Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ASUHAN KEEPERAWATAN HEPATIIS

Dosen Pengampu:

Ns. Leo Rulino, M.Kep

Ns. Astuti Lumbantoruan, S.Kep

Disusun oleh :

Chaerul Fahmi

(02127011)

D-III KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN HUSADA KARYA JAYA

Jln. STS III, RT.5/RW.18, Sunter Agung, Kec. Tj. Priok, Kota Jakarta
Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 14350

Tahun 2022-2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb, Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat


rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah dengan judul “Asuhan
Keperawatan Hepatitis” dapat selesai. Makalah ini dibuat dengan tujuan
memenuhi tugas dari Bapak Ns. Leo Rulino serta ibu Ns. Astuti selaku dosen
pada bidang studi Keperawatan Medikal Bedah 1.
Kami selaku penulis menyampaikan terima kasih kepada bapak Ns. Leo
Rulino serta ibu Ns. Astuti selaku dosen pengampu mata kuliah bidang studi
Keperawatan Medikal Bedah, serta seluruh pihak yang membantu dalam
proses penyusunan makalah ini. Penyusunan makalah ini bertujuan
menambah wawasan kepada pembaca tentang kebutuhan aktivitas dan
gangguan pemenuhan kebutuhan aktivitas.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini


masih banyak terdapat kesalahan. Oleh karena itu, kami mohon maaf atas
kesalahan dan ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah
ini. Kami, mengharapkan adanya kritik serta saran dari pembaca apabila
menemukan kesalahan dalam makalah ini untuk penyempurnaan selanjutnya.

Waalaikumsalam wr.wb

Jakarta 29 November 2022


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Eklampsia merupakan penyebab kematian ibu dan bayi yang tinggi


terutama di negara berkembang. Kematian akibat eklampsia meningkat lebih
tajadi dibandingkan pada tingkat preeklampsia berat. Kejadian preeklampsia
dan eklampsia bervarisi disetiap negara bahkan disetiap daerah. Dijumpai
berbagai faktor yang mempengaruhi diantaranya ialah rendahnya tingkat
pengetahuan ibu hamil, kurangnya Antenatal Care (ANC), diabetes mellitus,
hidramnion, hamil kembar dan usia ibu lebih dari 35 tahun.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat mengetahui masalah tentang dan asuhan keperawatan
pada klien dengan hepatitis.
2. Tujuan khusus
Secara khusus “ Hepatitis “ ini disusun agar Mahasiswa dapat mengetahui
tentang pengertian, etiologi, klasifikasi, manisfestasi klinis, patofisiologi,
pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, serta proses keperawatan

C. Ruang Lingkup
Dalam makalah ini, yang
D. Metode penulisan
Data dan informasi yang mendukung penulisan dikumpulkan dengan
melakukan penulusuran pada pustaka, pencarian sumber-sumber yang relavan
dan pencarian data melalui internet. Data dan informasi yang digunakan yaitu
data dari media elektronik dan beberapa Pustaka yang relavan.
E. Sistematika penulisan
Sistematika penulisan makalah ini disusun dalam 3 bab di antaranya :
1. Bab I pendahuluan yang berisi latar belakang, tujuan penulisan, manfaat
penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan
2. Bab II tinjauan teori yang berisi penjelasan teori yang berkaitan dengan
ADHD pada anak
3. Bab III penutup berisikan kesimpulan, saran dan daftar pustaka.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Medis


1. Pengertian
Eklamsia adalah kelainan pada masa kehamilan, saat persalinan,
atau setelah persalinan. Kondisi ini merupakan komplikasi berat dari pre-
eklampsia, yang ditandai dengan timbulnya kejang dan dapat disertai
koma. Ini merupakan kondisi langka namun serius, di mana tekanan darah
tinggi dapat menyebabkan kejang selama kehamilan. Kejang sendiri yakni
periode aktivitas otak yang terganggu dan dapat menyebabkan kondisi
penurunan kesadaran dan kejang hebat. Faktanya, eklamsia dapat
memengaruhi sekitar 1 dari setiap 200 wanita dengan pre-eklamsia.
Bahkan, siapapun dapat berisiko mengalami eklamsia meskipun tidak
memiliki riwayat kejang. Eklamsia sering terjadi setelah pre-eklamsia,
yang ditandai dengan adanya tekanan darah tinggi yang terjadi pada
kehamilan. Temuan lainnya mungkin juga ada seperti adanya protein
dalam urine. Apabila pre-eklamsia memburuk dan memengaruhi otak,
tentunya dapat menyebabkan kejang. Kondisi tersebut juga menandakan
adanya potensi risiko eklamsia.

2. Etiologi
Menurut penelitian Radjamuda dan Montolalu, (2014) faktor yang
berhubungan dengan kejadian preeklampsia adalah umur, dan riwayat
hipertensi (preeklampsia-eklampsia). Menurut penelitian Prasetyo,
Wijayanegara dan Yulianti, (2015) terdapat hubungan antara karakteristik
ibu hamil dengan kejadian preeklampsia diantaranya ditinjau dari segi
pekerjaan, usia, dan paritas. Menurut penelitian Isnawati (2012) Ibu hamil
yang terpapar asap rokok memiliki risiko mengalami preeklampsia 8.38
kali lebih besar daripada ibu hamil yang tidak terpapar asap rokok.
3. Patofiologi
Patofisiologi eklampsia berkaitan erat dengan gangguan pada
proses plasentasi yang diduga merupakan kelanjutan dari preeklampsia.
Selama proses kehamilan akan terjadi banyak perubahan terutama pada
bagian uterovaskular. Pada kehamilan normal, sitotrofoblas janin akan
bermigrasi ke rahim ibu dan menyebabkan remodeling pembuluh darah
endometrium. Proses ini nantinya akan memastikan suplai darah ke
plasenta.

4. Tanda dan gejala


Gejala utama eklampsia adalah kram yang terjadi sebelum, selama,
atau setelah melahirkan. Eklampsia selalu terjadi setelah preeklampsia.
Sedangkan preeklampsia sendiri bisa timbul sejak usia kehamilan
mencapai 20 minggu.
Preeklampsia ditandai dengan tekanan darah yang lebih dari 140/90 mm
Hg, adanya protein dalam urin, dan dapat disertai pembengkakan pada
tungkai. Jika tidak diobati, preeklampsia dapat menyebabkan eklampsia.
Dalam beberapa kasus, eklampsia yang akan datang dapat terjadi yang
ditandai dengan:
Tekanan darah semakin tinggi
Sakit kepala parah
Mual dan muntah
Sakit perut terutama di sisi kanan atas
Bengkak di tangan dan kaki
Gangguan penglihatan
Penurunan frekuensi dan jumlah urin (oligouria)
Peningkatan kadar protein dalam urin

5. Pemeriksaan penunjang
a. Tes Darah
Preeklampsia dan eklampsia sangat berkaitan dengan tekanan
darah. Maka dari itu, pemeriksaan darah menjadi salah satu tes yang
bisa dilakukan untuk mendiagnosis kondisi ini. Pemeriksaan ini
mencakup perhitungan sel darah lengkap yang bisa membantu
menunjukkan wanita hamil mengalami preeklamsia atau gangguan
lain. Penghitungan sel darah lengkap juga dapat digunakan untuk
melihat kadar bilirubin dan serum haptoglobin dalam darah. Selain itu,
akan diamati juga jumlah sel darah merah per volume darah. Sel darah
merah bertugas mengangkut oksigen agar asupan oksigen bagi ibu
hamil dan janin yang dikandung tetap terjaga serta terpenuhi.
b. Tes Kreatinin
Kerusakan ginjal bisa menjadi salah satu tanda wanita hamil
mengalami eklampsia. Untuk memastikan kerusakan terjadi karena
gangguan ini, perlu dilakukan tes fungsi ginjal, salah satunya tes serum
kreatinin. Zat ini merupakan hasil buangan dari otot yang dialirkan
melalui darah serta dikeluarkan melalui ginjal. Namun, saat ginjal
mengalami kerusakan karena eklampsia, proses ini jadi terganggu
kemudian menyebabkan kadar kreatinin bertambah dan tak dapat
disaring.
c. Tes Urine
Kemungkinan preeklampsia dan eklampsia juga bisa dilihat melalui tes
urine. Pada pemeriksaan ini, akan dilihat ada atau tidak keberadaan
protein dalam urine yang merupakan salah satu tanda penting
terjadinya preeklamsia dan eklamsia pada ibu hamil.

