TINJAUAN PUSTAKA
A. Perubahan Uterus
Selama persalinan uterus berubah bentuk menjadi dua bagian yang
berbeda yaitu segmen atas dan segmen bawah. Dalam persalinan perbedaan
antara segmen atas dan segmen bawah rahim lebih jelas lagi. Segmen atas
memegang peranan yang aktif karena berkontraksi dan dindingnya
bertambah tebal dengan majunya persalinan.
Sebaliknya segmen bawah rahim memegang peran pasif dan makin tipis
dengan majunya persalinan karena diregangkan. Segmen bawah uterus
dianalogikan dengan ismus uterus yang melebar dan menipis pada
perempuan yang tidak hamil.
B. Perubahan Serviks
Tenaga yang efektif pada Kala 1 persalinan adalah kontraksi uterus,
yang selanjutnya akan menghasilkan tekanan hidrostatik keseluruh selaput
ketuban terhadap servik dan segment bawah uterus. Bila selaput ketuban
sudah pecah, bagian terbawah janin dipaksa langsung mendesak servik dan
segment bawah uterus. Sebagai akibat kegiatan daya dorong ini, terjadi
perubahan mendasar yaitu pendataran dan dilatasi-pada serviks yang sudah
melunak.Pada nulipara penurunan bagian bawah janin terjadi secara khas
agak lambat tetapi pada multipara, khususnya yang paritasnya tinggi,
penurunan bisa berlangsung sangat cepat.
C. Perubahan Kardiovaskuler
Penurunan yang mencolok selama acme konstraksi uterus tidak
terjadi jika ibu berada dalam posisi miring bukan posisi telentang.Denyut
jantung di antara konstraksi sedikit lebin tinggi dibanding selama periode
persalinan atau belum masuk persalinan. Hal ini mencerminkan kenaikan
dalam metabolisme yang terjadi selama persalinan.Denyut jantung yang
sedikit naik merupakan hal yang normal. Meskipun normal perlu dikontrol
secara periode untuk mengidentifikasi infeksi.Detak jantung akan
meningkat cepat selama kontraksi berkaitan juga dengan peningkatan
metabolisme, Sedangkan antara kontraksi detak jantung mengalami
peningkatan sedikit dibanding sebelum persalinan.
D. Perubahan Tekanan Darah
Peningkatan curah jantung terjadi akibat peningkatan volume
darah.Volume darah meningkat secara progresif selama kehamilan pada
usia 6-8 minggu kehamilan dan mencapai puncaknya pada usia 32-34
minggu kehamilan. Jantung harus memompa dengan kekuatan yang lebih
besar,khususnya pada saat menjelang aterm, sehingga terjadi sedikit
dilatasi.
Hormon progesteron akan menimbulkan relaksasi otot-otot polos
dan menyebabkan dilatasi dinding pembuluh darah yang akan mengimbangi
peningkatan kekuatan dari jantung. Dengan demikian, tekanan darah harus
tetap atau mendekati nilai pada keadaan tidak hamil. Walaupun demikian,
seorang wanita hamil cenderung mengalami hipotensi supinasio apabila
berbaring terlentang karena vena kava inferior akan tertekan oleh isi uterus
yang berat.
E. Perubahan Nadi
Frekuensi denyut jantung nadi diantarakontraksi lebih sedikit lebih
tinggi dibandingkan dengan selama periode menjelang persalinan. Hal ini
mencerminkan peningkatan metabolisme yang terjadi selama persalinan.
F. Perubahan Suhu
1) Suhu tubuh meningkat selama persalinan, tertinggi selama dan
segera setelah melahirkan.
2) Peningkatan suhu yang tidak lebih dari 0,5-10C dianggap
normal, nilai tersebut mencerminkan peningkatan metabolisme
persalinan.
3) Peningkatan suhu tubuh sedikit adalah normal dalam persalinan,
namun bila persalinan berlangsung lebih lama peningkatan suhu
tubuh dapat mengindikasikan dehidrasi, sehingga parameter lain
harus di cek. Begitu pula pada kasus ketuban pecah dini,
peningkatan suhu dapat mengindikasikan infeksi dan tidak dapat
dianggap normal dalam keadaan ini.
G. Perubahan Pernafasan
1) Sedikit peningkatan frekuensi pernapasan dianggap normal
selama persalinan, hal tersebut mencerminkan peningkatan metabolisme.
Meskipun sulit untuk memperoleh temuan yang akurat mengenai frekuensi
pernapasan, karena snagat dipengaruhi oleh rasa senang, nyeri, rasa takut, dan
pengggunan teknik pernapasan.
H. Perubahan Metabolisme
I. Perubahan Ginjal
J. Perubahan Gastrointestinal
Mual dan muntah umum terjadi selama fase transisi yang menandai akhir
fase pertama persalinan. Pemebrian obat-obatan oral tidak efektif selama
persalinan. Perubahan saluran cerna kemungkinan timbul sebagai respon terhadap
salah satu kombinsi antara faktorfaktor seperti kontraksi uuerus, nyeri, rasa takut,
khwatir, obat atau komplikasi.
K. Perubahan Hematologi
Jangan terburu-buru yakin bahwa seorang pasien tidak anemia. Tes darah
yang menunjukkan kadar darah berada dalam batas normal membuat kita terkecoh
sehingga mengabaikan peningkatan resiko pada pasien anemia selama masa
persalinan. Selama persalinan, waktu koagulasi darah berkurang dan terdapat
peningkatan fibrinogen plasma lebih lanjut. Perubahan ini menurunkan resiko
perdarahan pascapersalinan pada pasien normal.
Hitung sel darah putih secara progresif meningkat selama kala I sebesar
kurang lebih 5 ribu/ul hinggaa jumlah rata-rata 15ribu/ul pada saat pembukaan
lengkap, tidak ada peningkatan lebih lanjut setelah ini. Peningkatan hitung sel darah
putih tidak selalu mengindikasikan proses infeksi ketika jumlah ini dicapai. Apabila
jumlahnya jauh di atas nilai ini, cek parameter lain untuk mengetahui adanya proses
infeksi.
Gula darah menurun selama proses persalinan, dan menurun drastis pada
persalinan yang alami dan sulit. Hal tersebut kemungknan besar terjadi akibat
peningkatan aktivitas otot uterus dan rangka. Penggunaan uji laboratorium untuk
menapis seorang pasien terhadap kemungkinan diabetes selama masa persalinan
akan menghasilkan data yang tidak akurat dan tidak dapat dipercaya.