1. Kriteria Oligohidroamnion
Cairan ketuban mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan dan pertumbuhan
janin. Kelainan jumlah cairan ketuban dapat terjadi, dan seringkali merupakan pertanda yang
paling awal terlihat pada janin yang mengalami gangguan. Di pihak lain, kelainan jumlah cairan
ketuban dapat menimbulkan gangguan pada janin, seperti hipoplasia paru, deformitas janin,
kompresi tali pusat, pertumbuhan janin terhambat (PJT), prematuritas, kelainan letak dan
kematian janin. Oleh sebab itu, kelainan jumlah amnion yang terjadi oleh sebab apapun akan
meningkatkan morbiditas dan mortalitas.
Oligohidramnion adalah air ketuban kurang dari 500 cc. Oligohidramnion kurang baik untuk
pertumbuhan janin karena pertumbuhan dapat terganggu oleh perlekatan antara janin dan amnion
atau karena janin mengalami tekanan dinding Rahim.
Jika produksinya semakin berkurang, disebabkan beberapa hal diantaranya: insufisiensi plasenta,
kehamilan post term, gangguan organ perkemihan-ginjal, janin terlalau banyak minum sehingga
dapat menimbulkan makin berkurangnya jumlah air ketuban intrauteri “oligohidramnion”
dengan kriteria :
2) Kental
3) Bercampur meconium
Sumber :
Gambar 1 memperlihatkan berat badan , panjang badan dan lingkar kepala bayi pada
usia kehamilan tertentu. Pada setiap kurva, terdpat garis persentil 90%, 50% dan 10%.
Misalnya jika bayi verada pada persentil 10 untuk berat badan, hal ini berarti berat badan
bayi kurang 10% dari normal. Bayi yang berada dibawah 25% untuk berat lahir dan panjang
dianggap mengalami PJT.5
Terdapat 2 jenis PJT, yaitu moderate dan severe. Moderate adalah PJT yang berada
pada persentil 3 hingga persentil 10 sementara severe adalah PJT yang berada dibawah
persentil 3. 6
Banyak bayi dengan berat badan di bawah persentil 10 sebenarnya tidak mengalami
pertumbuhan janin yang patologis karena hal tersebut disebabkan oleh faktor biologis.
Sebanyak 25-60% bayi dengan SGA dianggap telah tumbuh sesuai dengan etnis, paritas,
berat dan tinggiya. Mereka berukuran kecil tetapi normal dan tidak memperlihatkan kelaian
metabolik pasca kelahiran seperti yang biasanya terjadi pada PJT. 4
Sumber :
‘
Sumber :
Masteryanto, H.M., Gatut Hardianto, Hermanto Tri Joewono, dan Eko Budi Koendhori. 2015.
Infeksi Saluran Kemih Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Ancaman Persalinan Preterm. Majalah
Obstetri & Ginekologi. 23(2) : 75-81. http://ejournal.unair.ac.id/index.php/MOG/arti
cle/view/2093 Diakses Minggu, 19 Pebruari 2017