6. Pentalaksanaan medis
Eklamsia merupakan kegawatdaruratan medis yang memerlukan
penatalaksanaan segera untuk mencegah mortalitas ibu dan janin.
Terminasi kehamilan merupakan tata laksana definitif pada penyakit ini.
Terapi suportif yang mencakup airway, breathing, dan circulation harus
dipastikan. Magnesium sulfat dapat digunakan untuk mengobati dan
mencegah eklamsia.
7. Komplikasi
Tanpa penanganan yang tepat, eklampsia dapat menyebabkan komplikasi
serius, termasuk kematian ibu hamil dan janin. Eklampsia yang tidak
diobati juga dapat menyebabkan sejumlah komplikasi kesehatan, seperti:
Efek samping kejang, seperti lidah tergigit, patah tulang, cedera kepala,
dan pneumonia aspirasi karena isi lambung masuk ke saluran pernapasan
Kerusakan susunan saraf pusat, pendarahan di otak, gangguan penglihatan,
bahkan kebutaan, akibat kejang berulang
Kerusakan organ, seperti gagal ginjal dan gagal hati
Sindrom HELLP dan gangguan pada sistem peredaran darah, seperti
koagulasi intravena diseminata atau koagulasi intravaskular diseminata
(DIC)
Gangguan kehamilan, seperti retardasi pertumbuhan janin , solusio
plasenta , oligohidramnion , atau bayi lahir prematur
Penyakit jantung koroner dan stroke
Risiko preeklampsia dan eklampsia pada kehamilan berikutnya

B. Konsep Dasar Keperawatan


1. Pengkajian
a. Anamnesa
Pengkajian pada pasien dengan kasus hipertensi dalam kehamilan
meliputi:
1) Identitas umum ibu, seperti:nama, tempat tanggal
lahir/umur,pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agama, dan alamat
rumah
2) Data Riwayat Kesehatan
b. Riwayat kesehatan sekarang :
Biasanya ibu akan mengalami: sakit kepala di daerah frontal,terasa
sakit di ulu hati/ nyeri epigastrium, bisa terjadi gangguanvisus, mual
dan muntah, tidak nafsu makan, bisa terjadigangguan serebral, bisa
terjadi edema pada wajah danekstermitas, tengkuk terasa berat, dan
terjadi kenaikan berat badan 1 kg/ minggu.
c. Riwayat kesehatan Dahulu
Biasanya akan ditemukan riwayat: kemungkinan ibu
menderitapenyakit hipertensi pada kehamilan sebelumnya,
kemungkinanibu mempunyai riwayat preeklampsia dan eklampsia
padakehamilan terdahulu, biasanya mudah terjadi pada ibu
denganobesitas, ibu mungkin pernah menderita gagal ginjal kronis
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kemungkinan mempunyai riwayat kehamilan denganhipertensi dalam
keluarga.
e. Riwayat Perkawinan
Biasanya terjadi pada wanita yang menikah di bawah usia 20 tahun
atau di atas 35 tahun.
f. Riwayat ObstetriBiasanya hipertensi dalam kehamilan paling sering
terjadi pada ibuhamil primigravida, kehamilan ganda, hidramnion,dan
molahidatidosa dan semakin semakin tuanya usia kehamilan
(Prawirohardjo, 2013).

2. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan mengalami
kelemahan.
TD :Pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan tekanan darah sistol
diatal 140 mmHg dan diastol 90 mmHg.
Nadi : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan denyut
nadi yang meningkat, bahkan pada ibu yang mengalami eklampsia akan
ditemukan nadi yang semakin cepat

Nafas : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan nafas
pendek, dan pada ibu yang mengalami eklampsia akan terdengar bunyi
nafas yang berisik dan ngorok.
Suhu :Ibu hamil yang mengalami hipertensi dalam kehamilan biasanya
tidak ada gangguan pada suhunya, tetapi jika ibu hamil tersebut
mengalami eklampsia maka akan terjadi peningkatan
suhu.

3. Pemeriksaan Penunjang
Mitayani (2011), mengatakan beberapa pemeriksaan penunjang hipertensi
dalam kehamilan yang dapat dilakukan adalah :
1) Pemeriksaan laboratorium
a) Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah
 Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal untuk
wanita hamil adalah 12-14 gr%)
 Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol%)
 Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450 ribu/mm3
b) Urinalisis
Untuk menentukan apakah ibu hamil dengan hipertensi
tersebutmengalami proteinuriaatau tidak. Biasanya pada ibu
hipertensiringan tidak ditemukan protein dalam urin.
c) Pemeriksaan fungsi hati
 Bilirubin meningkat (N=< 1 mg/ dl)
 LDH (Laktat dehidrogenase) meningkat
 Aspartat aminomtransferase (AST) > 60 ul.
 Serum glutamat pirufat transaminase (SGPT) meningkat
(N:15-45 u/ml).
 Serum glutamat oxaloacetic trasaminase (SGOT)
meningkat(N: < 31u/l).
 Total protein serum normal (N: 6,7-8,7 g/dl).
d) Tes kimia darah
Asam urat meningkat (N: 2,4-2,7 mg/ dl).

2) Radiologi
 Ultrasonografi : bisa ditemukan retardasi pertumbuhan janin
intrauterus, ernapasan intrauterus lambat, aktivitas janin
lambat,dan volume cairan ketuban sedikit
 Kardiotografi
Diketahui denyut jantung janin lemah
3) Data sosial ekonomi
Hipertensi pada ibu hamil biasanya lebih banyak terjadi pada Wanita
dengan golongan ekonomi rendah, karena merekakurangmengonsumsi
makanan yang mengandung protein dan juga melakukan perawatan
antenatal yang teratur.
4) Data Psikologis
Biasanya ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan
beradadalam kondisi yang labil dan mudah marah, ibu merasa
khawatirakan keadaan dirinya dan keadaan janin dalam
kandungannya, diatakut anaknya nanti lahir cacat ataupun meninggal
dunia, sehingga iatakut untuk melahirkan (Prawihardjo, 2013).

4. Kemungkinan Diagnosis Keperawatan


Purwaningsih dan Fatmawati (2010); Reeder dkk (2011),
menyebutkanbeberapa kemungkinan diagnosa yang terjadi pada ibu hamil
dengan hipertensi diantaranya adalah:
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hipoventilasi
b. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
kurangsuplai oksigen ke jaringan
c. Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis
5. Intervensi keperawatan
Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi
hasil
Pola nafas tidak efektif
berhubungan dengan
hipoventilasi

6. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah suatu proses pelakasanaan terapi keperawatan
keluarga yang berbentuk intervensi mandiri atau kolaborasi melalui
pemanfaatan sumber - sumber yang dimiliki keluarga. Implementasi
diprioritaskan sesuai dengan kemampuan keluarga dan sumber yang
dimilikioleh keluarga (Sudiharto, 2007)

7. Evaluasi
evaluasi keperawatan adalah suatu proses menilai diagnosis
keperawatan keluarga yang teratasi, teratasi sebagian, atau timbul masalah
baru. Melalui kegiatan evaluasi, perawat dapat menilai pencapaian tujuan
yang di harapkan dan tujuan yang telah di capai oleh keluarga. Bila
tercapaisebagian atau timbul masalah keperawatan baru, kita perlu
melakukanpengkajian lebih lanjut, memodifikasi rencana, atau mengganti
dengan rencana yang lebih sesuai dengan kemampuan keluarga (Sudiharto,
2007).
BAB III
TINJAUAN KASUS

Ny.H berumur 25th agama islam bekerja sebagai IRT Pendidikan terakhir SMA
datang kerumah sakit pada tangal 29 november 2022 bersama suaminya yang
bernama Tn.M berumur 30th bekerja sebagai pegawai swasta Pendidikan terakhir
SMA beralamat kelapa gading dengan keluhan kejang dan pusing. Klien
mengatakan pernah mengalami penyakit darah tinggi, kencing manis dan asma,
serta ibunya menderita penyakit darah tinggi dan jantung. Setelah dilakukan
pemeriksaan fisik keadaan umum : tampak sakit sedang, kesadaran : compos
mentis TTV : td = 180/120, nadi = 88x/menit, rr= 24x/menit, suhu=36 derajat
celcius.

1. Pengkajian

Anda mungkin juga menyukai