Anda di halaman 1dari 41

ADAPTASI SISTEM REPRODUKSI DALAM KEHAMILAN

Oleh : Dartiwen, S.ST., M.Kes

1.UTERUS

Desidua :

✓ Setelah tertananmnya blastosit, terjadi penebalan dan


peningkatan vaskularitas lapisan uterus atau desidua.

✓ Desidualisasi yang dipengaruhi oleh progesterone dan


estradiol terjadi dalam fundus dan badan uterus bagian atas
(tempat terjadinya implantasi).

✓ Desidua dapat mempertahankan fungsi laten uterus


selama kehamilan.

✓ Persalinan spontan dianggap terjadi akibat aktivasi


desidua yang menyebabkan terjadinya pelepasan
prostaglandin setelah penghentian hormon plasenta.
✓ Desidua dan trophoblast juga memproduksi relaksin yang
menyebabkan relaksasi peningkatan myometrium dan
berperan dalam maturitas serviks dan ketuban pecah.

Myometrium :

✓ Diawal kehamilan, pertumbuhan uterus terjadi akibat


hiperplasia (peningkatan jumlah akibat pembelahan) dan
hipertrofi (peningkatan ukuran) sel myometrium dibawah
pengaruh estrogen.

✓ Selama beberapa bulan pertama kehamilan, dinding


uterus menjadi lebih tebal dan lebih lunak, tumbuh dari 1 cm
hingga 2,5 cm dalam 4 bulan.

✓ Sejalan dengan bertambahnya usia gestasi, dinding uterus


secara bertahap mengalami penipisan.

✓ Pada usia cukup bulan, uterus menjadi kantong muscular


dengan dinding yang lunak, mudah melekuk dengan
ketebalan 0,5–1 cm yang menyebabkan palpasi janin relatif
mudah untuk dilakukan.

✓ Hiperplasia dan hipertrofi sel myometrium menyebabkan


lapisan myometrium menjadi lebih jelas.

✓ Myometrium bersifat kontraktil (dapat memanjang dan


memendek) dan elastis (dapat membesar dan meregang)
untuk mengakomodasi janin yang sedang berkembang dan
memungkinkan terjadinya involusi setelah kelahiran.

Perimetrium :

✓ Perimetrium adalah lapisan tipis yang melindungi uterus.

✓ Lapisan ini merupakan dasar yang relatif tidak elastis,


tempat myometrium mengeluarkan tekanan untuk
meningkatkan tekanan intra uterus.

✓ Perimetrium tidak menutupi uterus secara keseluruhan,


lapisan ini membelok diatas kandung kemih secara anterior
hingga membentuk kantong uterovesical, dan diatas rektum
secara posterior hingga membentuk kantong douglas.

✓ Ligamen gilig (terdapat dalam lipatan perimetrium yang


menggantung) menjadi penopang anterior bagi uterus yang
sedang membesar dan mengalami hipertrofi serta
peregangan selama kehamilan yang dapat menyebabkan
perasaan tidak nyaman atau tegang.

Perubahan bentuk dan ukuran uterus :


✓ Selama beberapa minggu pertama, uterus
mempertahankan bentuk asalnya, yaitu seperti buah pir,
tetapi sejalan dengan perkembangan kehamilan, bentuk
korpus dan fundus menjadi lebih globular.

✓ Pada minggu pertama ismus uteri terjadi hipertrofi


sehingga bertambah panjang dan lebih lunak (tanda hegar).

✓ Pada minggu terakhir ismus lebih nyata dan menjadi


bagian korpus uteri dan berkembang menjadi segmen bawah
uterus.

✓ Pada kehamilan tua karena kontraksi otot-otot bagian


atas uterus, segmen bawah uterus menjadi lebih lebar dan
tipis, tampak batas nyata antara bagian atas yang lebih tebal
dan segmen bawah yang lebih tipis. Batas ini disebut dengan
lingkaran retraksi fisiologis.
✓ Uterus sering berkontraksi tanpa rasa nyeri, konsistensi
lunak, kontraksi ini disebut Braxton hiks.

Usia kehamilan 12 minggu

Uterus berukuran kira-kira seperti buah jeruk besar. Fundus


dapat dipalpasi pada abdomen diatas simpisis pubis. Segmen
atas globuler terletak pada batang memanjang yang berasal
dari ismus, yang akan bertambah lunak dan bertambah
panjang tiga kali lipat dari 7 mm menjadi 25 mm antara
minggu ke-12 dan 36.

Usia kehamilan 16 minggu

Janin sudah cukup besar untuk menekan ismus, sehingga


bentuk uterus menjadi lebih bulat. Ismus dan serviks
berkembang menjadi segmen bawah uterus.

Usia kehamilan 20 minggu

Fundus uterus dapat di palpasi sejajar dengan umbilicus.


Sejak usia gestasi hingga cukup bulan, bentuk uterus menjadi
lebih silindris atau ovoid dan fundusnya berbentuk kubah
yang lebih tebal dan lebih bulat.

Usia kehamilan 30 minggu

Segmen bawah uterus masih belum lengkap, tetapi dapat


didefinisikan sebagai bagian yang terdapat diantara garis
pelengkap kantong uterovesical peritoneum secara superior
dan os internal secara inferior. Pada usia gestasi 30 minggu,
fundus dapat dipalpasi di bagian tengah antara umbilicus dan
sifisternum.

