Anda di halaman 1dari 36

1.

PERUBAHAN ANATOMI FISIOLOGI TRIMESTER I II DAN III

Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologi Pada Ibu Hamil yang meliputi
Sistem Reproduksi, Payudara, Sistem Endokrin, Sistem Kekebalan dan
Sistem Perkemihan.
Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi pada ibu hamil sebagian besar
sudah terjadi segera setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama kehamilan.
Kebanyakan perubahan ini merupakan respon terhadap janin. Ibu hamil
mengalami perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi, pada tubuhnya sesuai
dengan usia kehamilannya. Mulai dari trimester I, sampai dengan trimester III
kehamilan. Perubahan-perubahan anatomi tersebut meliputi perubahan
sistem reproduksi, payudara, system endokrin, system kekebalan, dan system
perkemihan. Perubahan yang terjadi selama kehamilan tersebut akan kembali
seperti ke keadaan sebelum hamil,setelah proses persalinan dan menyusui
selesai.
 

1 Sistem Reproduksi

a. Trimester I

1. Uterus
Pembesaran uterus meliputi peregangan dan penebalan sel-sel otot
sementara produksi meosit yang baru sangat terbatas. Bersamaan dengan
hal itu terjadi akumulasi jaringan ikat dan elastik, terutama pada lapisan otot
luar. Kerja sama tersebut akan meningkatkan kekuatan dinding uterus.

Daerah korpus pada bulan-bulan pertama akan menebal, tetapi seiring


dengan bertambahanya usia kehamilan akan menipis pada akhir kehamilan
ketebalanya hanya sekitar 1,5 cm bahkan kurang.

Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama oleh hormon


esterogen dan sedikit oleh progesteron.akan tetapi, setelah kehamilan 12
minggu lebih penambahan ukuran uterus didominasi oleh desakan dari hasil
konsepsi. Pada awal kehamilan tuba fallopi, ovarium,dan ligamentum
rotundum berada sedikit dibawah apeks fundus, sementara pada akhir
kehamilan akan berada sedikit di atas pertengahan uterus. Posisi plasenta
juga mempengaruhi penebalan sel-sel otot uterus, dimana bagian uterus yang
mengelilingi implantasi plasenta akan bertambah besar lebih cepat
dibandingkan bagian lainnya. Sehingga akan menyebabkan uterus tidak rata.
Fenomena ini dikenal dengan tanda piscaseck.
Pada minggu-minggu pertama kehamilan uterus masih seperti bentuk aslinya
seperti buah alvokat. Seiring dengan perkembangan kehamilannya,daerah
fundus dan korpus akan membulat dan akan menjadi bentuk sferis pada usia
kehamilan 12 minggu.
Istimus uteri pada minggu pertama mengadakan hipertrofi seperti korpus uteri
yang mengakibatkan ithmus menjadi lebih panjang dan lunak yang dikenal
dengan tanda Hegar. Pada akhir kehamilan 12 minggu uterus akan
menyentuh dinding abdominal mendorong usus seiring perkembangannya,
uterus akan menyentuh dinding abdominal mendorong usus kesamping, dan
keatas, terus tumbuh hingga hampir menyentuh hati. Sejak trimester I
kehamillan uterus akan mengalami kontraksi yang tidak teratur dan umumnya
tidak disertai nyeri.

2. Serviks

Serviks menjadi lunak (soft) yang disebut dengan tanda Goodell, banyak
jaringan ikat yang mengandung kolagen, kelenjar servikal membesar dan
mengeluarkan banyak cairan mukus karna pertambahan dan pelebaran
pembuluh darah, warnanya menjadi livid yang disebut tanda Chadwick.

3. Ovarium

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru
juga ditunda.hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium.
Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan. Dan
setelah itu akan berperan sebagai penghasil progeteron dlam jumlah yang
relatif minimal.
4. Vagina dan Vulva

Minggu ke-8 terjadi hipervaskularisasi sehingga vagina tampak merah dan


kebiruan (tanda chatwick). pH vagina menjadi lebih asam. Dari 4 menjadi 6.5
menyebabkan rentan terhadap infeksi vagina. Mengalami
deskuamasi/pelepasan elemen epitel pada sel-sel vagina akibat stimulasi
estrogen membentuk rabas vagina disebut leukore (keputihan). Hormon
kehamilan mempersiapkan vagina supaya distensi selama persalinan dengan
produksi mukosa vagina yang tebal, jarinagn ikat longar, hipertropi otot polos
dan pemanjangan vagina.
b. Trimester II

1. Uterus
Bentuk uterus pada kehamilan empat bulan berbentuk bulat sedangkan pada
akhir kehamilan berbentuk bujur telur. Pada kehamilan lima bulan,rahim
teraba seperti berisi cairan ketuban dan dinding rahim terasa tipis. Posisi
rahim antara lain:

1. Pada empat bulan kehamilan, rahim tetap berada pada rongga pelvis.
2. Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat
mencapai batas hati.
3. Rahim yang hamil biasanya mobilitasnya, lebih mengisi rongga abdomen
kanan atau kiri
 

Pada kehamilan 16 minggu,kavum uteri seluruh nya di isi oleh amion dimana
desidua kapsularis dan desidua vera (parietalis) telah menjadi satu. Tinggi
TFU terletak antara pertengahan simpisis pusat. Plansenta telah terbentuk
seluruh nya. Pada kehamilan 20 minggu, TFU terletak 2-3 jari di bawa pusat.
Pada kehamilan 24 minggu, TFU terletak setinggi pusat.

2. Serviks

Serviks bertambah dan menjadi lunak (soft) yang di sebut dengan tanda
Gooldell. Kelenjar endoserfikal membesar dan mengeluarkan cairan mukus.
Oleh karna pertumbuhan dan pelebaran pembulu darah, warna nya menjadi
lipid yang di sebut tanda Chandwick.

3. Ovarium

Saat ovulasi terhenti masih terdapat korpus luteum graviditas sampai


terbentuk nya plasenta yang mengambil alih pengeluaran esterogen dan
progesteron ( kira-kira pada kehamilan 16 minggu dan korpus luteum
graviditas berdiameter kurang lebih 3 cm).

4. Vagina dan vulva


Terjadi peningkatan vaskularisasi vagina dan peningkatan sensitifitas yang
menyolok,serta meningkatkan libido.

c. Trimester III

1. Uterus
Berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram-1000 gram pada akhir
kehamilan empat puluh minggu. Pada kehamilan 28 minggu, TFU (Tinggi
Fundus Uteri) terletak 2-3 jari diatas pusat, Pada kehamilan 36 minggu tinggi
TFU satu jari dibawah Prosesus xifoideus. Dan pada kehamilan 40
minggu,TFU berada tiga jari dibawah Prosesus xifoideus. Pada trimester III ,
istmus uteri lebih nyata menjadi corpus uteri dan berkembang menjadi
segmen bawah uterus atau segmen bawah rahim (SBR). Pada kehamilan tua,
kontraksi otot-otot bagian atas uterus menyebabkan SBR menjadi lebih lebar
dan tipis (tampak batas yang nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan
segmen bawah yang lebih tipis). Batas ini dikenal sebagai lingkaran retraksi
fisiologik. Dinding uterus diatas lingkaran ini jauh lebih tebal daripada SBR.

2. Serviks

Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon


estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan adanya
hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi lunak. Serviks uteri lebih
banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri atas kolagen. Karena servik
terdiri atas jaringan ikat dan hanya sedikit mengandung jaringan otot, maka
serviks tidak mempunyai fungsi sebagai spinkter, sehingga pada saat partus
serviks akan membuka saja mengikuti tarikan-tarikan corpus uteri keatas dan
tekanan bagian bawah janin kebawah . Sesudah partus, serviks akan tampak
berlipat-lipat dan tidak menutup seperti spinkter.
Perubahan-perubahan pada serviks perlu diketahui sedini mungkin pada
kehamilan, akan tetapi yang memeriksa hendaknya berhati-hati dan tidak
dibenarkan melakukannya dengan kasar, sehingga dapat mengganggu
kehamilan.
Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan
sekresi lebih banyak. Kadang-kadang wanita yang sedang hamil mengeluh
mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak. Pada keadaan ini sampai
batas tertentu masih merupakan keadaan fisiologik, karena peningakatan
hormon progesteron. Selain itu prostaglandin bekerja pada serabut kolagen,
terutama pada minggu-minggu akhir kehamilan. Serviks menjadi lunak dan
lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan.
3. Ovarium

Ovulasi terhenti, fungsi pengeluaran hormon estrogen dan progesteron di


ambil alih oleh plasenta.

4. Vagina dan Vulva

Vagina dan vulva mengalami perubahan karena pengaruh esterogen.akibat


dari hipervaskularisi,vagina dan vulva terlihat lebih merah atau kebiruan.
Warna livid pada vagina atau portio serviks di sebut tanda chadwick.

2. Payudara

1. Trimester I
Payudara (mamae) akan membesar dan tegang akibat hormon
somatomamotropin, estrogen dan progesteron, akan tetapi belum
mengeluarkan ASI. Estrogen menimbulkan hipertropi sistem saluran,
sedangkan progesterone menambah sel-sel asinus pada mammae.
Somatomamotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus pula dan
menimbulkan perubahan dalam sel-sel sehingga terjadi pembuatan kasein,
laktralbumun dan laktoglobulin. Dengan demikian mammae dipersiapkan
untuk laktasi. Disamping itu dibawah pengaruh progesteron dan
somatomamotropin terbentuk lemak sekitar alveolua-alveolus,sehingga
mammae menjadi lebih besar. Papilla mammae akan membesar, lebih tegang
dan tambah lebih hitam, seperti seluruh areola mammae karena
hiperpigmentasi. Hipertropi kelenjar sebasea (lemak) yang mungul diareola
primer dan disebut tuberkel Montgomery. Glandula Montgomery tampak lebih
jelas menonjol dipermukaan areola mammae.

Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli, dan rasa berat di payudara
mulai timbul sejak minggu keenam gestasi. Perubahan payudara ini adalah
tanda mungkin hamil. Sensivitas payudara bervariasi dari rasa geli ringan
sampai nyeri tajam. Peningkatan suplai darah membuat pembuluh darah
dibawah kulit berdilatasi. Pembuluh darah yang sebelumnya tidak terlihat,
sekarang terlihat, seringkali tampak sebagai jalinan jaringan biru dibawah
permukaan kulit. Kongsti vena di payudara lebih jelas terlihat pada
primigravida. Striae dapat terlihat dibagian luar payudara.

2. Trimester II
Kolostrum mulai muncul, warnanya bening kekuning-kuningan. Pertumbuhan
payudara pun lebih besar lagi karena diperngaruhi oleh kelenjar mamae, dan
berakhir pada usia kehamilan 20 minggu.

3. Trimester III
Mammae semakin tegang dan membesar sebagai persiapan untuk laktasi
akibat pengaruh somatotropin, estrogen dan progesteron.Pada payudara wanita
terdapat striae karena adanya peregangan lapisan kulit. Hal ini terjadi pada 50
% wanita hamil. Selama trimester ini pula sebagian wanita mengeluarkan
kolostrum secara periodik.
 

3. Sistem Endokrin

1. Trimester I
Perubahan besar pada system endokrin yang penting terjadi untuk
mempertahankan kehamilan, pertumbuhan normal janin, dan pemulihan
pascapartum (nifas). Tes HCG positif dan kadar HCG meningkat cepat
menjadi 2 kali lipat setiap 48 jam sampai kehamilan 6 minggu. Perubahan-
perubahan hormonal selama kehamilan terutama akibat produksi estrogen
dan progesterone plasenta dan juga hormone-hormon yang dikeluarkan oleh
janin. Berikut perubahan-perubahan hormonal selama kehamilan ( dan
trimester I sampai trimester III).

1. Estrogen
Produksi estrogen plaseenta terus naik selama kehamilan dan pada akhir
kehamilan kadarnya kira-kira 100 kali sebelum hamil.

1. Progesteron
Produksi progesterone bahkan lebih banyak dibandingkan estrogen. Pada
akhir kehamilan produksinya kira-kira 250 mg/hari. Progesterone
menyebabakan tonus otot polos menurun dan juga diuresis. Progesterone
menyebabkan lemak disimpan dalam jaringan sub kutan di abdomen,
punggung dan paha atas. Lemak berfungsi sebagai cadangan enrgi baik pada
masa hamil maupun menyusui.

1. Human chorionic gonadotropin (HCG)


Hormone ini dapat terdeteksi beberapa hari setelah perubahan da merupakan
dasar tes khamilan. Puncak sekresinya terjadi kurang lebih 60 hari setelah
konsepsi.fungsi utamanya adalah mempertahankan korpus luteim.

1. Human placental lactogen (HPL).


Hormone ini diproduksinya terus naik dan pada saat aterm mencapai 2
gram/hari. Efeknya mirip dengan hormone pertumbuhan. Ia juga bersifat
diabetogenik,sehingga kebutuhan insulin wanita hamil naik.

1. Pituitary Gonadotropin
FSH dan LH berada dalam keadaan sangat rendah selama kehamilan karena
ditekan oleh estrogen dan progesterone plasenta.

1. Prolaktin
Produksinya terus meningkat, sebagai akibat kenaikan sekresi
estrogen.sekresi air susu sendiri dihambat oleh estrogen ditingkat target
organ.

1. Growth hormone (STH)


Produksinya sangat rendah karena mungkin ditekan HPL.

1. TSH,ACTH, dan MSH


Hormone-hormon ini tidak banyak dipengaruhi oleh kehamilan.

1. Titoksin
Kelenjar tiroid mengalami hipertropi dan produksi T4 meningkat. Tetapi T4
bebas relative tetap, karena thyroid binding globulin meninggi, sebagai akibat
tingginya estrogen, dan juga merupakan akibat hyperplasia jaringan glandular
dan prningkatan vaskularisasi. Tiroksin mengatur metabolisme.

1. Aldosteron, Renin dan angiotensin


Hormone ini naik, yang menyebabkan naiknya volume intravaskuler.

1. Insulin
Produksi insulin meningkat sebagai akibat estrogen, progesterone dan HPL.

1. Parathormon
Hormone ini relative tidak dipengaruhi oleh kehamilan.
2. Trimester II
Adanya peningkatan hormon estrogen dan progesterone serta terhambatnya
pembentukan FSH dan LH. Ovum tidak terbentuk tetapi estrogen &
progesteron yang terbentuk. Ovulasi akan terjadi peningkatan sampai kadar
relatif rendah.

1. Sekresi hipofisis, kelenjar hipofisis anterior membesar sedikikitnya 50%


selama kehamilan & meningkat kortikotropin tirotropin & prolaktin.
2. Sekresi kortikosteroid,meningkat selama kehamilan untuk membeantu
mobilisasi asam amino dari jaringan ibu sehingga dapat dipakai untuk sintesis
jaringan janin.
3. Sekresi kelenjar tiroid, membesar sekitar 50% dan meningkat produksi tiroksin
yang sesuai dengan Pembesaran tersebut.
4. Sekresi kelejar paratiroid, membesar selama kehamilan terjadi bila ibu
mengelamai defisiensi Ca / kalsium dalam makanannya. Karna janin akan
mengunakan Ca ibu untuk pembentukan tulangnya sendiri.
5. Sekresi relaksin oleh ovarium. Agak diragukan fungsi nya karna mempunyai
efek perlunakan servik ibu hamil pada saat persalinan dan penghambatan
mortilitas uterus.
6. Trimester III
Hormon Somatomamotropin, esterogen, dan progesteron merangsang
mammae semakin membesar dan meregang, untuk persiapan laktasi.

4. Sistem Kekebalan

1. Trimester I
Peningkatan PH vagina menyebabkan wanita hamil rentan terhadap infeksi
vagina. Sistem pertahanan tubuh ibu tetap utuh, kadar immunoglobin dalam
kehamilan tidak berubah.

2. Trimester II
Janin sebenarnya merupakan benda asing bagi ibunya karena hasil
pertemuan dua gamet yang berlainan. Namun ternyata janin dapat diterima
oleh sistem imunitas tubuh, hal ini merupakan keajaiban alam dan belum ada
gambaran jelas tentang mekanisme sebenarnya yang berlangsung pada
tubuh ibu hamil. Imunologi dalam janin kebanyakan dari ibu ke janin sekitar 16
mgg kehamilan dan terus meningkat ketika kehamilan bertambah, tetapi
sebagian besar lagi diterima janin selama empat minggu terakhir kehamilan.

3. Trimester III
Human chorionic gonadotropin dapat menurunkan respons imun wanita hamil.
Selain itu, kadar IgG, IgA, dan IgM serum menurun mulai dari minggu ke 10
kehamilan, hingga mencapai kadar terendah pada minggu ke 30 dan tetap
berada pada kadar ini hingga trimester terakhir. Perubahan –perubahan ini
dapat menjelaskan penigkatan risiko infeksi yang tidak masuk akal pada
wanita hamil.

5.  Sistem Perkemihan

1. Trimester I
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan sehingga
sering timbul kencing. Dan keadaan ini hilang dengan tuanya kehamilan bila
uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada kehamilan normal , fungsi
ginjal cukup banyak berubah, laju filtrasi glomelurus dan aliran plasma ginjal
meningkat pada kehamilan.

Bila satu organ membesar, maka organ lain akan mengalami tekanan, dan
pada kehamilan tidak jarang terjadi gangguan berkemih pada saat kehamilan.
Ibu akan merasa lebih sering ingin buang air kecil. Pada bulan pertama
kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang mulai membesar.
Pada kehamilan normal fungsi ginjal cukup banyak berubah. Laju filtrasi
glomerulus dan aliran plasma ginjal meningkat pada awal kehamilan.Ginjal
wanita harus mengakomodasi tuntutan metabolisme dan sirkulasi ibu yang
meningkat dan juga mengekskresi produk sampah janin. Ginjal pada saat
kehamilan sedikit bertambah besar, panjangnya bertambah 1-1,5 cm. Ginjal
berfungsi paling efisien saat wanita berbaring pada posisi rekumbeng lateral
dan paling tidak efisien pada saat posisi telentang. Saat wanita hamil
berbaring telentang, berat uterus akan menekan vena ekava dan aorta,
sehingga curah jantung menurun. Akibatnya tekanan darah ibu dan frekuensi
jantung janin menurun, begitu juga dengan volume darah ginjal.

