Anda di halaman 1dari 71

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH PRENATAL YOGA TERHADAP KUALITAS TIDUR IBU


HAMIL TRIMESTER III DI KLINIK GHINA MARLINA
JAKARTA UTARA

WESY GUSTINA
5202302180

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


SEKOLAH TIINGGI ILMU KESEHATAN ESTU UTOMO
BOYOLALI
2024
SKRIPSI

PENGARUH PRENATAL YOGA TERHADAP KUALITAS TIDUR IBU


HAMIL TRIMESTER III DI KLINIK GHINA MARLINA
JAKARTA UTARA

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kebidanan

Disusun Oleh:

WESY GUSTINA
5202302180

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ESTU UTOMO
BOYOLALI
2024
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal Skripsi berjudul:

PENGARUH PRENATAL YOGA TERHADAP KUALITAS TIDUR IBU


HAMIL TRIMESTER III DI KLINIK GHINA MARLINA
JAKARTA UTARA

Disusun Oleh :
WESY GUSTINA
5202302180

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ESTU UTOMO

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing dan telah diperkenankan untuk
diujikan

Boyolali, ……………. 2024

Menyetujui,

Pembimbing Utama

Luluk Khusnul Dwihestie, SST., M.Kes


NIDN. 0530128801

1
HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH PRENATAL YOGA TERHADAP KUALITAS TIDUR IBU


HAMIL TRIMESTER III DI KLINIK GHINA MARLINA
JAKARTA UTARA

Disusun Oleh :
WESY GUSTINA
5202302180

Telah dipertahankan didepan Tim Penguji Proposal Skripsi Program Studi Sarjana
Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Pada:
Hari : ………………..
Tanggal : ………….....

Penguji II Penguji III

Ardiani Sulistiani, SST.,M.Kes.,M.Keb Luluk Khusnul Dwihestie, SST., M.Kes


NRP. NIDN. 0530128801

Penguji I

Dr. Yanti, SST.,M.Keb


NRP.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Pengaruh Prenatal Yoga Terhadap Kualitas Tidur Ibu Hamil Trimester III
Di Klinik Ghina Marlina Jakarta Utara”.
Penulisan Skripsi ini diajukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana pada prodram studi sarjana kebidanan di STIkes
Estu Utomo.
Skripsi ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai
pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Dan pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: :
1. Bapak Sarwoko, S.Ag., S.Kep., M.Kes., M.Kep selaku Ketua STIKes Estu
Utomo.
2. Ibu Ardiani Sulistiani, S.ST., M.Kes., M,Keb selaku Ketua Ka. Prodi
Sarjana Kebidanan STIKes Estu Utomo dan sebagai penguji I.
3. Ibu Luluk Khusnul Dwihestie, SST., M.Keb, selaku dosen pembimbing
yang telah memberikan bimbingan serta arahan demi terbentuknya skripsi
ini.
4. Orang Tua dan keluarga yang telah memberikan bantuan material dan
moril kepada penulis.
5. Ibu Rena Herlina, SKM., S.Keb selaku kepala Klinik Ghina Marlina
Jakarta Utara.
6. Ibu Dr. Yanti, SST,. M.Keb selaku penguji II
7. Seluruh dosen dan staf Program Studi Kebidanan STIKes Estu Utomo
yang telah berkenan membuka wawasan ilmu pengetahuan kepada penulis.
8. Rekan-rekan seangkatan yang telah bersama-sama dalam suka maupun
duka selama proses studi pada Program Studi Kebidanan STIKes Estu
Utomo, serta
9. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh
dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun.
Penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis
pada khususnya serta para pembaca pada umumnya dan bagi
mahasiswa/mahasiswi STIKes Estu Utomo serta bagi penulis lainnya.

Boyolali, ……………... 2024

Wesy Gustina
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Ruang Lingkup Penelitian
E. Manfaat Penelitian
F. Keaslian Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................
A. Konsep Dasar Kehamilan
B. Konsep Dasar Tidur
C. Konsep Dasar Prenatal Yoga
D. Kerangka Teori
E. Kerangka Konsep
F. Hipotesis
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................
A. Desain Penelitian
B. Populasi dan Sampel
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
D. Variabel Penelitian
E. Definisi Operasional
F. Teknik Pengumpulan Data
G. Instrumen Penelitian
H. Analisa Data
I. Etika Penelitian
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kehamilan dimulai dari proses bertemunya sel telur dan sel sperma
sehingga terjadi fertilisasi sampai lahirnya janin. Kehamilan terbagi menjadi
tiga triwulan (trimester) yaitu trimester 1 berusia 1 sampai 12 minggu,
trimester 2 berusia 12 sampai 28 minggu dan trimester 3 berusia 28 sampai 40
minggu (Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia, 2018).
Kehamilan trimester tiga terjadi perubahan fisiologis dan psikologis
salah satunya meningkatnya frekuensi buang air kecil, pembesaran uterus,
nyeri punggung, kecemasan, rasa takut dan depresi. Ketidaknyamanan fisik
dan gerak janin juga sering mengganggu istirahat ibu hamil sehingga ibu sulit
tidur nyenyak saat malam hari dan mengakibatkan kurangnya kualitas tidur
pada ibu hamil. Perubahan hormonal juga menyebabkan perubahan psikis
pada wanita hamil sehingga sulit untuk memulai atau mempertahankan tidur
(Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia, 2018).
World Health Organization (WHO, 2018) menggambarkan secara global
Prevalensi gangguan tidur (insomnia) merupakan salah satu gangguan tidur
pada ibu hamil diseluruh dunia sebesar 41,8%. Prevalensi gangguan tidur pada
ibu hamil di Indonesia cukup tinggi yaitu sekitar 64% ibu hamil, dimana 65%
menderita sleep apnea menjalani operasi caesar dan sekitar 42% menderita
preeklampsia (Ramadhani, 2023).
Ada beberapa jenis pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi
kualitas tidur yang buruk pada ibu hamil trimester III yaitu pengobatan
farmakologi dan non farmakologi. Pengobatan farmakologi untuk mengatasi
kualitas tidur yang buruk meliputi flurazepam dan temazepam, akan tetapi
terapi ini bukan pilihan yang dianjurkan karena dapat mempengaruhi
kehamilan (Paulino et. al., 2022). Untuk pengobatan non farmakologi meliputi
pijat kehamilan (61%), akupuntur (45%) dan yoga (41%), walaupun
ditemukan pijat pada ibu hamil presentasenya paling banyak, tetapi yoga
kehamilan juga banyak dipilih sebagai terapi non farmakologi untuk
mengatasi gangguan tidur pada ibu hamil trimester III (Resmaniasih et. al.,
2021).
Berdasarkan penelitian Putri (2023) didapatkan hasil rerata skor kualitas
tidur sebelum dilakukan prenatal yoga adalah 12,2 dan rerata skor kualitas
tidur setelah dilakukan prenatal yoga adalah 5,1. Senam yoga dapat
meningkatkan kesehatan fisik, karena hipotalamus dan kelenjar hipofisis serta
saraf simpatis diaktifkan untuk melepaskan hormon kortikoteroid dan
katekolamin (epinefrin dan norepinefrin) yang dapat mengurangi stress
sehingga tidur ibu terasa lebih nyaman. Ada pengaruh prenatal yoga terhadap
kualitas tidur ibu hamil TM III.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Klinik Ghina Marlina
Jakarta Utara pada tanggal 10 Februari 2024 secara wawancara kepada 10 ibu
hamil trimester III, terdapat 7 ibu hamil yang tidak mengikuti senam yoga
mengatakan terbangun pada malam hari karena merasakan ingin buang air
kecil serta nyeri pada punggung dan pinggang sedangkan 3 ibu hamil lainnya
tidur dengan nyaman karena pernah mengikuti kelas prenatal yoga.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Prenatal Yoga Terhadap
Kualitas Tidur Ibu Hamil Trimester III Di Klinik Ghina Marlina Jakarta
Utara”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat ditarik rumusan masalah yaitu
Apakah ada pengaruh prenatal yoga terhadap kualitas tidur ibu hamil trimester
III di Klinik Ghina Marlina Jakarta Utara?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui Pengaruh Prenatal Yoga Terhadap Kualitas Tidur Ibu Hamil
Trimester III Di Klinik Ghina Marlina Jakarta Utara.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi kualitas tidur ibu hamil trimester III sebelum
dilaksanakan prenatal yoga di wilayah kerja Klinik Ghina Marlina
Jakarta Utara.
b. Mengidentifikasi kualitas tidur ibu hamil trimester III setelah
dilaksanakan prenatal yoga di wilayah kerja Klinik Ghina Marlina
Jakarta Utara.
c. Menganalisis pengaruh Prenatal Yoga terhadap kualitas tidur ibu
hamil trimester III di Klinik Ghina Marlina Jakarta Utara.

D. Ruang Lingkup Penelitian


1. Ruang Lingkup Materi
Penelitian ini membahas tentang permasalahan dalam ruang lingkup
asuhan kebidanan ibu hamil khususnya pada ibu trimester III yaitu
tentang pengaruh prenatal yoga terhadap kualitas tidur ibu hamil.
2. Ruang Lingkup Responden
Responden dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester III yang terdata
memeriksakan diri di Klinik Ghina Marlina Jakarta Utara.
3. Ruang Lingkup Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 2024
4. Ruang Lingkup Tempat
Tempat penelitian ini dilakukan di Klinik Ghina Marlina Jakarta Utara.
Klinik ini memfasilitasi prenatal yoga untuk ibu hamil dengan instruktur
yang telah bersertifikat. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang
dilakukan di Klinik Ghina Marlina Jakarta Utara pada tanggal 10 Februari
2024 secara wawancara kepada 10 ibu hamil trimester III, terdapat 7 ibu
hamil yang tidak mengikuti senam yoga mengatakan terbangun pada
malam hari karena merasakan ingin buang air kecil serta nyeri pada
punggung dan pinggang sedangkan 3 ibu hamil lainnya tidur dengan
nyaman karena pernah mengikuti kelas prenatal yoga.

E. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini sebagai bahan kajian terhadap materi asuhan
pelayanan kebidanan serta referensi terkait dengan pengaruh Prenatal
Yoga terhadap kualitas tidur ibu hamil trimester III di Klinik Ghina
Marlina Jakarta Utara.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi ibu hamil trimester III
Memberikan pengetahuan kepada ibu hamil tentang pentingnya
memenuhi kebutuhan tidur dan Prenatal Yoga untuk mencapai
kualitas tidur yang diharapkan menjadi alternatif tindakan bagi ibu
hamil yang mengalami gangguan tidur.
b. Bagi klinik
Memberikan pengetahuan dan referensi klinik untuk meningkatkan
kualitas pelayanan klinik.
c. Bagi peneliti selanjutnya
Memberikan referensi bagi peneliti yang melakukan penelitian
selanjutnya berkenaan dengan asuhan kebidanan dalam
menanggulangi gangguan tidur ketika kehamilan dengan pengaruh
pemberian Prenatal Yoga terhadap kualitas tidur ibu hamil trimester
III.
F. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Peneliti (tahun) Judul Metode Hasil

Sindika & Kelas Prenatal Quasi Eksperiment Hasil penelitian diperoleh a


Sulastri, 2023 Yoga Terhadap dengan rancangan pre pengaruh kelas prenatal yo
Kualitas Tidur Ibu test dan post test design terhadap kualitas tidur
Hamil hamil.

Putri Nisa Pengaruh Prenatal Pre Eksperiment design Hasil didapatkan rerata sk
Ramadhani, 2023 Yoga Terhadap dengan pendekatan one kualitas tidur sebelum prena
Kualitas Tidur Ibu group pretest posttest yoga 12,2 setelah dilakuk
Hamil Trimester III design prenatal yoga rerata skor ada
di Kelurahan 5,1. Ada pengaruh prenatal yo
Kuranji Wilayah terhadap kualitas tidur ibu ham
Kerja Puskesmas trimester III
Belimbing Tahun
2023

Burak Elmas, Evaluation of Menggunakan analisis tidak ada perbedaan kecemas


Merve psychological statistik deskriptif, antara kelompok hamil seh
Vatansever, resilience and Sampel dari penelitian dan kelompok HG (p=0,12
Aybeniz Civan anxiety levels of ini terdiri dari 60 ibu Ditemukan adanya perbeda
Kahve, Burçin patients with hamil penderita HG yang signifikan
Salman Özgü, hyperemesis dan dirawat di rumah
antara kelompok dalam
Gonca Asut, Işık gravidarum sakit serta 97 ibu hamil
hanya sub-dimensi RSA, ya
Batuhan Çakmak, diagnosis and sukarela yang sehat
persepsi diri (U=2385.
Ayşegül Bestel, comparison with dengan karakteristik
p=0.044) dan persepsi ma
Salim Erkaya healthy pregnant serupa dengan
depan (U=2350.50,
women penelitian kelompok
tanpa komplikasi p = 0,030). Skor persepsi d
Tahun 2021 kehamilan. uji t sampel dan persepsi masa depan pa
independen, Mann- kelompok kontrol yang seh
Whitney Uji U dan anali lebih tinggi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kehamilan


1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakan proses yang alamiah dan fisiologis.
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Masa kehamilan dimulai
dari konsepsi sampai lahirnya bayi dengan lama 280 hari atau 40 minggu
yang dihitung dari hari pertama haid terakhir. Terbagi dala 3 triwulan
yaitu triwulan pertam dimulai dari konsepsi sampai usia 3 bulan, triwulan
kedua yaitu empat bulan sampai enam bulan dan triwulan ketiga yaitu
bulan ke tujuh hingga sembilan bulan (Bidan dan Dosen Kebidanan
Indonesia, 2018).
2. Periode Gestasi
Nuraisya (2022) menyatakan ditinjau dari perkembangan janin yang
mempunyai tahapan perkembangan yang berbeda-beda dalam tiap
bulannya, maka kehamilan dibagi dalam tiga periode yang disebut
trimester.
a. Trimester I
Waktu trimester pertama adalah tiga bulan pertama dihitung setelah
haid pertama hari terakhir. Pada trimester pertama ini sistemorgan
penting tubuh janin mulai dibentuk namun belum terjadi pembesaran
yang jelas pada organ uterus. Segera setelah konsepsi, progesterone
dan esterogen dalam tubuh meningkat sehingga dapat menyebabkan
terjadinya morning sickness, kelemahan dan keletihan.
b. Trimester II
Waktu trimester kedua dimulai dari bulan ke-4 sampai bulan ke-6
kehamilan, beberapa sistem organ melanjutkan perkembangan dasar,
sementara kemampuan fungsional organ lainnya disempurnakan.
Pada bulan ke-6 rata-rata sistem organ sudah lengkap dan dapat
berfungsi, namun belum berfungsi dengan sempurna.
c. Trimester III
Selama 3 bulan terakhir merupakan trimester ketiga dalam
kehamilan. Perut semakin membesar dan berat badan ibu akan
meningkat antara 3,2 kg sampai 3,4 kg menandakan janin bertambah
besar dan sudah terbentuk sempurna. Pada akhir masa trimester
ketiga janin yang normal mampu untuk membuat peralihan dari
kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin, sehingga janin
yang akan dilahirkan telah dapat hidup.
3. Perubahan Fisiologi dan Psikologi Trimester III
a. Perubahan Fisiologis Trimester III
1) Sistem Reproduksi
a) Uterus
Pada usia kehamilan 28 minggu, tinggi fundus uteri sekitar 3
jari diatas pusat atau sepertiga jarak antara pusat dan
prosesus xifoideus. Pada usia kehamilan 32 minggu, tinggi
fundus uteri adalah setengah jarak prosesus xifoideus dan
pusat. Pada usia kehamilan 36 minggu tinggi fundus uteri
sekitar satu jari dibawah prosesus xifoideus, dan kepala bayi
belum masuk pintu atas panggul. Pada usia kehamilan 40
minggu fundus uteri turun setinggi tiga jari dibawah
prosesus xifoideus, oleh karena saat ini kepala janin telah
masuk pintu atas panggul (Dartiwen & Nurhayati, 2019).
b) Serviks
Meningkatnya pembuluh darah menuju rahim memengaruhi
serviks yang akan mengalami perlunakan. Serviks hanya
memiliki sekitar 10% jaringan otot (Dartiwen & Nurhayati,
2019).
c) Vagina
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah
karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin berwarna
merah dan kebiru-biruan (tanda Chadwick) (Dartiwen &
Nurhayati, 2019).
d) Ovarium
Indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum
akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta
yang sempurna pada usia 16 minggu. Kejadian ini tidak
dapat lepas dari kemampuan vili korealis yang
mengeluarkan hormon korionik gonadotropin yang mirip
dengan hormon luteotropik hipofisis anterior (Dartiwen &
Nurhayati, 2019).
e) Payudara
Pada TM III suatu cairan berwarna kekuningan yang disebut
kolostrum dapat keluar yang berasal dari kelenjar- kelenjar
asinus yang mulai bersekresi. Peningkatan prolaktin akan
merangsang sintesis laktosa yang akan meningkatkan
produksi air susu. Aerola akan lebih besar dan kehitaman
dan cenderung menonjol keluar (Dartiwen & Nurhayati,
2019).
2) Perubahan Metabolik
Pada trimester ke-2 dan ke-3 pada perempuan dengan gizi baik
dianjurkan menambah berat badan per minggu sebesar 0,4 kg,
sementara pada perempuan dengan gizi kurang atau berlebih
dianjurkan menambah berat badan per minggu masing-masing
sebesar 0,5 kg dan 0,3 kg. Hasil konsepsi, uterus, dan darah ibu
secara relatif mempunyai kadar protein yang lebih tinggi
dibandingkan lemak dan karbohidrat. WHO menganjurkan
asupan protein per hari pada ibu hamil 51 g (Dartiwen &
Nurhayati, 2019).
Terjadi kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg, penambahan BB dari
mulai awal kehamilan sampai akhir kehamilan adlah 11-12 kg.
kemungkinan penambahan BB hingga maksimal 12,5 kg
(Sutanto & Fitriana, 2019).
3) Sistem Kardiovaskular
Pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan
venakava inferior dan aorta bawah ketika berada dalam posisi
telentang. Sehingga akan mengurangi darah balik vena ke
jantung. Akibatnya, terjadinya penurunan preload dan cardiac
output sehingga akan menyebabkan terjadinya hipotensi arterial
yang dikenal dengan sindrom hipotensi supine dan pada keadaan
yang cukup berat akan mengakibatkan ibu kehilangan kesadaran.
Penekanan pada aorta ini juga akan mengurangi aliran darah
uteroplasenta ke ginjal. Selama trimester terakhir posisi
terlentang akan membuat fungsi ginjal menurun jika
dibandingkan posisi miring. Karena alasan inilah tidak
dianjurkan ibu hamil dalam posisi terlentang pada akhir
kehamilan.
Volume darah akan meningkat secara progesif mulai minggu ke
6–8 kehamilan dan mencapai puncaknya pada minggu ke 32 – 34
dengan perubahan kecil setelah minggu tersebut. Volume plasma
akan meningkat kira-kira 40-45%. Hal ini dipengaruhi oleh aksi
progestron dan estrogen pada ginjal (Sutanto & Fitriana, 2019).
4) Sistem Respirasi
Kehamilan sirkumferensia torak akan bertambah ± 6 cm, tetapi
tidak mencukupi penurunan kapasitas residu fungsional dan
volume residu paru-paru karena pengaruh diafragma yang naik
± 4 cm selama kehamilan. Frekuensi pernapasan hanya
mengalami sedikit perubahan selama kehamilan, tetapi volume
tidal, volume ventilasi per menit dan pengambilan oksigen per
menit akan bertambah secara signifikan pada kehamilan lanjut.
Perubahan ini akan mencapai puncaknya pada minggu ke-37 dan
akan kembali hampir seperti sedia kala dalam 24 minggu setelah
persalinan (Sutanto & Fitriana, 2019).
a) Traktus Digestivus
Uterus yang bertambah besar akan menggeser lambung dan
usus. Apendiks yang akan bergeser kearah atas dan lateral.
Perubahan yang nyata akan terjadi pada penurunan motilitas
otot polos pada traktus digestivus dan penurunan sekresi
asam hidroklorid dan peptin di lambung sehingga akan
menimbulkan gejala berupa pyrosis (heartburn) yang
disebakan oleh refluks asam lambung ke esofagus bawah
sebagai akibat perubahan posisi lambung dan menurunnya
tonus sfingter esofagus bagian bawah. Mual terjadi akibat
penurunan asam hidroklorid dan penurunan motilitas, serta
konstipasi sebagai akibat penurunan motilitas usus besar.
Gusi akan lebih menjadi hiperemesis dan lunak sehingga
dengan trauma sedang saja bisa menyebabkan perdarahan.
Epulis selama kehamilan akan muncul, tetapi setelah
persalinan akan berkurang secara spontan. Hemorroid juga
merupakan suatu hal yang sering terjadi sebagai akibat
konstipasi dan peningkatan tekanan vena pada bagian bawah
karena pembesaran uterus (Sutanto & Fitriana, 2019).
b) Traktus Urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan
tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga
menimbulkan sering berkemih. Keadaan ini akan hilang
dengan makin tuanya kehamilan bila uterus keluar dari
rongga panggul. Pada akhir kehamilan, jika kepala janin
sudah mulai turun ke pintu atas panggul, keluhan itu akan
timbul kembali (Sutanto & Fitriana, 2019).
Meningkatnya frekuensi buang air kecil, pembesaran rahim
dan penurunan bayi ke PAP membuat tekanan pada kandung
kemih ibu (Sutanto & Fitriana, 2019).
c) Sistem Endokrin
Kehamilan normal membuat kelenjar hipofisis akan
membesar ± 135 % akan tetapi, kelenjar ini tidak begitu
mempunyai arti penting dalam kehamilan. Pada perempuan
yang mengalami hipofisektomi persalinan dapat berjalan
dengan lancar. Hormon prolaktin akan meningkat 10 x lipat
pada saat kehamilan aterm. Sebaliknya, setelah persalinan
konsentrasinya pada plasma akan menurun. Hal ini juga
ditemukan pada ibu-ibu yang menyusui (Sutanto & Fitriana,
2019).
5) Sistem Muskuloskeletal
Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada
kehamilan. Akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi
anterior, lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang kearah
dua tungkai. Sendi sakroiliaka, sakrokpksigis dan pubis akan
meningkat mobilitasnya, yang diperkirakan karena pengaruh
hormonal. Mobilitas tersebut dapat mengakibatkan perubahan
sikap ibu dan pada akhirnya menyebabkan perasaan tidak enak
pada bagian bawah punggung terutama pada akhir kehamilan
(Sutanto & Fitriana, 2019).
6) Sistem Persyarafan
Perubahan fisiologis spesifik akibat kehamilan dapat terjadi
timbulnya gejala neurologis dan neuromuscular sebagai berikut:
a) Kompresi syaraf panggul atau statis vascular akibat
pembesaran uterus dapat menyebabkan perubahan sensori
ditungkai bawah.
b) Lordosis dorsolumbal dapat menyebabkan nyeri akibat
tarikan pada syaraf atau kompresi akar syaraf.
c) Edema yang melibatkan syaraf perifer dapat
menyebabkan carpal tunned syndrome selama TM III.
d) Akroetesia (rasa gatal ditangan) yang timbul akibat posisi
tubuh yang membungkuk berkaitan dengan tarikan pada
segmen fleksus barkialis.
e) Hipokalsemia dapat menyebabkan timbulnya masalah
neuromuscular seperti kram otot dan tetanus.
f) Pembengkakan melibatkan syaraf perifera gejala lubang
antara persendian sampai lengan dan tangan selama 3
minggu terakhir kehamilan
g) Hypocalcemia (penurunan kalsium darah yang kurang dari
normal) dikarenakan persyarafan otot seperti kejang
otot/tetanus (Sutanto & Fitriana, 2019).
7) Sistem Ekskresi
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi
kemerahan, kusam dan kadang-kadang juga akan mengenai
daerah payudara dan paha yang disebut striae gravidarum. Pada
multipara selain striae kemerahan itu seringkali ditemukan garis
berwarna perak berkilau yang merupakan sikatrik dari striae
sebelumnya.
Pada kulit di garis pertengahan perutnya ( linea alba ) akan
berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan linea
nigra. Kadang-kadang akan muncul dalam ukuran yang
bervariasi pada wajah dan leher yang disebut dengan chloasma
atau melasma gravidarum. Selain itu pada aerolla dan daerah
genital juga akan terlihat pigmentasi yang berlebihan.
Perubahan ini dihasilkan dari cadangan melanin pada daerah
epidermal dan dermal yang penyebab pastinya belum diketahui.
Adanya peningkatan kadar serum melanocyte stimulating
hormone pada akhir bulan kedua masih sangat diragukan sebagai
penyebabnya. Estrogen dan progesteron diketahui mempunyai
peran dalam melanogenesis dan diduga bisa menjadi faktor
pendorongnya (Sutanto & Fitriana, 2019).
b. Perubahan Psikologi pada Trimester III
Sejumlah ketakutan muncul pada trimester III. Wanita mungkin
merasa cemas dengan kehidupan bayi dan kehidupanya sendiri,
seperti : apakah nanti bayinya akan lahir abnormal, terkait persalinan
dan pelahiran (nyeri, kehilangan kendali), apakah ia akan bersalin
atau bayinya tidak mampu keluar karena perutnya luar biasa besar,
atau apakah organ vitalnya akan mengalami cedera akibat tangan dan
bayi. Kehamilan dapat menimbulkan stress bagi semua wanita.
Gejala ini dipengaruhi oleh fluktuasi kadar hormon, peningkatan
stress dan pola makan dan tidur serta aktivitas normal lainya (Sutanto
& Fitriana, 2019).
Pada pertengahan trimester III, peningkatan hasrat seksual yang
terjadi pada trimester sebelumnya akan menghilang karena
abdomenya yang semakin besar menjadi halangan. Alternatif untuk
mencapai kepuasan dapat membantu atau sebaliknya menimbulkan
perasaan bersalah jika ibu merasa tidak nyaman. Berbagi perasaan
secara jujur dengan pasangan dan konsultasi klien dengan bidan
menjadi sangat penting. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul
kembali pada bulan kedelapan mungkin terdapat periode tidak
semangat dan depresi ketika bayi membesar dan ketidaknyamanan
bertambah (Sutanto & Fitriana, 2019).
4. Keluhan ibu hamil pada trimester III
Dartiwen & Nurhayati (2019) menyatakan, mengingat adanya
perubahan secara fisiologis dan anatomis, ibu hamil akan merasakan
ketidaknyamanan. Berbeda dalam kondisi normal, ibu hamil akan
mengeluhkan hal-hal berikut :
a. Mudah terengah-engah terutama dirasakan apabila rahim telah
membesar sehingga mendesak sekat rongga dada dan mengganggu
kembang kempisnya paru. Keadaan ini diperberat oleh
meningkatnya kebutuhan oksigen dan meningkatnya progesteron.
Senam kebugaran akan mengurangi keluhan ini, demikian pula
dengan gerakan lengan yang bisa mengembangkan rongga rusuk dan
melonggarkan pernafasan.
b. Mudah lelah, keluhan ini dipicu oleh meningkatnya kebutuhan aliran
darah yang kurang diimbangi oleh ketersediaan darah. Volume darah
ibu hamil meningkat 30-50% dan frekuensi denyut jantung
meningkat 20%. Peningkatan volume darah ini akan mengakibatkan
pembesaran pembuluh darah, sehingga sering timbul keluhan
varises, ambien dan bengkak pada kaki. Gerakan senam hamil dapat
meningkatkan sirkulasi darah sehingga dapat mengurangi keluhan.
c. Mual dan muntah, keluhan ini disebabkan karena adanya perubahan
aktivitas hormon yang menurunkan peristaltik usus dan
tertumpahnya asam lambung ke ujung atas lambung. Penurunan
peristaltik usus ini juga memperlambat proses pencernaan sehingga
mengakibatkan konstipasi. Gerakan senam hamil akan meningkatkan
peristaltik usus. Disamping itu makan dengan porsi kecil tapi sering
juga dapat membantu.
d. Nyeri punggung dan pinggang, keluhan ini disebabkan oleh adanya
perubahan postur tubuh yang membantu tulang belakang bagian
bawah cenderung melengkung ke depan. Lengkungan ini disebabkan
karena membesarnya perut. Selain itu keluhan ini juga dipicu oleh
hormon relaksin yang mengendurkan persendian di panggul. Senam
hamil dan Prenatal Yoga untuk otot-otot punggung, perut dan
panggul dapat memperbaiki postur dan mengurangi keluhan ini.
e. Kesulitan tidur (insomnia), keluhan ini biasanya terjadi pada akhir
kehamilan, karena pada saat itu terjadi penumpukkan keluhan seperti
susah bernafas, nyeri punggung, kejang kaki, dan lain-lain. Latihan
senam dengan relaksasi atau penenangan (yoga) dan pengaturan
nafas dapat membantu ibu hamil mengatasi keluhan ini.
5. Kebutuhan Fisiologis dan Psikologis pada Trimester III
Menurut Dartiwen & Nurhayati (2019) kebutuhan fisiologis dan
psikologis pada trimester III meliputi :
a. Diet makanan
b. Kebutuhan energy
c. Obat-obatan
d. Olah raga
e. Lingkungan yang bersih
f. Pakaian
g. Istirahat dan tidur
h. Kebersihan tubuh
i. Perawatan payudara
j. Eliminasi
k. Seksual
l. Sikap tubuh yang baik
m. Imunisasi
n. Persiapan persalinan
o. Memantau kesejahteraan janin
p. Kunjungan ulang

B. Konsep Dasar Tidur


1. Pengertian Tidur
Tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa sadar yang penuh
ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-
ulang dan masih menyatakan fase kegiatan otak dan badaniyah yang
berbeda. Jika orang memperoleh tidur yang cukup, mereka merasa
tenaganya pulih. Beberapa ahli tidur yakin bahwa perasaan tenaga yang
pulih ini menunjukkan tidur memberikan waktu untuk perbaikan dan
penyembuhan sistem tubuh periode keterjagaan yang berikutnya (Vasra,
2016).
2. Fisiologi Tidur
Pengaturan tidur dikarenakan adanya hubungan
mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan
menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur
ini diatur oleh sistem pengaktifan retikularis (RAS) yang merupakan
system yang mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat
termasuk pengaturan system kewaspadaan tidur. Pusat pengaturan system
kewaspadaan dan tidur terletak dalam mesensefalon dan bagian atas pons.
Selain itu, reticular activating system (RAS) dapat memberikan
rangsangan visual, pendengaran, nyeri dan perabaan juga dapat menerima
stimulasi korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir.
Saat sadar merupakan hasil dari neuron dalam RAS yang mengeluarkan
katekolamin seperti norepinefrin (Vasra, 2016).
Tidur dapat dihasilkan dari pelepasan serotonin dari
sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu bulbar
synchronizing regional (BSR), sedangkan bangun tergantung dari
keseimbangan impuls yang diterima dipusat otak sistem limbik. Dengan
demikian, sistem batang otak yang mengatur siklus atau perubahan dalam
tidur adalah RAS & BSR (Vasra, 2016).
Ketika orang mencoba tertidur, mereka akan menutup mata dan
berada dalam kondisi rileks, stimulus ke RAS menurun. Jika ruangan
gelap dan tenang, maka aktivasi RAS semakin menurun. Pada beberapa
bagian, BSR selanjutnya mengambil alih, yang menyebabkan tidur
(Vasra, 2016).
3. Klasifikasi Tidur
Menurut Vasra (2016) terdapat berbagai tahapan dalam tidur
dari tidur yang sangat ringan sampai tidur yang sangat dalam. Para
peneliti tidur juga membagi tidur dalam dua tipe yang secara keseluruhan
berbeda, yang memiliki kualitas yang berbeda pula, yaitu:
a. Non Rapid Eye Movement (NREM)
Tahap tidur ini dapat juga disebut sebagai tidur gelombang
lambat. Dinamakan tidur gelombang lambat karena pada tahap ini
gelombang otaknya sangat lambat, yang dapat dihubungkan dengan
penurunan tonus, penurunan darah perifer dan fungsi-fungsi
vegetatif tubuh lainnya. Selain itu, tekanan darah frekuensi
pernafasan, dan kecepatan metabolisme basal akan berkurang10-
30%. Ciri-ciri tidur NREM yaitu betul-betul istirahat penuh, tekanan
darah menurun, frekuensi napas menurun, pergerakan bola mata
melambat, mimpi berkurang, dan metabolisme menurun.
Perubahan selama proses tidur gelombang lambat melalui
elektroenchephalografi dengan memperlihatkan gelombang otak
berada pada setiap tahap tidur, yaitu : pertama, kewaspadaan penuh
dengan gelombang betha frekuensi tinggi dan bervoltase rendah ;
kedua, istirahat tenang yang diperlihatkan gelombang alpha ; ketiga,
tidur ringan karena terjadi perlambatan gelombang alpha sejenis
tetha atau delta yang bervoltase rendah; dan ke empat, tidur nyenyak
karena gelombang lambat dengan gelombang delta bervoltase tinggi
dengan kecepatan 1-2/detik.
b. Rapid eye movement (REM)
Disebut juga sebagai tidur paradoks yang dapat
berlangsung pada tidur malam selama 5-20 menit, dan rata-rata
timbul 90 menit. Periode pertama terjadi selama 80-100 menit, akan
tetapi apabila kondisi orang sangat lelah, maka awal tidur sangat
cepat bahkan jenis tidur ini tidak ada. Ciri dari tidur jenis ini adalah
:
1) Biasanya disertai dengan mimpi aktif.
2) Lebih sulit dibangunkan selama tidur nyenyak gelombang
lambat.
3) Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan,
menunjukkan inhibisi kuat proyeksi spinal atas sistem
pengaktifasi retrikularis.
4) Frekuensi jantung dan pernafasan menjadi tidak teratur.
5) Pada otot perifer terjadi beberapa gerakan otot yang tidak
teratur.
6) Mata cepat menutup dan terbuka, nadi cepat dan irreguler.
7) tekanan darah meningkat atau berfluktuasi, sekresi gaster
meningkat, dan metabolisme meningkat.
8) Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga
berperan dalam belajar, memori, dan adaptasi.
4. Fungsi dan Tujuan Tidur
Tidur dipercaya mengkontribusi pemulihan psikologis dan
fisiologis (Prawirohardjo, 2016). Tidur dapat digunakan untuk menjaga
keseimbangan mental, emosional, kesehatan, mengurangi stres pada paru,
kardiovaskuler, endokrin, dan lain-lain. Secara umum terdapat dua efek
fisiologis dari tidur, yaitu efek pada saraf yang diperkirakan dapat
memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan diantara berbagai
susunan saraf dan efek pada struktur tubuh, dengan memulihkan
kesegaran dan fungsi dalam organ tubuh, karena selama tidur terjadi
penurunan.
5. Faktor yang Mempengaruhi Tidur
Prawirohardjo (2016) menyatakan kualitas dan kuantitas tidur
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya penyakit, lingkungan,
latihan dan kelelahan, stres psikologis, medikasi, nutrisi, dan motivasi.
a. Penyakit
Sakit dapat mempengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak
penyakit yang memperbesar kebutuhan tidur, misalnya penyakit
yang disebabkan oleh infeksi sehingga memerlukan lebih banyak
waktu tidur untuk mengatasi keletihan. Banyak juga keadaan sakit
menjadikan pasien kurang tidur, bahkan tidak bisa tidur.
b. Lingkungan
Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat
mempercepat terjadinya proses tidur.
c. Latihan dan Kelelahan
Keletihan akibat aktivitas fisik yang tinggi dapat memerlukan lebih
banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah
dikeluarkan. Hal tersebut terlihat pada seseorang yang telah
melakukan aktivitas dan mencapai kelelahan. Maka, orang tersebut
akan lebih cepat untuk dapat tidur karena tahap tidur gelombang
lambatnya diperpendek.
d. Stres Psikologi
Kondisi psikologis dapat terjadi pada seseorang akibat ketegangan
jiwa. Hal tersebut terlihat ketika seseorang yang memiliki masalah
psikologi mengalami kegelisahan sehingga sulit untuk tidur.
e. Medikasi
Obat dapat juga mempengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat
yang dapat mempengaruhi proses tidur adalah jenis obat golongan
diuretik yang menyebabkan seseorang insomnia, anti depresan dapat
menekan REM (Rapid Eye Movement), kafein dapat meningkatkan
saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan untuk tidur, golongan
beta bloker yang dapat berefek pada timbulnya insomnia.
f. Nutrisi
Terpenuhinya asupan nutrisi yang cukup dapat mempercepat
terjadinya proses tidur, karena adanya trytophan yang merupakan
asam amino dari protein yang dicerna. Demikian sebaliknya,
kebutuhan gizi yang kurang dapat juga mempengaruhi proses tidur
bahkan terkadang sulit untuk tidur.
g. Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan untuk tidur,
yang dapat mempengaruhi proses tidur. Selain itu adanya keinginan
untuk menahan tidak tidur dapat menimbulkan gangguan proses
tidur.
6. Pola Kebutuhan Tidur pada Ibu Hamil Trimester III
Fatimah & Nuryaningsih (2017) pada hasil risetnya, menyatakan
secara umum ibu hamil membutuhkan tidur 7-8 jam setiap hari, kurang
dari waktu tersebut akan berdampak pada kesehatannya. Hasil
penelitiannya didapatkan bahwa kuantitas tidur tidak banyak berpengaruh
pada kondisi kehamilan trimester pertama dan kedua kehamilan. Namun,
di trimester ketiga terjadi peningkatan tekanan darah tinggi sekitar 3,72
mmHg lebih tinggi pada ibu hamil yang tidur kurang dari 7 jam setiap
malam sehingga dapat menyebabkan resiko pre-eklamsia lebih tinggi.
7. Kualitas Tidur
Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga
seseorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah
terangsang dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di sekitar mata,
kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, mata perih, perhatian
terpecah-pecah, sakit kepala dan sering menguap dan mengantuk
(Fatimah & Nuryaningsih 2017).
Kualitas tidur mempengaruhi kesehatan manusia baik untuk hari
itu maupun dalam jangka panjang. Kebugaran ketika bagun tidur
ditentukan oleh kualitas tidur sepanjang malam. Kualitas tidur yang baik
dapat membantu kita lebih segar di pagi hari (Fatimah & Nuryaningsih
2017).
8. Faktor yang mempengaruhi kualitas tidur
Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor psikologis, fisiologis dan lingkungan dapat mengubah kualitas
tidur dan kuantitas tidur. Kualitas tidur tidak bergantung pada kuantitas
tidur namun faktor yang mempengaruhi sama. Kualitas tersebut dapat
menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh
jumlah istirahat sesuai dengan kebutuhannya (Vasra, 2016).
Pada trimester III pada umumnya wanita mengalami sulit tidur
adapun faktor penyebabnya yaitu perubahan hormon, stress, pergerakan
janin yang berlebihan, posisi tidur yang tidak nyaman, sering buang air
kecil dan sakit pada pinggang karena terjadi peregangan tulang-tulang
terutama di daerah pinggang yang sesuai dengan bertambah besarnya
kehamilan. Penurunan kualitas tidur pada ibu hamil dapat membuat
kondisi ibu hamil menurun, konsentrasi berkurang, mudah lelah, badan
terasa pegal, tidak mood bekerja, dan cenderung emosional. Akibat
lanjut dari gangguan tidur ini adalah depresi dan bayi yang dilahirkan
memiliki sedikit waktu tidur yang dalam (Fatimah & Nuryaningsih 2017).
9. Tanda-tanda kekurangan tidur
Menurut Vasra (2016) tanda-tanda kekurangan tidur dapat dibagi
menjadi tanda fisik dan tanda psikologis.
a. Tanda fisik
Ekspresi wajah (area gelap disekitar mata, bengkak di kelopak
mata, konjungtiva kemerahan dan mata terlihat cekung). Kantuk
yang berlebihan (sering menguap). Tidak mampu berkonsentrasi
(kurang perhatian). Terlihat tanda-tanda keletihan seperti
penglihatan kabur, mual dan pusing.
b. Tanda psikologis
1) Menarik diri apatis dan respon menurun.
2) Merasa tidak enak badan, malas berbicara.
3) Daya ingat berkurang, bingung, timbul ilusi penglihatan
dan pendengaran.
4) Kemampuan memberikan pertimbangan atas keputusan
menurun.
10. Upaya untuk Mengatasi Gangguan Tidur
Menurut Vasra (2016) upaya untuk mengatasi gangguan tidur
dibagi menjadi 2 cara yaitu : Terapi Farmakologi dan Non farmakologi.
a. Terapi farmakologi
Terapi farmakologi dapat dilakukan dengan pemberian obat tidur.
Obat tidur dapat membantu klien jika digunakan dengan benar.
Tetapi penggunaan jangka panjang dapat menggangu tidur dan
menyebabkan masalah yang lebih serius. Salah satu kelompok obat
yang aman digunakan adalah benzodiazepine karena obat ini tidak
menimbulkan depresi system saraf pusat seperti sedatif dan hipnotik.
Benzodiazepin menimbulkan efek relaksasi, antiansietas dan
hipnotik dengan memfasilitasi kerja neuron di system saraf pusat
yang menekan responsivitas terhadap stimulus sehingga dapat
mengurangi terjaga.
b. Terapi non farmakologi
Terapi non farmakologi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
gangguan tidur dan meningkatkan kualitas tidur adalah terapi
pengaturan tidur, terapi psikologi dan terapi relaksasi. Terapi
relaksasi dapat dilakukan dengan cara relaksasi nafas dalam,
relaksasi otot progesif, latihan pasrah diri, terapi musik dan terapi
aromaterapi. Relaksasi nafas dalam dilakukan dengan menarik nafas
dari hidung kemudian dikeluarkan melalui mulut untuk membuat
lebih nyaman. Relaksasi otot progesif adalah relaksasi yang
dilakukan dengan cara melakukan peregangan otot dan
mengistirahatkannya kembali secara bertahap dan teratur sehingga
memberi keseimbangan emosi dan ketenangan pikiran atau biasa
disebut Prenatal yoga (Yuliani, 2017).

C. Konsep Dasar Prenatal Yoga


1. Pengertian Yoga
Yoga adalah latihan tubuh dan pikiran yang berasal dari India dan
menjadi semakin diakui dan digunakan di negara maju sebagai praktik
kesehatan untuk berbagai ilmu imunologi, neuromuskuler, psikologis,
dan kondisi nyeri. Kata yoga berasal dari bahasa Sansekerta, istilah
“Yug” diterjemahkan sebagai “untuk bersatu”, arti lebih luas berarti
bekerja menuju pengalaman diri. Yoga berpotensi untuk menciptakan
keseimbangan di sepanjang dimensi emosional, mental, fisik, dan
spiritual. Yoga merupakan sistem komprehensif yang menggunakan
postur fisik (asana), latihan pernafasan (pranayama), konsentrasi dan
meditasi (dharana dan dhyana) (Kamalah et. al., 2021).
Yoga antenatal adalah salah satu jenis modifikasi dari hatha yoga
yang disesuaikan dengan kondisi ibu hamil (Kamalah et. al., 2021). Yoga
adalah cara yang baik untuk mempersiapkan persalinan karena teknik
latihannya menitik beratkan pada pengendalian otot , teknik pernafasan,
relaksasi dan ketenangan pikiran. Teknik relaksasi yang dapat dilakukan
dengan cara membayangkan sesuatu yang menyenangkan dapat mebuat
tubuh menjadi rileks (Kamalah et. al., 2021).
2. Manfaat Yoga dalam Kehamilan
Yoga pada kehamilan memfokuskan kenyamanan serta keamanan dalam
berlatih sehingga memberikan banyak manfaat, berikut manfaat yoga
dalam kehamilan menurut Negari & Christiani (2017):
a. Fisik
1) Meningkatkan energi, vitalitas dan daya tahan tubuh.
2) Melepaskan stress dan cemas.
3) Meningkatkan kualitas tidur.
4) Menghilangkan ketegangan otot.
5) Mengurangi keluhan fisik secara umum semasa kehamilan,
seperti nyeri punggung, nyeri panggul, hingga pembengkakan
bagian tubuh.
6) Membantu proses penyembuhan dan pemulihan setelah
melahirkan.
b. Mental dan Emosi
1) Menstabilkan emosi ibu hamil yang cenderung fluktuatif.
2) Menguatkan tekad dan keberanian.
3) Menguatkan rasa percaya diri dan fokus.
4) Membangun afirmasi positif dan kekuatan pikiran pada saat
melahirkan.
c. Spiritual
1) Menenangkan dan mengheningkan pikiran melalui
relaksasi dan meditasi.
2) Memberikan waktu yang tenanguntuk menciptakan
ikatan batin antara ibu dengan bayi.
3) Menanamkan rasa kesabaran, intuisi dan kebijaksanaan.
3. Faktor yang Mempengaruhi Prenatal Yoga
Menurut penelitian Negari & Christiani (2017) faktor yang
mempengaruhi Prenatal Yoga ada 2 yaitu kesiapan fisik dan kesiapan
psikologis. Kesiapan fisik adalah suatu kondisi dan kesanggupan tubuh
dalam memberikan penampilan dan pengaturan sistem gerak dalam
mengatasi dan menyelesaikan pekerjaan fisik dan yang dimaksud
kesiapan psikis adalah suatu kondisi dan kesanggupan tubuh dalam
memberikan penampilan dan pengaturan sistem gerak dalam mengatasi
dan menyelesaikan pekerjaan fisik.
4. Prinsip Prenatal Yoga dalam Kehamilan
a. Sadari dan hayati nafas alami dari dalam tubuh. Bernafas dengan
ringan relaks dan lembut. Bernafas masuk dan keluar melalui
hidung.
b. Dengarkan signal tubuh anda. Amati dan sadari satiap gerakan. Jika
terasa nyaman lanjutkan, jika tidak maka hentikan.
c. Tidak melalukan postur inverse / terbalik, seperti shoulder
stand (postur bertumpu pada pundak), head stand (postur
bertumpu pada kepala) dan hands stand (postur bertumpu pada
tangan)
d. Tidak melakukan pemuntliran dan peregangan tubuh secara
berlebihan. Lakukan gerakan memuntir dan meregangkan otot-
otot tubuh dengan lembut.
e. Tidak melakukan postur (gerakan) yang menekan perut.
f. Tidak menahan postur terlalu lama.
g. Tidak menahan nafas. Hindari kapalabhati dan khumbaka
yaitu teknik pernafasan yoga dengan menahan nafas beberapa
saat.
h. Tidak berbaring telentang terlalu lama dan biasakan berbaring
miring ke kiri selama hamil.
i. Hindari postur keseimbangan tanpa penyangga. Bersandarlah
pada dinding atau kursi ketika melakukan postur keseimbangan.
j. Hindari suhu yang terlalu tinggi. Cari tempat yang nyaman saat
berlatih yoga.
5. Frekuensi Prenatal Yoga kehamilan
Yoga pada kehamilan bermanfaat dalam menjaga kesehatan
emosi dan fisik. Ketika seorang wanita hamil melakukan latihan
secara teratur (3 kali setiap 4 hari sekali selama 10 minggu
kehamilan), dapat menjaga elastisitas dan kekuatan ligament
panggul, pinggul, dan otot kaki sehingga mengurangi rasa nyeri yang
timbul saat persalinan serta memberikan ruang untuk jalan lahir,
meningkatkan kenyaman ibu pada 2 jam pasca salin dan mengurangi
risiko persalinan lama. Selain itu dapat meningkatkan berat badan
lahir, menurukan kejadian prematuritas dan PJT.
6. Indikasi dan Kontraindikasi Yoga Kehamilan
a. Indikasi yoga kehamilan
Pada prinsipnya yoga aman dilakukan oleh semua wanita hamil dan
dapat dilakukan oleh semua wanita hamil dimulai pada usia
kehamilan 18 minggu, tidak memiliki riwayat komplikasi selama
kehamilan termasuk PJT, tidak memiliki riwayat persalinan preterm,
dan BBLR. Pada wanita dengan riwayat abortus boleh melakukan
yoga setelah usia di atas 20 minggu atau setelah dinyatakan
kehamilan baik (Negari & Christiani, 2017).
b. Kontraindikasi yoga kehamilan
Walaupun yoga dianggap latihan yang aman namun terdapat
beberapa keadaan dimana wanita memerlukan persetujuan dari
tenaga kesehatan, seperti memiliki tekanan darah rendah, riwayat
obstetric buruk seperti perdarahan dalam kehamilan, KPD, dan
BBLR. Selain keadaan tersebut, yogapun harus diberhentikan jika
saat pelaksanaan wanita mengalami keluhan seperti:
1) Rasa pusing, mual, dan muntah yang brekelanjutan
2) Gangguan pengelihatan
3) Kram pada perut bagian bawah
4) Pembengkakan pada tangan dan kaki
5) Tremor pada ekstrimitas atas maupun bawah
6) Jantung berdebar-debar g.Gerakan janin yang melemah (Negari
& Christiani, 2017).
7. Persiapan Prenatal Yoga dalam Kehamilan
a. Kenakan pakaian yang longgar dan nyaman.
b. Berlatih tanpa alas kaki diatas alas untuk berlatih yoga
c. Jaga agar perut tidak terlalu kenyang dan tidak terlalu lapar
d. Gunakan bantal, guling atau kursi sebagai alat bantu melalukan
postur yoga.
e. Minum air yang banyak sesudah berlatih (Negari & Christiani,
2017).
8. Teknik Yoga dalam Kehamilan
Yoga terdiri dari teknik-teknik dan latihan yang dilakukan untuk
meningkatkan kejernihan pikiran, kesempurnaan pernafasan dan
kesehatan tubuh. Menurut Negari & Christiani (2017) latihan yoga pada
kehamilan terdiri dari beberapa komponen sebagai berikut:
a. Asanas
Merupakan bagian dari selubung fisik atau anna-maya-kosha,
dimana latihan ini dapat meningkatkan kekuatan fisik, meningkatkan
fleksibilitas otot dan meningkatkan daya tahan tubuh. Jika seorang
wanita melakukan teknik ini akan tercipta keseimbangan emosi dan
ketenangan serta meningkatkan kelenturan otot-otot yang
berpengaruh pada pengurangan ketidaknyamanan otot selama
kehamilan dan memperlancar proses pesalinan.
b. Kesadaran Bernafas
Latihan pengaturan pola nafas berada pada elemen prana- maya-
kosha (eneri tubuh) melalui ananda-maya-kosha (kebahagiaan
tubuh). Yaitu dengan melatih pernafasan perlahan dan
mendalam untuk menyiapkan pernafasan saat proses persalinan,
sehingga ibu tetap tenang dan suplai oksigen ke janin tetap adekuat.
Selain itu latihan ini merupakan pengalihan konsentrasi ibu dari
nyeri persalinan.
c. Nidra
Praktik khusus yang menghasilkan relaksasi yang mendalam. Pada
nidra, shavasana merupakan hal terpenting untuk mencapai keadaan
relaksasi yang maksimal. Hal ini untuk menenangkan tubuh dan
memfokuskan pikiran serta melepaskan stress dan ketegangan dari
tubuh, sehingga tubuh dan pikiran menjadi rileks.

d. Dhyana atau Meditasi


Praktik konsentrasi pikiran, sehingga tubuh diajak untuk fokus pada
rasa tenang. Ketika terjadi konsentrasi dan fokus antara fikiran,
nafas dan gerak sensoris, maka akan terwujud ketenangan yang
maksimal sehingga energi positif terkumpul dalam tubuh dan
tercapainya keseimbangan diantara lima elemen yoga. Keadaan ini
dinamakan harmonisasi prana melalui chakra. (Negari & Christiani,
2017).
9. Gerakan Prenatal Yoga dalam Kehamilan
a. Gerakan 1 Tadasana In Namaste (Mountain Pose)

Gambar 1. 1 Mountain Pose


Sumber : Dokumentasi Pribadi
Manfaat : Meningkatkan kesadaran diri terhadap tubuh, jiwa,
dan pikiran
b. Gerakan 2 Uttkasana (Chair Pose)
Gambar 1. 2 Chair Pose

Sumber : Dokumentasi Pribadi


Manfaat : Melatih ibu belajar mengatasi rasa sakit ketika
kontraksi dengan cara meletakkan blok diantara paha dalam
dan menahan dalam beberapa hitungan.
c. Gerakan 3 Virabhadrasana I (Warrior I)

Gambar 1. 3 Warrior I
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Manfaat : Posisi ini baik untuk membuka panggul dan
mempersiapkan panggul untuk kelahiran bayi, membantu
mengarahkan bayi ke area pelvis Anda, memberikan ruang
pada bayi Anda untuk melakukan posisi rotasi internal, dan
membantu pembukaan bila dilakukan saat kontraksi terjadi.
d. Gerakan 4 Virabhadrasana II (Warrior II)
Gambar 1. 4 Warrior II
Sumber : Dokumentasi Pribadi

e. Gerakan 5 Virabhadrasana III (Warrior III)

Gambar 1. 5 Warrior III


Sumber : Dokumentasi Pribadi
Manfaat : Menguatkan kaki, lutut, membuka pinggul, dan
melatih keseimbangan.
f. Gerakan 6 Vrksasana (Tree Pose)
Gambar 1. 6 Tree Pose
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Manfaat : Menyehatkan dan menguatkan otot kaki,
menguatkan pergelangan kaki, meningkatkan keseimbangan
dan koordinasi, membuka pinggul, meluruskan tulang
punggung, memperbesar ruangan dada untuk bernafas penuh.

g. Gerakan 7 Utkata Konasana (Goddess Pose)

Gambar 1. 7 Goddes Pose


Sumber : Dokumentasi Pribadi
Manfaat : Membantu menurunkan kepala janin, memberikan
ruang yang luas pada rongga dada, melatih kekuatan lutut dan
kaki.
h. Gerakan 8 Ardha Chandrasana
Gambar 1. 8 Ardha Chandrasana
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Manfaat : Memperkuat kaki, lutut, pergelangan kaki,
punggung, dan perut. Membuka pinggul, bahu, dan punggung.

i. Gerakan 9 Table Pose Variation

Gambar 1. 9 Full Squat


Sumber : Dokumentasi Pribadi
j. Gerakan 10 Malasana (Full Squat)
Gambar 1. 10 Full Squat
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Manfaat : Meningkatkan kekuatan otot dasar panggul,
mencegah sakit punggung dan panggul, mempersiapkan tubuh
untuk bersalin.
k. Gerakan 11 Badhakonasana (Butterfly Pose)

Gambar 1. 11 Butterfly Pose


Sumber : Dokumentasi Pribadi
Manfaat : Posisi ini baik untuk membuka area panggul dan
paha dalam, meningkatkan asupan oksigen pada plasenta,
membantu mengarahkan bayi untuk turun menuju area pelvis,
mempersiapkan ibu dan bayi untuk proses kelahiran, membantu
relaksasi seluruh bagian tubuh, dan membantu proses
pembukaan bila dilakukan saat kontraksi terjadi.
l. Gerakan 12 Sukhasana Variation

Gambar 1. 12 Sukhasana Variation


Sumber : Dokumentasi Pribadi
Manfaat : Meringankan keluhan nyeri pinggang (Low Back
Pain)
m. Gerakan 13 Ashwa Sanchlasana (Low Lunge Pose)

Gambar 1. 13 Low Lunge Pose


Sumber : Dokumentasi Pribadi
Manfaat : Membantu membuka rongga pinggul dan
menguatkan otot kaki
n. Gerakan 14 Vasisthasana (Side Plank)

Gambar 1. 14 Side Plank


o. Gerakan 15 Parsvakonasana (Side Angel Pose)

Gambar 1. 15 Side Angel Pose


Sumber : Dokumentasi Pribadi
Manfaat : Memperkuat tubuh bagian bawah, mengencangkan
otot kaki, membuka pinggul, meringankan nyeri pada
pinggang.
p. Gerakan 16 Utthita Trikonsana (Extended Triangle Pose)

Gambar 1. 16 Extended Triangle Pose


Sumber : Dokumentasi Pribadi
Manfaat : Menguatkan kaki dan leher, membuka pinggul,
merangsang daerah perut, meningkatkan kestabilan,
mengajarkan kesabaran.
q. Gerakan 17 Cow Pose

Gambar 1. 17 Cow Pose


Sumber : Dokumentasi Pribadi
r. Gerakan 18 Balasana (Child Pose)

Gambar 1. 18 Child Pose


Sumber : Dokumentasi Pribadi
Manfaat : Untuk meringankan berat pada bagian perut.
s. Gerakan 19 Ananda Balasana (Happy Baby Pose)

Gambar 1. 19 Happy Baby Pose


Sumber : Dokumentasi Pribadi
Manfaat : Posisi ini bisa menhilangkan rasa mual atau pusing
akibat hormone semasa kehamilan saat ibu berbaring dengan
kepala menyentuh matras/lantai, membantu meregangkan otot
panggul dan menghilangkan kram di area uterus, dan membuat
ibu lebih rileks.
D. Kerangka Teori

secara umum ibu hamil


membutuhkan tidur 7-8
Ketidaknyamanan Kualitas tidur jam setiap hari, kurang
yang dialami ibu hamil menjadi buruk dari waktu tersebut akan
TM III
berdampak pada
kesehatannya

Interversi Mengatasi Kualitas Tidur


ibu hamil TM III yang buruk

Farmakologi Non Farmakologi

Pijat Kehamilan Yoga Akupuntur

Kualitas Tidur
Membaik

sumber: (Sutanto, 2018)), Paulino et al. (2022), Resmaniasih et al. (2021)


E. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian merupakan kerangka hubungan antara konsep
yang dapat di ukur atau diamati dalam penelitian,terdiri dari variabel- variabel
serta hubungan antar variabel, kerangka konsep mengacu pada kerangka teori
dan dikembangkan dari tujuan penelitian yang telah dirumuskan
(Notoatmodjo, 2018).

Variabel Independent Varaiabel Dependent

Prenatal Yoga Kualitas Tidur


Ibu Hamil Trimester III

F. Hipotesis Penelitian
Hipotesa pada penelitian ini adalah :
1. Ada hubungan antara prenatal yoga terhadap Kualitas Ibu Hamil
Trimester III di Klinik Ghina Marlina Jakarta Utara.
2. Tidak ada hubungan antara prenatal yoga terhadap Kualitas Ibu Hamil
Trimester III di Klinik Ghina Marlina Jakarta Utara.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan ialah kuantitatif. Disebut metode
kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis
menggunakan statistik (Sugiyono, 2019). Jenis penelitian yang digunakan
pada penelitian ini adalah penelitian Quasy experimental dengan rancangan
One Group Pre-Test And Post- Test (Alimul, 2017).
B. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek atau subjek yang berada pada suatu
wilayah yang memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah
penelitian atau keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan
diteliti (Alimul, 2017). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil
trimester III yang ada di Klinik Ghina Marlian pada bulan April, berjumlah 60
orang.
C. Sampel dan Teknik Sampling
1. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah yang diambil dari keseluruhan
objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
(Notoatmodjo, 2018). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
ibu hamil trimester III yang ada di Klinik Ghina Marlian pada bulan
Maret-April 2024.
2. Teknik pengabilan sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive
sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Tujuannya agar penulis dalam mengambil sampel
bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah, tetapi didasarkan atas
adanya tujuan penelitian (Sugiyono, 2019). Sampel yang diambil dalam
penelitian ini adalah 30 ibu hamil yrimester III di Klinik Ghina Marlina
Jakarta Utara.
D. Waktu dan Tempat
1. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk
melakukan penelitian (Notoatmodjo, 2018). Penelitian ini akan
dilaksanakan pada bulan Maret-April 2024.

2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang akan dilakukan oleh peneliti
dan sekaligus membatasi ruang lingkup peneliti (Notoatmodjo, 2018)
Penelitian ini dilakukan di Klinik Ghina Marlina Jakarta Utara.
E. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2019).
1. Variable Independen
Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat) (Sugiyono, 2019). Variabel independen atau variabel
bebas dalam penelitian ini adalah prenatal yoga.

2. Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas
(Sugiyono, 2019). Variabel dependen atau variabel terikat dalam
penelitian ini adalah kualitas tidur ibu hamil trimester III.
F. Definisi Operasional
Skala
Variabel Definisi Cara Ukur Hasil Ukur
Ukur

Prenatal Yoga pada kehamilan - - -


Yoga memfokuskan
kenyamanan serta
keamanan dalam
berlatih sehingga
memberikan banyak
manfaat

Kualitas Secara umum ibu hamil Kuesioner ≤5 = Baik Ordinal


Tidur membutuhkan tidur 7-8 Pittsburgh
jam setiap hari, kurang Sleep >5-21 = Buruk
Ibu hamil dari waktu tersebut Quality
trimester III akan berdampak pada Index (PSQI)
kesehatannya.

G. Teknik Pengumpulan Data


Pada penelitian ini sumber data didapatkan melalui data primer. Data primer
yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber yang asli tanpa melalui
perantara orang lain. Penelitian ini dilakukan selama 14 hari yaitu pemberian
latihan senam yoga sebanyak 4x dengan durasi 1-2 jam dalam 1x latihan,
dimana peneliti mengadop dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Sindika & Sulastri (2023).
H.Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner kualitas tidur The
Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Kuesioner tersebut berupa lembar
dengan mengisi jawaban dari ibu hamil. Jika hasil ≤5 artinya kualitas tidur ibu
baik dan jika hasil >5-21 artinya kualitas tidur ibu buruk.
I. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-
benar mengukur apa yang di ukur. Untuk mengetahui apakah kuesioner
yang di susun tersebut mampu mengukur apa yang hendak peneliti ukur,
maka perlu di uji dengan uji korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap item/
pertanyaan dengan skor nilai total kuesioner tersebut. Bila semua
pertanyaan itu mempunyai korelasi yang bermakna (construct validity)
(Notoatmodjo, 2018). Apabila nilai r hitung (dalam output SPSS
dinotasikan sebagai corrected item total correlation) hasil positif dan r
hitung > r tabel, maka akan dikatakan bahwa item pertanyaan tersebut
valid, sedangkan berlaku kebalikanya bila r hitung < r tabel maka
dikatakan bahwa item atau pertanyaan tersebut tidak valid. Item
pertanyaan yang tidak valid maka akan dikeluarkan dan tidak dimasukan
ke dalam proses analisis data selanjutnya, dan untuk pertanyaan yang
bersifat valid maka akan diteruskan hingga pada tahap pengujian
reliabilitas penelitian.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana hasil
pengukuran itu tetap konsisten atau tetap. Jika dilakukan pengukuran dua
kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur
yang sama (Notoatmodjo, 2018).
J. Analisis Data
1. Analisa Univariat
Analisis univariat merupakan suatu penjabaran secara deskriptif
mengenai proporsi serta distribusi frekuensi dari setiap variabel yang
diteliti, baik variabel dependen ataupun variabel independen. Analisis
univariat bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan karakteristik
dari setiap variabel penelitian. Pada umumnya, analisis univariat hanya
menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari setiap variabel
(Sugiyono. 2019). Analisis univariat dilakukan menggunakan program
SPSS menggunakan rumus berikut :

Keterangan :
X
P= x 100 %
N
P : Presentase

X : Jumlah kejadian pada responden


N : Jumlah seluruh responden

2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah suatu analisis yang dilakukan terhadap
dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Analisis bivariat
pada penelitian ini yang digunakan adalah uji chi-square, untuk
menggambarkan hubungan antara usia, gravida, keaktifan dan dukungan
suami terhadap kelancaran proses persalinan. Chi-square (X 2) merupakan
suatu pengujian yang dapat digunakan untuk menguji proporsi perbedaan
parameter yang dapat digunakan untuk menguji proporsi perbedaan
parameter dua populasi atau lebih. Dengan batas kemaknaan α = 0,05
apabila p < α maka Ho ditolak yang berarti secara statistik terdapat
hubungan yang bermakna dan apabila p > α, maka Ho gagal ditolak yang
berarti secara statistik tidak terdapat hubungan yang bermakna, dapat
menggunakan rumus sebagai berikut :
 2   (0  E ) 2

Keterangan :

O = Frekuensi observasi/Observed

E = Frekuensi harapan /Expected

E = total baris x total kolom

Grand total

χ 2 = Kai Kuadrat/Chi Square

K. Prosedur Penelitian
1. Langkah – Langkah Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari prosedur teknis
dan administrative.
a. Tahap persiapan
Peneliti mengajukan surat permohonan izin melaksanakan penelitian
dari institusi pendidikan program studi sarjana kebidanan Stikes Estu
Utomo yang ditunjukkan kepada Kepala Klinik Ghina Marlina Jakarta
Utara. Peneliti melakukan pertemuan dengan Klinik Ghina Marlina
Jakarta Utara dan bidan yang ditunjuk untuk menjadi instruktur senam
yoga yang telah bersertifikat dalam.
b. Tahap pelaksanaan
1) Penelitian ini tidak dilakukan sendiri, tetapi dibantu oleh rekan
bidan Klinik Klinik Ghina Marlina Jakarta Utara yang
berjumlah 1 orang sebagai instruktur senam yoga yang telah
bersertifikat. Sebelum penelitian dilakukan, peneliti member
penjelasan tentang tujuan dari kuesioner kepada bidan
instruktur.
2) Peneliti melakukan persamaan persepsi dengan instruktur
penelitian yang ditunjuk pada penelitian ini.
3) Peneliti/instruktur memberikan penjelasan tentang tujuan,
manfaat, prosedur penelitian, serta hak dan kewajiban kepada
responden yang memenuhi kriteria inklusi penelitian ini.
Selanjutnya responden yang bersedia mengikuti penelitian
diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed
consent).
4) Peneliti/instruktur menjelaskan prosedur pelatihan senam yoga
kepada responden.
5) Lembar kuesioner yang terdiri dari identitas responden,
pertanyaan-pertanyaan seputar kebiasaan tidur ibu.
6) Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti mengukur kualitas tidur
ibu hamil dengan kuesioner kualitas tidur The Pittsburgh Sleep
Quality Index (PSQI). Sesudah diketahui nilai dari kuesioner ibu
hamil trimester III sesuai kriteria, kemudian dijadikan sampel.
7) Setelah itu responden diberikan pelatihan yoga selama 14 hari
sebanyak 4x latihan dengan durasi 1-2 jam dalam 1x pertemuan.
8) Setelah 14 hari, peneliti dan instruktur kembali meminta
responder untuk mengisi kuesioner kualitas tidur lagi.
9) Setelah pengambilan data selesai, peneliti/instruktur
mengucapkan terima kasih atas partisipasi responden dan
memberikan souvenir penelitian.
10) Data yang diperoleh kemudian peneliti kumpulkan untuk
dianalisis.
2. Data Entri/ input
Langkah- langkah pengolahan data sebagai berikut :
a. Editing
Hasil observasi yang didapat melalui lembar kuesioner kualitas
tidur ibu yang ke-2 perlu di sunting terlebih dahulu. Setelah data
dikumpulkan dan disunting yang perlu dilakukan adalah mengolah
data sedemikian rupa sehingga jelas sifat-sifat yang dimiliki oleh data
tersebut. Untuk dapat melakukan pengolahan data dengan baik maka
data tersebut perlu diperiksa terlebih dahulu apakah telah sesuai seperti
yang diharapkan atau tidak. Pemeriksaan seperti ini dalam penelitian
disebut editing.
Peneliti melakukan kegiatan dilapangan dan memeriksa
kelengkapan data serta informasi dari responden. Sehingga hasil
editing yang didapatkan sudah lengkap dan benar.
b. Coding
Setelah editing selesai dilakukan, langkah selanjutnya yang harus
ditempuh adalah melakukan pengkodean data (coding). Coding ini
dipandang perlu karena data yang terkumpul banyak macamnya. Dan
untuk memudahkan pengolahannya data tersebut perlu untuk
disederhanakan, yakni dengan mengubah data berbentuk kalimat atau
huruf menjadi bilangan.
c. Processing Data
Data hasil penelitian dari masing masing responden yang sudah
dirubah dalam bentuk “kode” dimasukkan ke dalam software
computer. Setelah editing dan coding telah selesai, peneliti
memasukkan data ke dalam master tabel dan disajikan dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi. Pendataan ini menggunakan computer.
Analisa bivariat digunakan untuk menguji hipotesa untuk melihat
kedua variabel independen terhadap variabel dependen menggunakan
uji Paired Sample T Test dan menggunakan software SPSS.
d. Cleaning
Jika semua data dari responden selesai di dimasukkan ke
computer maka perlu adanya pengecekan ulang untuk melihat adanya
kemungkinan kesalahan dalam pengkodean dan ketidaklengkapan
sehingga peneliti dapat langsung membenarkan dan mengoreksi.
Setelah data di entri, peneliti kembali memeriksa data supaya
data yang dimasukkan benar benar bersih dari kesalahan. Proses ini
biasa disebut cleaning data.
L. Etika Penelitian
Etika penelitian diperlukan untuk menghindari terjadinya tindakan yang
tidak etis dalam melakukan penelitian, maka dilakukan prinsip-prinsip sebagai
berikut (Notoatmodjo, 2018) :
1. Lembar Persetujuan (Informed consent)
Lembar persetujuan berisi penjelasan mengenai penelitian yang
dilakukan, tujuan penelitian, tata cara penelitian, manfaat yang diperoleh
responden, dan resiko yang mungkin terjadi. Pernyataan dalam lembar
persetujuan jelas dan mudah dipahami sehingga responden tahu bagaimana
penelitian ini dijalankan. Untuk responden yang bersedia maka mengisi dan
menandatangani lembar persetujuan secara sukarela.
2. Anonimitas
Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak mencantumkan nama
responden, tetapi lembar tersebut hanya diberi kode/ inisial.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Confidentiality yaitu tidak akan menginformasikan data dan hasil
penelitian berdasarkan data individual, namun data dilaporkan berdasarkan
kelompok.
4. Sukarela
Peneliti bersifat sukarela dan tidak ada unsur paksaan atau tekanan
secara langsung maupun tidak langsung dari peneliti kepada calon
responden atau sampel yang akan diteliti.
5. Beneficence
Peneliti memberikan penjalasan kepada responden penelitian tentang
tujuan penelitian serta manfaat penelitian yang akan didapatkan bagi
responden penelitian.
6. Non-malfincene
Non-malfincene adalah suatu prinsip yang mana peneliti tidak
melakukan perbuatan yang memperburuk pasien.
7. Justice
Peneliti memperlakukan sama rata seluruh responden tanpa
membedakan responden berdasarkan kedudukan sosial, pendidikan maupun
status sosial responden.
8. Autonomy
Peneliti menyamarkan identitias responden penelitian sebagai upaya
menjaga privasi responden, peneliti menggunakan inisial sebagai ganti
identitas responden.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A. H. (2017). Metode penelitian keperawatan dan kesehatan. Salemba


Medika.

Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia. 2018. Kebidanan Teori dan Asuhan
Volume 1. Jakarta: EGC

Dartiwen, & Nurhayati, Y. (2019). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Andi


Offset.

Fatimah & Nuryaningsih., 2017, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan,


Salemba Medika, Jakarta

Kamalah, R., Ismail, Z., & Nurwidiyaningsih, A. (2021). Pengaruh


Prenatal Yoga terhadap Peningkatan Kualitas Tidur Ibu Hamil
Trimester III. Jurnal Bidan Pintar, 2(1), 186–198. http://ojs.unik-
kediri.ac.id/index.php/jubitar/article/view/1650

Mastryagung, G. A. D., Dewi, K. A. P., & Januraheni, N. L. P. (2022).


Efektifitas Prenatal Yoga terhadap Kualitas Tidur Ibu Hamil.
Menara Medika, 4(2), 221–226.
https://doi.org/10.31869/mm.v4i2.3185

Negari, K. W., & Christiani, N. (2017), Manfaat Prenatal Yoga terhadapProses


Persalinan (pp. 305–310).Ngudi Waluyo

Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi penelitian kesehatan. Mitra Cendikia press.

Nuraisya, W. (2022). NoBuku Ajar: Teori dan Praktik Kebidanan dalam Auhan
Kehamilan Disertai Daftar Tilik. Deepublish

Paulino, D. S. M., Borrelli, C. B., Faria-Schützer, D. B., Brito, L.G.O., &


Surita, F. G. (2022). Non-pharmacological Interventions for Improving
Sleep Quality during Pregnancy: A Systematic Review and Meta-
Analysis. Revista Brasileira de Ginecologia e Obstetricia, 44(8), 776–784.
https://doi.org/10.1055/s-0042- 1746200

Prawirohardjo, S., 2016, Ilmu Kebidanan, Bina Pustaka Sarwon, Jakarta

Resmaniasih, K., Kebidanan, J., & Kemenkes Palangka Raya Palangka Raya,
P. (2021). PENGARUH PRENATAL YOGA TERHADAP KUALITAS
TIDUR IBU HAMIL TRIMESTER III The Influence of Prenatal Yoga on
Pregnant Women’s Sleep Quality during Trimester III. Jurnal
Kesehatan Madani Medika, 12(02), 252–258.
Suharto, A., Nugroho, H. S. W., & Santoso, B. J. (2022). METODE
PENELITIAN DAN STATISTIKA DASAR (R. R. Rerung (ed.)). Jawa
Barat : CV. MEDIA SAINS INDONESIA.

Sulastri & Saputri, S. A. (2023). Kelas Prenatal Yoga terhadap Kualitas Tidur
Ibu Hamil. Jurnal Universitas Muhammadiyah Surakarta.
https://doi.org/10.31539/joting.v5i2.8009

Sutanto, A.V., & Fitriana, Y. (2019). ASUHAN PADA KEHAMILAN.


Yogyakarta : PT,. PUSTAKA BARU.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alphabet.

Vasra, E. (2016). Kebutuhan Dasar Manusia dan Kebutuhan Dasar


Kebidanan (T. Ismail (ed.)). Jakarta : CV. Trans Info Media.

World Healty Organization (WHO). (2017). Maternal Mortality. WHO.

Yuliani, D. (2017). Buku Ajar Aplikasi asuhan Kehamilan Ter-update. CV. Trans
Info Media
LAMPIRAN
Lampiran 1

TIME SCHEDULE

N Jenis Januar Februar Maret April Mei Juni Juli


o Kegiatan i i
1 Sosialisa
si
pembuata
n skripsi
2 Penyusun
an
Proposal
3 UP
(Ujian
Proposal)
dan
revisi
pasca
ujian
proposal
4 Pengamb
ilan Data
dan
Penyusun
an Hasil
Penelitia
n
5 Menysun
laporan
hasil &
konsultas
i hasil
6 Ujian
hasil
7 Revisi
pasca
ujian
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama Wesy Gustina (NIM : 5202302180) adalah mahasiswa


Program Studi Sarjana Kebidanan Stikes Estu Utomo Boyolali. Saat ini sedang
melakukan penelitian tentang “Pengaruh Prenatal Yoga Terhadap Kualitas Tidur
Ibu Hamil Trimester III di Klinik Ghina Marlina Jakarta Utara Tahun 2024”.
Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di
Program Studi Sarjana Kebidanan Stikes Estu Utomo Boyolali.
Untuk terlaksananya kegiatan tersebut, Saya mohon kesediaan Saudara
untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Jawaban serta hasil pemeriksaan
Saudara akan Saya jamin kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk
kepentingan penelitian. Apabila Saudara berkenan mengikuti jalannya penelitian,
mohon kiranya Saudara terlebih dahulu bersedia menandatangani lembar
persetujuan menjadi responden (informed consent). Demikianlah permohonan
Saya, atas perhatian serta kerjasama Saudara dalam penelitian ini, Saya ucapkan
terimakasih.

Jakarta,..………….2024

Peneliti Responden

( Wesy Gustina ) ( )
Lampiran 5

INFORMED CONSENT

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama :
Umur :
Alamat :
Setelah mendapatkan penjelasan tentang maksud dan tujuan serta memahami,
penelitian yang dilakukan dengan judul:
PENGARUH PRENATAL YOGA TERHADAP KUALITAS TIDUR IBU
HAMIL TRIMESTER III DI KLINIK GHINA MARLINA
JAKARTA UTARA
Yang dibuat oleh:
Nama : Wesy Gustina
NIM : 5202302180
Saya memutuskan untuk setuju ikut berpartisipasi pada penelitian ini secara
sukarela tanpa paksaan. Apabila selama penelitian ini saya meninginginkan
mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa
sanksi apapun.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa ada paksaan dari
pihak manapun.

Jakarta, …………………2024
Lampiran 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Pentingnya Prenatal Yoga Untuk


Meningkatkan Kualitas Tidur
Sasaran : Ibu Hamil TM III (HPL Bulan April)
Hari/Tanggal : April 2024
Tempat : Klinik Ghina Marlina Jakarta Utara
Penyuluh/Petugas : Wesy Gustina

A. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM


Setelah mengikuti serangkain proses penyuluhan kesehatan, diharapkan
ibu hamil dapat memahami tentang Pentingnya Pemberian Kolostrum bagi
Bayi.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
Setelah mengikuti serangkain proses penyuluhan kesehatan, diharapkan
pasien.
1. Meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan ibu menyusui tentang
pentingnya ASI kolostrum.
2. Meningkatkan keterampilan ibu dalam menyusui bayi dengan
kolostrum.
3. Meningkatkan pemberian ASI eksklusif pada bayi.
C. POKOK MATERI
1. Pengertian Tentang Kolostrum
2. Manfaat Kolostrum
3. Makanan yang harus dikonsumsi ibu menyusui
D. METODE
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya Jawab
4. Diskusi
E. MEDIA
1. Leaflet
F. RENCANA KEGIATAN
Tahap
No Kegiatan Penyaji Kegiatan Peserta Media
Kegiatan
- Memberi salam dan perkenalan - Mendengarkan - Leaflet
Pendahuluan (5
1 - Menjelaskan tujuan penyuluhan - Menjawab salam - Poster
menit)
- Menjelaskan kontrak waktu
- Menjelaskan definisi, manfaat, - Mendengarkan - Leaflet
dan kandungan kolostrum. - Menjawab pertanyaan - Poster
- Menjelaskan cara menyusui - Memperhatikan demonstrasi
Penyajian (30 dengan kolostrum. - Berlatih menyusui bayi
2
menit) - Mendemonstrasikan teknik dengan kolostrum
menyusui dengan kolostrum.
- Melatih peserta menyusui bayi
dengan kolostrum.
- Menyimpulkan materi - Menjawab pertanyaan - Leaflet
penyuluhan. - Memberikan masukan - Poster
Penutup (15 - Memberikan kesempatan untuk
3
menit) bertanya.
- Memberikan penghargaan
kepada peserta.

G. EVALUASI
1. Evaluasi proses:
 Keaktifan peserta selama penyuluhan.
 Kemampuan peserta dalam memahami materi.
2. Evaluasi hasil:
 Perubahan pengetahuan peserta tentang ASI kolostrum.
 Peningkatan keterampilan peserta dalam menyusui bayi dengan
kolostrum.
Lampiran 7

The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI)

KUESIONER KUALITAS TIDUR (PSQI)

1. Jam berapa biasanya anda mulai tidur malam?


2. Berapa lama anda biasanya baru bisa tertidur tiap malam?
3. Jam berapa anda biasanya bangun pagi?
4. Berapa lama anda tidur dimalam hari?
5. Seberapa sering masalah- Tidak 1x 2x ≥ 3x
pernah seminggu seminggu seminggu
masalah dibawah ini
dalam (1) (2) (3)
mengganggu tidur anda? sebulan
terakhir
(0)
a. Tidak mampu tertidur
selama 30 menit sejak
berbaring
b. Terbangun ditengah malam
atau dini hari
c. Terbangun untuk ke kamar
mandi
d. Sulit bernafas dengan baik
e. Batuk atau mengorok
f. Kedinginan dimalam hari
g. Kepanasan dimalam hari
h. Mimpi buruk
i. Terasa nyeri ( memiliki
luka)
j. Alasan lain.......
6. Selama sebulan terakhir,
seberapa sering anda
menggunakan obat tidur
7. Selama sebulan
terakhir,seberapa sering
anda mengantuk ketika
melakukan aktivitas disiang
hari
8. Selama satu bulan terakhir,
berapa banyak masalah
yang anda dapatkan dan
anda selesaikan
permasalahan tersebut?
Sangat Cukup Cukup Sangat
Baik (0) Baik (1) buruk (2) Buruk (3)
9. Selama bulan terakhir,
bagaiman anda menilai
kepuasan tidur anda?

KETERANGAN SKORING PSQI

KOMPONEN Keterangan skor

Komponen 1 Skor pertanyaan #9


Komponen 2 Skor pertanyaan #2 + #5a
Skor pertanyaan #2 ( <15 menit=0), (16-30 menit=1),
(31-60 menit=2), ( >60 menit=3) + skor pertanyaan
#5a, jika jumlah skor dari kedua pertanyaan tersebut
jumlahnya 0 maka skornya = 0, jika jumlahnya 1-
2=1 ; 3-4=2 ; 5-6=3
Komponen 3 Skor pertanyaan #4 ( >7=0 ; 6-7=1 ; 5-6=2 ; <5=3 )
Komponen 4 Jumlah jam tidur pulas ( #4 ) / Jumlah jam ditempat
tidur ( kalkulasi #1 & #3 ) x 100%, ( >85%=0 ; 75-
84%=1 ; 65-74%=2 ; <65%=3 )
Komponen 5 Jumlah skor 5b hingga 5j ( bila jumlahnya 0 maka
skornya =0, jika jumlahnya 1-9=1 ; 10-18=2 ; 18-
27=3
Komponen 6 Skor pertanyaan #6
Komponen 7 Skor pertanyaan #7 + #8, jika jumlahnya 0 maka
skornya =0, jika jumlahnya 1-2=1 ; 3-4=2 ; 5-6=3
Total skor Jumlah skor komponen 1-7 ( ≤5: Baik, >5-21: Buruk
Lampiran 8

LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN SKRIPSI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ESTU UTOMO BOYOLALI

Nama Lengkap : Wesy Gustina


NIM : 5202302180
Dosen Pembimbing : Luluk Khusnul Dwihestie, SST., M.Keb
Judul Tugas Akhir : Pengaruh Prenatal Yoga Terhadap Kualitas Tidur Ibu
Hamil Trimester III Di Klinik Ghina Marlina Jakarta Utara Tahun 2024
.
Paraf Dosen
No. Hari/Tanggal Isi Bimbingan
Pembimbing
Konsultasi judul skripsi
1 Senin, 15/01/2024
ACC
2 Senin, 29/01/2024 Bimbingan Outline Proposal
3 Senin, 04/03/2024 Bimbingan perbaikan outline dan BAB I
4
5
6
7
8
9

Bimbingan Skripsi

● Dimulai pada tanggal :

● Diakhiri pada tanggal :

● Jumlah pertemuan bimbingan :

Disetujui oleh,
Dosen Pembimbing
(Luluk Khusnul Dwihestie, SST., M.Keb)

Anda mungkin juga menyukai