperidin sebanyak 16,67
mg yang lebih tinggi dibandingkan jeruk manis dan lemon menurut
Hajimahmoodi (2014). Selain vitamin C, kandungan flavonoid utama dalam jeruk
nipis yaitu hesperidin dapat membantu menurunkan kadar kolesterol total
( Purnamasari,2014).
Jeruk nipis memiliki kandungan flavonoid, saponin dan minyak atsiri
(Syamsuhidayat dan Hutape, 1991). Komponen minyak atsirinya adalah siral,
limonene, feladren, dan glikosida hedperidin. Sari buah jeruk nipis mengandung
minyak atsiri limonene dan asam sitrat 7%. Buah jeruk mengandung zat
bioflavonoid, pectin, enzim, protein, lemak dan pigmen (karoten dan klorofil)
(Sethpakdee, 1992).
Berdasarkan beberapa penelitian, buah jeruk nipis memiliki kandungan
metabolit sekunder flavonoid dalam jumlah yang banyak baik dalam bentuk C
atau O-glikosida. Flavonoid jeruk dapat diklasifikasikan menjadi flavonon, flavon
dan flavonol (Hertog et al 1993; Bronner and Beecher 1995).
Flavonoid adalah derivat senyawa fenol. Flavonoid memiliki 15 atom
karbon yang tersusun dalam konfigurasi C6-C3- C6 (dua cincin aromatik yang
terhubung oleh tiga karbon yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin ketiga).
Gugus hidroksil (-OH) hampir selalu terdapat dalam flavonoid, dimana gugus
hidroksil adalah tempat menempelnya berbagai gula yang berpengaruh terhadap
kelarutan flavonoid dalam air (F.B. Salisbury, 1995)

14
C. Pengaruh Jeruk Nipis Sebagai Antiobesitas
Obesitas selalu dikaitkan dengan peningkatan kadar trigliserida,
penurunan HDL (High Density Lipoprotein) dan kenaikan LDL (Low Density
Lipoprotein) di dalam tubuh. Kadar kolesterol yang tinggi ini dinamakan juga
dengan hiperkolesterolemia.4,5 Menurut studi epidemiologi, mengkonsumsi
antioksidan secara rutin dapat melindungi lipoprotein khususnya LDL dan VLDL
dari reaksi oksidasi. Selain itu, Vitamin C juga merupakan antioksidan yang dapat
membantu reaksi hidrosilasi dalam pembentukan asam empedu, yang menjadikan
ekskresi kolesterol meningkat yang dapat menurunkan kadar kolesterol darah dan
membantu keseimbangan LDL dan HDL darah di dalam tubuh.
Jeruk merupakan salah satu buah yang mengandung Vitamin C yang
banyak. Sari buah jeruk mengandung 40-70 mg vitamin C per 100 g bahan.
Semakin lama usia buah jeruk, semakin berkurang kadar vitamin dalam daging
buah jeruk itu.Selain mengandung vitamin C, jeruk juga mengandung hesperidin,
yaitu berupa flavonoid spesifik pada buah jeruk yang dapat menurunkan kadar
kolesterol LDL.

D. Cara Pengguaan Jeruk Nipis


Cara penyajian diet jeruk nipis untuk menurunkan berat badan
1. Gunakan air hangat
Ketika membuat air jeruk nipis, gunakan air hangat. Selain lebih mudah
dicerna oleh tubuh, air hangat juga membantu mempercepat proses metabolisme
sehingga hasilnya akan lebih efektif.
2. Tak perlu menambahkan gula
Anda juga tak perlu menambahkan gula ke dalam air perasan jeruk nipis.
Namun kalau memang belum terbiasa dengan rasanya, maka tambahkan gula sedikit
saja. Untuk berikutnya, kurangi takaran gulanya sedikit demi sedikit hingga lidah
Anda terbiasa minum air jeruk nipis tanpa gula.
3. Campur dengan jahe
Jahe dapat merangsang metabolisme dan membuat tubuh membakar kalori
lebih cepat. Mengombinasikan jahe dengan jeruk nipis dapat membantu

15
memaksimalkan program diet. Cara membuatnya, blender 2 inci jahe segar bersama
segelas besar air, lalu saring ampasnya. Setelah itu, tambahkan perasan 1 buah jeruk
nipis, minum segera.
4. Gunakan sebagai topping
Selain diminum, Anda juga boleh menggunakan perasan jeruk nipis sebagai
bumbu atau topping makanan seperti memeras airnya ke dalam kuah bakso, soto,
salad, steak, dan lain-lain.
5. Infused lime water
Dan bila pagi itu Anda cukup sibuk sehingga tak ada waktu lagi untuk
memeras jeruk nipis, maka potong-potong saja jeruknya dan masukkan ke dalam
botol atau gelas minum Anda.

2.4 Klasifikasi Daun Jati Belanda.

Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) termasuk salah satu spesies tanaman yang dipilih
sebagai tanaman unggulan untuk diteliti lebih lanjut termasuk uji klinik oleh Depkes RI.
Berdasarkan Badan POM Depkes RI terdapat sembilan tanaman obat unggulan
Indonesiauntuk pengembangan produk obat bahan alam ke arah fitofarmaka dengan
melakukan serangkaian penelitian mulai dari budidaya sampai uji klinik yang salah satunya
ialah daun Jati Belanda.4Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) diketahui memiliki
berbagai macam khasiat antara lain menurunkan kadar kolesterol dan berat badan, mengobati
gangguan pencernaan, hingga sebagai terapi kencing manis (diabetes mellitus).

A. Kandungan Daun Jati Belanda

Daun Jati Belanda diketahui memiliki kandungan kimia seperti tanin, alkaloid, flavonoid,
sterol, saponin, glukosa, asam fenol, dan kalsium oksalat. Proses aterosklerosis terjadi akibat
adanya faktor-faktor yang merusak lapisan dalam arteri (endothelial injury). Dislipidemia
merupakan faktor risiko terjadinya aterosklerosis dimana terdapat disfungsi endotel akibat
pengendapan lemak yang teroksidasi dan menimbulkan proses inflamasi yang mengarah ke
perkembangan plak aterosklerosis. Berbagai penelitian menunjukan bahwa daun Jati Belanda
memiliki efek menurunkan kolesterol dan anti dislipidemia. Ekstrak etanol daun Jati Belanda

16
menunjukkan hasil positif sebagai antiadipogenesis dan antiobesitas dengan menghambat
aktivitas G6PD, trigliserida, dan kolesterol.Banyak kandungan kimia yang terdapat dalam
daun Jati Belanda seperti tanin, alkaloid, musilago,saponin, beta-sitosterol, dan flavonoid.
Hasil penelitian sebelumnya mengenai ekstrak daun Jati Belanda terhadap kadar lipid darah
pada tikus jantan menunjukkan bahwa ekstrak air daun Jati Belanda dapat menurunkan kadar
kolesterol pada hewan uji. Kandungan kimia tanin, alkaloid, saponin, sterol, dan flavonoid
pada daun Jati Belanda diketahui dapat mengikat molekul kolesterol dan lemak yang terdapat
dalam makanan dan menyebabkan penurunan jumlah absorpsi lemak serta kolesterol di
intestinal, sehingga terjadi penurunan kadar kolesterol dalam darah.8Berbagai kandungan
yang memiliki pengaruh terhadap metabolisme lemak. Sehingga daun Jati Belanda dapat
berefek anti dislipidemia antara lain:

