Anda di halaman 1dari 7

LEMBAR TUGAS MANDIRI

PBL-2

Judul : Fisiologi Parturisi


Nama : Christopher Christian
NPM : 1806189731
Kelas : DK-12

Fisiologi Parturisi

Pendahuluan
Pasien pada pemicu mengalami perdarahan postpartum. Perdarahan postpartum
didefinisikan sebagai keluarnya darah setelah kelahiran normal per vaginam lebih dari 500
mL. Perdarahan postpartum berkontribusi secara signifikan terhadap morbiditas dan
mortalitas maternal di seluruh dunia.1 Sebelum mengetahui lebih lanjut mengenai topik ini,
perlu diketahui terlebih dahulu fisiologi normal parturisi.

Isi
Parturisi adalah proses kelahiran janin. Proses ini normalnya melibatkan dilatasi/
pelebaran serviks serta kontraksi myometrium untuk ekspulsi.2,3

Faktor Pemicu Parturisi


Penyebab pasti yang memicu proses parturisi yang berujung pada kelahiran bayi
belum diketahui secara penuh. Berikut merupakan beberapa faktor yang telah diketahui
berperan dalam proses parturisi.2
Estrogen
Pada awal kehamilan, kadar estrogen maternal relatif rendah. Seiring
berjalannya kehamilan, sekresi estrogen oleh plasenta semakin meningkat hingga
kadarnya tinggi menjelang kelahiran. Kadar estrogen yang tinggi beberapa hari
sebelum kelahiran ini memiliki peran dalam perubahan uterus dan serviks guna
mempersiapkan kelahiran. Kadar level estrogen yang tinggi meningkatkan sintesis
protein connexon, untuk membentuk gap junction yang menghubungkan otot polos
myometrium menjadi satu unit yang terkoordinasi. Kadar estrogen yang tinggi juga
meningkatkan sintesis reseptor oksitosin sehingga meningkatkan respon terhadap
1
oksitosin. Kadar estrogen yang meningkat juga meningkatkan produksi prostaglandin
lokal yang berperan dalam pematangan serviks dengan cara menstimulasi enzim
pendegradasi matriks jaringan serviks (MPM). Prostaglandin lokal ini juga berperan
dalam meningkatkan respon uterus terhadap oksitosin.2

Oksitosin
Oksitosin merupakan hormon peptida yang diproduksi oleh hipotalamus,
disimpan di kelenjar pituitari posterior, dan dilepaskan ke darah ketika kelenjar
tersebut dirangsang oleh hipotalamus. Oksitosin merupakan stimulan poten otot
uterus. Meskipun begitu, kontraktilitas uterus yang meningkat bukan disebabkan oleh
lonjakan kadar oksitosin, melainkan peningkatan respon uterus terhadap oksitosin
hingga 100 kali lipat.2

Corticotropin Releasing Hormone (CRH)


Plasenta bagian janin mensekresi CRH ke sirkulasi janin serta maternal.
Hormon ini menstimulasi sekresi ACTH oleh kelenjar pituitari anterior janin, yang
menstimulasi produksi kortisol dan DHEA oleh korteks adrenal janin. Kortisol yang
diproduksi berperan untuk maturasi paru janin dengan cara menstimulasi surfaktan
paru, yang memfasilitasi ekspansi paru dan mempermudah pernapasan. Plasenta
mengkonversi DHEA menjadi estrogen, yang kemudian memasuki sirkulasi maternal.
Seperti yang telah dijabarkan, estrogen berperan dalam persiapan kelahiran. Masih
belum diketahui faktor apa yang mengatur sekresi CRH oleh plasenta.2

Inflamasi
Nuclear factor KB (NF-KB) berperan dalam meningkatkan sitokin inflamasi
seperti IL-8 dan prostaglandin yang meningkatkan sensitivitas uterus terhadap
senyawa kimia penginduksi kontraksi serta pelunakan serviks. Peningkatan NF-KB
disebabkan oleh distensi otot uterus dan peningkatan surfaktan paru spesifik, yaitu
protein SP-A pada cairan amnion. Protein ini menstimulasi migrasi makrofag janin,
yang memproduksi interleukin 1β. IL-1β inilah yang mengaktivasi NF-KB.2

