Anda di halaman 1dari 45

PERUBAHAN

FISIOLOGI IBU
BERSALIN
Berliana Irianti, S.SiT., Bd., M.Keb
PERUBAHAN FISIOLOGIS

01 Kala I 02 Kala II

03 Kala III 04 Kala IV


Introduction
Menurut Sulistyawati A (2010) dan Johariyah
(2012) mengungkapkan bahwa
Serangkaian proses persalinan yang normal
dapat menimbulkan adanya adaptasi fisiologi
pada ibu bersalin.
01
Perubahan
Fisiologis Kala I
Uterus
Saat mulai persalinan, jaringan myometrium
berkontraksi & berelaksasi. Pada saat otot retraksi, ia
tidak akan kembali ke ukuran semula tapi berubah ke
ukuran yang lebih pendek secara progresif

Perubahan bentuk otot uterus pada proses kontraksi,


relaksasi, dan retraksi maka cavum uteri lama
kelamaan akan menjadi semakin mengecil. Proses ini
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan janin
turun ke pelvic.

Kontraksi uterus mulai dari fundus dan terus melebar


sampai ke bawah abdomen dengan dominasi tarikan
ke arah fundus (fundal dominan). Kontraksi uterus
berakhir dengan masa yang terpanjang dan sangat
kuat pada fundus
Perubahan otot uterus saat
persalinan
Perubahan Kapasitas Uterus
Sumber: Garrey Matthew,M.,Govan,A.D.T.,174
Serviks
Sebelum onset persalinan,
serviks mempersiapkan kelahiran
dengan berubah menjadi lembut.
Saat persalinan mendekat,
serviks mulai menipis dan
membuka.
Seiring dengan bertambah efektifnya
kontraksi, serviks mengalami perubahan
bentuk menjadi lebih tipis. Hal ini
disebabkan oleh kontraksi uterus yang
bersifat fundal dominan sehingga seolah-
olah serviks tertarik ke atas dan lama
kelamaan menjadi tipis. Batas antara
segmen atas dan bawah rahim (retraction
Penipisan Serviks ring) mengikuti arah tarikan ke atas
sehingga seolah-olah batas ini letaknya
(Effacement) bergeser ke atas.

Panjangnya serviks pada akhir kehamilan normal berubah-ubah (dari beberapa


mm menjadi 3 cm). dengan dimulainya persalinan, panjang serviks berkurang
secara teratur sampai menjadi pendek (hanya beberapa mm). Serviks yang
sampai tipis ini disebut dengan “menipis penuh”
Penipisan Serviks
(Effacement)

Proses Penipisan Serviks (Effacement)


Dilatasi
Setelah serviks dalam kondisi menipis penuh,  pembukaan.
Serviks membuka disebabkan daya tarikan otot uterus ke atas
secara terus-menerus saat uterus berkontraksi. Dilatasi dan
diameter serviks dapat diketahui melalui pemeriksaan
intravaginal.

Proses Dilatasi Serviks


Fase laten Berlangsung selama kurang lebih 8 jam.
Pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai
diameter 3 cm.

Fase aktif Dibagi dalam 3 fase.


• Fase akselarasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3
cm kini menjadi 4 cm
Dilatasi • Fase dilatasi maksimal, dalam waktu 2 jam
pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4 cm
menjadi 9 cm
• Fase deselarasi. Pembukaan melambat kembali,
Pada multigravida tahapannya sama dalam 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi
namun waktunya lebih cepat untuk lengkap (10cm). Pembukaan lengkap berarti bibir
setiap fasenya. Kala I selesai serviks dalam keadaan tak teraba dan diameter
apabila pembukaan serviks telah lubang seviks adalah 10cm.
lengkap. Pada primigravida
berlangsung kira-kira 13 jam, Fase Primigravida
sedangkan pada multigravida kira-
kira 7 jam.
Pendataran dan dilatasi serviks melonggarkan memberan dari
daerah ostium uteri interna dengan sedikit perdarahan dan
menyebabkan lendir bebas dari sumbatan atau operculum.

Pengeluaran lendir dan darah ini disebut sebagai “bloody


show” yang mengindikasikan telah dimulainya proses
persalinan

Bloody Show
Ketuban
Ketuban akan pecah dengan
sendirinya ketika pembukaan
hampir atau sudah lengkap.
Tidak jarang ketuban harus
dipecahkan ketika pembukaan
sudah lengkap. Bila ketuban
telah pecah sebelum pembukaan
5cm, disebut Ketuban Pecah Dini
(KPD).
Tekanan Darah
Tekanan darah akan Pada waktu tertentu di antara
meningkat selama kontrkasi, kontraksi, TD kembali ke
disertai peningkatan sistol tingkat sebelum persalinan.
rata-rata 15-20 mmHg dan Untuk memastikan TD yang
diastole rata-rata 5-10 mmHg. sebenarnya, pastikan untuk
melakukan cek TD selama
interval kontraksi.
Nyeri, rasa takut, dan
Mengubah posisi pasien
kekhawatiran dapat
dari telentang ke posisi
semakin meningkatkan
miring, perubahan TD
tekanan darah
selama persalinan dapat
(bukan pre-eklampsia).
dihindari.

Pertimbangkan kemungkinan rasa takut menyebabkan peningkatan TD


Cek parameter lain u/ menyingkirkan kemungkinan pre-eklamsi.
Berikan perawatan dan obat-obat penunjang yang dapat merelaksasikan pasien
sebelum menegakkan diagnosis akhir, jika preeklampsi tidak terbukti
Metabolisme
● Selama persalinan, metabolisme
karbohidrat baik aerob maupun
anaerob meningkat dengan
kecepatan tetap. Peningkatan ini
terutama diakibatkan oleh
kecemasan dan aktivitas otot
rangka.
● Peningkatan aktivitas metabolic
dari peningkatan suhu tubuh,
denyut nadi, pernapasan, curah
jantung, dan cairan yang hilang
Suhu Tubuh
Peningkatan suhu yang tidak
Suhu tubuh meningkat selama lebih dari 0,5-10C dianggap
persalinan, tertinggi selama normal, nilai tersebut
dan segera setelah melahirkan mencerminkan peningkatan
metabolisme persalinan

Begitu pula pada kasus Peningkatan suhu tubuh


ketuban pecah dini, sedikit adalah normal dalam
peningkatan suhu dapat persalinan, namun bila
mengindikasikan infeksi persalinan berlangsung
dan tidak dapat dianggap lebih lama peningkatan
normal dalam keadaan suhu tubuh dapat
ini. mengindikasikan dehidrasi,
sehingga parameter lain
harus di cek
Detak Jantung
Penurunan yang mencolok
Perubahan yang mencolok selama puncak kontraksi
selama kontraksi disertai uterus tidak terjadi jika wanita
peningkatan, penurunan selama berada pada posisi miring
titik puncak sampai frekuensi bukan telentang
lebih rendah daripada frekuensi
diantara kontraksi,
Frekuensi denyut nadi diantara
kontraksi sedikit lebih tinggi di
Sedikit peningkatan denyut
banding periode menjelang
jantung dianggap normal,
persalinan.
maka diperlukan
Hal ini mencerminkan
pengecekan parameter lain
peningkatan metabolisme yang
untuk menyingkirkan
terjadi selama persalinan.
kemungkinan proses infeksi.
Pernapasan

● Sedikit peningkatan frekuensi pernapasan ● Hiperventilasi yang memanjang adalah


dianggap normal selama persalinan, hal temuan abnormal dan dapat menyebabkan
tersebut mencerminkan peningkatan alkalosis.
metabolisme. ● Amati pernapasan pasien dan bantu ia
● Meskipun sulit untuk memperoleh temuan mengendalikannya untuk menghindari
yang akurat mengenai frekuensi pernapasan, hiperventilasi berkelanjutan, yang
karena snagat dipengaruhi oleh rasa senang, ditandai oleh rasa kesemutan pada
nyeri, rasa takut, dan pengggunan teknik ekstremitas dan perasaan pusing.
pernapasan
Perubahan Renal (berkaitan dengan ginjal)

