Anda di halaman 1dari 25

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PERUBAHAN ANATOMI DAN FISIOLOGI PADA KEHAMILAN


2.1.1. PERUBAHAN SISTEM REPRODUKSI
A. UTERUS
 Trimester I
Uterus akan beradaptasi dalam menerima dan melindungi hasil konsepsi (janin,
plasenta, amnion) selama masa kehamilan sampai dengan persalinan. Uterus akan
bertambah besar dengan cepat selama kehamilan dan pulih kembali seperti
keadaan semula dalam beberapa minggu setelah persalinan. Beratnya uterus pada
perempuan tidak hamil yaitu 70gr dan kapasitas 10ml atau kurang. Selama
kehamilan, uterus akan berubah menjadi organ yang mampu menampung janin,
plasenta, dan cairan amnion rat-rata pada akhir kehamilan volume totalnya
mencapai 5 liter bahkan dapat mencapai 20 liter atau lebih dengan berat rata-rata
1100 gram. Pembesaran uterus meliputi peregangan dan penebalan sel-sel otot,
sementara produksi miosit yang baru masih sangat terbatas. Bersamaan dengan ini
terjadi akumulasi jaringan ikat dan elastik, terutama pada lapisan otot luar. Hal ini
dapat meningkatkan kekuatan dinding uterus. Korpus pada bulan pertama akan
menebal namun seiring meningkatkan usia kehamilan akan mengalami penipisan.
Pada akhir kehamilan ketebalannya hanya berkisar 1,5 cm bahkan kurang.
Hormon esterogen akan menstimulasi penebalan uterus pada awal kehamilan dan
sedikit hormon progesteron. Hal ini terlihat pada awal kehamilan perubahan
uterus seperti kehamilan ektopik. Setelah udia kehamilan 12 minggu penambahan
ukuran uterus akan didominasi oleh desakan dari hasil konsepsi. Pada awal
kehamilan tuba fallopii, ovarium dan ligamentum rotundum berada sedikit
dibawah apeks fundus, sementara pada akhir kehamilan akan berada sedikit diatas
pertengahan uterus. Penebalan sel otot uterus juga ditentukan oleh posisi plasenta,
dimana pada bagian uterus yang mengelilingi tempat implantasi plasenta akan
bertambah besar lebih cepat dibandingkan dengan bagian lainnya sehingga
menyebabkan uterus menjadi tidak rata yang dikenal dengan tanda Piscaseck.1,2

3
4

Gambar 1. tanda Piscaseck4

Pada awal kehamilan uterus masih berbentuk seperti avokat, namun pada
minggu ke 12, daerah fundus dan korpus akan membulat dan akan menjadi bentuk
sferis. Panjang uetrus akan berubah lebih cepat dibandingkan dengan lebarnya
sehingga akan berbentuk oval. Ismus uteri pada minggu pertama akan
mengadakan hipertrofi seperti korpus uteri yang mengakibatkan ismus menjadi
lebih panjang dan lunak yang disebut dengan tanda Hegar. Hal ini dapat
ditemukan dengan meletakkan 2 jari pada forniks posterior dan tangan lain di
dinding perut diatas simfisi pubis, maka terasa korpus uteri seakan-akan terpisah
dengan serviks (isthmus sangat lembek pada kehamilan). Pada usia kehamilan 6-8
minggu dengan pemeriksaan bimanual dapat dikethui tanda hegar ini.1,4

Gambar 2. Tanda Hegar1


Pada minggu ke 12 uterus terlalu besar dalam rongga pelvis dan seiring
berkembangnya uterus akan menyentuh dinding abdominal, mendorong usus ke
5

samping dan ke atas, terus tumbuh hingga hampir menyentuh hati. Pada saat
pertambahan uterus akan berotasi kearah kanan, dekstrorotasi ini disebabkan
karena adanya rektosigmoid di daerah kiri pelvis. Sejak trimester pertama uterus
akan mengalami kontraksi yang tidak teratur namun tidak nyeri.
 Trimester II
Bentuk uterus pada kehamilan empat bulan berbentuk bulat sedangkan pada
akhir kehamilan berbentuk bujur telur. Pada kehamilan lima bulan,rahim teraba
seperti berisi cairan ketuban dan dinding rahim terasa tipis. Posisi rahim antara
lain: pada empat bulan kehamilan, rahim tetap berada pada rongga pelvis. Setelah
itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat mencapai
batas hati. Rahim yang hamil biasanya mobilitasnya, lebih mengisi rongga
abdomen kanan atau kiri. Pada kehamilan 16 minggu,kavum uteri seluruh nya di
isi oleh amion dimana desidua kapsularis dan desidua vera (parietalis) telah
menjadi satu. Tinggi TFU terletak antara pertengahan simpisis pusat. Plansenta
telah terbentuk seluruh nya. Pada kehamilan 20 minggu, TFU terletak 2-3 jari di
bawa pusat. Pada kehamilan 24 minggu, TFU terletak setinggi pusat.2,4

Gambar 3. Pembesaran Uterus sesuai usia kehamilan1


Pada trimester kedua kontraksi ini dapat dideteksi dengan pemeriksaan
bimanual. Karen fenomena ini diperkenalkan pertama kali oleh Braxton Hicks
pada tahun 1872 maka disebut dengan kontraksi Braxton Hicks. Kontraksi ini
6

muncul tiba-tiba dan sporadik, intensitasnya bervariasi antara 5-25 mmHg.


Sampai akhir kehamilan biasanya kontraksi ini sangat jarang dan akan meningkat
satu atau dua hari menjelang persalinan. Hal ini dikarenakan peningkatan jumlah
reseptor oksitosin dan gap junction diantara sel-sel miometrium. Pada saat ini
kontraksi akan terjadi selama 10-20 menit dan pada akhir kehamilan kontraksi ini
akan menyebakan rasa tidak nyaman dan dianggap sebagai persalinan palsu.1,2

Gambar 4. Braxton Hicks4


 Trimester III
Berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram-1000 gram pada akhir
kehamilan empat puluh minggu. Pada kehamilan 28 minggu, TFU (Tinggi Fundus
Uteri) terletak 2-3 jari diatas pusat, Pada kehamilan 36 minggu tinggi TFU satu
jari dibawah Prosesus xifoideus. Dan pada kehamilan 40 minggu,TFU berada tiga
jari dibawah Prosesus xifoideus. Pada trimester III , istmus uteri lebih nyata
menjadi corpus uteri dan berkembang menjadi segmen bawah uterus atau segmen
bawah rahim (SBR). Pada kehamilan tua, kontraksi otot-otot bagian atas uterus
menyebabkan SBR menjadi lebih lebar dan tipis (tampak batas yang nyata antara
bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis). Pada trimester
akhir, ismus akan berkembang menjadi segmen bawah uterus. Pada akhir
kehamilan, otot uterus bagian atas akan berkontraksi sehingga segmen bawah
uterus akan melebar dan menipis. Batas antara segmen atas yang tebal dan segmen
bawah yang tipis disebut dengan lingkaran retraksi fisiologis. Dinding uterus
diatas lingkaran ini jauh lebih tebal daripada SBR.1
7

B. SERVIKS
 Trimester I
Serviks menjadi lunak (soft) yang disebut dengan tanda Goodell, banyak
jaringan ikat yang mengandung kolagen, kelenjar servikal membesar dan
mengeluarkan banyak cairan mukus karna pertambahan dan pelebaran pembuluh
darah, warnanya menjadi livid yang disebut tanda Chadwick.5

Gambar 5. Tanda Chadwick


Satu bulan setelah konsepsi servik akan menjadi lunak dan kebiruan. Hal ini
dikarenakan adanya penambahan vaskularisasi dan terjadinya edema pada seluruh
serviks bersamaan dengan hiperplasia dan hipertrofi pada kelenjar-kelenjar
serviks. Berbeda kontras dengan korpus, serviks hanya memiliki 10-15% otot
polos. Terdapat jaringan ikat ekstraseluler pada serviks terutama kolagen tipe1
dan 3 dan sedikit tipe 4 pada membrana basalis. Diantara kolagen-kolagen itu
berkatalasi glikosaminoglikan dan proteoglikan, terutama dermatan sulfat, asam
hialuronat, dan heparin sulfat. Juga ditemukan fibronektin dan elastin diantara
serabut klagen. Rasio tertinggi elastin terhadap kolagen terdapat di ostium interna.
Baik elastin maupun otot polos semakin menurun jumlahnya mulai dari ostium
interna ke ostium eksterna.6 serviks manusia merupakan organ yang kompleks dan
heterogen yang mengalami perubahan luar biasa selama kehamilan dan
persalinan. Bersifat seperti katup yang menjaga janin di dalam uterus sampai akhir
kehamilan dan selama persalinan. Serviks didominasi jaringan ikat fibrosa.
Komposisinya berupa jaringan matriks ekstraseluler terutama mengandung
kolagen dengan elastin dan proteoglikan dan bagian sel yang mengandung otot
dan fibroblas, epitel serta pembuluh darah. Rasio relatif jaringan ikat terhadap otot
8

tidak sama sepanjang serviks yang semakin kedistal rasio ini semakin besar.7
pada perempuan yang tidak hamil berkas kolagen pada serviks terbungkus rapat
dan tidak beraturan. Selama kehamilan, kolagen secara aktif disintesis dansecara
terus-menerus di remodelling oleh kolagenase, yang disekresi oleh sel serviks dan
neutrofil. Kolagen didegradasi oleh kolagenase intraseluler yang menyingkirkan
struktur prokolagen yang tidak sempurna untuk mencegah pembentukan kolagen
yang lemah, dan kolagenase ekstraseluler yang secara lambat akan melemahkan
matriks kolagen agar persalinan dapat berlangsung. Pada akhir trimester pertama
kehamilan, berkas kolagen menjadi kurang kuat terbungkus. Hal ini terjadi akibat
penurunan konsentrasi kolagen secara keseluruhan. Dengan sel-sel otot polos dan
jaringan elastis, serabut kolagen bersatu dengan arah paralel terhadap sesamanya
sehingga serviks menjadi lunak dibandingkan kondisi tidak hamil, tetapi tetap
mampu mempertahankan kehamilan.1,2
 Trimester II
Pada saat kehamilan mendekati aterm, terjadi penurunan lebih lanjut dari
konsentrasi kolagen. Konsentrasinya menurun secara nyata dari keadaan yang
relatif dilusi dalam keadaan menyebar (dispersi) dan ter-remodelling menjadi
serat. Dispersi meningkat oleh peningkatan rasio dekorin terhadap kolagen. Hal
ini akan mengakibatkan konsentrasi air meningkat seperti halnya juga terjadi pada
asam hialuronat dan glikosaminoglikan. Asam hialuronat disekresikan oleh
fibroblast dan memiliki afinitas yang tinggi terhadap molekul air. Penurunan
kolagen lebih lanjut ini secara klinis terbuktidengan melunaknya serviks.
Beberapa perubahan ini berhubungan dengan dispersi kolagen yang terjadi lebih
awal pada kehamilan dan mengakibatkan keadaan patologis seperti serviks
inkompeten. Proses remodelling sangat kompleks dan melibatkan proses kaskade
biokimia, interaksi antara komponen seluler dan matriks ekstraseluler, serta
infiltrasi stroma serviks oleh sel-sel inflamasi seperti neutrofil dan makrofag.
Proses remodelling ini berfungsi agar uterus dapat mempertahankan kehamilan
sampai aterm dan kemudian proses destruksi serviks yang membuatnya berdilatasi
memfasilitasi persalinan. Proses perbaikan serviks erjadi setelah persalinan
sehingga siklus kehamilan yang berikutnya akan berulang. Waktu yang tidak tepat
9

bagi perubahan kompleks ini akan mengakibatkan persalinan preterm, penundaan


persalinan menjadi postterm dan bahkan gangguan persalinan spontan.1
 Trimester III
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon
estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan adanya
hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi lunak. Serviks uteri lebih
banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri atas kolagen. Karena servik terdiri
atas jaringan ikat dan hanya sedikit mengandung jaringan otot, maka serviks tidak
mempunyai fungsi sebagai spinkter, sehingga pada saat partus serviks akan
membuka saja mengikuti tarikan-tarikan corpus uteri keatas dan tekanan bagian
bawah janin kebawah . Sesudah partus, serviks akan tampak berlipat-lipat dan
tidak menutup seperti spinkter. Perubahan-perubahan pada serviks perlu diketahui
sedini mungkin pada kehamilan, akan tetapi yang memeriksa hendaknya berhati-
hati dan tidak dibenarkan melakukannya dengan kasar, sehingga dapat
mengganggu kehamilan. Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan
akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-kadang wanita yang sedang
hamil mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak. Pada keadaan ini
sampai batas tertentu masih merupakan keadaan fisiologik, karena peningakatan
hormon progesteron. Selain itu prostaglandin bekerja pada serabut kolagen,
terutama pada minggu-minggu akhir kehamilan. Serviks menjadi lunak dan lebih
mudah berdilatasi pada waktu persalinan.1,4,5

Gambar 6. Perkembangan serviks6


10

C. OVARIUM
 Trimester I
Proses ovulasi pada kehamilan akan berhenti dan pematangan folikel baru juga
ditunda. Hanya satu korpus luteum yang ditemukan di ovarium. Folikel ini akan
berfungsi maksimal selama 6-7minggu awal kehamilan dan setelah itu akan
berperan sebagai penghasil progesteron dalam jumlah yang relatif minimal.
Relaksin, merupakan suatu hormon protein yang memiliki struktur mirip dengan
insulin dan insulin like growth factor I & II disekresikan oleh korpus luteum,
desidua, plasenta danhati. Aksi biologi utamanya adalah dalam proses
remodelling jaringan ikat pada saluran reproduksi, yang kemudian akan
mengakomodasikan kehamilan dan keberhasilan proses persalinan. Perannya
belum diketahui secara menyeluruh, tetapi diketahui memiliki efek pada
perubahan struktur biokimia serviks dan kontraksi miometrium yang akan
berimplikasi pada kehamilan preterm.1,2
 Trimester II
Saat ovulasi terhenti masih terdapat korpus luteum graviditas sampai terbentuk
nya plasenta yang mengambil alih pengeluaran esterogen dan progesteron ( kira-
kira pada kehamilan 16 minggu dan korpus luteum graviditas berdiameter kurang
lebih 3 cm).4,5
 Trimester III
Pada trimester akhir ovulasi terhenti, fungsi pengeluaran hormon estrogen dan
progesteron di ambil alih oleh plasenta.4,5
D. VAGINA DAN PERINEUM
 Trimester I
Minggu ke-8 terjadi hipervaskularisasi sehingga vagina tampak merah dan
kebiruan (tanda chadwick). pH vagina menjadi lebih asam. Dari 4 menjadi 6.5
menyebabkan rentan terhadap infeksi vagina. Mengalami deskuamasi/pelepasan
elemen epitel pada sel-sel vagina akibat stimulasi estrogen membentuk rabas
vagina disebut leukore (keputihan). Hormon kehamilan mempersiapkan vagina
supaya distensi selama persalinan dengan produksi mukosa vagina yang tebal,
jarinagn ikat longar, hipertropi otot polos dan pemanjangan vagina.5
11

 Trimester II
Terjadi peningkatan vaskularisasi vagina dan peningkatan sensitifitas yang
menyolok,serta meningkatkan libido.5
 Trimester III
Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat jelas pada
kulit dan otot perineum dan vulva, sehingga pada vagiana akan terlihat berwarna
keunguan yang dikenal dengan tanda Chadwick. Perubahan ini meliputi penipisan
mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel-sel otot polos.
Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan persiapan untuk
mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan meningkatnya ketebalan
mukosa, mengendornya jaringan ikat, dan hipertrofi sel otot polos. Perubahan ini
mengakibatkan bertambah panjangnya dinding vagina. Papilla mukosa juga
mengalami hipertrofi dengan gambaran seperti paku sepatu. Peningkatan volume
sekresi vagina juga terjadi, dimana sekresi akan berwarna keputihan, menebal, dan
pH antara 3,5-6 yang merupakan hasil dari peningkatan prosukdi asam laktat
glikogen yang dihasilkan oleh epitel vagina sebagai aksi dari Lactobacilllus
acidophilus.1
2.1.2. SIRKULASI UTEROPLASENTAL
Sirkulasi uteroplasental normal sangat dibutuhkan dalam perkembangan dan
perawatan untuk fetus yang sehat. Insufiensi sirkulasi uteroplasental dapat
menjadi penyebab utama dalam retardasi pertumbuhan fetal intrauterin dan ketika
menjadi parah dapat mengakibatkan kematian fetus. Integrasi dari sirkulasi
bergantung pada aliran darah uterus yang adekuat dan fungsi normal plasenta.8
Aliran darah uterin meningkat secara progresif selama kehamilan dan mencapai
nilai rata rata antara 500ml sampai 700ml di masa aterm. Aliran darah melalui
pembuluh darah uterus sangat tinggi dan memiliki resistensi rendah. Perubahan
dalam resistensi terjadi setelah 20 minggu masa gestasi. Aliran darah uterus
kurang memiliki mekanisme autoregulasi (pembuluh darah dilatasi maksimal
selama masa kehamilan) dan aliran arteri uterin sangat bergantung pada tekanan
darah maternal dan curah jantung. Hasilnya, faktor yang mempengaruhi
perubahan aliran darah melalui uterus dapat memberikan efek berbahaya pada
suplai darah fetus.
12

Maka uterine blood flow dirumuskan sebagai berikut:8


UBF= UAP-UVP
UVR
UBF = uterine blood flow
UAP = uterine arterial pressure
UVP = uterine venous pressure
UVR = uterine vascular resistance
Aliran darah uterin menurun selama periode hipotensi maternal, dimana hal
tersebut terjadi dikarenakan hipovolemia, perdarahan, dan kompresi aortocaval,
dan blokade simpatis. Hal serupa, kontraksi uterus (kondisi yang meningkatkan
frekuensi atau durasi kontraksi uterus) dan perubahan tonus vaskular uterus yang
dapat terlihat dalam status hipertensi mengakibatkan gangguan pada aliran darah.9
2.1.3. PERUBAHAN SISTEM INTEGUMAN
Pada kulit dinding perut akan terjadiperubahan warna menjadi kemerahan,
kusam dankadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha.
Perubahan ini dikenal dengan nama Striae gravidarum.1

Gambar 7. Striae Gravidarum5


Pada multipara selain striae gravidarum itu sering kali ditemukan garis
berwarna perak berkilau yang merupakan sikatrik dari striae sebenarnya. Pada
banyak perempuan kulit digaris pertengahan perutnya (linea alba) akan berubah
menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan linea nigra. Kadang-kadang akan
muncul dengan ukuran yang bervariasi pada wajah dan leher yang disebut dengan
chloasma atau melasmagravidarum. Selain itu, pada aerola dan daeran genital
juga akan terlihat pigmentasi yang berlebihan. Pigmentasi yang berlebihan itu
biasanya akan hilang atau sangat jauh berkurang setelah persalinan. Kontrasepsi
13