2. Trimester II
Kandung kencing tertekan oleh uterus yang membesar mulai berkurang,
karena uterus sudah mulai keluar dari uterus. Pada trimester 2, kandung
kemih tertarik keatas dan keluar dari panggul sejati kea rah abdomen. Uretra
memanjang samapi 7,5 cm karena kandung kemih bergeser kearah atas.
Kongesti panggul pada masa hamil ditunjukkan oleh hyperemia kandung
kemih dan uretra. Peningkatan vaskularisasi ini membuat mukosa kandung
kemih menjadi mudah luka dan berdarah. Tonus kandung kemih dapat
menurun. Hal ini memungkinkan distensi kandung kemih sampai sekitar 1500
ml. Pada saaat yang sama, pembesaran uterus mennekan kandung kemih,
menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun kandung kemih hanya berisi
sedikit urine.

3. Trimester III
Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun kepintu atas panggul
keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan mulai
tertekan kmbali. Selain itu juga terjadi hemodilusi menyebabkan metabolisme
air menjadi lancar.

Pada kehamilan tahap lanjut, pelvis ginjal kanan dan ureter lebih berdilatasi
daripada pelvis kiri akibat pergeseran uterus yang berat ke kanan akibat
terdapat kolon rektosigmoid di sebelah kiri.

Perubahan-perubahan ini membuat pelvis dan ureter mampu menampung


urine dalam volume yang lebih besar dan juga memperlambat laju aliran
urine.
2.6. Contoh dan Analisis Kasus

1. Contoh Kasus
Ny T mengalami keluhan-keluhan pada saat kehamilannya. Pada bulan awal-
awal, Ny T mengalami keadaan yang tidak enak seperti mual, muntah, dan
sering buang air kecil. Pada bulan-bulan pertengahan, Ny T mengalami
pertambahan berat badan yang begitu cepat dan drastis, dan frekuensi
berkemih semakin meningkat dengan semakin membesarnya perut dan
payudara.
Pada akhir-akhir kehamilannya, Ny T melihat perubahan- perubahan di
tubuhnya khususnya pada bagian perut tampak batas yang nyata antara
bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis.

2. Analisis Kasus
Keluhan-keluhan yang di alami oleh Ny T di sebabkan karena perubahan
anatomi dan fisiologi pada sistem-sistem pada tubuh yakni sistem reproduksi,
payudara, system perkemihan dan system endokrin. Mual, muntah yang di
alami oleh Ny T akibat kadar hormon estrogen yang meningkat sehingga
tonus otot-otot traktus digestivus menurun, sehingga morbilitas seluruh taktus
digestivusi juga kurang.
Bila organ lain seperti perut mengalami pembesaran maka organ lain akan
mengalami tekanan jadi tidak jarang dengan semakin besarnya perut akan
mengalami gangguan perkemihan dengan sering buang air kecil.Berat badan
meningkat merupakan hal yang lumrah untuk menyesuaikan keadaan otot-
otot yang semakin melebar agar bisa menahan berat si bayi, sedangkan
payudara membesar untuk mempersiapkan ASI bagi bayi.
Pada bagian perut tampak batas yang nyata antara bagian atas yang lebih
tebal dan segmen bawah yang lebih tipis dikarenakan adanya kontraksi otot-
otot bagian atas uterus yang menyebabkan segmen bawah rahim menjadi
lebih lebar dan tipis.

sistem Kardiovaskuler
Kehamilan akan menyebabkan perubahan sistem kardiovaskuler terutama peningkatan
metabolisme ibu dan janin.
2.2.1. Volume darah
Pada masa kehamilan, anatomi pada sistem kardio vaskuler mengalami perubahan , antara
lain :
1. Penebalan otot dinding ventrikel (trimester I)
2. Terjadi dilatasi (pelebaran) secara fisiologis pada jantung Karena volume rongga perut
(abdomen) meningkat menyebabkan hipertropi jantung dan posisi jantung bergeser ke
atasdan ke kiri
3. Pada fonokardiogram terdapat : splitting (bunyi jantung tambahan), murmur sistolik dan
Perubahan tekanan darah

Perubahan-perubahan tersebut mengakibatkan kebutuhan suplai Fe kepada ibu hamil


meningkat sekitar 500 mg/ hari, Ibu hamil sering lebih cepat mengalami kelelahan dalam
beraktifitas, bengkak pada tungkai bawah, terjadinya anemia fisiologis ( keadaan normal Hb
12 gr% dan hematokrit 35 %) dan 10% wanita hamil mengalami hipotensi dan diaphoretic
bila berada dalam posisi

Walaupun begitu dalam keadaan normal, kesehatan wanita hamil tidak akan terganggu.
Namun pada ibu hamil denngan riwayat penyakit jantung, kondisi ini memperburuk
keadaan. Sehingga seorang wanita dengan penyakit atau gangguan pada jantung sebaiknya
berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum merencanakan kehamilan
Volume darah Ibu akan meningkat secara progresif pada kehamilan 6 – 8 minggu dan akan
mencapai maksimum pada kehamilan mendekati 32 – 34 minggu. Peningkatan volume
darah meliputi volume plasma, sel darah merah dan sel darah putih. Volume plasma
meningkat 40 – 50 %, sedangkan sel darah merah meningkat 15 – 20 % yang menyebabkan
terjadinya anemia fisiologis ( keadaan normal Hb 12 gr% dan hematokrit 35 %). Oleh karena
adanya hemodilusi, viskositas darah menurun kurang lebih 20%. Mekanisme yang pasti
peningkatan volume darah ini belum diketahui, tetapi beberapa hormon seperti rennin-
angiotensin-aldosteron, atrial natriuretic peptide, estrogen, progresteron mungkin berperan
dalam mekanisme tersebut. Volume darah, factor I, VII, X, XII dan fibrinogen meningkat.
Pada proses kehamilan, dengan bertambahnya umur kehamilan, jumlah trombosit
menurun. Perubahan perubahan ini adalah untuk perlindungan terhadap perdarahan
katastropik tetapi juga akan merupakan predisposisi terhadap fenomena tromboemboli.
Karena plasenta kaya akan tromboplastin, maka bila terjadi Solusio plasentae terdapat
risiko terjadinya DIC.
Peningkatan volume darah mempunyai beberapa fungsi penting :
1) Untuk memelihara kebutuhan peningkatan sirkulasi karena ada pembesaran uterus dan
unit foeto-plasenta.
2) Mengisi peningkatan resevoir vena.
3) Melindungi ibu terhadap perdarahan pada saat melahirkan.
4) Selama kehamilan ibu menjadi hiperkoagulopati.
Delapan minggu setelah melahirkan, volume darah kembali normal.
2.2.2 Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Cardiac output meningkat sebesar 30 – 40 % dan peningkatan maksimal dicapai pada
kehamilan 24 minggu. Pada awalnya peningkatan denyut jantung ketinggalan dibelakang
peningkatan cardiac output dan kemudian meningkat 10 – 15 kali permenit pada kehamilan
28 – 32 minggu. Peningkatan cardiac output mula-mula tergantung kepada penginkatan
stroke volume dan kemudian dengan peningkatan denyut jantung, tetapi lebih besar
perubahan stroke volume dari pada perubahan denyut jantung.
Dengan ekhokardiografi terlihat adanya peningkatan ukuran ruangan pada end diastolic
dan ada penebalan dinding ventrikel kiri. Cardiac output bervariasi tergantung kepada
besarnya uterus dan posisi Ibu saat pengukuran dilakukan.
Pembesaran uterus yang gravid dapat menyebabkan kompresi aortocaval ketika wanita
hamil tersebut berada pada posisi supine dan hal ini akan menyebabkan penurunan venous
return dan maternal hipotensi, menimbulkan keadaan yang disebut supine hipotensive
syndrome, 10% wanita hamil mengalami hipotensi dan diaphoretic bila berada dalam posisi
terlentang yang bila tidak dikoreksi dapat menimbulkan penurunan uterine blood flow dan
foetal asfiksia. Efek ini akan lebih hebat lagi pada pasien dengan polihidramnion atau
kehamilan kembar. Cardiac output meningkat selama persalinan dan lebih tinggi 50 %
dibanding dengan saat sebelum persalinan. Segera pada periode post partum, cardiac
output meningkat secara maksimal dan dapat mencapai 80 % diatas periode pra persalinan
dan kira kira 100 % diatas nilai ketika wanita tersebut tidak hamil. Hal ini disebabkan
karena pada saat kontraksi uterus aterjadi placental autotransfusi sebanyak 300 – 500 ml.
CVP meningkat 4-6 cm H2O karena ada peningkatan volume darah ibu. Peningkatan stroke
volume dan denyut jantung adalah untuk mempertahankan peningkatan cardiac output.
Peningkatan cardiac output ini tidak bisa ditoleransi dengan baik pada pasien dengan
kelainan katup jantung ( misal : aorta stenosis, mitral stenosis ) atau apenyakit jantung
koroner. Decompensatio cordis yang berat dapat terjadi pada kehamilan 24 minggu, selama
persalinan dan segera setelah persalinan.
Cardiac output, denyut jantung, stroke volume menurun sampai kenilai sebelum
persalainan pada 24 – 72 jam post partum dan kembali kelevel saat tidak hamil pada 6 – 8
minggu setelah melahirkan. Kecuali peningkatan cardiac output, tekanan darah sistolik
tidak berubah selama kehamilan, tetapi tekanan darah diastolic turun 1 – 15 mmHg. Ada
penurunan MAP sebab ada penurunan resistensi vaskuler sistemik. Hormon hormon
kehamilan seperti estradiol 17-B dan progesterone mungkin berperan dalam perubahan
vaskuler Ibu.
Turunnya pengaturan a dan b reseptor juga memegang peranan penting. Selama kehamilan
jantung tergeser kekiri dan atas karena diafragma tertekan ke atas oleh uterus yang
membesar.

