Oleh :
NISSA AZZAHRA
30220016
STUDI KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “A“ DAN TERAPI NON
KONVESIONAL MASSAGE ENDORPHIN DAN
POSTNATAL YOGA DI PRAKTIK MANDIRI
BIDAN HUSNIYATI PALEMBANG
Disusun Oleh :
NISSA AZZAHRA
30220016
STUDI KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “A“ DAN TERAPI NON
KONVESIONAL MASSAGE ENDORPHIN DAN
POSTNATAL YOGA DI PRAKTIK MANDIRI
BIDAN HUSNIYATI PALEMBANG
Disusun Oleh :
NISSA AZZAHRA
30220016
Hari :
Tanggal :
Penguji I Penguji II
( ) ( )
NIDN. NIDN.
Mengetahui,
Ketua STIKES Abdurahhman Ka. Prodi Kebidanan
(Nissa Azzahra)
NIM.30220016
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum. Wr. Wb
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan laporan berjudul “Asuhan Kebidanan Pada
Ny “A” Dan Terapi Non Konvesional Massage Endorphin Dan Postnatal Yoga di
praktik Mandiri Bidan Husniyati” dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya. Sholawat serta salam tidak lupa juga kami sanjungkan kepada baginda
nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan hingga ke
zaman terang benerang seperti saat ini.
Adapun tujuan dari penulisan membuat laporan ini adalah untuk memenuhi
syarat kelulusan berupa Studi Kasus yang telah dilaksanakan di PMB Husniyati.
Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Dalam penyusunan laporan ini kami banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami sebagai penulis akan
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Rosyida A. Rahman selaku Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Abdurahman Palembang
2. Bapak H. Suaidy A.R ahman, SE., S.Sos., MM selaku Ketua STIKES
Abdurahman Palembang
3. Ibu Vika Tri Zelharsandy, M.Keb selaku Kaprodi Pendidikan Profesi Bidan
program sarjana serta dosen pembimbing akademik yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk selalu memberikan bimbingan, kritik dan saran
demi kesempurnaannya laporan ini
4. Bidan PMB Husniyati atas izin, bantuan dan bimbingan serta pembelajaran
selama penulis melakukan pengkajian Laporan Studi Kasus ini
5. Ny. “A” selaku pasien yang telah bersedia menjadi pasien untuk kasus pada
laporan ini dengan bersedianya dilakukan kerjasama dalam menyelesaikan
laporan ini dengan bersedianya dilakukan Kerjasama dalam menyelesaikan
6. Orang tua serta keluarga yang telah memberikan dukungan moral dam
spiritual selama menjalankan pendidikan
7. Teman teman Mahasiswi STIKES Abdurahman yang telah memberikan
dukungan dan semangat dalam penyusunan laporan ini.
Dalam penyusunan laporan ini kami menyadari masih banyak kekurangan
baik isi, cara penulisan, tutur bahasa yang dipilih serta susunan penulisan
dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki dan kurangnya
pengalaman mengenai kasus yang dibahas. Kami hanyalah manusia biasa yang
tidak luput dari khilaf dan salah. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran
yang bersifat edukatif dan membangun dari pembaca, demi terciptanya
kesempurnaan dalam penulisan laporan ini dan menjadikan penulis lebih baik lagi
kedepannya dalam menyusun sebuah laporan.
Akhir kata kami ucapkan banyak terimakasih dan semoga laporan ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca serta berguna bagi semua kalangan masyarakat.
Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi semua, aamiin.
Wassalamualaikum, Wr.Wb
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
Tabel 2.1 HPHT ............................................................................................... 19
Table 2.2 TFU .................................................................................................. 20
Tabel 2.3 Imunisasi TT .................................................................................... 21
Tabel 2.4 IMT ................................................................................................. 22
Tabel 2.5 Ukuran Uterus Pada Masa Nifas ...................................................... 23
Tabel 2.6 Macam-Macam Lochia .................................................................... 64
Tabel 2.7 Kunjungan Masa Nifas..................................................................... 65
Tabel 2.8 Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas .................................................... 68
Tabel 2.9 Nilai Apgar Skor .............................................................................. 69
Tabel 2.10 Kategori Asfiksia ........................................................................... 73
Tabel 2.11 Standar Pelayanan Imunisasi ........................................................ 76
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
2.1 Leopold 1 ................................................................................................... 27
2.2 Leopold 2 ................................................................................................... 28
2.3 Leopold 3 ................................................................................................... 28
2.4 Leopold 4 ................................................................................................... 29
2.5 Bidang Hodge ........................................................................................... 32
2.6 Penurunan Kepala ..................................................................................... 33
2.7 Mekanisme Persalinan .............................................................................. 37
2.8 Laserasi jalan Lahir .................................................................................. 55
2.9 Partograf ..................................................................................................... 55
DAFTAR SINGKATAN
AB : Abortus
AIDS : Accurequired Immunodeficiency Virus
AKB : Angka Kematian Bayi
AKBK : Alat Kontrasepsi Bawah Kulit
AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
AKI : Angka Kematian Ibu
ANC : Antenatal Care
APD : Alat Pelindung Diri
APGAR : Apparence, Grimace, Activity, Respiration
APN : Asuhan Persalinan Normal
ASEAN : Assosiation of southeast Asian Nation
ASI : Air Susu Ibu
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
BCG : Baccille Calmette Guerin
BB : Berat Badan
BBL : Bayi Baru Lahir
BBLR : Berat Badan Lahir Rendah
BBIH : Berat Badan Ibu Hamil
BCG : Bacillus Calmette Guerin
BPM : Bidan Praktek Mandiri
C : Celcius
CM : Centi Meter
COC : Continuty Of Care
DEPKES : Departemen Kesehatan
DKP : Dispropotion Kepala Panggul
DJJ : Denyut Jantung Janin
DTT : Desinfeksi Tingkat Tinggi
FSH : Follicle Stimulating Hormone
G : Gravida
GPA : Gravida Partus Abortus
HB : Hemoglobin
HIV : Human Immunodeficiency Virus
HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir
HPL : Hari Perkiraan Lahir
IM : Intra Muskular
IMD : Inisiasi Menyusui Dini
IMS : Infeksi Menular Seksual
IMT : Indeks Masa Tubuh
ISK : Infeksi Saluran Kemih
IUD : Intra Uterin Device
IUGR : Intra Uterin Growth Restriction
IU : International Unit
JK : Jenis Kelamin
JTH : Janin Tunggal Hidup
K1 : Kunjungan 1
K2 : Kunjungan 2
K3 : Kunjungan 3
K4 : Kunjungan 4
KB : Keluarga Berencana
KEK : Kekurangan Energi Kronik
KG : Kilo gram
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
KIE : Komunikasi Informasi dan Edukasi
LILA : Lingkar Lengan Atas
PX : Procesus Xipoideus
PAP : Pintu Atas Panggul
PP : Postpartum
PUKA : Punggung Kanan
PUKI : Punggung Kiri
PUS : Pasangan Usia Subur
RR : Respiration Rate
SOAP : Subjek Objek Analisa Penatalaksanaan
TB : Tinggi Badan
TBC : Tuberculosis
TBJ : Tafsiran Berat Janin
TD : Tekanan Darah
TFU : Tinggi Fundus Uteri
TM : Trimester
TP : Tafsiran Persalinan
TT : Tetanus Toxoid
UK : Usia Kehamilan
UUB : Ubun-Ubun Besar
UUK : Ubun-Ubun Kecil
USG : Ultra Sono Grafi
VDRL : Veneral Disease Research Laboratory
WHO : World Human Organitation
WIB : Waktu Indonesia Barat
DAFTAR ISTILAH
TINJAUAN PUSTAKA
7. Pigmentasi kulit
2. Palpasi
Hal yang harus ditentukan adalah outline janin biasanya menjadi jelas
setelah minggu ke-22. Gerakan janin dapat dirasakan dengan jelas minggu ke-24.
Agustus 31 4 3
September 30 4 2
Oktober 31 4 3
November 30 4 2
Desember 31 4 3
Januari 31 4 3
Februari 28 4 -
Maret ( berjalan ) 23 3 2
+7 - 3 +1
TP = 27 2 2024
34 2 2021
Karena dibulan 2 ada 28 hari maka 34 – 28 = 6 dan bulannya dimajukan, maka
tafsiran persalinannya pada tanggal 6 –3 - 2023.
c. Menentukan TBJ
Untuk menentukan berat janin penulis menggunakan rumus Johnson- Toshach
sebagai berikut :
Rumus : TBJ = ( TFU – n ) x 155
Ketentuan :
- Kepala belum melewati PAP ( n = 13 ).
- Kepala masih sudah melewati PAP dan berada di spina iskiadika (n = 12 ).
- Kepala sudah melewati spina iskiadika ( n = 11 ).
Contoh : Diketahui tfu ibu 32 cm dan kepala telah melewati PAP, berapakah TBJ
nya ?
Jawab : TBJ = ( TFU – n ) x 155
= ( 32 – 12 ) x 155
= 20 x 155 = 3.100 gr
Jadi tafsiran berat janin ibu tersebut ialah 3.100 gr.
f) Muka
Terjadi perubahan warna bercak hiperpigmentasi kecoklatan pada kulit di
daerah tonjolan maksila dan dahi, khususnya pada wanita hamil berkulit hitam
akibat peningkatan hormone estrogen dan progesterone, serta hormone
melanokortikotropin. Tanda kehamilan yang terjadi ialah Chloasma
gravidarum, ketidaknyamanan fisiologis juga terjadi chloasma gravidarum.
g) Kulit
Hipersensitivitas allergen plasenta. Ketidak nyaman yang dirasakan ibu
hamil yaitu gatal-gatal. Peningkatan kelenjar apocrine akibat peningkatan
hormone, kelenjar tersebut meningkat terutama akibat berat badan dan kegiatan
metabolik yang meningkat; peningkatan aktifitas kelenjar sebasea.
Ketidaknyaman yang dirasakan oleh ibu hamil yaitu bertambahnya keringat.
h) Sistem pernapasan
Ruang abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya ruang rahim
dan pembentukan hormon progesteron menyebabkan paru-paru berfungsi
sedikit berbeda dari biasanya. Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih
dalam karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk janin dan untuk dirinya.
Lingkar dada wanita hamil agak membesar, lapisan saluran pernapasan
menerima lebih banyak darah dan menjadi agak tesumbat oleh penumpukan
darah (kongesti). kadang hidung dan tenggorokan mengalami penyumbatan
persial akibat kongesti ini.
i) Sistem Metabolisme
Janin membutuhkan 30-40 gram kalsium untuk pembentukan tulangnya dan
ini terjadi ketika trimester terakhir, oleh karena itu, peningkatan asupan kalsium
sangat diperlukan untuk menunjang kebutuhan peningkatan asupan kalsium
sangat diperlukan untuk menunjang peningkatan asupan kalsium sangat
diperlukan untuk menunjang kebutuhan peningkatan dan kebutuhan kalsium
mencapai 70% dari diet biasanya. Penting bagi ibu hamil untuk selalu srapan
karena kadar glukosa darah ibu sangat berperan dalam perkembangan janin, dan
berpuasa saat kehamilan akan memproduksi lebih banyak ketosis yang dikenal
dengan”cepat merasakan lapar” yang berbahaya pada janin.
j) Perubahan Kardiovaskuler/Hemodinamik
Perubahan terpenting fungsi jantung dalam kehamilan mulai tampak selama
8 minggu pertama kehamilan. Perubahan tersebut terjadi peningkatan curah
jantung yang terjdi karena penurunan resistensi vaskuler sistemik dan
penurunan aliran atau tekanan darah arteri serta peningkatan frekuensi denyut
jantung sedangkan volume darah, berat badan ibu dan laju metabolisme basal
meningkat.
Namun tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir kalau terjadi masalah
dalam kehamilannya khawatir kalau ada kemungkinan dia kehilangan
kecantikannya ,atau bahwa ada kemungkinanbayinya tidak normal. Sebagai
seorang bidan anda harus menyadari adanya perubahan perubahan tersebut pada
wanita hamil agar dapat memberikan dukungan dan memperhatikan keprihatinan
,kekhawatiran ,ketakutan dan pertanyaan- pertanyaan. Berikut adalah perubahan
psikologis ibu hamil menurut (Fatimah, 2017) :
a) Trimester Pertama
Segera setelah konsepsi kadar hormon progestron dan estrogen dalam tubuh
akan meningkat dan ini menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari
,lemah,lelah dan membesarnya payudara .Ibu merasa tidak sehat dan sering kali
membenci kehamilannya .Banyak ibu yang merasakan kekecewaan , penolakan ,
kecemasan dan kesedihan.Sering kali,biasanya pada awal kehamilannya,ibu ber
harap tidak hamil. Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda -
tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil.Setiap perubahan yang
terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama. Karena perutnya
masih kecil,kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahu
kannya kepada orang lain atau dirahasiakan nya.
b) Trimester kedua
Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat ,tubuh ibu sudah terbiasa
dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah
berkurang. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban,
ibu menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi dan pikiran nya
secara lebih konstruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan
bayinya.Banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak
nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama dan merasakan
meningkatnya libido.
c) Trimester ketiga
Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan waspada sebab pada
saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan
membesarnya perut merupakan 2 hal yang mengingatkan ibu akan bayinya.
Kadang kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu waktu.
Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan
gejala akan terjadinya persalinan .Ibu sering kali merasa khawatir atau takut kalau
- kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal.Kebanyakan ibu juga akan
bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang
dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut
akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan pada trimester ketiga dan banyak ibu yang
merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan
berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama
hamil.Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami
keluarga dan bidan.
5) Vitamin
Vitamin B6 dibutuhkan untuk menjalankan lebih dari 100 reaksi kimia di dalam
tubuh yang melibatkan Enzim selain membantu asam amino, karbohidrat, lemak
dan pembentukan sel darah merah, juga berperan dalam pembentukan
neurotransmitter (senyawa kimia penghantar pesan antar sel saraf), dan angka
kecukupan vitamin B6 bagi ibu hamil sekitar 2,2 miligran sehari.
Vitamin B1, Riboflavin (B2) dan niasin (B3) akan membantu enzim untuk
mengatur sistem metabolisme pernafasan dan energi. Ibu hamil dianjurkan untuk
mengonsumsi. Tiamin sekitar 1,2 miligran perhari dan niasin 11 miligram perhari.
d) Walaupun ayah ibu kandung maupun mertua ada didaerah lain, sangat
didambakan dukungan keluarga melalui telpon, surat atau doa dari jauh.
Kehamilan dan peran sebagai orang tua dapat dianggap sebagai masa
transisi atau peralihan. Terlihat adanya peralihan yang sangat besar akibat
kelahiran dan peran yang baru, serta ketidakpastian yang akan terjadi sampai
peran yang baru ini dapat disatu dengan anggota keluarga yang baru.
a) Sibling (Kakak)
Respon kakak terhadap kelahiran seorang bayi, bergantung pada usia dan
tingkat perkembangan, biasanya balita kurang sadar adanya kelahiran. Mereka
mungkin melihat pendatang baru sebagai saingan atau mereka takut akan
kehilangan kasih sayang orang tua dan tingkah laku negative muncul dan
merupakan petunjuk derajat stres pada kakak.
b) Adaptasi kakak.
c) Balita.
2) Tekanan Darah
Diukur setiap kali ibu datang atau berkunjung, deteksi tekanan darah yang
cenderung naik diwaspadai adanya gejala hipertensi dan preeklamsi. Apabila turun
dibawah normal ( sistole = 120 – 140 dan diastole = 80 – 90 Mmhg ). Ciri dari ibu
yang mengalami preeklamsi yaitu edema wajah dan tungkai bawah, protein urine
positif, dan hipertensi ( Sulistyawati, 2018 ).
3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas ( LILA )
Dilakukan hanya pada saat kontak pertama untuk skrining kehamilan dan
untuk mengetahui jika ibu mengalami KEK atau tidak serta mengurangi resiko
terjadinya BBLR. Ukuran LILA yakni +_ 23,5 cm.
4) Pengukuran Tinggi Fundus Uteri
Dilakukan untuk menilai pertumbuhan janin, pengukuran tinggi fundus uteri
pada usia kehamilan < 24 minggu menggunakan jari sedangkan pada usia
kehamilan > 24 minggu menggunakan metlin/pita ukur ( Mc. Donald ).
5) Tentukan Presentasi Janin dan DJJ
Menentukan presentasi dilakukan pada akhir trimester kedua dan seterusnya
karena pada trimester ini bagian bagian janin mulai teraba. Pemeriksaan djj
dilakukan pada akhir TM.1 dan seterusnya, pada usia 16 minggu djj
didengarkan menggunakan dopler dan pada usia 20 minggu djj dapat
didengarkan dengan mengg menggunakan leanec/monoskop. Djj normal adalah
100 – 180 x/menit dan ambang batas normal djj ialah 120 – 160 x/menit.
6) Pemberian Imunisasi TT
Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid ( TT ) kepada ibu hamil sebanyak 2 kali
dengan jarak minimal 4 minggu, diharapkan dapat menghindari terjadinya
tetanus neonaturum dan tetanus pada ibu bersalin dan nifas.
7) Pemberian Tablet Besi / Tambah Darah ( FE )
Tablet Fe diberikan sebanyak 90 tablet untuk memenuhi kebutuhan volume
darah pada ibu hamil karena kebutuhan yang meningkat seiring dengan
pertumbuhan janin. Seorang wanita hamil perlu menyerap zat besi rata rata 60
mg/hari. Tablet Fe diberikan setelah rasa mual menghilang, tablet ini dikonsumsi
1x/hari sebaiknya pada malam hari.Namun,jika ibu mengalami anemia maka
dianjurkan untuk mengkonsumsinya 2 – 3 tablet/hari.
8) Pemeriksaan Hb
Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan iu hamil yang pertama kali, lalu
diperiksa lagi menjelang persalinan. Pemeriksaan Hb adalah salah satu cara
untuk mendekteksi anemia pada ibu hamil. Klasifikasi anemia : normal( 11 gr
% ), anemia ringan (9 – 10 gr %), anemia sedang (7 -8 gr % ), dan anemia berat
( < 7 gr % ).
9) Pemeriksaan Protein Urine
Untuk mengetahui adanya protein dalam urine ibu hamil. Protein urine ini
ntuk mendeteksi ibu hamil kearah preeklamsi.
10) Pengambilan Darah Untuk Pemeriksaan VDRL
Pemeriksaan Vernal Deasease Research Laboratoti ( VDRL ) untuk
mengetahui adanya treponema/pallidum/penyakit menular seksual, antara lain
syphilish.
11) Pemeriksaan Urine Reduksi
Dilakukan pemeriksaan urin reduksi hanya pada ibu dengan indikasi penyakit
gula pada keluarga ibu dan suami.
12) Perawatan Payudara
Perawatan payudara yang dilakukan pada ibu hamil dapat memberikan
manfaat sebagai berikut :
1. Menjaga kebersihan payudara, terutama puting susu.
2. Mengencangkan serta memperbaiki puting susu.
3. Merangsang kelenjar kelenjar susu sehingga produksi ASI lancar.
13) Pemberian Kapsul Minyak Beryodium
Gangguan akibat kekurangan yodium adalah sekumpulan gejala yang dapat
ditimbulkan karena tubuh seseorang kekurangan unsur yodium secara terus
menerus dalam waktu lama yang dapat menyebabkan gondok dan kretin yang
ditandai dengan gangguan mental,gangguan pendengaran,dan gangguan
pertumbuhan.
14) Temu Wicara
Merupakan suatu bentuk wawancara ( tatap muka ) untuk menolong orang
lain memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai dirinya dalam usahanya
memahami dan mengatasi permasalahan yang sedang dihadapinya.
Kepatuhan penyedia layanan terhadap standar pelayanan ANC dipengaruhi oleh
ketersedian sumber daya manusia, kelengkapan sarana dan prasarana, format
dokumentasi, waktu kunjungan ibu hamil, dan kebijakan pembiayaan (Ike, 2020).
Menurut (Pamungkas Puji, 2019) prosedur ANC sebagai berikut :
a. Inpeksi
Pemeriksaan pandang dimulai semenjak bertemu dengan pasien. Perhatikan
bagaimana sikap tubuh, keadaan punggung dan cara berjalannya. Apakah cendrung
membungkuk, terdapat lordosis, kifosis, skiolosis, atau pincang, dan sebagainya.
Lihat dan nilai kekuatan ibu ketika berjalan , apakah ibu tampak nyaman dan
gembira, apakah ibu tampak lemah serta keadaan umum lainnya yang menunjang
pemeriksaan dari ujung rambut sampai ujung kaki.
b. Palpasi
Sebelum pemeriksaan kosongkan kandung kemih. kemudian ibu minta
berbaring telentang dan pemeriksaan dilakukan di sisi kanan ibu. Lihat apakah
uterus berkontraksi atau tidak. Bila berkontraksi, harus ditunggu sampai dinding
perut lemas agar dapat diperiksa dengan teliti. Agar tidak terjadi kontraksi dinding
perut akibat perbedaan suhu dengan tangan pemeriksa, sebelum palpasi kedua
tangan digosokkan dahulu.
1) Leopold I
Untuk menentukan tinggi fundus uteri (TFU) dan bagian janin yang ada di
fundus.
2) Leopold II
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di sebelah kanan dan kiri
perut ibu.
3) Leopold III
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah dan untuk
mengetahui apakah kepala janin sudah masuk pintu atas panggul (PAP) atau
belum.
Gambar 2.3 Leopold ketiga (Tyastuti, 2016)
4) Leopold IV
Bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh kepala janin sudah masuk pintu
atas panggul (PAP).
c. Auskultasi
Mendengarkan denyut jantung janin adalah bagian penting dalam proses
pemeriksaan ANC (antenatal care). seperti semua denyut jantung, bayinya hampir
sama tetapi lebih cepat denyut jantung orang dewasa. Monoskop janin pinard akan
memungkinkan bidan mendengarkan denyut jantung janin secara langsung dan
menetapkan apakah denyut jantung janin secara langsung dan menetapkan apakah
denyut jantung janin atau ibu.
d. Perkusi
Dalam pemeriksaan perkusi pada ibu hamil dilakukan pada pemeriksaan reflek
patela menggunakan alat reflek hamer yang dilakukan disebelah otot tendon yang
bertujuan untuk mengetahui keaktifan atau syaraf pada otot kaki maupun pada
jantung ibu.
e. Pemeriksaan laboratorium
1. Darah Hb
Pemeriksaan darah, Hb adalah pengambilan darah melalui jaringan perifer,
untuk mengetahui kadar hemoglobin dalam darah. Tujuan dilakukan pemeriksaan
Hb secara rutin selama kehamilan merupakan kegiatan rutin selama kehamilan
merupakan kegiatan rutin untuk mendeteksi anemia. Hasil pemeriksaan Hb sahli
dapat diklasfikasikan sebagai berikut:
a) Hb 11 gr% dikatakan tidak anemia.
b) Hb 9-10 gr% dikatakan anemia ringan.
c) Hb 7- 8 gr % dikatakan anemia berat.
d) Urine, protein dan glukosa
Pemeriksaan protein urine adalah pemeriksaan protein denga menggunakan
asam asetat 5% dan apabila setelah dipanaskan urine akan menjadi keruh berarti
protein di dalam urine. Pemeriksaan protein urine bertujuan untuk mengetahui
komplikasi adanya preklamsia pada ibu hamil yang sering kali menyebabkan
kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi bila tidak segera dicegah. Standar kadar
kekurangan protein urine adalah :
a) - : urine jernih
b) + : ada keruhan
c) ++ : kekeruhan mudah dilihat dan ada endapan
d) +++ : urine lebih keruh dan endapan yang lebih jelas
e) ++++ : urine sangat dan disertai endapan yang menggumpal.
2. Jadwal Kunjungan Kehamilan
Menurut (Fatkhiyah, 2020) periksa kehamilan minimal 6 kali selama kehamilan
dan minimal 2x pemeriksaan oleh dokter pada terimester 1 dan 3.
a) 2 kali pada trimester pertama (kehamilan hingga 12 minggu).
b) 1 kali pada trimester kedua (kehamilan diatas 12-24minggu).
c) 3 kali pada trimester ketiga (kehamilan 24-40 minggu).
2.2 Persalinan
b. Persalinan buatan : Proses persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar atau
selain dari ibu yang akan melahirkan. Tenaga yang dimaksud ekstasi forceps
atau ketika dilakukan operasi section caesaria
c. Persalinan anjuran : proses persalinan yang tidak dimulai dengan proses yang
seperti biasanya, akan tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban,
pemberian Pitocin, atau prostalglandin.
4. Partus matures atau serotinus : proses pengeluaran buah kehamilan ketika usia
kehamilan berada antara 37 minggu sampai dengan 42 minggu atau bayi dalam
kondisi berat badan 2500 gram atau lebih
Makanan yang disarankan dikonsumsi pada kelompok Ibu yang makan saat
persalinan adalah roti, biskuit, sayuran dan buah-buahan, yogurt rendah lemak, sup,
minuman isotonikdan jus buah-buahan. Nutrisi dan hidrasi sangat 46 penting
selama proses persalinan untuk memastikan kecukupan energi dan
mempertahankan kesimbangan normal cairan dan elektrolit bagi Ibu dan bayi.