Usia kehamilan 38 minggu

Uterus sejajar dengan sifisternum. Frekuensi dan kekuatan


kontraksi otot segmen atas semakin meningkat. Oleh karena
itu, segmen bawah uterus berkembang lebih cepat dan
meregang secara radial, yang jika terjadi bersamaan dengan
pembukaan serviks dan pelunakan jaringan dasar pelvis akan
menyebabkan presentasi janin memulai penurunannya ke
dalam pelvis bagian atas. Hal ini mengakibatkan
berkurangnya tinggi fundus yang disebut dengan lightening,
yang mengurangi tekanan pada bagian atas abdomen, tetapi
meningkatkan tekanan didalam pelvis, yang dapat
menyebabkan konstipasi, sering berkemih,

2.SERVIKS UTERI
✓ Serviks uteri pada kehamilan mengalami perubahan
karena hormon estrogen.

✓ Serviks lebih banyak mengandung jaringan ikat dan hanya


10% jaringan otot. Jaringan ikat pada serviks mengandung
kolagen.

✓ Akibat kadar estrogen meningkat dan adanya


hipervaskularisasi maka konsistensi serviks menjadi lunak.

✓ Kelenjar – kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan


akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang – kadang
wanita hamil mengeluh mengeluarkan cairan pervaginan
lebih banyak. Sumbat mucus atau yang disebut operculum
terbentuk dari sekresi kelenjar serviks pada kehamilan
minggu ke-8.

✓ Sumbat mucus tetap berada di dalam serviks sampai


persalinan di mulai dan pada saat itu dilatasi serviks
menyebabkan sumbat mucus terlepas.

✓ Sumbatan mucus dikeluarkan sejalan dengan


perkembangan pembukaan serviks.
✓ Mucus serviks merupakan salah satu tanda awal
persalinan.

3.VAGINA DAN VULVA

✓ Vagina dan vulva akibat hormon estrogen mengalami


perubahan.

✓ Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan


vulva tampak lebih merah dan agak kebiruan (livide) disebut
tanda Chadwick.

✓ Vagina membiru karena pelebaran pembuluh darah vena.


pH 3,5 – 6 merupakan akibat meningkatnya produksi asam
laktat

4.OVARIUM

✓ Pada permulaan kehamilan, masih terdapat korpus


luteum graviditatis sampai terbentuknya plasenta pada
kehamilan 16 minggu.
✓ Korpus luteum mengeluarkan hormon estrogen dan
progesterone yang lambat laun fungsinya diambil alih oleh
plasenta.

✓ Korpus luteum adalah tempat sintesis dari relaxin pada


awal kehamilan. Kadar relaxin di sirkulasi maternal dapat
ditentukan dan meningkat dalam trimester pertama.

✓ Relaxin mempunyai pengaruh menenangkan hingga


pertumbuhan janin menjadi baik sampai aterm.

ADAPTASI SISTEM KARDIOVASKULAR PADA KEHAMILAN

1.Jantung

• Jantung membesar sekitar 12% antara awal dan akhir


kehamilan.

• Sebagian distensi bilik jantung terjadi karena peningkatan


hipertrofi myometrium, tetapi sebagian besar terjadi karena
peningkatan pengisian diastolik (terutama di ventrikel kiri)
bersamaan dengan peningkatan volume darah.

• Pembesaran jantung tidak berkaitan dengan penurunan


efisiensi miokardial karena proporsi darah yang dipompakan
selama sistole (fraksi ejeksi) meningkat di awal kehamilan.

• Membaiknya kontraktilitas miokard terjadi karena


pemanjangan serat otot atau penurunan afterload yang
berkaitan dengan vasodilatasi perifer yang merupakan
karakteristik kehamilan. Diakhir kehamilan, tingkat
vasodilatasi menurun dan fraksi ejeksi juga berkurang.

• Uterus yang membesar mendorong diafragma ke atas,


pembuluh darah besar tidak berlipat dan jantung secara
bersamaan juga terdorong ke atas dengan apeks bergerak
secara lateral ke kiri sekitar 150 . Hal ini menimbulkan
menimbulkan terjadi pembesaran jantung, dan kehamilan
juga dapat menyebabkan terjadinya deviasi aksial kiri yang
akan terlihat pada pemeriksaan elektrikardiogram (EKG) dan
denyut apeks akan teraba pada ruang intercostal ke empat.

• Pada pertengahan kehamilan, lebih dari 90% wanita


mengalami murmur ejeksi sistolik yang berlangsung hingga
minggu pertama pasca partum. Jika tidak diserta dengan
abnormalitas lain murmur ini menunjukan peningkatan curah
jantung. 20% mengalami murmur kontinue yang terdengar
diatas dasar jantung, menyebabkan peningkatan aliran darah
ke payudara.

2.Curah Jantung

• Peningkatan curah jantung pada kehamilan terjadi antara


35- 50% dari rata-rata 5 L/menit sebelum kehamilan menjadi
7 L/menit pada minggu ke-20.
• Peningkatan curah jantung menyebabkan aliran darah ke
ginjal, otak, dan arteri coroner tetap tidak berubah,
meskipun distribusi ke organ lain bervariasi sesuai
perkembangan kehamilan.

• Peningkatan curah jantung terjadi akibat peningkatan isi


sekuncup (jumlah darah yang dipompakan oleh jantung
dengan 1 kali denyut) dan frekuensi jantung.

• Peningkatan frekuensi jantung dimulai pada minggu ke-7


dan pada trimester ketiga, frekuensi jantung tersebut
meningkat hingga 10- 20%.

• Frekuensi jantung wanita hamil biasanya 10-15 denyut per


menit lebih cepat daripada frekuensi jantung wanita tidak
hamil.

• Wanita yang jantungnya normal sering menyadari adanya


ketidakteraturan pada frekuensi jantungnya selama
kehamilan. Isi sekuncup meningkat hingga 10% selama
pertengahan pertama kehamilan, dan mencapai puncaknya
pada usia gestasi 20 minggu yang dipertahankan hingga
cukup bulan.

• Sistem kardiovaskuler sangat sensitif terhadap perubahan


dibandingkan sistem organ lain.

• Variasi yang besar dalam curah jantung, frekuensi nadi,


tekanan darah, dan aliran darah regional dapat terjadi sesuai
dengan perubahan trivial postur, aktivitas, atau ansietas.

• Ketidakkonsistenan dalam literatur tentang waktu


perubahan frekuensi jantung dan isi sekuncup, serta faktor
penyebab utama terjadi peningkatan curah jantung pada usia
gestasi tertentu, sebagian besar terjadi karena adanya
kesulitan dalam teknik pengukuran dan pengaruh postur
terhadap hemodinamik.

• Curah jantung meningkat secara signifikan 5 minggu


setelah tidak mendapatkan menstruasi, dan kemudian
meningkat lagi dari rata-rata 4,9 L/menit sebelum konsepsi
hingga maksimal 7,2 L/menit pada usia gestasi 32 minggu,
dan tidak disertai perubahan signifikan sampai setelah
persalinan. Curah jantung mencapai jumlah maksimalnya
pada usia gestasi kira-kira 24 minggu dan dipertahankan
pada jumlah ini hingga cukup bulan.

3.Darah

a.Tekanan darah

• Curah jantung meningkat, tetapi tekanan darah arteri


menurun hingga 10%, hal ini terjadi karena tahanan aliran
menurun.

• Menurunnya tahanan vaskuler perifer, maka tekanan darah


sistolik menurun rata-rata 5-10 mmHg dan tekanan diastolik
menurun 10- 15 mmHg pada usia gestasi 24 minggu.

• Posisi telentang dapat menurunkan curah jantung hingga


25%. Kompresi vena cava inferior oleh uterus yang
membesar selama akhir trimester kedua dan ketiga
mengakibatkan menurunnya aliran balik vena yang kemudian
menurunkan isi sekuncup dan curah jantung. Hilangnya
kesadaran terjadi karena penurunan aliran darah serebral.
Dengan memberi posisi miring ke kiri kepada ibu hamil, curah
jantungnya dapat pulih dengan segera.
b.Aliran darah

• Aliran darah pada ekstremitas bawah melambat pada akhir


kehamilan.

• Aliran balik vena yang buruk dan peningkatan tekanan


darah pada tungkai dapat meningkatnya distensibilitas dan
tekanan vena tungkai, vulva, rectum, dan pelvis yang
menyebabkan edema, varises pada vena tungkai dan vulva,
serta hemoroid.

• Otak, ginjal, dan arteri coroner menerima beberapa bagian


(tetapi dalam jumlah yang jauh lebih besar) curah jantung
selama kehamilan. Aliran darah ginjal meningkat 70-80%
(yaitu 400 ml/menit diatas jumlah ketika tidak hamil) pada
usia gestasi 16 minggu yang membantu meningkatkan
ekskresi.

• Aliran darah kedalam kapiler membrane mukosa dan kulit


mengalami peningkatan terutama pada tangan dan kaki
mencapai maksimal 500 ml/menit pada minggu ke-36. Hal ini
membantu menghilangkan kelebihan panas yang diproduksi
oleh peningkatan metabolisme massa maternal-janin dan
kerja kardiorespiratorius selama kehamilan.

• Vasodilatasi perifer merupakan penyebab wanita hamil


merasa kepanasan, berkeringat banyak setiap saat,
merasakan tangan yang lembab dan seringkali menderita
hidung tersumbat.

• Aliran darah ke payudara meningkat hingga 2% selama


kehamilan. Hal ini terlihat pada vena di permukaan payudara
yang mengalami dilatasi disertai dengan pembesaran
payudara, rasa hangat dan gatal sejak awal kehamilan.

• Sirkulasi uteroplasenter menerima proporsi curah jantung


yang terbesar dengan alirah darah meningkat dari 1-2% pada
trimester pertama hingga 17% pada kehamilan cukup bulan.
Hal ini terjadi dalam peningkatan aliran darah maternal ke
plasenta kira-kira 500 ml/menit pada kehamilan cukup bulan.
Perubahan ini mulai terjadi setelah usia gestasi 12 minggu
yaitu ketika terdapat peningkatan aliran darah ke ruang
intervilus dan akan berhenti pada usia gestasi 20 minggu.

• Pada sistole maternal, darah mengalir melalui arteri spiral


ke ruang koriodesidua. Sifat spiral arteri yang disertai dengan
kecenderungan untuk berdilatasi dan kurangnya
responsivitas transmitter vasokonstriktor menyebabkan
lambatnya aliran darah sehingga memberi cukup waktu
untuk pertukaran metabolit pada plasenta. Penurunan aliran
darah uteroplasenter ditemukan pada ibu yang menderita
pre-eklamsia atau pada janin yang menderita abnormalitas
kongenital. Penurunan kronis pada perfusi plasenta
mengakibatkan ukuran bayi cukup bulan yang lebih kecil.

c.Volume darah
• Dua komponen utama yaitu darah-plasenta dan sel darah
merah mengalami serangkaian adaptasi dramatik. Volume
darah maternal total meningkat 30-50% pada kehamilan
tunggal. Volume sirkulasi yang lebih tinggi diperlukan untuk:

a. Melindungi ibu dan janin dari efek membahayakan akibat


gangguan aliran balik vena pada posisi telentang.

b. Memenuhi kebutuhan uterus yang membesar dengan


sistem vaskuler yang sangat hipertrofi dan menyediakan
aliran darah untuk perfusi plasenta pada interface
koriodesidua

c. Menyuplai kebutuhan metabolik janin

d. Memberikan perfusi kepada ginjal dan organ lain

e. Mengimbangi efek peningkatan kapasitas arterial dan


vena

f. Melindungi ibu dari efek merugikan akibat kehilangan


darah berlebihan saat melahirkan.

• Volume plasma yang berkaitan dengan peningkatan volume


darah meningkat hingga 50% selama kehamilan.

• Pada kehamilan pertama, volume plasma dapat meningkat


sekitar 1250 ml diatas jumlah ketika tidak hamil, dan pada
kehamilan selanjutnya dapat meningkat hingga sekitar 1500
ml.

• Peningkatan volume plasma berkaitan dengan ukuran


janin, terutama ukuran janin yang besar pada kehamilan
kembar. Peningkatan ini mulai terjadi pada trimester
pertama, meningkat dengan cepat hingga usia gestasi 32-34
minggu, kemudian pada beberapa minggu terakhir kehamilan
terjadi plateau dengan perubahan yang sangat sediki

t • Peningkatan massa sel darah merah tampak konstan


selama kehamilan, tetapi peningkatan yang paling besar
terjadi sejak minggu ke-20.

• Meskipun terjadi peningkatan produksi sel darah merah,


peningkatan drastis volume plasma menyebabkan dilusi
berbagai faktor yang bersirkulasi sehingga sel darah merah,
konsentrasi hematokrit dan hemoglobin semuanya menurun.
Anemia dapat menjadi tanda adanya penyesuaian fisiologis
dalam kehamilan.

d.Metabolisme zat besi

• Peningkatan massa sel darah merah dan kebutuhan janin


yang sedang berkembang serta plasenta menyebabkan
peningkatan kebutuhan zat besi selama kehamilan, yang
disertai dengan beberapa peningkatan absorpsinya.

• Kebutuhan zat besi meningkat dari 2 mg menjadi 4 mg/hari.


Diet yang sehat mengandung 10-14 mg zat besi/ hari, 1-2 mg
(5-10%) yang diabsorpsi merupakan jumlah yang cukup bagi
sebagian besar ibu hamil.

• Kebutuhan zat besi selama kehamilan rata-rata sekitar


1000 mg. 500 mg diperlukan untuk meningkatkan massa sel
darah merah dan 300 mg ditransportasikan ke janin,
terutama pada usia kehamilan 12 minggu, dan 200 mg
dibutuhkan untuk mengompensasi kehilangan yang tidak
disadari melalui kulit, feses dan urine. Rata – rata
peningkatan kebutuhan zat besi 6-7 mg/hari.
e.Protein plasma

• Kandungan protein serum menurun selama trimester


pertama dan tetap rendah selama kehamilan.

• Konsentrasi albumin menurun di awal kehamilan,


kemudian lebih lambat hingga akhir kehamilan.

• Albumin berpengaruh dalam menurunkan tekanan osmotic


koloid yang menyebabkan air mengalir dari plasma kedalam
sel dan berperan penting dalam peningkatan kerapuhan sel
darah merah, edema ekstremitas bawah, dan peningkatan
laju filtrasi glomerulus.

• Edema perifer pada ekstremitas bawah di akhir kehamilan


merupakan gambaran kehamilan yang normal tanpa
komplikasi sehingga tidak termasuk dalam tanda-tanda pre-
eklamsi

f. Faktor pembekuan
• Sejak usia gestasi 3 bulan, terdapat peningkatan sintesis
konsentrasi fibrinogen plasma sebanyak 50%. Hal ini
diperlukan tubuh untuk mengatasi disrupsi yang sering
terjadi terhadap integritas percabangan vascular di dasar
plasenta.

• Pembentukan serat fibrin untuk melapisi sisi plasenta guna


mengendalikan perdarahan memerlukan 5-10% dari semua
fibrinogen yang bersirkulasi. Jika proses ini terganggu,
misalnya jika kerja uterus tidak adekuat atau pelepasan
plasenta tidak sempurna, terdapat deplesi yang cepat pada
cadangan fibrinogen yang dapat menyebabkan perdarahan
hebat dan kematian.
g.Sel darah putih (leukosit)

• Sejak usia kehamilan 2 bulan, jumlah sel darah putih


meningkat selama kehamilan dan mencapai puncaknya pada
minggu ke-30. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan
jumlah leukosit polimorfonuklear neurofi yang meningkatkan
sifat fagositik dan bakterisida darah.

h.Imunitas

• HCG dan prolaktin menekan respon imun pada wanita


hamil sehingga fungsi limfosit berkurang. Terdapat
penurunan resistensi terhadap infeksi virus seperti herpes,
influenza, rubella, hepatitis, polio myelitis, dan malaria. Kadar
serum immunoglobulin IgA, IgG, dan IgM menurun secara
terus menerus sejak usia kehamilan 10 minggu dan mencapai
kadar terendahnya pada usia kehamilan 30 minggu.

FISIOLOGI PLASENTA
Plasenta berasal dari lapisan trofoblas pada ovum yang
mengalami fertilisasi, plasenta berhubungan erat dengan
sirkulasi ibu untuk melakukan fungsi-fungsi yang belum dapat
dilakukan janin untuk dirinya sendiri selama kehidupan
intrauterine. Kelangsungan hidup janin bergantung pada
keutuhan dan efisiensi plasenta.

Bentuk seperti piringan atau bundar dengan berat 500 gram


tebal 2,5 cm, terdapat dua permukaan yaitu bagian maternal
dan fetal.

1. Perkembangan Plasenta
2. Sirkulasi melalui Plasenta
Darah janin mengandung sedikit oksigen, dipompa oleh
jantung janin menuju plasenta melalui arteri umbilikalis dan
diangkut sepanjang percabangannya ke kapiler vili korionik.

Setelah membuang karbondioksida dan menyerap oksigen,


darah kembali ke janin melalui vena umbilikalis.
Darah maternal dikirim ke dasar plasenta didalam desidua
oleh arteri spiral dan mengalir ke dalam ruang darah di
sekitar vili.

Arah aliran darah tersebut dianggap serupa dengan arah air


mancur yaitu darah mengalir ke atas dan membasahi vilus
pada saat bersirkulasi di sekelilingnya dan mengalir kembali
ke cabang vena uterine.

3. Fungsi Plasenta

a. Respirasi
Selama kehidupan intrauterine, tidak terjadi pertukaran gas
pulmonal sehingga janin harus mendapatkan oksigen dan
mengekskresikan karbondioksida melalui plasenta.
Oksigen dari hemoglobin ibu masuk kedalam darah janin
dengan cara difusi sederhana dan dengan cara yang sama
janin melepaskan karbondioksida ke dalam darah maternal.

b. Nutrisi
Janin membutuhkan nutrisi yang sama dengan orang lain dan
memperolehnya dengan cara transfer aktif melalui plasenta.
Asam amino dibutuhkan untuk pembentukan tubuh, glukosa
dalam jumlah besar diperlukan untuk energi dan
pertumbuhan, kalsium dan fosfor untuk tulang dan gigi, serta
besi dan mineral lainnya untuk pembentukan darah.
Makanan bagi janin diperoleh dari makanan yang dimakan
ibu dan sudah dipecah menjadi bentuk yang lebih sederhana
sampai saatnya mencapai plasenta.
Plasenta dapat memilih zat yang dibutuhkan oleh janin,
bahkan dapat mendeplesi suplai yang dimiliki ibu dalam
beberapa hal.
Plasenta juga dapat memecah nutrisi kompleks menjadi
senyawa yang dapat digunakan oleh janin. Protein ditransfer
melalui plasenta sebagai asam amino, karbohidrat sebagai
glukosa dan lemak sebagai asam lemak. Air, vitamin dan
mineral juga diantarkan ke janin.

c. Penyimpanan
Plasenta memetabolisme glukosa, menyimpannya dalam
bentuk glikogen, dan mengubahnya kembali menjadi glukosa
sesuai kebutuhan.
Plasenta juga dapat menyimpan besi dan vitamin yang larut
dalam lemak.
d. Ekskresi
Zat utama yang diekskresi dari janin adalah karbondioksida.
Bilirubin juga diekskresi karena sel darah merah diganti relatif
sering. Terdapat sangat sedikit pemecahan jaringan, jumlah
urea dan asam urat yang dieksresi juga sangat sedikit.
e. Perlindungan
Plasenta memberikan barrier yang terbatas terhadap infeksi
kecuali treponema sifilis dan basilus tuberkel, hanya sedikit
bakteri yang dapat menembusnya. Namun demikian, virus
dapat dengan bebas menembus plasenta dan meyebabkan
abnormalitas kongenital, seperti pada kasus virus rubella.
Di asumsikan bahwa obat-obatan menembus plasenta
sampai ke janin walaupun terdapat beberapa pengecualian,
misalnya heparin. Beberapa obat diketahui menyebabkan
kerusakan meskipun banyak juga diantaranya yang tidak
berbahaya dan bermanfaat positif seperti pemberian
antibiotik kepada ibu hamil yang menderita sifilis.
Menjelang akhir kehamilan, antibodi yang kecil,
immunoglobin G (IgG) akan ditransfer ke janin dan akan
memberikan imunitas kepada bayi selama 3 bulan pertama
setelah kelahiran. Penting untuk diketahui bahwa hanya
antibodi yang dimilki oleh ibu yang dapat menembus
plasenta dan diberikan ke janin

f. Produksi
Menghasilkan hormone – hormone : HCG (Human Chorionic
Gonadotrophin), Estrogen, Progesteron, HPL (Human
Placenta Lactogen)

4. Tampilan Plasenta Cukup Bulan


a. Permukaan maternal
Darah maternal menyebabkan permukaan ini tampak merah
tua dan memisahkan sebagian desidua basalis. Permukaan ini
terbagi menjadi 20 lobus yang dipisahkan oleh sulkus (alur),
tempat desidua masuk untuk membentuk septum (dinding).
Lobus terdiri atas beberapa lobulus yang masing-masing
memiliki satu vilus dan percabangannya. Terkadang deposit
garam kapur terdapat dipermukaan ini, membuatnya sedikit
berpasir.

b. Permukaan fetal
Amnion yang menutupi permukaan fetal pada plasenta
menyebabkan plasenta berwarna putih dan berkilat. Cabang-
cabang vena dan arteri umbilikalis dapat dilihat, menyebar
dari insersi tali pusat, yang biasanya terdapat ditengah.
Amnion dapat lepas dari permukaan, lepas dari lempeng
korionik tempat plasenta berkembang dan terus bersama
korion.
c. Kantong janin
Kantong janin terdiri atas membran ganda. Membrane luar
adalah korion, yang berada dibawah desidua kapsularis dan
menempel dengan erat pada dinding uterus. Membrane
dalam adalah amnion, yang berisi cairan amnion. Selama
tetap utuh, kantong janin melindungi janin dari infeksi
bekteri asenden. Korion adalah membrane yang tebal, tidak
tembus cahaya dan rapuh yang berasal dari trofoblas.
Bersambungan dengan lempeng korionik, membentuk dasar
plasenta.

5. Cairan Amnion

a. Fungsi
Cairan ini mendistensi kantong amnion dan memungkinkan
janin bertumbuh dan bergerak dengan bebas,
menyeimbangkan tekanan dan melindungi janin dari
benturan dan cidera.
Cairan ini juga mempertahankan suhu yang konstan untuk
janin dan memberi sedikit nutrisi.
Pada persalinan, selama membrane tetap utuh, cairan
amnion melindungi plasenta dan tali pusat dari tekanan
kontraksi uterus.
Cairan amnion juga membantu penipisan serviks dan dilatasi

b. Asal
Cairan amnion diangap berasal dari janin dan ibu. Cairan ini
disekresi oleh amnion, terutama bagian yang menutupi
plasenta dan tali pusat.
Sebagian cairan berasal dari pembuluh darah maternal pada
desidua dan sebagian lagi dari pembuluh darah janin di
plasenta.
Urine janin juga mempengaruhi volume cairan amnion sejak
usia gestasi 10 minggu. Air dalam cairan amnion bertukar
setiap 3 jam sekali.
c. Volume
Jumlah total cairan amnion meningkat selama kehamilan
sampai usia gestasi 28 minggu adalah sekitar 1 liter. Jumlah
ini kemudian akan berkurang secara perlahan-lahan sampai
cukup bulan, sisanya sekitar 800 ml. Namun demikian,
terdapat banyak variasi dalam jumlah cairan amnion.
Bila jumlah totalnya melebihi 1500 ml kondisi ini sering
disebut polihidramnion (disingkat menjadi hidramnion), dan
bila kurang dari 300 ml disebut oligohidramnion.
Abnormalitas semacam ini sering berkaitan dengan
malformasi kongenital janin.
Janin normal menelan cairan amnion, tetapi bila terdapat
gangguan menelan, cairan akan terakumulasi dengan jumlah
berlebihan. Sama halnya bila janin tidak mampu
mengeluarkan urine, jumlah cairan juga akan berkurang.
d. Komponen
Cairan amnion adalah cairan berwarna kuning jerami yang
pucat dan jernih mengandung 99% air. Sisanya 1% adalah
materi padat terlarut yang mencakup zat makanan dan
produk zat sisa.
Selain itu, janin melepaskan sel kulit, verniks kaseosa dan
lanugo kedalam cairan ini. Komponen abnormal dari cairan
amnion ini, seperti mekonium pada kasus gawat janin,
memberikan informasi diagnostik yang berarti tentang
kondisi janin. Aspirasi cairan amnion untuk pemeriksaan
dinamakan amniosintesis.
6. Tali Pusat

Tali pusat atau funis memanjang mulai dari janin sampai


plasenta dan berisi pembuluh darah umbilikalis (dua arteri
dan satu vena).
Pembuluh darah tersebut diselubungi dan dilindungi oleh jeli
Wharton yaitu zat gelatin yang terbentuk dari mesoderm.
Seluruh tali pusat diselubungi oleh lapisan amnion sama
dengan yang menyelubungi plasenta.
Panjang tali pusat rata-rata adalah 50 cm. Hal ini cukup untuk
memungkinkan kelahiran bayi tanpa menarik plasenta. Tali
pusat dianggap pendek jika berukuran kurang dari 40 cm.
Tidak ada kesepakatan spesifik tentang tali pusat yang terlalu
panjang, tetapi kerugian tali pusat yang sangat panjang
adalah dapat melilit leher atau tubuh janin atau membentuk
simpul, kedua hal tersebut dapat menyebabkan oklusi
pembuluh darah, terutama selama persalinan.
7. Variasi anatomi plasenta dan tali pusat

Lobus tambahan (aksesori) plasenta.


Lobus ini merupakan variasi yang paling signifikan dari
bentuk plasenta.
Terdapat sebuah lobus kecil ekstra, terpisah dari plasenta
utama dan dihubungkan oleh pembuluh darah sepanjang
membrane untuk mencapainya.
Bahayanya adalah bahwa lobus kecil ini dapat tertahan
didalam uterus setelah plasenta dilahirkan, dan jika tidak
dikeluarkan akan mengakibatkan infeksi dan hemoragi.
Bidan harus memeriksa plasenta untuk memastikan bahwa
lobus tambahan ini tertinggal didalam uterus atau tidak pada
membrane dengan pembuluh darah yang terdapat
didalamnya.
Plasenta sirkumvalata

Dalam keadaan ini lingkaran yang tidak tembus cahaya


terlihat pada permukaan fetal plasenta. Lingkaran ini
terbentuk dari bagian belakang yang rangkap pada korion
dan amnion dan dapat menyebabkan lepasnya membrane
dari plasenta yang lebih dekat bagian tengah dan bukan dari
tepi seperti yang seharusnya.
Insersi battledore tali pusat

Pada kasus ini, tali pusat melekat di bagian yang sangat dekat
tepi plasenta, seperti bet tenis meja. Hal ini tidak
menimbulkan masalah kecuali jika pelekatannya rapuh.

Insersi velamentous tali pusat


Insersi tali pusat ke dalam membrane agak jauh dari tepi
plasenta. Pembuluh darah umbilikalis melewati membrane
dari tali pusat sampai plasenta.
Bila letak plasenta normal, tidak ada bahaya yang akan
terjadi pada janin, tetapi tali pusat tersebut dapat terputus
bila dilakukan tarikan pada penatalaksanaan aktif persalinan
kala III.
Bila letak plasenta rendah, pembuluh darah dapat melewati
tulang uterus. istilah yang digunakan untuk pembuluh darah
yang terletak dalam posisi ini adalah vasa previa.
Pada kasus ini sangat berbahaya bagi janin apabila ketuban
pecah dan akan berbahaya lagi bila dilakukan rupture buatan,
karena pembuluh darah dapat robek mengakibatkan
kehilangan darah yang cepat pada janin.

Plasenta bipartil

Terdapat dua bagian yang lengkap dan terpisah, masing-


masing memiliki sebuah tali pusat. Tali pusat bipartil
menyatu pada jarak yang tidak jauh dari dua bagian plasenta.
Berbeda dari dua plasenta pada kehamilan kembar, yang juga
memiliki dua tali pusat, tetapi tidak menyatu pada satu titik.
Bila terdapat lobus tambahan, pembuluh darah tersambung
langsung ke plasenta dan tidak menyatu dengan tali pusat.
Plasenta tripartil juga sama, tetapi dengan tiga bagian yang
berbeda. Perbedaan bentuk ini tidak memiliki signifikasi
klinis.

ADAPTASI FETUS DALAM PERSALINAN

Bayi mengalami suatu proses perubahan dikenal sebagai


periode transisi yaitu periode yang di mulai ketika bayi keluar
dari tubuh ibu harus beradaptasi dari keadaan yang sangat
bergantung menjadi mandiri secara fisiologis selama
beberapa minggu untuk sistem organ tertentu.

Fetus dalam kandungan akan semakin turun ke panggul pada


minggu ke-36 sampai menjelang persalinan, tepat 24 jam
sebelum terlahir berjuang melatih beberapa gerakan janin
menjelang persalinan, fetus juga melakukan persiapan
sebagai bentuk perjuangan untuk menyambut hari
kelahirannya sebagai mekanisme alami dan juga sebagai
adaptasi menghadapi lingkungan baru.

ADAPTASI FETUS

1. Banyak bergerak menuju jalan lahir

Pada waktu mendekati persalinan, janin mulai turun dan


mencari dimana jalan keluarnya. Jika posisi kepalanya sudah
dibawah, maka saat itu janin mulai merasakan kepalanya
berada di dekat jalan lahir. Janin sudah mampu
menggunakan kepalanya untuk berputar dan membuat
kontraksi semakin teratur. Adanya tekanan kepala janin
memutar, leher rahim semakin menipis dan efeknya banyak
lendir keluar dari vagina.

Tekanan ini merupakan pembukaan jalan lahir. Dorongan ini


bahkan tidak hanya terjadi kearah bawah, tapi bisa juga ke
segala arah. Pergerakkan ini adalah salah satu cara bayi
untuk membantu proses persalinan berjalan dengan lancar
2. Tidur dan istirahat

Dimasa-masa janin banyak bergerak, sesekali janin juga


beristirahat dan bahkan sampai tertidur. Ini karena ia sedang
menyimpan energi untuk proses persalinan agar kebutuhan
energinya tetap terjaga. janin hanya membutuhkan waktu
istirahat yang tidak lama, setelah itu janin kembali aktif untuk
mencari jalan keluar lagi.

3. Detak jantung makin cepat

Saat persalinan semakin dekat, setiap kontraksi terjadi maka


detak jantung janin akan berubah semakin cepat dan
kemudian normal kembali. Djj rata-rata pada aterm adalah
120- 140 x/menit. Rentang detak jantung normal yaitu 100-
160 x/menit

Sama seperti detak jantung ibu, laju detak jantung bayi pun
akan berflukuatif menjelang persalinan, kenaikan dan
penurunan detak jantung ini bergantung pada fase aktif dan
istirahat pada ibu itu sendiri.

4. Sirkulasi darah janin

Dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu posisi ibu, kontraksi


uterus, tekanan darah dan aliran darah tali pusat.
Kebanyakan apabila janin yang sehat mampu
mengompensasi stress ini, biasanya aliran darah tali pusat
tidak terganggu oleh kontraksi uterus atau posisi janin.

5. Pernafasan dan gerakan janin


Pada waktu persalinan pervaginam, 7 - 42 ml air ketuban
diperas keluar dari paru-paru, tekanan oksigen janin
menurun, tekanan karbondioksida arteri meningkat, gerakan
janin masih sama seperti masa kehamilan tetapi akan
menurun setelah ketuban pecah.

6. Mendengar suara di sekitar

Menjelang persalinan, ibu akan merasa kesakitan menahan


nyeri kontraksi. saat itu, janin bisa mendengarnya. Saat
persalinan sudah mendekat, janin akan memutar kepalanya
kearah suara ibu dan kadang mencari tahu dimana suara
bapaknya. Hal itu menunjukkan bahwa bayi juga dapat
membedakan bahasa dan akan lebih memperhatikan saat
orang tuanya sedang berbicara.

7. Kehilangan pelindunganya

Janin yang terbiasa terlindung dengan cairan ketuban, akan


mengalami lingkungan yang jauh berbeda saat akan di
lahirkan. Air ketuban yang selama ini melindunginya, akan
pecah sehingga perlindunganya pun akan berkurang.

HORMON YANG BERPENGARUH SELAMA PERSALINAN

1. Human chorionic gonadotropin hormone (hCG)

Human chorionic gmerupakan hormon kehamilan yang


diproduksi di plasenta. Berfungsi untuk menjaga kehamilan
dan perkembangan janin.

2. Human placental lactogen (hPL)

Diproduksi oleh plasenta sejak kehamilan menginjak usia 2


minggu. Berperan dalam menyiapkan nutrisi yang dibutuhkan
janin dan merangsang kelenjar susu di payudara hingga masa
menyusui.

3. Estrogen

Estrogen sudah terdapat di tubuh wanita sebelum hamil.


kadarnya akan meningkat sejak terjadi kehamilan. Kenaikan
kadar hormon ini memicu munculnya rasa mual, terutama
pada trimester pertama kehamilan. Pada trimester kedua,
hormon ini turut andil dalam pembesaran saluran susu di
payudara.

Fungsi dan efek dari hormon estrogen selama kehamilan


meliputi:

1. Membentuk pembuluh darah baru untuk menyalurkan


nutrisi ke janin.

2. Membantu dalam pemberian nutrisi yang dibutuhkan


janin untuk berkembang.

3. Mendukung perkembangan janin.

4. Meningkatkan aliran darah dalam tubuh, termasuk aliran


darah ke kulit, sehingga menimbulkan kesan glowing pada
beberapa ibu hamil.

4. Progesteron

Meningkatnya kadar hormon ini selama kehamilan memicu


munculnya rambut-rambut halus pada bagian payudara atau
perut, pusing, mulas, mual, hingga sembelit. Progesteron
berperan dalam:
1. Menjaga otot rahim tetap rileks selama kehamilan
berlangsung.

2. Menjaga ketebalan dinding rahim selama janin


berkembang.

3.m enjaga sistem kekebalan tubuh terhadap kehadiran janin


di tubuh.

4. Menyiapkan payudara untuk memproduksi ASI.

5. Oksitosin

Hormon ini melenturkan leher rahim pada akhir kehamilan,


sehingga bayi lebih mudah untuk keluar. Hormon ini juga
menstimulasi puting susu untuk memproduksi air susu dan
merangsang kelenjar Montgomery di sekitar puting dan
areola, sehingga setelah lahir bayi langsung bisa menyusu.
Hormon ini juga akan keluar ketika ibu merasakan cinta,
berhubungan seksual, orgasme, dan menyusui. Namun
hormon oksitosin akan berada di puncaknya ketika dalam
proses persalinan. Di proses persalinan, hormon ini berfungsi
untuk menstimulasi kontraksi, menipiskan dan membuka
serviks; menurunkan kepala bayi ke jalan lahir, mengeluarkan
plasenta, dan meminimalisir terjadinya pendarahan.

6. Prolaktin

Hormon prolaktin akan mengalami peningkatan sebanyak


10–20 kali lipat ketika sedang mengandung. Peningkatan
hormon ini bermanfaat dalam mempersiapkan jaringan
payudara untuk menyusui dengan membantu menghasilkan
produksi ASI yang melimpah. Hormon yang dihasilkan oleh
pituitari ketika masa hamil dan menyusui ini, berfungsi untuk
menyiapkan payudara untuk menyusui.

7. Beta-Endorphins

Hormon penghilang rasa sakit alami dalam tubuh, jadi ia


membantu Anda untuk mengatasi rasa sakit pada persalinan.
Beta-endorphins bersifat 18-33 kali lebih kuat daripada
morphin. Selain itu, hormon tersebut juga merupakan
penyebab dari ingatan yang luar biasa mendetail mengenai
proses persalinan sebelumnya.

8. Catecholamines (CAs)

Hormon yang dikenal dengan hormon flight-or-fight ini terdiri


atas hormon adrenaline dan noradrenaline (epinephrine dan
norepinephrine). Catecholamines merupakan hormon yang
keluar dari kelenjar adrenal di atas ginjal yang merupakan
reaksi tubuh terhadap rasa takut, cemas, lapar, atau
kedinginan. Saat hormon ini aktif, aliran darah akan dialihkan
ke otot-otot utama tubuhdan organ-organ utama. Namun
bila hormon keluar dalam jumlah besar dan di waktu yang
tepat dikarenakan perasaan takut dan cemas, kemungkinan
ia akan menyebabkan persalinan lebih lama dan fetal
distress. Pentingnya Hormon Oksitosin Dalam Persalinan

1. Mempersiapkan kelahiran bayi

2. Melancarkan ASI

3. Memperkuat ikatan antara ibu dan bayi


4. Meredakan stres pada ibu baru 5. Menumbuhkan
perasaan tertarik terhadap

Anda mungkin juga menyukai