2.2.3 Tekanan darah.


Pada masa kehamilan, kekerapan detak jantung memang agak meningkat, begitu pula
denyut nadi, yang bisa mencapai 88 pulse per menit, terutama dalam usia kehamilan 34 –
36 minggu. Volume plasma pada masa kehamilan, juga meningkat. Menurut Adams (1954),
peningkatan volume plasma bermula pada sekitar akhir trimester, dan mencapai puncaknya
pada sekitar minggu ke 32-34, yang kemudian menetap selama trimester terakhir
kehamilan. Pada saat itu, volume plasma bertambah sebesar 22% dibandingkan pada saat
sebelum mengandung. Peningkatan volume plasma masih berlangsung setelah 12 – 24 jam
pasca-persalinan. Setelah proses itu terlewati, volume plasma akan menurun kembali pada
nilai volume plasma seperti sebelum hamil.

Proses penyesuaian volume plasma ini, berlangsung hingga dua minggu pascapersalinan.
Semua ini merupakan perubahan alamiah, yang tidak akan berpengaruh pada jantung
normal. Tetapi jantung yang sakit, tentunya bakal kewalahan.
Tekanan darah arteriil tidak meningkat selama kehamilan normal. Tetapi pada trimester II
terjadi sedikit penurunan tekanan diastolic. Tekanan arterial pulmonal juga relatif konstan.
Bagaimanapun tonus vaskuler lebih tergantung pada pengaruh simpatik disbanding pada
wanita tidak hamil. Sehingga hipotensi sering terjadi sebagai akibat blokade simfatik pada
spina maupun ekstradural anaestesi.
Tekanan vena sentral dan tekanan vena brachial tidak berubah selama kehamilan tetapi
tekanan venous femoralis meingkat secara progressive oleh karena factor mekanik.

2.2.4 Kompresi aortokaval.


Pada kehamilan trimester II, pembesaran uterus akan menekan vena kava inferior dan
aorta distal ketika Ibu hamil dalam posisi telentang. Bendungan pada vena kava akan
mengurangi venous return ke jantung sehingga cardiac output juga akan menurun sampai
24 %. Pada keadaan ibu tidak dalam keadaan anestesi maka penurunan ini akan
dikompensasi dengan peningkatan resistensi vaskuler sistemik dan kenaikan frekuensi
denyut jantung.
Pada keadaan Ibu dilakukan anestesi, maka mekanisme tersbut tidak begitu baik, sehingga
tekanan darah berkembang menjadi hipotensi. Obstruksi pada aorta distal dan cabang
cabangnya akan menyebabkan aliran darah ke ginjal, unit uteroplasenta dan ekstremitas
inferior menurun. Pada kehamilan trimester akhir, fungsi ginjal Ibu akan menurun pada
keadaan ibu telentang dibanding pada posisi lateral.. Selanjutnya janin juga akan kurang
suplai darahnya.
2.2.5 Implikasi klinik.
Meskipun terjadi peningkatan kerja jantung selama kehamilan dan persalinan, kesehatan
wanita tidak terganggu oleh karena adanya reserve jantung. Pada keadaan dimana ibu
hamil dengan penyakit jantung dan rendahnya reserve jantung, peningkatan kerja jantung
akan menyebabkan kelemahan ventrikel dan edema paru. Pada wanita ini, selanjutnya
peningkatan kerja jantung dicegah dengan pemberian analgetika untuk menekan sakit
terutama dengan pemberian ekstradural atau spinal anaestesi. Sejak cardiac output
meningkat segera setelah post partum, blokade simpatik akan dipertahankan beberapa jam
sesudah persalinan dan secara perlahan lahan akan berkurang.
1. SISTEM REPRODUKSI
 

1. Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh estrogen dan
progesteron.

Pembesaran disebabkan oleh:

1. Peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah,


2. Hiperplasia dan hipertrofi,
3. Perkembangan desidua.
 

Uterus bertambah berat sekitar 70-1100 gram selama kehamilan. Ukuran uterus
mencapai umur kehamilan aterm adalah 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas > 4000
cc. Perubahanbentuk dan posisi uterus antara lain: bulan pertama  uterus berbentuk
seperti alpukat, 4 bulan berbentuk bulat, akhir kehamilan berbentuk bujur
telur. Rahim yang tidak hamil/ rahim normal sebesar telur ayam, pada umur 2
bulan kehamilan sebesar telur bebek dan umur 3 bulan kehamilan sebesar telur angsa.
 

Selama kehamilan, dinding-dinding otot rahim menjadi kuat dan


elastis. Fundus pada servik mudah fleksi disebut tanda Mc Donald. Korpus
uteri dan servik melunak dan membesar pasca umur kehailan minggu ke 8 yang disebut
tanda Hegar. Sedangkan posisi rahim pada awal kehamilan adalah antefleksi
atau retrofleksi, pada umur kehamilan 4 bulan kehamilan rahim berada dalam
rongga pelvis dan setelahnya memasuki rongga perut.
 

Uterus Normal Uterus hamil


 Berat : 30 gr
 Berat : pd 40
minggu
menjadi
1000gr
 Ukuran : 7-7,5
cm x 5,2 cmx
2,5 cm
 Ukuran : 20
cm x 5,2 cm x
2,5 cm
 Bentuk:
alfokat
 Bentuk : 4 bln
=> bulat akhir
hamil =>
lonjong telur
 Besar : telur
ayam
 Besar : 8
minggu
=>telur bebek.
 12 minggu :
telur angsa
(FUT teraba
diatas
simfisis)
tanda hegar :
ismus panjang
dan lebih
lunak.
 16 minggu :
sebesar kepala
bayi atau  
tinju orang
dewasa
 
Tinggi (cm) Fundus uteri (TFU)
16 ½ pusat – SOP
20 dibawah pinggir pust
24 pinggir pusat atas
28 3 jari atas pusat
32 ½ pusat – proc. Xiphoideus
36 1 jari dibawah proc. Xiphoideus
40 3 jari dibawah proc. Xiphoideus
 

2. Serviks Uteri
Jaringan ikat pada servik (banyak mengandung kolagen) lebih banyak dari jaringan otot
yang hanya 10 %. Estrogen meningkat, bertambah hipervaskularisasi serta
meningkatnya suplai darah maka konsistensi servik menjadi lunak atau disebut
tanda Goodell.Peningkatan aliran darah uterus dan limpe mengakibatkan kongesti
panggul dan oedema. Sehingga uterus , servik dan ithmus melunak secara progressif
dan servik menjadi kebiruan. Pada post partum servik menjadi berlipat-lipat dan tidak
menutup.

3. Vagina dan vulva


Hipervaskularisasi pada vagina dann vulva mengakibatkan lebih merah, kebiru-biruan
(livide) yang disebut tanda Chadwick. Warna portio tampak livide. Selama hamil pH
sekresi vagina menjadi lebih asam, keasaman berubah dari 4 menjadi 6,5. Rentan
terhadap infeksi jamur.
4. Ovarium
Sampai kehamilan 16 mg masih terdapat korpus luteum graviditas dengan diameter 3
cm yang memproduksi estrogen & progesteron. Lebih dari 16 mg plasenta sudah
terbentuk dan korpus luteum mengecil, sehingga produksi estrogen dan progesteron
digantikan oleh plasenta.

2. PAYUDARA
 

Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon somatomamotropin, estrogen dan
progesteron tapi belum mengeluarkan ASI. Sommatomamotropin mempengaruhi sel-
sel asinus dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel sehingga terjadi pembuatan
kasein, laktalbumun, dan laktoglobulin sehingga mammae dipersiapkan untuk laktasi.
Hiperpigmentasi pada areolla (menjadi lebih hitam dan tegang). Terdapat tuberkel
montgomery (hipertropi kelenjar sebasea/lemak yang muncul di areola primer.
Peningkatan suplai darah membuat pembuluh darah di bawah kulit berdilatasi.

3. SISTEM ENDOKRIN
 

 
 

1. Kelenjar Hipofisis (master of gland)


Suatu kelenjar endokrin yang terletak didasar tengkorak atau berada di
os sphenoidalis.yang memegang peranan penting dalam sekresi hormon dari semua
organ-organ endokrin.
 

Dapat dikatakan sebagai kelenjar pemimpin sebab hornon-hormon yang dihasilkannya


dapat mempengaruhi pekerjaan kelenjar lainnya. Kelenjar hipofise terdiri dari 2 lobus.

1. Lobus anterior (adenohipofise). Menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja


sebagai zat pengendali produksi semua organ endokrin yang lain.
 Hormon somatotropik, mengendalikan pertumbuhan tubuh. Hormon ini terus
meningkat seiring dengan pertumbuhan plasenta selama kehamilan. Hormon ini
mempunyai efek laktogenik dan antagonis insulin
 Hormon tirotropik, mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam menghasilkan
hormon tiroksin.
 Hormon adrenokortikotropik (ACTH), mengendalikan kelenjar suprarenal dalam
menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks keler jar suprarenal.
 Hormon gonadotropik berasal dari Follicle Stimulating Hormone (FSH) yang
merangsang perkembangan folikel degraf dalam ovarium dan pembentukan sper-
matozoa dalam testis.
 Luteinizing Hormone (LH), mengendalikan sekresi estrogen dan progesteron dalam
ovarium dan testosteron dalam testis. Interstitial Cell Stimulating Hormone (ICSH).
1. Lobus posterior disebut juga Neurohipofise. Mengeluarkan 2 jenis hormon;
 Hormon anti diuretik (ADH), mengatur jumlah air yang keluar melalui ginjal
membuat kontraksi otot polos ADH disebut juga hormon pituitrin.
 Hormon oksitoksin merangsang dan menguatkan kontraksi uterus sewaktu
melahirkan dan mengeluarkan air susu sewaktu menyusui. Kelenjar hipofise terletak
di dasar tengkorak, di dalam foss hipofise tulang spenoid.
 

2. Kelenjar Tiroid/Gondok
Terdiri atas 2 buah lobus yang terletak disebelah kanan dari trakea diikat bersama oleh
jaringan tiroid dan yang melintasi trakea di sebelah depan. Merupakan kelenjar yang
terdapat di dalam leher bagian depan bawah, melekat pada dinding Taring. Atas
pengaruh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise lobus anterior, kelenjar tiroid
ini dapat memproduksi hormon tiroksin.
 

Adapun fungsi dari hormon tiroksin; mengatur pertukaran zat/metabolisme dalam


tubuh dan mengatur pertumbuhan jasmani dan rohani.

Kelenjar tiroid selama kehamilan tidak mengalami perubahan ukuran, tetapi terdapat
peningkatan terhadap peningkatan terhadap kadar globulin pengikat tiroid, hormone
tiroksin (T4), dan triidotironin (T3). Kadar hormone ini mencapai puncak pada usia
kehamilan 12 minggu. Konsentrasi kadar T3 dan T4 yang tidak aktif (tidak terikat) tidak
mengalami perubahan. Kadar TSH juga tidak berubah. Oleh karena itu peningkatan
basal metabolisme rate (BMR), peningkatan suhu tubuh, peningkatan frekuensi jantung
bukan karena pengaruh tiroid. Peningkatan konsumsi oksigen yang tinggi disebabkan
aktivitas metabolic janin.

Struktur kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel-vesikel yang dibatasi oleh
epitelium silinder, disatukan oleh jaringan ikat. Sel-selnya mengeluarkan sera, cairan
yang bersifat lekat yaitu; Koloidae tiroid yang mengandung zat senyawa yodium dan
dinamakan hormon tiroksin. Sekret ini mengisi vesikel dan dari sini berjalan ke aliran
darah baik langsung maupun melalui saluran limfe.

Fungsi kelenjar tiroid, terdiri dari:

1. Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi.


2. Mengatur penggunaan oksidasi.
3. Mengatur pengeluaran karbondioksida.
4. Metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan.
5. Pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental.
 

3. Kelejar Paratiroid
Terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher, kelenjar ini berjumlah
4 buah yang tersusun berpasangan yang menghasilkan parathormon atau hormon para
tiroksin. Kelenjar paratiroid berjumlah 4 buah.

 
Masing-masing melekat pada bagian belakang kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid
menghasilkan hormon parathormon yang berfungsi mengatur kadar kalsium dan fosfor
di dalam tubuh. Dengan demikian pada kehamilan kebutuhan janin terhadap kalsium
terjadi peningkatan, juga penyerapan kalsium oleh ibu untuk mengatasi hal ini.

4. Kelenjar Timus/Kacang
Terletak di dalarn mediastinum di belakang os sternum, kelenjar timus hanya dijumpai
pada anak-anak di bawah 18 tahun.

Kelenjar timus terletak di dalam toraks kira-kira setinggi bifurkasi trakea, warnanya
kemerah-merahan dan terdiri atas 2 lobus. Pada bayi baru lahir sangat kecil dan-
beratnya kira-kira 10grarn atau lebih sedikit. Ukurannya bertambah pada masa remaja
dari 30-40 gram kemudian berkerut lagi.

Adapun hormon yang dihasilkan kelenjar timus yaitu hormon thymosin yang berfungsi
sebagai berikut;

1. Mengaktifkan pertumbuhan badan


2. Mengurangi aktifitas kelenjar kelamin.
 

5. Kelenjar Supra Renalis/Adrenal


Ukurannya berbeda-beda, beratnya rata-rata 5-9 gram. Kelenjar suprarenal ini terbagi
atas 2 bagian yaitu:

1. Bagian luar yang berwarna kekuningan yang menghasilkan kortisol yang disebut
korteks.
2. Bagian medula yang menghasilkan adrenalin (epinefrin) dan nor adrenalin (nor
epinefrin).
Zat-zat tadi disekresikan dibawah pengendalian sistem persarafan simpatis. Selcresinya
bertambah dalam keadaan emosi seperti marah dan takut Berta dalam keadaan asfiksia
dan kelaparan. Pengeluaran yang bertambah itu menaikkan tekanan darah guna
melawan shok.

Noradrenalin menaikan tekanan darah dengan jalan meranigsang serabut otot didalam
dinding pembuluh darah untuk berkontraksi, adrenalin membantu metabolisme
karbohidrat dengan jalan menambah pengeluaran glukosa dari hati.
 

Beberapa hormon terpenting yang disekresikan oleh korteks adrenal adalah;


Hidrokortison, aldosteron dan kortikosteron. Semuanya bertalian erat dengan
metabolisme, pertumbuhan fungsi ginjal dan kondisi otot. Metabolisme karbohidrat
mengalami perubahan selama kehamilan, tetapi tampaknya interaksi janin ibu
berkaitan dengan metabolisme karbohidrat diperantarai oleh kerja hormon lain.

Pada usia kehamilan 15 minggu sampai trimester ketiga Hormon aldosteron hampir
semuanya dihasilkan oleh kelenjar adrenal ibu. Terjadi peningkatan jumlah yang
dihasilkan selama kehamilan. Berperan dalam mendukung retensi natrium dan air.

Fungsi kelenjar supra renalis bagian korteks terdiri dari ;

1. Mengatur keseimbangan air, elektrolit dan garam.


2. Mengatur/mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang dan protein.
3. Mempengaruhi aktifitas jaringan limfoid.
 

Hipofungsi, menyebabkan penyakit addison. Hiperfungsi, kelainan-kelainan yang


timbul akibat hiperfungsi mirip dengan tumor suprarenal bagian korteks dengan gejala-
gejala pada wanita biasa, terjadinya gangguan pertumbuhan seks sekunder.

Fungsi kelenjar suprarenalis bagian medula terdiri dari:

1. Vaso konstriksi pembuluh darah perifer.


2. Relaksasi bronkus.
3. Kontraksi selaput lendir dan arteriole pada kulit sehingga berguna untuk
mengurangi perdarahan pada operasi kecil.
 

6. Kelenjar Pienalis (Epifise)


Kelenjar ini terdapat di dalam otak, di dalam ventrikel berbentuk kecil merah seperti
sebuah Gemara. Terletak dekat korpus.

Fungsinya belum diketahui dengan jelas, kelenjar ini menghasilkan sekresi interns
dalam membantu pankreas dan kelenjar kelamin.
 

7. Kelenjar Pankreas
Terdapat pada belakang lambung di depan vertebra lumbalis I dan II terdiri dari sel-sel
alpa dan beta. Sel alpa menghasilkan hormon glukagon sedangkan sel-sel beta
menghasilkan hormon insulin.

Hormon yang diberikan untuk pengobatan diabetes, insulin merupakan sebuah protein
yang dapat turut dicernakan oleh enzim-enzim pencernaan protein.

Fungsi hormon insulin, yaitu mengendalikan kadar glukosa dan bila digunakan sebagai
pengobatan, memperbaiki kemampuan sel tubuh untuk mengobservasi dan
menggunakan glukosa dan lemak.

Pulau-pulau langerhans berbentuk oval tersebar di seluruh pankreas dan terbanyak


pada bagian kedua pankreas.

Dalam tubuh manusia terdapat 1-2 juta pulau-pulau langerhans, sel dalam pulau ini
dapat dibedakan atas dasar granulasi dan pewarnaannya separuh dari sel ini mensekresi
insulin, yang lainnya menghasilkan polipeptida dari pankreas diturunkan pada bagian
eksokrin pankreas.

Fungsi kepulauan langerhans; Sebagai unit sekresi dalam pengeluaran homeostatik


nutrisi, rnenghambat sekresi insulin, glikogen dan polipeptida pankreas serta meng-
nambat sekresi glikogen.

8. Kelenjar Gonad/Kelamin
Kelenjar ovarika terdapat pada wanita, terletak pada ovarium di samping kiri dan kanan
uterus.

 
Menghasilkan hormon progesteron clan estrogen, hormon ini dapat mempengaruhi
pekerjaan uterus serta memberikan sifat kewanitaan, misalnya pinggul yang besar, bahu
sempit dan lain-lain.

Pada saat hamil perubahan progesterone adalah pada awal kehamilan dihasilkan oleh
corpus luteum dan setelah itu secara bertahap dihasilkan oleh plasenta. Kadar hormon
ini meningkat selama kehamilan dan menjelang persalinan mengalami penurunan.
Produksi maksimum diperkirakan 250 mg/hari.
Aktivitas progesteron yang diperkirakan :

1. Menurunkan tonus otot polos :


 motilitas lambung terhambat sehingga terjadi mual
 aktivitas kolon menurun – pengosongan berjalan lambat – reabsorbsi air meningkat
– konstipasi
 tonus uterus menurun – aktivitas uterus menurun
 tonus vesica urinaria dan ureter menurun – stasis urine
1. Menurunkan tonus vaskular : tekanan diastolik menurun sehingga terjadi dilatasi
vena
2. Meningkatkan suhu tubuh
3. Meningkatkan cadangan lemak
4. Memicu “over breathing” – tekanan CO2 (Pa CO2) arterial dan alveolar menurun
5. Memicu perkembangan payudara
6. Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi
7. Menambah jumlah sel asinus.
 

Perubahan Estrogen adalah pada awal kehamilan sumber utama estrogen adalah
ovarium. Selanjutnya estrone dan estradiol dihasilkan oleh plasenta dan kadarnya
meningkat beratus kali lipat. Output estrogen maksimum adalah 30-40 mg / hari dan
diantaranya 85% terdiri dari estriol. Kadar terus meningkat menjelang aterm.
Aktivitas estrogen yang diperkirakan :

1. Memicu pertumbuhan dan pengendalian fungsi uterus


2. Menimbulkan hipertrofi system payudara
3. Menimbulkan pertumbuhan lemak dan air serta garam, sehingga payudara tampak
makin besar.
4. Merubah konsitusi kimiawi jaringan ikat sehingga lebih lentur dan menyebabkan
servik yang elastis, kapsul persendian melunak, mobilitas persendian meningkat
5. Retensi air
6. Menurunkan sekresi natrium
 

 
4. SISTEM KEKEBALAN
 

Kadar imunoglobulin tidak berubah pada kehamilan. Kadar anti bodi IgG ibu spesifik
memiliki kepentingan khusus krn kemampuan melintasi plasenta. IgG adalah
komponen utama dari imunoglobulin janin in utero & periode neonatal dini. IgG adlh
satu-satunya imunoglobulin yang menembus plasenta. Sistem imun janin timbul secara
dini. Limfosit muncul pd minggu ke-7 dan pengenalan antigen terlihat pada minggu ke-
12. Produksi imunoglobulin bersifat progresif selama kehamilan.

5. SISTEM PERKEMIHAN
 

Pembesaran ureter kiri dan kanan dipengaruhi oleh hormon progesteron, tetapi kanan
lebih membesar karena uterus lebih sering memutar ke kanan → hidroureter dextra dan
pielitis dextra lebih sering. Poliuria karena peningkatan filtrasi glomerulus. Trimester I
kehamilan kandung kemih tertekan uterus yang mulai membesar, akibatnya ibu sering
kencing. Trimester dua kehamilan dimana uterus telah keluar dari rongga pelvis gejala
sering kencing tidak dijumpai lagi. Trimester III, bila kepala janin mulai turun ke PAP,
keluhan sering kencing timbul lagi karena kandung kencing tertekan.

6. SISTEM PENCERNAAN
 

 
Peningkatan hormon estrogen mengakibatkan terdapat perasaan enek (nausea). Gejala
muntah (emesis) dijumpai pd bulan I kehamilan yang terjadi pd pagi hari (morning
sickness). Emesis yang berlebihan (hiperemesis gravidarum) merupakan situasi
patologis. Tonus otot-otot traktus digestivus menurun, motilitas seluruh traktus
digestivus berkurang sehingga makanan lama berada di usus. Hal ini baik untuk
reabsorbsi, tetapi menyebabkan obstipasi karena penurunan tonus otot-otot traktus
digestivus. Sering dijumpai morning sickness, hiperemesis gravidarum dan salivasi.
Salivasi adalah pengeluaran air liur berlebihan daripada biasanya.

7. SISTEM MUSKULOSKELETAL
 

Pada trimester pertama tidak banyak terjadi perubahan pada sistem muskuloskeletal.
Bersamaan dengan membesarnya ukuran uterus menyebabkan perubahan yang drastis
pada kurva tulang belakang yang biasanya menjadi salah satu ciri pada ibu hamil.
Lordosis progresif merupakan gambaran karakteristik pada kehamilan normal.

Mobilitas sendi sakroiliaka, sakro koksigeal, sendi pubis bertambah besar &
menyebabkan rasa tidak nyaman dibagian bawah punggung khususnya pada akhir
kehamilan mengakibatkan rasa pegal, mati rasa dan lemah dialami pada anggota badan
atas.

8. SISTEM KARDIOVASKULER
 

 
Curah jantung meningkat 30 % pd minggu ke-10 kehamilan. Tekanan darah akan turun
selama 24 minggu pertama kehamilan akibat terjadi penurunan dalam perifer vaskuler
resistance yang disebabkan oleh pengaruh peregangan otot halus oleh progesteron.
Hipertropi atau dilatasi ringan jantung mungkin disebabkan oleh peningkatan volume
darah dan curah jantung.

 
 
Perubahan kardiovaskuler dalam kehamilan :
TD darah arteri
 Sistolik               ↓ 4 -6 mg Semua dasar pd 20 – 24 mg,
 Diastolik             ↓ 8 – 15 mg kemudian sec.b’angsur-angsur
 Rata-rata             ↓ 6 -10 mg naik kenilai-nilai pra- kehamilan
Frek. Denyut jantung     ↑ 12 – 18 mg Puncak T. ll awal kemudian stabil
Volume stroke               ↑ 10 – 30 % Puncak T. ll awal kemudian stabil
Curah jantung               ↑ 33 – 45 % Puncak T. ll awal kemudian stabil
 

 Jantung membesar sekitar 12% antara awal dan akhir kehamilan


 90% mengalami murmur ejeksi sistolik yang berlangsung hingga minggu
pertama pascapartum. Jika tidak disertai abnormalitas yang lain hal ini
menunjukkan adanya peningkatan curah jantung.
 20% mengalami murmur diastolik transien dan 10% mengalami murmur kontinu
yang terdengar di atas dasar jantung, menyebabkan peningkatan aliran darah ke
payudara.
 Peningkatan curah jantung antara 35-50% dari rata-rata 5 L/menit sebelum
hamil menjadi 7L/menit pada minggu ke 20 hal ini akibat peningkatan isi
sekuncup dan frekuensi jantung
 Variasi yang besar dalam curah jantung, frekuensi nadi, tekanan darah dan aliran
darah regional dapat terjadi sesuai  dengan perubahan trivial postur, aktivitas
dan ansietas.
 Nilai nadi biasanya naik 84/menit dan tekanan darah arteri menurun  pd TM II,
tekanan darah vena cenderung naik pada TM I
 Curah jantung mencapai jumlah maksimal pd 24 minggu dan dipertahankan
pada jumlah ini hingga cukup bulan
 Tekanan darah sistolik menurun rata-rata 5-10 mmHg di bawah batas dasar dan
tekanan diastolik menurun 10-15 mmHg pada usia gestasi 24 minggu
 Sindrome hipotensi telentang terdiri atas hipotensi, bradikardia, dan sinkop
(karena pada posisi terlentang, uterus gravid yang menekan aorta sehingga
tekanan uterina lebih rendah dari pada tekanan darah arteri brakialis)
 Posisi terlentang dapat menurunkan curah jantung hingga 25%
 Aliran darah pada ekstermitas bawah melambat pada akhir kehamilan, aliran
balik vena yang buruk dan peningkatan tekanan darah pada tungkai
menyebabkan meningkatnya distensibilitas dan tekanan vena tungkai, vulva,
rektum, pelvis, edema dependen, varises pada vena tungkai dan vulva, serta
hemoroid.
 Aliran darah pada ginjal meningkat (70-80%) 400 ml/menit pada usia gestasi 16
minggu sehingga meningkatkan ekskresi.
 Aliran darah pada tangan dan kaki mencapai 500 ml/menit pd minggu ke-36, hal
ini membantu menghilangkan kelebihan panas yang diproduksi oleh
peningkatan metabolisme massa maternal-janin dan kerja kardiorespiratorius
selama kehamilan.
 Vasodilatasi perifer yang terkait merupakan penyebab mengapa wanita hamil
“merasa kepanasan” berkeringat banyak setiap saat merasakan tangan yang
lembab dan sering kali menderita hidung tersumbat.
 Aliran darah ke payudara meningkat hingga 2% vena dipermukaan payudara
berdilatasi, pembesaran payudara, rasa hangat dan gatal sejak awal kehamilan.
 Sirkulasi uteroplasenta meningkat 1-2% pada TM I hingga 17% pada kehamilan
cukup bulan (500ml/menit)
 Volume plasma darah meningkat 50% sehingga terjadi hemodilusi pada 32-34
minggu, anemia fisiologis, penurunan konsentrasi protein plasma dan penurunan
konsentrasi imunoglobulin
 

9. SISTEM INTEGUMEN
 

Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi,


dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali
merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang
mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya
(keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasa Latin “integumentum“, yang berarti
“penutup”.

Kulit
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kulit manusia terdiri atas epidermis dan dermis. Kulit berfungsi sebagai


alat ekskresikarena adanya kelenjar keringat (kelenjar sudorifera) yang terletak di
lapisan dermis.
Struktur anatomi
1.            Epidermis

Epidermis tersusun atas lapisan tanduk (lapisan korneum) dan lapisan Malpighi.
Lapisan korneum merupakan lapisan kulit mati, yang dapat mengelupas dan digantikan
oleh sel-sel baru. Lapisan Malpighi terdiri atas lapisan spinosum dan lapisan
germinativum. Lapisan spinosum berfungsi menahan gesekan dari luar. Lapisan
germinativum mengandung sel-sel yang aktif membelah diri, mengantikan lapisan sel-
sel pada lapisan korneum. Lapisan Malpighi mengandung pigmen melanin yang
memberi warna pada kulit.
 

2.            Dermis

Lapisan ini mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung saraf, kelenjar keringat,


dan kelenjar minyak. Kelenjar keringat menghasilkan keringat. Banyaknya keringat
yang dikeluarkan dapat mencapai 2.000 ml setiap hari, tergantung pada kebutuhan
tubuh dan pengaturan suhu. Keringat mengandung air, garam, dan urea. Fungsi lain
sebagai alat ekskresi adalah sebgai organ penerima rangsangan, pelindung terhadap
kerusakan fisik, penyinaran, dan bibit penyakit, serta untuk pengaturan suhu tubuh.
 

Pada suhu lingkungan tinggi (panas), kelenjar keringat menjadi aktif dan pembuluh
kapiler di kulit melebar. Melebarnya pembuluh kapiler akan memudahkan proses
pembuangan air dan sisa metabolisme. Aktifnya kelenjar keringat mengakibatkan
keluarnya keringat ke permukaan kulit dengan cara penguapan. Penguapan
mengakibatkan suhu di permukaan kulit turun sehingga kita tidak merasakan panas
lagi. Sebaliknya, saat suhu lingkungan rendah, kelenjar keringat tidak aktid dan
pembuluh kapiler di kulit menyempit. Pada keadaan ini darah tidak membuang sisa
metabolisme dan air, akibatnya penguapan sangat berkurang, sehingga
suhu tubuh tetap dan tubuh tidak mengalami kendinginan. Keluarnya keringat
dikontrol oleh hipotalamus
Fungsi
Kulit memiliki beberapa fungsi:

 Sebagai alat pengeluaran berupa kelenjar keringat.


 Sebagai alat peraba.
 Sebagai pelindung organ dibawahnya.
 Tempat dibuatnya Vit D dengan bantuan sinar matahari.
 Pengatur suhu tubuh.
 Tempat menimbun lemak.
 Sistem Integumen Pada Kehamilan
 Perubahan keseimbangan hormonal dan mekanisme peregangan bertanggung jawab
terhadap derajat perubahan sistem integumen selama kehamilan. Perubahan yang
umum terjadi adalah meningkatnya ketebalan kulit dan lemak subdermal
hypopigmentasi, pertumbuhan rambut dan kuku, kecepatan aktifitas kelenjar
keringat dan kelenjar sebasea, dan meningkatnya aktifitas sirkulasi dan vasomotor.
Adanya kerapuhan/kelemahan pada jaringan elastik cutaneus menyebabkan
timbulnya striae gravidarum atau tanda peregangan yang jelas. Respon alergi
cutaneus menjadi lebih tinggi.
 Pigmentasi disebabkan oleh hormon pituitary anterior ; melanotropin, yang
meningkat selama kehamilan. Facial Melama, disebut juga chloasma atau topeng
kehamilan, adalah bentuk seperti jerawat, merupakan hyperpigmentasi berwarna
kecokelatan di atas pipi, hidung dan kening. Chloasma tampak pada 50% sampai
70% wanita hamil, dimulai setelah minggu ke 16 dan meningkat terus hingga
persalinan. Sinar matahari menambah pigmentasi pada wanita-wanita yang rentan.
Cloasma disebabkan oleh kehamilan normal biasanya memudar setelah persalinan.
Penggelapan warna niple, areola, axila dan vulva terjadi juga pada saat yang
bersamaan.
 Linea nigra merupakan garis pigmentasi yang terentang dari symphisis pubis sampai
ke ujung atas fundus pada garis tengah, garis ini dikenal dengan linea alba sebelum
pigmentasi yang disebabkan faktor hormonal. Pada primigravida, adanya linea nigra
dimulai pada bulan ke 3, sama cepatnya dengan kenaikan tinggi fundus; pada
multigravida munculnya garis ini sering lebih awal dari bulan ke 3. Tidak semua
wanita hamil muncul linea nigra.
 Striae gravidarum, atau garis peregangan, tampak pada 50% sampai 90% wanita
hamil selama pertengahan kehamilan, mungkin disebabkan oleh aksi
adrenocorticoid. Striae merefleksikan perusakan jaringan penyambung di bawah
kulit (collagen). Depresi lapisan yang jelas terjadi pada area-area dengan peregangan
maksimal (seperti abdomen, paha dan mamae). Peregangan ini kadang-kadang
menimbulkan sensasi menyerupai rasa gatal. Terdapat kecenderungan bahwa striae
bersifat familia. Setelah kelahiran striae biasanya memudar, walaupun striae
tersebut tidak menghilang secara keseluruhan. Variasi warna striae tergantung pada
warna kulit ibu hamil. Striae tampak berwarna pink pada wanita berkulit cerah, dan
tampak berwarna kontras dari pada kulit lainnya pada wanita berkulit gelap. Pada
nulipara, striae pada umumnya berupa garis berwarna perak kemilauan (pada
wanita berkulit cerah) atau garis berwarna keunguan (pada wanita berkulit gelap)
Scar striae mungkin tampak akurat pada kehamilan sebelumnya.
 Angiomas atau telangiectasia adalah istilah yang ditujukan pada bentuk
vaskularisasi seperti jaring laba-laba. Bentuknya kecil sekali, permukaannya seperti
bintang atau bercabang-cabang, terlihat jelas pada bagian akhir arteriola. Jaring
laba-laba ini terbentuk sebagai akibat meningkatnya sirkulasi estrogen, biasanya
ditemukan pada leher thorax, muka dan lengan. Angiomas dan teliangiestasia juga
dijelaskan sebagai jaringan awal dilatasi arteriola yang menyebar ke arah bagian
tengah. Bentuk jaring-jaring ini berwarna kebiruan dan tidak menjadi pucat bila
dilakukan penekanan. Striae mungkin tampak jelas pada mamae sebagai akibat
peregangan pada mamae yang bertambah besar ukurannya. Jaring-jaring vaskuler
tampak selama bulan ke 2 sampai 5 kehamilan pada 55% wanita kulit putih dan 10%
pada wanita Afrika-Amerika. Jaring-jaring vaskuler ini akan menghilang setelah
melahirkan.
 Adanya benjolan-benjolan kecil seperti jerawat, berwarna pink kemerahan dan
mudah ditentukan batasnya, sering terlihat pada permukaan palmar tangan pada
sekitar 60% wanita kulit putih dan 35% pada wanita Afrika-Amerika selama
kehamilan. Perubahan warna ini dan eritema pada palmar berhubungan dengan
peningkatan sirkulasi perifer.
 Epulis (Gingival Granuloma Gravidarum) berwarna kemerahan, berbentuk nodul
dan mudah berdarah. Lesi ini mungkin berkembang sekitar bulan ke 3 dan biasanya
berlanjut sesuai dengan perkembangan kehamilan. Treatment dilakukan dengan
melakukan insisi apabila lesi tersebut mengalami pembesaran, menyebabkan rasa
nyeri atau berdarah yang agak banyak.
 Pada minggu ke 6 beberapa wanita mencatat adanya menipis dan melunaknya kuku
baik pada tangan maupun kaki. Zat pewarna kuku harus dibersihkan dan kuku harus
tetap dijaga pendek untuk mencegah patah, kulit yang berminyak dan cabe vulgaris
mungkin terjadi selama kehamilan. Beberapa wanita lain kulitnya mengalami scar
dan terlihat menyebar. Hirsutism adalah pertumbuhan rambut yang berlebihan dan
pertumbuhan rambut pada tempat yang tidak biasanya, juga hal yang mungkin
terjadi. Peningkatan pertumbuhan rambut biasanya juga terjadi. Rambut kembali
normal setelah kehamilan. Pertumbuhan rambut yang kasar biasanya tidak
menghilang setelah kehamilan. Beberapa wanita berkomentar bahwa rambut
mereka menebal dan tumbuh lebih banyak selama kehamilan.
 

3.            Perubahan Pada Kulit

Perubahan pada kulit ibu hamil, terjadi karena terdapat hormon khusus. Perubahan
kulit dalam bentuk hiperpigmentasi dan hiperemi di beberapa tempat dapat dijabarkan
sebagai berikut :

Kulit Bentuk Perubahan Keterangan


Muka Kloasma gravidarum atau Bentuk seperti kupu-
“mask of pregnancy” kupu, simetris pada
disebabkan oleh kombinasi :- sisi kanan dan
Hormon seks
– Melanocyte stimulating
hormon (MSH) yang
dikeluarkan oleh hipofisis
anterior

Andeng-andeng dapat
bertambah hitam
kiri.Hiperpigmentasi
Striae lividae/nigra disebabkan
oleh kombinasi:- Melanocyte
stimulating hormon Hiperpigmentasi di
– Estrogen dan progesteron garis tengah kulit
abdomen.Hiperpigmen
tasi kulit abdomen
– Hormon adrenokortikotropik bagian bawah di atas
Abdomen simfisis pubis
Puting susu dan areola mamae
bertambah hitam, kelenjar
Minogomery makin menonjol. Salah satu tanda awal
Ketiganya, disebabkan oleh kehamilan khususnya
kombinasi peningkatan hormon pada kehamilan
Mamae seperti di atas pertama
Semakin jelasnya pembuluh
darah kapiler dengan titik di
tengahnya di beberapa tempat
seperti yang dijumpai pada Spider angioma sulit
sirosis hepatis.Pembuluh darah terlihat pada orang
tampak semakin jelas keduanya Indonesia disebabkan
Spiderangiom disebabkan oleh peningkatan warna kulitnya sawo
a estrogen. matang.
Kulit telapak tangan merah dan Jarang terjadi pada
kadang-kadang wanita Indonesia
mengelupas.Peningkatan karena kulit telapak
Eritemapalma estrogen menyebab-kan tangan menebal akibat
ns jaringan ikat merenggang. pekerjaannya.
Rambut Fase anagen/pertumbuhan Sering dijumpai bahwa
rambut berlangsung selama 2-6 setelah persalinan
tahun dan rambut yang rontok
selanjutnya beristirahat.Fase tel semakin banyak,
ogen berlangsung selama 3 namun tumbuh
bulan. Pada fase ini sebagian kembali.Situasi ini
rambut rontok kemudian
tumbuh kembali yang
normalnya sekitar 15-20%. Fase dipengaruhi oleh
telogen turun menjadi 10% tingginya
pada akhir kehamilan. estrogen/progenteron
 

1. METABOLISME DAN INDEKS MASSA TUBUH


 

Basal metabolik rate (BMR) meningkat 15%-20% untuk pertumbuhan janin dan
persiapan memberikan ASI yang ditemukan pada triwulan terakhir. Kalori dibutuhkan
terutama dari pembakaran hidrat arang khususnya kehamilan 20 mg ke atas.

 
Protein diperlukan untuk perkembangan badan, alat kandungan, mammae, janin.
Protein disimpan untuk persiapan laktasi. Bumil sering haus, nafsu makan besar, sering
kencing dipengaruhi oleh Hormon Somatomammotropin, peningkatan plasma insulin
dan hormon adrenal. Kebutuhan mineral ibu : Kalsium 30gram/hr, fosfor rata-rata 2
gr/hr, zat besi 800 mg/ 30-50 mg sehari, dan air minimal 8 gelas/hr.

Peningkatan berat badan ibu disebabkan oleh hasil konsepsi (fetus, plasenta, cairan
ketuban) dan berat Ibu (uterus, mammae yang membesar, volume darah meningkat,
lemak, protein, adanya retensi air). Berat badan wanita hamil naik 6,5-16,5 kg, rata-rata
12,5 kg, terutama 20 minggu terakhir. Kadar alkali-fosfatase meningkat 4x lipat
dibanding wanita tidak hamil, mulai kehamilan 4 bulan. Alkali fosfatase dapat dipakai
untuk menilai fungsi plasenta.

1. DARAH DAN PEMBEKUAN DARAH


 

Volume plasma meningkat pada minggu ke-6 kehamilan Sehingga terjadi pengenceran
darah (hemodilusi) dengan puncaknya pada umur kehamilan 32-34 mg. Serum darah
(volume darah) bertambah 25-30 % dan sel darah bertambah 20%. Massa sel darah
merah terus naik sepanjang kehamilan. Hemotokrit meningkat dari TM l sampai TM lll.

Peredaran darah dipengaruhi oleh faktor :


1. Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan
perkembangan dan pertumbuhan dalam rahim.
2. Terjadi hubungan langsung antara arteri & vena pada sirkulasi retro-plasenter.
3. Pengaruh Hormon Progesteron dan estrogen.
4. Volume darah :
Meningkat, jumlah serum lebih besar dari pertambahan sel darah, sehingga terjadi
pengenceran darah (haemodilusi).

1. Sel darah
sel darah meningkat 20%, Protein darah dalam bentuk albumin dan gammaglobulin
menurun pada TM I.

Sel Darah Putih


Jumlah “Peripheral WBC” makin meningkat dengan cepat selama kehamilan. Selama
trimester pertama rata-rata jumlah “WBC” adalah sekitar 9500/mm meningkat menjadi

rata-rata 20-30.000/ mm pada saat ”a term”. Jumlah ini menurun dengan cepat setelah

persalinan dan kembali ke kadar sebelum hamil pada akhir minggu pertama pasca
persalinan. Adanya hemodilusi maka LED sangat meningkat (4 x dari angka normal)
 
Pembekuan/Koagulasi
Perubahan pada kadar fibrinogen, faktor-faktor pembekuan dan pleteles selama
kehamilan berakibat pada peningkatan kapasitas untuk pembekuan, dengan akibat
peningkatan risiko terjadinya DIC (Disseminated Intravascular Coagulation) seperti
yang terjadi pada komplikasi-komplikasi antara lain molahidatidosa dan abrupsiv
plasenta/solusio plasenta.

2. SISTEM PERNAFASAN
 

Adaptasi respirasi selama kehamilan dirancang untuk mengoptimalkan oksigenasi ibu


dan janin, serta memfasilitasi perpindahan produk sisa CO2 dari janin ke ibu.

Konsumsi oksigen dan ventilasi semenit meningkat secara progresif selam masa
kehamilan. Volume tidal dan dalam angka yang lebih kecil, laju pernafasan meningkat.
Pada aterm konsumsi oksigen akan meningkat sekitar 20-50% dan ventilasi semenit
meningkat hingga 50%. PaCO2 menurun sekitar 28-32mm Hg.

 
Alkalosis respiratorik dihindari melalui mekanisme kompensasi yaitu penurunan
konsentrasi plasma bikarbonat. Hiperventilasi juga dapat meningkatkan PaO2 secara
perlahan. Peningkatan dari 2,3-difosfogliserat mengurangi efek hiperventilasi dalam
afinitas hemoglobin dengan oksigen. Tekanan parsial oksigen dimana hemoglobin
mencapai setengah saturasi ketika berikatan dengan oksigen meningkat dari 27 ke 30
mm Hg.

Hubungan antara masa akhir kehamilan dengan peningkatan curah jantung memicu
perfusi jaringan. Posisi dari diafragma terdorong ke atas akibat dari pembesaran uterus
dan umumnya diikuti pembesaran dari diameter anteroposterior dan transversal
dari cavum thorax. Mulai bulan ke lima, expiratory reserve volume, residuak
volume,dan functional residual capacity menurun, mendekati akhir masa kehamilan
menurun sebanyak 20 % dibandingkan pada wanita yang tidak hamil.
 

Secara umum, ditemukan peningkatan dari inspiratory reserve volume sehingga


kapasitas paru total tidak mengalami perubahan. Pada sebagian ibu hamil,
penurunan functional residual capacity tidak menyebabkan masalah, tetapi bagi
mereka yang mengalami perubahan pada closing volume lebih awal sebagai akibat dari
merokok, obesitas, atau skoliosis dapat mengalami hambatan jalan nafas awal dengan
kehamilan lanjut yang menyebabkan hipoksemia. Manuver tredelenburg dan posisi
supin juga dapat mengurangi hubungan abnormal antara closing volume dan functional
residual capacity. Volume residual dan functional residual capacity kembali normal
setelah proses persalinan.
 

2. SISTEM PERSYARAFAN
 

Konsentrasi alveolar minimum menurun secara progresif selama masa kehamilan. Pada
masa aterm menurun sekitar 40% untuk semua anestesi general. Namun, konsentrasi
alveolar minimum kembali normal pada hari ketiga pasca kelahiran. Perubahan kadar
hormon maternal dan opioid endogen telah dibuktikan. Progestron yang memiliki efek
sedasi ketika diberikan dalam dosis farmakologis, meningkat sekitar 20 kali lebih tinggi
daripada normal pada masa aterm dan kemungkinan berefek kecil dalam observasi.
Peningkatan secara signifikan kadar endorfin juga memegang peranan penting dalam
masa persalinan dan kelahiran. Wanita hamil menunjukkan peningkatan sensitivitas
terhadap kedua jenis anestesi baik regional maupun general. Dari awal periode
pemasukan anestesi secara neuraxial, wanita hamil membutuhkan lebih sedikit anestesi
lokal daripada wanita yang tidak hamil untuk mencapai level dermatom sensorik yang
diberikan.

Minimum local analgesic concentration (MLAC) digunakan dalam anestesi obstetrik


untuk membandingkan potensi relatif dari anestesi lokal dan MLAC didefinisikan
sebagai median dari konsentrasi analgesik efektif dalam 20 ml volume untuk analgesi
epidural dalam periode awal persalinan. Obstruksi dari vena cava inferior karena
pembesaran uterus mengakibatkan distensi dari vena pleksus epidural dan
meningkatkan volume darah epidural. Yang mendekati masa akhir kehamilan
menghasilkan tiga efek mayor : (1) penurunan volume cairan serebrospinal, (2)
penurunan volume potensial dari ruang epidural, (3) peningkatan tekanan ruang
epidural. Dua efek awal memicu penyebaran sefalad dari cairan anestesi lokal selama
anestesi spinal dan epidural, dimana efek yang terakhir mungkin menjadi predisposisi
dalam insidensi lebih tinggi dari punksi dural dengan anestesi epidural.
 

Perubahan fisiologis spesifik akibat kehamilan dapat terjadi timbulnya gejala neurologis
dan neuromuskular berikut:

1. Kompresi syaraf panggul atau statis vaskular akibat pembesaran uterus dapat
menyebabkan perubahan sensori di tungkai bawah.
2. Lordosis dorsolumbal dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan pada syaraf atau
kompresi akar syaraf.
3. Edema yang melibatkan syaraf perifer dapat menyebabkan carpal tunned syndrome
selama trimester akhir kehamilan.
4. Akroestesia (rasa gatal di tangan) yang timbul akibat posisi tubuh yang
membungkuk berkaitan dengan tarikan pada segmen fleksus barkialis.

Anda mungkin juga menyukai