1) Tanin,
merupakan polifenol yang larut dalam air, memiliki afinitas yang kuat terhadap protein
dan daya kelarutan lemak yang rendah. Tanin memiliki sifat astrigensia (pengerut atau
pengelat) yang mengendapkan mukosa protein di dalam permukaan usus halus sehingga
mengurangi penyerapan makanan terutama lemak. Tanin juga memiliki efek inhibisi
terhadap enzim lipase. Enzim lipase berfungsi menghidrolisis trigliserida menjadi asam
lemak dan gliserol, dam asam lemak merupakan bahan dasar pembentukan kolesterol
total pada sel hepatosit. Adanya efek inhibisi lipase oleh tanin akan menurunkan produksi
asam lemak bebas sehingga kadar kolesterol akan berkurang. Tanin memiliki aktivitas
antioksidan dan antiinflamasi yang penting dalam melindungi kerusakan oksidatif seluler
termasuk peroksidasi lipid.
2) Alkaloid,
merupakan kandungan kimia dalam tumbuhan yang mengandung unsur nitrogen.
Alkaloid bersifat menghambat aktivitas enzim lipase pankreas.

3) Musilago, memiliki sifat sebagai pelicin atau pelumas sehingga menghambat proses
absorpsi makanan.

4) Saponin, dapat mengikat asamempedu dan kolesterol dalam usus halus yang menyebabkan
penyerapan kembali kolesterol akan terganggu dan berkurang. Cara kerja saponin mirip
dengan obat cholestyramineyang termasuk golongan bile acid sequestrants.

17
5) Beta-sitosterol, adalah gabungan sterol tanaman yang tidak diabsorpsi saluran cerna
manusia. Mekanisme kerjanya diduga menghambat absorpsi kolesterol.

Sterol nabati sering digunakan sebagai pencegahan dan penanganan untuk


hiperkolesterolemia, hiperlipidemia, dan faktor risiko lain seperti inflamasi dan trombosis.
Konsumsi dari sterol nabati dapat menurunkan kadar kolesterol-LDL pada anak-anak
hiperkolestrolemia familial. Selain itu, terdapat kandungan tanin yang berperan sebagai
antioksidan sehingga menghambat oksidasi lemak. Dengan adanyazat aktif tersebut,
diharapkan daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) dapat menurunkan kadar kolesterol
dalam darah, mencegah oksidasi lipid, dan memperbaiki kondisi dislipidemia sehingga
kerusakan endotel atau degenerasi pada pembuluh darah dapat dicegah.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada saat ini banyak penyakit yang berhubungan dengan pola makan yang tidak
sehat, karena pola makan sekarang cenderung mengandung tinggi kalori dan tinggi
lemak, serta pola hidup sedentari dimana aktivitas fisik sehari-hari sangat minimal
sehingga menyebabkan kelebihan lemak tubuh. Oleh karena itu, banyak sekali
masyarakat yang menderita obesitas. Obesitas merupakan masalah kesehatan dunia
termasuk juga di Indonesia. Pada tahun 1998, World Health Organization
(WHO) menyatakan obesitas merupakan masalah epidemiologi global serta ancaman
serius bagi kesehatan.Obesitas tidak lagi hanya merupakan masalah kosmetis saja,
akan tetapi telah dianggap sebagai sinyal pertama munculnya kelompok penyakit–
penyakit non-infeksi (non communicable diseases) dan sering disertai komplikasi
seperti diabetes melitus (DM) tipe 2, dislipidemia, hipertensi dan penyakit
kardiovaskuler, kolelitiasis, kanker, osteoartritis, dan gangguan pernapasan yang
banyak terjadi di negara maju maupun negara berkembang.
3.2 Saran

1.  Bagi penderita obesitas disarankan untuk bisa memilih makanan yang baik dan sehat
serta sesuai dengan kecukupan tubuhnya. Pengurangan kalori dan meningkatkan olah
raga merupakan cara alami yang  murah meskipun tidak mudah untuk mempertahankan 
dalam jangka waktu   lama.

