Anda di halaman 1dari 19

Pertumbuhan Janin

Terhambat Pada
Pre-Eklampsia
Oleh: Wardaningsih

Pembimbing :
dr. Hj. Andi Fatimah, Sp. OG
Pendahuluan
Pertumbuhan janin terhambat adalah masalah obstetrik yang sering
dijumpai dan kompleks. Pertumbuhan janin terhambat (PJT) dicatat
dialami oleh 10-15% wanita hamil. Diagnosis PJT pada umumnya
ditegakkan saat pemeriksaan antenatal, akan tetapi beberapa dari
janin tersebut tidak terskrining selama kehamilan sehingga ditemukan
ketika bayi telah dilahirkan.

Pre-eklampsia merupakan suatu sindrom spesifik pada kehamilan. Pre-


eklampsia adalah keadaan dimana terjadinya hipoperfusi ke organ akibat
vasospasme dan aktivasi endotel yang ditandai dengan hipertensi,
proteinuria dan edema. Penyebab terjadinya pre-eklampsia hingga saat
ini belum diketahui. Ada banyak spekulasi mengenai penyebab terjadi
pre-eklampsia sehingga disebut penyakit teori. Banyak teori yang
diungkapkan para ahli tetapi tiga hipotesis yang saat ini menempati
penyelidikan utama, yaitu faktor imunologi, sindroma prostaglandin dan
iskemia uteroplasenta.
Definisi
Pertumbuhan janin terhambat (PJT) didefinisikan sebagai janin
yang gagal untuk mencapai potensi pertumbuhan dengan tingkat
morbiditas yang merugikan dan dapat menyebabkan kematian.
American College of Obstetricians dan Gynecologists (ACOG)
mendefinisikan pertumbuhan janin terhambat sebagai janin
dengan berat diperkirakan di bawah persentil ke-10.
Gambar Kurva Pertumbuhan Janin
Epidemiologi
Insiden terjadinya PJT bervariasi di setiap
negara, populasi dan ras. 14 hingga 20 juta
bayi mengalami PJT di Negara berkembang
setiap tahunnya

Pertambahan kasus PJT di


Negara berkembang dapat
diakibatkan oleh bayi yang
dilahirkan di rumah dengan
BBLR (BB<2500gram).

Negara yang memiliki insiden tinggi untuk


BBLR dan PJT-BBLR adalah Bangladesh
(50%, 39%), India (28%, 21%) dan Pakistan
(25%, 18%).
Etiologi
Etiologi PJT bermacam-macam, termasuk genetik, hormon, nutrisi, antropometri ibu, infeksi dan
avaibilitas oksigen. Kondisi yang berkaitan dengan hipoksia janin, seperti dataran tinggi, anemia, penyakit
paru, pre-eklamsi dan merokok juga berkaitan dengan PJT

Maternal Janin Plasenta


1. Riwayat kehamilan dengan PJT;
2. Ibu yang bertubuh kecil atau berat badan yang
rendah sebelum kehamilan;
1. Insufisiensi pembuluh darah
3. Berat badan yang rendah selama kehamilan atau 1. Infeksi kongenital seperti
asupan nutrisi yang tidak adekuat (<1500 uteroplasenta;
cytomegalovirus, syphilis,
kalori/hari); 2. Chorionic separaton
4. Status sosio-ekonomi yang buruk; rubelaa, varicella, toxoplasois,
(hematoma, partial abruption};
5. Merokok, alkohol atau penggunaan obat-obatan; tuberculosis, HIV, malaria
6. Usia pada saat kehamilan yang ekstrim : <16 3. Extensive villous infarction;
kongenital;
tahun atau >35 tahun; 4. Marginal atau velamentous
7. Teknologi reproduksi; 2. Aneuploidies: triploidy, trisomy 13,
cord insertion (regresi chrion);
8. Pasangan baru setelah kehamilan selanjutnya; 18, 21;
9. Penyakit vaskular, hipertensi kronik, diabetes pre- 5. Malformasi uterin (unicornuate
3. Russell silver syndrome;
gestasional, sindrom antiphospolipid antibodi, uterus);
collagen vascular disease seperti ( SLE, 4. Sindrom genetik atau anomal
6. Confined placental mosaicism;
thrombophilia, penyakit ginjal, chron’s disease, janin.
colitis ulseratif); 7. Advanced placental maturation.
10. Hipoksia pada dataran tinggi (>10.000 kaki);
11. Anemia seperti hemoglobinopathies.
Pertumbuhan Janin Terhambat pada
Preeklampsia
Preeklampsia adalah suatu sindroma spesifik pada kehamilan
berupa kurangnya perfusi plasenta akibat vasospasme dan aktivasi
endotel yang akhirnya dapat mempengaruhi seluruh sistem organ,
ditandai dengan hipertensi, proteinurin, dan adanya gangguan organ
pada pertengahan akhir kehamilan atau di atas 20 minggu
kehamilan.

Kriteria minimal untuk menegakkan diagnosis preeklampsia


adalah tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg sistolik
atau 90 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 15
menit menggunakan lengan yang sama, dan protein urin
melebihi 300 mg dalam 24 jam atau tes urin dipstik > positif 1.
Lanjutan... Pertumbuhan Janin Terhambat pada Preeklampsia

Aliran darah ke plasenta melalui arteri spiralis yang merupakan cabang


arteri uterina. Pada awal kehamilan, sel sitotroblas menginvasi dinding
plasenta, merobek endotelium dan tunica media arteri spiralis. Dinding arteri
spiralis mengalami remodeling, dimana terjadi transformasi dari aliran darah
pelan dengan resistensi tinggi menjadi aliran darah cepat dengan resistensi
rendah pada kehamilan normal.
Ada 2 tahap pada invasi sitotroblas: tahap pertama invasi pada segmen
desidua dari arteri spiralis saat umur kehamilan 10-12 minggu, dan tahap
kedua invasi pada myometrium saat umur kehamilan 15-16 minggu. Invasi
trofoblas mengubah arteri spiralis dari pembuluh darah dengan resistensi
tinggi menjadi pembuluh darah yang lebar dengan resistensi rendah.
Perubahan atau remodeling arteri spiralis terjadi lengkap setelah 18-20
minggu.
Lanjutan... Pertumbuhan Janin Terhambat pada Preeklampsia

Iskemia pada
Pada preeklampsia,
plasenta
invasi sitotrofoblas
pada myometrium Bayi tidak
terganggu: arteri mendapatkan
spiralis tetap dangkal pasokan nutrisi serta
dan aliran darah ke oksigen yang cukup
fetus terhambat sehingga
Sirkulasi plasenta menimbulkan BBLR
terganggu serta
berkurang
Klasifikasi
1. Simetris
Pertumbuhan janin terhambat tipe simetris merupakan deskripsi yang
diberikan jika kecepatan tumbuh berkurang ekuivalen pada lingkar kepala
(head cimcumference ,HC) dan lingkar abdomen ( abdominal
cimcumference, AC). Untuk keadaan PJT simetris jarang terjadi pada
kehamilan yang patologis/ yang disertai kelainan medis.

Gambaran klinis :
• Pertumbuhan terhambat dimulai di awal gestasi;
• Jumlah sel menurun;
• Disebabkan oleh faktor instrinsik seperti infeksi kongenital atau
abnormalitas kromosom;
• Pada bayi dengan PJT simetris terjadi penurunan ukuran anatomis
termasuk berat, panjang, dan lingkar kepala. Pada beberapa kasus
terdapat perbedaan 3 cm antara lingkar kepala dan lingkar dada;
• PI lebih dari 2.
Klasifikasi
2. Asimetris
Pertumbuhan janin terhambat tipe asimetris adalah deskripsi yang diberikan jika
kecepatan tumbuh kepala janin yang berkurang tidak sama dengan lingkar
abdomenya. Pada kebanyakan kasus, Pertumbuhan janin terhambat asimetris
adalah akibat dari insufisiensi uteroplasenta

Gambaran klinis :
• Keterlambatan pertumbuhan dimulai saat akhir trimester dua atau awal trimester
tiga;
• Jumlah sel normal tapi ukuran sel mengecil;
• Hambatan pada nutrisi fetal dengan glikogen dan lemak yang terbatas,
menyebabkan kelainan plasenta;
• Penurunan berat badan dan panjang fetal akibat Brain Sparing;
• Gambaran malnutrisi terbentuk dari lapisan kulit yang tipis, kehilangan lemak ,
kehamilan tua;
• Ponderal Index (PI) < 2.
Klasifikasi
3. Campuran
Pada tipe kombinasi, bayi mungkin mengalami pemendekan skeletal,
sedikit pengurangan dari masa jaringan lunak. Jika malnutrisi terjadi
dalam jangka waktu lama dan parah, janin kemungkinan akan kehilangan
kemampuan untuk kompensasi sehingga terjadi peralihan dari PJT
kombinasi menjadi PJT tipe simetris.

Gambaran klinis :
• Penurunan jumlah sel dan ukuran sel;
• Biasanya muncul saat PJT terjadi akibat kelainan plasenta di masa
akhir kehamilan;
• Memiliki gambaran klinis PJT simetris dan PJT asimetris;
• Bayi dengan jumlah sel normal biasanya memiliki keadaan lebih baik
dan memperbaiki perkembangan saraf.
Perbedaan PJT Tipe Simetris dan Asimetris

PJT tipe simetris PJT tipe asimetris


Insidensi 20-30% Insidensi 70-80%
Terjadi pada trimester ke-1 & ke-2 Terjadi pada trimester ke-3
Kecil secara simetris Kepala lebih besar dari abdomen
Menghambat selular embrionik Menghambat hipertrofi selular
Menurunnya ukuran sel
Indeks ponderal normal Indeks ponderal rendah
Rasio kepala/abdomen dan femur/ Rasio kepala/abdomen dan femur/
abdomen yang normal abdomen yang meningkat
Penyakit genetik, infeksi Insufisiensi pembuluh darah plasenta
Menghambat hipertrofi dan hiperplasia Biasanya keadaan neonatus agak
selular buruk dan membaik bila komplikasi
Menurunnya jumlah & ukuran sel dihindari atau diterapi secara adekuat
Komplikasi neonatus, prognosis buruk Terjadi pada trimester ke-3
DIAGNOSIS
Gambaran Klinis
Pertumbuhan janin terhambat pada bayi baru lahir memiliki beragam gambaran klinis, termasuk :
1 Berat badan lebih kecil dibanding usia kehamilan
2 Kebanyakan kepala lebih besar dibandingkan ukuran badannya pada PJT asimetris
3 Fontanelle anterior yang besar
Kehilangan lemak bukal, mukanya memiliki gambaran menciut atau kelihatan keriput(muka seperti orang
4
tua).
5 Abdomen kecil , umbilcal cord tipis sering bercampur dengan mekonium
6 Massa otot skeletal dan jaringan lemak subkutaneus menurun disertai dengan ukuran tangan dan kaki.
7 Kuku tangan yang panjang
8 Kebanyakan memiliki tangan yang besar disertai lipatan kulit yang banyak
9 Lipatan kulit yang longgar pada daerah tengkuk, axilla, scapula dan selangkangan
Prognosis

Pertumbuhan setelah kelahiran dengan PJT tergantung pada


penghambat pertumbuhan, asupan nutrisi postnatal, dan kehidupan
sosial. Bayi dengan PJT asimetris dan yang mengalami
penghambatan pertumbuhan di trimester pertama akan tetap kecil
untuk seumur hidupnya. Akan tetapi, jika bayi PJT asimetris
mengalami keterhambatan di akhir usia kehamilannya, bayi tersebut
dapat mencapai pertumbuhan normal dan potensi pertumbuhan yang
sesuai dengan orang tuanya jika bayi tersebut berada di lingkungan
yang optimal dan diberikan asupan kalori yang cukup.
Prognosis

Beberapa dampak dari PJT adalah:


1. Mendapat nilai yang rendah di tes kognitifnya
2. Merasakan kesulitan dalam bersekolah atau menerima pendidikan
khusus
3. Gross motor dan minor neurologic dysfunction
4. Memiliki masalah dalam sopan santun (attention deficit
gyperactivity syndrome)
5. Pertumbuhan terhambat menurunkan daya dalam bekerja.
Preventif

Langka preventif untuk mencegah terjadinya PJT idealnya dilakukan sebelum


konsepsi dengan optimalisasi kondisi kesehatan ibu, pemberiaan obat dan
perbaikan nutrisi. Ibu harus dihindarkan dari faktor resiko lainnya seperti pemberian
profilaksis antimalaria untuk wanita yang tinggal di daerah endemik dan
memperbaiki defisiensi nutrisi. Beberpa intervensi nutrisi untuk pengurangan angka
PJT di negara-negara berkembang yaitu energi dan protein yang seimbang,
suplementasi kalsium, suplementasi multipel mikronutrien, dan strategi pencegehan
malaria dalam kehamilan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai