Anda di halaman 1dari 23

PENGANTAR PRAKTIK

PEMASANGAN NGT DAN


GASTRIK LAVAGE
RIYAN DWI PRASETYAWAN, S.Kep.,Ners,M.Kep
Pengertian
Pemasangan Nasogastrik Tube (NGT)
adalah prosedur memasukkan
selang/pipa panjang yang terbuat dari
polyurethane atau silicone melalui
hidung, esofagus sampai kedalam
lambung dengan indikasi tertentu.
Ukuran selang/pipa NGT

Dewasa: 16-18 Fr
Anak-anak: 12-14 Fr
Bayi: 6 Fr
Indikasi
Ada 3 indikasi utama pemasangan NGT:
1.Dekompresi isi lambung
Mengeluarkan cairan lambung pada pasien ileus
obstruktif/ileus paralitik peritonitis dan pankreatitis
akut. Perdarahan saluran cerna bagian atas untuk
bilas lambung (mengeluarkan cairan lambung)
2. Memasukkan Cairan/Makanan ( Feeding, Lavage
Lambung)
Pasien tidak dapat menelan oleh karena berbagai
sebab
Lavage lambung pada kasus keracunan
3. Diagnostik
Membantu diagnosis dengan analisa cairan isi
lambung
Kontraindikasi
Kontraindikasi pemasangan NGT meliputi:
1.Pasien dengan maxillofacial injury atau
fraktur basis cranii fossa anterior.
Pemasangan NGT melalui nasal
berpotensi untuk misplacement NGT
melalui fossa cribiformis, menyebabkan
penetrasi ke intrakranial
2.Pasien dengan riwayat striktur esofagus
dan varises esofagus.
3.Pasien dengan tumor esofagus
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi
akibat pemasangan NGT:
1.Iritasi hidung, sinusitis,
epistaksis, rhinorrhea, fistula
esophagotracheal akibat
pemasangan NGT jangka lama.
2.Pneumonia Aspirasi.
3.Hypoxia, cyanosis, atau
respiratory arrest akibat tracheal
intubation
Alat dan Bahan
Handscoen
Selang nasogastrik (Nasogastric tube) sesuai ukuran
dan kondisi pasien
Jelly atau lubricant
Stetoscope
Spuit 10 cc
Handuk
Perlak
Bengkok
Tongue spatel
Plaster non-allergenic
Pen light
gunting
Prosedur Tindakan
1. Melakukan Informed Consent kepada pasien:
a. Menjelaskan indikasi pemasangan NGT sesuai
dengan kondisi pasien.
b. Menjelaskan prosedur pemasangan NGT.
c.Meminta persetujuan pasien.
2. Menyiapkan peralatan dan bahan untuk
pemasangan NGT.
3. Mendekatkan peralatan dan bahan untuk
pemasangan NGT ke sebelah pasien.
3. Mencuci tangan dan memakai Personel
Protective Equipment (Handscoen).
4. Memposisikan pasien duduk tegak/high fowler
Prosedur Tindakan
5. memasang handuk di dada pasien untuk
menjaga kebarsihanjika seandainya pasien
muntah
6. meletakkan bengkok di dekat pasien
7. Melakukan pengukuran / perkiraan batas
lambung dengan menggunakan NGT, yaitu
dari hidung ke telinga, lalu dari telinga
keprocessus xiphoideus. Menentukan batas
panjang NGT yang akan dimasukkan
dengan melihat indikator yang ada pada
NGT dan memberikan tanda.
8. Mengolesi selang/pipa NGT dengan
Jelly/lubricant
9. Memasukkan NGT melalui hidung secara
pelan-pelan sampai mencapai lambung
(sampai batas yang telah ditentukan
sebelumnya), sambil memasukkan selang NGT
minta pasien menarik nafas dalam sambil
menelan.
10. Setelah sampai batas /tanda selang NGT
yang ditentukan tadi cek apakah selang sudah
benar-benar masuk dengan pen light , jika
ternyata masih di mulut tarik kembali selang
dan pasang lagi.
11. jika selang sudah benar-benar masuk, periksa kepatenan letak
NGT apakah sudah sampai lambung atau belum dengan beberapa
tes yang bisa digunakan:
a. Menyemprotkan udara yang berada di dalam spuit dengan cepat
sambil mendengarkan ada tidaknya suara “whoosh”pada
stetoskop setinggi epigastrium kiri. Jika terdengar suara “whoosh”
maka NGT telah masuk ke dalam lambung. Jika tidak terdengar
maka selang NGT dimasukkan/dikeluarkan beberapa cm. Kemudian
dilakukan pengulangan metode “whoosh”hingga terdengar suara
pada stetoskop.
b. Metode lain yang bisa digunakan adalahaspirasi yaitu
menghisap cairan lambung dan melihat warna cairan lambung
yang keluar melalui selang
c. Metode yang bisa digunakan selanjutnya yaitu memasukkan
ujung NGT ke dalam kom berisi air, jika muncul gelembung berarti
selang masuk ke saluran pernafasan, jika tidak muncul gelembung
berarti sudah masuk ke lambung
12. Melakukan fiksasi NGT pada hidung
dengan menggunakan plester non-
alergenik, jangan lupa mengklem ujung
selang NGT agar udara tidak masuk
13. Setelah selesai rapikan pasien dan
peralatan
14. Membuka dan membuang handschoen
pada tempat sampah medis.
15. Melakukan cuci tangan.
16. Melakukan evaluasi dan dokumentasi
GASTRIK LAVAGE
(KUMBAH LAMBUNG)
Definisi
lavase lambung adalah aspirasi
isi lambung dan pencucian
lambung dengan menggunakan
selang lambung.
kumbah lambung adalah
membersihkan lambung dengan
cara memasukkan air/cairan
tertentu ke dalam lambung dan
mengeluarkan kembali dengan
menggunakan selang lambung
(NGT)
Tujuan
Tujuan lavase lambung yaitu
sebagai berikut:
untuk pembuangan urgen
substansi dalam upaya
menurunkan absorpsi sistemik;
untuk mengosongkan lambung
sebelum prosedur endoskopik;
untuk mendiagnosis hemoragi
lambung dan menghentikan
hemoragi.
INDIKASI
1. Keracunan obat
2. Keracunan zat kimia
3. Keracunan makanan
4. Hematemesis
5. Untuk mengosongkan lambung
sebelum prosedur endoskopik
KONTRAINDIKASI
Kontraindikasi dilakukannya bilas lambung yaitu:
Keracunan oral lebih dari 4 jam;
Pasien keracunan bahan toksik yang tajam dan
terasa membakar (resiko perforasi esophageal)
serta keracunan bahan korosif (misalnya:
hidrokarbon, pestisida, hidrokarbon aromatic,
halogen);
Pasien yang menelan benda asing yang tajam;
Pasien tanpa gangguan reflex atau pasien
dengan pingsan (tidak sadar) membutuhkan
intubasi sebelum bilas lambung untuk
mencegah inspirasi.
ALAT DAN BAHAN
a) Selang lambung (NGT) sesuai ukuran yang
diperlukan.
b) Spuit 50 cc
c) Perlak dan handuk
d) Ember penampung
e) NaCl 0,9 % atau Air matang
f) Hand scoon steril
g) Spatel lidah
h) Corong
i) Pelicin / jelly
j) Stethoscope
k) Plester
l) Gunting Plester
PROSEDUR TINDAKAN
1. Persiapan alat
2. Persiapan pasien dan lingkungan
a. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang
tindakan yang akan dilakukan
b. Meminta persetujuan pasien
c. Menutup lingkungan dengan sketsel/ korden
d. Memposisikan pasien lateral ke kiri
3. Pelaksanaan
a. Alat didekatkan ke pasien
b. Memasang perlak di bawah kepala pasien sampai
sebatas bahu
c. Meletakkan handuk di dada pasien
d. Meletakkan bengkok di kanan pasien.
e. Meletakkan ember ke dekat pasien
f. Petugas mencuci tangan
g. Pasang handscoen
PROSEDUR TINDAKAN
h. Menentukan panjang slang NGT yang
masuk ke dalam lambung dari telinga
ke pangkal hidung sampai ke procesus
xypoideus atau dari Os frontal ke
procesus xypoideus dan diberi batas/
tanda dengan plester.
i. Memberi pelicin/jelly pada ujung
NGT lambung
j. Menutup  pangkal slangNGT  lambung
dengan cara menekuk/diklem
PROSEDUR TINDAKAN
k.Memasukkan slang NGT pelan-pelan ke
dalam lambung melalui hidung. Bagi pasien
sadar dianjurkan menelan sElang NGT
perlahan-lahan sambil menarik nafas dalam
l. Meyakinkan selang NGT masuk ke dalam
lambung dengan cara :
 sambungkan spuit yang sudah berisi udara
sekitar 10cc ke ujung NGT. letakkan
stetoskop di atas kuadran kiri abdomen
tepat di bawah garis costae. Masukkan
udara dan auskultasi sampai terdengar
suara “whoos”.
 Memasukkan ujung slangNGT sampai
terendam dalam mangkok berisi air dan
tidak tampak gelembung udara dan air.
PROSEDUR TINDAKAN
Setelah yakin selang NGT masuk ke
lambung pasien, fiksasi secara melingkar
dengan menggunakan plester.
m. Lipat/klem ujung selang NGT lalu
sambungkan dengan spuit 50 cc atau
boleh menggunakan corong.
n. Posisikan ujung NGT lebih rendah dari
lambung, injeksikan normal salin / air
dengan perlahan tetapi pasti dan jangan
memaksa ( masukkan 200-300 cc)
PROSEDUR TINDAKAN
o. Setelah cairan dimasukkan, aspirasi cairan
sebanyak ± 20 cc, kemudian dilanjutkan dengan
membiarkan cairan keluar sendiri karena gravitasi,
tampung cairan di dalam waskom.
p. Membilas lambung dilakukan berulang kali sampai
air/cairan yang keluar dari lambung berwarna
jernih/tidak berbau racun.
q. Setelah selesai, rapikan alat
r.Cuci tangan
s. Mengobservasi tekanan darah, nadi, pernafasan,
dan respons pasien
t. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan
serta jumlah dan jenis Cairan yang masuk dan keluar
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai