Anda di halaman 1dari 8

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

SABRIANA
14420192131

Program Studi Profesi Ners


Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Muslim Indonesia
Makassar
2020
NAMA : SABRIANA
STAMBUK : 14420192131

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMBERIAN OBAT MELALUI NGT

Pengertian Pemberian Obat melalui Nasogastrik adalah pemberian


nutrisi dan air melalui selang gastrointestinal

Tujuan Memenuhi kebutuhan nutrisi melalui selang


gastrointestinal
Indikasi 1. Pasien yang mengalamio gangguan menelan
Pra Interaksi 1. Membaca program terapi keperawatan
R/ meminimalkan terjadinya kesalahan dalam
prosedur tindakan yang akan dilakukan oleh perawat
2. Mengecek identitas pasien
R/ meminimalkan terjadinya kesalahan dalam hal
salah pasien
3. Menyiapkan peralatan
R/ bersiap untuk melakukan tindakan
 perlak
 handscoon
 gelas berisi nutrisi yang akan diberikan
 corong/ spuit ukuran 50 cc
 standard infus
4. Mencuci tangan
R/ mencegah dan meminimalkan penyebaran
mikroorganisme
Orientasi 1. Memperkenalkan diri dengan salam terapeutik dan
validasi data : nama pasien, keluahan, data lain terkait
R/ menerapkan komunikasi terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan langkah-langkah tindakan
R/ mengurangi kecemasan dan meningkatkan
kenyamanan pasien
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien sebelum
melakukan tindakan
R/ agar pasien dapat bersedia untuk dilakukan
tindakan
4. Membawa dan meletakkan alat di dekat pasien.
R/ memudahkan perawat melakukan tindakan
Interaksi 1. monitor status cairan dan elektrolit
R: agar tidak jauh di jangkau ketika akan melakukan
tindakan
2. monitor adanya suara bising usus
R: untuk mengetahuai suara bising usus
3. Elevasikan kepala tempat tidur selama pemberian
makanan
R: agar pasien tetap aman dan merasa nyaman
4. pertahankan dan memberikan pemahaman kepada
keluarga selama pemberian nutrisi
R: untuk menstimulasi terbiasanya aktivitas
pemberian nutrisi
5. lakukan irigasi sebelum pemberian nutrisi berlanjut
dan setiap kali sesudah pemberian nutrisi
R: untuk tetap menjaga kebersihan selang
6. monitor terhadap sensasi penuh atau kenyang, mual
dan muntah
R: untuk mengetahui apakah makanan sudah masuk
7. periksa residu/ sisa-sisa setiap akan diberikan nutrisi
R: untuk menjaga kebersihan pasien
8. pertahankan pemberian makan melalui selang jika
residu lebih dari 150 cc atau lebih dari 110-120% per
jam untuk orang dewasa
R: untuk tetap konsisten dalam pemberian makanan
9. ganti selang pemberian makan dan selang infus
secara teratur, sesuai prosedur
R: untuk tetap menjaga kebersihan pasien
10. bersihkan kulit di sekitar pemasangan alat setiap hari
dengan sabun ringan lalu keringkan
R: untuk mencegah iritasi kulit dan kenyamanan
11. Merapikan pasien, lingkungan dan alat
R: menerapkan etika keperawatan
12. Cuci tangan
R : Mencegah penyebaran mikroorganisme
13. Rapikan alat-alat
R : bereskan alat agar terlihat rapih
Terminasi 1. Lakukan evaluasi sesudah melakukan tindakan
R/: mengetahui keadaan pasien setelah dilakukan
tindakan
2. Atur kembali posisi pasien dalam posisi yang
senyaman mungkin
R/ agar pasien merasa rileks
3. Menyampaikan rencana tindak lanjut
R/: pasien mengetahui tindakan yang akan dilakukan
selanjutnya
4. Berpamitan
R/: menjaga komunikasi yang baik dengan pasien
5. Dokumentasi
R/: mencatat perkembangan pasien
DAFTAR PUSTAKA

https://www.youtube.com/watch?v=ch0m2NAGv5k (Akses pada tanggal 24


Maret 2020)

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wpcontent/uploads/2017/08/Praktikum-
KDM-2-Komprehensif.pdf (Akses pada tgl 24 Maret 2020)

Nama : SABRIANA
NIM : 14420192131
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

BATUK EFEKTIF
Pengertian Batuk efektif adalah batuk untuk mengeluarkan seket yang
terakumulasi dan mengganggu di saluran pernafasan dengan
cara dibatukkan.
Tujuan 1. Membebaskan jalan napas dan akumulasi sekret
2. Mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan diagnostik
3. Mengurangi sesak napas akibat akumulasi sekret
Indikasi Pada pasien dengan penumpukan sekret pada jalan nafas
Pra interaksi 1. Membaca program terapi keperawatan
R/ meminimalkan terjadinya kesalahan dalam prosedur
tindakan yang akan dilakukan oleh perawat
2. Mengecek identitas pasien
R/ meminimalkan terjadinya kesalahan dalam hal salah
pasien
3. Mencuci tangan
R/ mencegah dan meminimalkan penyebaran
mikroorganisme
Orientasi 1. Memperkenalkan diri dengan salam terapeutik dan
validasi data : nama pasien, keluahan, data lain terkait
R/ menerapkan komunikasi terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan langkah-langkah tindakan
R/ mengurangi kecemasan dan meningkatkan
kenyamanan pasien
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien sebelum
melakukan tindakan
R/ agar pasien dapat bersedia untuk dilakukan tindakan
Interaksi Tahap Kerja
1. Atur posisi yang dirasa enak oleh pasien (semi fowler)
dengan lutut ditekuk, punggung dan kepala diberi
bantal atau posisi supinasi dengan kepala diberi bantal
dan lutut ditekuk
R: untuk membantu otot abdomen rileks
2. Anjurkan klien minum air hangat
R: air hangat membantu mengencerkan sekret
3. Melatih pasien melakukan pernapasan perut
R: untuk menambah kekuatan dan tahanan pada otot
perut
4. Anjurkan klien tetap rileks jangan melengkungkan
punggung dan konsentrasi pada pengembangan
abdomen sejauh yang dapat dilakukan. meminta klien
menahan napas hingga 3 hitungan.
R: agar pada saat inspirasi udara yang kaya oksigen
terhirup dan masuk ke paru-paru secara menyeluruh
5. Anjurkan klien untuk mengerutkan bibir seperti
bersiul dan mengeluarkan udara dengan pelan dan
tenang hingga 3 hitungan.
R: agar pada saat ekspirasi tidak ada hambatan pada dada
6. Anjurkan klien merasakan mengempisnya abdomen
dan kontraksi otot
R: agar klien rileks
7. Pasang perlak/pengalas dan bengkok di pangkuan
klien jika klien duduk dan disamping/dekat mulut jika
klien tidur miring
R: untuk mengalasi agar sekret pasien tidak mengenai
pakaian klien
8. Anjurkan klien untuk melakukan napas dalam seperti
di atas dua kali, dan yang ketiga, saat menarik napas,
tahan napas dan batukkan dengan kuat
R: melatih batuk menggunakan kekuatan otot abdomen
Terminasi 9. Tampung sekret dalam sputum pot
R: menampung sekret sesuai untuk di lakukan
pemeriksaan lebih lanjut
10. Merapikan pasien, lingkungan dan alat
R: menerapkan etika keperawatan
11. Cuci tangan
R : Mencegah penyebaran mikroorganisme
11. Rapikan alat-alat
R : bereskan alat agar terlihat rapih
Evaluasi
1. Lakukan evaluasi sesudah melakukan tindakan
R/: mengetahui keadaan pasien setelah dilakukan tindakan
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut
R/: pasien mengetahui tindakan yang akan dilakukan
selanjutnya
3. Berpamitan
R/: menjaga komunikasi yang baik dengan pasien
Dokumentasi 1. Catat tindakan yang telah dilakukan
Rasional : mencatat tindakan yang telah dilakukan
sebagai bahan pelaporan pada tim medis/kesehatan

DAFTAR PUSTAKA

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wpcontent/uploads/2017/08/Praktikum-
KDM-2-Komprehensif.pdf (Akses pada tgl 24 Maret 2020)

Anda mungkin juga menyukai