Anda di halaman 1dari 15

VULVA HYGIENE

Makalah dibuat untuk mata kuliah Keperawatan Maternitas


yang diampu oleh Ibu Dina Indrati DS, M.Kep, Sp,Mat

DISUSUN OLEH :
ELVIRA KARTIKA
P1337420617055

S1 TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa berkat
rahmat dan nikmatnya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Vulva
Hygiene”
Dalam makalah ini saya akan menjelaskan tentang definisi, tujuan, indikasi,
dampak, faktor, waktu perawatan, prosedur, dan asuhan keperawatan. Penulis masih
dalam tahap belajar dalam pembuatan makalah ini, dan sangat menyadari bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapa pun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun
orang lain yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang
membangun dari anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang guna
membuat makalah ini menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Semarang, 22 Februari 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Judul ................................................................................................. i
Kata Pengantar .................................................................................. ii
Daftar Isi ........................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ...................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Definisi ................................................................................... 3
B. Tujuan Pelaksanaan Vulva Hygiene .......................................... 3
C. Indikas Vulva hygiene ............................................................. 4
D. Dampak Tidak Dilakukan Vulva hygiene ................................... 5
E. Faktor Yang Mempengaruhi Vulva Hygiene................................ 6
F. Prosedur Vulva Hygiene............................................................. 7
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian .............................................................................. 12
B. Diagnosa Keperawatan ............................................................ 14
C. Intervensi Keperawatan ........................................................... 15
D. Implementasi Keperawatan ..................................................... 17
E. Evaluasi ................................................................................... 17
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 18
B. Saran ...................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perawatan organ-organ reproduksi pada seorang wanita sangatlah penting.
Jika tidak dirawat dengan benar, maka dapat menyebabkan berbagai macam
akibat yang dapat merugikan. Kesehatan atau kebersihan organ reproduksi
memiliki peran penting dalam mencegah infeksi. Infeksi genitalia banyak terjadi
pada wanita, karena prinsip kebersihan kelamin yang tidak diketahui secara
memadai maka perlu pengetahuan tentang kebersihan yang baik bagaimana
cara menjaga kebersihan organ genitalia.
Vulva hygiene merupakan salah satu upaya untuk mencegah dan mengontrol
infeksi, mencegah kerusakan kulit, meningkatkan kenyamanan serta
mempertahankan kebersihan diri. Pada wanita, perawatan vulva hygiene dapat
dilakukan dengan membersihkan daerah genitalia ekternal pada saat mandi
maupun bak/bab. Oleh karena itu tenaga kesehatan seperti perawat mampu
memberikan pelayanan kepada pasien guna memberikan rasa nyaman serta
memelihara kebersihan pada daerah genitalia wanita.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan vulva hygiene?
2. Apa saja tujuan dilakukan vulva hygiene?
3. Apa saja indikasi vulva hygiene?
4. Apa saja dampak tidak dilakukan vulva hygiene?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi vulva hygiene?
6. Bagaimana prosedur vulva hygiene?
7. Bagaimana asuhan keperawatan vulva hygiene?

C. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah maka makalah ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui vulva hygiene.
2. Untuk mengetahui tujuan dilakukan vulva hygiene?
3. Untuk mengetahui indikasi dilakukan vulva hygiene?
4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi vulva hygiene?
5. Untuk mengetahui prosedur vulva hygiene?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Vulva hygiene adalah suatu tindakan keperarawatan untuk memelihara
kebersihan organ eksternal genitalia wanita pada klien yang sedang nifas atau
tidak mampu secara mandiri membersihkan vulva dan daerah sekitarnya.
Kebutuhan vulva hygiene dilakukan untuk memenuhi salah satu kebutuhan dasar
manusia yaitu kebutuhan personal hygiene. Vulva hygiene dilakukan dengan cara
teratur membasuh bagian di antara vulva (bibir vagina) dan juga bagian yang
terkait disekitarnya seperti uretra, vagina, perineum secara hati-hati
menggunakan air bersih setiap habis buang air kecil, buang air besar dan ketika
mandi dengan tujuan mencegah terjadinya infeksi pada vulva dan menjaga
kebersihan vulva.
Pemenuhan kebutuhan vulva hygiene akan meningkatkan kenyamanan dan
mencegah infeksi. Tindakan ini paling sering menggunakan air hangat yang
dialirkan setelah berkemih atau defekasi, hindari penyemprotan langsung.

B. Tujuan Pelaksanaan Vulva Hygiene


1. Mencegah terjadinya infeksi pada vulva
2. Menjaga kebersihan daerah vulva
3. Memberikan rasa nyaman pada pasien
4. Mencegah masuknya mikroorganisme pada daerah vulva

C. Indikasi Vulva Hygiene


Salah satu pemenuhan kebutuhan personal hygiene yaitu kebutuhan vulva
hygiene sangat penting terutama pada wanita. Pemenuhan tindakan vulva
hygiene yang dilakukan oleh perawat kepada pasien di Rumah Sakit.
1. Pasien yang harus istirahat di tempat tidur (misal pasien post seksio sesaria)
2. Pasien setelah berkemih atau defekasi
3. Pasien setelah melahirkan (ibu nifas) atau ibu post partum
4. Pasien yang immobilitas (misal patah tulang)
5. Pasien yang akan dilakukan pemasangan kateter
6. Pasien yang mengalami patologis (seperti keputihan)
7. Pasien yang mengalami luka pada vulva

D. Dampak Tidak Dilakukan Vulva Hygiene


1. Terjadi infeksi pada area vagina, contohnya infeksi jamur vagina
2. Terjadi keputihan
3. Terjadi bau tidak sedap pada area vagina
4. Terjadi gatal-gatal
5. Beresiko menimbulkan penyakit seperti tokso, torch, dan gonorhae

E. Waktu Perawatan Vulva Hygiene


1. Saat Mandi
Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah
terbuka maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang
tertampung pada pembalut, untuk itu maka perlu dilakukan penggantian
pembalut, demikian pula pada perineum ibu, untuk itu diperlukan
pembersihan perineum.
2. Setelah Buang air kecil
Pada saat buang air kecil, pada saat buang air kecil kemungkinan besar
terjadi kontaminasi air seni pada rektum akibatnya dapat memicu
pertumbuhan bakteri pada perineum untuk itu diperlukan pembersihan
perineum.
3. Setelah Buang air besar
Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran
disekitar anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke
perineum yang letaknya bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan
anus dan perineum secara keseluruhan.
F. Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Vulva Hygiene
Adapun faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi wanita melaksanakan
vulva hygiene adalah :
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan penampilan dari hasil tahu dan terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Jika seorang
wanita belum pernah mendapat contoh baik tentang vulva hygiene, maka
kemungkinan wanita tersebut tidak akan tahu cara vulva hygiene yang benar.
2. Pengalaman
Pengalaman merupakan salah satu cara mendapatkan pengetahuan yaitu
dengan cara melalui pengamatan dan pengajaran yang diperlukan untuk
memperoleh ketrampilan dalam hidup. Jika seorang wanita pernah melihat
atau belajar tentang vulva hygiene yang salah, maka kemungkinan akan
meniru sehingga perilaku yang ditiru tersebut juga akan salah.
3. Pendidikan
Dengan pendidikan yang tinggi, kemungkinan wanita makin mudah
menerima informasi yang diberikan oleh petugas tentang vulva hygiene,
karena pendidikan merupakan suatu proses penyampaian bahan atau materi
kepada sasaran guna mencapai perubahan tingkah laku.
4. Sosial dan Budaya
Pengaruh sosial budaya yang negatif, kemungkinan akan menghambat
kemampuan wanita dalam melakukan vulva hygiene secara benar, misalnya
kebiasaan memakai air asam hangat untuk cebok dan menggunakan abu
dapur dibungkus kain kemudian dipakai untuk pembalut. Sedangkan pengaruh
sosial budaya yang positif, misalnya mengganti pembalut setiap kali buang air
kecil dan buang air besar, kemungkinan akan mendorong wanita untuk
mencari informasi dan melakukan vulva hygiene secara benar.
5. Peran Keluarga
Peran keluarga sangat mempengaruhi pengetahuan wanita tentang vulva
hygiene, karena peran keluarga akan menunjukkan kepada beberapa perilaku
yang bersifat homogen yang diharapkan secara normatif dari keluarga dalam
situasi sosial tertentu. Dalam hal ini peran keluarga meliputi pengetahuan,
sikap dan perilaku. Keluarga mempunyai peran penting dalam perawatan
anggota keluarganya, yaitu membimbing wanita dalam perawatan vulva
higiene.

G. Prosedur Vulva Hygiene


SKOR
NO. BUTIR YANG DINILAI
0 1 2 3
A. SIKAP DAN PERILAKU
1. Mempersiapkan alat :
a. Perlak/ Pengalas
b. Selimut mandi
c. Tissu toilet
d. Handscon 1 pasang
e. Bengkok 2 buah, salah satu berisi lisol 2%
f. Tas plastik 2 buah
g. Kom berisi kapas sublimat (air dan kapas direbus bersama)
h. Celana dalam (bila diperlukan persiapan pembalut)
i. Pispot
j. Botol cebok berisi air hangat
k. Sampiran (bila perlu)
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan prosedur dan meminta ijin tindakan yang akan
dilakukan
4. Menyiapkan lingkungan dengan baik
5. Teruji memposisikan pasien dengan baik
6. Teruji tanggap terhadap reaksi pasien
7. Teruji sabar dan teliti
Score = 21
B. CONTENT/ISI
1. Membawa alat ke dekat pasien

2. Menjaga privacy pasien (memasang sampiran/ menutup pintu


dan jendela)
3. Mencuci tangan
4. Ganti selimut pasien dengan selimut mandi, ujung selimut
diantara tungkai, dua ujung lainnya mengarah masing-masing
sisi tempat tidur dan ujung lainnya pada dada klien
5. Atur posisi pasien dorsal recumbent
6. Memasang pengalas/ perlak dibawah bokong pasien
7. Melepas celana dan pembalut kemudian segera pasang pispot
sambil memperhatikan pengeluaran/ lochea. Celana dan
pembalut dimasukkan dalam tas plastik yang berbeda
8. Mempersilakan pasien bila ingin BAB/ BAK
9. Memakai handscon kiri
10. Siapkan botol cebok
11. Mengguyur vulva dengan air hangat dari depan ke belakang
12. Mengambil pispot
13. Dekatkan kom berisi kapas dan bengkok diantara kaki pasien
dekat vulva
14. Pakai handscon kanan
15. Ambil kapas secukupnya dengan tangan kanan
16. Tangan kiri membuka labia dengan ibu jari dan jari telunjuk
17. Membersihkan vulva mulai dari labia mayora kiri, labia mayora
kanan, labia minora kiri, labia minora kanan, vestibulum sampai
perineum. Arah dari atas ke bawah masing-masing dengan 1
kapas sekali usap
18. Keringkan dengan handuk/ tissu toilet
19. Sisihkan kom dan bengkok
20. Memasang celana dalam
21. Mengambil alas perlak
22. Merapikan pasien, mengganti selimut mandi dengan selimut
tidur
23. Atur posisi pasien agar nyaman
24. Membereskan alat-alat
25. Lepaskan handscon dan cuci tangan
26. Dokumentasi hasil
Score = 78
C. TEKNIK
1. Teruji melakukan prosedur secara sistematis dan berurutan

2. Teruji memberikan rasa empaty pada pasien

3. Teruji memperhatikan sterilitas pada setiap tindakan

4. Teruji melakukan dengan mantap dan tidak ragu-ragu

Score = 12
TOTAL SCORE = 111

KRITRIA PENILAIAN:
Tidak dikerjakan = Nilai 0
Dikerjakan dengan tidak benar = Nilai 1
Dikerjakan dengan ragu-ragu = Nilai 2
Dikerjakan dengan benar = Nilai 3
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN VULVA HYGIENE
PADA IBU POSTPARTUM

A. Pengkajian
1. Identitas
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, pekerjaan, pendidikan,
suku bangsa, status perkawinan, tanggal dan jam MRS, diagnosa medis
2. Keluhan utama
Biasanya klien mengeluh nyeri/ketidaknyamanan pada daerah kemaluannya
setelah melahirkan.
3. Riwayat kesehatan dahulu
4. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien mengeluh nyeri pada bagian kemaluannya disaat klien
bergerak dan berkurang apabila beristirahat.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Yang perlu ditanyakan adalah penyakit yang sifatnya menurun (hipertensi,
DM, Jantung) dan penyakit menular serta mempunyai riwayat persalinan
kembar.
6. Riwayat kesehatan psikososial
Biasanya pasien dengan masa nifas mengalami kecemasan tentang keadaan
bayinya serta nyeri pada daerah perineum.
7. Pola-pola fungsi kesehatan
a. Pola persepsi dan tata laksana kesehatan
Karena kecemasannya terhadap jahitan perineum biasanya klien BAK atau
BABnya menjadi sulit dan takut karena jahitannya dapat robek. Oleh
karena itu perlu dilakukan perawatan dan pengetahuan tentang cara vulva
hygiene setiap BAK atau BAB agar dapat terjadi infeksi dan jahitannya
dapat kering.

b. Pola nutrisi dan metabolisme


Biasanya klien pada masa nifas mengalami peningkatan nafsu makan dan
penurunan nafsu makan.
c. Pola eliminasi
Pada penderita post partum sering terjadi adanya perasaan sering atau
susah untuk BAK yang ditimbulkan oleh terjadinya odem dari trigono,
yang menimbulkan obstruksi dari uretra sehingga sering terjadi konstipasi.
Selain itu klien takut BAB atau BAK karena jahitannya robek atau nyerinya
bertambah.
d. Pola istirahat dan tidur
Pada klien nifas terjadi perubahan pada pola istirahat dan tidur karena
merasakan nyeri pada perineum.
e. Pola aktivitas dan latihan
Biasanya klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan terbatas,
misalnya makan, minum, duduk dan biasanya klien dengan nyeri perineum
terjadi keterbatasan aktivitas.
f. Pola sensori dan kognitif
Pada pola sensori klien mengalami nyeri pada perineum akibat luka jahitan
dan nyeri perut akibat involusi uteri. Pada pola kognitif terjadi pada ibu
primipara yang mengalami kecemasan atas nyeri yang dialaminya.
g. Pola persepsi dan kensep diri
Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan kehailannya lebih
menjelang persalinan. Dampak psikologisnya adalah terjadinya perubahan
konsep diri yaitu Body Image dan ideal diri.
h. Pola reproduksi dan sexual
Terjadi perubahan sexsual atau disfungsi sexual yaitu perubahan dalam
hubungan sexual yang tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan
nifas.
i. Pola hubungan dan peran
Dalam hubungan peran biasanya mengalami sedikit gangguan karena
masa nifas adalah masa dimana ibu harus istirahat dan melakukan
aktivitas terbatas.
j. Pola tata nilai dan kepercayaan
Klien dengan masa nifas tidak dapat melakukan ibadah, tetapi klien hanya
bisa berdoa karena klien masih dalam keadaan bedrest dan belum bersih
8. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Pada klien dengan nyeri perineum biasanya tidak terdapat kelainan pada
kepala
b. Lochea
Lochea rubra warna merah kehitaman
c. Vulva
Vulva bersih dan biasanya tidak ada masalah
d. Vagina
Dari vagina dapat dilihat ada tidaknya perdarahan, jumlah perdarahan dan
ada / tidaknya fluor albus
e. Uterus
Biasanya uterus lama kelamaan akan mengecil dan biasanya apabila ibu
baru post partum tinggi uterus adalah 1 jari bawah pusat
f. Perineum
Terdapat perobekan alami atau akibat episiotomi sehingga ini dapat
menyebabkan nyeri
g. Servik
Biasanya ibu nifas, keadaan serviknya menganga seperti corong berwarna
merah kehitaman, konsistensi lunak dan biasanya ada perobekan
h. Payudara
Biasanya ibu nifas, payudaranya tegang dan membesar, puting susu
menonjol, dan ini sebelumnya harus mendapatkan perawatan payudara
agar tidak terjadi infeksi, lecet dan bendungan ASI

B. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan adanya luka post
partum, peregangan perineum, luka episiotomy.
2. Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubung dengan personal hygiene kurang.
3. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien tentang menyusui.

C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa keperawatan 1 :
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan adanya luka post
partum, peregangan perineum, luka episiotomi
Tujuan : Nyeri berkurang / menghilang
Kriteria hasil :
a. Klien mampu beradaptasi dengan nyeri
b. TTV dalam batas normal
c. Wajah klien tidak menyeringai kesakitan
d. Klien tidak memegangi daerah yang sakit
e. Skala nyeri berkurang
Rencana tindakan :
a. Ciptakan lingkungan yang aman untuk pasien
b. Berikan posisi yang nyaman pada pasien
c. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif
d. Ajarkan teknik non farmakologi pada klien seperti teknik relaksasi dengan
nafas dalam
e. Monitor TTV
f. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik

Diagnosa keperawatan 2 :
a. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan personal hygiene kurang
Tujuan : Infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil :
a. Bebas tanda-tanda infeksi (REEDA)
b. TTV dalam batas normal
c. Tidak adanya PUS pada perineum
d. Luka jahit pada perineum baik dan tidak perdarahan
Rencana tindakan :
a. Monitor TTV
b. Lakukan vulva Hygiene tiap selesai BAK dan BAB
c. Berikan penjelasan pada klien tentang cara melakukan vulva hygiene
dengan benar
d. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Antibiotik
.
D. Implementasi Keperawatan
Adalah mengelola dan mewujudkan dari rencana perawatan meliputi tindakan
yang direncanakan oleh perawat melaksanakan anjuran dokter dan ketentuan
RS.

E. Evaluasi
Merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang menyediakan nilai
informasi mengenai pengaruh intervensi yang telah direncanakan dan
merupakan perbandingan dari hasil yang diamati dengan kriteria hasil yang telah
dibuat pada tahap perencanaan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemenuhan kebersihan diri dan lingkungan merupakan bagian dari
kebutuhan dasar manusia, termasuk pemenuhan kebutuhan kebersihan
genetalia pada wanita (Vulva Hygiene). Ini berarti bahwa setiap
manusia membutuhkan kenyamanan pada diri dan lingkungan. Kebutuhan
pemenuhan kebersihan genetalia wanita (vulva Hygiene) sangat penting
karena ini berdampak pada proses penyembuhan. Sepenuhinya kebutuhan
kebersihan diri khususnya vulva hygiene dapat membangkitkan motivasi klien
untuk bekerja sama dalam program perawatan. Pelaksanaan pemenuhan
kebersihan diri (vulva hygiene) pada klien wanita dilakukan pada pasien yang
tidak mampu secara mandiri dalam memenuhi kebutuhan vulva hygienenya.

B. Saran
Setiap wanita hendaknya menjaga kebersihan vulva agar tidak terjadi
infeksi pada area vagina, tidak terjadi keputihan, tidak ada bau yang tidak
sedap pada area vagina, tidak mengalami gatal-gatal, dan tidak terserang
penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai