A. Latar Belakang.
Kesehatan sebagai hak asasi manusia harus diwujudkan dalam bentuk pemberian
berbagai upaya kesehatan kepada seluruh masyarakat melalui penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat. Dalam undang
– undang Republik Indonesia tahun 2009 tentang rumah sakit dijelaskan bahwa
penyelenggara rumah sakit adalah bertujuan memberikan perlindungan terhadap
keselamatan klien ( Patient safety ), masyarakat, lingkungan rumah sakit, serta
meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit. Rumah sakit
juga adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara peripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
rawat darurat. Oleh sebab itu rumah sakit berkewajiban memberikan pelayanan kesehatan
yang aman, bermutu, antidiskriminasi dan efektif dengan mengutamakan kepentingan
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
Rumah sakit umum Kabupaten Lombok Utara merupakan rumah sakit dengan type
C, sedang berupaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan melaksanakan Good
Clinical Governance yang berbasis quality dan patient safety, melalui program sasaran
keselamatan pasien rumah sakit maka 6 goals keselamatan pasien diupayakan terlaksana
secara optimal dan berkesinambungan. Instalasi Bedah Sentral adalah salah satu
fasilitas yang ada di rumah sakit dan termasuk sebagai fasilitas yang mempunyai banyak
persyaratan dalam pendiriannya. Mengingat pembedahan merupakan salah satu tindakan
medis yang penting dalam pelayanan kesehatan, yang bertujuan untuk menyelamatakan
nyawa, mencegah kecacatan dan komplikasi. Keberadaan IBS RSUD Kabupaten Lombok
Utara dibawah Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan, yang memberikan pelayanan
pembedahan, yang memiliki pedoman sebagai acuan dalam seluruh kegiatan pelayanan
yang harus memenuhi standar pelayanan, keamanan serta keselamatan dan kesehatan
kerja untuk mencegah terjadinya bahaya yang dihadapi tim bedah dan pasien yang
sedanag menjalani operasi.
Operasi sama tuanya dengan manusia. Ahli arkeolog sudah menemukan tengkorak
sejak 350.000 SM dengan bukti telah dilakukannya prosedur pembedahan waktu itu.
Dokumen ilmiah paling awal dibawa untuk mengetahui subyek adalah risalat atas
pembedahan. Hipokrates, “ Bapak Kedokteran,” lahir sekitar 460 sebelum masehi,
tulisannya lebih dari 70 buku tentang kedokteran dan pembedahan. Dalam satu buku
berjudul On the Surgery, dia mendiskusikan detil dalam ruangan operasi. Artikel ini dia
hubungkan dengan operasi pasien, operator, asisten, instrumen, keterangan, dimana dan
bagaimana, waktu, cara dan tempat. Hipokrates mengarahkan untuk menggunakan
seorang asisten bila dia mendiskusikan peralatan dan kaspan, bagaimana mereka
sebaiknya disiapkan, akan dibicarakan setelah itu. Sehingga mereka tidak menghambat
pekerjaanya dan tidak menemui kesulitan dalam berpegang padanya dengan bagian tubuh
yang dioperasi. Sejarah ruang operasi dimulai pada tahun 1873 ada tiga sekolah pelatihan
keperawatan dibuka di United States, teladan setelah sekolah Flowrence Nightingale di
St.Thomas Hospital di London. Mereka ada di Bellevue Kota New york, the Connecticut
Training School di New Haven, dan Boston Training School selanjutnya disebut the
Massachusetts General Hospital Training School The Bellevue Report pada ceramah
kuliah 1875 tentang Surgical Instruments and Prepaeation for Operation, Bandaging dan
Haemostasis. Setelah itu peningkatan keilmuan tentang keperawatan bedah semakin
meningkat. Dengan disarankannya pelatihan untuk perawat kamar bedah dan cara
membersihkan ruangan serta mensterilkan peralatan operasi.
Selaras dengan perkembangan, perumahsakitan dihadapkan pada kecanggihan
tehnologi dan berdampak pada meningkatkan resiko terhadap klien dan petugas di kamar
operasi.
B. Tujuan
Profil Instalasi Bedah Sentral ini disusun dengan bertujuan agar :
1. Sebagai panduan dalam meningkatkan mutu pelayanan pembedahan di kamar
operasi, menurunkan angka kematian dan kecacatan pada pasien yang menjalani
pembedahan.
2. Mampu menjadi rujukan pelayanan prosedur tindakan pembedahan yang bermutu,
bertanggung jawab, dan mengutamakan keselamatan pasien.
3. Meningkatkan kualitas mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
4. Mengembangan pelayanan yang bermutu dan terintegrasi.
5. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berkompeten, terampil serta
mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai pelayan
masyarakat dalam rangka pencapain visi misi di lingkungan kerja RSUD Kabupaten
Lombok Utara.
C. Ruang Lingkup
Profil Instalasi Bedah Sentral ini dibuat agar kita memahami bagaimana
pelayanan kepada pasien diberikan, dari sebelum proses tindakan dilakukan sampai
dengan proses tindakan pembedahan dilakukan. Proses pelayanan pasien dimulai dari
penerimaan pasien di ruang persiapan operasi dilanjutkan ketika pasien mendapat
pelayanan medis ataupun tindakan pembedahan dan sampai dengan penanganan pasca
di ruang pulih sadar atau recovery room.
Ruang lingkup pelayanan Instalasi Bedah Sentral, meliputi pemberian
pelayanan untuk menunjang pelayanan anestesiologi dan memberikan pelayanan
untuk menunjang pelayanan pembedahan spesialistik dan subspesialistik.
1. Cakupan pelayanan anestesi.
Pelayanan anestesi meliputi di dalam kamar operasi, termasuk sedasi moderat dan
sedasi dalam, pada jadwal yang terencana maupun emergency. Pelayanan anestesi
harus sesuai denagn pedoman dan standar pelayanan operasional yang ada.
Dokter anestesi bertanggung jawab terhadap semua tindakan anestesi mulai dari
masa pre anestesi sampai masa pasca anestesi. Dan bertanggung jawab untuk
menjaga dan meningkatkan wawasan serta ketrampilan termasuk para petugas
anestesi lainnya.
2. Cakupan pelayanan kamara bedah pada pasien dengan anestesi lokal ( sedasi
ringan )
Pada tindakan bedah yang tidak memerlukan pelayanan anestesi tindakan
pembedahan dilakukan denagn menggunakan anestesi lokal. Pemilihan jenis obat
anestesi lokal ditentukan oleh DPJP atau dokter bedah. Pasien dimonitor secara
kontinyu keaadaan hemodinamiknya dan dicatat oleh perawat sirkuler di formulir
pemantauan pasien selama anestesi lokal dan di tandatangani oleh DPJP.
3. Cakupan pelayanan kamar bedah
Pelayanan bedah dapat dilakukan di kamar bedah meliputi pelayanan bedah
umum, kebidanan, mata dan pelayanan spesialis anak pada bayi baru lahir.
Pelayanan bedah dapat dilakukan selama jam kerja untuk operasi terjadwal dan
setiap saat untuk operasi emergensi.
4. Jenis operasi menurut waktunya
a. Operasi elektif dilakukan dengan perencanaan dan penjadwalan yang sudah
disetujui dokter anestesi dan dokter bedah.
b. Operasi emergensi dilakukan pada semua pasien yang harus segera diambil
tindakan pembedahan dalam waktu segera ( golden periode ).
D. Batasan Operasional
Batasan operasional kamar operasi dilaksanakan mulai pasien sampai diruang
persiapan operasi dan diserah terimakan dengan petugas kamar operasi sampai dengan
pasien selesai dilakukan tindakan operasi diruang pulih sadar ( recovery room ).
Setelah itu pasien dipindahkan keruang rawat atau ICU atau langsung pulang untuk
pasien one day care surgery ( ODCS ).
1. Jenis pelayanan bedah
Sebagai instalasi yang melakukan pelayanan pembedahan baik elektif maupun
pembedahan emergensi serat pembedahan one day care surgery ( ODCS ).
a. Operasi gawat darurat / cito / emergency
Operasi gawat darurat / cito adalah tindakan pembedahan yang membutuhkan
penanganancepat dan tidak boleh ditunda, karena bisa menagncam jiwa atau
menimbulkan kecacatan. Pendaftaran operasi gawat darurat dapat dilakukan
setiap saat, baik pada jam kerja ataupun jam diluar kerja.
b. Operasi berencana ( elektif )
Operasi berencana ( elektif ) adalah layanan tindakan pembedahan yang
dijadwalkan ke IBS maksimal satu hari sebelum pembedahan. Pasien yng
direncanakan
BAB II
GAMBARAN UMUM RUANGAN
Instalasi Bedah Sentral adalah unit dalam rumah sakit yang khusus
melakukan tindakan pembedahan baik segera (emergency ) maupun yang terencana
( elektif ). Oleh karena itu kamar bedah harus dirancang khusus untuk keperluan
tersebut, antara lain letaknya, bentuknya, dan luasnya sesuai dengan kebutuhan
masing – masing rumah sakit. Penentuan jumlah ruang operasi sangat tergantung dari
historis jumlah pasien dan prediksi pasien yang akan datang ke rumah sakit untuk
melakukan tindakan operasi.
Kamar Operasi adalah salah satu fasilitas yang ada di rumah sakit dan termasuk
sebagai fasilitas yang mempunyai banyak persyaratan. Fasilitas ini dipergunakan untuk
pasien pasien yang membutuhkan tindakan operasi, terutama untuk tindakan operasi
besar. Proses operasi meskipun hanya sebuah operasi , akan terbagi menjadi 3 periode
yaitu 1. Prior Surgery, 2. During Surgery dan 3. After Surgery.
Ruang Instalasi Bedah Sentral RSUD KLU terletak di lantai 2 (dua) tepat di atas
ruang ICU dan berseberangan dengan ruang Nifas dan ruang Anak. Terdapat 3 (tiga)
ruang operasi yang ada, yaitu ruang tindakan Obsgyn, ruang tindakan Bedah umum,
dan tindakan Mata. Kepala IBS RSUD KLU adalah dr. Kurniawan Sp.B., dan Kepala
ruangan adalah I Ketut Gunatra S. Kep. Ners , dengan jumlah dokter spesialis 7 (tujuh)
orang, yang terdiri dari 2 (dua) orang dokter spesialis Obsgyn, 2 (dua) orang dokter
spesialis Bedah umum,1(satu) orang dokter spesialis Anastesi, dan 1 (satu) orang dokter
spesialis Mata. Selain tenaga dokter spesialis, Ruang IBS RSUD KLU juga ditenagai oleh
1 (satu) orang perawat sirkuler, 9 (sembilan) orang perawat bedah, 2 (dua) orang perawat
mata, 2(dua) orang perawat anastesi, dan 2 (dua) orang perawat ruang pemulihan.
IBS RSUD KLU beroperasi 24 jam setiap harinya dengan jam kerja elektif dari pukul
07:00 s/d 14:00 wita (Senin-Sabtu) .Sedangkan untuk menangani pasien dalam keadaan
emergency (cito) ,tim OK terbagi menjadi beberapa kelompok yang terjadwal dalam
daftar jadwal cito sehingga ruang Operasi dapat selalu beroperasi kapan saja dibutuhkan .
2. Struktur Organisasi
Drg. NOVABUDIHARJO
KEPALA IBS
PERAWAT BEDAH
KEPALA RUANG IBS
NI PUTU KURNIAWATI., S,Kep Ners
I KETUT GUNATRA., S. Kep. Ners
MUHAMMAD IRAWAN Amd. Kep.
ADMINISTRASI IBS
BAB III
SUMBER DAYA RUANGAN
b) Saat pembedahan
Memperingatkan tim bedah steril jika terjadi penyimpanagn prosedur
aseptik
Membantu mengenakan jas steril dan sarung tangan untuk ahli bedah dan
asisten
Menata instrumen steril di meja mayo sesuai dengan urutan prosedur
pembedahan
Memberikan cairran antiseptik kulit daerah yang akan di insisi
Memberikan laken steril untuk prosedur drapping
Memberikan instrumen kepada ahli bedah sesuai urutan prosedur dan
kebutuhan tindakan pembedahan secara terpat dan benar
Memberikan duk steril kepada operator dan mengambil kain kasa yang
telah digunakan dengan memakai alat
Menyiapkan benag jahit seusai kebutuhan dalam keadaan siap pakai
Mempertahankan instrumen selama pembedahan dalam keadaan tersusun
secara sustematis untuk memudahkan saat bekerja
Membersihkan instrumen dari darah pada saat poembedahan untuk
mempertahankan sterilisaisi alat dari meja mayo
Menghitung kain kasa , jarum, dan instrumen
Memberitahukan hasil perhitungan jumlah alat kain kasa dan jarum pada
ahli bedah sebelum operasi dimulai dan sebelum luka situtup lapis demi
lapis
Menyipakan cairan untuk mencuci luka
Membersihkan kulit sekitar luka setelah luka dijahit
Menutup luka dengan kain kasa steril
Menyiapkan bahan pemeriksaan labolatorium / patologi jika ada
c) Setelah pembedahan
Memfiksasi drain dan kateter jika terpasang
Membersihkan dan memeriksa adanya kerusakan kulit pada daerah yang
dipasang elektrode
Mengganti alat teniun , baju pasien, dan penutup serta memindahkan
pasien dari meja operasi ke brankar pasien
Memeriksa dan menghitung semua instrumen sebelum dikeluarkan dari
kamar operasi
Memeriksa ulang catatan dan dokumentasi pembedahan dalam keadaan
lengkap
Membersihkan instrumen bekas pakai dengan cara
- Pembersihan awal
- Merendam dengan cairan disinfektan yang mengandung enzim
Membersihkan kamar operasi setelah tindakan pembedahan selesai agar
siap pakai
c. Perawat Sirkulasi (circulating nurse)
Adalah tenaga perawat profesional yang diberikan wewenang dan tanggung jawab
membantu kelamcaran pelaksanaan tindakan pembedahan
1) Persyaratan
a) Pendidikan
Berijazah pendidikan formal keperawatan minimal D III Keperawatan yang
diakui oleh pemerintah atau yang berwenang
b) Mempunyai pengalaman kerja di kamar operasi lebih dari 5 tahun
c) Mampu mensupervisi anggota tim operasi
d) Mampu berkolaborasi dengan dokter bedah dan dokter anastesi
e) Mampu memimpin rencana asuhan keperawatan perioperatif di kamar
bedah
f) Mempunyai bakat dan minat
g) Berdedikasi tinggi
h) Berkepribadian mantap, emosi stabil
i) Dapat bekerjasama dengan anggota tim
j) Cepat tanggap
2) Tanggung Jawab
Secara administratif dalam kegiatan keperawatanm bertanggung jawab kepada
kepala kamar operasi dan secara operasional bertanggung jawab kepada ahli
bedah.
3) Uraian Tugas
a) Sebelum pembedahan
Menerima pasien yang akan di bedah
Melakukan serah terima pasien dan perlengkapan sesuai isisan cheklist
dengan perawat ruang rawat
Memeriksa dengan menggunakan formulir cheklist meliputi :
- Kelengkapan dokumen medis antara lain : izin operasi, hasil
pemeriksaan labolatorium terakhir, hasil pemeriksaan radiologi / foto
rontgen, hasil pemeriksaan ahli bedah / anastesi pra visite anastesi,
dan hasil konsultasi ahli lain sesuai kebutuhan.
- Kelengkapan obat obatan, cairan, alat kesehatan
- Persediaan darah bila diperlukan
Melakukan pengkajian keperawatan
Memeriksa persiapan fisik
Menyusun asuhan keperawatan pre Operasi
Memberikan penjelasan ulang kepada pasien sebatas kewenangan
tentang :
- Gambaran rencana tindakan pembedahan yang akan dilakukan
- Tim bedah yang akan menolong
- Fasilitas yang ada di kamar bedah antara lain, mampu operasi dan
mesin pembiusan
- Tahap tahap anastesi
b) Saat pembedahan
Mengatur posisi pasien sesuai jhenis pembedahan dan bekerjasama
dengan petugas anastesi
Membuka set steril dengan memperhatikan teknik aseptik
Mengingatkan tim bedah jika mengetahui adamnya penyimpangan
penerapan tehnik aseptik
Mengikat tali jas steril tim bedah
Membantu mengukur dan mencatat kehilangan darah dan cairan dengan
cara mengetahui jumlah produksi uruine, jumlah perdatrahan, jumlah
cairan yang hilang
- Cara menghitung perdarahan :
Berat kasa kering harus diketahui sebelum dipakai, timbang kain kasa
basah, selisih berat kain kasa basah dan kain kasa kering adalah
perdarahan
- Cara menghitung pengeluaran jumlah cairan :
Jumlah cairan dalam botol suction yang berasal dari pasien diukur
dengan membaca skala angka angka dalam botol suction
- Cara mengetahui jumlah produksi urine :
Jumlah produksi urine di dalam urine bag diukur dan di catat setiap
jam atau periodik ( Normal 1 : 2 cc/ kg BB/jam)
Mencatat jumlah cairan yang hilang dengan cara menjumlahkan
perdarahan yang berasal dari kasa, suction, dan urine dikurangi oleh
pemakaian cairan untuk pencucian luka selama pembedahan
Melaporkan hasil pemamntauan hemodinamik kepada ahli anastesi
Menghiubungi petugas penunjang medis ( petugas radiol;ogi, petugas
labolatorium ) bila diperlukan selama pembedahan
Mengumpulkan dan menyiapkanm bahan pemeriksaan
Menghitung dan mencata pemakaian kain kasa dengan bekerja sama
dengan perawat instrumen
Mengukur dan mencatat tanda vital
Mengambil instrumen yang jatuh dengan menggunakan alat dan
memisahkannya dari instrumen yang steril
Memeriksa kelengkaan instrumen dan kain kas bersama perawat
instrumen agar tidak tertinggal dalam tubuh pasien sebelum luka operasi
ditutup
1. Tenaga Keperawatan
IRI / ICU harus memiliki jumlah perawat yang cukup dan sebagaian besar
terlatih. (diganti) menjadi : jumlah perawat di IRI / ICU ditentukan berdasarkan
jumlah tempat tidur dan ketersediaan ventilasi mekanik. Perbandingan perawat :
pasien 1:1, sedangkan perbandingan perawat : pasien yang tidak menggunakan
ventilasi mekanik adalah 1:2.
a. Distribusi Ketenagaan
Tabel 1.1
c. Uraian Pendidikan
1) Kajian data pendidikan formal
Distribusi Perawat Berdasarkan Pendidikan Dan Jenis Pelatihan Yang Pernah Diikuti di
Ruang ICU RSUD tanjung Kabupaten Lombok Utara
Pelatihan yang
No Nama Jabatan Pend Gol
pernah diikuti
1. L. Saejudin,S.Kep. Ners Karu S1 BTCLS, ICU
2. Tri Adam Prajawan, S.Kep. Ns PP S1
3. Evi Ernawati, A.Md. Kep PA D3
4 Novan Juwedi Saputra, PA D3
A.Md.Kep
5. Zulfitrayadi, A.Md.Kep PA D3
6. Sehilviani Safitri, S.Kep. Ns PA S1
7. Nurbaiti Aulia, A.Md.Kep PA D3
8. Deny Firdaus, A.Md.Kep PA D3
9. Khairun Nisa, A.Md.Kep PA D3
10. Ns. Wahyu Ardian, S.Kep PA S1
11. Desak Made Patni PA D3
Dewi,A.Md.Kep
12 Baiq Ratih Sriwulan,A.Md.Kep PA D3
Tabel 1.2
Berdasarkan data diatas, pendidikan tenaga perawat di ruang ICU adalah 45,5%
tamatan S1, Keperawatan, 50,5% tamatan D3 Keperawatan yang telah mengikuti pelatihan.
Berdasarkan hasil tersebut menunjukan bahwa mayoritas pendidikan keperawatan terkait
diruang ICU adalah lulusan D3 keperawatan.
f. Mendelegasikan tugas pada perawat penanggung jawab ruangan pada jaga s/m/l
h. dll.
2. Perawat Pelaksana
b. Melakukan konfirmasi tentang kondisi pasien segera setelah operan setiap pasien
d. Mengikuti pre conference yang dilakukan oleh PN/PP setiap awal tugas
m. Berkoordinasi dengan tim kesehatan lain bila ada masalah pada pasien seperti
dengan tenaga dokter.
3. Administrasi Ruangan
JUMLAH
JUMLAH
NO BULAN HARI BOR (%)
PASIEN
PERAWATAN
1 Februari 7 29 51.8%
2 Maret 14 33 53.2%
3 April 11 35 58.3%
4 Mei 13 49 79.0%
5 Juni 11 36 60.0%
6 Juli 5 41 66.1%
7 Agustus 11 27 43.5%
8 September 12 12 25%
9 Oktober 18 60 48%
10 November 23 45 37%
11 Desember 28 99 79%
JUMLAH 153 466
RATA-RATA 13.9 42.3 54.62%
Tabel 1.3
Sumber :Buku Registrasi ruang ICU
Berdasarkan hasil perhitungan di dapatkan rata-rata jumlah pasien Bulan
Februari sampai dengan bulan September 2017 didapatkan hasil rata-rata
jumlah pasien 34.6 % dan berdasarkan JHP 52.13 %.