2.    Bila perubahan cara hidup gagal menurunkan Berat Badan , perlu    diberikan obat   
obat-obatan yang aman dan efektif , sebaiknya dipilih    obat yang bekerja lokal    pada
usus  karena efek samping nya lebih kecil    dibandingkan dengan yang    sistemis.

3.    Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan desain penelitian longitudinal untuk
mengetahui determinan Penyakit Jantung Koroner (PJK) .Peneliti selanjutnya perlu
melakukan penelitian tentang hubungan obesitas terhadap faktor resiko kejadian Penyakit
Jantung Koroner (PJK).

Daftar Pustaka

19
Anggraini, D. I., & Nanda, S. V. (2016). Efek Pemberian Ekstrak Teh Putih terhadap
Obesitas. Jurnal Majority, 5(3), 156-161.

Pratiwi, A. P. (2018). OPTIMASI FORMULASI TEH PUTIH, MALTODEKSTRIN, DAN


NATRIUM BIKARBONAT TERHADAP KARAKTERISTIK EFFERVESCENT TEH
PUTIH (Doctoral dissertation, Fakultas Teknik Unpas).

Dahlia, D., Pangkahila, W. I., Aman, I. G. M., Pangkahila, J. A., Suryadhi, N. T., & Iswari, I. S.
(2017). Ekstrak Teh Putih (Camellia sinensis) Oral Mencegah Dislipidemia pada Tikus (Rattus
novergicus) Jantan Galur Wistar yang Diberi Diet Tinggi Lemak. IJAAM (Indonesian Journal of
Anti-Aging Medicine), 1(1), 17-24.

Sari, Hariani Kurni (2016). Potensi Teh Hijau (Camellia Sinensis) Terhadap Penurunan Berat
Badan. Surabaya.

Hidayati, Alpha Olivia., Wiryatun Lestariana., & Emy Huriyati3 (2012). Efek ekstrak teh hijau
(Camellia sinensis (L.) O. Kuntze var. assamica) terhadap berat badan dan kadar malondialdehid
wanita overweight. Yogyakarta.

Wulandari, Riska., dan Soraya Rahmanisa (2016). Pengaruh Ekstrak Teh Hijau terhadap

Penurunan Berat Badan pada Remaja. Lampung.

Elon , Yununs, Jacqueline Polancos, 2015 Manfaat jeruk nipis (Citrus Aurantifolia )
Dan Olahraga untuk Menurunkan Kolesterol Total Klien Dewasa , Jurnal Skolastik
Keperawatan Vol. 1, No.2

20
Enda, Fitarosana., 2012, Pengaruh Pemberian Larutan Ekstra Jeruk nipis ( Citrus aurantifolia )
Terhadap Pembentukan plak gigi. Laporan hasil akhir karya tulis ilmiah. Fakultas kedokteran ,
universitas diponegoro

Elon, Yunus Jacqueline Polancos. 2015. Manfaat jeruk nipis ( Citrus Aurantifolia ) dan olahraga
untuk menurunkan kolesterol total klien dewasa. Jurnal skolastik keperawatan Vol.1 No.1
Haryanto , Sri. 2006 . Sehat dan bugar secara alami. Jakarta : penebar plus

Badan POM Republik Indonesia. POM. Program dan kegiatan penelitian tanaman obat
indonesia. [Online] 2004 cited10 november 2015.Available from:
http://www.pom.go.id/pom/oai/info/progteliti.htm

Hidayat M, Soeng S, Prahastuti S, Hermanto PT, Andhika YK. Aktivitas antioksidan dan
antitrigliserida ekstrak tunggal kedelai, daun jati belanda serta kombinasinya. Bionatura -Jurnal
Ilmu Hayati dan Fisik. ISSN 1411-0903. 2014;2(16): 89-94.

Jasaputra DK. Tumbuhan obat untuk obesitas. Jurnal Medika Planta.2011;1(3):83-92

21

Anda mungkin juga menyukai