Relaxin
Relaxin yang disekresi oleh korpus luteum dan plasenta juga berperan dalam
stimulasi perubahan struktur serviks, yang mengakibatkan pelunakan serviks.1

2
Gambar 1. Faktor Pemicu Parturisi.2

Proses Parturisi
Proses parturisi dapat dibagi menjadi 4 fase yang ditandai oleh perubahan fisiologis
dari serviks serta myometrium yang mayor. 4 fase ini meliputi: (1) prelude atau pendahuluan,
(2) persiapan, (3) Fase berlangsungnya kelahiran, dan (4) pemulihan.3

Gambar 2. Fase Parturisi.3

3
Fase Pertama
Fase ini dimulai sebelum terjadi implantasi, di mana terjadi ketenangan
myometrium. Pada fase ini, kontraktilitas myometrium, yang terdiri dari otot polos,
menurun. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya sensitivitas myometrium terhadap
rangsangan untuk berkontraksi. Pada fase ini, terjadi pelunakan serviks. Serviks
wanita tidak hamil tertutup dan konsistensinya padat seperti kartilago nasal. Selama
kehamilan, serviks mengalami perubahan strukturalm yaitu peningkatan vaskularisasi,
hipertrofi stroma, hipertrofi glandula, dan perubahan komposisi matriks ekstraseluler.
Serangkaian perubahan ini berlangsung hingga akhir kehamilan sehingga akhirnya
serviks menjadi lunak. Fase pertama ini berlangsung hingga mendekati akhir
kehamilan, di mana akan dimulai fase persiapan kelahiran.3
Fase Kedua
Persiapan kelahiran dimulai pada 6 hingga 8 minggu terakhir kehamilan. Pada
fase ini, terjadi peningkatan sensitivitas myometrium, yang disebut sebagai aktivasi
uterus. Perubahan sensitivitas ini disebabkan oleh peningkatan ekspresi protein yang
terkait dengan kontraksi, meliputi reseptor oksitosin, reseptor prostaglandin, dan
connexin. 3 minggu hingga beberapa hari menjelang terjadinya kontraksi uterus,
serviks mengalami perubahan lebih lanjut agar dapat dilatasi lebih baik ketika terjadi
proses kelahiran di fase ketiga. Perubahan yang terjadi melibatkan perubahan
komposisi jaringan ikat serviks, yang disebut sebagai pematangan serviks (cervical
ripening). Kolagen matriks pada serviks didegradasi oleh matrix metaloprotease
(MMP).3
Fase Ketiga
Fase ketiga merupakan proses kelahiran itu sendiri, yang dapat dibagi lagi
menjadi 3 tahap atau kala secara klinis yang dikenal sebagai 3 stages of labor.2,3
1. Kala pertama dimulai ketika terjadi kontraksi uterus yang memiliki interval
berjauhan. Frekuensi, durasi, dan intensitas kontraksi masih belum memadai untuk
ekspulsi janin. Sepanjang tahap ini, yang bisa berlangsung beberapa jam hingga 24
jam, kontraksi akan bertambah sering, intens, dan lama durasinya. Pada kala ini,
serviks yang sudah mengalami pematangan akan terdilatasi akibat dorongan
kepala janin. Kala ini berakhir ketika serviks berdilatasi secara maksimal, sekitar
10 cm, sehingga memungkinkan untuk dilalui oleh kepala janin. Kontraksi uterus
serta bukaan serviks pada kala ini termasuk parameter yang diperhatikan secara

4
klinis untuk mengantisipasi kala kedua, yang merupakan kelahiran
sesungguhnya.2,3
2. Kala kedua merupakan tahap ekspulsi janin, yang dimulai ketika serviks
berdilatasi maksimal, dan berakhir ketika janin dilahirkan. Ketika janin mulai
bergerak melalui serviks dan vagina, reseptor regangan di vagina mengaktivasi
refleks neural yang memicu kontraksi dinding abdomen selaras dengan kontraksi
uterus. Kontraksi abdomen meningkatkan kekuatan untuk mendorong janin
melalui jalan lahir. Sang ibu dapat mengkontraksikan otot abdomen secara sadar
(dorong) bersamaan dengan kontraksi uterus (bersamaan rasa nyeri). Kala 2
biasanya berlangsung selama 30 hingga 90 menit. Bayi yang lahir masih terhubung
dengan plasenta melalui korda umbilikalis atau tali pusar, yang kemudian diikat
dan dipotong.2,3
3. Kala ketiga merupakan tahap pelepasan dan ekspulsi plasenta, yang langsung
dimulai ketika janin dilahirkan dan berakhir ketika plasenta juga dilahirkan. Kala
ini berlangsung 15 hingga 30 menit. Setelah plasenta terekspulsi, kontraksi
lanjutan myometrium menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah pada tempat
pelepasan plasenta untuk menghentikan perdarahan.2,3

Gambar 3. Stages of labor.2

Siklus Feedback Positif Kelahiran


Ketika responsivitas uterus mencapai tingkatan kritis dan kontraksi uterus
dimulai, kontraksi myometrium meningkat dalam frekuensi, durasi, dan intensitas.
Mendekati kelahiran, kontraksi berlangsung hingga 30 detik atau kurang setiap 25-30
menit sekali. Pada akhirnya, kontraksi dapat berlangsung hingga 60-90 detik dan
terjadi setiap 2-3 menit sekali. Siklus feedback positif yang melibatkan oksitosin dan

5
prostaglandin berperan dalam peningkatan kontraksi ini. Setiap kontraksi uterus
dimulai dari bagian superior, dan menyapu ke arah inferior, seperti peristaltik,
sehingga mendorong janin ke arah serviks. Tekanan janin terhadap serviks membuka
kanal serviks dan menstimulasi reseptor regang di serviks. Reseptor ini mengirimkan
signal melalui korda spinalis menuju ke hipotalamus, yang memicu pelepasan
oksitosin dari kelenjar pituitari posterior. Kadar oksitosin yang semakin meningkat
memicu kontraksi yang lebih kuat sehingga tekanan janin ke serviks semakin kuat
juga, sehingga terus menstimulasi pelepasan oksitosin lebih banyak lagi. Oksitosin
memicu produksi prostaglandin oleh desidua, yang juga menstimulasi kontraksi
uterus. Siklus ini terus berlangsung hingga kelahiran, ketika sudah tidak ada tekanan
pada serviks.2

Gambar 4. Siklus Feedback Positif Parturisi.2

Fase Keempat
Setelah kelahiran, uterus mengalami penyusutan ke ukuran pregestasi. Proses
yang disebut sebagai involusi uterus ini berlangsung selama 4 hingga 6 minggu.
Dalam periode ini, sisa jaringan endometrium yang tidak terekspulsi bersama plasenta
terdegradasi dan terlepas, dan dikeluarkan melalui vagina. Pengeluaran material ini
disebut sebagai lochia, yang berlangsung selama 3 hingga 6 minggu setelah parturisi.
Setelah periode ini, endometrium kembali ke kondisi tidak hamil.2,3

Kesimpulan
Terdapat 4 fase parturisi, yaitu pendahuluan, persiapan, kelahiran, dan involusi uterus.
Fase kelahiran dapat dibagi menjadi 3 kala. Kala pertama ditandai kontraksi uterus dan

6
diakhiri ketika serviks dilatasi penuh. Kala kedua merupakan proses kelahiran yang diakhiri
dengan lahirnya janin. Kala ketiga merupakan proses ekspulsi plasenta. Terdapat beberapa
faktor yang memicu parturisi, diawali oleh peningkatan produksi CRH oleh plasenta sehingga
meningkatkan estrogen dan sitokin yang berperan dalam meningkatkan respon uterus
terhadap oksitosin.

Data Publikasi:
1. Ngwenya S. Postpartum hemorrhage: incidence, risk factors, and outcomes in a low-
resource setting. Int J Womens Health. 2016; 8: 647-50.
2. Sherwood L. Human physiology from cells to systems. 9th ed. Boston: Cengage
Learning; 2016.
3. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY. Williams
obstetrics. 23th ed. US: McGraw-Hill; 2010.

Anda mungkin juga menyukai