Anda di halaman 1dari 15

OBAT TRADISIONAL

DAUN JAMBU BIJI UNTUK MENYEMBUHKAN PENYAKIT DIARE

OLEH :

KELOMPOK 7 IV B

Ni Putu Ari Anggarani (15C11476)


Ni Ketut Ayu Ari Kepakisan (15C11477)
Ni Luh Ari Suandewi (15C11478)
I Gst. A. A. Ari Sudewi (15C11479)
Gusti Ayu Putu Indah Wijayanti (15C11498)
Ni Kadek Riska Kusuma Dewi (15C11522)
Putu Ayu Winda Trisnayanti (15C11531)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI

TAHUN AJARAN 2018 / 2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas
rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Obat
Tradisional Daun Jambu Biji untuk Menyembuhkan Diare” tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih


kepada Dosen Pembimbing kami Putu Indrayoni, S.Farm., M. Farm. Apt. serta
pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-


kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Sekian penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah


membantu. Semoga Tuhan senantiasa memberkati segala usaha kita.

Denpasar, April 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................... 1
1.3. Tujuan .................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3
2.1. Konsep Diare .......................................................................... 3
2.1.1. Definisi ..................................................................... 3
2.1.2. Etiologi ..................................................................... 3
2.1.3. Tanda dan Gejala ...................................................... 3
2.1.4. Penatalaksanaan ........................................................ 4
2.2. Konsep Daun Jambu Biji ........................................................ 5
2.2.1. Tanamana jambu biji ................................................ 5

2.2.2. Zat Aktif yang Terkandung ..................................... 6

2.2.3. Mekanisme Kerja Senyawa Aktif Daun

Psidium guajava L. Sebagai Agen Antidiare ............ 8

2.2.4. Cara pengolahan Menjadi Obat Tradisional ............. 9

2.2.5. Efektivitas Daun Jambu Biji Daging Merah

dan Daun Jambu Biji Daging Putih .......................... 10


BAB III PENUTUP ....................................................................................... 11
3.1. Kesimpulan ............................................................................. 11
3.2. Saran ....................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyakit infeksi merupakan penyakit yang banyak diderita


masyarakatIndonesia sejak dulu, diantaranya adalah infeksi usus (diare).
Diare adalah suatuejala klinis dari gangguan pencer naan (usus) yang
ditandai denganbertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya dan
berulang-ulang yangdisertai adanya perubahan bentuk dan konsistensi feses
menjadi lembek atau cair. Salah satu faktor penyebab terjadinya diare antara
lain karena infeksikuman penyebab diare (Ajizah, 2014) . Namun menurut
Dzulkarnain (1996) dalam Ajizah (2014) kasus diare di Indonesia lebih
sering disebabkan oleh Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Vibrio
cholerae, Salmonella sp., selain Shigella sp., dan Campylobacter. Dari
percobaan binatang yang diinfeksi dengan Salmonella typhimurium
menunjukkan perubahan-perubahan pada cairan ileum, transport elektrolit
dan terjadi perangsangan enzim adenil siklase dan peningkatan siklik AMP
intraseluler sehingga menyebabkan sekresi cairan dan diare.

Upaya penatalaksanaan pada penderita diare sebagian besar dengan


rehidrasi yang berfungsi untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat
adanya dehidrasi. Walaupun demikian diare yang berkelanjutan harus
diatasi dengan pengobatan simtomatik dan pengobatan kausatif. Untuk
pengobatan kausatif mikroorganisme penyebab diare dimatikan dengan
menggunakan antibiotic (Komala, 2008).

Beberapa tanaman herbal yang telah banyak digunakan oleh


masyarakat sebagai anti diare terdiri dari Aegle marmelos, Cyperus
rotundus, Psidium guajava L., dan Zingiber officinale. Menurut penelitian
yang dilakukan oleh Tannaz, tanaman jambu biji atau Psidium guajava L.
terutama agian daun, memiliki efektifitas yang lebih tinggi dibandingkan
dengan beberapa tanaman lain yang digunakan sebagai anti diare. Hal
tersebut berkaitan dengan beberapa kandungan metabolit sekunder pada
daun Psidium guajava L. ((Tannaz, Brijesh, Poonam, 2014).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalahnya adalah apakah daun


jambu biji dapat menyembuhkan diare ?

1
1.3. Tujuan

1. Tujuan umum

Mengetahui manfaat daun jambu biji untuk menyembuhkan diare

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui yang dimaksud dengan diare dan penyebab diare

b. Mengetahui kandungan dalam daun jambu biji

c. Mengetahui mekanisme kerja kandungan daun jambu biji untuk


mengobati diare

d. Mengetahi cara pengolahan daun jambu biji menjadi obat diare

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Konsep Diare

2.1.1. Definisi

Diare merupakan salah satu penyakit sistem pencernaan yang


sering dijumpai di masyarakat yaitu penyakit yang ditandai dengan
buang air besar encer lebih dari tiga kali dalam sehari (WHO, 2009).
Diare adalah defekasi yang sering dalam sehari dengan feses yang
lembek atau cair, terjadi karena chymus yang melewati usus kecil
dengan cepat, kemudian feses melewati usus besar dengan cepat pula
sehingga tidak cukup waktu untuk absorpsi, hal ini menyebabkan
dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit (Adnyana, dkk, 2004).

2.1.2. Etiologi

Salah satu faktor penyebab terjadinya diare antara lain karena


infeksi kuman penyebab diare. Brooks et al (1996) dalam Ajizah
(2014) telah menginventarisasi 12 jenis bakteri, yaitu: Staphylococcus
aureus, Bacillus cereus, Clostridium perferingens, Escherichia coli,
Vibrio cholerae, Shigella sp., Salmonella sp., Clostridium difficile,
Campylobacter jejuni, Yersinia enterolitica, Klebsiella pnemoniae,
Vibrio haemolyticus .

2.1.3. Tanda dan Gejalan

Tanda dan gejala awal diare ditandai dengan anak menjadi


cengeng, gelisah, suhu badan meningkat, nafsu makan menurun,
kemudian timbul diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau

3
sesudah diare. Apabila penderita telah banyak mengalami kehilangan
air dan elektrolit, maka terjadilah gejala dehidrasi (Ajizah, 2014)

2.1.4. Penatalaksanaan

Beberapa tanaman herbal yang telah banyak digunakan oleh


masyarakat sebagai anti diare terdiri dari Aegle marmelos, Cyperus
rotundus, Psidium guajava L., dan Zingiber officinale. Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Tannaz, tanaman jambu biji atau
Psidium guajava L. terutama bagian daun, memiliki efektifitas yang
lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa tanaman lain yang
digunakan sebagai anti diare. Hal tersebut berkaitan dengan beberapa
kandungan metabolit sekunder pada daun Psidium guajava L.
(Tannaz, Brijesh, Poonam, 2014).

Determinasi dilakukan di Laboratorium Taksonomi Tumbuhan,


Fakultas Biologi, Universitas Jenderal Soedirman, dengan pedoman
determinasi sesuai dengan Buku Flora of Java (1968). Hasil
determinasi tanaman menunjukkan bahwa tanaman yang
teridentifikasi sebagai anti diare adalah jambu biji (Psydium guajava
L), kara (Dolichos lablab L), ketumbel (Glochidion littoralBlume),
kunyit (Curcuma Domestica Val), lengkuas (Languas galangal (L)
Stutz), patikan kebo (Euphorbia hirta L.), manggis (Garcinia
mangostana L), nangka (Artocarpus heterophyllus Lam), pala
(Myristica fragransHoutt), pepaya (Carica papaya L) (Permatasari,
Diniatik, & Hartanti, 2011) .

4
2.2. Konsep Daun Jambu Biji

2.2.1. Tanamana Jambu Biji

Jambu biji disebut dengan jambu klutuk dan nama latin dari jambu biji
(Psydium guajava L), merupoakan tanaman yang sering ditemukan di
daerah tropis dan subtropis (Permatasari, Diniatik, & Hartanti, 2011).

