1.UTERUS
Desidua :
Myometrium :
Perimetrium :
2.SERVIKS UTERI
✓ Serviks uteri pada kehamilan mengalami perubahan
karena hormon estrogen.
4.OVARIUM
1.Jantung
2.Curah Jantung
3.Darah
a.Tekanan darah
c.Volume darah
• Dua komponen utama yaitu darah-plasenta dan sel darah
merah mengalami serangkaian adaptasi dramatik. Volume
darah maternal total meningkat 30-50% pada kehamilan
tunggal. Volume sirkulasi yang lebih tinggi diperlukan untuk:
f. Faktor pembekuan
• Sejak usia gestasi 3 bulan, terdapat peningkatan sintesis
konsentrasi fibrinogen plasma sebanyak 50%. Hal ini
diperlukan tubuh untuk mengatasi disrupsi yang sering
terjadi terhadap integritas percabangan vascular di dasar
plasenta.
h.Imunitas
FISIOLOGI PLASENTA
Plasenta berasal dari lapisan trofoblas pada ovum yang
mengalami fertilisasi, plasenta berhubungan erat dengan
sirkulasi ibu untuk melakukan fungsi-fungsi yang belum dapat
dilakukan janin untuk dirinya sendiri selama kehidupan
intrauterine. Kelangsungan hidup janin bergantung pada
keutuhan dan efisiensi plasenta.
1. Perkembangan Plasenta
2. Sirkulasi melalui Plasenta
Darah janin mengandung sedikit oksigen, dipompa oleh
jantung janin menuju plasenta melalui arteri umbilikalis dan
diangkut sepanjang percabangannya ke kapiler vili korionik.
3. Fungsi Plasenta
a. Respirasi
Selama kehidupan intrauterine, tidak terjadi pertukaran gas
pulmonal sehingga janin harus mendapatkan oksigen dan
mengekskresikan karbondioksida melalui plasenta.
Oksigen dari hemoglobin ibu masuk kedalam darah janin
dengan cara difusi sederhana dan dengan cara yang sama
janin melepaskan karbondioksida ke dalam darah maternal.
b. Nutrisi
Janin membutuhkan nutrisi yang sama dengan orang lain dan
memperolehnya dengan cara transfer aktif melalui plasenta.
Asam amino dibutuhkan untuk pembentukan tubuh, glukosa
dalam jumlah besar diperlukan untuk energi dan
pertumbuhan, kalsium dan fosfor untuk tulang dan gigi, serta
besi dan mineral lainnya untuk pembentukan darah.
Makanan bagi janin diperoleh dari makanan yang dimakan
ibu dan sudah dipecah menjadi bentuk yang lebih sederhana
sampai saatnya mencapai plasenta.
Plasenta dapat memilih zat yang dibutuhkan oleh janin,
bahkan dapat mendeplesi suplai yang dimiliki ibu dalam
beberapa hal.
Plasenta juga dapat memecah nutrisi kompleks menjadi
senyawa yang dapat digunakan oleh janin. Protein ditransfer
melalui plasenta sebagai asam amino, karbohidrat sebagai
glukosa dan lemak sebagai asam lemak. Air, vitamin dan
mineral juga diantarkan ke janin.
c. Penyimpanan
Plasenta memetabolisme glukosa, menyimpannya dalam
bentuk glikogen, dan mengubahnya kembali menjadi glukosa
sesuai kebutuhan.
Plasenta juga dapat menyimpan besi dan vitamin yang larut
dalam lemak.
d. Ekskresi
Zat utama yang diekskresi dari janin adalah karbondioksida.
Bilirubin juga diekskresi karena sel darah merah diganti relatif
sering. Terdapat sangat sedikit pemecahan jaringan, jumlah
urea dan asam urat yang dieksresi juga sangat sedikit.
e. Perlindungan
Plasenta memberikan barrier yang terbatas terhadap infeksi
kecuali treponema sifilis dan basilus tuberkel, hanya sedikit
bakteri yang dapat menembusnya. Namun demikian, virus
dapat dengan bebas menembus plasenta dan meyebabkan
abnormalitas kongenital, seperti pada kasus virus rubella.
Di asumsikan bahwa obat-obatan menembus plasenta
sampai ke janin walaupun terdapat beberapa pengecualian,
misalnya heparin. Beberapa obat diketahui menyebabkan
kerusakan meskipun banyak juga diantaranya yang tidak
berbahaya dan bermanfaat positif seperti pemberian
antibiotik kepada ibu hamil yang menderita sifilis.
Menjelang akhir kehamilan, antibodi yang kecil,
immunoglobin G (IgG) akan ditransfer ke janin dan akan
memberikan imunitas kepada bayi selama 3 bulan pertama
setelah kelahiran. Penting untuk diketahui bahwa hanya
antibodi yang dimilki oleh ibu yang dapat menembus
plasenta dan diberikan ke janin
f. Produksi
Menghasilkan hormone – hormone : HCG (Human Chorionic
Gonadotrophin), Estrogen, Progesteron, HPL (Human
Placenta Lactogen)
b. Permukaan fetal
Amnion yang menutupi permukaan fetal pada plasenta
menyebabkan plasenta berwarna putih dan berkilat. Cabang-
cabang vena dan arteri umbilikalis dapat dilihat, menyebar
dari insersi tali pusat, yang biasanya terdapat ditengah.
Amnion dapat lepas dari permukaan, lepas dari lempeng
korionik tempat plasenta berkembang dan terus bersama
korion.
c. Kantong janin
Kantong janin terdiri atas membran ganda. Membrane luar
adalah korion, yang berada dibawah desidua kapsularis dan
menempel dengan erat pada dinding uterus. Membrane
dalam adalah amnion, yang berisi cairan amnion. Selama
tetap utuh, kantong janin melindungi janin dari infeksi
bekteri asenden. Korion adalah membrane yang tebal, tidak
tembus cahaya dan rapuh yang berasal dari trofoblas.
Bersambungan dengan lempeng korionik, membentuk dasar
plasenta.
5. Cairan Amnion
a. Fungsi
Cairan ini mendistensi kantong amnion dan memungkinkan
janin bertumbuh dan bergerak dengan bebas,
menyeimbangkan tekanan dan melindungi janin dari
benturan dan cidera.
Cairan ini juga mempertahankan suhu yang konstan untuk
janin dan memberi sedikit nutrisi.
Pada persalinan, selama membrane tetap utuh, cairan
amnion melindungi plasenta dan tali pusat dari tekanan
kontraksi uterus.
Cairan amnion juga membantu penipisan serviks dan dilatasi
b. Asal
Cairan amnion diangap berasal dari janin dan ibu. Cairan ini
disekresi oleh amnion, terutama bagian yang menutupi
plasenta dan tali pusat.
Sebagian cairan berasal dari pembuluh darah maternal pada
desidua dan sebagian lagi dari pembuluh darah janin di
plasenta.
Urine janin juga mempengaruhi volume cairan amnion sejak
usia gestasi 10 minggu. Air dalam cairan amnion bertukar
setiap 3 jam sekali.
c. Volume
Jumlah total cairan amnion meningkat selama kehamilan
sampai usia gestasi 28 minggu adalah sekitar 1 liter. Jumlah
ini kemudian akan berkurang secara perlahan-lahan sampai
cukup bulan, sisanya sekitar 800 ml. Namun demikian,
terdapat banyak variasi dalam jumlah cairan amnion.
Bila jumlah totalnya melebihi 1500 ml kondisi ini sering
disebut polihidramnion (disingkat menjadi hidramnion), dan
bila kurang dari 300 ml disebut oligohidramnion.
Abnormalitas semacam ini sering berkaitan dengan
malformasi kongenital janin.
Janin normal menelan cairan amnion, tetapi bila terdapat
gangguan menelan, cairan akan terakumulasi dengan jumlah
berlebihan. Sama halnya bila janin tidak mampu
mengeluarkan urine, jumlah cairan juga akan berkurang.
d. Komponen
Cairan amnion adalah cairan berwarna kuning jerami yang
pucat dan jernih mengandung 99% air. Sisanya 1% adalah
materi padat terlarut yang mencakup zat makanan dan
produk zat sisa.
Selain itu, janin melepaskan sel kulit, verniks kaseosa dan
lanugo kedalam cairan ini. Komponen abnormal dari cairan
amnion ini, seperti mekonium pada kasus gawat janin,
memberikan informasi diagnostik yang berarti tentang
kondisi janin. Aspirasi cairan amnion untuk pemeriksaan
dinamakan amniosintesis.
6. Tali Pusat
Pada kasus ini, tali pusat melekat di bagian yang sangat dekat
tepi plasenta, seperti bet tenis meja. Hal ini tidak
menimbulkan masalah kecuali jika pelekatannya rapuh.
Plasenta bipartil
ADAPTASI FETUS
Sama seperti detak jantung ibu, laju detak jantung bayi pun
akan berflukuatif menjelang persalinan, kenaikan dan
penurunan detak jantung ini bergantung pada fase aktif dan
istirahat pada ibu itu sendiri.
7. Kehilangan pelindunganya
3. Estrogen
4. Progesteron
5. Oksitosin
6. Prolaktin
7. Beta-Endorphins
8. Catecholamines (CAs)
2. Melancarkan ASI