45 An. H/ 1 tahun
S: Bayi laki-laki usia 1 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan ujung penis
menggelembung setiap kali buang air kencing, namun tidak pernah rewel saat
BAK.Keluhan demam dan nyeri disangkal.
O : Status Lokalis : preputium menempel pada gland penis,dan sulit ditarik
kebelakang.
A: Fimosis
P : Sirkumsisi
46 Tn.R/45 tahun
S : Pria 45 tahun mengeluh nyeri ulu hati seperti terbakar sejak 1 minggu. Nyeri
memberat saat lapar dan membaik setelah makan. Tidak ada demam, mual, atau
muntah.
O : nyeri epigastrium (+).
A : Ulkus duodenum
P : Omeprazol 2x20 ac
47 Ny.U/65 tahun
S : Seorang wanita, usia 65 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan nyeri di lutut,
yang hilang timbul sejak2 tahun lalu. Nyeri sering kali disertai kaku sendi<1 jam saat
bangun tidurpagi hari. Pasien juga kesulitan menekuk kedua lututnya.
O : TD120/90mmHg, nadi 80kali/menit, RR 18kali/menit, suhu36,5C.
status lokalis: Genu (D): edema (+); eritema(+); nyeri tekan(+); krepitasi(+).
A : OA Genu (D)
P : Na diclofenac 3x50 pc
48 Ny.J/35 tahun
Seorang perempuan berusia 35tahun datang ke PKM mengeluh mudah lelahdan tidak
bisa berkonsentrasi. Pasien juga mengeluhkan sulit tidur sejak 3 minggu. Bila
tidur,pasien mudah terbangun pada dini hari dan sulit untuk tidur kembali.
O : Pmx fisik umum DBN
A : Insomnia
P : CTM 0-0-4 mg,
Sleep Higiene (Edukasi mengenai diet, olahraga, Faktor lingkungan tempat tidur)
Terapi kontrol stimulus:, menghindari aktivitas-aktivitas yang tidak boleh dilakukan
saat masuk jam tidur
49 Tn. R/20 tahun
S : Laki-laki 20 tahun mengeluh kemerahan dipunggung telapak tangan sejak 1 hari
yang lalu. Sebelumnya pasien minum obat yang didapat dari puskesmas. Pasien
pernah mengalami hal serupa ditempat yang sama.
O : Status Lokalis Palmar (D) : lesi numular hiperemis
A: Fixed Drug Eruption
P : Dexamethason 3x0.5 ; cetirizine 1x10 mg
50 Ny. P/35 tahun
S : Pasien perempuan usia 35 tahun datang dengan keluhan terdapat benjolan pada
kemaluannya, keluhan disertai rasa nyeri dan panas,
O : Status lokalis : tampak vesikel multipel berkelompok, beberapa sudah pecah dan
tertutup krusta,
A : Herpes Simpleks
P : Acyclovir 5x200 selama 7 hari; cetirizine 1x10 mg
53 An.K/8 tahun
S : Laki-laki berusia 8 tahun berobat karena kaki kanan borokan. 5 hari sebelumnya
terjatuh dari sepeda dan mengalami luka lecet. Luka sering gatal dan digaruk.Luka
dirasa semakin meluas,sempat bernanah,dan nyeri pada kulit sekitar.
O: Status dermatologi : Tibia (D) sisi ekstensor tampak ulkus berdiameter 3cm, dasar
krusta kuning kecoklatan, sedikit meninggi(punched-out),dan tampak kemerahan
pada kulit sekitar.
A : Ektima
P : Rawat Luka, Basitrasin salep 2 dd ue ; amoxicillin 3x1/2 tab
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
10
0
F3.1
JUDUL LAPORAN
LATAR BELAKANG
Imunisasi merupakan salah satu upaya pencegahan kematian pada bayi dengan memberikan vaksin.
Dengan imunisasi, seseorang menjadi kebal terhadap penyakit khususnya penyakit infeksi. Dengan
demikian, angka kejadian penyakit infeksi akan menurun, kecacatan serta kematian yang
ditimbulkannya akan berkurang
PERMASALAHAN
Ada beberapa anak yang tidak imunisasi lengkap dikarenakan ibunya takut jika setelah imunisasi
anaknya demam. serta kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya imunisasi
KIE pada orang tua akan pentingnya imunisasi dan efek samping setelah di imunisasi
Orangtua atau pengantar perlu diberitahu bahwa setelah imunisasi dapat timbul reaksi lokal di tempat
penyuntikan atau reaksi umum berupa keluhan dan gejala tertentu, tergantung pada jenis vaksinnya.
KIE pada orang tua bahwa Reaksi tersebut umumnya ringan, mudah diatasi oleh dan akan hilang dalam 1
- 2 hari. Di tempat suntikan kadang-kadang timbul kemerahan, pembekakan, gatal, nyeri selama 1
sampai 2 hari. Kompres hangat dapat mengurangi keadaan tersebut. Kadang-kadang teraba benjolan
kecil yang agak keras selama beberapa minggu atau lebih, tetapi umunya tidak perlu dilakukan tindakan
apapun.
Setelah diimunisasi tiap anak diberikan parasetamol untuk mengurangi keluhan demam yang biasa
timbul akibat imunisasi
PELAKSANAAN
Kegiatan imunisasi dilakukan di Posyandu Buddagan, Desa Pademawu, Kabupaten Pamekasan dengan
jumlah peserta sebanyak 35
Diadakannya posyandu rutin serta KIE pada orang tua imunisasi sesuai jadwal di buku KIA
F3.2
JUDUL LAPORAN
LATAR BELAKANG
Imunisasi merupakan salah satu upaya pencegahan kematian pada bayi dengan memberikan vaksin.
Dengan imunisasi, seseorang menjadi kebal terhadap penyakit khususnya penyakit infeksi. Dengan
demikian, angka kejadian penyakit infeksi akan menurun, kecacatan serta kematian yang
ditimbulkannya akan berkurang.
PERMASALAHAN
Ada beberapa anak yang tidak imunisasi lengkap dikarenakan ibunya takut jika setelah imunisasi
anaknya demam. serta kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya imunisasi
KIE pada orang tua akan pentingnya imunisasi dan efek samping setelah di imunisasi
Orangtua atau pengantar perlu diberitahu bahwa setelah imunisasi dapat timbul reaksi lokal di tempat
penyuntikan atau reaksi umum berupa keluhan dan gejala tertentu, tergantung pada jenis vaksinnya.
KIE pada orang tua bahwa Reaksi tersebut umumnya ringan, mudah diatasi oleh dan akan hilang dalam 1
- 2 hari. Di tempat suntikan kadang-kadang timbul kemerahan, pembekakan, gatal, nyeri selama 1
sampai 2 hari. Kompres hangat dapat mengurangi keadaan tersebut. Kadang-kadang teraba benjolan
kecil yang agak keras selama beberapa minggu atau lebih, tetapi umunya tidak perlu dilakukan tindakan
apapun.
Setelah diimunisasi tiap anak diberikan parasetamol untuk mengurangi keluhan demam yang biasa
timbul akibat imunisasi
PELAKSANAAN
Kegiatan imunisasi dilakukan di Posyandu Pademawu Barat, Desa Pademawu, Kabupaten Pamekasan
dengan jumlah peserta sebanyak 23
Diadakannya posyandu rutin serta KIE pada orang tua imunisasi sesuai jadwal di buku KIA
F3.3
JUDUL LAPORAN
LATAR BELAKANG
Imunisasi merupakan salah satu upaya pencegahan kematian pada bayi dengan memberikan vaksin.
Dengan imunisasi, seseorang menjadi kebal terhadap penyakit khususnya penyakit infeksi. Dengan
demikian, angka kejadian penyakit infeksi akan menurun, kecacatan serta kematian yang
ditimbulkannya akan berkurang.
PERMASALAHAN
Ada beberapa anak yang tidak imunisasi lengkap dikarenakan ibunya takut jika setelah imunisasi
anaknya demam. serta kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya imunisasi
KIE pada orang tua akan pentingnya imunisasi dan efek samping setelah di imunisasi
Orangtua atau pengantar perlu diberitahu bahwa setelah imunisasi dapat timbul reaksi lokal di tempat
penyuntikan atau reaksi umum berupa keluhan dan gejala tertentu, tergantung pada jenis vaksinnya.
KIE pada orang tua bahwa Reaksi tersebut umumnya ringan, mudah diatasi oleh dan akan hilang dalam 1
- 2 hari. Di tempat suntikan kadang-kadang timbul kemerahan, pembekakan, gatal, nyeri selama 1
sampai 2 hari. Kompres hangat dapat mengurangi keadaan tersebut. Kadang-kadang teraba benjolan
kecil yang agak keras selama beberapa minggu atau lebih, tetapi umunya tidak perlu dilakukan tindakan
apapun.
Setelah diimunisasi tiap anak diberikan parasetamol untuk mengurangi keluhan demam yang biasa
timbul akibat imunisasi
PELAKSANAAN
Kegiatan imunisasi dilakukan di Posyandu Genteng, Dusun Bartim, Kabupaten Pamekasan dengan
jumlah peserta sebanyak 37
Diadakannya posyandu rutin serta KIE pada orang tua imunisasi sesuai jadwal di buku KIA
F3.4
JUDUL LAPORAN
LATAR BELAKANG
Imunisasi merupakan salah satu upaya pencegahan kematian pada bayi dengan memberikan vaksin.
Dengan imunisasi, seseorang menjadi kebal terhadap penyakit khususnya penyakit infeksi. Dengan
demikian, angka kejadian penyakit infeksi akan menurun, kecacatan serta kematian yang
ditimbulkannya akan berkurang.
PERMASALAHAN
Ada beberapa anak yang tidak imunisasi lengkap dikarenakan ibunya takut jika setelah imunisasi
anaknya demam. serta kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya imunisasi
KIE pada orang tua akan pentingnya imunisasi dan efek samping setelah di imunisasi
Orangtua atau pengantar perlu diberitahu bahwa setelah imunisasi dapat timbul reaksi lokal di tempat
penyuntikan atau reaksi umum berupa keluhan dan gejala tertentu, tergantung pada jenis vaksinnya.
KIE pada orang tua bahwa Reaksi tersebut umumnya ringan, mudah diatasi oleh dan akan hilang dalam 1
- 2 hari. Di tempat suntikan kadang-kadang timbul kemerahan, pembekakan, gatal, nyeri selama 1
sampai 2 hari. Kompres hangat dapat mengurangi keadaan tersebut. Kadang-kadang teraba benjolan
kecil yang agak keras selama beberapa minggu atau lebih, tetapi umunya tidak perlu dilakukan tindakan
apapun.
Setelah diimunisasi tiap anak diberikan parasetamol untuk mengurangi keluhan demam yang biasa
timbul akibat imunisasi
PELAKSANAAN
Diadakannya posyandu rutin serta KIE pada orang tua imunisasi sesuai jadwal di buku KIA
F3.5
JUDUL LAPORAN
LATAR BELAKANG
Imunisasi merupakan salah satu upaya pencegahan kematian pada bayi dengan memberikan vaksin.
Dengan imunisasi, seseorang menjadi kebal terhadap penyakit khususnya penyakit infeksi. Dengan
demikian, angka kejadian penyakit infeksi akan menurun, kecacatan serta kematian yang
ditimbulkannya akan berkurang.
PERMASALAHAN
Ada beberapa anak yang tidak imunisasi lengkap dikarenakan ibunya takut jika setelah imunisasi
anaknya demam. serta kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya imunisasi
KIE pada orang tua akan pentingnya imunisasi dan efek samping setelah di imunisasi
Orangtua atau pengantar perlu diberitahu bahwa setelah imunisasi dapat timbul reaksi lokal di tempat
penyuntikan atau reaksi umum berupa keluhan dan gejala tertentu, tergantung pada jenis vaksinnya.
KIE pada orang tua bahwa Reaksi tersebut umumnya ringan, mudah diatasi oleh dan akan hilang dalam 1
- 2 hari. Di tempat suntikan kadang-kadang timbul kemerahan, pembekakan, gatal, nyeri selama 1
sampai 2 hari. Kompres hangat dapat mengurangi keadaan tersebut. Kadang-kadang teraba benjolan
kecil yang agak keras selama beberapa minggu atau lebih, tetapi umunya tidak perlu dilakukan tindakan
apapun.
Setelah diimunisasi tiap anak diberikan parasetamol untuk mengurangi keluhan demam yang biasa
timbul akibat imunisasi
PELAKSANAAN
Diadakannya posyandu rutin serta KIE pada orang tua imunisasi sesuai jadwal di buku KIA
F5.1
JUDUL LAPORAN
LATAR BELAKANG
Selama ini upaya yang dilakukan masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan (penyakit DBD), masih
banyak berorientasi pada penyembuhan penyakit. Dalam arti apa yang dilakukan masyarakat dalam
bidang kesehatan hanya untuk mengatasi penyakit yang telah terjadi atau menimpanya, di mana hal ini
dirasa kurang efektif karena banyaknya pengeluaran. Upaya yang lebih efektif dalam mengatasi masalah
kesehatan sebenarnya adalah dengan memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyakit dengan berperilaku hidup sehat serta memelihara lingkungan sekitar, namun hal ini ternyata
belum disadari dan dilakukan sepenuhnya oleh masyarakat, oleh karena itu pentingnya dilakukan
penyuluhan mengenai pencegahan DBD.
PERMASALAHAN
Memasuki musim penghujan dikhawatirkan akan banyak terjadinya DBD di lingkungan Pademawu, serta
mulai terdapat pasien dengan diagnosis DBD yang dirawat di puskesmas pademawu. Untuk mencegah
tersebut perlu edukasi kepada masyarakat tentang upaya pencegahan DBD.
Melakukan penyuluhan tentang upaya pencegahan DBD, serta mengedukasi gejala-gejala akibat DBD.
Diharapkan masyarakat mengetahui gejala klinis DBD lebih awal sehingga dapat waspada dan cepat
tanggap untuk segera ke fasilitas kesehatan lebih lanjut.
PELAKSANAAN
F5.2
JUDUL LAPORAN
Penyuluhan Diet Hipertensi
LATAR BELAKANG
Penyakit hipertensi merupakan salah satu penyakit yang dapat menimbulkan komplikasi jangka panjang
seperti stroke, gagal ginjal, penyakit jantung dan lain-lain. Saat ini penyakit hipertensi masih cukup tinggi
dan masih cendurung meningkat, yang disebabkan penderita tidak patuh melaksanakan diet karena
kurangnya pengetahuan tentang diet hipertensi sehingga penyakit hipertensi sering tidak terkontrol. .
Pemberian nutrisi dan pola diet yang optimal pada lansia perlu mendapat perhatian yang lebih. Diet
yang optimal merupakan kunci agar tekanan darah terkontrol, oleh Karena itu pentingnya diadakan
penyuluhan tentang diet pada pasien hipertensi.
PERMASALAHAN
Kurangnya pengetahuan tentang diet hipertensi di Pademawu, serta kebiasaan masyarakat Madura
termasuk masyarakat pademawu khususnya yang gemar konsumsi makanan dengan kadar garam tinggi
1. Pengaturan makanan: bahan makanan yang dianjurkan, dibatasi serta yang dihindari pada
penderita hipertensi
Pengaturan Makanan
BAHAN MAKANAN DIANJURKAN : • Makanan yang segar: sumber hidrat arang, protein nabati dan
hewani, sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung serat. • Makanan yang diolah tanpa atau
sedikit menggunakan garam natrium, vetsin, kaldu bubuk. • Sumber protein hewani: penggunaan
daging/ ayam/ ikan paling banyak 100 gram/ hari. Telur ayam/ bebek 1 butir/ hari. • Susu segar 200 ml/
hari
BAHAN MAKANAN YANG DIBATASI : • Pemakaian garam dapur • Penggunaan bahan makanan yang
mengandung natrium seperti soda kue
BAHAN MAKANAN YANG DIHINDARI : • Otak, ginjal, paru, jantung, daging kambing • Makanan yang
diolah menggunakan garam natrium - Crackers, pastries, dan kue lain- lain - Krupuk, kripik dan makanan
kering yang asin • Makanan dan minuman dalam kaleng: sarden, sosis, kornet, sayuran dan buah-
buahan dalam kaleng • Makanan yang diawetkan: dendeng, abon, ikan asin, ikan pindang, udang kering,
telur asin, telur pindang, selai kacang, acar, manisan buah • Mentega dan keju • Bumbu-bumbu: kecap
asin, terasi, petis, garam, saus tomat, saus sambel, tauco dan bumbu penyedap lainnya • Makanan yang
mengandung alkohol misalnya: durian, tape
b. Membantu menghilangkan penimbunan cairan dalam tubuh atau edema atau bengkak *)
c. Jumlah garam disesuaikan dengan berat ringannya penyakit dan obat yang diberikan
a. Rasa tawar dapat diperbaiki dengan menambah gula merah, gula pasir, bawang merah, bawang
putih, jahe, kencur, salam dan bumbu lain yang tidak mengandung atau sedikit garam Na.
c. Bubuhkan garam saat di atas meja makan, gunakan garam beryodium (30 – 80 ppm), tidak lebih
dari ½ sendok teh/ hari
PELAKSANAAN
Kegiatan penyuluhan dilakukan di Posyandu lansia di desa Bunder, Pademawu, Kabupaten Pamekasan
dengan jumlah peserta sebanyak 60