Klasifikasi dari tanaman jambu biji menurut Becker dan Van Den
brink, (1968) dalam Permatasari, Diniatik, & Hartanti, (2011) adalah
sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Myrtales

Famili : Myrtaceae

Genus : Psidium

5
Spesies : Psidium guajava L.

Menurut Permatasari, Diniatik, & Hartanti (2011) bagin dari tanaman


jambu biji yang dapat dijadikan obat untuk diare (gastroenteritis) yaitu
bagian daun.

2.2.2. Zat Aktif yang Terkandung dalam Daun Jambu Biji

Psidium guajava L. diketahui mengandung beberapa bahan aktif


antara lain tanin, flavonoid, guayaverin, leukosianidin, minyak atsiri,
asam malat, damar, dan asam oksalat. Akan tetapi hanya komponen
khusus seperti flavonoid, tanin, minyak atsiri, dan alkaloid yang
memiliki efek farmakologi sebagai antidiare terutama pada penyakit
diare yang disebabkan oleh bakteri (Fratiwi, 2015).

1. Flavonoid

Senyawa turunan flavonoid yang terkandung dalam daun Psidium


guajava L. adalah quercetin. Penelitian lain secara lebih spesifik
menjelaskan bahwa quercetin merupakan senyawa golongan
flavonoid jenis flavonol dan flavon, senyawa ini banyak terdapat
pada tanaman famili Myrtaceae dan Solanacea. Selain itu, telah
dikenal sejumlah kandungan glikosida flavonol pada daun
Psidium guajava L. yang juga merupakan turunan dari quercetin,
diantaranya adalah quercetin–3–L–rhamonoside yang digunakan
untuk pewarna tekstil, quercetin–3–rutinoside yang biasa disebut
rutin dan quercetin–3–glukoside atau isoquercetin yang memiliki
peran untuk mengobati kerapuhan pembuluh kapiler pada
manusia.

2. Minyak astiri

Minyak atsiri merupakan senyawa yang mudah menguap yang


tidak arut dalam air yang berasal dari tanaman.

6
3. Alkaloid

Alkaloid merupakan salah satu zat tumbuhan sekunder yang


terbesar yang terdapat pada tanaman berbunga angiospermae.
Alkaloid dapat juga berbentuk amorf dan beberapa seperti nikotin
dan koniin. Kebanyakan alkaloid tidak bewarna, tetapi beberapa
senyawa kompleks kelompok aromatik bewarna. Alkaloid bersifat
basa yang tergantung pada pasangan elektron pada nitrogen.
Secara umum tanaman beralkaloid dapat didefenisikan sebagai
tanaman yang mengandung alkaloid terbesar dari 0,05% bobot
kering. Alkaloid dalam daun Psidium guajava L.bersifat anti
bakteri.

4. Tanin

Senyawa tanin yang terkandung dalam daun Psidium guajava L.


dapat diperkirakan memiliki jumlah sebanyak 9–12%. Tanin
dapat menimbulkan rasa sepat pada buah dan daun Psidium
guajava L. tetapi berfungsi memperlancar sistem pencernaan, dan
sirkulasi darah.

Pada penelitian Ajizah (2014) menjelaskan bahwa adanya


kepekaan kuman Salmonella typhimurium terhadap ekstrak daun
Psidium guajava L. secara in vitro. Uji sensitivitas kuman dilakukan
dengan metode pengenceran tabung atau Tube Dilution Method.
Kerapatan populasi bakteri diperoleh berdasarkan pengamatan
kekeruhan dan pengukuran kerapatan optik atau Optical Density
bakteri dengan spektrofotometer. Jumlah bakteri hidup yang
ditunjukkan oleh pertumbuhan koloni menggambarkan penurunan
yang cukup linier dari konsentrasi 200 mg/ml sampai 6,25 mg/ml. Hal
ini menunjukan bahwa daun Psidium guajava L. mengandung bahan
aktif yang bersifat antibakteri terhadap Salmonella typhimurium.