oral juga bisa menyebabkan terjadinya hiperpigmentasi yang sama. Perubahan ini
dihasilkan dari cadangan melanin pada daerah epidermal dan dermal yang
penyebab pastinya belum diketahui. Adanya peningkatan kadar serum
melanocyte stimulating hormone pada akhir bulan kedua masih sangat diragukan
sebagai penyebabnya. Esterogen dan progesteron diketahui mempunyai peran
dalam melanogenesis dan diduga bisa menjadi faktor pendorongnya.1,2
2.1.4. PERUBAHAN PAYUDARA
 Trimester I
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi lebih
lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dn vena-vena
dibawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman dan
tegak. Payudara (mamae) akan membesar dan tegang akibat hormon
somatomamotropin, estrogen dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan
ASI. Estrogen menimbulkan hipertropi sistem saluran, sedangkan progesterone
menambah sel-sel asinus pada mammae. Somatomamotropin mempengaruhi
pertumbuhan sel-sel asinus pula dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel
sehingga terjadi pembuatan kasein, laktalbumin dan laktoglobulin. Dengan
demikian mammae dipersiapkan untuk laktasi. Disamping itu dibawah pengaruh
progesteron dan somatomamotropin terbentuk lemak sekitar alveolua-
alveolus,sehingga mammae menjadi lebih besar. Papilla mammae akan membesar,
lebih tegang dan tambah lebih hitam, seperti seluruh areola mammae karena
hiperpigmentasi. Hipertropi kelenjar sebasea (lemak) yang mungul diareola
primer dan disebut tuberkel Montgomery. Glandula Montgomery tampak lebih
jelas menonjol dipermukaan areola mammae. Rasa penuh, peningkatan
sensitivitas, rasa geli, dan rasa berat di payudara mulai timbul sejak minggu
keenam gestasi. Perubahan payudara ini adalah tanda mungkin hamil. Sensivitas
payudara bervariasi dari rasa geli ringan sampai nyeri tajam. Peningkatan suplai
darah membuat pembuluh darah dibawah kulit berdilatasi. Pembuluh darah yang
sebelumnya tidak terlihat, sekarang terlihat, seringkali tampak sebagai jalinan
jaringan biru dibawah permukaan kulit. Kongesti vena di payudara lebih jelas
terlihat pada primigravida. Striae dapat terlihat dibagian luar payudara.1,5
14

 Trimester II
Setelah bulan pertama suatu cairan berwarna kekuningan yang disebut
kolustrum dapat keluar.kolustrum ini berasal dari kelenjar asinus yang mulai
bersekresi. Meskipun kolustrum dikeluarkan, air susu belum dapat diproduksi
karena hormon ditekan oleh prolactin inhibiting hormone.setelah persalinan kadar
progesteron dan esterogen akan menurun sehingga pengaruh inhibisi progesteron
terhadap α-laktalbumin akan hilang. Peningkatan prolaktin akan merangsang
sintesis laktose dan pada akhirnya akan meningkatkan produksi air susu. Pada
bulan yang sama aerola, akan lebih besar dan kehitaman. Kelenjar Montgomery,
yaitu kelenjar sebasea dari aerola, akan membesar dan akan cenderung untuk
menonjol keluar. Jika payudara makin membesar, striae seperti yang terlihat pada
perut akan muncul. Ukuran payudara sebelum kehamilan tidak mempunyai
hubungan dengan banyaknya produksi air susu yang akan dihasilkan.1

Gambar 8. Perubahan Mammae5


 Trimester III
Mammae semakin tegang dan membesar sebagai persiapan untuk laktasi akibat
pengaruh somatotropin, estrogen dan progesteron.Pada payudara wanita terdapat
striae karena adanya peregangan lapisan kulit. Hal ini terjadi pada 50 % wanita
hamil. Selama trimester ini pula sebagian wanita mengeluarkan kolostrum secara
periodik.5,6
2.1.5. PERUBAHAN METABOLIK
Sebagai akibat dari peningkatan sekresi dari berbagai macam hormon selama
masa kehamilan, termasuk tiroksin, adrenokortikal dan hormon seks, maka laju
metabolisme basal pada wanita hamil meningkat sekitar 15 % selama mendekati
15

masa akhir dari kehamilan. Sebagai hasil dari peningkatan laju metabolisme basal
tersebut, maka wanita hamil sering mengalami sensasi rasa panas yang berlebihan.
Selain itu,karena adanya beban tambahan, maka pengeluaran energi untuk
aktivitas otot lebih besar daripada normal.10
Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari uterus
dan isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan cairan ekstraseluler.
Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan bertambah 12,5kg.
Tabel 1. Rekomendasi penambahan berat badan selama kehamilan berdasarkan IMT 2
Kategori IMT Rekomendasi (kg)
Rendah <19,8 12,5-18
Normal 19,8-26 11,5-16
Tinggi 26-29 7-11,5
Obesitas >29 >7
Gamelli 16-20,5
Pada trimester II dan III pada perempuan dengan gizi baik dianjurkan
menambahkan berat badan perminggu sebesar 0,4kg, sementara pada perempuan
dengan gizi kurang atau berlebih dianjurkan menambah berat badan perminggu
masing-masing sebesar 0,5kg dan 0,3kg.
Tabel 2. Penambahan berat badan selama kehamilan2
Jaringan dan cairan 10minggu 20minggu 30minggu 40minggu
Janin 5 300 150 3400
Plasenta 20 170 430 650
Cairan Amnion 30 350 750 800
Uterus 140 320 600 970
Mammae 45 180 360 405
Darah 100 600 1300 1450
Cairan Ekstraseluler 0 30 80 1480
Lemak 310 2050 3480 3345
Total 650 4000 8500 12500
Peningkatan jumlah cairan selama kehamilan adalah suatu hal yang fisiologis.
Hal ini disebabkan oleh turunnya osmolaritas dari 10mOsm/kg yang diinduksi
oleh makin rendahnya ambang haus dan sekresi vasopresin. Fenomena ini mulai
terjadi pada awal kehamilan. Pada saat aterm + 3,5 liter cairan berasal dari janin,
plaenta, dan cairan amnion, sednagkan 3 liter lainnya berasal dari akumulasi
peningkatan volume darah ibu, uterus, dan payudara sehingga minimal tambahan
cairan selama kehamilan adalah 6,5 liter. Penambahan tekanan vena dibagian
bawah uterus dan mengakibatkan oklusi parsial vena kava yang bermanifestasi
pada adanya pitting edema di kaki dan tungkai terutama pada akhir kehamilan.
Penurunan tekanan osmotik koloid di interstisialjuga akan menyebabkan edema
pada akhir kehamilan. Hasil konsepsi, uetrus dan darah ibu secara relatif
16

mempunyai kadar protein yang lebih tinggi dibandingkan lemak dan karbohidrat.
WHO menganjurkan asupan protein per hari pada ibu hamil 54kg. Pada
kehamilan normal akan terjadi hipoglikemia puaa yang disebabkan oleh kenaikan
kadar insulin, hiperglikemia postprandial dan hiperinsulinemia. Konsentrasi
lemak, lipoprotein dan apolipoprotein dalam plasma akan meningkat selama
kehamilan. Lemak akan disimpan sebagian besar disentral yang kemudian akan
digunakan janin sebagai nutrisi sehingga cadangan lemak itu akan berkurang.
LDL akan mencapai puncaknya pada minggu ke-36, sementara HDL akan
mencapai puncaknya pada minggu ke-25 berkurang sampai minggu ke-32 dan
kemudian menetap. Hal ini dipengaruhi oleh kenaikan hormon progesteron dan
esterogen.1,2
Tabel 3. Kebutuhan nutrisi pada perempuan tidak hamil, hamil, dan menyusui2
Perempuan Tidak Hamil
Nutrisi Hamil Menyusui
(15-18 Tahun)
Makronutrisi
Kalori (Kcal) 2200 2500 2600
Protein (g) 55 60 65
Mikronutrisi
Vitamin larut dalam lemak 800 800 1300
A (μg RE) 10 12
D (μg) 8 12
E (mg TE) 55 65
K (μg)
Vitamin larut dalam air
C (mg) 60 70 95
Folat (μg) 180 400 270
Niasin (mg) 15 17 20
Riboflavin (mg) 1,3 1,6 1,8
Tiamin (mg) 1,2 1,5 1,6
Piridoksin B6 (mg) 1,6 2,2 2,1
Kobalamin (μg) 2,0 2,2 2,6
Mineral
Kalsium (mg) 1200 1200 1200
Fosforus (mg) 1200 1200 1200
Iodin (μg) 150 175 200
Iron ( mg Fe Iron) 15 30 15
Magnesium (mg) 280 320 355
Zinc (mg) 12 15 19
Selama kehamilan ibu akan menyimpan 30 g kalsium yang sebagian besar akan
digunakan untuk pertumbuhan janin. Jumlah itu diperkirakan lainnya 2,5% dari
total kalsium ibu. Penggunaan suplemen kalsium untuk mencegah preeklamsia
tidak terbukti dan tidak disarankan untuk menggunakannya secara rutin selama
kehamilan. Zinc (Zn) sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan janin.
Beberapa penelitian menunjukkan kekurangan zat ini dapat menyebabkan
17

pertumbuhanan janin terhambat. Selama kehamilan kadar mineral ini akan


menurun dalam plasma ibu oleh karena pengaruh dilusi. Pada perempuan hamil
dianjurkan asupan mineral ini 7,3-11,3mg/hari, tetapi hanya pada perempuan-
perempuan beresiko yang dianjurkan mendapat suplemen mineral ini. Asam folat
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan pembelahan sel dalam sintesis DNA/ RNA.
Defisiensi asam folat selama kehamilan akan menyebabkan terjadinya anemia
megaloblastik dan defisiensi pada masa prakonsepsi serta awal kehamilan diduga
akan menyebabkan neural tube defect pada janin sehingga para perempuan yang
merencanakan kehamilan dianjurkan mendapat asupan asam folat 0,4mg/hari
sampai usia kehamilan 12 minggu. Sementara itu, pada ibu-ibu yang mempunyai
riwayat anak dengan spina bifida dianjurkan mengkonsumsi asam folat sebanyak
4 mg/hari sampai usia kehamilan 12 minggu.11,12
2.1.6. PERUBAHAN SISTEM KARDIOVASKULER
Sistem kardiovaskular beradaptasi selama masa kehamilan terhadapa beberapa
perubahan yang terjadi. Meskipun perubahan sistem kardiovaskular terlihat pada
awal trimester pertama, perubahan pada sistem kardiovaskular berlanjut ke
trimester kedua dan ketiga, ketika cardiac output meningkat kurang lebih
sebanyak 40 % daripada pada wanita yang tidak hamil. Cardiac output meningkat
dari minggu kelima kehamilan dan mencapai tingkat maksimum sekitar minggu
ke-32 kehamilan, setelah itu hanya mengalami sedikit peningkatan sampai masa
persalinan, kelahiran dan masa post partum. Sekitar 50% peningkatan dari cardiac
output telah terjadi pada masa minggu kedelapan kehamilan. Meskipun,
peningkatan dari cardiac output dikarenakan adanya peningkatan dari volume
sekuncup dan denyut jantung, faktor paling penting adalah volume sekuncup,
dimana meningkat sebanyak 20% sampai 50% lebih banyak daripada pada wanita
tidak hamil. Perubahan denyut jantung sangat sulit untuk dihitung, tetapi
diperkirakan ada peningkatan sekitar 20% yang terlihat pada minggu keempat
kehamilan. Meskipun, angka normal dalam denyut jantung tidak berubah dalam
masa kehamilan, adanya terlihat penurunan komponen simpatis.9 Pada trimester
kedua, kompresi aortocava oleh pembesaran uterus menjadi penting secara
progresif, mencapai titik maksimum pada minggu ke- 36 dan 38, setelah itu dapat
menurunkan perpindahan posisi kepala fetal menuju pelvis. Penelitian mengenai
18

cardiac output, diukur ketika pasien berada pada posisi supine selama minggu
terakhir kehamilan, menunjukkan bahwa ada penurunan dibandingkan pada
wanita yang tidak hamil, penurunan ini tidak diobservasi ketika pasien berada
dalam posisi lateral decubitus. Sindrom hipotensi supine, yang terjadi pada 10 %
wanita hamil dikarenakan adanya oklusi pada vena yang mengakibatkan
terjadinya takikardi maternal, hipotensi arterial, penurunan kesadaran, dan pucat.
Kompresi pada aorta yang dibawah dari posisi ini mengakibatkan penurunan
perfusi uteroplasental dan mengakibatkan terjadinya asfiksia pada fetus. Oleh
karena itu, perpindahan posisi uterus dan perpindahan posisi pelvis ke arah lateral
harus dilakukan secara rutin selama trimester kedua dan ketiga dari kehamilan.8,9

Gambar 9. Supine Hypotensive Syndrome8


Naiknya posisi diafragma mengakibatkan perpindahan posisi jantung dalam
dada, sehingga terlihat adanya pembesaran jantung pada gambaran radiologis dan
deviasi aksis kiri dan perubahan gelombang T pada elektrokardiogram (EKG).
Pada pemeriksaan fisik sering ditemukan adanya murmur sistrolik dan suara
jantung satu yang terbagi-bagi. Suara jantung tiga juga dapat terdengar. Beberapa
pasien juga terlihat mengalami efusi perikardial kecil dan asimptomatik.8,13
2.1.7. PERUBAHAN SISTEM RESPIRASI
Adaptasi respirasi selama kehamilan dirancang untuk mengoptimalkan
oksigenasi ibu dan janin, serta memfasilitasi perpindahan produk sisa CO2 dari
janin ke ibu.13 Konsumsi oksigen dan ventilasi semenit meningkat secara
progresif selam masa kehamilan. Volume tidal dan dalam angka yang lebih kecil,
laju pernafasan meningkat. Pada aterm konsumsi oksigen akan meningkat sekitar
20-50% dan ventilasi semenit meningkat hingga 50%. PaCO2 menurun sekitar 28-
32mm Hg. Alkalosis respiratorik dihindari melalui mekanisme kompensasi yaitu
penurunan konsentrasi plasma bikarbonat. Hiperventilasi juga dapat meningkatkan
PaO2 secara perlahan. Peningkatan dari 2,3-difosfogliserat mengurangi efek
hiperventilasi dalam afinitas hemoglobin dengan oksigen. Tekanan parsial oksigen
dimana hemoglobin mencapai setengah saturasi ketika berikatan dengan oksigen
19

meningkat dari 27 ke 30 mm Hg. hubungan antara masa akhir kehamilan dengan


peningkatan curah jantung memicu perfusi jaringan.8 Posisi dari diafragma terdorong
ke atas akibat dari pembesaran uterus dan umumnya diikuti pembesaran dari diameter
anteroposterior dan transversal dari cavum thorax. 5,8,13

Gambar 10. Perubahan Respirasi pada Kehamilan13


Mulai bulan ke lima, expiratory reserve volume, residuak volume,dan functional
residual capacity menurun, mendekati akhir masa kehamilan menurun sebanyak 20
% dibandingkan pada wanita yang tidak hamil. Secara umum, ditemukan peningkatan
dari inspiratory reserve volume sehingga kapasitas paru total tidak mengalami
perubahan. Pada sebagian ibu hamil, penurunan functional residual capacity tidak
menyebabkan masalah, tetapi bagi mereka yang mengalami perubahan pada closing
volume lebih awal sebagai akibat dari merokok, obesitas, atau skoliosis dapat
mengalami hambatan jalan nafas awal dengan kehamilan lanjut yang menyebabkan
hipoksemia. Manuver tredelenburg dan posisi supin juga dapat mengurangi hubungan
abnormal antara closing volume dan functional residual capacity. Volume residual
dan functional residual capacity kembali normal setelah proses persalinan.1,2,5,8,13
2.1.8. PERUBAHAN SISTEM GASTROINTESTINAL
Fungsi gastrointestinal dalam masa kehamilan dan selama persalinan menjadi
topik yang kontroversial. Namun, dapat dipastikan bahwa traktus gastrointestinal
mengalami perubahan anatomis dan fisiologis yang meningkatkan resiko
terjadinya aspirasi yang berhubungan dengan anestesi general.9 Refluks
gastroesofagus dan esofagitis adalah umum selama masa kehamilan. Disposisi
dari abdomen ke arah atas dan anterior memicu ketidakmampuan dari sfingter
gastroesofagus. Peningkatan kadar progestron menurunkan tonus dari sfingter
20

gastroesofagus, dimana sekresi gastrin dari plasenta menyebabkan hipersekresi


asam lambung. Faktor tersebut menempatkan wanita yang akan melahirkan pada
resiko tinggi terjadinya regurgitasi dan aspirasi pulmonal. Tekanan intragaster
tetap tidak mengalami perubahan. Banyak pendapat yang menyatakan mengenai
pengosongan lambung. Beberapa penelitian melaporkan bahwa pengosongan
lambung normal bertahan sampai masa persalinan. Di samping itu,hampir semua
ibu hamil memiliki pH lambung di bawah 2.5 dan lebih dari 60% dari mereka
memiliki volume lambung lebih dari 25mL. kedua faktor tersbut telah
dihubungkan memiliki resiko terhadap terjadinya aspirasi pneumonitis berat.
Opioid dan antikolinergik menurunkan tekanan sfingter esofagus bawah, dapat
memfasilitasi terjadinya refluks gastroesofagus dan penundaan pengosongan
lambung. Efek fisiologis ini bersamaan dengan ingesti makanan terakhir sebelum
proses persalinan dan penundaan pengosongan lambung mengakibatkan nyeri
persalinan dan merupakan faktor predisposisi pada ibu hamil akan terjadinya muntah
dan mual.8
2.1.9. PERUBAHAN TRAKTUS URINARIUS
 Trimester I
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan sehingga
sering timbul kencing. Dan keadaan ini hilang dengan tuanya kehamilan bila
uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada kehamilan normal , fungsi ginjal
cukup banyak berubah, laju filtrasi glomelurus dan aliran plasma ginjal meningkat
pada kehamilan. Bila satu organ membesar, maka organ lain akan mengalami
tekanan, dan pada kehamilan tidak jarang terjadi gangguan berkemih pada saat
kehamilan. Ibu akan merasa lebih sering ingin buang air kecil. Pada bulan pertama
kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada
kehamilan normal fungsi ginjal cukup banyak berubah. Laju filtrasi glomerulus
dan aliran plasma ginjal meningkat pada awal kehamilan.Ginjal wanita harus
mengakomodasi tuntutan metabolisme dan sirkulasi ibu yang meningkat dan juga
mengekskresi produk sampah janin. Ginjal pada saat kehamilan sedikit bertambah
besar, panjangnya bertambah 1-1,5 cm. Ginjal berfungsi paling efisien saat wanita
berbaring pada posisi rekumbeng lateral dan paling tidak efisien pada saat posisi
telentang. Saat wanita hamil berbaring telentang, berat uterus akan menekan vena
21

ekava dan aorta, sehingga curah jantung menurun. Akibatnya tekanan darah ibu
dan frekuensi jantung janin menurun, begitu juga dengan volume darah
ginjal.1,2,3,8,13
 Trimester II
Kandung kencing tertekan oleh uterus yang membesar mulai berkurang, karena
uterus sudah mulai keluar dari uterus. Pada trimester 2, kandung kemih tertarik
keatas dan keluar dari panggul sejati kea rah abdomen. Uretra memanjang samapi
7,5 cm karena kandung kemih bergeser kearah atas. Kongesti panggul pada masa
hamil ditunjukkan oleh hyperemia kandung kemih dan uretra. Peningkatan
vaskularisasi ini membuat mukosa kandung kemih menjadi mudah luka dan
berdarah. Tonus kandung kemih dapat menurun. Hal ini memungkinkan distensi
kandung kemih sampai sekitar 1500 ml. Pada saaat yang sama, pembesaran uterus
mennekan kandung kemih, menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun kandung
kemih hanya berisi sedikit urine.8,9,13
 Trimester III
Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun kepintu atas panggul
keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan mulai
tertekan kmbali. Selain itu juga terjadi hemodilusi menyebabkan metabolisme air
menjadi lancar. Pada kehamilan tahap lanjut, pelvis ginjal kanan dan ureter lebih
berdilatasi daripada pelvis kiri akibat pergeseran uterus yang berat ke kanan akibat
terdapat kolon rektosigmoid di sebelah kiri. Perubahan-perubahan ini membuat
pelvis dan ureter mampu menampung urine dalam volume yang lebih besar dan
juga memperlambat laju aliran urine. 9,13
Vasodilatasi renal mengakibatkan peningkatan aliran darah renal pada awal
masa kehamilan tetapi autoregulasi tetap terjaga. Ginjal umumnya membesar.
Peningkatan dari renin dan aldosterone mengakibatkan terjadinya retensi sodium.
Aliran plasma renal dan laju filtrasi glomerulus meningkat sebanyak 50% selama
trimester pertama dan laju filtrasi glomerulus menurun menuju ke batas normal
pada trimester ketiga. Serum kreatinin dan Blood Urea Nitrogen (BUN) mungkin
menurun menjadi 0.5-0.6 mg/dL dan 8-9mg/dL. Penurunan threshold dari tubulus
renal untuk glukosa dan asam amino umum dan sering mengakibatkan glukosuria
22

ringan(1-10g/dL) atau proteinuria (<300 mg/dL). Osmolalitas plasma menurun


sekitar 8-10 mOsm/kg.8
2.1.10. PERUBAHAN SISTEM ENDOKRIN
 Trimester I
Perubahan besar pada system endokrin yang penting terjadi untuk
mempertahankan kehamilan, pertumbuhan normal janin, dan pemulihan
pascapartum (nifas). Tes HCG positif dan kadar HCG meningkat cepat menjadi 2
kali lipat setiap 48 jam sampai kehamilan 6 minggu. Perubahan-perubahan
hormonal selama kehamilan terutama akibat produksi estrogen dan progesterone
plasenta dan juga hormone-hormon yang dikeluarkan oleh janin. Berikut
perubahan-perubahan hormonal selama kehamilan ( dan trimester I sampai
trimester III). Produksi estrogen plaseenta terus naik selama kehamilan dan pada
akhir kehamilan kadarnya kira-kira 100 kali sebelum hamil. Produksi
progesterone bahkan lebih banyak dibandingkan estrogen. Pada akhir kehamilan
produksinya kira-kira 250 mg/hari. Progesterone menyebabakan tonus otot polos
menurun dan juga diuresis. Progesterone menyebabkan lemak disimpan dalam
jaringan sub kutan di abdomen, punggung dan paha atas. Lemak berfungsi sebagai
cadangan enrgi baik pada masa hamil maupun menyusui. Hormone Human
Chorionic Gonadotropin (HCG) dapat terdeteksi beberapa hari setelah perubahan
da merupakan dasar tes khamilan. Puncak sekresinya terjadi kurang lebih 60 hari
setelah konsepsi.fungsi utamanya adalah mempertahankan korpus lutein. Hormon
Human placental lactogen (HPL) diproduksinya terus naik dan pada saat aterm
mencapai 2 gram/hari. Efeknya mirip dengan hormone pertumbuhan. Ia juga
bersifat diabetogenik,sehingga kebutuhan insulin wanita hamil naik. Pada
pituitary Gonadotropin, kadar FSH dan LH berada dalam keadaan sangat rendah
selama kehamilan karena ditekan oleh estrogen dan progesterone plasenta.
Produksi prolaktin terus meningkat, sebagai akibat kenaikan sekresi
estrogen.sekresi air susu sendiri dihambat oleh estrogen ditingkat target organ.
Produksi Growth hormone (STH) pada kehamilan sangat rendah karena mungkin
ditekan HPL. Hormon TSH,ACTH, dan MSH ini tidak banyak dipengaruhi oleh
kehamilan. Kelenjar tiroid mengalami hipertropi dan produksi T4 meningkat.
Tetapi T4 bebas relative tetap, karena thyroid binding globulin meninggi, sebagai
23

akibat tingginya estrogen, dan juga merupakan akibat hyperplasia jaringan


glandular dan prningkatan vaskularisasi. Tiroksin mengatur metabolisme. Hormon
aldosteron, renin dan angiotensin naik, yang menyebabkan naiknya volume
intravaskuler. Produksi insulin meningkat sebagai akibat estrogen, progesterone
dan HPL. Parathormon merupakan hormon yang relative tidak dipengaruhi oleh
kehamilan.4,5
 Trimester II
Adanya peningkatan hormon estrogen dan progesterone serta terhambatnya
pembentukan FSH dan LH. Ovum tidak terbentuk tetapi estrogen & progesteron
yang terbentuk. Ovulasi akan terjadi peningkatan sampai kadar relatif rendah.
Sekresi hipofisis, kelenjar hipofisis anterior membesar sedikikitnya 50% selama
kehamilan & meningkat kortikotropin tirotropin & prolaktin. Sekresi
kortikosteroid,meningkat selama kehamilan untuk membeantu mobilisasi asam
amino dari jaringan ibu sehingga dapat dipakai untuk sintesis jaringan janin.
Sekresi kelenjar tiroid, membesar sekitar 50% dan meningkat produksi tiroksin
yang sesuai dengan Pembesaran tersebut. Sekresi kelejar paratiroid, membesar
selama kehamilan terjadi bila ibu mengelamai defisiensi Ca / kalsium dalam
makanannya. Karna janin akan mengunakan Ca ibu untuk pembentukan tulangnya
sendiri. Sekresi relaksin oleh ovarium. Agak diragukan fungsi nya karna
mempunyai efek perlunakan servik ibu hamil pada saat persalinan dan
penghambatan mortilitas uterus.3,4,5
 Trimester III
Hormon Somatomamotropin, esterogen, dan progesteron merangsang mammae
semakin membesar dan meregang, untuk persiapan laktasi.4
2.1.11. PERUBAHAN SISTEM MUSKULOSKLETAL
Kenaikan kadar relaksin selama masa kehamilan membantu persiapan
kelahiran dengan melemaskan serviks, menghambat kontraksi uterus, dan
relaksasi dari simfisis pubis dan sendi pelvik. Relaksasi ligamen menyebabkan
peningkatan risiko terjadinya cedera punggung. Kemudian dapat berkontribusi
dalam insidensi nyeri punggung dalam kehamilan.8
24

2.1.12. PERUBAHAN SISTEM HEMATOLOGI


Volume darah maternal mulai meningkat pada awal masa kehamilan sebagai
akibat dari perubahan osmoregulasi dan sistem renin-angiotensin, menyebabkan
terjadinya retensi sodium dan peningkatan dari total body water menjadi 8,5 L.
Pada masanya, volume darah meningkat sampai 45 % dimana volume sel darah
merah hanya meningkat sampai 30%. Perbedaan peningkatan ini dapat
menyebabkan terjadinya ”anemia fisiologis” dalam kehamilan dengan hemoglobin
rata rata 11.6 g/dl dan hematokrit 35.5%. Bagaimanapun, transpor oksigen tidak
terganggu oleh anemia relatif ini, karena tubuh sang ibu memberikan kompensasi
dengan cara meningkatkan curah jantung, peningkatan PaO2, dan pergeseran ke
kanan dari kurva disosiasi oxyhemoglobin.9 Kehamilan sering diasosiasikan
dengan keadaan hiperkoagulasi yang memberikan keuntungan dalam membatasi
terjadinya kehilangan darah saat proses persalinan. Konsentrasi fibrinogen dan
faktor VII,VIII, IX,X,XII, hanya faktor XI yang mungkin mengalami penurunan.
Fibrinolisis secara cepat dapat diobservasi kemudian pada trimester ketiga.
Sebagai efek dari anemia dilusi, leukositosis dan penurunan dari jumlah platelet
sebanyak 10 % mungkin saja terjadi selama trimester ketiga. Karena kebutuhan
fetus, anemia defisiensi folat dan zat besi mungkin saja terjadi jika suplementasi
dari zat gizi ini tidak terpenuhi. Imunitas sel ditandai mengalami penurunan dan
meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi viral.8
2.1.13. PERUBAHAN SISTEM SARAF PUSAT DAN PERIFER
Konsentrasi alveolar minimum menurun secara progresif selama masa
kehamilan. Pada masa aterm menurun sekitar 40% untuk semua anestesi general.
Namun, konsentrasi alveolar minimum kembali normal pada hari ketiga pasca
kelahiran. Perubahan kadar hormon maternal dan opioid endogen telah
dibuktikan. Progestron yang memiliki efek sedasi ketika diberikan dalam dosis
farmakologis, meningkat sekitar 20 kali lebih tinggi daripada normal pada masa
aterm dan kemungkinan berefek kecil dalam observasi. Peningkatan secara
signifikan kadar endorfin juga memegang peranan penting dalam masa persalinan
dan kelahiran.8 Wanita hamil menunjukkan peningkatan sensitivitas terhadap
kedua jenis anestesi baik regional maupun general. Dari awal periode pemasukan
anestesi secara neuraxial, wanita hamil membutuhkan lebih sedikit anestesi lokal
25

daripada wanita yang tidak hamil untuk mencapai level dermatom sensorik yang
diberikan. 9
Minimum local analgesic concentration (MLAC) digunakan dalam anestesi
obstetrik untuk membandingkan potensi relatif dari anestesi lokal dan MLAC
didefinisikan sebagai median dari konsentrasi analgesik efektif dalam 20 ml
volume untuk analgesi epidural dalam periode awal persalinan. Obstruksi dari
vena cava inferior karena pembesaran uterus mengakibatkan distensi dari vena
pleksus epidural dan meningkatkan volume darah epidural. Yang mendekati masa
akhir kehamilan menghasilkan tiga efek mayor : (1) penurunan volume cairan
serebrospinal, (2) penurunan volume potensial dari ruang epidural, (3)
peningkatan tekanan ruang epidural. Dua efek awal memicu penyebaran sefalad
dari cairan anestesi lokal selama anestesi spinal dan epidural, dimana efek yang
terakhir mungkin menjadi predisposisi dalam insidensi lebih tinggi dari punksi
dural dengan anestesi epidural.8
2.1.14. PERUBAHAN SISTEM IMUNITAS
 Trimester I
Peningkatan PH vagina menyebabkan wanita hamil rentan terhadap infeksi
vagina. Sistem pertahanan tubuh ibu tetap utuh, kadar immunoglobin dalam
kehamilan tidak berubah.13
 Trimester II
Janin sebenarnya merupakan benda asing bagi ibunya karena hasil pertemuan
dua gamet yang berlainan. Namun ternyata janin dapat diterima oleh sistem
imunitas tubuh, hal ini merupakan keajaiban alam dan belum ada gambaran jelas
tentang mekanisme sebenarnya yang berlangsung pada tubuh ibu hamil.
Imunologi dalam janin kebanyakan dari ibu ke janin sekitar 16 mgg kehamilan
dan terus meningkat ketika kehamilan bertambah, tetapi sebagian besar lagi
diterima janin selama empat minggu terakhir kehamilan.13
 Trimester III
Human chorionic gonadotropin dapat menurunkan respons imun wanita hamil.
Selain itu, kadar IgG, IgA, dan IgM serum menurun mulai dari minggu ke 10
kehamilan, hingga mencapai kadar terendah pada minggu ke 30 dan tetap berada
26

pada kadar ini hingga trimester terakhir. Perubahan–perubahan ini dapat


menjelaskan penigkatan risiko infeksi yang tidak masuk akal pada wanita hamil.13
2.1.15. PERUBAHAN PSIKOLOGIS
 Trimester I
Pada triemester I, psikologis dari ibu hamil seperti berikut ini:14
a. Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan kehamilannya.
b. Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan kadang ibu
berharap agar dirinya tidak hamil saja.
c. Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini
dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya.
d. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian
dengan seksama.
e. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seseorang
yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau bahkan
merahasiakannya.
 Trimester II
Pada triemester II, psikologis dari ibu hamil seperti berikut ini:14
a. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang tinggi.
b. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya.
c. Merasakan gerakan anak.
d. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.
e. Libido meningkat.
f. Menuntut perhatian dan cinta.
g. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya.
h. Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain
yang baru menjadi ibu.
i. Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan
persiapan untuk peran baru.
 Trimester III
Pada triemester III, psikologis dari ibu hamil seperti berikut ini:14
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak
menarik.
27

b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.


c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
khawatir akan keselamatannya.
d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perharian dan kekhawatirannya.
e. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.
f. Merasa kehilangan perhatian.
g. Perasaan mudah terluka (sensitif).
h. Libido menurun.

Anda mungkin juga menyukai