Cairan isotonik dan makanan ringan yang mempermudah pengosongan lambung
cocok untuk awal persalinan.
d) Kebutuhan Istirahat
Posisi persalinan yang akan dibahas adalah posisi persalinan pada kala I dan
posisi meneran pada kala II. Ambulasi yang dimaksud adalah mobilisasi ibu yang
dilakukan pada kala 1. Persalinan merupakan suatu peristiwafisiologis tanpa
disadari dan terus berlangsung/progresif Hidan dapat membantu ibu agar tetap
tenang dan rileks, maka hidan sebaiknya tidak mengatur posisi persalinandan posisi
meneran ibu Bidan harus memfasilitasi thu dalam memilih sendiri posisi persalinan
dan posisi meneran, serta menjelaskan alternatif-alternatif posisi persalinan dan
posisi meneran bila posisi yang dipilih ibu tidak efektif (Kurniawan, 2016).
2.2.12 Episiotomi
a. Definisi Episiotomi
Episiotomi adalah insisi dari perineum untuk memudahkan persalinan dan
mencegah ruptur perineum totalis. Dahulu episiotomi dianjurkan untuk mengurangi
ruptur yang berlebihan pada perineum agar memudahkan dalam penjahitan,
mencegah penyulit atatu tahanan pada kepala dan infeksi, namun hal itu tidak
didukung dengan bukti ilmiah yang cukup. Episiotomi dilakukan bila ada indikasi
tertentu (Astuti, 2022).
b. Tujuan Episiotomi
Agar tidak terjadi robekan perineum yang tidak teratur dan robekan pada
musculus sfingter ani (rupture perineum total) yang tidak bisa dijahit dan dirawat
dengan baik, karena jika terjadi akan mengakibatkan inkontenensia alvi (tidak bisa
menahan BAB). Tindakan efisiotomi dilakukan untuk memeprcepat persalinan
dengan memperlebar jalan lahir lunak. Mengendalikan robekan perineum untuk
memudahkan menjahit, menghindari robekan perineum spontan, memperlebar
jalan lahir pada tindakan persalinan pervaginam (Damayanti,2015).
c. Macam-Macam Episiotomi
Menurut (Astuti, 2022)macam-macam episiotomi adalah:
1) Episiotomi medio lateral. Yaitu episiotomi yang arahnya menyerong ke
kanan atau ke kiri.
2) Episiotomi mid-line. Yaitu efisiotomi yang arahnya lurus ke bawah. Ada
perbedaan yang bermakna di dua metode episitomi ini namun metode medio
lateral lebih umum digunakan.
d. Penjahitan Laserasi dan Perineum
1. Pertama kurang lebih 1 cm di atas ujung laserasi di mukosa vagina. Setelah
itu buat ikatan dan potong pendek benang dari yang lebih pendek. Sisakan
benang kira-kira 1 cm.
2. Tutup mukosa vagina dengan jahitan jelujur , jahit ke bawah ke arah cincin
hymen.
3. Tepat sebelum cincin hymen, masukan jarum ke dalm mukosa vagina lalu
ke dalam cincin himen sampai jarum ada di bawah lasrasi kemudian ditarik
keluar pada luka perineum.
4. Gunakan teknik jelujur saat menjahit lapisan otot. Lihat ke dalam luka untuk
mengetahui letak ototnya.
5. Setelah dijahit sampai ujung luka, putarlah jarum dan mulailah menjahit ke
arah vagina dengan menggunakan jahitan subkutikuler.
6. Pindahkan jahitan dari bagian luka perineum kembali ke vagina di belakang
cincin hymen untuk diikat dengan simpul mati dan dipotong benangnya.
7. Masukkan jari kelingking ke dalam rectum untuk memastikan rectum tidak
dijahit.
8. Periksa ulang kembali pada luka,cuci daerag genetalia dan keringkan. Bantu
ibu mencari posisi yag diinginkan (Ummah, 2021)
b. Eliminasi
1. Buang Air Kecil
Ibu diminta untuk buang air kecil (miksi) 6 jam postpartum. Jika dalam 8
jam postpartum belum dapat berkemih atau sekali berkemih belum melebihi 100
cc, maka dilakukan kateterisasi. Akan tetapi, kalau ternyata kandung kemih penuh,
tidak menunggu 8 jam untuk kateterisasi.
Ibu postpartum diharapkan dapat buang air besar (defekasi) setelah hari
kedua postpartum.Jika hari ketiga belum juga BAB, maka perlu diberi obat
pemcahar per oral atau per rektal.Jika setelah pemberian obat pencahar masih
belum bisa BAB, maka dilakukan klisma (huknah).
c. Personal Hygiene
Hal-hal yang biasa dilakukan pada ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahat
dan tidur adalah berikut :
a. Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
e. Aktivitas Seksual
Aktivitas seksual yang dapat dilakuakan oleh ibu masa nifas harus
memenuhi syarat berikut ini:
a. Secara fisik aman untuk memelai hubungan suami istri begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukkan satu-satu dua jarinya kedalam vagina tanpa
rasa nyeri, maka ibu aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan
saja ibu siap.
b. Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai
masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan.
Keputusan ini bergantung pada pasangan yang bersangkutan.
B. Endorphine Massage
Pijat endorfin sangat penting bagi ibu hamil maupun nifas dengan
kecemasan. Piiat endorfin dapat membantu ibu memberikan ketenangan dan
kenyamanan ketika menjelang persalinan maupun selama proses persalinan sampai
ke masa nifas (Putra, 2018). Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa pijat
endorfine mampu mengurangi intensitas nyeri pada ibu selama melahirkan.
Kelompok yang diberikan intervensi terapi endorphin massage sebagian besar
mengalami penurunan skala nyeri. Intensitas nyeri yang dirasakan oleh ibu bersalin
selama kala I fase aktif sebelum dilakukan intervensi endorphin massage rata-rata
adalah 6,38. Kemudian setelah dilakukan intervensi endorphin massage terjadi
penurunan intensitas nyeri pada ibu bersalin dengan rata-rata adalah 5,19 (Tanjung
dan Antoni, 2019).
Indikasi dari endorphine massage ini adalah orang yang sedang mengalami
stress dan nyeri, seperti pada ibu hamil yang memasuki usia kehamilan 36 minggu.
Pada usia ini, massage yang dilakukan dapat merangsang lepasnya hormon
endorphine dan oksitosin yang dapat memicu kontraksi (Aprillia, 2018).
Kontraindikasi dari endorphine massage adalah
4) Adanyapenyakitkulit
(Astuti, 2020).
2) Anjurkan pasien untuk bernafas dalam sambil memejamkan mata dengan lembut
untuk beberapa saat. Setelah itu, mulai mengelus permukaan bagian luar lengannya,
mulai dari tangan sampai lengan bawah. Belaian ini sangat lembut dan dilakukan
dengan jari-jemari atau ujung-ujung jari.
Teknik sentuhan ringan ini juga sangat efektif jika dilakukan di bagian
punggung. Caranya:
1) Anjurkan pasien untuk berbaring miring atau duduk. Dimulai dari leher, dipijat
ringan membentuk huruf V ke arah luar menuju sisi tulang rusuk pasien. Pijatan-
pijatan ini terus turun ke bawah dan ke belakang. Anjurkan pasien untuk rileks dan
merasakan sensasinya.
2) Jika untuk memperkuat efek pijatan lembut dan ringan ini dapat dilakukan
dengan kata-kata yang menentramkan pasien. Misalnya sambil memijat lembut bisa
mengatakan, “saat aku membelai lenganmu, biarkan tubuhmu menjadi lemas dan
santai,” atau “saat kamu merasakan setiap belaianku, bayangkan endorphine-
endorphine yang menghilangkan rasa sakit dilepaskan dan mengalir ke
seluruh tubuhmu.”
Senam yoga dapat membantu menurunkan tingkat stress dan emosi. Kamei
dkk dalam penelitannya menjelaskan bahwa setelah yoga, diketahui serum kortisol
dalam darah akan menurun dan mengubah gelombang otak menjadi gelombang
alpha (α). Gelombang alpha merupakan gelombang di otak yang berada pada
frekuensi 8-13 Hz. Biasanya gelombang ini muncul pada saat manusia beristirahat
dengan memejamkan mata, diawal menjelang tidur (Winarni et al., 2020).
Yoga dapat dijadikan salah satu alternatif kegiatan fisik tubuh untuk
menstabilkan emosi, menguatkan tekad dan keberanian, meningkatkan rasa percaya
diri dan fokus, serta membngun afirmasi positif dan kekuatan pikiran. Maka dari
itu yoga yang dilakukan selama masa nifas diharapkan dapat membantu ibu dalam
meningkatkan kondisi psikologis, menguatkan otot tubuh, merelaksasi,
menstabilkan emosi dan meningkatkan kepercayan dirinya menghadapi peran
barunya sebagai ibu. Dengan teknik napas yang penuh kesadaran, gerakan yang
lembut, relaksasi dan meditasi, yoga dapat membantu ibu meningkatkan energi dan
daya tahan tubuh, melepaskan stress dan cemas, meningkatkan kualitas tidur,
mengurangi ketegangan otot, dan keluhan fisik yang lain seperti : nyeri punggung,
nyeri pada daerah sekitar paha dan pinggang (Buttner et al., 2015).
2.4.10 Imunisasi
Menurut (A Buchari, 2018) imunisasi merupakan usaha dalam memberi
kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukan vaksin kedalam tubuh agar tubuh
membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Program imunisasi
merupakan langkah untuk mencegah penyakit menular dengan cara memberikan
vaksin pada seseorang sehingga tubuhnya resisten terhadap penyakit tertentu.
Tujuan pemberian imunisasi adalah membentuk kekebalan tubuh agar tidak mudah
terinfeksi virus penyebab penyakit (Hanif, 2017).
Tabel 2.11 Standar Pelayanan Imunisasi
Jenis Frekuensi Dosis Cara Selang Umur Keterangan
Vaksin Pemberian pemberian waktu anak
Imunisasi pemberian
BCG 1x 0,05 Intrakutan 0-2 RS/Pusk/Rb
cc bulan diberikan
sebelum
pulang
kerumah.
DPT 3x (DPT 0,5 cc Intramusku 4 minggu 2,4,6,18
1,2,3,) lar bulan
dan
diulang
pada 5
tahun
Polio 4 x (polio 2 tetes Meneteska 4 minggu 2,4,6,18 RS/Pusk/ RB
1,2,3,4) n kemulut bulan diberikan
sebelum
pulang
kerumah
Campak 1x 0,5 cc Sub kutan 9 bulan
biasanya di
lengan kiri
bagian atas.
Hepatits 3x 0,5 cc Intramusku 4 minggu Setelah RS/Pusk/Rb
B lar, paha lahir,1 diberikan
atas bagian bulan segera dalam
luar. dan usia 24 jam
antara 3- pertama
6 bulan kelahiran.
TT 1x 0,5 cc Intramusku 10 tahun
lar
Sumber : (Sudarti M. , 2017)
2.5 Manajemen Kebidanan
PERKEMBANGAN KASUS
Pada BAB ini penulis akan membahas kasus pada masa kehamilan, bersalin,
nifas dan bayi baru lahir normal pada Ny.“A” di PMB Husniyati Palembang Tahun
2024. Adapun catatan perkembangan disajikan dalam bentuk manajemen SOAP,
yaitu :
98
5. Riwayat Kehamilan
Riwayat kehamilan sekarang G2P1A0 HPHT 08 April 2023, tafsiran
persalinan 15 Januari 2024, usia kehamilan 38 minggu, pemeriksaan ANC
sebanyak 6x, 4x di bidan terdekat, 2x bersama penulis di PMB Husniyati.
Selama kehamilan ibu sudah meminum tablet penambah darah (Fe) sebanyak
63 tablet, imunisasi TT ibu sudah lengkap, keluhan selama kehamilan di
Trimester I yaitu mual dan muntah, Trimester II tidak ada dan Trimester III,
sering BAK dimalam hari
6. Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit apapun, tidak ada
riwayat operasi, dan tidak ada alergi. Ibu juga mengatakan tidak ada keluarga
yang menderita penyakit kronis, keturunan seperti hepatitis, diabetes mellitus,
hipertensi dan asma.
7. Pola kebiasaan sehari – hari
Makanan sehari-hari ibu teratur ±3x sehari dengan menu yang bervariasi,
seperti mengkonsumsi 1 piring nasi, 1 mangkok kecil sayur, 1 potong lauk, 1
potong buah-buahan dan ibu minum sebanyak ±8 gelas/hari, ibu tidak
mempunyai pantangan dalam makan serta alergi terhadap makanan dan obat.
Pola eliminasi BAK kurang lebih ±5x sehari, BAB 1x sehari. Pola istirahat ibu
baik yaitu ±2 jam di siang hari dan 8 jam di malam hari, rekreasi 1x sebulan,
olahraga 1x/minggu, personal hygiene ibu baik, gosok gigi 2x/hari, mandi
2x/hari serta ganti pakaian dalam 3x/hari.
8. Data psikososial
Hubungan ibu dengan suami harmonis, rencana persalinan normal serta
harapan ibu dan bayi sehat. Persiapan untuk persalinan yaitu uang dan
perlengkapan bayi, tidak ada keluarga yang tinggal serumah, jumlah seluruh
keluarga yang tinggal serumah adalah 3 orang, suami sebagai pengambilan
keputusan dalam keluaraga dan tidak ada kebiasaan atau adat istiadat yang
dilakukan selama kehamilan.
99
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional
stabil, tinggi badan: 155 cm, berat badan: 68 kg, berat badan sebelum hamil:
57 kg, lila 26 cm, TD: 110/80 mmHg, nadi: 83 x/menit, pernafasan: 20x/menit
dan suhu 36,5ºC, HB: 11 gr %, protein urine (-), glukosa (-).
2. Pemeriksaan Fisik
Rambut hitam, bersih, tidak rontok, tidak terdapat cloasma gravidarum,
dan tidak ada odema, pada wajah ibu konjungtiva tidak pucat, sklera tidak
ikterik, penglihatan baik, hidung bersih tidak ada polip, penciuman baik, mulut
dan gigi bersih tidak ada stomatitis pada mulut dan tidak ada caries pada gigi,
telinga simetris, tidak ada serumen, pendengaran baik, leher tidak ada
pembesaran kelenjar thyroid, vena juguralis dan limfe, bunyi jantung jelas dan
teratur, bunyi nafas bersih, payudara simetris, dan areola mamae
hyperpigmentasi putting susu menonjol serta kolostrum belum keluar.
3. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
Abdomen membesar sesuai dengan usia kehamilan, terdapat linea
nigra, tidak terdapat luka bekas operasi.
b. Palpasi
Leopold 1 : Setengah px (prosesus Xipoideus) dan pusat Mc.Donald 31
cm, bagian fundus teraba besar, lunak dan tidak melenting
(bokong).
Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba bagian-bagian kecil janin
(ekstremitas), bagian kiri perut ibu teraba panjang, keras
seperti papan (punggung),
Leopold III : Bagian terbawah perut ibu teraba bulat, keras dan melenting
(kepala) dan bagian terbawah janin masih bisa digoyangkan
(belum masuk PAP),
Leopold IV : Tidak dilakukan
TBJ= (TFU-13) x 155 berarti (31cm-13) x 155= 2.790 gram.
100
c. Auskultasi
Gerakan janin aktif, DJJ (+), dengan frekuensi 144 kali/menit, teratur,
lokasi 2 jari di bawah pusat sebelah kiri perut ibu.
d. Perkusi
Reflex patella kanan (+) dan kiri (+)
e. Pemeriksaan Penunjang
Hb : 11 gr%
Urine : Protein (-), Glukosa (-)
C. Analisa
Diagnosa: G2P1A0 38 Minggu, janin tunggal hidup presentasi kepala.
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu hasil pemeriksaan, ibu dalam keadaan normal yaitu usia
kehamilan 38 Minggu, Tekanan darah: 110/80 mmHg, Suhu: 36,5C,
Pernapasan: 20 x/menit, Nadi: 83 x/menit, Lila: 26 cm, HB: 11 gram%,
Protein Urine (-), Glukosa Urine (-) dan keadaan janin ibu baik presentasi
kepala, DJJ: 140 x/menit, serta TBJ: 2.790 gram.
- Ibu mengerti penjelasan bidan dan merasa senang dengan hasil
pemeriksaan
2. Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi seimbang yaitu ada
karbohidrat seperti nasi, umbi-umbian, jagung, dan tepung. Ada protein
seperti telur, ikan, daging, sayuran hijau, tahu, tempe. Ada lemak seperti
kacang-kacangan dan minyak. Ada vitamin dan mineral dari buah-buahan
agar bisa memenuhi nutrisi untuk janin dan minum susu.
- Ibu mengerti dan mau melakukannya
3. Memberitahu ibu untuk selalu menjaga kebersihan dirinya terutama pada
daerah kemaluan, payudara, dan mengganti celana dalam jika lembab.
- Ibu mengerti dan mau melakukannya
4. Memberitahu ibu untuk mengurangi aktivitas yang membuat ibu menjadi
cepat lelah, ibu harus tetap menjaga pola istirahat seperti tidur siang selama
2 jam dan tidur di malam hari selama 8 jam.
- Ibu mengerti dan mau melakukannya
101
5. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi Tablet Fe 1x1 tablet sehari, Tablet
Fe diminum pada malam hari menggunakan air putih.
- Ibu mengerti dan mau melakukannya
6. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya pada kehamilan yaitu: Mata
berkunang-kunang, Penglihatan kabur, nyeri kepala hebat, keluar darah
pervaginam, bengkak pada wajah, tangan dan kaki, gerakan janin tidak
dirasakan dan jika ibu mengalami hal tersebut segera datang ke fasilitas
Kesehatan terdekat.
- Ibu mengerti dan mau melakukannya
7. Memberitahu ibu tanda-tanda persalinan, yaitu : Keluar lendir bercampur
darah, sakit perut menjalar ke pinggang, adanya kontraksi yang kuat dalam
10 menit
- Ibu mengerti penjelasan bidan
8. Memberitahu ibu untuk menyiapkan perlengkapan bayi serta perlengkapan
ibu yang diperlukan untuk persalinan
- Ibu mengeri penjelasan bidan
9. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang atau jika ibu ada
keluhan segera datang ketenaga kesehatan terdekat.
- Ibu mengerti dan mau melakukannya
102
Makanan sehari-hari ibu teratur, gizi seimbang, bervariasi ±3x sehari,
dan ibu minum air putih sebanyak ±8 gelas/hari , Pola eliminasi tidak ada
masalah BAK kurang lebih ±5x sehari, BAB 1x sehari, Pola istirahat ibu baik
yaitu ±2 jam pada siang hari dan ±8 jam pada malam hari, rekreasi 1x sebulan,
olahraga 2x seminggu. Personal hygiene ibu baik, gosok gigi 2x/hari, mandi
2x/hari serta ganti pakaian dalam 2x/hari.
4. Riwayat Psikososial
Hubungan Ibu dengan keluarga harmonis dan persiapan untuk persalinan
yaitu uang dan perlengkapan bayi
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional
stabil, berat badan: 68 kg. TD: 110/80 mmHg. nadi: 80x/menit, pernafasan:
20x/menit dan suhu 36,5C
2. Pemeriksaan abdomen
a. Infeksi
Abdomen membesar sesuai dengan usia kehamilan, terdapat linea
nigra, tidak terdapat luka bekas operasi.
b. Palpasi
Leopold I : Tinggi fundus uteri setengah px (prosesus Xipoideus) dan
pusat Mc.Donald 32 cm bagian fundus teraba besar, lunak dan
tidak melenting (bokong),
Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba bagian-bagian kecil janin
(ekstremitas), bagian kiri sisi perut ibu teraba panjang, keras,
seperti papan (punggung).
Leopold III : Bagian terbawah perut ibu teraba bulat, keras dan melenting
(kepala) dan bagian terbawah janin tidak bisa digoyangkan
(belum masuk PAP).
Leopold IV: -
TBJ= (TFU-12) x 155 berarti (32cm-12) x 155= 3.100gram.
c. Auskultasi
103
Gerakan janin aktif, DJJ (+) frekuensi 146 kali/menit teratur, lokasi 2
jari di bawah pusat sebelah kiri perut ibu.
C. Analisa
Diagnosa: G2P1A0 39 minggu , janin tunggal hidup presentasi kepala.
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, ibu dalam keadaan normal yaitu usia
kehamilan 39 minggu, TD: 110/80mmHg, Suhu: 36,5°C, Pernafasan:
20x/menit, Nadi: 80x/menit, dan keadaan ibu dan janin baik, presentasi
kepala, DJJ: 145x/menit, serta TBJ: 3.100gram.
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan dan merasa senang dengan hasil
pemeriksaan
2. Memberikan dan menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi tablet Fe
dengan dosis 1x1 diminum pada malam hari.
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan dan mau mengkonsumsi tablet
Fe
3. Menganjurkan ibu kembali untuk selalu makan makanan yang bergizi
seimbang yaitu ada karbohidrat seperti nasi, umbi-umbian, jagung, dan
tepung. Ada protein seperti telur, ikan, daging, sayuran hijau, tahu, tempe.
Ada lemak seperti kacang-kacangan dan minyak. Ada vitamin dan mineral
dari buah-buahan agar bisa memenuhi nutrisi untuk janin dan minum susu.
- Ibu mengerti dan mau melakukannya
3. Memberitahu ibu untuk selalu menjaga kebersihan dirinya terutama pada
daerah kemaluan, payudara, dan mengganti celana dalam jika lembab.
- Ibu mengerti dan mau melakukannya
4. Memberitahu ibu untuk melakukan perawatan payudara untuk persiapan
ibu menyusui, bersihkan payudara menggunakan baby oil dan
mengunakan bra yang menyokong, mudah menyerap keringat, tidak
terlalu ketat.
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan dan mau melakukan anjuran
104
5. Menganjurkan ibu untuk mempersiapkan persalinan seperti pakaian ibu,
pakaian bayi, serta perlengkapan persalinan lainnya.
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan dan mau mempersiapkan
perlengkapan persalinan.
6. Memberitahu ibu tanda-tanda persalinan, yaitu pengeluaran lendir
bercampur darah, terjadi pembukaan serviks, ada kontraksi makin sering
terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek 3x atau
lebih dalam 10 menit berlangsung selama 40 detik atau lebih.
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
7. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi atau
jika ibu ada keluhan segera datang ketenaga kesehatan terdekat kapan saja.
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan dan mau melakukan kunjungan
ulang
105
Leopold I : TFU setengag Px (procesuss xypoideus) Mc. Donald 31
cm, bagian fundus teraba, bulat, lunak dan tidak melenting
(Bokong).
Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba bagian-bagian kecil janin
(ekstremitas), bagian kiri sisi perut ibu teraba panjang,
keras, seperti papan (punggung).
Leopold III : Bagian terbawah perut ibu teraba bulat, keras dan
melenting (kepala) dan bagian terbawah janin tidak bisa
digoyangkan (sudah masuk PAP).
Leopold IV : 2/5
Auskultasi
DJJ (+) frekuensi 143 kali/menit teratur, lokasi 3 jari di bawah pusat
sebelah kiri perut ibu.
C. Pemeriksaan Obstetri
a. Inspeksi
Terlihat ada lendir bercampur darah, tidak ada pembesaran kelenjar
bartolini dan tidak ada varises.
b. Pemeriksaan dalam
Portio tebal, pembukaan 4 cm, ketuban (+), presentasi kepala
penunjuk UUK kiri depan, penurunan HIII, tidak ada presentsi ganda
D. Analisa data
Diagnosa : G2P1A0 hamil aterm kala I fase Aktif , janin tunggal hidup
presentasi kepala.
a) Penatalaksanaan
1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu Tekanan darah: 120/80 mmHg
Suhu: 36,5oC, Nadi: 83x/menit, DJJ: 143x/menit, His: 3x10’35”. Portio:
tebal, Pembukaan : 4 cm, Ketuban (+), Presentasi: kepala, Penunjuk: ubun-
ubun kecil kiri depan, Penurunan : H III, tidak ada presentasi ganda.
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
2) Memberitahu ibu untuk bedrest di tempat tidur
106
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
3) Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB
- Ibu mau BAK dan BAB dengan menggunakan pispot
4) Menganjurkan ibu untuk makan dan minum agar menambah tenaga ibu saat
persalinan
- Ibu mau makan dan minum
5) Menganjurkan ibu untuk miring ke kiri atau kanan
- Ibu mengerti dan mau melakukannya
6) Menganjurkan suami dan keluarga untuk mengusap atau memijat punggung
ibu untuk mengurangi rasa sakit
- Suami dan keluarga mau melakukannya
7) Mengajarkan pada ibu cara meneran yang baik dan benar seperti jika ada
kontraksi memuncak ibu kumpulkan rasa sakitnya dan meneran seperti
BAB keras
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
8) Lakukan observasi dan pendokumentasian menggunakan patograf
Penatalaksanaan :
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu Tekanan darah: 120/80 mmHg,
Suhu: 36,5oC, Nadi: 80x/menit, DJJ: 140x/menit, His: 4x10’42”. Portio:
107
tipis, Pembukaan : 6 cm, Ketuban (+), Presentasi: kepala, Penunjuk: ubun-
ubun kecil kiri depan, Penurunan : HII tidak ada presentasi ganda.
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
2. Memberitahu ibu untuk bedrest di tempat tidur
-Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
3. Menanyakan kepada ibu siapa yang akan menemani selama proses
persalinan.
-Suami ibu sudah menemani
4. Memberitahu ibu untuk makan dan minum di sela kontraksi.
-Ibu mau makan dan minum
5. Memberitahu ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB.
-Ibu mau BAK dan BAB dengan menggunakan pispot
6. Memberitahu ibu miring kekiri atau kekanan
-Ibu mengerti penjelasan bidan
7. Memberitahu kembali suami dan keluarga untuk mengusap atau memijat
punggung ibu untuk mengurangi rasa sakit.
-Suami dan keluarga mau melakukannya
8. Memberitahu ibu memilih posisi persalinan seperti jongkok, duduk dan
setengah duduk.
-Ibu memilih posisi setengah duduk
9. Memberitahu ibu untuk tidak mengedan pada saat kontraksi, tetapi dengan
cara menarik nafas dan hembuskan dari mulut untuk mengurangi rasa
sakitnya.
-Ibu mengerti penjelasan bidan
10. Melakukan pemantauan, seperti kontraksi, nadi, DJJ setiap 30 menit sekali
dan melakukan pemantauan tekanan darah, suhu serta pemeriksaan dalam
setiap 4 jam sekali atau jika ada indikasi seperti mengeluh kesakitan.
-Ibu men rgerti dengan penjelasan bidan
11. Menyiapkan perlengkapan partus set, heting set, APD dan obat-obatan
yang akan digunakan, serta pakaian ibu dan bayi
-Alat sudah disiapkan
108
Lembar Observasi
Tanggal Jam TD Nadi Suhu DJJ Kontraksi VT
16-01-2024 10.00 120/80 80x/m 36,5 143x/m 3x10’35” 4 cm
10.30 - - - 145x/m 3x10’35” -
11.47 - - - 142x/m 3x10’40” 6 cm
16-01-2024 12.54 - - - 140x/m 5x10’45” 10 cm
109
melakukan tekanan lembut kekepala bayi, dan membiarkan kepala keluar
dengan sendirinya
- ibu meneran dengan baik
6. Memimpin persalinan dan menganjurkan ibu untuk meneran jika timbul
kontraksi yang kuat
- Bayi lahir spontan pukul 13.00 WIB, jenis kelamin laki-laki, menangis
kuat, gerakan aktif, warna kulit kemerahan Apgar score : 9/10
7. Mengeringkan bayi dengan kain kering dan mengganti kain
- Bayi telah dikeringkan
110
- Tali pusat telah dipotong
6) Melakukan IMD selama 1 jam dengan cara letakkan bayi tengkurap di dada
ibu, kulit ke kulit biarkan 1 jam/lebih sampai bayi menyusui sendiri,
selimuti dan beri topi
- IMD telah dilakukan bayi sudah diselimuti dan diberi topi
7) Melakukan peregangan tali pusat terkendali dan melihat tanda-tanda lepasnya
plasenta yaitu semburan darah tiba-tiba, tali pusat memanjang, dan abdomen
berubah menjadi globuler
- Plasenta lahir pukul 13.05 WIB
8) Melakukan masase selama 15 detik
- Masase telah dilakukan
Kala IV Tanggal 16-01-2024, Pukul 13.05 WIB
Subjektif : Ibu mengatakan masih terasa mules pada daerah perut
Objektif : Tekanan darah: 110/70 mmHg, Nadi: 80 x/m,
Pernafasan: 20 x/m, T: 36,5oC, Tinggi Fundus Uteri 2
jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, perdarahan
±150 cc
Analisa data : P2A0 Kala IV
Penatalaksaan :
1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yaitu Tekanan darah: 120/80 mmHg,
Nadi: 80x/menit, Suhu: 36,5oC, Tinggi Fundus Uteri: 2 jari dibawah pusat,
kontraksi uterus baik, perdarahan ± 150 cc
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
2) Memeriksakan kelengkapan plasenta
- Kotiledon lengkap dan selaput amnion dan korion utuh
3) Memeriksakan laserasi jalan lahir
- Terdapat laserasi jalan lahir derajat satu dan tidak dilakukan penjahitan
4) Estimasi kehilangan darah
- Kehilangan darah ±150 cc
5) Membersihkan ibu dengan air DTT dan mengganti kain ibu
- Ibu telah dibersihkan dan kain sudah diganti
111
6) Melakukan dekontaminasi selama 10 menit
- Dekontaminasi telah dilakukan
7) Mengajarkan ibu dan keluarga untuk masase
- Ibu dan keluarga mengerti yang diajarkan bidan
8) Menganjurkan ibu untuk beristirahat makan dan minum agar tenaga ibu
pulih
- Ibu mau istirahat makan dan minum
9) Memberitahu ibu untuk tetap membiarkan bayinya didada ibu selama 1
jam, kemudian bayi akan dilakukan pemeriksaan dan disuntikkan Vit.K
untuk mencegah terjadinya perdarahan dan dipakaikan salap mata untuk
mencegah infeksi
- Ibu mengerti penjelasan bidan
10) Melakukan pemantauan keadaan ibu dan menilai perdarahan pada ibu
- Tindakan sudah dilakukan
11) Menganjurkan ibu jangan turun dari tempat tidur dulu sebelum 2 jam
karena takut terjadinya perdarahan
- Ibu mau mengikuti anjuran bidan
12) Memberitahu ibu bahwa ibu akan dilakukan observasi selama 2 jam yaitu
setiap 15 menit sekali pada 1 jam pertama, dan setiap 30 menit pada 1 jam
kedua.
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
112
Tabel Pemantauan Kala IV
Jam Wakt TD Nadi Suhu TFU Kontrak Kandung Darah
ke u si kemih yang
keluar
1 13:20 120/8 78x/m 36,5° 2 jari dibawah Baik Tidak penuh ±100cc
0 C pusat
13:35 120/8 80x/m 2 jari dibawah Baik Tidak penuh -
0 pusat
13:50 120/7 79x/m 2 jari dibawah Baik Tidak penuh -
0 pusat
14:05 120/7 80x/m 2 jari dibawah Baik Tidak penuh ±20cc
0 pusat
2 14.35 120/8 82x/m 36,5° 2 jari dibawah Baik Tidak penuh -
0 C pusat
15.05 120/8 82x/m 2 jari dibawah Baik Tidak penuh -
0 pusat
3.3.1 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas 6 Jam Post Partum Pada Ny. “A”
Di PMB Husniyati Palembang
Tanggal :16-01-2024 Jam : 20.00 WIB
A. Data Subjektif
Ibu telah melahirkan 6 jam yang lalu, ibu sudah merasa sehat dan sudah
melakukan mobilisasi
1. Riwayat Persalinan sekarang
Jenis persalinan spontan, tempat persalinan di Pmb Husniyati , ketuban
jernih, kotiledon lengkap berjumlah 18 buah, selaput plasenta lengkap, jumlah
perdarahan ± 200 cc dan terdapat laserasi jalan lahir derajat 1.
2. Riwayat Kelahiran bayi
Bayi lahir pada tanggal 16 Januari 2024, jenis kelamin laki-laki, tidak ada
cacat bawaan, berat badan 3000 gram dan panjang badan 47 cm.
3. Riwayat KB
Ibu belum pernah melakukan KB
4. Data kebiasaan sehari-hari
113
Makan sehari ±3x sehari dengan menu bervariasi, minum 3 liter tiap
hari, ibu tidak mempunyai alergi terhadap obat dan makanan. Pola eliminasi
BAK ± 3x sehari, BAB 1x sehari. Pola istirahat ibu baik.
B. Data Objektif
Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, tekanan darah
120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, pernapasan 20 x/menit, suhu 36,1ºC,
konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, ASI sudah keluar. Abdomen
teraba keras, tinggi fundus uteri 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik,
vulva dan vagina tidak ada oedema, tidak ada tanda – tanda infeksi pada luka
perineum, lochia rubra, sudah BAK 3 kali, ibu sudah melakukan mobilisasi.
C. Analisa Data
Diagnosa: P2A0 6 jam postpartum
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan seperti TD: 120/80mmHg, T:36,1oC, P:
20x/m, N: 80 x/m, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, lochia
rubra.
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
2. Memberikan Konseling
Mengajarkan ibu dan keluarga cara masase agar kontraksi rahim berjalan
dengan baik jika teraba bulat keras berarti rahim berkontraksi dengan baik
- Ibu mengerti yang dianjurkan bidan
3. Memberitahu ibu cara perawatan luka perineum dengan cara membersihkan
kemaluan dengan air bersih lalu di keringkan daerah kemaluan jangan sampai
lembab pasang kasa stetil diluka perineum.
- Ibu mengerti yang dianjurkan bidan
4. Menganjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi seperti sayur-sayuran,
telur, dan buah-buahan serta minum air putih ± 3 liter/hari untuk membantu
mempercepat pemulihan dan produksi ASI ibu.
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
114
5. Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup yaitu tidur siang ± 2 jam dan
malam ±8 jam atau apabila bayinya tidur ibu ikut tidur.
- Ibu mengerti dengan pen jelasan bidan
6. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihannya dengan mengganti pakaian
dalam dan pembalut 3x sehari atau jika terasa lembab.
- Ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran bidan
7. Memberitahu ibu untuk mengkonsumsi tablet fe 1x1 sehari diminum pada
malam hari.
- Ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran bidan
8. Memberikan ibu vitamin A merah 2x sehari dengan dosis 200000IU diberikan
setelah melahirkan 1 kapsul, kemudian minum 1 kapsul lagi 24 jam setelah
pemberian kapsul pertama dan menganjurkan ibu untuk meminumnya karena
dapat memperlancar produksi ASI dan membantu proses persalinan setelah
persalinan dan juga membantu meningkatkan kekebalan tubuh pada ibu dan
bayi.
- ibu mengerti dengan penjelasan bidan.
9. Memberitahu dan menganjurkan kepada ibu untuk menyusui bayinya sesering
mungkin atau setiap 2 jam sekali.
- Ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran bidan
10. Mengajarkan ibu cara menyusui dengan baik dan benar yaitu kepala dan
badan bayi dalam satu garis lurus wajah bayi menghadap ke payudara bagian
hitam pada payudara ibu masuk kemulut bayi, bayi menghisap kuat dan tidak
ada suara, sebelumnya bersihkan payudara dengan ASI supaya puting susu
tidak lecet.
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
11. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Ekslusif pada bayinya sampai
usia 6 bulan tanpa makanan tambahan apapun.
- Ibu mau memberikan ASI Ekslusif pada bayinya
12. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya masa nifas seperti perdarahan
pervaginam yang abnormal, demam tinggi dan penglihatan kabur,
pengeluaran vulva berbau, payudara bengkak, dan infeksi.
115
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
13. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya pada bayi yaitu bayi demam tinggi
lebih dari 2 hari, kejang, tidak mau menyusu, tali pusat infeksi. Apabila ada
tanda-tanda tersebut harap memeriksakan keadaanya.
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
14. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu kedepan
atau jika ada keluhan
- Ibu mau melakukan kunjungan ulang
3.3.2 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Hari ke 3 Post Partum Pada Ny. “
A” Di Kediaman Pasien Di Tegal Binangun
Pada Tanggal :19-01-2024 Jam : 11.00 WIB
A. Data Subjektif
Ibu ingin memeriksakan keadaannya pada masa nifas, ibu mengatakan
badannya terasa Lelah, sulit tidur, dan merasakan khawatir.
B. Data Objektif
Keadaan ibu baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 80 x/menit, pernapasan 20 x/ menit, suhu 36,7 ºC, konjungtiva
tidak pucat, sklera tidak ikterik, ASI sudah keluar, puting susu menonjol, tinggi
fundus uteri 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus keras, luka jahitan perineum
sudah kering, tidak ada tanda infeksi, pengeluaran lochia rubra.
C. Analisa Data
Diagnosa: P2A0 1 minggu postpartum
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan seperti TD: 120/80 mmHg T: 36,7oC,
P: 20 x/m, dan N: 80 x/m, TFU 2 jari dibawah pusat, lochia rubra.
- Ibu mengerti penjelasan bidan
2. Memberikan konseling
116
Memberitahu ibu bahwa involusi uterus berjalan normal tinggi fundus 2
jari dibawah pusat, uterus berkontraksi, dan tidak ada perdarahan
abnormal.
- Ibu mengerti penjelasan bidan
3. Mengingatkan dan menganjurkan ibu untuk tetap melakukan perawatan
luka jahitan dan personal hygine.
- Ibu mengerti penjelasan bidan
4. Mengingatkan dan menganjurkan kepada ibu untuk tetap banyak minum
air putih minimal 3 liter/hari untuk membantu mempercepat pemulihan
ibu, menghindarkan ibu agar tidak dehidrasi dan membantu produksi ASI.
- Ibu mau banyak minum air putih
5. Mengevaluasi apakah ibu sudah mengkonsumsi tablet Fe 1x1 sehari, dan
Vit A Merah sebanyak 2x sehari dengan dosis 200000 IU.
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan dan rutin mengkonsumsi obat
6. Mengingatkan ibu kembali tentang tanda-tanda bahaya masa nifas seperti
demam tinggi, infeksi atau penglihatan kabur, perdarahan abnormal,
pusing hebat dan payudara bengkak.
- Ibu mengerti penjelasan bidan
7. Mengingatkan kepada ibu untuk tetap memberikan ASI Eksklusif sampai
bayinya berusia 6 bulan tanpa makanan pendamping apapun.
- Ibu mau memberikan ASI Ekskulisif pada bayiya
8. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda penyulit.
- Ibu menyusui dengan baik dan tidak ada penyulit
9. Melakukan Terapi pijat Endorphin kepada ibu untuk mengatasi rasa Lelah,
sulit tidur, serta mengurangi rasa khawatir ibu.
- Ibu merasa rileks dan nyaman
10. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu ke depan
atau jika ada keluhan
- Ibu mau kunjungan ulang
117
3.3.3 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Hari ke 8 Post Partum Pada Ny. “
A” Di Kediaman Pasien
Pada Tanggal :27-01-2024 Jam : 09.00 WIB
E. Data Subjektif
Ibu ingin memeriksakan keadaannya pada masa nifas, ibu mengeluh
pegal- pegal otot.
F. Data Objektif
Keadaan ibu baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 80 x/menit, pernapasan 20 x/ menit, suhu 36,7 ºC, konjungtiva
tidak pucat, sklera tidak ikterik, ASI sudah keluar, puting susu menonjol, tinggi
fundus uteri pertengahan pusat dan simfisis, kontraksi uterus keras, luka jahitan
perineum sudah kering, tidak ada tanda infeksi, pengeluaran lochia serosa.
G. Analisa Data
Diagnosa: P2A0 8 Hari postpartum
H. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan seperti TD: 120/80 mmHg T: 36,7oC, P:
20 x/m, dan N: 80 x/m, TFU pertengahan pusat dan simfisis, lochia serosa
- Ibu mengerti penjelasan bidan
2. Memberikan konseling
Memberitahu ibu bahwa involusi uterus berjalan normal tinggi fundus
pertengahan pusat dan simfisis, uterus berkontraksi, dan tidak ada
perdarahan abnormal.
- Ibu mengerti penjelasan bidan
3. Mengingatkan dan menganjurkan ibu untuk tetap melakukan perawatan luka
jahitan dan personal hygine.
- Ibu mengerti penjelasan bidan
4. Menanyakan kepada ibu apakah ada keluhan dalam mengurus bayinya.
- Ibu mengatakan tidak ada keluhan dalam mengurus bayinya
5. Mengingatkan dan menganjurkan kepada ibu untuk tetap banyak minum air
putih minimal 3 liter/hari untuk membantu mempercepat pemulihan ibu,
menghindarkan ibu agar tidak dehidrasi dan membantu produksi ASI.
118
- Ibu mau banyak minum air putih
6. Mengevaluasi apakah ibu sudah mengkonsumsi tablet Fe 1x1 sehari
diminum pada malam hari
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan dan rutin mengkonsumsi obat
7. Mengingatkan ibu kembali tentang tanda-tanda bahaya masa nifas seperti
demam tinggi, infeksi atau penglihatan kabur, perdarahan abnormal,
pusing hebat dan payudara bengkak.
- Ibu mengerti penjelasan bidan
8. Mengingatkan kepada ibu untuk tetap memberikan ASI Eksklusif sampai
bayinya berusia 6 bulan tanpa makanan pendamping apapun.
- Ibu mau memberikan ASI Ekskulisif pada bayinya
9. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda penyulit.
- Ibu menyusui dengan baik dan tidak ada penyulit
10. Megajarkan kepada ibu gerakan- gerakan postnatal yoga yaitu:
h. melakukan pemanasan yaitu mengintruksikan ibu menarik dan
buang nafas sambil menggerakan kepala kekanan dan kiri
i. melakukan Gerakan cat and cow pose yaitu tubuh merangkak lalu
angkat kepala dan turunkan punggung lalu turunkan kepala dan
naikan punggung,
j. Gerakan Bridge pose baringkan tubuh ke matras kedua lutut
ditekuk telapak tangan menekan kebawah lalu angkat panggul
secara perlahan Tarik nafas
k. Child pose lakukan posisi sujud lalu luruskan kedua tangan dengan
bagian perut menyentuh bagian paha dan letakkan tangan diatas
kepala,
l. Thread Of Niddle pose masih pada posisi sujud angkat bagian
bokong lalu silangkan tangan membentuk huruf L bergantian kanan
dan kiri,
m. Legs up the wall pose posisi berbaring letakkan kaki pada dinding
secara sejajar dan paha belakang menyentuh dinding
119
n. final rest posisi berbaring ambil nafas Panjang sambil focus
memberi afirmasi positif
- Ibu mau melakukakan gerakan postnatal yoga
11. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu ke depan
atau jika ada keluhan
- Ibu mau kunjungan ulang
3.4.1 Kunjungan Bayi Baru Lahir 1 jam setelah kelahiran tanggal 16 Januari
2024 pukul 13.56 WIB
A. Data Subjektif
Ibu mengatakan bayinya sehat, tidak rewel
B. Data Objektif
Keadaan umum baik, denyut jantung bayi: 125 x/menit, pernapasan
60x/menit, suhu 36,5ºC, BB 3000 gram, PB 48 cm, A/S : 9/10 menangis kuat,
gerakan aktif, warna kulit kemerahan.
Nilai APGAR
No Aspek yang 0 1 2 Menit
dinilai 1 5
1 Warna kulit Biru/Puc Merah jambu/ujung- Merah 1 2
at ujung biru jambu
2 Reaksi terhadap Tidak Meringis/merintih Menangis 2 2
rangsangan ada
3 Denyut jantung Tidak < 100x/menit > 2 2
ada 100x/menit
4 Tonus otot Lemah Sedang Baik 2 2
5 Pernafasan Tidak Tak teratur Baik 2 2
ada
Total 9 10
C. Analisa Data
Diagnosa : Neonatus Cukup Bulan 1 jam
120
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan seperti jenis kelamin laki-laki, BB:
3000 gram, PB: 48 cm, T: 36,5oC, P: 60 x/m, denyut jantung bayi: 125
x/menit.
- Ibu mengerti penjelasan bidan
2. Memberikan salap mata dan telah disuntikan Vit K untuk mencegah
infeksi dan perdarahan dan 1 jam lagi akan diberikan imunisasi Hb.0
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
3. Memberikan Konseling
Memberitahu ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayinya hindarkan dari
kipas angin dan lantai yaitu dengan cara selimuti bayi.
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
4. Menganjurkan kepada ibu untuk tetap melakukan rangsangan puting susu
dengan hisapan mulut bayi agar ASI keluar.
- Ibu mengerti penjelasan bidan
5. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Ekslusif kepada bayinya hingga
umur 6 bulan tanpa makanan tambahan dan memberikannya sesering
mungkin.
- Ibu mau mengikuti anjuran yang diberikan bidan
6. Memberitahu ibu tanda bayi cukup ASI yaitu tampak tenang, tidak rewel,
dan bayinya sudah BAK, payudara ibu terasa lembek dari sebelumnya
menyusui.
- Ibu mengerti dengan penjelsan bidan
7. Memberitahu ibu cara merawat tali pusat yaitu menggunakan kasa steril
tanpa tambahan apapun dan menggantinya apabila lembab.
-Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
8. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya pada bayi yaitu tali pusat berbau,
demam, kejang dan tidak mau menyusu.
-Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
9. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang satu minggu kedepan atau jika
ada keluhan
121
-Ibu mau kunjungan ulang
3.4.2 Kunjungan Bayi Baru Lahir 3 Hari setelah kelahiran tanggal 19 Januari
2024 pukul 11.00 WIB
d) Data Subjektif
Ibu mengatakan bayinya sehat, tali pusat belum lepas, menyusu kuat
gerakan aktif, menangis kuat, tidak rewel, perutnya tidak kembung, buang air
besar dan buang air kecil lancar dan tali pusat sudah lepas hari ke empat
e) Data Objektif
Keadaan umum baik, denyut jantung bayi: 120x/menit, pernapasan
40x/menit, suhu 36,5ºC, BB 3000 gram, PB 48 cm, mulut bayi bersih, tidak
ada bintik putih, tidak ikterus, kulit bersih.
f) Analisa Data
Diagnosa : Neonatus Cukup Bulan 3 Hari
g) Penatalaksanaan
1. Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan bayinya seperti T: 36,5oC, P:
40 x/menit, denyut jantung bayi: 120x/menit, BB 3100 gram, PB 48 cm
- Ibu mengerti penjelasan bidan
2. Memberikan Konseling
Mengingatkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayinya dan
melakukan imunisasi pada bayi
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
3. Mengingatkan dan menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI
Ekslusif kepada bayinya hingga umur 6 bulan tanpa makanan tambahan
apapun dan memberikannya minimal 2 jam sekali.
- Ibu mau mengikuti anjuran yang diberikan bidan
4. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan bayi seperti
memandikan bayi dan mengganti kain setelah bayi BAK dan BAB.
- Ibu mau menjaga kebersihan bayinya
122
5. Mengingatkan kembali ibu tanda bahaya pada bayi yaitu bayi demam lebih
dari 3 hari, bayi kejang, tidak mau menyusu, harap dibwa ke pelayanan
kesehatan untuk pemeriksaan.
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
6. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu kedepan atau jika ada
keluhan
- Ibu mau kunjungan ulang
3.4.3 Kunjungan Bayi Baru Lahir 8 Hari setelah kelahiran tanggal 27 Januari
2024 pukul 09.00 WIB
a. Data Subjektif
Ibu mengatakan bayinya sehat, tali pusat sudah lepas, menyusu kuat
gerakan aktif, menangis kuat, tidak rewel, perutnya tidak kembung, buang air
besar dan buang air kecil lancar dan tali pusat sudah lepas hari ke empat
b. Data Objektif
Keadaan umum baik, denyut jantung bayi: 120x/menit, pernapasan
40x/menit, suhu 36,5ºC, BB 3100 gram, PB 48 cm, mulut bayi bersih, tidak
ada bintik putih, tidak ikterus, kulit bersih.
c. Analisa Data
Diagnosa : Neonatus Cukup Bulan 8 Hari
d. Penatalaksanaan
1. Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan bayinya seperti T: 36,5oC, P:
40 x/menit, denyut jantung bayi: 120x/menit, BB 3100 gram, PB 48 cm
- Ibu mengerti penjelasan bidan
2. Memberikan Konseling
Mengingatkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayinya dan
melakukan imunisasi pada bayi
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
123
3. Mengingatkan dan menganjurkan Kembali ibu untuk tetap memberikan
ASI Ekslusif kepada bayinya hingga umur 6 bulan tanpa makanan
tambahan apapun dan memberikannya minimal 2 jam sekali.
- Ibu mau mengikuti anjuran yang diberikan bidan
4. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan bayi seperti
memandikan bayi dan mengganti kain setelah bayi BAK dan BAB.
- Ibu mau menjaga kebersihan bayinya
5. Mengingatkan kembali ibu tanda bahaya pada bayi yaitu bayi demam lebih
dari 3 hari, bayi kejang, tidak mau menyusu, harap dibwa ke pelayanan
kesehatan untuk pemeriksaan.
- Ibu mengerti dengan penjelasan bidan
6. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu kedepan atau jika ada
keluhan
- Ibu mau kunjungan ulang
124
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis ini akan membahas “Asuhan Kebidanaan Komprehensif
ibu Hamil, Bersalin, Nifas,dan Bayi Baru Lahir Normal pada Ny. “A” di PMB
Husniyati Palembang. Sebagai bahan perbandingan antara teori dan kenyataan
dilahan praktik.
125
Selama pemeriksaan Ny. “A” telah diberikan tablet Fe sebanyak 90 tablet
dengan dosis 1x1/ hari selama kehamilan, Ny. “A” mengkonsumsi sebanyak 77
tablet Fe pada malam hari. Hal ini tidak sesuai dengan teori (Oktaviani ,2018)
menyatakan bahwa setiap ibu hamil harus mendapatkan tablet Fe tambah darah
sebanyak 90 tablet selama kehamilan sejak kontak pertama.
Pola makan Pola kebiasaan sehari-hari pada Ny. “A” yaitu, makanan sehari-
hari teratur 3x sehari, jenis makanan bervariasi, ibu tidak mempunyai pantangan
dalam makan, serta alergi terhadap makanan dan obat, minum ± 8 gelas/hari. Hal
ini sesuai dengan teori menurut (Walyani, 2018) yang menyatakan bahwa
kebutuhan pada masa hamil antara lain kebutuhan nutrisi untuk mengkomodasi
perubahan yang terjadi selama masa kehamilan, banyak diperlukan zat gizi dalam
jumlah yang besar dari pada sebelum hamil.
Pada pemeriksaan tinggi badan didapatkan tinggi badan Ny. “A” normal
dengan hasil 155 cm , hal ini sesuai dengan (Oktaviani,2018) yang menyatakan
bahwa tinggi badan normal pada ibu hamil >145 cm, pengukuran tinggi badan pada
kunjungan pertama untuk menepis adanya faktor resiko pada ibu hamil.
Berat badan Ny. “A” sebelum hamil 57 kg, sedangkan pada pemeriksaan
terakhir kehamilan Berat badan Ny. “A” 68 kg. Hal ini sesuai dengan Kenaikan
berat badan ibu 11 kg selama kehamilan, hal ini sesuai dengan perkiraan
peningkatan berat badan menurut (Walyani,2018) yaitu berat badan wanita hamil
akan mengalami kenaikan 11-12 kg kemungkinan dalam batas maksima 12,5 kg.
Penulis melakukan pemeriksaan tekanan darah pada Ny. “A” dimana
didapatkan hasil 120/80 mmHg, tekanan darah ibu dapat dikatagorikan normal. Hal
ini sesuai dengan Oktaviani (2018) yang menyatakan bahwa adanya tekanan darah
normal pada kehamian berkisar antara 110/70 -120/80 mmHg.
Penulis melakukan pengukuran LILA yaitu didapatkan 26 cm, untuk
menentukan status gizi Ny. “A” berdasarkan hal tersebut lila ibu normal tidak
menderita KEK, hal ini sesuai dengan (Oktaviani ,2018) yang menjelaskan bahwa
kriteria KEK yaitu ukuran lila <23,5 cm.
126
Pada pemeriksaan kehamilan, Ny “A” melakukan pemeriksaan DJJ hasilnya
140x/menit hal ini dikatakan normal. Karena menurut teori (Humaera et al., 2018),
yang menyatakan bahwa normal DJJ 120 -160 x/m.
Pada pemeriksaan kehamilan Ny. “A” melakukan pemeriksaan darah (Hb)
pada kunjungan pertama dengan hasil 11 gr% hal ini menujukan bahwa HB ibu
normal dan tidak mengalami anemia. hal ini sesuai dengan teori menurut (Alfarisi
et al.,2019), Hb 11 gr% dikatakan tidak anemia, Hb 9-10 gr% dikatakan anemia
ringan 7-8 gr% dikatakan anemia sedang, Hb <6 gr% dikatakan anemia berat.
Berdasarkan hasil screening TT Ny. “A” telah mendapatkan TT 5. Hal ini
sesuai dengan teori Oktaviani (2018), yaitu mengatakan bahwa imunisasi TT 1 dan
TT 2 didapatkan pada saat imunisasi dasar lengkap, TT 3 didapatkan pada saat
sekolah kelas 1 SD, TT 4 didapatkan pada saat sekolah kelas 2 SD. TT 5 didapatkan
pada saat sekolah kelas 3 SD.
Tafsiran berat janin berdasarkan rumus Mc. Donald didapat dengan rumus :
(TFU-12) x 155= Berarti (32cm-12) x 155= 3.100 gram. Hal ini mengatakan sesuai
dengan Khairoh dkk (2019) yang mengatakan bahwa untuk menghitung TBJ dapat
menggunakan rumus (TFU-11) x 155, 11 untuk bagian terbawah yang belum masuk
PAP dan 12 untuk kepala yang sudah masuk PAP.
Pada standar pelayanan kebidanan pemeriksaan antenatal care pada Ny. “A”
telah dikatakan standar minimal 10 hal ini sesuai dengan anjuran Oktaviani (2018),
dalam standar pelayanan 10 T yang dilakukan yaitu pengukuran tinggi badan,
timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur lingkar lengan atas (LILA), ukur
TFU, menentukan presentasi dan DJJ, pemberian imunisasi TT, pemberian tablet
Fe, pemeriksaan laboratorium (Hb), tatalaksana kasus, penanganan kasus, dan temu
wicara.
127
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 3 jam tanpa
komplikasi baik itu pada ibu maupun pada janin.
Pada tanggal 16-01-2024 pukul 10.00 WIB mengaku 9 bulan dengan keluhan
sakit perut menjalar kepinggang, dan gerakan janin masih bisa dirasakan Saat
dilakukan pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan 4 cm.
Penulis memberikan asuhan sayang ibu pada Ny. “A” seperti menganjurkan
ibu untuk makan dan minum di sela kontraksi, menganjurkan ibu untuk miring kiri,
menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB. Tidak ada kesenjangan
antara teori dan praktek dimana pendapat Suhartika (2018) yang menyatakan bahwa
asuhan sayang ibu meliputi Membantu pengaturan posisi ibu miring ke kiri
membuat ibu lebih nyaman dan membantu perbaikan oksiput yang melintang pada
bayi untuk berputar menjadi oksiput anterior serta mengurangi resiko terjadinya
laserasi dan memperlancar peredaran darah melalui plasenta, kebutuhan nutrisi dan
dehidrasi selama proses persalinan.
Pada pukul 11.47 WIB Ny. “A” mengatakan perutnya semakin sakit saat
dilakukan pemeriksaan pembukaan 6 cm .
Kala II
Pada pukul 12.54 Ny. “A” mengeluh perutnya bertambah sakit dan ada rasa
ingin BAB dan meneran bersamaan dengan disertai terjadinya kontraksi, perineum
terlihat menonjol, vulva membuka, serta peningkatan pengeluaran lendir bercampur
darah. Hal ini sesuai dengan teori (Kuswanti, 2017) yang menyatakan tanda-tanda
persalinan yaitu ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan disertai terjadinya
kontraksi, ibu merasa meningkatnya tekanan pada rectum atau vagina, perineum
terlihat menonjol, vulva dan spingter ani membuka, serta peningkatan pengeluaran
lendir bercampur darah.
Pada pemeriksaan dalam Ny. “A” hasilnya yaitu pembukaan 10 cm dan telah
memasuki kala II, hal ini sesuai dengan teori (Walyani, 2017) yang menyatakan
bahwa kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm)
dan berakhir dengan lahirnya bayi.
128
Setelah mengetahui bahwa pembukaan Ny. “A” telah lengkap maka
penolong melakukan persiapan persalinan seperti memakai alat pelindung diri,
persiapan tempat persalinan, alat dan bahan, persiapan ibu dan keluarga yang sesuai
dengan teori Suhartika (2018), dalam persiapan penolong persalinan meliputi
sarung tangan, persiapan pelindung diri, persiapan tempat persalinan, peralatan dan
bahan, persiapan tempat dan lingkungan untuk kelahiran bayi, persiapan ibu dan
keluarga.
Pada kala II penolong memimpin persalinan letakkan handuk bersih (untuk
mengeringkan bayi) di atas perut ibu, dan kain segitiga dibawah bokong ibu jika
kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm maka lindungi perineum
dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih, tangan lain kemudian
dilakukan Amniotomi menahan belakang kepala bayi agar tidak terjadi difleksi
maksimal
Kemudian memeriksa adanya lilitan tali pusat atau tidak ada lilitan tali pusat,
setelah bayi melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparietal, ajarkan ibu
untuk meneran saat ada kontraksi arahkan dengan lembut arahkan kebawah dan
distal hingga lahir bahu depan muncul ke bawah arkus pubis dan kemudian gerakan
keatas dan distal untuk melahirkan bahu belakang sangga dan susur kemudian
lakukan penilaian sepintas. Pada bayi, bayi lahir spontan pukul 12.56 jenis kelamin
laki-laki, menangis kuat dan bergerak aktif, warna kulit kemerahan, mengeringkan
bayi dan mengganti popok bayi, bayi sudah dikeringkan dan diganti dengan handuk
kering. Hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek dimana menurut
Nurjasmi (2018), yang menyatakan bahwa 60 langkah APN dari meliputi pimpinan
persalinan sampai dengan mengeringkan bayi dan mengganti popok bayi.
Kala III
Pada pukul 13.01 WIB, Ny. “A” mengeluh perutnya masih terasa mules hal
ini disebabkan karena uterus yang berkontraksi, penulis melihat tanda-tanda
lepasnya plasenta yaitu semburan darah seketika, tali pusat memanjang dan uterus
berbentuk globular, hal ini sesuai dengan teori Ekayanthi (2018) yang menyatakan
129
bahwa tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu, perubahan bentuk dan tinggi fudus
menjadi globular, tali pusat memanjang dan semburan darah mendadak dan singkat.
Kemudian penulis melakukan manajemen aktif kala III (MAK III) yaitu
melakukan penyuntikkan oksitosin di 1/3 paha kanan bagian luar ibu, melakukan
penjepitan dan pemotongan tali pusat lalu melakukan IMD, melakukan
perenggangan tali pusat terkendali (PTT), dan masase selama 15 detik setelah
plasenta lahir. Hal ini sesuai teori Ekayanthi (2018) yang menyatakan bahwa
menajemen aktif kala III meliputi pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit
pertama setelah bayi lahir, melakukan peregangan tali pusat terkendali (PTT), dan
rangsangan taktil (massase) fundus uteri.
Persalinan kala III atau kala uri Ny. “A” berlangsung selama 5 menit hal ini
berlangsung dengan baik sesuai dengan teori Ekayanthi (2018) yang menyatakan
bahwa kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan berlangsung selama 15-30 menit.
Setelah lahirnya plasenta penulis melakukan pemeriksaan laserasi jalan
lahir, setelah diperiksa terdapat laserasi jalan lahir derajat 1 , namun tidak dilakukan
penjahitan laserasi jalan lahir. Hal ini sejalan dengan teori Menurut (Astuti, 2022)
robekan/laserasi Derajat satu, Luasnya robekan hanya sampai mukosa vagina,
komisura posterior tanpa mengenai kulit perineum. Tidak perlu dijahit jika tidak
ada perdarahan dan posisi luka baik.
Kala IV
Kala IV tanggal 16 Januari 2024, setelah plasenta lahir penulis telah melakukan
pemantuan kala IV selama 2 jam yaitu setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan
setiap 30 menit pada jam kedua. Hasil pemeriksaan tekanan darah 120/80 mmHg,
nadi 80x/m, suhu 36,5℃, tinggi fundus uteri (TFU) 2 jari dibawah pusat, kontraksi
uterus baik, perdarahan 50 cc dan kandung kemih tidak penuh, hal ini sesuai dengan
teori (Triwidiyantari,2021) yang menyatakan kala IV dimulai lahirnya plasenta dan
berakhirnya 2 jam setelah itu, asuhan yang diberikan yaitu lakukan rangsangan
taktil (massase), evaluasi tinggi fundus, perkiraan kehilangan darah, periksa
kemungkinan perdarahan, evaluasi keadaan umum ibu dan dokumentasi.
130
4.3 Masa Nifas
Masa Nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat-
alat reproduksi pulih sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung
selama 6 minggu atau 40 hari (Azizah and Rosyidah, 2019)
Tanggal 16-01-2024, pukul 20:00 WIB penulis melakukan pemeriksaan
masa nifas 6 jam postpartum pada ibu, Asuhan yang diberikan pada Ny”A” dalam
6-8 jam post partum yaitu memberitahu ibu bahwa rasa mules yang ia alami saat ini
adalah hal yang fisiologis karena uterus berkontraksi dan alat reproduksi akan
kembali seperti sebelum hamil, menganjurkan ibu untuk memberikan ASI esklusif
kepada bayinya selama 0-6 bulan tanpa mkanan atau minuman tambahan apapun,
memberikan ibu Vitamin A Merah setelelah melahirkan 1 kapsul kemudian minum
1 kapsul lagi 24 jam setelah pemberian kapsul pertama dan menganjurkan ibu untuk
meminumnya karena dapat membantu memperlancar produksi ASI dan membantu
penyembuhan proses persalinan, menganjurkan ibu untuk menjaga pola makan dan
makan-makanan yang banyak mengandung karbohidrat dan nutrisi dan menjaga
pola istirahatnya, memberitahu ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB maka urin
akan mengendap atau penuh dan akan menyebabkan infeksi pada saluran kemih.
memberitahu ibu tentang tanda bahaya selama masa nifas. Asuhan yang telah
diberikan sesuai dengan teori (Kemenkes, 2018) yaitu mencegah terjadinya
komplikasi selama masa nifas pada Ny.”A” hal ini tidak terdapat kesenjangan
antara teori dan praktek.
Lochea yang dikeluarkan pada 6 jam post partum adalah lochea rubra yang
berupa darah segar, hal ini sesuai dengan teori Walyani (2017) yang menyatakan
bahwa hari pertama dan kedua terdapat lochea rubra yang terdiri dari darah segar
yang bercampur sel desidua, vernika serosa, lanugo, sisa mekonium, sisa selaput
ketuban dan sisa darah.
3 Hari post partum tanggal 19-01-2024, pukul 11:00 WIB pada kunjungan
nifas dilakukan pemeriksaan pada Ny”A” dan untuk memastikan involusi uterus
berjalan dengan normal, menilai adanya tanda-tanda infeksi yang dilihat dari
pengeluaran lochea, memberitahu Ny”A” untuk tetap mengkonsumsi tablet Fe
karna bertujuan untuk mencegah terjadinya anemia, keadaan Ny”A” normal. Hal
131
ini sesuai dengan teori (Kemenkes, 2019), yaitu bertujuan untuk memastikan
keadaan Ny”A” dalam keadaan normal dan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi
baik secara fisik maupun psikologi dan untuk memastikan perawatan diri, nutrisi,
memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-tanda penyulit.
Dilakukan terapi nonkonvesional berupa Massage Endorphin dikarenakan ibu
mengeluh badannya terasa Lelah, sulit tidur, dan merasakan khawatir. Hal ini sesuai
dengan teori (Putra, 2018). Bahwa Pijat endorfin dapat membantu ibu memberikan
ketenangan dan kenyamanan ketika menjelang persalinan maupun selama proses
persalinan sampai masa nifas.
8 Hari post partum tanggal 27-01-2024, pukul 20:00 WIB pada kunjungan nifas
1 minggu post partum tinggi fundus pertengahan pusat dan simfisis dengan berat
sekitar 500 gram. Keadaan involusi uterus Ny. “A” adalah normal dan sesuai
dengan teori yang ada.
Serta dilakukan terapi nonkonvesional berupa postnatal yoga dikarenakan
ibu mengeluh ibu mengeluh pegal- pegal otot. Hal ini sejalan dengan teori (Buttner
et al., 2015). Yaitu yoga dapat membantu ibu meningkatkan energi dan daya tahan
tubuh, melepaskan stress dan cemas, meningkatkan kualitas tidur, mengurangi
ketegangan otot, dan keluhan fisik yang lain seperti : nyeri punggung, nyeri pada
daerah sekitar paha dan pinggang Click or tap here to enter text.
132
Segera setelah lahir tali pusat diklem dan dipotong bayi Ny.“A” langsung di
letakkan diantara payudara dan diselimuti untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini
(IMD) secara tengkurap di atas perut ibu untuk melakukan kontak kulit selama 1
jam sampai bayi dapat menyusu sendiri dan pemberian ASI. Hal ini sesuai dengan
pendapat Andina (2018), IMD adalah proses menyusu seger a yang dilakukan
dalam waktu 30 menit sampai 1 jam pasca bayi dilahirkan. Biarkan bayi mencari,
menemukan puting, dan mulai menyususebagian besar bayi akan berhasil
melakukan IMD dalam waktu 60-90 menit, menyusu pertama biasanya berlangsung
pada menit ke-45 hingga 60 dan berlangsung selama 10-20 menit dan bayi cukup
menyusu di satu payudara
Pada 1 jam pertama, bayi diberikan salep mata untuk mencegah terjadinya
infeksi pada mata bayi. Salep mata yang digunakan adalah salep mata tetrasiklin
1% hal ini sesuai dengan pendapat Sinta (2019) yang menyatakan bahwa setiap bayi
baru lahir perlu diberi salep mata sesudah 1 jam bayi baru lahir, pemberian obat
mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit
mata karena klamidia (penyakit menular seksual).
Pada bayi Ny. “A” dilakukan penyuntikan vitamin K untuk mencegah
terjadinya perdarahan di otak bayi hal ini sesuai dengan pendapat (Apriyanti,2022)
injeksi vitamin K diberikan setelah 1 jam kontak kulit ibu dan bayi selesai
menyusui. dan Menjelaskan kepada ibu bahwa bayinya sudah diberikan imunisasi
HB 0 yang bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis B pada bayi
Ny”A”. hal ini sejalan dengan teori (Apriyanti,2022) yang mengatakan bahwa
pencegahan penyakit hepatitis B ditempuh melalui upaya preventif khusus dan
umum upaya preventif khusus imunisasi hepatitis B ditempuh dengan imunisasi
pasif dan aktif. Imunisasi pasif hepatitis B Immune Globulin (HBlg) dalam waktu
singkat memberikan proteksi, meskipun hanya untuk jangka pendek (3-6 bulan).
Pada saat kunjungan kedua pada tanggal 19 januari 2024, penulis melakukan
pemeriksaan pada bayi Ny.”A” di kediaman pasien, hasil pemeriksaan berat badan
bayi 3.100 gram PB: 48 cm, T; 36.5℃, P: 40x/ menit, N: 120x/ menit dan tali pusat
lepas pada hari keempat setelah kelahiran, bayi menyusu dengan kuat, dan bayi
133
sudah dilakukan imunisasi polio menurut pendapat (Rukiyah, 2018), menyatakan
berguna untuk mencegah penyakit tuberkulosis berat. Misalnya TB paru berat.
Pada saat kunjungan ketiga pada tanggal 27 januari 2023, penulis
melakukan pemeriksaan pada bayi Ny.”A” di kediaman pasien, hasil pemeriksaan
berat badan bayi 3.100 gram, PB; 48 cm, S: 36, 5℃, N: 120x / menit, P: 40x / menit
dan tali pusat lepas pada hari keempat setelah kelahiran, bayi menyusu dengan kuat,
dan bayi sudah dilakukan imunisasi polio menurut pendapat (Rukiyah, 2018),
menyatakan berguna untuk mencegah penyakit tuberkulosis berat. Misalnya TB
paru berat.
134
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
a. Penulis telah memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil, dan kunjungan
ANC ibu sesuai dengan standar kompetensi kebidanan, dimana Ny.”A” telah
melakukan pemeriksaan kunjungan sebanyak 6 kali yaitu 4 kali di bidan
terdekat dan 2 kali dengan penulis PMB Husniyati. Hasil pemeriksaan keadaan
ibu dan janin sehat, standar pelayanan 10 T yang dilakukan yaitu pengukuran
tinggi badan, timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur lingkar lengan atas
(LILA), ukur TFU, menentukan presentasi dan DJJ, pemberian imunisasi TT,
pemberian tablet Fe, pemeriksaan laboratorium (Hb), tatalaksana kasus,
penanganan kasus, dan temu wicara.
b. Penulis telah memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin sesuai dengan
prosedur. Dimana selama proses persalinan kala I tidak terdapat permasalahan,
kala II sampai kala IV berjalan normal, pertolongan persalinan menggunakan
60 langkah APN.
c. Penulis telah melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan baik dan
profesional. Ny.”A” melakukan 2 kali kunjungan masa nifas dan didapatkan
hasil bahwa ibu dalam keadaan sehat dan tidak terdapat tanda-tanda bahaya
pada masa nifas.
d. Penulis telah melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir sesuai dengan
prosedur. Bayi Ny.”A” lahir dengan BB 3000 gram, PB 48 cm, jenis kelamin
laki-laki A/S 9/10 dan telah melakukan 3 kali kunjungan didapatkan hasil
keadaan bayi sehat dan tidak ada tanda-tanda bahaya pada bayi. Bayi Ny.”A”.
135
e. Penulis dapat memperaktikan Pendokumentasian asuhan kebidanan secara
Komprehensif pada Ny.”A” dalam bentuk SOAP dengan menggunakan alur
pikir Varney dari kehamilan, persalinan, nifas dan BBL.
5.2 Saran
136
DAFTAR PUSTAKA
137
Harti, L.B., Kusumastuty, I. and Hariadi, I. (2016) ‘, Indonesian Journal of Human
Nutrition, jakarta
Hayu, R. (2020), Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan dan Kesehatan, 3(2), pp. 19–29.
Indrayani. 2016. Asuhan persalianan dan bayi baru lahir. Jakarta: CV Trans Info
Medika.
Indrayani, dan Moudy. E. U. D. (2016) Update Asuhan Persalinan dan Bayi Baru
Lahir. Jakarta: Trans Info Media.
Junianti, R. (2022) ‘Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir’, Jurnal Kebidanan, 3(1),
pp. 42–51.
Kurniarum, A. (2016) askeb persalinan dan bbl. 1st edn. Edited by A. Suryana.
jakarta.
Kumalasari, Intan. 2015. Panduan Praktik Laboratorium Dan Klinik Perawatan
Antenatal, Intranatal, Postnatal Bayi Baru Lahir Dan Kontrasepsi.
Jakarta: Salemba medika.
Kuswanti, I. 2017. Askeb II Persalinan. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
Kementrian Kesehatan RI. 2020. Buku KIA Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI
Kementrian Kesehatan RI. (2017). Profil Kesehatan Indonesia. [online] Tersedia di
: http://www.depkes.go.id [diakses 20 Oktober 2019.
Kemenkes RI. (2019). Profil Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2019. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Ri.
Kementrian Kesehatan. (2018). Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Dasar dan
Rujukan.
Marbun, U. (2023) ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN. Edited by L.P. Sari.
Jawa Barat: Widina Media Utama.
Marmi. 2017. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas “ Peurperium Care”. Pustaka
Pelajar
Marliandiani, Y. dan Ningrum, N. 2015. Buku Ajaran Asuhan Kebidanan pada
Masa Nifas dan Menyusui. Jakarta: Salemba Medika.
Mutmainnah, A. U. 2017. Asuhan Persalinan Normal Dan Bayi Baru Lahir.
Yogjakarta: CV. ANDI OFFSET.
Manuaba, I. A. (2016). Ilmu Kebidanan Penyakit Dan Kandungan dan Kb Untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: ECG
Morgan, R. (2017). Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi Edisi
III. Jakarta : EGC
Nababan, L. (2021) PSIKOLOGI KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, STIKes
Sapta Bakti Bengkulu.
Novihandari. (2016). Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi Edisi
III. Jakarta : EGC
Nurjasmi, Dr. Emi. 2016. Buku Acuan Midwifery Update, Cetakan Pertama
Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia. Jakarta.
Nugraheni, A. (2018), Pengantar Ilmu Kebidanan dan Standar Profesi Kebidanan.
Yogyakarta: Healty
138
Nugroho, Taufan. 2017. Kasus Emergensi Kebidanan Untuk Kebidanan dan
Keperawatan. Nuha Medika, Yogyakarta
Octaviani, R. (2022) ‘ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
NORMAL’, Jurnal Kebidanan, 2(1), pp. 23–28.
Padila. 2015. Asuhan Keperawatan Maternitas II. Yogjakarta: Nuha Medika
Prawirohardjo, Sarwono. 2017. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Rosyati, H. (2022) ‘Masa Nifas’, Jurnal Kebidanan Indonesia, 2(1), pp. 12–39.
Suhartika. 2018. Asuhan Kala Satu Persalinan Normal. Jakarta: EGC
Sukarni. 2013. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Jakarta.
Sumiaty. 2017. Kebidanan Teori dan Asuhan vol 2. Jakarta: EGC.
Sinta, E. L. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Neonates, Bayi Dan Balita.
Sidoarjo : Indomedia Pustaka
Sujiyatini, Muflidah, dan Hidayat. 2019. Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin. Jakarta :
Salemba Medika.
Sunarti. 2017. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ketuban Pecah
Dini Pada Ibu Bersalin di RSUD Sleman Yogyakarta. Yogyakarta :
Stikes „Aisyiyah Yogyakarta.
Sinclair. (2018). Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi Edisi III.
Jakarta : EGC
Sutanto, A. V dan Fitriana, Y. 2018. Asuhan Pada Kehamilan. Yogjakarta: PT.
Pustaka Baru.
Walyani, E. S. 2015. Asuahan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogjakarta: PT.
Pustaka Baru.
Walyani, E. S dan Purwoastuti, T. E. 2015. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi
Baru Lahir. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Walyani, E. S dan Purwoastuti, T. E. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan
Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Walyani, E. S dan Purwoastuti, T. E. 2016. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru
Lahir. Yogjakarta: PT. Pustaka Baru.
WHO. 2015. Data Global Health Observatory (GHO).
www.who.imt/gho/en/kesehatanibudanreproduksi diakses pada tanggal 07
Februari 2022 .
Wikjosastro, R. (2017). Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi
Edisi III. Jakarta : EGC
Yuliani, D. R. 2017. Buku Ajar Aplikasi Asuhan Kehamilan Ter-Update. Jakarta:
CV Trans Info Media.
139
L
A
M
P
I
R
A
N
140
Pemeriksaan ANC
Proses Persalinan
141
Masa Nifas
142
Kunjungan Ketiga 8 hari postpartum
K1 1 jam postpartum
143
K2 3 hari postpartum
K3 8 hari postpartum
144
Massage Endorphin
145
Postnatal Yoga
146