Kondisi
No Nama Alat Standar Jmlh Ket
Baik Rusak
1 Senter / Pen Ligh 1 1 1 0
2 Termometer 1 2 2 1
3 Tensimeter 1 1 1 0
4 Oxymetri 1 1 1 0
5 Stetoskop 1 1 1 0
6 Bed Pasien 4 4 4 0
7 Bed Transfer Pasien 1 1 1 0
8 Ventilator 1 1 1 0
9 Monitor 4 4 4 0
10 Suction 1 1 1 0
11 Troli kecil 2 2 0 0
12 Standar infus 4 4 4 0
13 Pispot 1 1 1 0
14 Defibrilator 1 1 1 0
15 EKG 1 1 1 0
16 Syringe Pump 2 2 2 0
18 Infus Pump 2 2 2 0
19 Lampu Rotgen 1 1 1 0
20 Regulator 7 7 7 0
21 Amubag 2 2 1 1
22 Troli emergency 1 1 1 0
Tabel 1.4
b. Inventaris Alat- Alat Perlengkapan di Ruang ICU
Inventaris Alat Rumah Tangga
di Ruang ICU RSUD Lombok utara
Kondisi
No Nama Alat Standar Jmlh Ket
Tabel Baik Rusak 1.5
Tempat sampah non
2 3 3 -
medis
Tempat sampah
1 1 2 -
infeksius
Ember Besar 2 2 2 -
Telepon 1 1 1 -
Lemari etalase alat 2 2 2 -
Loker obat 1 1 1 -
Lemari linen 1 1 1 -
Komputer 1 1 1 -
Meja 1 1 1 -
Ruang perawat 1 1 1 -
Lemari kayu 1 1 1 -
Kursi plastik 4 4 4 -
Meja makan pasien 3 3 3 -
AC 2 2 2 -
Tempat tisu 2 2 2 -
Nurse Station 1 1 1 -
Baskom besar 14 3 3 -
Heater Air 1 1 1 -
1. Ballpoint 2
2 Blangko resep 1 Rim
31 Isi staples -
34 Penggaris 1
35 Spidol Permanen 2
45 Staples 2
Tabel 1.6
1. Rekapitulasi hubungan profesional antara staf keperawatan dengan pasien diruangan ICU
RSUD Kabupaten Lombok Utara
a. Kepala ruangan melakukan supervisi seluruh pasien yang ada di ruangan setiap awal
tugasnya
b. PP/PA mensuvervisi seluruh pasien yang menjadi tanggung jawabnya segera setelah
menerimaoperan tugas setiap pasien
c. PP menginformasikan peraturan dan tata tertib rs yang berlaku kepada pasien atau
keluarga pasien baru
d. PP memperkenalkan perawat dalam satu grup yang akan merawat pasien selama pasien
dirawat di rs
BAB IV
PENUTUP
Dari data diatas dapat di petik beberapa hal yang dapat menunjang untuk suatu
pelayanan yang optimal sehingga pasien yang datang berobat baik itu yang rawat inap
atau rawat jalan bisa mendapat kenyamanan dan kepuasan akan pelayanan yang ada di
RSUD Tanjung Kabupaten Lombok Utara. seperti dalam hal sarana dan prasarana
pelayanan yang ada di RSUD masih bisa dikatakan belum lengkap, hal itu merupakan
salah satu faktor yang dapat membuat pelayanan kesehatan belum bisa optimal sesuai
dengan apa yang diharapkan. fasilitas yang dapat menunjang seperti adanya fasilitas
ruang tunggu fasien, misalnya di rawat inap, adanya pagar keliling sehingga waktu
kunjungan pasien bisa lebih efektif.
Di Ruang ICU sarana dan prasarana penunjang sudah cukup lengkap. Ruang
tindakan belum tersedia sehingga tidak jarang tenaga atau staf menyiapkan alat di
tempat pasien. Usulan perencanaan
b. mengusulkan untuk pengadaan fasilitas seperti: seprai, linen, stik laken, dan
perlak.
c. khusus untuk ruang jaga perawat dan tindakan Staf ruang ICU mengusulkan:
1) Ruang tindakan dengan fasilitas seperti: loker obat pasien. Troli, kulkas obat
dll.
2) Ruang jaga perawat dengan fasilitas seperti: 1 meja Ners Station, 1 meja
khusus administrasi.
Daftar Lampiran