Disusun Oleh:
Noer Dwi Yulia Rizkiyana
NIM: P27824122051
DOSEN PENGAMPU
Domas Nurchandra Pramudianti,SST.,M.Keb
NIP : 198902232020122005
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN SUTOMO
TAHUN AKADEMIK 2022-2023
LEMBAR PENGESAHAN
Tugas makalah pada mata kuliah Promosi Kesehatan dengan judul “Deteksi Dini
Kasus Pre-Eklampsia” telah disetujui oleh dosen pengampu mata kuliah Asuhan
Kebidanan pada tanggal 15 Maret 2023.
Dosen pengampu
Mata kuliah
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas Rahmat Hidayat dari Tuhan yang Maha Esa karena
Rahmat, karunia, Taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyalesaikan tugas makalah yang
berjudul “Deteksi Dini Kasus Pre-Eklampsia” ini dengan baik meskipun demikian masih
kurang didalamnya. Tidak lupa kami ucapkan kepada orang yang berjasa dalam pembuatan
makalah ini:
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................................................iii
BAB I ............................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................................ 2
1.4 Manfaat .............................................................................................................................. 2
1.5 Sistematika Penulisan ....................................................................................................... 2
BAB II .......................................................................................................................................... 3
KONSEP TEORI ........................................................................................................................ 3
2.1 Pengertian Deteksi Dini ........................................................................................................ 3
2.2 Konsep Pre-eklamsia......................................................................................................... 3
2.2.1 Pengertian Pre-eklamsia ............................................................................................ 3
2.2.2 Klasifikasi Pre-eklamsia ............................................................................................ 4
2.2.3 Etiologi Pre-eklamsia ................................................................................................. 4
2.2.4 Tanda dan Gejala Pre-eklamsia................................................................................ 5
2.3 Metode Pemeriksaan Deteksi Dini Kasus Pre-eklamsia ................................................ 7
2.3.1 Metode Pemeriksaan IMT ......................................................................................... 8
2.3.2 Metode Pemeriksaan ROT ........................................................................................ 9
2.3.3 Metode Pemeriksaan MAP (Mean Arterial Pressure) ............................................ 9
2.3.4 Metode Pemeriksaan Protein Urine ....................................................................... 10
BAB III ....................................................................................................................................... 15
PENUTUP .................................................................................................................................. 15
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 15
3.2 Saran................................................................................................................................. 15
3.2.1. Saran Untuk Mahasiswa........................................................................................... 15
3.2.2. Saran Untuk Dossen ................................................................................................. 15
3.3.3. Saran Untuk Lembaga .............................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 17
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kematian ibu dan perinatal masih sangat tinggi di Indonesia. Menurut Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (2002/2003), angka kematian ibu adalah
307.100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih relatif tinggi dibandingkan target
pemerintah tahun 2010 sebesar 125 kelahiran per 100.000 kelahiran hidup. Di Indonesia,
hipertensi gestasional merupakan penyebab utama kematian ibu hamil, selain perdarahan
1
1.3 Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
1.4 Manfaat
Manfaaat dari makalah ini yaitu:
Bab pertama pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan,
manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab kedua konsep teori, penulis akan menguraikan landasan teori tentang pengertian deteksi dini,
konsep pre-eklamsia, metode pemeriksaan deteksi dini kasus pre- eklamsia
Bab ketiga penutup, penulis akan menyimpulkan keseluruhan isi dari konsep teori, serta
memberikan saran untuk penulis selanjutnya.
2
BAB II
KONSEP TEORI
3
Pre-eklamsia adalah suatu kondisi yang terjadi pada trimester kedua
Kehamilan dan involusi postpartum ditandai dengan persalinan Setidaknya dua
dari tiga tanda utama adalah hipertensi, edema, dan proteinuria (Billington &
Stevenson, 2010). Pre-eklampsia adalah kondisi hipertensi yang terjadi ibu hamil
dengan usia kehamilan 20 minggu atau setelah melahirkan jika tekanan darah naik
menjadi 140/90 mmHg (Situmorang, Damayanti, Januarista dan Sukri, 2016).
Pre-eklampsia adalah kondisi hipertensi Kehamilan ditandai dengan tekanan
darah 140/90 mmHg menurut umur Kehamilan 20 minggu dengan proteinuria ≥
300 mg/24 jam (Nugroho,2012)
a. Pre-eklampsia ringan.
b. Preeklampsia berat
4
muda atau terlalu tua), riwayat keluarga pernah preeklampsia atau eklampsia atau
tekanan darah tinggi, penyakit ginjal dan Sistem kardiovaskular termasuk tekanan
darah tinggi yang ada sebelum kehamilan (Dewi & Sunarsih, 2011).
