Anda di halaman 1dari 18

INDUKSI DAN PERSALINAN

Presentan : Tito syahjihad


Pembimbing : dr Riyadi Sp.OG

SMF ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT


KANDUNGAN
RUMAH SAKIT ISLAM SUKAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH JAKARTA
2017
Definisi
 Induksi dimaksudkan sebagai stimulasi kontraksi sebelum mulai terjadi

persalinan spontan.

 Secara umum induksi persalinan adalah berbagai macam tindakan terhadap

ibu hamil yang belum inpartu, baik secara operatif maupun medisinal, untuk

merangsang timbulnya atau mempertahankan kontraksi rahim sehingga

terjadi persalinan.
Indikasi
 Ketuban pecah dini  Intrauterine fetal death
 Kehamilan lewat waktu (IUFD)
 Oligohidramnion  Pertumbuhan janin
 Korioamnionitis terhambat (PJT)
 Preeklampsi berat  Insufisiensi plasenta.3
 Hipertensi akibat
kehamilan
 Perdarahan antepartum
Kontra Indikasi

 Disproporsi sefalopelvik  Malpresentasi atau kelainan


 Plasenta previa letak
 Gemelli  Gawat janin
 Polihidramnion  Hidrosefalus
 Infeksi herpes genital aktif
 Riwayat sectio Caesar
Persyaratan

 Tidak ada disproporsi sefalopelvik (CPD)


 Sebaiknya serviks uteri sudah matang, yakni serviks sudah mendatar dan menipis
 Presentasi harus kepala, atau tidak terdapat kelainan letak janin.
 Sebaiknya kepala janin sudah mulai turun kedalam rongga panggul.
 Berdasarkan kriteria Bishop, yakni:
a. Jika kondisi serviks baik (skor 5 atau lebih), persalinan biasanya berhasil
diinduksi dengan hanya menggunakan induksi.
b. Jika kondisi serviks tidak baik (skor <5), matangkan serviks terlebih dahulu
sebelum melakukan induksi.1
Metode pematangan servik
• Metode farmakologis diantaranya
 Pemberian prostaglandin E2 (Dinoprostone, Cervidil, dan Prepidil)
 Prostaglandin E1 (Misoprostol atau cytotec)
• Metode mekanis
 Kateter transservikal (kateter foley)
 Dilator servikal higroskopik.
SKOR BISHOP
Pematangan serviks dengan Prostaglandin E2 (PGE2)

Prostaglandin E2 (PGE2)
-Prepedil ( bentuk gel 0,5 mg dinoproston ) = di letakan di fornix posterior, ibu
terlentang selama 30 menit , dapat di ulang dengan interval 6 jam , maksimal 3
kali dosis
-Cervidil (dinoprostone 10 mg dinoproston ) = ibu harus tetap berbaring
setidaknya 2 jam. Obat ini kemudian dikeluarkan setelah 12 jam atau ketika
persalinan aktif mulai terjadi.
Efek Samping Prostaglandin E2 (PGE2)

• Takisistol uterus : ≥6 kontraksi dalam periode 10 menit.


• Hipertoni uterus : kontraksi tunggal yang berlangsung lebih lama dari 2 menit.
• Hiperstimulasi uterus menyebabkan pola denyut jantung janin yang
meresahkan.
• Kontra indikasi untuk agen prostaglandin secara umum meliputi asma,
glaucoma, peningkatan tekanan intra-okular.
Pematangan dengan Prostaglandin E1 (PGE1)

• Dosis yang digunakan 25 – 50 μg dan ditempatkan di dalam forniks posterior


vagina, atau peroral 50 - 100 μg dengan interval 4 jam
Prostaglandin E2 dan Prostaglandin E1
Prostaglandin E1

Prostaglandin E2
Pematangan serviks dengan mekanik

Kateter Laminaria
teknik pemasangan kateter foley untuk pematangan

• Pasang speculum pada vagina


• Masukkan kateter foley pelan-pelan melalui servik dengan menggunakan
cunam tampon.
• Pastikan ujung kateter telah melewati ostium uteri internum Gelembungkan
balon kateter dengan memasukkan 10 ml -30 ml air
• Gulung sisa kateter dan letakkan dalam vagina
• Diamkan kateter dalam vagina sampai timbul kontraksi uterus atau maksimal
12 jam
• Kempiskan balon kateter sebelum mengeluarkannya dan kemudian lanjutkan
dengan infuse oksitosin.
Induksi persalinan
 Oxytosin
 Prostaglandin
 Amniotomi
Induksi oksitosin
• -Di Parkland hospital penggunaan regimen oksitosin dengan dosis awal dan
tambahan 6 mU/menit dengan interval 20- 40 menit sesuai dengan his.
• -Birmingham Hospital di University Alabama memulai oksitosin dengan dosis 2
mU/menit dan menaikkannya sesuai kebutuhan setiap 15 menit yaitu menjadi
4, 8, 12, 16, 20, 25, dan 30 mU/menit
Induksi amniontomi
• Pemecahan ketuban harus dilakukan dengan memperhitungkan banyak hal
diantaranya adalah ada tidaknyaa
• plihidramnion
• presentasi muka
• tali pusat terkemuka,
• vasa previa,
• presentasi selain kepala.

• Amniotomi pada dilatasi serviks sekitar 5 cm akan mempercepat persalinan


spontan selama 1 sampai 2 jam,
Komplikasi atau Risiko Melakukan Induksi
Persalinan
 Atonia uteri emosional
 Hiperstimulasi  Meningkatkan caesar pada induksi
 Fetal distress elektif.1,4
 Prolaps tali pusat
 Rupture uteri
 Solusio plasenta
 Infeksi intra uterin
 Perdarahan post partum
 Kelelahan ibu dan krisis

Anda mungkin juga menyukai