PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1) Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan komprehensif dengan PEB di RS Sumber Kasih sesuai
dengan asuhan kebidanan yang dituangkan ke dalam SOAP.
2) Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan asuhan kebidanan persalinan dengan PEB pada Ny. K
b. Mampu melakukan asuhan kebidanan masa nifas pada Ny. K
c. Mampu melakukan Asuhan Kebidanan bayi baru lahir Ny. K
d. Mampu melaksanakan pendokumentasian asuhan kebidanan pada masa kehamilan,
persalianan, masa nifas dan bayi baru lahir dengan baik dan benar.
1.3 Manfaat
1) Manfaat Teori
Diharapkan mampu melakukan asuhan yang sesuai dengan teori yang sudah ada, bahwa
setelah dilakukan asuhan mendapatkan hasil yang diharapkan.
2) Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat bermanfaat sebagai bahan dokumntasi, informasi dan juga sebagai bahan
perbandingan studi kasus selanjutnya.
b. Bagi Lahan Praktek
Diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan bentuk pelayanan yang
dilakukan sesuai dengan teori yang berkembang dan standar asuhan kebidanan yang
berlaku.
c. Bagi Kelompok
Dapat meningkatkan pengetahuan yang didapat selama perkuliahan serta dapat
mengaplikasikannya dalam penanganan kasus persalinan pada ibu dengan PEB.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. Etiologi
Penyebab pasti Preeklampsia masih belum jelas. Hipotesa faktor-faktor etiologi
Preeklampsia bisa diklasifikasikan menjadi 4 kelompok, yaitu : genetic, imunologik, gizi
dan infeksi serta infeksi antara factor-faktor tersebut. Ada beberapa teori yang mencoba
menjelaskan perkiraan etiologi dari kelainan tersebut sehingga kelainan ini sering dikenal
dengan “The disease of theory” adapun teori-teori tersebut antara lain :
1. Peran prostasiklin dan tromboksan S
Pada Preeklampsia didapatkan kerusakan pada endotel vaskuler sehingga terjadi
penurunan produksi prostasiklin (PGI-2) yang pada kehamilan normal meningkat,
aktivasi penggumpalan dan fibrinolisis. Aktivasi trombosit menyebabkan pelepasan
tromboksan (TxA2) dan serotonin sehingga terjadi vasospasme dan kerusakan endotel.
2. Peran faktor imunologis Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama, hal ini
dihubungkan dengan pembentukan blocking antibodies terhadap antigen plasenta yang
tidak sempurna. Beberapa wanita dengan Preeklampsia mempunyai kompleks imun
dalam serum. Beberapa study yang mendapati aktivasi komplemen dan system imun
humoral pada Preeklampsia.
3. Peran faktor genetik / familial Beberapa bukti yang mendukung factor genetik pada
Preeklampsia antara lain:
Preeklampsia hanya terjadi pada manusia
Terdapat kecenderungan meningkatnya frekuensi Preeklampsia pada anak-anak
dari ibu yang menderita Preeklampsia.
Kecenderungan meningkatnya frekuensi Preeklampsia pada anak cucu ibu hamil
dengan riwayat Preeklampsia dan bukan ipar mereka.
Peran Renin-Angiotensin-Aldosteron-System (RAAS).
3. Patofisiologi
Perubahan pokok pada preeklampsia adalah spasmus pembuluh darah disertai
dengan retensi garam dan air. Dengan biopsi ginjal, Althchek dkk. (1968) menemukan
spasmus yang hebat pada arteriola glomerulus. Pada beberapa kasus lumen arteriola
demikian kecilnya sehingga hanya dilalui oleh satu sel darah merah. Bila dianggap
bahwa spasmus arteriola juga ditemukan di seluruh tubuh, maka mudah dimengerti
bahwa tekanan darah yang meningkat tampaknya merupakan usaha mengatasi kenaikan
tahanan perifer, agar oksigenisasi jaringan dapat dicukupi, kenaikan berat badan dan
oedema disebabkan penimbunan cairan yang berlebihan dalam ruang interstitial belum
diketahui sebabnya.