● ● Kandung kemih harus sering dievaluasi


Poliuri sering terjadi selama persalinan.
Kondisi ini dapat diakibatkan karena (setiap 2 jam) untuk mengetahui adanya
peningkatan lebih lanjut curah jantung selama distensi, juga harus dikosongkan untuk
persalinan dan kemungkinan peningkatan laju mencegah obstruksi persalinan akibat
filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal. kandung kemih yang penuh.
● ● Yang akan mencegah penurunan bagian
Poliuri menjadi kurang jelas pada kondisi
telentang karena posisi ini membuat aliran presentasi janin, dan trauma pada
urin berkurang selama kehamilan. kandung kemih akibat penekanan yang
lama, yang akan menyebabkan hipotonia
kandung kemih dan retensi urin selama
periode pascapersalinan.
Perubahan Renal (Lanj…)

● Sedikit proteinuria (+1) umum ditemukan ● Proteinuria yang nilainya +2 atau lebih
pada sepertiga sampai setengah jumlah ibu adalah data yang abnormal. Hal ini
bersalin. Lebih sering terjadi pada primipara, mengindikasikan pre-eklampsi
pasien yang mengalami anemia, atau yang
persalinannya lama
Gastrointestinal
Motilitas dan absorbsi lambung terhadap Lambung yang penuh dapat
makanan padat jauh berkurang., menimbulkan ketidaknyamanan
Makanan yang dimakan selama periode menjelang selama masa transisi.
persalinan atau fase prodromal atau fase laten makan dan minum guna
persalinan cenderung akan tetap berada di dalam mempertahankan energi dan hidrasi.
lambung salama persalinan

Mual dan muntah umum terjadi selama fase transisi yang


menandai akhir fase pertama persalinan. Pemebrian obat-
obatan oral tidak efektif selama persalinan.

Perubahan saluran cerna kemungkinan timbul sebagai


respon terhadap salah satu kombinsi antara faktorfaktor
seperti kontraksi uuerus, nyeri, rasa takut, khwatir, obat
atau komplikasi.
Hematologi
Haemoglobin meningkat rata2 Hitung sel darah putih secara progresif
1,2 mg% selama persalinan dan meningkat selama kala I sebesar
kembali ke kadar sebelum kurang lebih 5 ribu/ul hinggaa jumlah
persalinan pada hari I rata-rata 15ribu/ul pada saat
pascapersalinan jika tidak ada pembukaan lengkap, tidak ada
kehilangan darah yg abnormal. peningkatan lebih lanjut setelah ini

Lakukan Tes kadar darah


(Hb) u/ memastikan pasien Gula darah menurun selama
tidak anemia sehingga resiko proses persalinan, dan menurun
perdarahan dapat dicegah drastis pada persalinan yang alami
dan sulit. Hal tersebut
Selama persalinan, waktu kemungknan besar terjadi akibat
koagulasi darah berkurang dan peningkatan aktivitas otot uterus
terdapat peningkatan fibrinogen dan rangka.
plasma lebih lanjut. Perubahan ini
menurunkan resiko perdarahan
pascapersalinan .
Perubahan Fisiologis
Kala II
Pada kala II, kontraksi uterus menjadi lebih kuat
dan lebih cepat yaitu setiap 2 menit sekali dg
durasi >40 detik, intensitas semakin lama
semakin kuat. Karena biasanya pada tahap ini
kepala janin sudah masuk dalam ruang panggul,
maka pada his dirasakan adanya tekanan pada
otot-otot dasar panggul yang secara reflex
menimbulkan rasa ingin meneran.

Pasien merasakan adanya tekanan pada rectum


dan merasa seperti ingin BAB (Sulistiyawati A,
2010).
Perubahan fisiologis pada kala II
Serviks
Serviks akan mengalami pembukaan yang didahului oleh pendataran serviks yaitu
pemendekan dari kanalis servikalis, semula berupa sebuah saluran panjangnya 1-
2 cm, menjadi suatu lubang saja dg pinggir yang tipis. Terjadi pembersaran
ostium eksternum yang tadinya berupa suatu lubang dengan beberapa milimeter
mejadi lubang yang dapat dilalui anak, kira-kira 10 cm.

Pada pembukaan lengkap tidak teraba bibir portio, segmen bawah rahim, serviks
dan vagina telah merupakan satu saluran

Uterus
Saat ada his, uterus teraba sangat keras karena seluruh ototnya berkontraksi.

Proses ini akan efektif hanya jika his bersifat fundal dominan, yaitu kontraksi
didominasi oleh otot fundus yg menarik otot bawah rahim keatas shgga
menyebabkan pembukaan serviks dan dorongan janin ke bawah secara
alami.
Lanj…

Vagina Pergeseran organ dasar Ekspulsi janin


panggul
Sejak kehamilan vagina mengalami HIS & kekuatan meneran
perubahan2 sedemikian rupa, Tekanan pada otot dasar maksimal, kepala janin dilahirkan
shgga dapat dilalui bayi. Setelah panggul oleh kepala janin akan dg suboksiput di bawah simfisis,
ketuban pecah, segala perubahan, menyebabkan ingin meneran, kemudian dahi, muka, dan dagu
terutama pada dasar panggul serta diikuti dg perenium yg melewati perenium. Setelah
diregang menjadi saluran dg menonjol dan melebar dg anus istirahat sebentar, his mulai lagi u/
dinding2 yang tipis oleh bagian membuka. Labia mulai mengeluarkan badan dan anggota
depan anak. Waktu kepala sampai membuka & tak lama tubuh bayi. Pada primigravida, kala
di vulva, lubang vulva menghadap kemudiaan kepala janin II  satu setengah jam sedangkan
ke depan atas. tampak pada vulva saat ada pada multigravida setengah jam.
his.
Sistem Cardiovaskuler
Kontraksi menurunkan aliran darah meuju uterus
sehingga jumlah darah dalam sirkulasi ibu meningkat

Resistensi perifer meningkat sehingga tekanan darah


meningkat

Saat mengejan, cardiac output meningkat 40-50%

TD sistolik meningkat rata-rata 15mmHg saat kontraksi.


Rata-rata normal peningkatan tekanan darah selama kala II
adalah 10 mmHg

Janin normalnya dapat beradaptasi tanpa masalah

Oksigen yang menurun selama kontraksi menyebabkan


hipoksia tetapi dengan kadar yang masih adekuat tidak
menimbulkan masalah serius.
Respirasi

● Percepatan pematangan surfaktan


● Respon terhadap perubahan sistem
(fetus labor speed maturation of
kardiovaskuler : konsumsi oksigen
surfactant): penekanan pada dada
meningkat
selama proses persalinan
membersihkan paru-paru janin dari
cairan yang berlebihan
Pengaturan Suhu
Aktivitas otot yang meningkat menyebabkan sedikit
kenaikan suhu

Peningkatan suhu tertinggi terjadi pada saat proses


persalinan dan segera setelahnya, peningkatan suhu
normal adalah 0,5-10C.

Keseimbangan cairan : kehilangan cairan meningkat oleh


karena meningkatnya kecepatan dan kedalaman respirasi yang
menyebabkan restriksi cairan
URINARIA SISTEM SYARAF

Penekanan kepala janin Kontraksi menyebabkan


menyebabkan tonus vesical penekanan pada kepala janin,
kandung kencing menurun. sehingga denyut jantung janin
menurun.

Peningkatan metabolisme terus


Frekuensi denyut nadi
berlanjut hingga kala II
bervariasi tiap kali pasien
persalinan.
meneran. Secara
Upaya meneran pasien
keseluruhan frekuensi nadi
menambah aktivita otot-otot
meningkat selama kala II
rangka sehingga meningkatkan
disertai takikardi yang nyata
metabolisme.
METABOLISME DENYUT NADI ketika mencapai puncak
menjelang kelahiran bayi.
Musculoskeletal

Hormon relaxin menyebabkan


pelunakan kartilago di antara Fleksibilitas pubis meningkat
tulang

Tekanan kontraksi
Nyeri punggung mendorong janin sehingga
terjadi flexi maksimal
Saluran cerna
Praktis inaktif selama persalinan

Prose pencernaan dan pengosongan lambung memanjang

Penurunan motilitas lumbung dan absorbsi yang hebat


berlanjut sampai pada kala II. Biasanya mual dan muntah pada
saat transisi akan mereda selama kala II persalinan, tetapi bisa
terus ada pada beberapa pasien
Perubahan Fisiologi
Kala III • Kala III  segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta
yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit
• Plasenta lepas 6 menit-15 menit setelah bayi lahir dan
keluar spontan atau dg tekanan pada fundus uteri.
Pengeluaran plasenta, disertai pengeluaran darah
• Tempat implantasi plasenta mengalami pengerutan akibat
pengosongan kavum uteri dan kontraksi  plasenta
dilepaskan dari perlekatannya dan pengumpulan darah
pada ruang utero-plasenter akan mendorong plasenta
keluar
• Otot uterus (myometrium) berkontraksi mengikuti
penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi,
menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan
plasenta.
• Tempat perlekatan menjadi semakin kecil, sedangkan
ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan terlipat,
menebal dan kemudian lepas dari dinding rahim, setelah
lepas, plasenta akan turun ke bawah uterus atau kedalam
vagina(Rukiah AT, dkk, 2009)
Perubahan Fisiologi Kala III (Lanj…)
PERUBAHAN BENTUK DAN TINGGI FUNDUS UTERI
Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk
bulat penuh, TFU dibwah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong
ke bawah, uterus berbentuk segetiga atau berbentuk menyerupai buah pir atau
alpukat, dan fundus berada diatas pusat (sering kali mengarah ke sisi kanan).

TALI PUSAT MEMANJANG


Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva (tanda Ahfeld).

SEMBURAN DARAH MENDADAK DAN SINGKAT


Darah terkumpul di belakang plasenta akan membantu mendorong plasenta keluar
& dibantu oleh gaya gravitasi. Apabila kumpulan darah (retroplacental pooling)
dalam ruang di antara dinding uterus dan permukaan dalam plasenta melebihi
kapasitas tampungnya, maka darah akan tersembur keluar dari tepi plasenta yang
terlepas.
Perubahan Fisiologi
Kala IV
• Dua jam pertama setelah persalinan merupakan saat
yang paling kritis bagi pasien dan bayinya.

• Tubuh pasien melakukan adaptasi yang luar biasa


setelah kelahiran bayinya agar kondisi tubuh kembali
stabil, sedangkan bayi melakukan adaptasi terhadap
perubahan lingkungan hidupnya di luar uterus.

• Kematian ibu terbanyak terjadi pada kala ini, oleh


karena itu bidan tidak boleh meninggalkan pasien
dan bayi sendirian.
Perubahan fisiologi kala IV (Lanj…)
TANDA VITAL
GEMETAR
2 Jam pertama setelah • Hal ini normal sepanjang suhu
persalinan, TD, N, P akan
kurang dari 38oC dan tidak
berangusr kembali normal. Suhu
dijumpai tanda-tanda infeksi
pasien biasanya akan mengalami
lain.
sedikit peningkatan, tapi masih • Gemetar terjadi karena
dibawah 380C, kurangnya
hilangnya ketegangan dan
cairan dan kelelahan. Jika intake
sejumlah energi selama
cairan baik, maka suhu akan
melahirkan dan mrp respon
berangsur normal kembali
fisiologis thd penurunan
setelah dua jam.
volume intrabdominal serta
pergeseran hematologik.
SISTEM GASTROINTESTINAL SISTEM RENAL

2 jam pascapersalinan kadang dijumpai Selama 2-4 jam pascapersalinan kandung kemih
pasien merasa mual sampai muntah, atasi dg masih dalam keadaan hipotonik akibat adanya
posisi tubuh yg memungkinkan dapat alostaksis, sehingga sering dijumpai kandung
mencegah terjadinya aspirasi corpus aleanum kemih dalam keadaan penuh dan mengalami
ke saluran pernapasan dg setengah duduk pembesaran.
atau duduk di tempat tidur. Perasaan haus Disebabkan oleh tekanan pada kandung kemih
pasti dirasakan pasien, oleh karena itu hidrasi dan uretra selama persalinan. Kondisi ini dapat
sangat penting diberikan untuk mencegah minimalisir dg selalu mengusahakan kandung
dehidrasi kemih sebaiknya tetap kosong guna mencegah
uterus berubah posisi & terjadi atoni. Uterus yg
berkontraksi dg buruk meningkatkan perdarahan
dan nyeri.
SISTEM KARDIOVASKULAR
SERVIKS
Pada persalinan per vagina kehilangan darah Perubahan pada serviks terjadi segera setelah bayi
sekitar 200-500 ml sedangkan pada persalinan SC lahir, agak menganga seperti corong. Disebabkan
pengeluaran dua kali lipat. Perubahan terdiri dari oleh korpus uterus yang dapat mengadakan
volume darah dan kadar Hematokrit. Setelah kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi
persalinan, shunt akan hilang dengan tiba-tiba. sehingga seolah-olah pada perbatasan antara korpus
Volume darah pasien relative akan bertambah. dan serviks berbentuk semacam cincin. Serviks
Keadaan ini akan menyebabkan beban pada
jantung dan akan menimbulkan dekompensasio
berwarna merah kehitaman karena penuh dengan
kaordis pada pasien dengan vitum kardio. pembuluh darah. Konsistensi lunak, kadang-kadang
Keadaan ini dapat diatasi dengan mekanisme terdapat laserasi atau perlukaan kecil. Karena
kompensasi dengan adanya hemokonstrasi robekan kecil terjadi selama berdilatasi, maka
sehingga volume darah kembali seperti kondisi serviks tidak akan pernah kembali lagi ke keadaan
awal. seperti sebelum hamil.
PERINIUM

Segera setelah melahirkan, perenium menjadi kendur


karena sebelunya teregang oleh tekanan bayi yang
bergerak maju

VULVA DAN VAGINA

Mengalami penekanan serta peregangan yang


sangat besar selama proses melahirkan, dan dalam
beberapa hari pertama sesudah proses tersebut
kedua organ ini tetap dalam keadaan kendur.
Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada
keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara
berangsur-angsur akan muncul kembali, seperti
labia menjadi lebih menonjol.
Pengeluaran ASI
Menurunnya hormon estrogen, progesterone, dan Human Placenta
Lacctogen Hormon setelah plasenta lahir prolactin dapat berfungsi
mebentuk ASI dan mengeluarkannya ke dalam alveoli bahkan
sampai ductus kelenjar ASI.

Isapan langsung pada puting susu ibu  dapat mengeluarkan


oksitosin dari hipofisis sehingga mioepitel yang terdapat di sekitar
alveoli dan ductus kelenjar ASI berkontraksi dan mngelluarkan ASI
ke dalam sinus yang disebut “let down reflex”
A picture is worth a thousand
words
"Seorang ibu adalah dia yang dapat
menggantikan semua yang lain tetapi
yang tempatnya tidak dapat diambil
orang lain."
(Cardinal Mermillod)
Our team

Liva Maita, SST.,


Juli Selvi Yanti, M.Kes
S.SiT., Bd., M.Kes

Berliana Irianti,
S.Sit., Bd., M.Keb Rika Andriyani, SST.,
M.Kes
Fisiologi Kehamilan, Persalinan, Nifas
& Bayi Baru Lahir
Thanks!
Do you have any questions?
berlianairianti.com
+62 812 769 3469

CREDITS: This presentation template was created


by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai