Anda di halaman 1dari 26

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


KABUPATEN LOMBOK UTARA
Jln. Raya Tioq Tata Tunaq Kode Pos : 83352
Telp. (0370) 6123010; email : rsud_klu@yahoo.com
PROFIL
RUANG IBS
RSUD KLU
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Kesehatan sebagai hak asasi manusia harus diwujudkan dalam bentuk pemberian
berbagai upaya kesehatan kepada seluruh masyarakat melalui penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat. Dalam undang
– undang Republik Indonesia tahun 2009 tentang rumah sakit dijelaskan bahwa
penyelenggara rumah sakit adalah bertujuan memberikan perlindungan terhadap
keselamatan klien ( Patient safety ), masyarakat, lingkungan rumah sakit, serta
meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit. Rumah sakit
juga adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara peripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
rawat darurat. Oleh sebab itu rumah sakit berkewajiban memberikan pelayanan kesehatan
yang aman, bermutu, antidiskriminasi dan efektif dengan mengutamakan kepentingan
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
Rumah sakit umum Kabupaten Lombok Utara merupakan rumah sakit dengan type
C, sedang berupaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan melaksanakan Good
Clinical Governance yang berbasis quality dan patient safety, melalui program sasaran
keselamatan pasien rumah sakit maka 6 goals keselamatan pasien diupayakan terlaksana
secara optimal dan berkesinambungan. Instalasi Bedah Sentral adalah salah satu
fasilitas yang ada di rumah sakit dan termasuk sebagai fasilitas yang mempunyai banyak
persyaratan dalam pendiriannya. Mengingat pembedahan merupakan salah satu tindakan
medis yang penting dalam pelayanan kesehatan, yang bertujuan untuk menyelamatakan
nyawa, mencegah kecacatan dan komplikasi. Keberadaan IBS RSUD Kabupaten Lombok
Utara dibawah Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan, yang memberikan pelayanan
pembedahan, yang memiliki pedoman sebagai acuan dalam seluruh kegiatan pelayanan
yang harus memenuhi standar pelayanan, keamanan serta keselamatan dan kesehatan
kerja untuk mencegah terjadinya bahaya yang dihadapi tim bedah dan pasien yang
sedanag menjalani operasi.
Operasi sama tuanya dengan manusia. Ahli arkeolog sudah menemukan tengkorak
sejak 350.000 SM dengan bukti telah dilakukannya prosedur pembedahan waktu itu.
Dokumen ilmiah paling awal dibawa untuk mengetahui subyek adalah risalat atas
pembedahan. Hipokrates, “ Bapak Kedokteran,” lahir sekitar 460 sebelum masehi,
tulisannya lebih dari 70 buku tentang kedokteran dan pembedahan. Dalam satu buku
berjudul On the Surgery, dia mendiskusikan detil dalam ruangan operasi. Artikel ini dia
hubungkan dengan operasi pasien, operator, asisten, instrumen, keterangan, dimana dan
bagaimana, waktu, cara dan tempat. Hipokrates mengarahkan untuk menggunakan
seorang asisten bila dia mendiskusikan peralatan dan kaspan, bagaimana mereka
sebaiknya disiapkan, akan dibicarakan setelah itu. Sehingga mereka tidak menghambat
pekerjaanya dan tidak menemui kesulitan dalam berpegang padanya dengan bagian tubuh
yang dioperasi. Sejarah ruang operasi dimulai pada tahun 1873 ada tiga sekolah pelatihan
keperawatan dibuka di United States, teladan setelah sekolah Flowrence Nightingale di
St.Thomas Hospital di London. Mereka ada di Bellevue Kota New york, the Connecticut
Training School di New Haven, dan Boston Training School selanjutnya disebut the
Massachusetts General Hospital Training School The Bellevue Report pada ceramah
kuliah 1875 tentang Surgical Instruments and Prepaeation for Operation, Bandaging dan
Haemostasis. Setelah itu peningkatan keilmuan tentang keperawatan bedah semakin
meningkat. Dengan disarankannya pelatihan untuk perawat kamar bedah dan cara
membersihkan ruangan serta mensterilkan peralatan operasi.
Selaras dengan perkembangan, perumahsakitan dihadapkan pada kecanggihan
tehnologi dan berdampak pada meningkatkan resiko terhadap klien dan petugas di kamar
operasi.

B. Tujuan
Profil Instalasi Bedah Sentral ini disusun dengan bertujuan agar :
1. Sebagai panduan dalam meningkatkan mutu pelayanan pembedahan di kamar
operasi, menurunkan angka kematian dan kecacatan pada pasien yang menjalani
pembedahan.
2. Mampu menjadi rujukan pelayanan prosedur tindakan pembedahan yang bermutu,
bertanggung jawab, dan mengutamakan keselamatan pasien.
3. Meningkatkan kualitas mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
4. Mengembangan pelayanan yang bermutu dan terintegrasi.
5. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berkompeten, terampil serta
mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai pelayan
masyarakat dalam rangka pencapain visi misi di lingkungan kerja RSUD Kabupaten
Lombok Utara.
C. Ruang Lingkup
Profil Instalasi Bedah Sentral ini dibuat agar kita memahami bagaimana
pelayanan kepada pasien diberikan, dari sebelum proses tindakan dilakukan sampai
dengan proses tindakan pembedahan dilakukan. Proses pelayanan pasien dimulai dari
penerimaan pasien di ruang persiapan operasi dilanjutkan ketika pasien mendapat
pelayanan medis ataupun tindakan pembedahan dan sampai dengan penanganan pasca
di ruang pulih sadar atau recovery room.
Ruang lingkup pelayanan Instalasi Bedah Sentral, meliputi pemberian
pelayanan untuk menunjang pelayanan anestesiologi dan memberikan pelayanan
untuk menunjang pelayanan pembedahan spesialistik dan subspesialistik.
1. Cakupan pelayanan anestesi.
Pelayanan anestesi meliputi di dalam kamar operasi, termasuk sedasi moderat dan
sedasi dalam, pada jadwal yang terencana maupun emergency. Pelayanan anestesi
harus sesuai denagn pedoman dan standar pelayanan operasional yang ada.
Dokter anestesi bertanggung jawab terhadap semua tindakan anestesi mulai dari
masa pre anestesi sampai masa pasca anestesi. Dan bertanggung jawab untuk
menjaga dan meningkatkan wawasan serta ketrampilan termasuk para petugas
anestesi lainnya.
2. Cakupan pelayanan kamara bedah pada pasien dengan anestesi lokal ( sedasi
ringan )
Pada tindakan bedah yang tidak memerlukan pelayanan anestesi tindakan
pembedahan dilakukan denagn menggunakan anestesi lokal. Pemilihan jenis obat
anestesi lokal ditentukan oleh DPJP atau dokter bedah. Pasien dimonitor secara
kontinyu keaadaan hemodinamiknya dan dicatat oleh perawat sirkuler di formulir
pemantauan pasien selama anestesi lokal dan di tandatangani oleh DPJP.
3. Cakupan pelayanan kamar bedah
Pelayanan bedah dapat dilakukan di kamar bedah meliputi pelayanan bedah
umum, kebidanan, mata dan pelayanan spesialis anak pada bayi baru lahir.
Pelayanan bedah dapat dilakukan selama jam kerja untuk operasi terjadwal dan
setiap saat untuk operasi emergensi.
4. Jenis operasi menurut waktunya
a. Operasi elektif dilakukan dengan perencanaan dan penjadwalan yang sudah
disetujui dokter anestesi dan dokter bedah.
b. Operasi emergensi dilakukan pada semua pasien yang harus segera diambil
tindakan pembedahan dalam waktu segera ( golden periode ).
D. Batasan Operasional
Batasan operasional kamar operasi dilaksanakan mulai pasien sampai diruang
persiapan operasi dan diserah terimakan dengan petugas kamar operasi sampai dengan
pasien selesai dilakukan tindakan operasi diruang pulih sadar ( recovery room ).
Setelah itu pasien dipindahkan keruang rawat atau ICU atau langsung pulang untuk
pasien one day care surgery ( ODCS ).
1. Jenis pelayanan bedah
Sebagai instalasi yang melakukan pelayanan pembedahan baik elektif maupun
pembedahan emergensi serat pembedahan one day care surgery ( ODCS ).
a. Operasi gawat darurat / cito / emergency
Operasi gawat darurat / cito adalah tindakan pembedahan yang membutuhkan
penanganancepat dan tidak boleh ditunda, karena bisa menagncam jiwa atau
menimbulkan kecacatan. Pendaftaran operasi gawat darurat dapat dilakukan
setiap saat, baik pada jam kerja ataupun jam diluar kerja.
b. Operasi berencana ( elektif )
Operasi berencana ( elektif ) adalah layanan tindakan pembedahan yang
dijadwalkan ke IBS maksimal satu hari sebelum pembedahan. Pasien yng
direncanakan
BAB II
GAMBARAN UMUM RUANGAN

A. Gambaran Umum Instalasi Bedah Sentral

Instalasi Bedah Sentral adalah unit dalam rumah sakit yang khusus
melakukan tindakan pembedahan baik segera (emergency ) maupun yang terencana
( elektif ). Oleh karena itu kamar bedah harus dirancang khusus untuk keperluan
tersebut, antara lain letaknya, bentuknya, dan luasnya sesuai dengan kebutuhan
masing – masing rumah sakit. Penentuan jumlah ruang operasi sangat tergantung dari
historis jumlah pasien dan prediksi pasien yang akan datang ke rumah sakit untuk
melakukan tindakan operasi.
Kamar Operasi adalah salah satu fasilitas yang ada di rumah sakit dan termasuk
sebagai fasilitas yang mempunyai banyak persyaratan. Fasilitas ini dipergunakan untuk
pasien pasien yang membutuhkan tindakan operasi, terutama untuk tindakan operasi
besar. Proses operasi meskipun hanya sebuah operasi , akan terbagi menjadi 3 periode
yaitu 1. Prior Surgery, 2. During Surgery dan 3. After Surgery.

Ruang Instalasi Bedah Sentral RSUD KLU terletak di lantai 2 (dua) tepat di atas
ruang ICU dan berseberangan dengan ruang Nifas dan ruang Anak. Terdapat 3 (tiga)
ruang operasi yang ada, yaitu ruang tindakan Obsgyn, ruang tindakan Bedah umum,
dan tindakan Mata. Kepala IBS RSUD KLU adalah dr. Kurniawan Sp.B., dan Kepala
ruangan adalah I Ketut Gunatra S. Kep. Ners , dengan jumlah dokter spesialis 7 (tujuh)
orang, yang terdiri dari 2 (dua) orang dokter spesialis Obsgyn, 2 (dua) orang dokter
spesialis Bedah umum,1(satu) orang dokter spesialis Anastesi, dan 1 (satu) orang dokter
spesialis Mata. Selain tenaga dokter spesialis, Ruang IBS RSUD KLU juga ditenagai oleh
1 (satu) orang perawat sirkuler, 9 (sembilan) orang perawat bedah, 2 (dua) orang perawat
mata, 2(dua) orang perawat anastesi, dan 2 (dua) orang perawat ruang pemulihan.
IBS RSUD KLU beroperasi 24 jam setiap harinya dengan jam kerja elektif dari pukul
07:00 s/d 14:00 wita (Senin-Sabtu) .Sedangkan untuk menangani pasien dalam keadaan
emergency (cito) ,tim OK terbagi menjadi beberapa kelompok yang terjadwal dalam
daftar jadwal cito sehingga ruang Operasi dapat selalu beroperasi kapan saja dibutuhkan .

2. Visi pelayanan Ruang OK


Menjadi Instalasi Bedah Sentral Pilihan Utama Di Kabupaten Lombok Utara

3. Misi pelayanan Ruang ICU


Memberikan pelayanan Bedah Sentral secara profesional, bertanggug jawab,
efektif dan efisien sesuai standar profesi

B. Ruang Lingkup Pelayanan dan Operasional


Pelayanan Instalasi Bedah Sentral RSUD KLU meliputi tindakan Bedah umum,
Obsgyn, dan Mata yang diberikan sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan RS
dan Standar Prosedur Operasional.
1. Pelayanan IBS
Pelayanan IBS diberikan kepada pasien yang membutuhkan prosedur pembedahan.

2. Struktur Organisasi

KEPALA BIDANG PELAYANAN MEDIK DAN


KEPERAWATAN

Drg. NOVABUDIHARJO

KEPALA IBS

dr.KUERNIAWAN EKO WIBOWO., Sp.B.

PERAWAT BEDAH
KEPALA RUANG IBS
NI PUTU KURNIAWATI., S,Kep Ners
I KETUT GUNATRA., S. Kep. Ners
MUHAMMAD IRAWAN Amd. Kep.
ADMINISTRASI IBS

ADITYA ANDRIANA S. Kep Ners..


AHMADI Amd.
PERAWAT SIRKULER
KADEK HENDRA SANTIARTANA Amd. Kep.
ENDANG JUNAELA SST.
PERAWAT MATA
FATURRAHMAN Amd. Kep.

ADI SUPRIANTO S. Kep. Ners


NENENG FITRIANI S. Kep. Ners.
PERAWAT ANASTESI
LISA Amd. Kep.
HENDRA SETIAWAN Amd. Kep.
KURNIAWAN SHOBRI SST.
ABDUL WARIST Amd. Kep.
CENADA INTAN HAYATI Amd.
SUKANTO Amd. Kep. An.
PERAWAT RR

BAIQ HILDA Amd. An.

LALU NIZAM Amd. Kep.

BAB III
SUMBER DAYA RUANGAN

A. Kualifikasi Sumber Daya manusia.


Kualifikasi tenaga kesehatan yang bekerja di Instalasi Bedah Sentral harus
mempunyai konsep keperawatan profesional bagi perawat kamar bedah, hakekat
keperawatan profesional sangat kompleks karena berhubungan erat dengan pelayanan
kemanusiaan. Oleh sebab itu, Rumah Sakit berkewajiban memberikan pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi dan efektif dengan mengutamakan
kepentingan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit. Kejadian uyang
membahayakan yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan diantaranya adalah
prosedur operasi, sehingga diperlukan tenaga kesehatan yang handal dan profesional di
bidangnya.
1. Jenis Tenaga
a. Tim Bedah, terdiri dari :
1) Ahli Bedah
2) Asisten Ahli Bedah
3) Perawat instrumen ( scrub nurse )
4) Perawat Sirkuler ( circulating nurse )
5) Ahli / perawata anastesi
b. Staf perawat kamar operasi
1) Perawat kepala kamar operasi
2) Perawat pelaksana
c. Tenaga lain, terdiri dari :
1) Tenaga administrasi
2) Penunjang medis
3) Cleaning Service
2. Uraian Tugas
a. Perawat kepala kamar operasi
Adalah seorang tenaga perawat profesional yang bertanggung jawab dan
berwenang dalam mengelola pelayanan keperawatan di kamar operasi.
1) Persyaratan
a). Pendidikan
 Diutamakan sarjana keperawatan
 Memiliki sertifikat manajemen kamar bedah
 Memiliki sertifikat tehnik kamar operasi dasar dan lanjutan
b) Mempunyai pengalaman kerja di kamar operasi minimal 5 tahun sebagai
perawat sirkuler di kamar bedah
c) Memiliki kemampuan kepemimpinan
d) Sehat
2) Tanggung Jawab
Secara fungsional bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Keperawatan
melalui Kasi Keperawatan. Secara operasional, bertanggung jawab kepada
kepala instalasi kamar bedah.
3) Uraian Tugas :
a) Melaksanankan fungsi perencanaan (P1)
 Menerima input kegiatan pembedahan dari ruang rawat / poliklinik /
dokter / IGD
 Menyusun rencana kegiatan pembedahan berdasarkan jenis, jumlah, dan
kemampuan kamar operasi. Perubahan perencanaan dimungkinkan atau
masalah kebutuhan pasien atau alasan lain yang rasional
 Mentukan macam dan jumlah alat yang dipergunakan serta kegunaannya
dalam pelayanan pembedahan
 Membagi harian dengan memperhatikan jumlah dan tingkat kemampuan
tenaga keperawatan
 Menyusun program pengembangan staf
 Membuat pola ketenagaan di kamar bedah
 Mengelola ketenagaan di unit kamar bedah sesuai dengan jenis
pelayanan pembedahan yang direncanakan
 Bersama staf menentukan jumlah pegawai yang dibutuhkan di kamar
operasi
 Menyusun program alat dan obat sesuai kebutuhan
 Berperan aktif menyusun prosedur atau tata kerja kamar operasi
termasuk menyusun pedoman penggunaan alat
b) Melaksanakan fungsi pergerakan dan pelaksanaan (P2)
 Memantau seluruh staf dalam penerapan dan pelaksanaan peraturan yang
berlaku di kamar operasi
 Mengatur pelayanan pembedahan sesuai dengan kebutuhan tim dan
kemampuan tenaga kamar operasi
 Membuat jadwal kegiatan (time schedule)
- Pemanfaatan tenaga seefektif mungkin
- Mengatur pekerjaan secara merata
- Menerapkan kebijaksanaan yang berlaku
 Memantau pelaksanaan tugas yang dibebankan
 Mengatur pemanfaatan sumber daya secara efektif dan efisien
- Mengadakan pelatihan untuk pegawai secara berkesinambungan
- Memberi orientasi kepada pegawai baru di kamar operasi
- Mengatur pengadaan, pemeliharaan, dan penggunaan bahan
bahan / alat alat di kamar operasi
 Menciptakan suasana kerja yang harmonis
 Melakukan supervise terhadap tenaga/staf
c) Melaksanakan fungsi pengawasan ,pengendalian, dan penilaian (P3)
 Mengawasi pelaksanaan tugas masing masing pegawai
 Mengawasi penggunaan alat dan bahan agar digunakan secara tepat guna
dan hasil guna
 Mempertahankan kelengkapan bahan dan alat
 Mengatur supaya alat tetap diinventarisasi secara periodik
 Mengawasi pelaksanaan inventarisasi secara periodik
 Mengawasi kegiatan tim bedah sehubungan dengan perkembangan
tindakan yang ada dan mengadakan peninjauan kembali tentang :
- Rencana pelayanan tindakan pembedahan
- Kebutuhan pelayanan pembedahan
- Masalah masalah yang timbul
- Fungsi kegiatan pegawai di kamar operasi
 Secara kontinyu, menganalisa kegiatan tatalaksana kamar operasi yang
ada hubungammya dengan penggunaan alat atau bahan secara efektif dan
efisien dengan jalan meninjau kembali tentang :
- Program kamar operasi dan rencana pengawasan
- Rencana pengawasan
- Penggunaan alat dan bahan sesuai dengan tatalaksana kamar
operasi

b. Perawat Instrumen ( scrub nurse)


Adalah seorang tenaga perawat profesional yang diberi wewenang dan ditugaskan
dalam pengelolaan paket alat pembedahan selama tindakan pembedahan
berlangsung
1) Persyaratan
a) Pendidikan
 Berijazah pendidikan formal keperawatan dari semua jenjang yang diakui
oleh pemerintah atau yang berwenang
 Memiliki sertifikat pelatihan dasar perawat kamar bedah
b) Mempunyai pengalaman kerja di kamar operasi minimal 2 tahun
c) Mempunyai bakat, minat, dan iman
d) Berdedikasi tinggi, emosi stabil
e) Dapat bekerja sama dengan anggota
f) Cepat tanggap
2) Tanggung Jawab
Secara administratif dalam kegiatan keperawatanm bertanggung jawab kepada
kepala kamar operasi dan secara operasional bertanggung jawab kepada ahli
bedah dan perawat kepala kamar operasi
3) Uraian Tugas
a) Sebelum pembedahan
 Melakukan kunjungan pasien yang akan di bedah minimal sehari sebelum
pemvbedahan untuk memeberikan penjelasan, memperkenalkan tim
bedah
 Menyiapkan ruangan operasi dalam keadaan siap pakai meliputi :
- Kebersihan ruang operasi dan peralatan
- Meja mayo / instrumen
- Meja operasi lengkap
- Lampu operasi
- Mesin anastesi lengkap
- Suction pump
- Gas medis
 Menyiapakan set instrumen steril sesuai pembedahan
 Menyiapkan cairan antiseptik dan bahan bahan sesuai keperluan
pembedahan

b) Saat pembedahan
 Memperingatkan tim bedah steril jika terjadi penyimpanagn prosedur
aseptik
 Membantu mengenakan jas steril dan sarung tangan untuk ahli bedah dan
asisten
 Menata instrumen steril di meja mayo sesuai dengan urutan prosedur
pembedahan
 Memberikan cairran antiseptik kulit daerah yang akan di insisi
 Memberikan laken steril untuk prosedur drapping
 Memberikan instrumen kepada ahli bedah sesuai urutan prosedur dan
kebutuhan tindakan pembedahan secara terpat dan benar
 Memberikan duk steril kepada operator dan mengambil kain kasa yang
telah digunakan dengan memakai alat
 Menyiapkan benag jahit seusai kebutuhan dalam keadaan siap pakai
 Mempertahankan instrumen selama pembedahan dalam keadaan tersusun
secara sustematis untuk memudahkan saat bekerja
 Membersihkan instrumen dari darah pada saat poembedahan untuk
mempertahankan sterilisaisi alat dari meja mayo
 Menghitung kain kasa , jarum, dan instrumen
 Memberitahukan hasil perhitungan jumlah alat kain kasa dan jarum pada
ahli bedah sebelum operasi dimulai dan sebelum luka situtup lapis demi
lapis
 Menyipakan cairan untuk mencuci luka
 Membersihkan kulit sekitar luka setelah luka dijahit
 Menutup luka dengan kain kasa steril
 Menyiapkan bahan pemeriksaan labolatorium / patologi jika ada
c) Setelah pembedahan
 Memfiksasi drain dan kateter jika terpasang
 Membersihkan dan memeriksa adanya kerusakan kulit pada daerah yang
dipasang elektrode
 Mengganti alat teniun , baju pasien, dan penutup serta memindahkan
pasien dari meja operasi ke brankar pasien
 Memeriksa dan menghitung semua instrumen sebelum dikeluarkan dari
kamar operasi
 Memeriksa ulang catatan dan dokumentasi pembedahan dalam keadaan
lengkap
 Membersihkan instrumen bekas pakai dengan cara
- Pembersihan awal
- Merendam dengan cairan disinfektan yang mengandung enzim
 Membersihkan kamar operasi setelah tindakan pembedahan selesai agar
siap pakai
c. Perawat Sirkulasi (circulating nurse)
Adalah tenaga perawat profesional yang diberikan wewenang dan tanggung jawab
membantu kelamcaran pelaksanaan tindakan pembedahan
1) Persyaratan
a) Pendidikan
Berijazah pendidikan formal keperawatan minimal D III Keperawatan yang
diakui oleh pemerintah atau yang berwenang
b) Mempunyai pengalaman kerja di kamar operasi lebih dari 5 tahun
c) Mampu mensupervisi anggota tim operasi
d) Mampu berkolaborasi dengan dokter bedah dan dokter anastesi
e) Mampu memimpin rencana asuhan keperawatan perioperatif di kamar
bedah
f) Mempunyai bakat dan minat
g) Berdedikasi tinggi
h) Berkepribadian mantap, emosi stabil
i) Dapat bekerjasama dengan anggota tim
j) Cepat tanggap
2) Tanggung Jawab
Secara administratif dalam kegiatan keperawatanm bertanggung jawab kepada
kepala kamar operasi dan secara operasional bertanggung jawab kepada ahli
bedah.
3) Uraian Tugas
a) Sebelum pembedahan
 Menerima pasien yang akan di bedah
 Melakukan serah terima pasien dan perlengkapan sesuai isisan cheklist
dengan perawat ruang rawat
 Memeriksa dengan menggunakan formulir cheklist meliputi :
- Kelengkapan dokumen medis antara lain : izin operasi, hasil
pemeriksaan labolatorium terakhir, hasil pemeriksaan radiologi / foto
rontgen, hasil pemeriksaan ahli bedah / anastesi pra visite anastesi,
dan hasil konsultasi ahli lain sesuai kebutuhan.
- Kelengkapan obat obatan, cairan, alat kesehatan
- Persediaan darah bila diperlukan
 Melakukan pengkajian keperawatan
 Memeriksa persiapan fisik
 Menyusun asuhan keperawatan pre Operasi
 Memberikan penjelasan ulang kepada pasien sebatas kewenangan
tentang :
- Gambaran rencana tindakan pembedahan yang akan dilakukan
- Tim bedah yang akan menolong
- Fasilitas yang ada di kamar bedah antara lain, mampu operasi dan
mesin pembiusan
- Tahap tahap anastesi
b) Saat pembedahan
 Mengatur posisi pasien sesuai jhenis pembedahan dan bekerjasama
dengan petugas anastesi
 Membuka set steril dengan memperhatikan teknik aseptik
 Mengingatkan tim bedah jika mengetahui adamnya penyimpangan
penerapan tehnik aseptik
 Mengikat tali jas steril tim bedah
 Membantu mengukur dan mencatat kehilangan darah dan cairan dengan
cara mengetahui jumlah produksi uruine, jumlah perdatrahan, jumlah
cairan yang hilang
- Cara menghitung perdarahan :
Berat kasa kering harus diketahui sebelum dipakai, timbang kain kasa
basah, selisih berat kain kasa basah dan kain kasa kering adalah
perdarahan
- Cara menghitung pengeluaran jumlah cairan :
Jumlah cairan dalam botol suction yang berasal dari pasien diukur
dengan membaca skala angka angka dalam botol suction
- Cara mengetahui jumlah produksi urine :
Jumlah produksi urine di dalam urine bag diukur dan di catat setiap
jam atau periodik ( Normal 1 : 2 cc/ kg BB/jam)
 Mencatat jumlah cairan yang hilang dengan cara menjumlahkan
perdarahan yang berasal dari kasa, suction, dan urine dikurangi oleh
pemakaian cairan untuk pencucian luka selama pembedahan
 Melaporkan hasil pemamntauan hemodinamik kepada ahli anastesi
 Menghiubungi petugas penunjang medis ( petugas radiol;ogi, petugas
labolatorium ) bila diperlukan selama pembedahan
 Mengumpulkan dan menyiapkanm bahan pemeriksaan
 Menghitung dan mencata pemakaian kain kasa dengan bekerja sama
dengan perawat instrumen
 Mengukur dan mencatat tanda vital
 Mengambil instrumen yang jatuh dengan menggunakan alat dan
memisahkannya dari instrumen yang steril
 Memeriksa kelengkaan instrumen dan kain kas bersama perawat
instrumen agar tidak tertinggal dalam tubuh pasien sebelum luka operasi
ditutup
1. Tenaga Keperawatan
IRI / ICU harus memiliki jumlah perawat yang cukup dan sebagaian besar
terlatih. (diganti) menjadi : jumlah perawat di IRI / ICU ditentukan berdasarkan
jumlah tempat tidur dan ketersediaan ventilasi mekanik. Perbandingan perawat :
pasien 1:1, sedangkan perbandingan perawat : pasien yang tidak menggunakan
ventilasi mekanik adalah 1:2.

a. Distribusi Ketenagaan

NAMA JABATAN KUALIFIKASI FORMAL &   JML


INFORMAL SDM
FUNGSI

Ka. Instalasi  IRI / Spesialis anastesiologi Pelatihan Managerial 1


ICU ACLS dan BLS

Ka. Perawat  IRI / D3 keperawatan Pelatihan ICU Managerial 2


ICU Pelatihan manajemen bangsal

Penanggung jawab D3 keperawatan ( masa kerja 5 – Melakukan Administrasi 4


shift 10 tahun ) keperawatan
&bertanggung
Bantuan hidup dasar dan bantuan
jawab                terhadap
hidup lanjut
kelancaran    tugas dalam
shift

Perawat Pelaksana D3 keperawatan Bantuan hidup Melakukan tindakan- 4


dasar dan bantuan hidup lanjut tindakan keperawatan
sesuai SPO

Tabel 1.1

b. Pengaturan Jaga / Jam dinas:


1. Dinas Pagi      : 07.00-14.00
2. Dinas Siang    : 14.00-21.00
3. Dinas Malam : 21.00-07.00
4. Dokter spesialis    Anestesiologi    siap    24    jam    menangani    kasus kegawatan
IRI / ICU
5. Dokter spesialis konsulen siap 24 jam menangani kasus kegawatan IRI / ICU
6. Tenaga perawat siap 24 jam melayani kasus IRI / ICU  

c. Uraian Pendidikan
1) Kajian data pendidikan formal

Distribusi Perawat Berdasarkan Pendidikan Dan Jenis Pelatihan Yang Pernah Diikuti di
Ruang ICU RSUD tanjung Kabupaten Lombok Utara

Pelatihan yang
No Nama Jabatan Pend Gol
pernah diikuti
1. L. Saejudin,S.Kep. Ners Karu S1 BTCLS, ICU
2. Tri Adam Prajawan, S.Kep. Ns PP S1
3. Evi Ernawati, A.Md. Kep PA D3
4 Novan Juwedi Saputra, PA D3
A.Md.Kep
5. Zulfitrayadi, A.Md.Kep PA D3
6. Sehilviani Safitri, S.Kep. Ns PA S1
7. Nurbaiti Aulia, A.Md.Kep PA D3
8. Deny Firdaus, A.Md.Kep PA D3
9. Khairun Nisa, A.Md.Kep PA D3
10. Ns. Wahyu Ardian, S.Kep PA S1
11. Desak Made Patni PA D3
Dewi,A.Md.Kep
12 Baiq Ratih Sriwulan,A.Md.Kep PA D3
Tabel 1.2

Berdasarkan data diatas, pendidikan tenaga perawat di ruang ICU adalah 45,5%
tamatan S1, Keperawatan, 50,5% tamatan D3 Keperawatan yang telah mengikuti pelatihan.
Berdasarkan hasil tersebut menunjukan bahwa mayoritas pendidikan keperawatan terkait
diruang ICU adalah lulusan D3 keperawatan.

A. Tugas pokok dan fungsi


1. Kepala Ruang

Kepala ruangan bertugas untuk:

a. Membuat jadwal dinas berkoordinasi dengan PP

b. Melakukan meeting morning

c. Memfasilitasi dan mendukung kelancaran tugas PP dan PA

d. Melakukan supervice dan memberi motivasi kepada seluruh staf keperawatan


diruangan untuk mencapai kinerja yang optimal

e. Melakukan upaya meningkatkan mutu asuhan keperawatan dengan melakukan


evaluasi melalui angket setiap klien akan pulang

f. Mendelegasikan tugas pada perawat penanggung jawab ruangan pada jaga s/m/l

g. Berperan serta sebagai konsultan

h. dll.

2. Perawat Pelaksana

a. Melakukan operan tugas setiap awal dan akhir jaga

b. Melakukan konfirmasi tentang kondisi pasien segera setelah operan setiap pasien

c. Melakukan doa bersama

d. Mengikuti pre conference yang dilakukan oleh PN/PP setiap awal tugas

e. Melakukan asuhan keperawatan ke pasien yang menjadi tanggung jawab

f. Melakukan monitoring ke pasien terkait respon perkembangan status kesehatan


pasien

g. Melakukan konsultasi tentang masalah pasien dan keluarga pasien ke PP

h. Memberikan penkes ke pasien

i. Menerima keluhan pasien dan keluarga serta berusaha mengatasinya

j. Melengkapi catatan asuhan keperawatan pada pasien yang menjadi tanggung


jawab

k. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien yang menjadi tanggung


jawabnya

l. Mengikuti post confrence.

m. Berkoordinasi dengan tim kesehatan lain bila ada masalah pada pasien seperti
dengan tenaga dokter.
3. Administrasi Ruangan

Administrasi Ruangan merupakan staf yang bertugas dibidang pendataan pasien


pulang, misalnya untuk melakukan pengecekan kelengkapan berkas pengkleman,
Pengisian Buku Register Pasien yang pulang, Melakukan biling data pasien masuk
dan pulang.

2. Distribusi Jumlah Pasien

Distribusi jumlah pasien di Ruang ICU RSUD Tanjung Kabupaten


Lombok Utara bulan februari - desamber 2017.
Jumlah pasien yang dirawat di Ruang ICU selama periode bulan
februari- desember 2017 dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel Jumlah Pasien Masuk di Ruang ICU RSUD tanjung kabupaten
Lombok utara bulan februari-desember 2017

JUMLAH
JUMLAH
NO BULAN HARI BOR (%)
PASIEN
PERAWATAN
1 Februari 7 29 51.8%
2 Maret 14 33 53.2%
3 April 11 35 58.3%
4 Mei 13 49 79.0%
5 Juni 11 36 60.0%
6 Juli 5 41 66.1%
7 Agustus 11 27 43.5%
8 September 12 12 25%
9 Oktober 18 60 48%
10 November 23 45 37%
11 Desember 28 99 79%
JUMLAH 153 466
RATA-RATA 13.9 42.3 54.62%
Tabel 1.3
Sumber :Buku Registrasi ruang ICU
Berdasarkan hasil perhitungan di dapatkan rata-rata jumlah pasien Bulan
Februari sampai dengan bulan September 2017 didapatkan hasil rata-rata
jumlah pasien 34.6 % dan berdasarkan JHP 52.13 %.

4. Peralatan (BHP) Material/Machine

a. Investaris Alat Medis di Ruang ICU

Alat Medis di Ruang ICU RSUD Kabupaten Lombok Utara

Kondisi
No Nama Alat Standar Jmlh Ket
Baik Rusak
1 Senter / Pen Ligh 1 1 1 0
2 Termometer 1 2 2 1
3 Tensimeter 1 1 1 0
4 Oxymetri 1 1 1 0
5 Stetoskop 1 1 1 0
6 Bed Pasien 4 4 4 0
7 Bed Transfer Pasien 1 1 1 0
8 Ventilator 1 1 1 0
9 Monitor 4 4 4 0
10 Suction 1 1 1 0
11 Troli kecil 2 2 0 0
12 Standar infus 4 4 4 0
13 Pispot 1 1 1 0
14 Defibrilator 1 1 1 0
15 EKG 1 1 1 0
16 Syringe Pump 2 2 2 0
18 Infus Pump 2 2 2 0
19 Lampu Rotgen 1 1 1 0
20 Regulator 7 7 7 0
21 Amubag 2 2 1 1
22 Troli emergency 1 1 1 0
Tabel 1.4
b. Inventaris Alat- Alat Perlengkapan di Ruang ICU
Inventaris Alat Rumah Tangga
di Ruang ICU RSUD Lombok utara
Kondisi
No Nama Alat Standar Jmlh Ket
Tabel Baik Rusak 1.5
Tempat sampah non
2 3 3 -
medis
Tempat sampah
1 1 2 -
infeksius
Ember Besar 2 2 2 -
Telepon 1 1 1 -
Lemari etalase alat 2 2 2 -
Loker obat 1 1 1 -
Lemari linen 1 1 1 -
Komputer 1 1 1 -
Meja 1 1 1 -
Ruang perawat 1 1 1 -
Lemari kayu 1 1 1 -
Kursi plastik 4 4 4 -
Meja makan pasien 3 3 3 -
AC 2 2 2 -
Tempat tisu 2 2 2 -
Nurse Station 1 1 1 -
Baskom besar 14 3 3 -
Heater Air 1 1 1 -

c. Inventaris Alat Tulis Kantor Di Ruang ICU

Inventaris Alat Tulis Kantor


di Ruang ICU RSUD Lombok utara

NO Nama alat dan Sarana Jumlah alat Kebutuhan Keterangan

1. Ballpoint 2
2 Blangko resep 1 Rim

3. Buku batik sedang 6 buah

4. Buku batik ekspedisi 2 buah

5. Buku batik folio 7 buah

6. Buku inventaris ruangan 1

7 Box File 7 buah

8 Map plastic jepit 20 buah

9 Map kertas folio 2 buah

10 Buku tulis 3 buah

11 Buku register pasien 1 rim

12 Lembar resume medis 1 rim

13 Form pengkajian kep.pasien ICU 1 rim

14 Form monitoring 24 jam 1 rim

15 Form rincian biaya pelayanan 1 rim

16 Form keterangan tindakan 1 rim

17 Lembar catatan pemberian cairan 1 rim

18 Formulir transfer pasien ½ rim

19 Lembar permintaan pemeriksaan lab 1 rim

20 Catatan edukasi terintegrasi pasien/ 1 rim


keluarga
21 Lembar pengkajian resiko jatuh 1 rim

22 Lembar penempelan hasil EKG 1 rim

23 Formulir ket. Penyebab kematian 1 rim

24 Form penolakan tindakan medis ½ rim

25 Surat rujukan pasien 1 rim

26 Lembar laporan pengambilan darah 1 rim

27 Bukti pelayanan ½ rim

28 Lembar permintaan pemeriksaan ½ rim


radiologi
29 Buku penerimaan obat 1 buah

30 Buku permintaan barang 1 buah

31 Isi staples -

32 Kertas karbon 3 lebar


33 Pembolong kertas 1 buah

34 Penggaris 1

35 Spidol Permanen 2

44 Spidol white board -

45 Staples 2

Tabel 1.6

d. Alat tenun di Ruang ICU RSUD Kabupaten Lombok Utara

Inventaris Alat Tenun


di Ruang ICU RSUD Lombok utara
Kondisi
No Nama Alat Standar Jumlah Ket
Baik Rusak
1. Sprei Karet 5
14 5 0 Tidak ada
Hijau
2 Sarung 2
- - - Tidak ada
Bantal
3 Selimut 14 9 9 0 Tidak ada
4 Waslap 14 13 13 0 Tidak ada
6 Tirai 6 6 6 Tidak ada
7 Sprei Hijau 7
14 7 - Tidak ada
Biasa
8 Baju Pasien 14 10 10 Tidak ada
9 Jas Hijau
14 8 8 0
Perawat
10 Topi Perawat
20 0 0 Tidak ada
0
11 Upron 9
14 9 - Tidak ada
Bening
12 Topi Pasien 14 10 10 0 Tidak ada
Tabel 1.7

1. Rekapitulasi hubungan profesional antara staf keperawatan dengan pasien diruangan ICU
RSUD Kabupaten Lombok Utara

a. Kepala ruangan melakukan supervisi seluruh pasien yang ada di ruangan setiap awal
tugasnya

b. PP/PA mensuvervisi seluruh pasien yang menjadi tanggung jawabnya segera setelah
menerimaoperan tugas setiap pasien

c. PP menginformasikan peraturan dan tata tertib rs yang berlaku kepada pasien atau
keluarga pasien baru
d. PP memperkenalkan perawat dalam satu grup yang akan merawat pasien selama pasien
dirawat di rs

e. PP/PA melakukan monitoring ke pasien untuk mengetahui perkembangan atau kondisi


pasien

f. Setiap akan melakukan tindakan keperawatan pp/pa memberikan penjelasan atas


tindakan yang akan dilakukan kepada pasien atau keluarga

g. PP mempersiapkan dan memberitahu pasien yang akan pulang

BAB IV

PENUTUP

Dari data diatas dapat di petik beberapa hal yang dapat menunjang untuk suatu
pelayanan yang optimal sehingga pasien yang datang berobat baik itu yang rawat inap
atau rawat jalan bisa mendapat kenyamanan dan kepuasan akan pelayanan yang ada di
RSUD Tanjung Kabupaten Lombok Utara. seperti dalam hal sarana dan prasarana
pelayanan yang ada di RSUD masih bisa dikatakan belum lengkap, hal itu merupakan
salah satu faktor yang dapat membuat pelayanan kesehatan belum bisa optimal sesuai
dengan apa yang diharapkan. fasilitas yang dapat menunjang seperti adanya fasilitas
ruang tunggu fasien, misalnya di rawat inap, adanya pagar keliling sehingga waktu
kunjungan pasien bisa lebih efektif.

Di Ruang ICU sarana dan prasarana penunjang sudah cukup lengkap. Ruang
tindakan belum tersedia sehingga tidak jarang tenaga atau staf menyiapkan alat di
tempat pasien. Usulan perencanaan

a. Mengusulkan untuk penambahan alat medis

b. mengusulkan untuk pengadaan fasilitas seperti: seprai, linen, stik laken, dan
perlak.

c. khusus untuk ruang jaga perawat dan tindakan Staf ruang ICU mengusulkan:

1) Ruang tindakan dengan fasilitas seperti: loker obat pasien. Troli, kulkas obat
dll.
2) Ruang jaga perawat dengan fasilitas seperti: 1 meja Ners Station, 1 meja
khusus administrasi.

Daftar Lampiran

Anda mungkin juga menyukai