Telah diketahui bahwa pada preeklampsia dijumpai kadar aldosteron yang rendah
dan konsentrasi prolaktin yang tinggi daripada kehamilan normal. Aldosteron penting
untuk mempertahankan volume plasma dan mengatur retensi air dan natrium. Pada
preeklampsia permeabilitas pembuluh darah terhadap protein meningkat (Wiknjosastro,
2007). Perubahan-perubahan yang terjadi pada preeklampsia :
Perubahan pada plasenta dan uterus
Menurunnya aliran darah ke plasenta mengakibatkan gangguan fungsi plasenta. Hal
ini menyebabkan terjadinya gawat janin sampai kematiannya karena kekurangan
oksigenasi. Kenaikan tonus uterus dan kepekaan terhadap perangsangan sering
didapatkan pada preeklampsia dan eklampsia.
Perubahan pada ginjal
Disebabkan oleh aliran darah ke dalam ginjal menurun, sehingga menyababkan
filtrasi glomerulus mengurang. Penurunan filtrasi glomerulus akibat spasmus
arteriolus ginjal menyebabkan filtrasi natrium melalui glomerulus menurun, yang
menyebabkan retensi garam dan air.
Perubahan pada retina
Pada peeklampsia tampak oedema retina, spasmus setempat atau menyeluruh pada
satu atau beberapa arteri jarang terlihat perdarahan atau eksudat. perubahan lainnya
pada retina yaitu retinopatia arteriosklertika, ablasio retina, skotoma, diplopia dan
ambliopia.
Perubahan pada paru-paru
Oedema paru-paru merupakan sebab utama kematian preeklampsia dan eklampsia.
Komplikasi ini disebabkan oleh dekompensasio kordis kiri.
Perubahan pada otak
Resistensi pembuluh darah dalam otak pada hiertensi dalam kehamilan lebih tinggi
daripada eklampsia. Walaupun demikian, aliran darah ke otak dan pemakaian
oksigen oleh otak hanya menurun pada eklampsia.
Perubahan pada metabolisme air dan elektrolit
Hemokonsentrasi yang menyertai preeklampsia dan eklampsia tidak diketahui
sebabnya. Terjadi pergeseran cairan dari ruang intravaskuler ke ruang interstisial.
Kejadian ini diikuti oleh kenaikan hematokrit, peningkatan protein serum, sering
bertambahnya oedema menyebabkan volume darah mengurang dengan akibat
hipoksia. Dengan perbaikan keadaan, hemokonsentrasi berkurang, sehingga
turunnya hematokrit dapat dipakai sebagai ukuran tentang perbaikan keadaan
penyakit dan tentang berhasilnya pengobatan.
Pada penderita yang masuk rumah sakit sudah dengan tanda-tanda preeclampsia berat
segera harus diberi sedativa yang kuat untuk mencegah timbulnya kejang-kejang. Apabila
sesudah 12-24 jam bahaya akut dapat diatasi dapat difikirkan cara terbaik untuk
menghentikan kehamilan. Tindakan ini perlu utuk seterusnya bahaya eklampsia. Sebagai
pengobatan untuk mencegah timbuya kejang-kejang dapat diberikan:
a. Larutan sulfas magnesikus 40% sebanyak 10 ml (4gram), disuntikkan intarmuskulus
bokong kiri dan kanan sebagai dosis permulaan dan dapat diulang 4 gram tiap 6 jam
menurut keadaan. Tambahan sulfas magnesikus hanya diberikan bila diuresis baik,
refleks patella positif, dan kecepatan pernafasan lebih dari 16 er menit. obat tersebut,
selain menenangkan juga menurunkan tekanan darah dan meningkatkan diuresis;
b. Klorpomazin 50 mg intramuskulus; c. Diazepam20 mg, intramuskulus.
Kadang – kadang keadaan penderita dengan pengobatan tersebut menjadi lebih baik.