7
2.2.3. Mekanisme Kerja Senyawa Aktif Daun Psidium guajava L. Sebagai
Agen Antidiare

1. Flavonoid

Beberapa penelitian telah menjelaskan bahwa kandungan daun


Psidium guajava L. yang paling efektif sebagai anti diare adalah
quercetin yang merupakan turunan dari flavonoid. Quercetin dapat
menghambat berbagai neurotransmiter yang bersifat spasmogenik.
Asetilkolin merupakan salah satu neurotransmiter spasmogenik
usus. Quercetin akan menghambat pelepasan asetilkolin yang
dapat meningkatkan kontraksi usus akibat adanya iritasi oleh
bakteri penyebab diare seperti Staphylococcus aureus, Escherichia
coli, Salmonella enteritidis, Bacillus cereus, dan Vibrio cholera.
Penghambatan pada asetilkolin tersebut akan menyebabkan
penurunan kontraksi usus sehingga dapat menghentikan diare
(Fratiwi, 2015).

2. Minyak atsiri

Minyak atsiri dapat menghambat pertumbuhan atau mematikan


mikroorganisme salah satunya bakeri Salmonella typhimurium
yang telah diketahui berpotensi sebagai salah satu mikroorganisme
penyebab diare. Dimana senyawa ini akan menggangu proses
terbentuknya membran atau dinding sel. Membran atau dinding sel
tidak terbentuk atau terbentuknya tidak sempurna (Fratiwi, 2015).

3. Alkaloid

Alkaloid dalam daun Psidium guajava L. juga bersifat anti bakteri.


Alkaloid brotowali dapat menganggu terbentuknya jembatan
silang komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri,

8
sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secar utuh dan
menyebabkan kematian sel tersebut.

4. Tanin

Tanin mempunyai sifat sebagai pengelat berefek spasmolitik yang


mengkerutkan usus sehingga gerak peristaltik usus berkurang.
Akan tetapi, efek spasmolitik ini juga mungkin dapat
mengkerutkan dinding sel bakteri atau membran sel sehingga
menggangu permeabilitas sel itu sendiri. Akibat terganggunya
permeabilitas, sel tidak dapat melakukan aktivitas hidup sehingga
pertumbuhan hidup sel terhambat atau bahkan mati. Tanin juga
mempunyai daya anti bakteri dengan cara mempresipitasikan
protein, karena diduga tanin mempunyai efek yang sama dengan
senyawa fenolat. Efek anti bakteri tanin antara lain reaksi dengan
membran sel, inaktivasi enzim, dan destruksi atau inaktivasi fungsi
materi genetik bakteri (Fratiwi, 2015).

2.2.4. Cara Pengolahan Menjadi Obat Tradisional

Menurut Syarif, Suryotomo, dan Soeprapto (2009) cara


pengolahan daun jambu biji menjadi obat tradisional untuk
menyembuhkan diare yaitu:

1. Petik daun jambu biji muda muda

2. Kemudian tambahkan dengan sedikit garam

3. Tumbuk halus daun jambu biji dan garam

4. Beri sedikit air

5. Saring tubukan halus daun jambu biji dan garam yang sudah
dicampur dengan air, kemudian hasil saringan diperas untuk
diminum

9
2.2.5. Efektivitas Daun Jambu Biji Daging Merah dan Daun Jambu Biji
Daging Putih

Menurut penlitian yang dilakukan oleh Adnyana, dkk.


(2004), ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih dan
ekstrak etanol daun jambu biji daging buah merah menghambat
pertumbuhan Shigella dysenteriaemasingmasing pada konsentrasi
40 mg/ml dan 50 mg/ml, terhadap Shigella flexnerimasing-
masing pada konsentrasi 30 mg/ml dan 40 mg/ml, terhadap
Escherichia colimasing-masing pada konsentrasi 40 mg/ml, dan
terhadap Salmonella typhihanya ekstrak etanol daun jambu biji
daging buah putih pada konsentrasi 60 mg/ml. Ekstrak etanol
daun jambu biji daging buah putih menunjukkan aktivitas
antibakteri yang lebih kuat dibandingkanekstrak etanol daun
jambu biji daging buah merah. Kedua ekstrak uji tidak
menunjukkan perbedaan efek yang bermakna erhadap konsistensi
feses, berat total feses, waktu munculnya diare, lamanya diare,
dan transit usus.

10
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Diare merupakan salah satu penyakit sistem pencernaan yang sering


dijumpai di masyarakat yaitu penyakit yang ditandai dengan buang air besar
encer lebih dari tiga kali dalam sehari. Diare disebabkan oleh Staphylococcus
aureus, Bacillus cereus, Clostridium perferingens, Escherichia coli, Vibrio
cholerae, Shigella sp., Salmonella sp., Clostridium difficile, Campylobacter
jejuni, Yersinia enterolitica, Klebsiella pnemoniae, Vibrio haemolyticus. Obat
tradisional yang dapat digunakan untuk menyembuhkan diare yaitu daun
jambu biji. Dimana daun jambu biji mengandung flavonoid, tanin, minyak
atsiri, dan alkaloid yang memiliki efek farmakologi sebagai antidiare
terutama pada penyakit diare yang disebabkan oleh bakteri.

3.2. Saran

Diare sangat mudah terjadi pada masyarakat khususnya jika


lingkungan kotor. Kasus diare sangat banyak terjadi pada anak-anak karena
kurangnya pengetahuan anak tentang kebersihan dan cara mencuci tangan
yang baik. Oleh karena itu, sebaiknya masyarakat paham akan cara mencegah
diare dengan menjaga keberihan lingkungan, kebersihan makanan dan
memahami serta mengajarkan anak cara mencuci tangan yang baik. Bila ada
keluarga yang mengalami diare alangkah baiknya jika keluarga mamapu
memenfaatkan obat-obatan tradisional terlebih dahulu.

11
DAFTAR PUSTAKA

Adnyana, I. K. dkk. 2004. Efek Ekstrak Daun Jambu Biji Daging Buah Putih dan
Jambu Biji Daging Buah Merah Sebagai Antidiare. Jurnal Acta
Pharmaceutica Indonesia, Vol. XXIX, No.1. Bandung: ITB

Ajizah A. 2014. Sensitivitas Salmonella typhimurium terhadap ekstrak daun


Psidium guajava L.. Bioscientiae. Program Studi Biologi FMI PA Unlam. 1
(1). 31-8.

Fratiwi, Y. 2015. The Potential of Guava Leaf (Psidium guajava L.) For Diarrhea.
Faculty of Medicine. 4 (1). 113-118.

Komala O, Ismanto. 2008. Daya antimikroba ekstrak beberapa tanaman obat


terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Ekologia. 8 (1). 29-36.

Permatasari, D., Diniatik, Hartanti, D. 2011. Studi Etnofarmakologi obat


Tradisional sebagai Anti Diare di Kecamatan Baturaden Kabupaten
Banyumas. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 8
(1). 44-64.

Syarif. P., Suryotomo, B., Soeprapto, H., 2009. Diskripsi dan Manfaat Tanaman
Obat di Pedesaan Sebagai Upaya Pemberdayaan Apotik Hidup (Studi Kasus
Di Kecamatan Wonokerto) The Description and the Use of Herbs at Village
as a Way to Empower the Herbal Garden. Universitas Pekalongan. 3 (2). 20-
32.

Tannaz JB, Brijesh S, Poonam GD. 2014. Bactericidal effect of selected


antidiarrhoeal medicinal plants on intracellular heat-stable
eterotoxinproducing Escherichia coli. Indian Journal of Pharmaceutical
Sciences. 76 (3). 229-35.

12

Anda mungkin juga menyukai