Anda di halaman 1dari 51

SKRIPSI

PENGARUH PRENATAL YOGA TERHADAP TINGKAT


KECEMASAN IBU HAMIL TRIMESTER III
DI GRIYA KAMINI

KADEK CRISTINA CAHYA WARDANI

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN PROGRAM B
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2023
SKRIPSI

PENGARUH PRENATAL YOGA TERHADAP TINGKAT


KECEMASAN IBU HAMIL TRIMESTER III
DI GRIYA KAMINI

OLEH
KADEK CRISTINA CAHYA WARDANI
NIM. 2115201033

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN PROGRAM B
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2023

ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Pengaruh Prenatal Yoga terhadap Tingkat Kecemasan Ibu
Hamil Trimester III Di Griya Kamini”, telah mendapatkan persetujuan pembimbing
diajukan dalam ujian skripsi.

Denpasar, 26 Desember 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Ni Made Nurtini, S.Si.T., M.Kes Ni Wayan Erviana Puspita Dewi, S.ST., M.Kes
NIDN. 0808018201 NIDN. 0827108902

iii
LEMBAR PENETAPAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

Skripsi ini telah diuji dan Dinilai oleh Panitia Penguji pada Program Studi

Sarjana Kebidana Institut Teknologi dan Kesehatan Bali

Pada Tanggal 26 Desember 2022

Panitia Penguji Skripsi Berdasarkan SK. Rektor ITEKES Bali

Nomor : DL.02.02.1273.TU.III.2022

Ketua : Gusti Ayu Dwina Mastryagung, S.Si.T., M Keb


NIDN.0817018601

Anggota : 1. Ni Made Nurtini S.Si.T., M.Kes


NIDN.0808018201
2. Ni Wayan Erviana Puspita Dewi , S.ST., M.Kes
NIDN.0827108902

iv
LEMBAR PERNYATAAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul Pengaruh Prenatal Yoga terhadap Tingkat Kecemasan Ibu
Hamil Trimester III Di Griya Kamini, telah disajikan di depan dewan penguji
pada tangga 28 Desember 2022 telah diterima serta disahkan oleh Dewan Penguji
Skripsi dan Rektor Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali.

Denpasar, 28 Desember 2022

Disahkan oleh :
Dewan Penguji Skripsi
1. Gusti Ayu Dwina Mastryagung, S.Si.T., M.Keb ……………………
NIDN: 0817018601
2. Ni Made Nurtini S.Si. T., M.Kes ……………………
NIDN: 08808018201
3. Ni Wayan Erviana Puspita Dewi, S.ST., M.Kes ……………………
NIDN: 0827108902

Mengetahui

Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali Program Studi Sarjana Kebidanan


Rektor Ketua

I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp.M.Ng, Ph.D Gusti Ayu Dwina Mastyagung, S.Si,T.,M.Keb
NIDN. 0823067802 NIDN:

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya beserta kerja keras
penulis, penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Prenatal Yoga terhadap
tingkat kecemasan Ibu Hamil Trimester III di Griya Kamini” dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.
Penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan, pengarahan,
dan bantuan dari semua pihak sehingga skripsi ini bisa diselesaikan tepat pada
waktunya. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., Ph.D selaku Rektor Institut
Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali yang telah memberika izin dan
kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini
2. Ibu Dr. Ns. Ni Luh Putu Dina Susanti, S.Kep., M.kep selaku Wakil Rektor
(Warek) I yang memberikan dukungan kepada penulis.
3. Bapak Ns. I Ketut Alit Adianta, S.Kep., MNS selaku Wakil Rektor (Warek) II
yang memberikan dukungan kepada penulis.
4. Ibu Ns. Ni Putu Kamaryati, S.Kep.,MNS selaku Dekan Fakultas Kesehatan
yang memberikan dukungan kepada penulis.
5. Ibu Gusti Ayu Dwina Mastyagung, S.Si,T.,M.Keb selaku Ketua Program
Studi Sarjana Kebidanan Program B yang memberikan dukungan moral dan
perhatian kepada penulis.
6. Ibu Ni Wayan Sri Rahayuni, S.Si,T.,M.Kes selaku wali kelas Sarjana
Kebidanan Program B yang memberikan dukungan perhatian kepada penulis.
7. Ibu Ni Made Nurtini, S.Si.T.,M.Kes selaku pembimbing I yang telah banyak
memberikan bimbingan dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Ibu Ni Wayan Erviana Puspita Dewi, S.ST., M.Kes selaku pembimbing II
yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan dalam
menyelesaikan skripsi ini.

vi
9. Dosen Program Studi Sarjana Kebidanan Proram B Institut Teknologi dan
Kesehatan (ITEKES) Bali yang telah memberikan bimbingan dan Pendidikan.
10. Bidan Bd Putu Sri Widi Antari, Str. Keb selaku Pemilik Griya Kamini yang
telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di Griya Kamini.
11. Keluarga tercinta, ibu, bapak, adik, dan orang-orang terdekat yang selalu
memberi dukungan serta dorongan moral dan materi kepada penulis disaat
suka dan duka sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
12. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan, dukungan dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu dengan hati terbuka, penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya
konstruktif untuk kesempurnaan skripsi ini.

Klungkung, 12 Desember 2022

Penulis

vii
PENGARUH PRENATAL YOGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN
IBU HAMIL TRIMESTER III DI GRIYA KAMINI

Kadek Cristina Cahya Wardani


Fakultas Kesehatan
Program Studi Sarjana Kebidanan
Institut Teknologi dan Kesehatan Bali
Email : kadekcristinacahya@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang: seorang wanita hamil biasanya terjadi perubahan dalam


dirinya sebagai upaya dalam penyesuaian tubuhnya selama proses
kehamilan berlangsung perubahan fisik pada ibu hamil seringkali
membuat ibu merasa tidak nyaman. Perubahan hormonal pada ibu hamil
mempengaruhi psikologis ibu. Ketidakmampuan ibu hamil mengatasi
ketidaknyamanan akibat perubahan fisiologis juga dapat membuat
psikologis ibu terganggu. Keadaan tersebut dapat menimbulkan rasa cemas
pada ibu hamil terutama ibu yang baru pertama kali hamil. Salah satu cara
non faramakologi untuk mengurangi kecemasan dengan melakukan
prenatal yoga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
Prenatal Yoga dengan tingkat kecemasan pada Ibu Hamil Trimester III di
Griya Kamini. Metode penelitian: jenis penelitian dengan quasi
eksperimen desain one group pretest posttest design. Besar sampel 30
diambil secara purposive sampling. Analisa menggunakan uji Wilcoxon.
Hasil : sebelum diberikan yoga ibu hamil trimester III, responden paling
banyak mengalami kecemasan sedang 12 orang (40%), setelah diberikan
inttervensi dengan yoga mana paling banyak ibu tidak mengalami
kecemasan yaitu 26 orang (86,7%) dan tidak ada responden yang
mengalami kecemasan sedang dan berat. Uji hipotesis dengan Wilcoxon
mendapatkan nilai p 0,000<0,05.
Kesimpulannya yaitu ada pengaruh tingkat kecemasan pada ibu hamil
trimester III sebelum dan sesudah melakukan prenatal yoga dengan nilai p
0,000<0,05. Kepada faskes agar memberikan layanan prenatal yoga
kepada ibu hamil.

Kata kunci : Kecemasan, Prenatal yoga, Kehamilan

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………… ii
LEMBAR PERSETUJUAN………………………………………………. iii
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………….. iv
KATA PENGANTAR…………………………………………………….. v
DAFTAR ISI……………………………………………………………..... vi
DAFTAR TABEL…………………………………………………………. vii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… viii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………. 1
A. Latar Belakang ………………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………... 4
C. Tujuan Penelitian……………………………………………… 4
D. Manfaat penelitian……………………………………………. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………. 6
A. Konsep Kehamilan………….………………………………… 6
B. Konsep Kecemasan…………………………………………… 19
C. Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS)…………..…………. 22
D. Prenatal Yoga…………………………………………………. 24
E. Hasil Penelitian Terdahulu…………………………………….. 30

BAB III KERANGKA KONSEP ………………………………………… 31


A. Kerangka Konsep……………………………………………… 31
B. Hipotesis………………………………………………………. 32
C. Variabel Penelitian ………………………….………………… 33

iii
BAB IV METODE PENELITIAN……………………………………… 34

A. Desain Penelitian……………………………………………….. 34
B. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………..
35
C. Populasi , Sampel, Sampling……………………………………
D. Metode Pengumpulan Data…………………………………….. 39

E. Etika Penelitian…………….…………………………………… 40
BAB V HASIL PENELITIAN…………………………………………… 42
A. Gambaran Lokasi Penelitian…………………………………… 42
B. Karakteristik responden………………………………………… 43
C. Tingkat Kecemasan Pada Ibu Hamil Trimester III Sebelum dan
Sesudah melakukan prenatal yoga…………………………….. 43
D. Uji Normalitas Data …………………………………………… 45
E. Analisa Pengaruh Tingkat Kecemasan Pada Ibu Hamil Trimester
III Sebelum dan Sesudah Melakukan Prenatal Yoga…………… 45
BAB VI PEMBAHASAN ………………………………………………… 47
A. Tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester III sebelum
melakukan prental yoga ………………………………………… 47
B. Tingkat Kecemasan pada ibu hamil trimester III sesudah
melakukan prenatal yoga………………………………………. 48
C. Pengaruh Tingkat Kecemasan pada ibu hamil trimester III
sebelum dan sesudah melakukan prenatal yoga………………… 50
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN………………………………… 53
A. Simpulan………………………………………………………… 53
B. Saran……………………………………………………………..
53

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Centering……………………………………………………….. 21
Gambar 2 Nadi Sodhana (Pernafasan)………………………………. 22
Gambar 3 Mountain Pose…………………………………………………. 23
Gambar 4 Tree Pose (Vrksasana) …………………………………... 23
Gambar 5 Cow Pose-Cat Pose (Bitilasana Marjarisana)…………... 24
Gambar 6 Peregangan Otot Leher…………………………………... 24
Gambar 7 Standing Lateral Stretch (Ardhakati Chakrasana)……….. 25
Gambar 8 Triangle Pose (Trikonasana)…………………………….. 25
Gambar 9 Revolved Head to Knee Pose (Parivrtta Janu Sirsasana).. 26
Gambar 10 Twisting Variation (Janu Sirsasana)…………………….. 26
Gambar 11 Bound Angle Pose (Baddha Konasana) …………………. 27
Gambar 12 Garland Pose (Malasana) ………………………………. 27
Gambar 13 Melting Heart Pose (Anahatasana) ……………………... 28
Gambar 14 Posisi Tidur yang Nyaman (Savasana)…………………... 29
Gambar 15 Kerangka Konsep Penelitian…………………………….. 31

v
DAFTAR TABEL

Tabel. 3.1 Definisi operasional Variabel…………………………………………33


Tabel5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik…………………………..................43
Tabel 5.2 Nilai Kecemasan Ibu Hamil Trimeseter III Sebelum dan Sesudah
Diberikan Prenatal Yoga…………………………………….............44
Tabel 5.3 Distribusi Kecemasan Ibu Hamil Trimester III Sebelum
Diberikan Prenatal Yoga………………………………………………44
Tabel 5.4 Uji Normalitas Data…………………………………………………...45
Tabel 5.5 Pengaruh Prenatal Yoga Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu
Hamil…….........................................................................................45

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal penelitian

Lampiran 2. Lembar Kuesioner

Lampiran 3. Standar Operasional Prosedur (SOP)

Lampiran 4. Lembar Permohonan menjadi Responden

Lampiran 5. Lembar Persetujuan menjadi Responden

Lampiran 6. Sertifikat Pelatih Prenatal Yoga

Lampiran 7. Surat Ijin Penelitian dari Komisi Etik

Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian dari Penanaman Modal Kabupaten Gianyar

Lampiran 9. Hasil Uji SPSS

Lampiran 10. Dokumentasi

vii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan adalah akibat sel telur yang telah matang kemudian


bertemu spermatozoa dari pria sehingga terjadilah proses pembuahan yang
kemudian menghasilkan janin (Dartiwen, 2019). Proses kehamilan yang
normal terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi sampai proses
kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Kehamilan terbagi menjadi 3
Trimester dimana Trimester pertama berlangsung dalam 12 minggu,
Trimester Kedua 15 minggu (minggu ke 13 – minggu ke 27) dan Trimester 3
(minggu ke 28 hingga ke 40) ((Prawiraharjo, 2014).
Pada saat seorang wanita hamil biasanya terjadi perubahan dalam
dirinya sebagai upaya dalam penyesuaian tubuhnya selama proses kehamilan
berlangsung (Jeepi, 2019). Wanita hamil banyak mengalami perubahan baik
secara fisik maupun psikologis. Perubahan tersebut terus berlanjut sampai 9
bulan kehamilannya. Akibat perubahan fisik pada ibu hamil seringkali
membuat ibu merasa tidak nyaman. Perubahan hormonal pada ibu hamil
mempengaruhi psikologis ibu. Ketidakmampuan ibu hamil mengatasi
ketidaknyamanan akibat perubahan fisiologis juga dapat membuat psikologis
ibu terganggu. Keadaan tersebut dapat menimbulkan rasa cemas pada ibu
hamil terutama ibu yang baru pertama kali hamil (primigravida) (Wulandari
dkk, 2018)
Rasa cemas umumnya terjadi pada ibu hamil, dari semua ibu hamil
mengalami kecemasan atau stres selama perubahan besar yang terjadi pada
fase kehidupan seseorang (Huizink dkk, 2015). Kecemasan atau anxietas
ialah perasaan takut atau khawatir, yang belum diketahui dengan jelas
penyebabnya. Pengaruh kecemasan terhadap tercapainya kedewasaan,
merupakan masalah penting dalam perkembangan kepribadian. Kecemasan
merupakan kekuatan yang besar dalam menggerakkan. Baik tingkah laku
normal maupun tingkah laku yang menyimpang, yang terganggu, kedua-
2

duanya merupakan pernyataan, penampilan, penjelmaan dari pertahanan


terhadap kecemasan itu (Wahyudi, 2019).
Tahun 2020 kejadian kecemasan pada ibu hamil di Swedia sebanyak
24%, di Bangladesh sebanyak 29% (Permatasari, 2020) di Amerika Tengah-
Nicaragua 41% dan 57% mengalami depresi, di Pakistan 70% ibu hamil
mengalami kecemasan dan depresi, di Malaysia 23,4% ibu hamil mengalami
kecemasan sedangkan di Indonesia tahun 2020 ibu hamil yang mengalami
kecemasan berat 57,5%. Di Provinsi Bali terdapat 40,35% ibu hamil cemas
berat, 58% cemas sedang dan 28,07% cemas ringan (Dinkes Bali, 2020).
Kecemasan pada ibu hamil sebanyak 50% terjadi kecemasan ringan pada
trimester I, 71,4% pada trimester II dan 80% pada trimester III (Gourount,
2019).
Tingkat kecemasan pada ibu dengan kehamilan trimester III dapat
diminimalisir menggunakan tindakan nonfarmakologi. Beberapa contoh
tindakan nonfarmakologi yang dapat mengurangi rasa cemas dan memberikan
rasa nyaman pada ibu hamil trimester III yaitu dengan melakukan prenatal
yoga (Mulyati, 2018). Prenatal yoga (yoga selama kehamilan) merupakan
salah satu jenis modifikasi dari hatha yoga yang disesuaikan dengan kondisi
ibu hamil. Tujuan prenatal yoga adalah mempersiapkan ibu hamil secara
fisik, mental dan spiritual (Rafika, 2018).
Prenatal Yoga di Indonesia diatur dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 103 tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan
Tradisional. Dalam Pelaksanaannya yoga prenatal dapat dilakukan
terintegrasi dengan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan.
Prenatal Yoga memiliki efek positif untuk ibu hamil, yaitu
mengurangi stress, kecemasan, rasa sakit saat kehamilan, ketidaknyamanan
dan mengurangi nyeri persalinan (Rusmita, 2015). Sindhu (2014) menyatakan
salah satu manfaat berlatih yoga bagi kehamilan dapat mengurangi
kecemasan dan mempersiapkan mental ibu untuk menghadapi persalinan.
Menurut Davis dkk (2018) prenatal yoga merupakan intervensi yang layak
dan dapat diterima oleh ibu hamil yang memiliki gejala cemas dan depresi.
3

Hasil penelitian Maharani dan Hayati (2020) yang melakukan


penelitian di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2019 mendapatkan
hasil prenatal yoga berpengaruh signifikan terhadap kecemasan ibu hamil
dalam menghadapi persalinan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian yang melakukan penelitian di Puskesmas I Kembaran, Banyumas
yaitu ada pengaruh prenatal yoga terhadap tingkat kecemasan primigravida
trimester III Yoga Prenatal ditemukan sebagai intervensi yang layak dan
dapat diterima dan dikaitkan dengan pengurangan gejala kecemasan dan
depresi. Penelitian Newham (2014) menunjukkan Prenatal Yoga berguna
untuk mengurangi kecemasan wanita terhadap persalinan dan mencegah
gejala depresi.
Griya Kamini merupakan tempat yang memberikan pelayanan
komplementer kebidanan di Kota Gianyar yang berada di Wilayah Kerja
Puskesmas Gianyar I. Hasil studi pendahuluan ibu hamil Trimester III yang
melakukan kunjungan Prenatal Yoga ke Griya Kamini pada bulan April 2022
mendapatkan hasil sebelum diberikan prenatal yoga ibu hamil yang mengeluh
nyeri punggung 23%, kram 3,3%, sesak 6,6%, susah tidur 10%, gangguan
cemas menjelang persalinan 56%. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas
penulis tertarik melakukan sebuah penelitian yang berjudul “Pengaruh
Prenatal Yoga terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Trimester III di Griya
Kamini”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat disusun
rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh Prenatal Yoga
dengan tingkat kecemasan pada Ibu Hamil Trimester III di Griya Kamini?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
4

Tujuan Umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui


pengaruh Prenatal Yoga dengan tingkat kecemasan pada Ibu Hamil
Trimester III di Griya Kamini.

2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester III
sebelum melakukan prenatal yoga
b. Mengidentifikasi tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester III
sesudah melakukan prenatal yoga
c. Menganalisis pengaruh tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester III
sebelum dan sesudah melakukan prenatal yoga.

D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, adapun manfaat penelitian ini yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Memberikan tambahan referensi dalam penyusunan bahan ajar
maupun sumber pengertahuan baru dalam ilmu kebidanan. Sebagai sumber
atau referensi untuk penelitian selanjutnya yang memiliki kaitan dengan
Hubungan Prenatal Yoga terhadap pengurangan kecemasan Ibu Hamil
Trimester III di Griya Kamini.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pelayanan Kebidanan

Diharapakan dapat memberikan masukan dan inovasi kepada


seluruh pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, klinik,
praktek mandiri bidan (PMB) untuk memberikan pelayanan kebidanan
yang bermutu sesuai standar dan memberikan layanan prenatal yoga
kepada ibu hamil sebagai salah satu terapi komplementer.
b. Bagi Mahasiswa
Hasil dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan ilmu-
ilmu baru, pengalaman belajar sumber atau referensi untuk penelitian
selanjutnya yang memiliki kaitan dengan hubungan Prenatal Yoga
5

terhadap pengurangan kecemasan Ibu Hamil Trimester III di Griya


Kamini, sehingga mahasiswa mampu memberikan pelayanan yang
berkualitas di tatanan nyata sebagai salah satu persyaratan untuk
mengikuti Prodi Sarjana Kebidanan Program B di ITIKES Bali.
c. Bagi Institusi

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan bahan bagi


pendidik untuk mengetahui hubungan prenatal yoga terhadap tingkat
kecemasan pada ibu hamil Trimester III sehingga mahasiswa dapat
memberikan pelayanan kebidanan komplementer.
d. Bagi Ibu Hamil

Dapat menambah wawasan dan melatih keterampilan ibu hamil


dalam memberdayakan diri selama kehamilan sehingga dapat menjalani
kehamilan dengan nyaman dan minim keluhan.
e. Bagi peneliti
Dapat menambah wawasan dan keterampilan bagi peneliti
sehingga mampu membantu ibu hamil memberikan perawatan
kehamilan secara holistik. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat
menjadi referensi untuk mengembangkan penelitian selanjutnya
sehingga mampu menciptakan inovasi dalam modifikasi gerakan
prenatal yoga sesuai keluhan dan kebutuhan ibu hamil.
f. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber
informasi bagi masyarakat khususnya ibu hamil yang mengalami
kecemasan pada kehamilan trimester III untuk memberdayakan diri
melakukan Prenatal Yoga.
6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kehamilan

1. Definisi kehamilan

Kehamilan adalah akibat sel telur yang telah matang kemudian


bertemu spermatozoa dari pria sehingga terjadilah proses pembuahan yang
kemudian menghasilkan janin (Nurhayati & Dartiwen, 2019). Proses
kehamilan yang normal terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi
sampai proses kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Kehamilan terbagi
menjadi 3 Trimester dimana Trimester pertama berlangsung dalam 12
minggu, Trimester Kedua 15 minggu (minggu ke 13 – minggu ke 27) dan
Trimester 3 (minggu ke 28 hingga ke 40) (Prawiraharjo, 2014).
Menurut The International Federation of Gynecolog and Obstetric
(FOGI), Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila
dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut
kalender internasional. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah
bertemunya sel telur dan sperma di dalam atau diluar rahim dan berakhir
dengan keluarnya bayi dan plasenta melalui jalan lahir (Tyastuti, 2016).
2. Perubahan fisiologi kehamilan

Beberapa perubahan fisiologis yang terjadi pada masa kehamilan


yaitu :

1. Sistem reproduksi
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama dibawah
pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat. Berat
uterus itu normal lebih kurang 30 gram. Pada akhir kehamilan (40
minggu), berat uterus itu menjadi 1.000 gram. Perubahan tersebut
meningkatkan tekanan pada lordosis lumbal dan tekanan pada otot
7

paraspinal. Tekanan gravitasi uterus pada pembulun besar mengurangi


aliran darah pada tulang belakang dan menyebabkan nyeri punggung
terutama pada masa akhir kehamilan (Emilia dkk, 2017). Membesarnya
rahim dan meningkatnya berat badan menyebabkan otot bekerja lebih
berat sehingga dapat menimbulkan stress pada otot dan sendi
(Tyastuti, 2016).
2. Sistem darah
Volume darah pada ibu hamil meningkat sekitar 1500 ml
terdiri dari 1000 ml plasma dan sekitar 450 ml eritrosit. Peningkatan
volume terjadi sekitar minggu ke 10 sampai ke 12. Peningkatan volume
darah ini sangat penting bagi pertahanan tubuh, hipertrofi sistem
vaskuler akibat pembesaran uterus dan cadangan cairan untuk
mengganti darah yang hilang pada saat persalinan dan masa nifas
(Tyastuti, 2016).
3. Sistem pencernaan
Estrogen dan HCG meningkat dengan efek samping mual dan
muntah- muntah. Selain itu terjadi juga perubahan peristaltik dengan
gejala sering kembung, dan konstipasi. Pada keadaan patologik tertentu
dapat terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih dari 10 kali per hari
(hiperemesis gravidarum). Aliran darah ke panggul dan tekanan vena
yang meningkat dapat mengakibatkan hemoroid pada akhir kehamilan
(Tyastuti, 2016).
4. Sistem endokrin
Pada awal kehamilan sumber utama estrogen adalah ovarium.
Selanjutnya estrone dan estradiol dihasilkan oleh plasenta dan kadarnya
meningkat beratus kali lipat, out put estrogen maksimum 30 – 40
mg/hari. Aktivitas estrogen yaitu memicu pertumbuhan dan
pengendalian fungsi uterus, bersama dengan progesterone memicu
pertumbuhan payudara merubah konsitusi komiawi jaringan ikat
sehinggalebih lentur dan menyebabkan servik elastis, kapsul persendian
melunak, mobilitas persendian meningkat, retensi air dan menurunkan
8

sekresi natrium (Fatimah, 2017).


5. Sistem muskuloskeletal
Sikap tubuh lordosis merupakan keadaan yang khas karena
kompensasi posisi uterus yang membesar dan menggeser daya berat ke
belakang lebih tampak pada masa trimester III yang menyebabkan rasa
sakit bagian tubuh belakang karena meningkatnya beban berat dari bayi
dalam kandungan yang dapat memengaruhi postur tubuh. Bayi yang
semakin membesar selama kehamilan meningkatkan tekanan pada daerah
kaki dan pergelangan kaki ibu hamil dan dapat mengakibatkan edema
pada tangan yang disebabkan oleh perubahan hormonal akibat retensi
cairan (Rusmita,2015)
3. Perubahan psikologis ibu hamil
Selama hamil kebanyakan wanita mengalami perubahan
psikologis dan emosional. Seringkali kita mendengar seorang wanita
mengatakan betapa bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu dan
bahwa dia sudah memilihkan sebuah nama untuk bayi yang akan
dilahirkannya. Namun tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir
kalau terjadi masalah dalam kehamilannya khawatir kalau ada
kemungkinan dia kehilangan kecantikannya, atau bahwa ada
kemungkinan bayinya tidak normal. Sebagai seorang bidan anda harus
menyadari adanya perubahan perubahan tersebut pada wanita hamil agar
dapat memberikan dukungan dan memperhatikan keprihatinan,
kekhawatiran, ketakutan dan pertanyaan – pertanyaan (Fatimah, 2017).
Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan
waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran
bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang
mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang - kadang ibu merasa khawatir
bahwa bayinya akan lahir sewaktu waktu. Ini menyebabkan ibu
meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan
terjadinya persalinan. Ibu seringkali merasa khawatir atau takut bayi yang
akan dilahirkannya tidak normal. Pada trimester inilah ibu memerlukan
13

keterangan dan dukungan dari suami keluarga dan bidan (Fatimah, 2017).

B. Konsep Kecemasan
1. Definisi Kecemasan
Pada dasarnya kecemasan adalah kondisi psikologis seseorang
yang penuh dengan rasa takut dan khawatir, dimana perasaan takut dan
khawatir akan sesuatu hal yang belum pasti akan terjadi. Kecemasan
berasal dari bahasa Latin (anxius) dan dari bahasa Jerman (anst), yaitu
suatu kata yang digunakan untuk menggambarkan efek negatif dan
rangsangan fisiologis (Muyasaroh, 2020). Kecemasan merupakan
keadaan emosi yang muncul saat individu sedang stress, dan ditandai oleh
perasaan tegang, pikiran yang membuat individu merasa khawatir dan
disertai respon fisik (jantung berdetak kencang, naiknya tekanan darah,
dan lain sebagainya) (Muyasaroh, 2020).
Kecemasan atau anxietas adalah rasa khawatir, takut yang tidak
jelas sebabnya. Pengaruh kecemasan terhadap tercapainya kedewasaan,
merupakan masalah penting dalam perkembangan kepribadian.
Kecemasan merupakan kekuatan yang besar dalam menggerakan. Baik
tingkah laku normal maupun tingkah laku yang menyimpang, yang
terganggu, kedua-duanya merupakan pernyataan, penampilan,
penjelmaan dari pertahanan terhadap kecemasan itu. Jelaslah bahwa pada
gangguan emosi dan gangguan tingkah laku, kecemasan merupakan
masalah pelik (Wahyudi dkk, 2019).

Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif mengenai


ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari
ketidakmampuan mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman.
Perasaan yang tidak menentu tersebut pada umumnya tidak menyenangkan
yang nantinya akan menimbulkan atau disertai perubahan fisiologis dan
psikologis (Sari, 2020). Anxiety atau kecemasan merupakan pengalaman
yang bersifat subjektif, tidak menyenangkan, menakutkan dan
mengkhawatirkan akan adanya kemungkinan bahaya atau ancaman bahaya
14

dan seringkali disertai oleh gejala-gejala atau reaksi fisik tertentu akibat
peningkatan aktifitas otonomik (Suwanto, 2015)
Menurut pendapat dari Sumirta dkk (2019) dalam penelitian
yang berjudul “Intervensi Kognitif Terhadap Kecemasan Remaja Paska
Erupsi Gunung Agung”, mengungkapkan bahwa kecemasan merupakan
ketegangan, rasa tidak aman, dan kekhawatiran yang timbul karena akan
terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, tetapi sebagian besar sumber
penyebab tidak diketahui dan manifestasi kecemasan dapat melibatkan
somatik dan psikologis.
Kecemasan menurut adalah gangguan alam perasaan yang ditandai
dengan kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tetapi belum
mengalami gangguan dalam menilai realitas, kepribadian masih tetap
utuh dan perilaku dapat terganggu, tetapi masih dalam batas-batas normal
(Candra dkk, 2017).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan
bahwa kecemasan merupakan suatu perasaan takut dan khawatir yang
bersifat lama mengenai sesuatu yang tidak jelas (subjektif) atau belum
pasti akan terjadi dan berhubungan dengan perasaan yang tidak menentu
dan tidak berdaya.
2. Tingkat Kecemasan
Empat tingkatan kecemasan (Muyasaroh et al. 2020), yaitu :
a. Kecemasan Ringan
Kecemasan ini berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
Kecemasan ini dapat memotivasi belajar menghasilkan
pertumbuhan serta kreatifitas. Tanda dan gejala antara lain: persepsi
dan perhatian meningkat, waspada, sadar akan stimulus internal dan
eksternal, mampu mengatasi masalah secara efektif serta terjadi
kemampuan belajar. Perubahan fisiologi ditandai dengan gelisah,
sulit tidur, hipersensitif terhadap suara, tanda vital dan pupil
normal.
15

b. Kecemasan Sedang
Kecemasan sedang memungkinkan seseorang memusatkan
pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga
individu mengalami perhatian yang selektif, namun dapat melakukan
sesuatu yang lebih terarah. Respon fisiologi: sering nafas pendek,
nadi dan tekanan darah naik, mulut kering, gelisah, konstipasi.
Sedangkan respon kognitif yaitu lahan persepsi menyempit,
rangsangan luar tidak mampu diterima, berfokus pada apa yang
menjadi perhatiaannya.
c. Kecemasan Berat

Kecemasan berat sangat mempengaruhi persepsi individu,


individu cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci
dan spesifik, serta tidak dapat berfikir tentang hal lain. Semua
perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Tanda dan gejala
dari kecemasan berat yaitu : persepsinya sangat kurang, berfokus
pada hal yang detail, rentang perhatian sangat terbatas, tidak dapat
berkonsentrasi atau menyelesaikan masalah, serta tidak dapat belajar
secara efektif. Pada tingkatan ini individu mengalami sakit kepala,
pusing, mual, gemetar, insomnia, palpitasi, takikardi, hiperventilasi,
sering buang air kecil maupun besar, dan diare. Secara emosi
individu mengalami ketakutan serta seluruh perhatian terfokus pada
dirinya
d. Panik
Pada tingkat panik dari kecemasan berhubungan dengan
terperangah, ketakutan, dan teror. Karena mengalami kehilangan
kendali, individu yang mengalami panik tidak dapat melakukan
sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik menyebabkan
peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan
berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang,
kehilangan pemikiran yang rasional. Kecemasan ini tidak sejalan
dengan kehidupan, dan jika berlangsung lama dapat terjadi
16

kelelahan yang sangat bahkan kematian. Tanda dan gejala dari


tingkat panik yaitu tidak dapat fokus pada suatu kejadian.

3. Kecemasan pada Ibu Hamil


Menurut Sriastuti (2017) kecemasan selama kehamilan setiap trimester
dapat dibedakan sebagai berikut :

a. Trimester pertama
Pada trimester pertama ini sering dikatakan sebagai masa penentuan,
penegasan bahwa sedang mengandung anaknya, perubahan pada harapan-
harapan sebelumnya seperti rancangan karier, kebebasan individu dan
seorang ibu akan menghinggapi perasaan seseorang wanita saat hamil.
Perubahan tersebut akan menyebabkan wanita menjadi cemas, ketakutan
hingga panik.
b. Trimester kedua
Pada trimester kedua ini dikatakan sebagai “periode penerimaan”. Pada
trimester II ini ibu umumnya akan merasa lebih baik dan terlepas dari
ketidaknyamanan biasanya dialami selama kehamilan. Pada masa ini
wanita cenderung untuk memikirkan kesehatan kandungannya, keadaan
janinnya dan akan berangan-angan bagaimana kelahirannya nanti.
c. Trimester ketiga
Pada Trimester ketiga disebut “periode menunggu, penantian dan
waspada”, Karena di trimester III ini ibu biasanya tidak sabar menunggu
kelahiran bayinya. Pada trimester ketiga banyak kecemasan yang
dirasakan ibu hamil, seperti khawatir bagaimana hidupnya dan bayinya,
kapan akan melahirkan, mimpi–mimpinya tentang perhatian dan
kekhawatirannya dan Ibu hamil akan lebih sering bermimpi tentang
bayinya, tentang anak-anak, proses persalinan, khawatir bagaimana
kehilangan bayi, serta ibu akan mulai merasa cemas akan rasa sakit dan
bahaya fisik yang akan timbul saat proses persalinannya nanti.
17

C. Hamilton Anxiety Rating Scale (HAM-A)


Beberapa skala penelitian dikembangkan untuk melihat seberapa besar
tingkat kecemasan seseorang, salah satunya yaitu Hamilton Anxiety Rating
Scale (HARS), pertama kali dikembangkan oleh Max Hamilton pada tahun
1956. HARS menggunakan serangkaian pertanyaan dengan jawaban yang
harus diisi oleh pasien sesuai dengan kondisi yang dirasakan oleh pasien
tersebut. Jawaban yang diberikan merupakan skala (angka) 0, 1, 2, 3, atau 4
yang menunjukan tingkat gangguan dan setelah pasien menjawab sesuai apa
yang dirasakannya, maka hasilnya dapat dihitung dengan menjumlahkan total
skor yang didapat dari setiap soal (pernyataan) (Wahyudi, dkk, 2019).
HAM-A atau disebut juga HARS adalah salah satu skala peringkat
pertama yang dikembangkan untuk mengukur tingkat keparahan gejala
kecemasan pada orang dewasa, dan remaja, serta masih banyak digunakan
saat ini baik dalam pengaturan klinis dan penelitian. Skala terdiri dari 14 item,
masing-masing ditentukan oleh serangkaian gejala, dan mengukur kecemasan
psikis (mental agitasi dan tekanan psikologis) dan kecemasan somatik
(keluhan fisik yang berhubungan dengan kecemasan) (American Thoracic
Society 2021).
Validitas instrumen HARS ditunjukkan pada bagian Corrected Item-
Total Correlation seluruh soal memiliki nilai positif dan lebih besar dari syarat
0.05, sedangkan reliabilitas ditunjukan dengan nilai Cronbach’s Alpha adalah
0.793 lebih besar dari 0.6, maka kuisoner yang digunakan terbukti reliabel.
Sehingga HARS dianjurkan untuk mengukur tingkat kecemasan (Kautsar dkk,
2015).
Penilaian kecemasan berdasarkan HAM-A terdiri dari 14 item,
meliputi:
1. Perasaan cemas (merasa khawatir, firasat buruk, takut akan pikiran
sendiri, cepat marah, mudah tersinggung).
2. Ketegangan (merasa tegang, merasa lelah, merasa gelisah, merasa
gemetar, mudah menangis, tidak mampu untuk rileks, mudah terkejut).
3. Ketakutan (takut terhadap gelap, takut terhadap orang asing, takut bila
18

ditinggal sendiri, takut pada hewan, takut pada keramain lalu lintas,
takut pada kerumunan orang banyak).
4. Insomnia (kesulitan tidur, tidur tidak memuaskan, merasa lelah saat
bangun,mimpi buruk, terbangun tengah malam).
5. Intelektual (sulit berkonsentrasi, sulit mengingat).
6. Perasaan depresi (kehilangan minat, kurangnya kesenangan dalam hobi,
perasaan bersedih/depresi, sering terbangun dini hari saat tidur malam)
7. Gejala somatik (otot) (nyeri atau sakit otot, kedutan, otot terasa kaku,
gigi gemertak, suara tidak stabil, tonus otot meningkat)
8. Gejala sensorik (telinga terasa berdenging, penglihatan kabur, muka
memerah, perasaan lemah, sensasi ditusuk-tusuk).
9. Gejala kardiovaskuler (takikardi, palpitasi, nyeri dada, denyut nadi
meningkat, perasaan lemas/lesu seperti mau pingsan, denyut jantung
serasa berhenti sekejap).
10. Gejala pernapasan (nafas terasa sesak/dada terasa ditekan, perasaan
tercekik, sering menarik napas dalam, napas pendek/tersengal-sengal).
11. Gejala gastrointestinal (kesulitan menelan, nyeri perut, perut terasa
kembung, sensasi terbakar, perut terasa penuh, merasa mual, muntah,
sulit BAB/sembelit, kehilangan berat badan.
12. Gejala genitourinari (frekuensi berkemih meningkat, tidak dapat
menahan air seni, tidak datang bulan, darah haid lebih banyak dari
biasanya).
13. Gejala otonom (mulut kering, muka kemerahan, muka pucat, sering
berkeringat, merasa pusing, kepala terasa berat, merasa tegang, rambut
terasamenegang).
14. Tingkah laku (gelisah, tidak tenang/mondar-mandir, tangan gemetar,
alis berkerut, wajah tegang, pernafasan cepat, wajah pucat, sering
menelan ludah,dll).
Cara penilaian kecemasan adalah dengan memberikan nilai dengan
kategori sebagai berikut :
0 = tidak ada gejala sama sekali
19

1 = ringan/satu gejala yang ada


2 = sedang/separuh gejala yang ada
3 = berat/ lebih dari separuh gejala yang ada
4 = sangat berat semua gejala ada
20

Penentuan derajat atau tingkat kecemasan dengan cara


menjumlahkan skor 1-14 dengan hasil antara lain :
Skor kurang dari 14 = tidak ada kecemasan
Skor 14-20 = kecemasan ringan
Skor 21-27 = kecemasan sedang
Skor 28-41 = kecemasan berat
Skor 42-56 = kecemasaan berat sekali (panik)
(Kautsar dkk, 2015).

D. Prenatal yoga
1. Definisi prenatal yoga
Prenatal yoga merupakan kombinasi gerakan senam hamil dengan
gerakan yoga antenatal yang terdiri dari gerakan penafasan (pranayama),
posisi (mudra), meditasi dan relaksasi yang dapat membantu kelancaran
dalam kehamilan dan persalinan (Rusmita, 2015). Menurut Rafika
(2018), prenatal yoga (yoga selama kehamilan) merupakan salah satu
jenis modifikasi dari hatha yoga yang disesuaikan dengan kondisi ibu
hamil. Tujuan prenatal yoga adalah mempersiapkan ibu hamil secara fisik,
mental dan spiritual untuk proses persalinan.
2. Manfaat prenatal yoga
a. Membantu mengatasi nyeri punggung dan mempersiapkan fisik
dengan memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding
perut, ligament-ligamen, otot dasar panggul yang berhubungan dengan
proses persalinan.
b. Membentuk sikap tubuh. Sikap tubuh yang baik selamakehamilan dan
bersalin dapat mengatasi keluhan-keluhan umum pada wanita hamil,
mengharapkan letak janin normal, mengurangi sesak nafas akibat
bertambah besarnya perut
c. Relaksasi dan mengatasi stres. Memperoleh relaksasi tubuh yang
sempurna dengan memberi latihan kontraksi dan relaksasi. Relaksasi
yang sempurnna diperlukan selama hamil dan selama persalinan.
21

d. Menguasai teknik-teknik pernafasan yang mempunyai peran penting


dalam persalinan dan selama hamil untuk mempercepat relaksasi
tubuh yang diatasi dengan nafas dalam, selain itu juga untuk mengatasi
nyeri saat his.
e. Untuk meningkatkan sirkulasi darah (Suananda, 2018).
3. Kontraindikasi prental yoga
Kontraindikasi yoga antenatal menurut Sunanda (2018) ialah:
anemia, Hyperemesis gravidarum, Kehamilan ganda, Sesak nafas,
Tekanan darah tinggi, nyeri pubis dan dada, Mola hidatidosa, Perdarahan
pada kehamilan, Kelainan jantung, PEB (Preeklampsia Berat).
4. Syarat prenatal yoga
a. Sebelum melakukan latihan harus dilakukan pemeriksaan kesehatan
dan minta nasihat dokter atau bidan
b. Latihan baru dapat dimulai setelah usia kehamilan 22 minggu
c. Latihan harus dilakukan secara teratur dan disiplin dalam batas-batas
kemampuan fisik ibu,
d. Latihan sebaiknya dilakukan di rumah sakit atau klinik bersalin
e. Latihan tidak menekan area perut dengan tidak melakukan latihan
untuk otot perut dan menghindari posisi tengkurap. Latihan tidak
meregangkan area perut dengan tidak melakukan gerakan melenting
ke belakang atau backbend berlebihan
f. Latihan tidak memutar area perut (Suananda, 2018).

5. Gerakan prenatal yoga


a. Latihan pemusatan perhatian (centering)
Centering atau memusatkan perhatian penting untuk
memulai latihan. Saat memulai senam, ibu mungkin masih
memikirkan banyak hal sehingga perlu membantu ibu untuk
memusatkan perhatian, menangkan pikiran, fokus pada latihan dan
hanya antara ibu dan janin dalam perutnya. Selalu gunakan kata-kata
positif untuk membangkitkan kembali rasa tenang, semangat,
22

percaya diri dan nyaman (Suananda, 2018).

Gambar 1 Centering

Sumber : Suananda Yhossie, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018

b. Pernafasan (pranayama)
Pranayama atau latihan pernafasan perlu dilatih karena napas
adalah salah satu unsur penting dalam keberhasilan menenangkan
pikiran dan mengejan saat persalinan. Bernafas dengan nyaman
membawa masuk oksigen ke dalam tubuh dan membuat kesegeran
bagi ibu. Setiap gerakan senam hamil diiringi dengan pernafasan
yang dilakukan dengan cara mulut tertutup kemudian tarik nafas lalu
keluarkan dengan lembut. Dinding perut naik pada saat tarik nafas
dan turun pada waktu pengeluaran nafas sambil mengeluarkan nafas
melalui mulut. Atur posisi duduk ibu, bersila sambil mengeluarkan
nafas dari mulut (Suananda, 2018).
Satu teknik pernafasan yang dapat dilakukan yaitu Nadi
Sodhana. Nadi Sodhana adalah pernafasan bergantian antara lubang
hidung kanan dan lubang hidung kiri. Ibu jari digunakan untuk
menutup lubang hidung kanan dan jari kelingking untuk lubang
hidung kiri (Suananda, 2018).
23

Gambar 2. Nadi Sodhana (Pernafasan)

Sumber : Suananda Yhossie, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018

c. Gerakan pemanasan (warming up)


Pemanasan adalah saat persiapan bagi tubuh untuk
melakukan gerakan- gerakan dalam latihan. Hindari gerakan yang
berat karena tubuh belum siap. Pemanasan merupakan saat yang tepat
untuk memperkenalkan bagian-bagian tubuh seperti tulang pinggul,
posisi kaki dan bagian tubuh lainnya (Suananda, 2018).
d. Gerakan inti
1) Stabilisasi
Perubahan beban di dalam tubuh akan membuat
perubahan dalam kestabilan badan. Pusat gravitasi akan
mengalami perpinndahan ke depan akibat hormon relaxin yang
membuat sendi-sendi lebih longgar. Gerakan ini berfungsi untuk
menstabilkan rongga panggul, postur tubuh, memperkuat otot
punggung dan kaki (Suananda, 2018). Gerakan stabilisasi adalah
sebagai berikut :
a) Mountain pose (tadasana)
Posisi berdiri yang stabil dan nyaman selama hamil, beri jarak di
antara kedua kaki sesuai kenyamanan ibu. Berdiri dengan membagi
berat badan sama rata.

Gambar 3. Mountain Pose

Sumber : Suananda Yhossie, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018


24

b) Tree Pose (Vrksasana)


Pindahkan berat badan ke kaki kanan, tekuk lutut kiri dan
letakkan telapak kaki kiri di punggung kaki kanan, betis kanan
atau paha di dalam kaki kanan.

Satukan kedua tangan di depan dada. Tahan beberapa saat dan


jaga keseimbangantubuh.

Gambar 4. Tree Pose (Vrksasana)

Sumber : Suananda Yhossie, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018

c) Cow pose-cat pose (bitilasana marjarisana)


Lakukan posisi merangkak. Tarik napas, angkat kepala
sedikit, jauhkan bahu dan telinga, tulang ekor diarahkan sedikit ke
atas. Keluarkan napas, tundukkan kepala, bawa masuk tulang ekor
ke arah dalam. Gerakan ini dapat membantu menstabilkan tulang
belakang.

Gambar 5 Cow Pose-Cat Pose (Bitilasana Marjarisana)

Sumber : Suananda Yhossie, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018


25

2) Peregangan
Peregangan penting dilakukan untuk relaksasi otot terutama
quadrus lumborum, erector spina, otot oblique eksterna dan
interna. Menjaga kelenturan sendi-sendi tulang belakang dan
memberi ruang pada rongga dada (Suananda, 2018). Gerakan
peregangan adalah sebagai berikut :

a) Peregangan Otot Leher


Posisi bisa dilakukan duduk atau berdiri. Angkat tangan
kanan dan letakkan di telinga kiri. Lakukan peregangan ke sisi kanan
dan lakukan sebaliknya. Gerakan ini berfungsi untuk meregangkan
otot-otot di area leher.

Gambar 6. Peregangan Otot Leher


Sumber : Suananda Yhossie, Prenatal dan Postnatal Yoga,

b) Standing lateral stretch (ardhakati chakrasana)


Posisi berdiri dan buka kedua kaki selebar panggul. Tarik
nafas, jalin jari- jari dan angkat ke atas. Keluarkan napas dan bawa
tangan ke arah kanan dan sisi kiri tubuh lalu tahan beberapa saat.
26

Gambar 7. Standing Lateral Stretch (Ardhakati Chakrasana)


Sumber : Suananda Yhossie, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018

c) Triangle pose (trikonasana)


Buka kedua kaki lebar, kaki pararel menghadap ke depan.
Putar kaki kanan ke arah luar, panggul dan perut tidak ikut berputar.
Tarik napas dan buka kedua tangan ke samping.

Gambar 8. Triangle Pose (Trikonasana)

Sumber : Suananda Yhossie, Prenatal dan Postnatal Yoga,

d) head to knee pose (parivrtta janu sirsasana)


Duduk dan luruskan kedua kaki. Tekuk dan buka lutut ke
arah lantai lalu dekatkan tumit kanan ke paha dalam kiri. Letakkan
tangan kiri di lantai. Tarik napas dan angkan tangan kanan ke atas,
keluarkan nafas dan bawa tangan kanan ke kiri.
27

Gambar 9. Revolved Head to Knee Pose (Parivrtta Janu Sirsasana)


Sumber : Suananda Yhossie, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018

e) Twisting variation (janu sirsasana)


Duduk dan buka lutut kiri ke arah lantai. Letakkan tangan
kanan di depan lutut kanan dan tangan kiri di belakang lutut kiri.
Tarik napas, tegakkan tulang belakang. Keluarkan napas dan
perlahan putar badan ke kiri dan kanan.

Gambar 10. Twisting Variation (Janu Sirsasana)

Sumber : Suananda Yhossie, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018

3) Persiapan proses persalinan


Pada proses persalinan, area panggul dan sekitar akan
menjadi daerah yang perlu diperhatikan. Posisi persalinan dan proses
mengejan membutuhkan kekuatan dan kelenturan otot-otot dasar
panggul. Gerakan berikut ditujukan untuk memberikan peregangan
pada otot dasar panggul, melenturkan otot area panggul dan paha
antara lain hamstring, adductor group, quadriceps femoris, gluteus
group. Memberi ruang bagi janin untuk masuk panggul pada trimester
III dan meringankan nyeri punggung dan panggul (Suananda, 2018).
Gerakan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a) Bound angle pose (baddha konasana)
28

Posisi duduk, tekuk dan buka kedua lutut ke arah lantai.


Satukan kedua telapak kaki dan pegang dengan tangan. Tarik nafas
dan tegakkan tulang belakang. Dengan menjaga tulang belakang tetap
tegak, bawa tubuh ke arah depan sedikit dan pastikan tidak menekan

perut. Gerakan ini dapat dikombinasikan dengan senam kegel

Gambar 11. Bound Angle Pose (Baddha Konasana)

Sumber : Suananda Yhossie, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018

b) Garland pose (malasana)


Posisi jongkok, buka kedua kaki cukup lebar. Letakkan
kedua telapak kaki di lantai dan pastikan lutut membuka cukup lebar
untuk memberi ruang bagi janin. Bawa masuk siku kanan di depan
lutut kanan dan bawa masuk siku kiri di depan lutut kiri. Satukan dan
tekan telapak tangan di depan dada.

Gambar 12. Garland Pose (Malasana)

Sumber : Suananda Yhossie, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018

c) Latihan mengedan dan posisi persalinan


Latihan ini hanya dilakukan oleh ibu hamil usia kehamilan
lebih atau sama dengan 37 minggu. Gerakan yang dilakukan yaitu
29

posisi persalinan dan cara mengatur napas saat mengedan selama


persalinan.

4) Restorative (gerakan relaksasi)


Gerakan yang membantu tubuh dan pikiran menjadi lebih
tenang dan relaks. Tujuan gerakan ini adalah mengembalikan stamina,
meregangkan otot yang kaku, memberikan posisi yang nyaman dan
menenangkan tubuh (Suananda, 2018).
a) Melting heart pose (anahatasana)
Posisi berlutut, letakkan kedua tangan di lantai dan jalankan
kedua tangan di sampai lurus di depan kepala. Rebahkan dada, pipi
kanan di atas guling dan pejamkan kedua mata. Biarkan kedua
panggul terangkat, relaks dan nikmati peregangan pada pinggang.
Gerakan ini dapat dilakukan untuk ibu hamil dengan letak janin
sungsang untuk membantu mengembalikan poisisi janin letak kepala.

Gambar 13. Melting Heart Pose (Anahatasana)

Sumber : Suananda Yhossie, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018

b) Posisi tidur yang nyaman (Savasana)


Posisi ini merupakan saat yang tepat untuk menjalin
hubungan ibu dengan janin. Ibu dalam posisi relaks dan tenang,
merasakan tiap gerakan janin dan berbicara dari hati ke hati. Pastikan
miring kiri untuk menghindari tekanan pada vena cava inferior
terutama pada trimester ketiga. Sangga punggung dengan bantal dan
atur musik yang nyaman.
30

Gambar 14. Posisi Tidur yang Nyaman (Savasana)


Sumber : Suananda Yhossie, Prenatal dan Postnatal Yoga, 2018

E. Hasil Penelitian Terdahulu

1. Berdasarkan penelitian Ashari dkk (2019) di Kota Makasar tentang


hubungan yang signifikan pada intervensi senam prenatal yoga dalam
menurunkan kejadian kecemasan ibu hamil trimester III di Puskesmas
Pattingalloang dan Puskesmas Tamalate Kota Makassar menyatakan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan pada intervensi senam prenatal yoga
dalam menurunkan kejadian kecemasan ibu hamil trimester III.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Situmorang dkk (2020) di Kabupaten
Mukomuko tentang Pengaruh Pemberian prenatal yoga tehadap ibu hamil di
Kabupaten Mukomuko menyatakan bahwa sebagian besar mengalami
kecemasan sedang sebanyak 54,6% hingga berat yaitu sebanyak 33,3 %.
Sedangkan setelah diberikan intervensi berupa sena, prenatal yoga, Sebagian
besar ibu hamil primigravida tidak mengalami kecemasan yaitu sebesar
72,2%.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Amalia, Rusmini dan Yuliani (2020) di
Puskesmas I Kembaran Kabupaten Banyumas tentang perbedaan tingkat
kecemasan sebelum dan sesudah diberikan prenatal yoga di Puskesmas I
Kembaran Kabupaten Banyumas mendapatkan hasil rata-rata nilai tingkat
kecemasan oleh menyebutka bahwa terdapat perbedaan tingkat keceasan
yang ditunjukkan dengan rata-rata nilai tingkat kecemasan sebelum
31

perlakuan yaitu 24,92% dan setelah perlakuan yaitu 13,62%. Terapat


penurunan nilai rata-rata tingkat kecemasan sebesar 11,3%.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Windayanti, Widayati dan Kristiningrum
(2021) tentang Perbedaan Kecemasan Ibu Hamil Sebelum dan Setelah
Melakukan Prenatal Yoga mendapatkan hasil nilai p=0,000. Berdasarkan
penelitian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan kecemasan antara ibu
hamil sebelum dan sesudah dilakukan prenatal yoga hal ini juga didukung
oleh penurunan nilai rata-rata kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan
prenatal yoga dengan penurunan rata-rata sebanyak 4,87%. Penelitian ini
menggunakan design quasy eksperimen dengan prettest and posttest design
dan dengan Teknik sampling yaitu consecutive sampling.
32

BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, VARIABEL PENELITIAN
DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah model konseptual yang berkaitan
dengan bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau
menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting
untuk masalah (Lusiana., 2015). Kerangka konsep dari penelitian ini
yaitu :

Ibu Hamil Trimester III

Faktor Faktor
Internal Eksternal

Kecemasan

Prenatal Yoga

Gambar 4. Kerangka
Penurunan Kecemasan kosep

Gambar 15. Kerangka Konsep Penelitian

: Variabel yang diteliti


: Variabel yang tidak diteliti
: Variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen
Ibu hamil Trimester III dalam menghadapi persalinan dipengaruhi oleh
faktor internal (umur, pendidikan, pekerjaan) dan faktor eksternal (lingkungan
dan keluarga) sehingga menimbulkan kecemasan. Oleh karena itu, ibu hamil
33

Trimester III diberikan suatu latihan khusus untuk memepersiapkan fisik dan
mental dalam menghadapi persalinan yaitu dengan mengikuti prenatal yoga
yang bertujuan untuk menurunkan kecemasan ibu hamil dalam menghadapi
persalinan.

B. Hipotesis
Menurut (Suryaningsih, 2018) hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian
telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Berdasarkan kerangka konsep
diatas, Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ada pengaruh Prenatal Yoga
terhadap kecemasan pada ibu hamil trimester III.

C. Variabel dan Definisi Operasional


1. Variabel Penelitian
Variabel ialah suatu atribut atau sifat atau nilai orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian di Tarik kesimpulannya (Sugiyono, 2019).).
Adapun variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari :
a. Variabel Independen dari penelitian ini adalah Prenatal Yoga
b. Variabel Dependen dari penelitian ini adalah Kecemasan Ibu hamil
Trimester III
2. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah uraian tentang batasan-batasan variabel
yang akan diteliti secara operasional di lapangan (Masturoh dan Anggita,
2018). Definisi operasional dibuat dengan tujuan untuk memudahkan
dalam pelaksanaan pengumpulan data dan pengolahan serta analisis data.
34

Tabel 1
Definisi Operasional Variabel

Definisi Alat Skala


No Variabel Hasil Ukur
Operasional Ukur Ukur

1 Variabel Gerakan satu set SOP - -


independent: yoga selama
Prenatal kehamilan yang
Yoga dimulai dari
gerakan asana
hingga meditasi.
Diberikan 20
menit, dua kali
seminggu selama
4 minggu pada
ibu primigravida
TM III.

2 Variabel Ketegangan, Hamilton Skor Interval


dependen : gelisah, Anxiety 0-56
Kecemasan ketidaksiapan ibu Rating (dengan rentang)
pada hamil dalam Scale a. <14 = tidak ada
Primigravida menghadapi kecemasan
TM III persalinan, b. 14-20 =
membayangkan kecemasan ringan
proses persalinan c. 21-27 =
yang buruk kecemasan
sehingga dapat sedang
menimbulkan d. 28-41 =
rasa tidak kecemasan berat
percaya diri e. 42-56 =
dalam kecemasaan berat
menghadapi sekali
proses persalinan
yang normal.
35

BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Rancangan penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif
dengan desain penelitian eksperimental dengan quasi eksperimen karena
dalam penelitian ini peneliti tidak dapat mengendalikan sampel sepenuhnya.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group
pretest posttest design yaitu penelitian yang dilakukan sebanyak dua kali yaitu
sebelum eksperimen (pretest) dan sesudah perlakuan (posttest) dengan satu
kelompok subjek.
Perlakuan
O1 O2

Gambar 4.1
Rancangan One Group Pretest Posttest
Sumber : (Sugiyono, 2019)

Keterangan :
Perlakuan : Prenatal Yoga
O1 : tingkat kecemasan sebelum diberikan prenatal yoga
O2 : tingkat kecemasan setelah diberikan prenatal yoga
36

B. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Griya Kamini yang berlokasi di Kabupaten


Gianyar. Pemilihan lokasi penelitian karena Griya Kamini memberikan
layanan komplementer kepada ibu hamil termasuk memberikan layanan
prenatal yoga. Jumlah pegawai sebanyak enam orang dan yang bersertifikat
sebagai instruktur prenatal yoga sebanyak dua orang.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada Agustus 2022 sampai Oktober 2022
setelah usulan skripsi disetujui dan telah mendapatkan Etical Clearance.

C. Populasi, Sampel dan Sampling


1. Populasi
Menurut Sugiyono (2019), populasi adalah keseluruhan yang
dijadikan wilayah generalisasi yang keseluruhan subjek yang akan diundur
dan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil Trimester
III yang melakukan Prenatal Yoga di Griya Kamini pada tahun 2022
sebanyak 30 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi atau sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu
hamil Trimester III di Griya Kamini yang memenuhi kriteria inklusi, yaitu
sebagai berikut:
a. Kriteria inklusi:
1) Ibu Primigravida
2) Ibu Hamil Trimester III usia kehamilan 28 – 37 minggu
3) Belum pernah mengikuti prenatal yoga.
4) Tidak sedang mendapatkan terapi lain
5) Bersedia menjadi responden dan mengikuti penelitian hingga
selesai
37

b. Kriteria Eksklusi:
1) Ibu hamil yang mengalami komplikasi dalam kehamilan seperti
perdarahan, hipertensi, dan preklampsia
2) Ibu hamil yang memiliki cacat fisik (tidak dapat mengikuti gerakan
yoga.
3. Sampling
Teknik sampling yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah non probability sampling dengan bentuk purposive sampling yaitu
pengambilan sampel ini berdasarkan pertimbangan tertentu atau menggunakan
seleksi khusus yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat
populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Sugiyono, 2019). Besar sampel
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 30 orang ibu hamil
Trimester III.
D. Metode Pengumpulan data
1. Jenis Data
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer
dengan menggunakan lembar kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale
(HARS) dan lembar kusioner sosiodemografi/karakteristik yang terdiri dari
umur, pendidikan, pekerjaan, jumlah gravida.
2. Prosedur pengumpulan data
a. Prosedur administrasi
1) Peneliti mengajukan permohonan ijin penelitian dari institusi
dengan nomor surat DI.02.02.2621.TU.VII.2022 kepada pihak
Griya Kamini
2) Permohonan rekomendasi penelitian di tunjukan keapda Bupati
Gianyar Cq. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu dengan nomor surat DI.
02.02.2621.TU.VIII.2022.
3) Penelitian ini telah mendapat rekomendasi dari Dinas Penanaman
Modal satu pintu Kabupaten Gianyar dengan nomor
070/0528/DMP/2022.
38

4) Setelah mendapatkan surat ijin penelitian dari pihak terkait


selanjutnya peneliti melakukan kontrak waktu untuk melakukan
penelitian.
5) Peneliti menemui Pemilik Griya Kamini untuk memberikan surat
ijin penelitian dan memohon kerjasamanya selama waktu
pelaksanaan penelitian.

b. Prosedur teknis
1) Tahap persiapan
a) Penelitian ini telah lulus uji etik penelitian dengan nomor surat
DI.02.02/2548/ VIII/ 2022.
b) Alat dan bahan yang digunakan dilapangan seperti lembar
persetujuan menjadi responden, informed consent, SOP Prenatal
Yoga, dan kuesioner HARS.
2) Tahap pelaksanaanya
a) Peneliti menemui calon responden dan menjelaskan tentang tujuan
dan manfaat penelitian ini kemudian memberikan informed
consent.
b) Calon responden yang menyetujui dijadikan responden diminta
untuk menandatangani informed consent dan dilakukan pretest
dengan menggunakan lembar HARS dengan metode wawancara
yang dilakukan sebelum diberikan intervensi.
c) Peneliti dibantu oleh enumerator yang merupakan instruktur
prenatal yoga yang terlatih dan telah memiliki sertifikat prenatal
yoga.
d) Peneliti melakukan posttest dengan menggunakan lembar HARS.
e) Penilaian kecemasan intervensi satu, dua dan tiga dijumlahkan dan
dibuatkan rata-rata nilai kecemasan sebelum diberikan prenatal
yoga.
f) Penilaian terhadap kecemasan setelah diberikan prenatal yoga
diberikan dinilai dari rata-rata nilai kecemasan setelah prenatal
39

yoga ke satu, dua dan tiga. Nilai rata-rata menjadi nilai kecemasan
setelah diberikan prenatal yoga.
3. Instrument penelitian
Instrumen adalah suatu alat yang digunakan untuk melakukan
pengumpulan data dengan cara apapun (Notoatmodjo, 2018). Dalam
penelitian ini instrumen yang digunakan adalah SOP (Standar Operasional
Prosedur) yaitu SOP Prenatal Yoga dan instrument yang digunakan untuk
mengukur tingkat kecemasan adalah kuesioner Hamilton Anxiety Rating
Scale (HARS). Kusioner HARS merupakan kusioner pengukuran yang
sudah baku sehingga tidak perlu dilakuakn uji validitas dan reabilitas
instrumen.
E. Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
a. Editing
Peneliti melakukan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian
formulir atau kuisioner yang dikumpulkan oleh responden.
b. Coding
Kuisioner yang telah dikumpul diperiksa kelengkapannya
kemudian jawaban responden diberi angka sesuai dengan kode yang telah
disiapkan oleh peneliti.
1) Coding pada tingkat umur diberikan kode 1 jika berusia 20-30 tahun,
dan diberikan kode 2 jika berusia 30-40 tahun.
2) Coding untuk pendidikan yaitu SD/SMP coding 1, SMA coding 2,
Perguruan tinggi coding 3.
3) Coding Pekerjaan IRT coding 1, bekerja coding 2. Paritas untuk
prigravida coding 1, multigravida coding 2, dan grande multigravida
coding 3.
c. Scoring
Peneliti melakukan penilaian terhadap kecemasan dengan
menjumlahkan keseluruhan dari pernyataan. Skoring dari penelitian ini
40

jumlah keseluruhan skor HARS yang berkisar antara 0-56, dengan


pembagian skoring sebagai berikut :
1) Skore <14 = tidak ada kecemasan
2) 14-20 = kecemasan ringan
3) 21-27 = kecemasan sedang
4) 28-41 = kecemasan berat
5) 42-56 = kecemasaan berat sekali

d. Processin
Peneliti memasukan data-data hasil dari penelitian pada program
komuterisasi, dan data-data hasil penelitian yang dibuat dalam bentuk
pengelompokkan data.
e. Cleaning
Tahapan yang terakhir, peneliti melakukan pengecekkan kembali
data-data yang telah dimasukan untuk melihat kemungkinan adanya
kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya untuk
dilakukan koreksi kembali. Setelah dilakukan cleaning selanjutnya
dilakukan proses analisis data (Sugiyono, 2019).
2. Analisia data
a. Analisia univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran distribusi
variabel dependen dan independent yaitu variabel tingkat kecemasan ibu hamil
sebelum di berikan intervensi yoga ibu hamil dan tingkat kecemasan setelah
diberikan prenatal yoga. Analisis ini menghasilkan distribusi dan frekuensi
dari tiap variabel. Analisis deskriptif univariat yang terdiri dari umur,
pendidikan, pekerjaan, gravida diuji pada tiap variabel penelitian dengan
rumus:

Keterangan:
41

P : persentase
f : frekuensi yang teramati
n : jumlah sampel
b. Analisis bivariat
Setelah dilakukan analisis univariat, hasilnya diketahui karakteristik
atau distribusi setiap variabel, dan dapat dilanjutkan analisis bivariat. Analisis
bivariat dilakukan untuk membuktikan hipotesa penelitian dan mengetahui
adanya pengaruh antara variabel independent dengan variabel dependent, yaitu
Prenatal Yoga sebagai variabel independent dan kecemasan Primigravida
Trimester III sebagai variabel dependent. Data berdistribusi tidak normal
sehingga analisa data yang digunakan adalah uji non parametrik yaitu
Wilcoxon.

F. Etika Penelitian

Etika penelitian adalah hubungan timbal balik antara peneliti dan orang
yang diteliti sesuai dengan prinsip etika (Notoatmodjo, 2018). Dalam
melakukan penelitian peneliti harus memegang 4 prinsip, yaitu :

1. Menghormati harkat dan martabat manusia


Peneliti harus memberikan informasi kepada subjek penelitian tentang
tujuan dilakukannya penelitian. Peneliti juga harus membebaskan subjek
untuk berpartisipasi atau tidak. Untuk menghormati harkat dan martabat
subjek, peneliti menyiapkan lembar persetujuan (inform concent) yang
berisi tentang :
a. Manfaat penelitian.
b. Penjelasan kemungkinan adanya ketidaknyamanan yang terjadi.
c. Manfaat bagi subjek.
d. Persetujuan dari peneliti bahwa akan menjelaskan prosedur penelitian.
e. Persetujuan subjek dapat mengundurkan diri kapanpun.
f. Jaminan menjaga kerahasiaan identitas subjek.
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian
Peneliti tidak boleh membocorkan informasi terkait identitas
42

subjek. Karena setiap orang memiliki hak dasar berupa privasi dan
kebebasan dalam memberikan informasi. Sebagai pengganti identitas asli,
peneliti dapat menggunakan coding.
3. Keadilan dan keterbukaan
Peneliti harus memastikan bahwa semua subjek mendapat
perlakuan dan keuntungan yang sama. Semua subjek juga harus
dijelaskan tentang prosedur penelitian. Agar prinsip ini dapat terlaksana
dengan baik.
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan
Suatu penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Dampak yang merugikan bagi subjek harus diminimalisasi. Oleh
karena itu, penelitian harusnya dapat mencegah atau mengurangi rasa
sakit, cidera,stress ataupun kematian subjek.

Anda mungkin juga menyukai