5
sistolik antara 140 dan 160 mm Hg dan tekanan darah diastolik 90-110 mm Hg,
proteinuria kuantitatif > 0,3 g/l dalam 24 jam, dahi bengkak, dinding perut,
lumbosakral,8 wajah atau tangan, ketidakhadiran dan disfungsi organ. tanda dan
gejala pre-eklampsia berat, termasuk tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau
tekanan darah diastolik >110 mmHg, trombosit <100>3g/ liter/24 jam) atau positif
3 atau 4, dalam studi kuantitatif di oliguria (urin <400 ml/24 jam), masalah otak,
gangguan penglihatan, sakit perut, gagal hati, gangguan perkembangan Intrauterin
(Rukiyah, Yulianti dan Lia, 2010)
6
c. Pembengkakan: Edema adalah akumulasi cairan yang umum dan
berlebihan dalam jaringan tubuh dan biasanya dapat diidentifikasi dengan
penambahan berat badan. Peningkatan setengah kilogram per minggu selama
kehamilan dianggap normal. tapi kalau naik 1 kg seminggu beberapa kali atau 3
kg sebulan maka diduga pre-eklampsia. Hal yang sama berlaku untuk berat badan
mungkin lebih dari 2,5 kg per minggu pada akhir kehamilan merupakan tanda pre-
eklampsia. menyebabkan kenaikan berat badan Retensi air di jaringan dan
kemudian muncul pembengkakan, tetapi tidak ada edema menghilang secara
diam-diam (Sarasvati, 2014).
7
Terdapat beberapa pengelompokan Indeks Masa tubuh seseorang mulai hingga
kurang atau lebih
BMI/IMT KATEGORI
<17,0-18,4 Kurus
18,5-25,0 Normal
25,1-27,0 Agak gemuk
>27,0 Obesistas
2.3.1 Metode Pemeriksaan IMT
Indeks massa tubuh (IMT) adalah indikasi apakah seseorang memiliki berat
badan sehat atau tidak sehat jika IMT orang tersebut lebih besar dari statusnya IMT
sehat, dalam hal ini risiko terhadap kesehatan mereka meningkat secara signifikan
penting Indeks massa tubuh (IMT) dapat dihitung menggunakan tinggi dan berat badan
tubuh seseorang Teori tersebut menjelaskan bahwa obesitas berhubungan dengan stres
oksidatif dan reaksi inflamasi. Reaksi inflamasi terjadi meningkatkan jumlah wanita yang
kelebihan berat badan dan berkontribusi pada tujuan Perubahan vaskular yang terkait
dengan pre-eklampsia. Peningkatan tekanan darah pada dinding arteri disebabkan
peningkatan kebutuhan darah untuk memasok jaringan tubuh dengan oksigen dan
Jumlah darah dalam pembuluh darah yang bersirkulasi juga meningkat peningkatan
berat badan. penambahan berat badan terlalu dini dalam waktu yang relatif singkat
selama kehamilan. Hal ini menyebabkan akumulasi cairan, yang menyebabkan
pembengkakan terutama pada wajah dan tungkai. Pembengkakan ini merupakan gejala
awal pre-eklampsia selama kehamilan. Meskipun teori defensiensi gizi adalah konsumsi
yang banyak mengandung asam lemak tak jenuh dapat menghambat produksi
tromboksan, aktivasi trombosit darah dan dengan demikian mencegah penyempitan
pembuluh darahdapat mengurangi risiko preeklampsia
8
Cara pemeriksaan dengan IMT yaitu dengan menghitung IMT ibu hamil
dengan Rumus :
maka akan didapatkan hasil IMT (Index Massa Tubuh). Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Reyes et al (2012) didapatkan bahwa ibu hamil
yang memiliki IMT >31 dapat menyebabkan dua kali resiko mengalami pre-
eklampsia. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bilano,
et.al (2014) bahwa ibu hamil yang memiliki IMT > 35 berpeluang lebih besar
terkena preeklampsia daripada ibu dengan IMT normal dan menyatakan bahwa
IMT memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pre-eklampsia pada kehamilan.
9
tekanan darah arteri pada trimester kedua lebih baik menjadi prediktor
preeklampsia dibanding tekanan darah sistolik ataupun tekanan darah diastolik.(
Suprihatin. 2015)
Jika Anda melewatkan tes protein urin trimester pertama ini, Anda dapat
mengikuti tes kehamilan trimester kedua. Jika Anda terbukti tidak mengalami
proteinuria, jangan santai setelah masa kehamilan dimulai pada trimester ketiga.
10
Lakukan tes protein urin lagi. Hal ini harus dilakukan untuk mengetahui apakah
kondisi berkemih tetap sehat selama trimester ketiga ini. Karena beberapa ibu
hamil menderita kondisi seperti preeklampsia dan juga diabetes pada trimester
ketiga. Oleh karena itu, lakukan tes protein urine saat kehamilan trimester pertama
dan lakukan tes lagi saat masa kehamilan mencapai tes kehamilan di trimester
ketiga. Beberapa metode dapat digunakan untuk memeriksa protein urin. Namun,
metode yang umum digunakan untuk melakukan tes urine adalah test stick atau
pengambilan sampel urin secara acak dan tes protein urin 24 jam. Berikut adalah
penjelasan mengenai metode yang digunakan untuk pemeriksaan protein dalam
urin.
a.Dipstick test
Pada pemeriksaan protein urin dengan asam asetat ini protein yang ada
dalam koloid dipresipitasikan. Pemberian asam asetat dilakukan untuk mencapai
atau mendekati titik isoelektris protein,pemanasan selanjutnya untuk mengadakan
denaturasi sehingga terjadilah presipitasi. Proses presipitasi dibantu oleh adanya
garam- garam yang telah ada dalam urin atau yang sengaja ditambahkan ke dalam
urin
Percobaan dengan asam asetat ini cukup peka untuk klinik, yaitu sebanyak
0,004 % protein dapat dinyatakan dengan tes ini. Asam asetat yang dipakai tidak
penting konsentrasinya tiap konsentrasi antara 3-6% boleh dipakai, yang penting
11
ialah pH yang dicapai dengan pemberian asam asetat, oleh karena itu ada yang
lebih suka memakai larutan penyangga pH 4,5 sebagai pengganti larutan asam
asetat, sehingga dengan reagen ini adanya garam- garam untuk mempresipitasikan
protein dengan sendirinya terjamin
1. Alat:
a. Tabung reaksi
b. Api spiritus
c. Penjepit tabung
d. Korek api
2. Bahan:
b. Urin
3. Cara kerja:
4. cara penilaiannya:
12
c. Positif++/2+:kekeruhan mudah dapat dilihat dan tampak butir-
butir dalam kekeruhan
1. Alat:
a. Tabung reaksi.
b. Spiritus.
c. Penjepit tabung.
2. Bahan:
b. Urin.
3. Cara kerja:
13
a. Siapkan 2 tabung reksi.
negatif.
4. Cara penilaiannya:
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pre-eklampsia adalah gangguan kehamilan yang membunuh ibu dan bayi.
Preeklampsia dibagi menjadi dua kategori yaitu. Pre-eklampsia ringan dan pre-eklampsia
berat. Sampai saat ini, penyebab preeklampsia belum diketahui secara pasti. Itulah
sebabnya pre-eklamsia disebut juga “ disease of theory” penyakit kesehatan yang
dicurigai secara teoritis. Pre-eklampsia ringan ditandai dengan: kehamilan lebih dari 20
minggu; peningkatan tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih selama 2 pemeriksaan
setiap 6 jam saat istirahat (pada pemeriksaan pertama dilakukan 2 kali setelah istirahat 10
menit); pembengkakan tekan di kaki (pretibia), dinding perut, lumbosakral, wajah atau
tangan; Proteinuria lebih dari 0,3 g/liter/2 jam, kualitatif +2.
Preeklampsia berat ditandai dengan tekanan darah sistolik > 160 mmHg, diastolik
> 110 mmHg, peningkatan enzim hati atau jaundice, trombosit < 100 > 3 g/L, nyeri perut
bagian atas, skotoma dan gangguan penglihatan lainnya atau nyeri frontal berat,
perdarahan retina, paru-paru . busung. Jika pre-eklampsia ringan dan berat pada ibu hamil
tidak ditangani dengan baik, dapat menyebabkan eklampsia pada ibu hamil jika ada tanda-
tanda preeklampsia.
3.2 Saran
15
Dalam pembuatan makalah yang berjudul “Asuhan Kebidan” masih
banyak memiliki kekurangan oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca
sangat kami harapkan demi melengkapi makalah ini dan semoga bermanfaat.
16
DAFTAR PUSTAKA
Fajarsari, D., & Prabandari, F. (2016). Pengaruh Paritas dan Indeks Masa Tubuh (IMT)
Terhadap Kejadian Pre-eklamsia di Kabupaten Banyumas
Sukaesih, Sri. (2012). Faktor-faktor yang berhubungan dengan Pengetahuan Ibu Hamil
Tanda Bahaya dalam Kehamilan di Puskesmas Tegal Selatan
Dewi, vivian nanny lia, dkk. 2011. Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika
Gusta, Dien Anggraini Nursal. Dkk. Faktor Resiko Kejadian Preeklamsi Pada IbuHamil
di RSUP M. DJAMIL Padang Tahun 2014.
Zainiyah, Zakkiyatus., Susanti, Eny., Setiawati, Lin (2020), Deteksi Dini Preeklampsia
Pada Ibu Hamil dengan IMT, ROT, MAP
17