Akan tetapi umumnya pada preeklampsia berat sesudah bahaya akut berakhir sebaiknya
dipertimbangkan untuk menghentikan kehamilan oleh karena dalam keadaan demikian
harapan bahwa janin hidup terus tidak besardan adanya janin dalam uterus menghambat
sembuhnya penderita dari penyakitnya.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN ANTENATAL CARE PADA NY. K
DENGAN HIPERTENSI DAN RIWAYAT
SECTIO CAESARIA DI RS SUMBER KASIH
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama Ibu : Ny. K Nama Suami : Tn. R
Umur : 29 tahun Umur : 30 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa :Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SD Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Desa Muara Alamat : Desa Muara
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan pusing dan lemas.
3. Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatitis,
Campak, menderita penyakit keturunan seperti asma, jantung, diabetes, hipertensi
5. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakam KB apapun.
C. ASSESSMENT
Ny. K G3P2A0 usia 29 tahun, gravida 32-33 minggu dengan hipertensi dan riwayat SC 2x.
D. PLANNING
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga → Hubungan terbina dengan baik.
2. Memberitahukan ibu tentang hasil pemeriksaan → Tekanan darah ibu tinggi dan
posisi janin baik.
3. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat → Ibu bersedia untuk istirahat cukup.
4. Mengajarkan ibu teknik relaksasi dan distraksi → Ibu mampu melakukan teknik
relaksasi.
5. Menjelaskan tanda-tanda bahaya kehamilan → Ibu memahami dan mampu
mengulangi informasi.
6. Menjadwalkan kontrol ulang berikutnya → Ibu bersedia datang kembali dua minggu
kemudian atau bila ada keluhan.
ASUHAN INTRANATAL CARE PADA NY. K
DENGAN PEB DAN RIWAYAT SECTIO CAESARIA
DI RS SUMBER KASIH
1. Data Subjektif
A. Biodata :
Nama : Ny. K Nama : Tn. R
Umur : 29 tahun Umur : 30 tahun
Pendidikan : SD Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak bekerja Pekerjaan : Swasta
Alamat : Blok Muara Wetan RT 02 RW 04 Desa Muara Suranenggala
4. Planning
1. Membina hubungan baik dengan pasien dan keluarga
Hubungan telah terbina dengan baik
2. Menjelaskan tujuan dan tindakan yang akan diberikan
Pasien dan keluarga mengerti tujuan dan tindakan yang akan diberikan
3. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada pasien dan keluarga
Pasien dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan
4. Monitoring tanda-tanda vital pasien dengan memasang alat monitor TTV dan
SpO2
Alat monitor TTV sudah terpasang
5. Observasi adanya tanda-tanda eklampsi
6. Observasi adanya tanda-tanda dan gejala persalinan
7. Menganjurkan pasien untuk tidur miring ke kiri
Pasien tidur miring ke kiri
8. Monitoring kesejahteraan janin dengan memasang alat CTG
Alat CTG sudah terpasang
9. Melibatkan suami atau keluarga dalam setiap tindakan
10. Menganjurkan salah satu anggota keluarga untuk selalu mendampingi dan
memberikan motivasi
Pasien didampingi oleh suami
11. Mengajarkan tekhnik relaksasi tarik nafas dalam
Pasien mampu melakukan tekhnik relaksasi tarik nafas dalam
12. Mengajarkan pada keluarga untuk memberikan rasa nyaman pada pasien dengan
cara pemijatan pada daerah pinggang untuk mengurangi rasa nyeri
Keluarga dapat melakukannya dan pasien merasa nyaman
13. Konsul dr. Amelia SpOg, advice:
Prosedur tetap pasien PEB (pemberian obat MgSO4 dan memasang DC)
Pemberian oksigen
Pemberian obat kortikosteroid (injek Dexamethason 4x2 amp)
Pemberian obat antihipertensi (dopamet 3x250 mg, nifedifin 3x10 mg)
Observasi ketat TTV dan DJJ
Rencana USG malam ini
Puasakan pasien
Rencana SC besok pagi jam 07.00 WIB
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. K 2 JAM POST SC
DI RS SUMBER KASIH CIREBON
No RM : 8125462
