Anda di halaman 1dari 6

TUGAS ILMIAH LAPORAN JAGA

Pembimbing : dr. Juen Vardona Sp.OG (K)

1. Kriteria Oligohidroamnion

Cairan ketuban mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan dan pertumbuhan
janin. Kelainan jumlah cairan ketuban dapat terjadi, dan seringkali merupakan pertanda yang
paling awal terlihat pada janin yang mengalami gangguan. Di pihak lain, kelainan jumlah cairan
ketuban dapat menimbulkan gangguan pada janin, seperti hipoplasia paru, deformitas janin,
kompresi tali pusat, pertumbuhan janin terhambat (PJT), prematuritas, kelainan letak dan
kematian janin. Oleh sebab itu, kelainan jumlah amnion yang terjadi oleh sebab apapun akan
meningkatkan morbiditas dan mortalitas.

Oligohidramnion adalah air ketuban kurang dari 500 cc. Oligohidramnion kurang baik untuk
pertumbuhan janin karena pertumbuhan dapat terganggu oleh perlekatan antara janin dan amnion
atau karena janin mengalami tekanan dinding Rahim.

Jika produksinya semakin berkurang, disebabkan beberapa hal diantaranya: insufisiensi plasenta,
kehamilan post term, gangguan organ perkemihan-ginjal, janin terlalau banyak minum sehingga
dapat menimbulkan makin berkurangnya jumlah air ketuban intrauteri “oligohidramnion”
dengan kriteria :

1) Jumlah kurang dari 500 cc

2) Kental

3) Bercampur meconium

Teknik diagnosis oligohidramnion dapat mempergunakan Ultrasonografi yang dapat


menentukan:

1) Amniotic Fluid Index (AFI) kurang dari 5 cm

2) AFI kurang dari 3 cm disebut Moderate Oligohidramnion

3) AFI kurang dari 2-1 cm disebut Severe Oligohidramnion

Sumber :

Laughlin D, Knuppel RA. Maternal-placental-fetal unit;fetal & earlyneonatal physiology. In:


DeCherney AH, Nathan L. Current obstetric &gynecologic diagnosis & treatment. 9 th ed. New
York: The McGraw-HillCompanies;2017
2. Tanda-Tanda Pertumbuhan Janin Terhambat!

Gambar 1 memperlihatkan berat badan , panjang badan dan lingkar kepala bayi pada
usia kehamilan tertentu. Pada setiap kurva, terdpat garis persentil 90%, 50% dan 10%.
Misalnya jika bayi verada pada persentil 10 untuk berat badan, hal ini berarti berat badan
bayi kurang 10% dari normal. Bayi yang berada dibawah 25% untuk berat lahir dan panjang
dianggap mengalami PJT.5

Terdapat 2 jenis PJT, yaitu moderate dan severe. Moderate adalah PJT yang berada
pada persentil 3 hingga persentil 10 sementara severe adalah PJT yang berada dibawah
persentil 3. 6

Banyak bayi dengan berat badan di bawah persentil 10 sebenarnya tidak mengalami
pertumbuhan janin yang patologis karena hal tersebut disebabkan oleh faktor biologis.
Sebanyak 25-60% bayi dengan SGA dianggap telah tumbuh sesuai dengan etnis, paritas,
berat dan tinggiya. Mereka berukuran kecil tetapi normal dan tidak memperlihatkan kelaian
metabolik pasca kelahiran seperti yang biasanya terjadi pada PJT. 4

Etiologi Penyakit Janin Terhambat

Maternal - Riwayat kehamilan dengan PJT


- Ibu yang bertubuh kecil atau berat badan yang rendah
sebelum kehamilan
- Berat badan yang rendah selama kehamilan atau asupan
nutrisi yang tidak adekuat (<1500 kalori/hari)
- Status sosio-ekonomi yang buruk
- Merokok, alkohol atau penggunaan obat-obatan
- Usia pada saat kehamilan yang ekstrim : <16 tahun atau
>35 tahun
- Teknologi reproduksi
- Pasangan baru setelah kehamilan selanjutnya
- Teratogen, antikonvulsan, metotrexat, warfarin
- Penyakit vaskular, hipertensi kronik, diabetes pre-
gestasional, sindrom antiphospolipid antibodi, collagen
vascular disease seperti ( SLE, thrombophilia, penyakit
ginjal, chron’s disease, colitis ulseratif),
- Hipoksia pada dataran tinggi (>10.000 kaki)
- Anemia seperti hemoglobinopathies
Janin - Infeksi kongenital seperti cytomegalovirus, syphilis,
rubelaa, varicella, toxoplasois, tuberculosis, HIV,
malaria kongenital
- Aneuploidies : triploidy, trisomy 13, 18, 21
- Microleteions : 4p-
- Russell silver syndrome
- Sindrom genetik atau anomal janin
Plasenta - Insufisiensi pembuluh darah uteroplasenta
- Chorionic separaton (hematoma, partial abruption}
- Extensive villous infarction
- Marginal atau velamentous cord insertion (regresi
chrion)
- Malformasi uterin (unicornuate uterus)
- Confined placental mosaicism
- Advanced placental maturation

Diagnosis Pertumbuhan Janin Terhambat


a. Faktor Ibu
Ibu hamil dengan penyakit hipertensi, penyakit ginjal dan kardiopulmonal dan pada
kehamilan ganda.
b. Tinggi Fundus Uteri cara ini sangat mudah, murah, aman, dan baik untuk diagnosa
pada kehamilan kecil. Caranya dengan menggunakan pita pengukur yang di letakkan
dari simpisis pubis sampai bagian teratas fundus uteri. Bila pada pengukuran di dapat
panjang fundus uteri 2 (dua) atau 3 (tiga) sentimeter di bawah ukuran normal untuk
masa kehamilan itu maka kita dapat mencurigai bahwa janin tersebut mengalami
hambatan pertumbuhan. Berat badan penting diukur sebelum proses persalinan mulai,
gunanya untuk mengantisipasi kemungkinan penyulit kehamilan, persalinan seperti
gangguan pertumbuhan bayi atau makrosomia (Bayi Besar). Berat badan janin secara
sederhana dapat diukur dengan mempergunakan rumus diantaranya rumus Johnson
Toshack. Rumus ini dihitung berdasarkan Tinggi Fundus Uteri (TFU) yaitu jarak dari
bagian atas tulang kemaluan (simfisis os pubis) ke puncak rahim (Fundus) dalam
centimeter (cm) dikurangi 11, 12 atau 13, hasilnya dikali 155 didapatkan berat badan
bayi dalam gram. Rumus Johnson Toshack : BB = (TFU – N) x 155 Keterangan : BB
= Berat badan janin dalam gram TF = Tinggi Fundus Uteri N = 13 bila kepala belum
melewati PAP N = 12 bila kepala berada di atas spina ischiadika N = 11 bila kepala
berada di bawah spina ischiadika Pada tahun 1990, Dare et al mengajukan suatu
formula yang lebih sederhana untuk menghitung taksiran berat badan janin, yaitu
perkalian antara SFH dengan AG. Metode yang dipakai berupa pengukuran lingkar
perut ibu dalam centimeter kemudian dikalikan dengan ukuran fundus uteri dalam
centimeter, maka akan didapat taksiran berat janin. Metode ini dikenal dengan nama
Formula Dare’s. TBBJ = FU X AG Keterangan : TBBJ = Taksiran Berat badan janin
FU = Fundus Uteri AG = Lingkar Perut Metode ini dianggap lebih mudah digunakan
berbagai kalangan dan memiliki nilai bias yang minimal dibandingkan penggunaan
tinggi symphysial-fundal.
c. USG Fetomaternal Pada USG yang diukur adalah diameter biparietal atau
cephalometry angka kebenarannya mencapai 43-100%. Bila pada USG ditemukan
cephalometry yang tidak normal maka dapat kita sebut sebagai asimetris IUGR.
Selain itu dengan lingkar perut kita dapat mendeteksi apakah ada pembesaran organ
intra abdomen atau tidak, khususnya pembesaran hati. Tetapi yang terpenting pada
USG ini adalah perbandingan antara ukuran lingkar kepala dengan lingkar perut
untuk mendeteksi adanya asimetris IUGR.
d. Doppler Velocimetry Dengan menggunakan Doppler kita dapat mengetahui adanya
bunyi end-diastolik yang tidak normal pada arteri umbilicalis, ini menandakan bahwa
adanya IUGR.

Sumber :

Fetal Growth Restriction - Recognition, Diagnosis & Management. Institute of


Obstetricians & Gynaecologists, Royal Collage of Physicians of Ireland and Health
Service Executive. 2014:1-28. 2014

Wiknjosastro G. Pertumbuhan janin terhambat. In : Ilmu kebidanan. Saifuddin A,


Rachimhadhi T, Wiknjosastro G. Jakarta: Yayasan bina pustaka sarwono prahardjo.
2014. p. 696-7.

3. Tanda-tanda Infeksi Saluran Kemih pada Kehamilan!


Infeksi saluran kemih dapat diketahui dengan beberapa gejala seperti demam,
susah buang air kecil, nyeri setelah buang air besar (disuria terminal), sering buang air
kecil, kadang-kadang merasa panas ketika berkemih, nyeri pinggang dan nyeri
suprapubik (Permenkes, 2011) Namun, gejala-gejala klinis tersebut tidak selalu diketahui
atau ditemukan pada penderita ISK. Untuk
memegakan diagnosis dapat dilakukan pemeriksaan penunjang pemeriksaan darah
lengkap, urinalisis, ureum dan kreatinin, kadar gula darah, urinalisasi rutin, kultur urin,
dan dip-stick urine test.
Faktor resiko infeksi saluran kemih pada ibu hamil adalah Diabetes melitus,
kondisi sosial ekonomi, kondisi lingkungan, dan polahidup yang berhubungan dengan
seksualitas, riwayat pemasangan alat medis seperti kateter sebelumnya dan pola edukasi
pendidikan yang rendah terhadap upaya pencegahan juga menjadi faktor resiko yang
mendasari terjadinya penyakit infeksi saluran kemih pada ibu hamil.


Sumber :

Masteryanto, H.M., Gatut Hardianto, Hermanto Tri Joewono, dan Eko Budi Koendhori. 2015.
Infeksi Saluran Kemih Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Ancaman Persalinan Preterm. Majalah
Obstetri & Ginekologi. 23(2) : 75-81. http://ejournal.unair.ac.id/index.php/MOG/arti
cle/view/2093 Diakses Minggu, 19 Pebruari 2017

Anda mungkin juga menyukai