Komplementer
Komplementer
MAKALAH
Keperawatan Komplementer
Oleh :
JURUSAN KEPERAWATAN
D3 KEPERAWATAN LAWANG
1
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Terapi
Herbal Anti Obesitas”.
Dalam makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada yang terhormat :
1. Ibu Nurul Hidayah, S.Kep.Ns. M.Kep yang senantiasa mengingatkan dan
memberikan support.
2. Pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan kritik
dan saran yang membangun hingga terselesainya makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini. Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang “Terapi Herbal Anti Obesitas”
dapat mempermudahkan pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................................i
Daftar Isi.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Teh putih Sebagai Anti Obesitas.............................................................................4
2.2 Teh Hijau Sebagai Anti Obesitas..........................................................................10
2.3 Jeruk Nipis Sebagai Anti Obesitas........................................................................13
2.4 Daun Jati Belanda Sebagai Anti Obesitas ............................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
Pada saat ini banyak penyakit yang berhubungan dengan pola makan yang tidak
sehat, karena pola makan sekarang cenderung mengandung tinggi kalori dan tinggi
lemak, serta pola hidup sedentari dimana aktivitas fisik sehari-hari sangat minimal
sehingga menyebabkan kelebihan lemak tubuh. Oleh karena itu, banyak sekali
masyarakat yang menderita obesitas. Obesitas merupakan masalah kesehatan dunia
termasuk juga di Indonesia. Pada tahun 1998, World Health Organization (WHO)
menyatakan obesitas merupakan masalah epidemiologi global serta ancaman serius bagi
kesehatan.Obesitas tidak lagi hanya merupakan masalah kosmetis saja, akan tetapi telah
dianggap sebagai sinyal pertama munculnya kelompok penyakit–penyakit non-infeksi
(non communicable diseases) dan sering disertai komplikasi seperti diabetes melitus
(DM) tipe 2, dislipidemia, hipertensi dan penyakit kardiovaskuler, kolelitiasis, kanker,
osteoartritis, dan gangguan pernapasan yang banyak terjadi di negara maju maupun
negara berkembang.
Pengobatan obesitas tidak hanya ditujukan untuk menurunkan berat badan, tetapi
juga untuk mengurangi risiko mortalitas dan morbiditas. Dewasa ini banyak sekali
penelitian dilakukan untuk mencari bahan alami yang dapat menurunkan berat badan,
karena bahan alami lebih mudah didapat dan harganya relatif terjangkau. Bahan alami
diharapkan dapat menurunkan dan memelihara berat badan dengan aman atau setidaknya
mempunyai efek samping yang lebih sedikit. Inilah kemudian yang mendorong
1
masyarakat untuk mencari obat alternatif yang lebih aman, yaitu kembali ke alam dengan
memanfaatkan tumbuhan sebagai obat tradisional yang secara empirik dapat menurunkan
berat badan.
Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah. Hampir
semua jenis tumbuhan dapat tumbuh di Indonesia. Sebagian besar tumbuhan tersebut
sudah dimanfaatkan untuk mengobati berbagai penyakit oleh nenek moyang kita, dimana
tumbuhan ini dikenal sebagai obat herbal. Perkembangan dan popularitas obat herbal
semakin meningkat seiring dengan tingginya harga obat non herbal dan resistensi dari
obat kimia.
Tanaman obat herbal menjadi salah satu alternatif untuk menghindari munculnya
resistensi tersebut. Salah satu tumbuhan herbal yang banyak digunakan oleh masyarakat
Indonesia untuk pengobataan tradisional adalah jeruk nipis (Citrus aurantifolia s.)
( Aibinu, 2007).
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia s.) adalah salah satu tanaman toga yang banyak
digunakan oleh masyarakat sebagai bumbu masakan dan obat-obatan (Razak,2013).
Dalam bidang medis, jeruk Farmaka Suplemen Volume 15 Nomor 2 2 nipis
dimanfaatkan sebagai penambah nafsu makan, diare, antipireutik, antiinflamasi,
antibakteri dan diet (Mursito, 2006; Haryanto,2006).
2. Apa saja kandungan yang terdapat pada teh hijau sehingga membuatnya dapat
menjadi obat anti obesitas?
2
3. Bagaimana terapi herbal jeruk nipis sebagai anti obesitas ?
1.3 Tujuan
2. Untuk mnegetahui apa saja kandungan teh hijau sehingga membuatnya menjadi obat
anti obesitas.?
3. Untuk mengetahui terapi herbal jeruk nipis sebagai anti obesitas
4. Untuk mengetahui apa manfaat daun jati belanda sebagai anti obesitas
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Obesitas >30,0
I
Obesitas II
Berdasarkan klasifikasi tersebut, dikatakan overwight pada orang Asia jika IMT
>23 kg/m². Hal ini disebabkan karena persentase lemak tubuh bangsa Asia (terutama
abdominal obesity) 7-10% lebih tinggi dibandingkan bangsa Kaukasian, yang
mengakibatkan risiko komorbiditas obesitas seperti DM tipe 2, dislipidemia, hipertensi
dan penyakit kardiovaskuler, kolelitiasis, kanker, osteoartritis, dan gangguan pernapasan
pada bangsa Asia juga lebih tinggi.
Tujuan utama pada penatalaksanaan obesitas adalah untuk mengurangi risiko
mortalitas dan morbiditas. Adanya penurunan 5-10% dari berat badan semula akan
memberikan efek kesehatan yang menguntungkan seperti risiko penyakit komorbiditas
akan berkurang. Penatalaksanaan obesitas lebih difokuskan pada terapi non-
farmakologis yang sering disebut Therapeutic Lifestyle Change (TLC) yaitu
pengurangan asupan kolesterol dan asam lemak jenuh, pemilihan makanan yang
berhubungan dengan aturan makan untuk mengurangi LDL seperti stanol dan sterol serta
peningkatan masukan serat yang dapat larut, penurunan berat badan, dan peningkatan
aktivitas fisik
A. Macam Macam Tanaman Teh
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk mencari bahan alami yang
dapat mencegah dan mengobati obesitas, didapatkan bahwa teh putih dapat digunakan
sebagai alternatif untuk menurunkan dan memelihara berat badan. Teh putih sebagai
tumbuhan alami yang dapat ditemukan di daratan Indonesia ini telah dikenal sejak dahulu
kala dan dapat digunakan sebagai obat tradisional yang aman. Kemudian inilah yang
mendorong masyarakat untuk memanfaatkan teh putih sebagai alternatif pengobatan
untuk menurunkan berat badan.
Tanaman teh (Camellia sinensis) termasuk tanaman perdu yang tumbuh di daerah
tropis dan subtropis. Teh dibuat dari pucuk daun muda tanaman teh. Tanaman teh
yang tumbuh di Indonesia sebagian besar merupakan varietas Assamica yang berasal
dari India. Tanaman teh yang tumbuh di Jepang dan Cina merupakan varietas
5
Sinensis. Teh varietas Assamica memiliki kelebihan dalam hal kandungan
katekinnya yang lebih besar. Berdasarkan proses pembuatannya teh dibedakan
menjadi 4 jenis yaitu:
6
penelitian dilakukan untuk mencari bahan alami yang dapat menurunkan berat badan,
karena bahan alami lebih mudah didapat dan harganya relatif terjangkau. Bahan alami
diharapkan dapat menurunkan dan memelihara berat badan dengan aman atau setidaknya
mempunyai efek samping yang lebih sedikit. Inilah kemudian yang mendorong
masyarakat untuk mencari obat alternatif yang lebih aman, yaitu kembali ke alam dengan
memanfaatkan tumbuhan sebagai obat tradisional yang secara empirik dapat menurunkan
berat badan.
Teh adalah tanaman yang sudah sangat dikenal dan disukai masyarakat dunia juga
di Indonesia. Teh termasuk tanaman spesies Camellia sinensis. Teh mengandung
berbagai elemen nutrient yang bermanfaat bagi kesehatan, antara lain: katekin, quersertin,
kamferol, asam klorofil, teobromin, teanin, teofilin, dan mineral. Karena kandungan
pitonutrien tersebut maka teh dapat berfungsi sebagai antioksidan, sebagai antiinflamasi,
antikanker, juga sebagai antikolesterol, antiobesitas, dan antidiabetes. Terdapat
bermacam jenis teh yaitu teh hitam, teh merah (teh oolong), teh hijau, dan teh putih.
Teh putih atau white tea merupakan jenis teh yang masih terdengar asing dibandingkan
dengan popularitas teh hitam dan teh hijau. Sama seperti teh hijau, teh putih telah
digunakan untuk mengobati obesitas dan penyakit metabolik.
Pada saat ini banyak penelitian peneliti tertarik mempelajari komposisi teh putih.
Teh putih terbuat dari helaian pucuk teh yang sangat muda dan belum mekar yang dipetik
secara hati-hati, dimana pucuk muda yang biasa disebut peko ini masih diselaputi rambut
halus berwarna putih perak, sehingga memberi kesan warna putih beludru yang nantinya
bila kering berubah menjadi putih. Diolah secara alami dan minimal yaitu hanya melalui
pelayuan dan pengeringan dengan bantuan angin dan sinar matahari pegunungan segera
setelah proses pemetikan dilakukan, tanpa melalui proses oksidasi/fermentasi maupun
penggilingan sehingga tidak merusak bentuk teh yang sebenarnya. Teh putih memiliki
kadar klorofil yang rendah dan antioksidan polifenol yang lebih tinggi, namun kafeinnya
sangat rendah. Minimnya pemrosesan menjadikan teh putih sebagai teh kesehatan
premium dengan kandungan polifenol tertinggi dari semua jenis teh
7
Teh putih merupakan tumbuhan obat yang mempunyai efek farmakologis antara
lain dapat menurunkan berat badan, menurunkan kolesterol, trigliserida, serta glukosa,
dapat mencegah karies pada gigi, antimutagenik, antioksidan, antibakteri. Kandungan
bahan- bahan kimia yang terdapat dalam daun teh antara lain: (1) Flavanol, merupakan
polifenol utama pada teh berupa katekin. Derivat dari katekin adalah katekin (C),
epikatekin (EC), galokatekin (GC), epigalokatekin (EGC), epikatekin galat (ECG),
galokatekin 3-galat (GCG) dan epigalokatekin 3-galat (EGCG). Dimana EGCG
merupakan komponen utama katekin (59%). Flavonol yaitu senyawa golongan flavonoid
yang memiliki oksidasi terendah. Komposisi kimia flavonol pada teh mirip katekin.
Flavonol pada teh meliputi quersertin, kaemferol, dan mirisetin. Flavonol merupakan
antioksidan alami yang mempunyai kemampuan mengikat logam; Alkaloid pada teh
memiliki sifat penyegar. Alkaloid yang utama dalam teh adalah kafein. Kafein akan
bereaksi dengan katekin dan menimbulkan rasa segar pada seduhan teh; serta sebagain
kecil mineral dan 1,4-5% asam amino bebas dari berat daun kering. Reaksi asam amino
dengan katekin pada temperatur tinggi menghasilkan aldehida yang membuat aroma pada
teh.
8
meningkatkan aktivitas enzim lipoprotein lipase dan menurunkan FFA serta menghambat
aktivitas cholesteryl ester transfer protein (CETP).
Cholesteryl ester transfer protein (CETP) adalah protein plasma yang memediasi
pertukaran cholesteryl ester dari HDL ditukar dengan molekul trigliserida dari LDL,
VLDL maupun kilomikron, sehingga yang terjadi VLDL kaya akan kolesterol, sedangkan
HDL menjadi kaya akan trigliserida atau dikenal sebagai lipoprotein kaya trigliserida.
Apoprotein A-1 dapat memisahkan diri dari HDL kaya trigliserida. Apo A-1 bebas ini
segera dibersihkan dari plasma, melalui ginjal, sehingga mengurangi kemampuan HDL
untuk melakukan reverse cholesterol transport. Akibatnya, kadar HDL dalam darah
menurun. LDL kaya trigliserida dapat mengalami lipolisis menjadi small dense LDL.
Dalam hal ini EGCG dan kafein secara sinergis bekerja menghambat CETP sehingga
terjadi peningkatan kadar HDL kolesterol dan penurunan kadar LDL.
9
Cara membuat :
Aturan minum :
Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Berat badan
biasanya bertambah berat seiring bertambahnya usia misalnya pada orang tua
yang pada keadaan fisiologis mengalami penurunan metobolisme basal tubuhnya.
10
dengan cara membaka kalori dan mengurangi lemak tubuh. Studi riset
membuktikan bahwa setelah minum teh hijau dua kali sehari, dapat membakar 50
kalori ekstra per hari. Sedangkan berdasarkan Department of Food Science and
Human Nutrition of Iowa State University (ISU) di Ames Iowa, Amerika Serikat,
kandungan EGCG yang dibutuhkan untuk membantu dalam proses penurunan
berat badan adalah 316 mg/hari.
Teh hijau diproses dengan cara khusus. Setelah dipetik, daun teh akan
mengalami pengasapan. Proses ini akan mengeringkan daun teh, namun tidak
sampai mengubah warna daun. Kondisi inilah yang menyebabkan air seduhan
daun teh tetap terlihat berwarna hijau muda. Proses ini kemudian terbukti dapat
mempertahankan berbagai kandungan nutrisi, antara lain zat antioksidan
polyphenols pada daun teh, yang lebih besar dibandingkan teh hitam maupun teh
merah.
Rahasia utama teh hijau dapat menurunkan berat badan terletak pada tiga
komponen/bahan utamanya, yaitu epigallocatechin gallate (EGCG) Caffein, dan
L- theanine. EGCG yaitu antioksidan yang dapat menstimulasi metabolisme tubuh
kita. Kita dapat membakar lemak hanya dengan duduk dan minum teh. Jadi,
dengan minum teh dapat meningkatkan gelombang otak neurotransmitter dan
11
metabolisme tubuh yang dapat meningkatkan energi dan menurunkan nafsu atau
selera makan. EGCG dapat meningkatkan konsumsi oksigen dan oksidasi lemak
yang pada akhirnya dapat membantu menurunkan berat badan (Murase dkk,
2009).16 Caffein adalah stimulan yang dapat membantu dalam menurunkan berat
badan. Namun, caffein memiliki efek samping dalam kesehatan, yaitu dapat
meningkatkan gula darah dan insulin.
12
berat badan adalah 690 mg/hari. Studi tersebut dalam 12 minggu/ 3 bulan
menunjukkan bahwa catechin (EGCG)pada teh hijau dapat mengurangi berat
badan, lingkar perut, dan persentase lemak tubuh tanpa mengurangi atau
mengganti pola makan dan aktivitas fisiknya. Dengan 690 mg/hari catechin
selama 12 minggu, dapat mengurangi total berat badan ± 3 kg, mengurangi
lingkar pinggang hingga ±3,3 cm, serta mengurangi persentase lemak tubuh ± 1,5
kg. Dari beberapa penelitian tersebut, dosis EGCG yang lebih rendah memiliki
keefektifan yang sama dengan dosis EGCG yang lebih tinggi dalam penurunan
berat badan. Namun, dosis EGCG yang lebih rendah membutuhkan waktu yang
lebih lama dalam proses penurunan berat badan tersebut.
13
kuning saat matang namun biasanya dipetik saat masih hijau (Enejoh, et al.,
2015).
14
C. Pengaruh Jeruk Nipis Sebagai Antiobesitas
Obesitas selalu dikaitkan dengan peningkatan kadar trigliserida,
penurunan HDL (High Density Lipoprotein) dan kenaikan LDL (Low Density
Lipoprotein) di dalam tubuh. Kadar kolesterol yang tinggi ini dinamakan juga
dengan hiperkolesterolemia.4,5 Menurut studi epidemiologi, mengkonsumsi
antioksidan secara rutin dapat melindungi lipoprotein khususnya LDL dan VLDL
dari reaksi oksidasi. Selain itu, Vitamin C juga merupakan antioksidan yang dapat
membantu reaksi hidrosilasi dalam pembentukan asam empedu, yang menjadikan
ekskresi kolesterol meningkat yang dapat menurunkan kadar kolesterol darah dan
membantu keseimbangan LDL dan HDL darah di dalam tubuh.
Jeruk merupakan salah satu buah yang mengandung Vitamin C yang
banyak. Sari buah jeruk mengandung 40-70 mg vitamin C per 100 g bahan.
Semakin lama usia buah jeruk, semakin berkurang kadar vitamin dalam daging
buah jeruk itu.Selain mengandung vitamin C, jeruk juga mengandung hesperidin,
yaitu berupa flavonoid spesifik pada buah jeruk yang dapat menurunkan kadar
kolesterol LDL.
15
memaksimalkan program diet. Cara membuatnya, blender 2 inci jahe segar bersama
segelas besar air, lalu saring ampasnya. Setelah itu, tambahkan perasan 1 buah jeruk
nipis, minum segera.
4. Gunakan sebagai topping
Selain diminum, Anda juga boleh menggunakan perasan jeruk nipis sebagai
bumbu atau topping makanan seperti memeras airnya ke dalam kuah bakso, soto,
salad, steak, dan lain-lain.
5. Infused lime water
Dan bila pagi itu Anda cukup sibuk sehingga tak ada waktu lagi untuk
memeras jeruk nipis, maka potong-potong saja jeruknya dan masukkan ke dalam
botol atau gelas minum Anda.
Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) termasuk salah satu spesies tanaman yang dipilih
sebagai tanaman unggulan untuk diteliti lebih lanjut termasuk uji klinik oleh Depkes RI.
Berdasarkan Badan POM Depkes RI terdapat sembilan tanaman obat unggulan
Indonesiauntuk pengembangan produk obat bahan alam ke arah fitofarmaka dengan
melakukan serangkaian penelitian mulai dari budidaya sampai uji klinik yang salah satunya
ialah daun Jati Belanda.4Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) diketahui memiliki
berbagai macam khasiat antara lain menurunkan kadar kolesterol dan berat badan, mengobati
gangguan pencernaan, hingga sebagai terapi kencing manis (diabetes mellitus).
Daun Jati Belanda diketahui memiliki kandungan kimia seperti tanin, alkaloid, flavonoid,
sterol, saponin, glukosa, asam fenol, dan kalsium oksalat. Proses aterosklerosis terjadi akibat
adanya faktor-faktor yang merusak lapisan dalam arteri (endothelial injury). Dislipidemia
merupakan faktor risiko terjadinya aterosklerosis dimana terdapat disfungsi endotel akibat
pengendapan lemak yang teroksidasi dan menimbulkan proses inflamasi yang mengarah ke
perkembangan plak aterosklerosis. Berbagai penelitian menunjukan bahwa daun Jati Belanda
memiliki efek menurunkan kolesterol dan anti dislipidemia. Ekstrak etanol daun Jati Belanda
16
menunjukkan hasil positif sebagai antiadipogenesis dan antiobesitas dengan menghambat
aktivitas G6PD, trigliserida, dan kolesterol.Banyak kandungan kimia yang terdapat dalam
daun Jati Belanda seperti tanin, alkaloid, musilago,saponin, beta-sitosterol, dan flavonoid.
Hasil penelitian sebelumnya mengenai ekstrak daun Jati Belanda terhadap kadar lipid darah
pada tikus jantan menunjukkan bahwa ekstrak air daun Jati Belanda dapat menurunkan kadar
kolesterol pada hewan uji. Kandungan kimia tanin, alkaloid, saponin, sterol, dan flavonoid
pada daun Jati Belanda diketahui dapat mengikat molekul kolesterol dan lemak yang terdapat
dalam makanan dan menyebabkan penurunan jumlah absorpsi lemak serta kolesterol di
intestinal, sehingga terjadi penurunan kadar kolesterol dalam darah.8Berbagai kandungan
yang memiliki pengaruh terhadap metabolisme lemak. Sehingga daun Jati Belanda dapat
berefek anti dislipidemia antara lain:
1) Tanin,
merupakan polifenol yang larut dalam air, memiliki afinitas yang kuat terhadap protein
dan daya kelarutan lemak yang rendah. Tanin memiliki sifat astrigensia (pengerut atau
pengelat) yang mengendapkan mukosa protein di dalam permukaan usus halus sehingga
mengurangi penyerapan makanan terutama lemak. Tanin juga memiliki efek inhibisi
terhadap enzim lipase. Enzim lipase berfungsi menghidrolisis trigliserida menjadi asam
lemak dan gliserol, dam asam lemak merupakan bahan dasar pembentukan kolesterol
total pada sel hepatosit. Adanya efek inhibisi lipase oleh tanin akan menurunkan produksi
asam lemak bebas sehingga kadar kolesterol akan berkurang. Tanin memiliki aktivitas
antioksidan dan antiinflamasi yang penting dalam melindungi kerusakan oksidatif seluler
termasuk peroksidasi lipid.
2) Alkaloid,
merupakan kandungan kimia dalam tumbuhan yang mengandung unsur nitrogen.
Alkaloid bersifat menghambat aktivitas enzim lipase pankreas.
3) Musilago, memiliki sifat sebagai pelicin atau pelumas sehingga menghambat proses
absorpsi makanan.
4) Saponin, dapat mengikat asamempedu dan kolesterol dalam usus halus yang menyebabkan
penyerapan kembali kolesterol akan terganggu dan berkurang. Cara kerja saponin mirip
dengan obat cholestyramineyang termasuk golongan bile acid sequestrants.
17
5) Beta-sitosterol, adalah gabungan sterol tanaman yang tidak diabsorpsi saluran cerna
manusia. Mekanisme kerjanya diduga menghambat absorpsi kolesterol.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada saat ini banyak penyakit yang berhubungan dengan pola makan yang tidak
sehat, karena pola makan sekarang cenderung mengandung tinggi kalori dan tinggi
lemak, serta pola hidup sedentari dimana aktivitas fisik sehari-hari sangat minimal
sehingga menyebabkan kelebihan lemak tubuh. Oleh karena itu, banyak sekali
masyarakat yang menderita obesitas. Obesitas merupakan masalah kesehatan dunia
termasuk juga di Indonesia. Pada tahun 1998, World Health Organization
(WHO) menyatakan obesitas merupakan masalah epidemiologi global serta ancaman
serius bagi kesehatan.Obesitas tidak lagi hanya merupakan masalah kosmetis saja,
akan tetapi telah dianggap sebagai sinyal pertama munculnya kelompok penyakit–
penyakit non-infeksi (non communicable diseases) dan sering disertai komplikasi
seperti diabetes melitus (DM) tipe 2, dislipidemia, hipertensi dan penyakit
kardiovaskuler, kolelitiasis, kanker, osteoartritis, dan gangguan pernapasan yang
banyak terjadi di negara maju maupun negara berkembang.
3.2 Saran
1. Bagi penderita obesitas disarankan untuk bisa memilih makanan yang baik dan sehat
serta sesuai dengan kecukupan tubuhnya. Pengurangan kalori dan meningkatkan olah
raga merupakan cara alami yang murah meskipun tidak mudah untuk mempertahankan
dalam jangka waktu lama.
2. Bila perubahan cara hidup gagal menurunkan Berat Badan , perlu diberikan obat
obat-obatan yang aman dan efektif , sebaiknya dipilih obat yang bekerja lokal pada
usus karena efek samping nya lebih kecil dibandingkan dengan yang sistemis.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan desain penelitian longitudinal untuk
mengetahui determinan Penyakit Jantung Koroner (PJK) .Peneliti selanjutnya perlu
melakukan penelitian tentang hubungan obesitas terhadap faktor resiko kejadian Penyakit
Jantung Koroner (PJK).
Daftar Pustaka
19
Anggraini, D. I., & Nanda, S. V. (2016). Efek Pemberian Ekstrak Teh Putih terhadap
Obesitas. Jurnal Majority, 5(3), 156-161.
Dahlia, D., Pangkahila, W. I., Aman, I. G. M., Pangkahila, J. A., Suryadhi, N. T., & Iswari, I. S.
(2017). Ekstrak Teh Putih (Camellia sinensis) Oral Mencegah Dislipidemia pada Tikus (Rattus
novergicus) Jantan Galur Wistar yang Diberi Diet Tinggi Lemak. IJAAM (Indonesian Journal of
Anti-Aging Medicine), 1(1), 17-24.
Sari, Hariani Kurni (2016). Potensi Teh Hijau (Camellia Sinensis) Terhadap Penurunan Berat
Badan. Surabaya.
Hidayati, Alpha Olivia., Wiryatun Lestariana., & Emy Huriyati3 (2012). Efek ekstrak teh hijau
(Camellia sinensis (L.) O. Kuntze var. assamica) terhadap berat badan dan kadar malondialdehid
wanita overweight. Yogyakarta.
Wulandari, Riska., dan Soraya Rahmanisa (2016). Pengaruh Ekstrak Teh Hijau terhadap
Elon , Yununs, Jacqueline Polancos, 2015 Manfaat jeruk nipis (Citrus Aurantifolia )
Dan Olahraga untuk Menurunkan Kolesterol Total Klien Dewasa , Jurnal Skolastik
Keperawatan Vol. 1, No.2
20
Enda, Fitarosana., 2012, Pengaruh Pemberian Larutan Ekstra Jeruk nipis ( Citrus aurantifolia )
Terhadap Pembentukan plak gigi. Laporan hasil akhir karya tulis ilmiah. Fakultas kedokteran ,
universitas diponegoro
Elon, Yunus Jacqueline Polancos. 2015. Manfaat jeruk nipis ( Citrus Aurantifolia ) dan olahraga
untuk menurunkan kolesterol total klien dewasa. Jurnal skolastik keperawatan Vol.1 No.1
Haryanto , Sri. 2006 . Sehat dan bugar secara alami. Jakarta : penebar plus
Badan POM Republik Indonesia. POM. Program dan kegiatan penelitian tanaman obat
indonesia. [Online] 2004 cited10 november 2015.Available from:
http://www.pom.go.id/pom/oai/info/progteliti.htm
Hidayat M, Soeng S, Prahastuti S, Hermanto PT, Andhika YK. Aktivitas antioksidan dan
antitrigliserida ekstrak tunggal kedelai, daun jati belanda serta kombinasinya. Bionatura -Jurnal
Ilmu Hayati dan Fisik. ISSN 1411-0903. 2014;2(16): 89-94.
21