Tempat : Rs. Sumber Kasih
Tanggal & jam masuk RS : 27-03-2018 pkl 17.38 wib
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama ibu : Ny. K Nama Suami : Tn. R
Umur : 29 th Umur : 30 th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa Suku/bangsa : Jawa
Pendidikan : SD Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Blok muara wetan rt 02/rw 01 desa muara suranenggala Cirebon
2. Keluhan Utama
Pasien mengatakan kaki masih terasa baal
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis
b. Standar emosional : stabil
c. Tanda vital
-TD 128/86 - Rr 23 x/m
-Nadi 86x/m - Suhu 36 c
d. Kepala dan leher
-Oedema wajah : tidak ada
-Mata : Simetris, sclera anikterik, conjugtiva ananemis
-Mulut : Bersih, bibir merah muda, tidak ada caries
-Leher : Tidak teraba pembengkakan kelenjar tyroid dan vena jugularis
e. Payudara
-bentuk : simetris
-Benjolan : tidak ada
-Putting susu : menonjol
-Pengeluaran ASI : belum ada
f. Abdomen
- Luka operasi : baik tidak ada rembes
- TFU post partum : 2 jari bawah pusat
- Kontraksi uterus : baik
- Kandung kemih : kosong
g. Ekstremitas
- Oedema : tidak ada
- Varices : tidak ada
h. Genitalia Luar
- Oedema : tidak ada
- Varices : tidak ada
- Pengeluaran lokhea : rubra, perdarahan masih dalam batas normal
i. Anus : tidak ada hemoroid
C. ASSESMENT
Ny. K 30 tahun P3A0 2 jam post Sc dengan keadaan umum baik
D. PLANNING
1. Bina hubungan baik dengan pasien dan keluarga
2. Diskusikan dengan pasien dan keluarga tentang perawatan luka post operasi
Pasien dan keluarga mampu memahami tentang perawatan luka
3. Diskusikan dengan pasien dan keluarga tentang cara mobilisasi miring kanan kiri bila
kaki sudah bisa digerakkan
Pasien mampu memahami tentang cara mobilisasi miring kanan kiri bila kaki
sudah bisa di gerakkan
4. Observasi keadaan umum, TTV 4 jam sekali
TD : 128/86, N:84x/m, RR : 23x/m SH:36 C
5. Observasi kontaksi uterus, dan perdarahan setiap 1 jam
Kontarksi uterus baik, TFU 2 jari bawah pusat, luka operasi (+) rembes (-)
perdarahan pervaginam dalam batas normal
6. Kaji tanda tanda syok
7. Kolaborasi dengan dr.Widodo SpAn, advice :
- Observasi k/u dan TTV
- Jam 15.00 boleh minum
- Jam 17.00 boleh makan
- Inj keterolac 3x1
- Inj ondancentron 3x1
8. Kolaborasi dengan dr.Amelia SpOg, advice :
- Observasi k/u dan TTV
- ceftriaxone 2 x 1 gr
- keterolac 3x1 amp
- MgSO4 lanjutkan sesuai protap sampai 24 jam post SC
- Aff DC 24 jam post Sc
- Cek HB 6 jam post SC
ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY.K 29TH DENGAN P3A0 6-8 JAM POST SC
DI RS SUMBER KASIH
A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
Nama ibu : Ny. K Nama Suami : Tn. R
Umur : 29 th Umur : 30 th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa Suku/bangsa : Jawa
Pendidikan : SD Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Blok muara wetan rt 02/rw 01 desa muara suranenggala Cirebon
2. Keluhan Utama
Pasien Mengatakan Nyeri Luka OP
3. Riwayat Penyakit
Pasien mengatakan ini merupakan operasi sesar yg k 3. Tidak ada riwayat penyakit
jantung, diabetes. Pasien memiliki riwayat PEB pada setiap kehamilan
B. DATA OBYEKTIF
1. Keadaan Umum : Sedang
2. Kesadaran : Composmetis.
3. Tanda Vital : TD : 130/90 Mmhg Nadi : 88 x /menit
SH : 36,4°C RR : 24 x /menit
4. Kepala : Tidak ada kelainan
5. Mata : Tidak ada kelainan.
6. Mulut : Tidak ada kelainan.
7. Leher : Tidak ada kelainan.
8. Hidung : Normal nafas cuping hidung tidak ada.
9. Dada : Bentuk payudara simetris puting menonjol
10. Perut : Luka Operasi Tampak tertutup kassa steril, tidak ada rembes
TFU 2 Jari di bawah pusat
11. Extremitas : Atas (tidak ada oedema)
bawah (oedema) reflek pattela (+)
12. Genitalia : p/v dbn
Terpasang DC
13. Hasil Laboraturium
HB : 5.5g/dl ( post op)
C. ASSESMENT
Ny. K 29 Th 6-8 jam Post OP SC dengan Anemia.
D. PLANNING
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasien dan keluarga
Pasien dan kelurga mengerti dengan penjelasan yang diberikan bidan dan merasa
senang dan lega
2. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan genetalia dengan mengganti pampers
bila pampers penuh darah atau kotor
Pasien dan keluarga mengerti penjelasan bidan dan mampu mengulang penjelasan
bidan serta pasien dan keluarga mengatakan akan berusaha melaksanakan anjuran
tersebut
3. Menjelaskan dan menganjurkan tentang perawatan luka operasi
Pasien mengerti penjelasan bidan dan berusaha untuk melakukan anjurannya
4. Menganjurkan untuk mobilisasai bertahap
Pasien mengerti dan dapat melakukan mobilisasi bertahap dibantu oleh keluarga
5. Konsul dr Amelia, SpOG, advice:
Transfusi 2 labu PRC
Observasi KU, TTV, luka operasi dan perdarahan.
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NY. K DENGAN BBLR
DI RS SUMBER KASIH
No RM : 8129057
Tanggal Pengkajian : 28 Maret 2018
Jam : 08.35 WIB
Tempat : Ruang OK RS Sumber Kasih
1. DATA SUBJEKTIF
A. Biodata
Nama : By. Ny. K
Hari/ Tanggal lahir/ jam lahir : Rabu/ 28 maret 2018/ 08.35 wib
Alamat : Blok muara wetan rt 02/rw 01
Desa muara suranenggala Cirebon
2. DATA OBJEKTIF
A. Keadaan umum
1. Kesadaran : composmentis
2. Keadaan umum : sedang
3. Jenis kelamin : laki-laki
4. Berat badan : 1715 gram
5. Panjang badan : 41 cm
6. Lingkar kepala : 30 cm
7. Lingkar dada : 26 cm
8. Apgar Score :7/9
9. Cacat : tidak ada
10. Anus : ada
11. Suhu : 36,6 C
12. Nadi : 113-136 x/m
13. Respirasi : 54 x/m
14. SPO2 : 100 %
B. Pemeriksaan fisik
Kepala : simetris, rambut tipis bersih, tidak terdapat caput
Mata : simetris, conjungtiva ananemis, sclera normal,
palpebra normal
Hidung : tidak terdapat cuping hidung, secret tidak ada
Mulut : bersih, tidak ada secret, tidak ada hipersaliva, tidak ada
Cianosis, lidah bersih
Leher : simetris, tidak ada pembesaran kelenjar vena jugolaris,
tidak terdapat benjolan
Dada : simetris, terdapat nafas cepat, retraksi dada minimal
Abdomen : simetris, tidak terdapat benjolan, bising usus ada,, tali
pusat segar
Genetalia : normal
Ekstremitas : terdapat anus, jari tangan dan kaki normal
3. ASSESMENT
Bayi baru lahir sc atas indikasi PEB + riwayatSC + riwayat eklampsi + smk + BBLR
dengan asfiksia ringan.
4. PLANNING
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga
2. Melakukan inform consent dan menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
3. Menerima bayi, jaga hangat, atur posisi, isap lender, keringkan, atur posisi
kembali
4. Menilai ulang keadaan bayi -> bayi menangis spontan, rawat tali pusat, jaga
hangat
5. Setelah 10 menit kemudian ->bayi menangis merintih, gerak aktif, muntah tidak
ada, kembung tidak ada, sesak ada, retraksi dada tidak ada, cianosis tidak
ada,oksigen ½ liter/menit, rawat tali pusat
6. Observasi keadaan umum dan TTV -> Sh :36,6 C, nadi :113-136 x/m,
respirasi :54 x/m, SPO2 :100 %
7. Kolaborasi dengan dr.Ludy, SpA advice :
- Rawat NICU
- Observasi keadaan umum dan TTV -> apabila keadaan bayi memburuk lapor
segera dr. SpA
- Rawat bayi di inkubator
8. Menjelaskan kepada orang tua tentang keadaan bayi dan advice dokter -> keluarga
mengeri tentang keadaan bayi dan setuju bayi dirawat di ruang NICU
9. konfirmasi ruang NICU -> ruang NICU sudah siap
10. Mengantar bayi ke ruang NICU
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, oedema, dan
proteinuria yang timbul saat kehamilan. Pre eklampsia berat adalah penyakit yang
mempuyai dua atau lebih gejala seperti tekanan sistolik Tekanan darah sistolik ³ 160
mmHg, Tekanan darah diastolik ³ 110 mmHg, proteinuria > 5 g dalam 24 jam, Oliguaria
< 400 ml/24 jam, keluhan serebral, nyeri epigasrtium, edema paru-paru atau sianosis.
Preeklampsi berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai timbul nya hipertensi
160/110 mmhg atau disertai pritein uria atau oedema 20 minggu atau lebih. Factor utama
adalah genetic, jika ibu atau mertua memiliki riwayat preeclampsia kita juga beresiko
mengalaminya pada satu kali atau lebih kehamilan, yang kedua adalah kelainan pembuluh
darah,penyempitan pembuluh darah bias mengakibatkan suplai darah ke organ organ vital
jadi berkurang.
Preeklpampsia biasa terjadi pada kehamilan pertama, penyebab pasti preeclampsia
sampai saat ini belum diketahui dengan jelas. Diduga karena kondisi plasenta yang tidak
tertanam dengan baik, kekurangan oksigen atau adanya gangguan pembuluh darah ibu.
Komplikasi pada ibu berupa atonia uteri, hellps syndrome,albasi retina, gagal jantung,
syok dan kematian. Komplikasi pada janin berupa IUGR, prematuritas, kematian janin,
solutio plasenta.
Dalam makalah ini, kelompok kami dapat menarik kesimpulan dari kasus yang
telah telah diobservasi pada pasien Ny. K G3P2A0 Gravida 32-33 minggu dengan PEB
dan Riwayat Caesaria :
a. Dilakukan pengkajian menyeluruh secara continue pada pasien agar kondisi pasien
dapat terus dipantau.
b. Dilakukan intepretasi masalah agar didapat diagnosa masalah yang dialami pasien
c. Mengidentifikasi diagnosa yang dialami pasien. Hal ini dilakuakn dokter atau tenaga
medis yang bertanggung jawab atas pasien tersebut.
d. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera yang dibutuhkan oleh pasien.
e. Pelaksaan langsung asuhan dengan efisien dan aman oleh dokter atau tenaga medis
yang bertanggung jawab atas pasien tersebut.
3.2 Saran
Preeklampsia berat memiliki beberapa factor penyebab namun pelaksaanaan nya
harus diawali dengan baik oleh tenaga kesehatan supaya dapat ditanggulangi dan tidak
terjadi eklampsia yang dapat membahayakan keadaan ibu dan janin.
Diharapkan mahasiswa yang sedang melakukan praktek lapangan dapat belajar
mengidentifikasi mengenai tanda dan gejala dan serta kompliksi dari PEB yang dialami
oleh pasien, agar dilain kesempatan dapat mengetahui jenis KIE yang dapat diberikan ke
pasien dengan PEB.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Hidayat, Aziz., 2008. Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika.
Depkes R. 2010. Pelayanan Asuhan Antenatal. Jakarta: Salemba Medika.
Manuaba. IBG. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, KB Untuk Pendidikan
Kebidanan Edisi 2. Jakarta: EGC.
Rukiyah, Ai Yeyek DKK. 2010. Asuhan Kebidanan Persalinan. Jakarta: Trans Info Media.
Saifuddin, AB. 2010. Panduan Praktis Pelayanan Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjo.