Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga

1. Pengertian Keluarga
Friedman (1998), membuat defenisi keluarga sebagai berikut :
a. Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan,
darah dan ikatan adopsi.
b. Para anggota keluarga bisanya hidup bersama-sama dalam satu rumah
tangga, atau jika mereka hidup secara berpisah mereka tetap menganggap
rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka.
c. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam
peranan-peranan sosial keluarga seperti suami istri, ayah dan ibu, anak
laki-laki dan perempuan, saudara dan saudari.
d. Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang diambil dari masyarakat
dengan beberapa ciri unik tersendiri.
Menurut UU No. 19 Tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan
dan pembangunan keluarga sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari suami istri da anaknya, atau ibu dan anaknya
(Suprajitno, 2004).
Menurut Depkes (1998) keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri dari kepala keluarga serta beberapa orang yang terkumpul dan
tinggal disatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga adalah
dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah,
mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan material yang layak, bertakwa
kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota
keluarga dan masyarakat serta lingkungan (Sudiharto, 2007)
Dari beberapa pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa
keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari dua anak
atau lebih yang tergabung dan terkait karena hubungan darah perkawinan,
adopsi, dan hidup bersama dengan perannya masing-masing serta saling
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya dan mempertahankan suatu
kebudayaan.

2. Tipe Keluarga
Menurut Friedman (1986), dan Effendy (1998), menyatakan adanya
beberapa tipe/bentuk keluarga lain :
a. keluarga inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu,
dan anak.
b. Keluarga besar (extended family), adalah kelurga inti ditambah dengan
sanak saudara, seperti nenek, kakek, keponakan, dan sebagainya.
c. Kelurga berantai (serial family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga
inti.
d. Keluarga duda atau janda (single family), adalah keluarga yang terdiri dari
perceraian dan kematian.
e. Keluarga berkomposisi (composite), adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersamaan.
f. Keluarga kabitas (chabitation), adalah dua orang yang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.

3. Struktur Keluarga
Menurut Mubarak (2006), struktur keluarga terdiri dari :
a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur ayah.
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dari beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur
ibu.
c. Matrilokal adalah sepasang suami-istri yang tinggal bersama sedarah istri.
d. Patrilokal adalah sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
4. Fungsi Keluarga
Secara umum fungsi keluarga yang dikemukakan oleh Friedman (1998),
adalah sebagai berikut :
a. Fungsi efektif adalah fungsi yang utama untuk mengajarkan segala
sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan
orang lain. Fungsi ini membutuhkan untuk perkembangan individu dan
psikososial anggota keluarga.
b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi adalah fungsi mengembangkan
dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan
rumah untuk berhubungan dengan orang lain.
c. Fungsi repdoduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan
menjaga kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan
individu, meingkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi keperawatan / pemeliharaan kesehatan yaitu : fungsi untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
produktivitas tinggi.

5. Peranan Keluarga
Sehubungan dengan fungsi keluarga, maka peranan keluarga juga
diutamakan dalam kegiatan keluarga terutama peran ayah dan ibu. Seperti
yang dinyatakan oleh Mubarak, (2006), adalah sebagai berikut :
a. Peran Ibu
Ditinjau dari segi kehidupan secara keseluruhan, ibu berperan
sebagai satu rumah tangga yang dapat mengemudikan keluarga. Peran ibu
dalam keluarga antara lain mengatur situasi keluarga, keharmonisan,
kerukunan yang dapat mewarnai keluarga dalam hubungan tertentu. Dalam
hubungan dengan anak : ibu berperan sebagai seorang yang mempunyai
kaitan yang pertama. Dalam kehidupan anak, ibu merupakan kasih sayang
yang abadi.
b. Peranan Ayah
Dalam kehidupan sehari-hari ayah berperan sebagai kepala keluarga
bersama ibu untuk menjaga kelangsungan hidup keluarga. Peran ayah dalam
kehidupan keluarga adalah sebagai suami, ayah dari anak-anaknya, perncari
nafkah, pendidik, pelindung dan sebagai anggota masyarakat.

6. Tugas Keluarga
Menurut Friedmen dalam Effendy, (1998), tugas dari keluarga yaitu
mengenal gangguan perkembangan keadaan setiap anggota keluarga,
mengambil keputusan untuk tindakan yang tepat, memberikan perawatan
kepada anggota keluarga yang tidak dapat membantu diri karena cacat atau
uianya terlalu muda, mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan
untuk kesehatan dan kepribadian anggota keluarga, mempertahankan
hubungan timbal balik antara anggota keluarga dan lembaga-lembaga
kesehatan. Ini menunjukan pemanfaatan dengan baik akan fasilitas-fasilitas
kesehatan

7. Tahap Perkembangan Keluarga


Pembagian tahap perkembangan menurut Suprajitno (2004).
Tabel 1.
Tugas Perkembangan Keluarga Sesuai Tahap Perkembangan
Tahap Perkembangan Tahap Perkembangan (Utama)
1 2
a. Membina hubungan intim yang
memuaskan.
b. Membina hubungan dengan
1. Keluarga baru menikah keluarga lain, teman, dan
kelompk sosial
c. Mendiskusikan rencana memiliki
anak
a. Mempersiapkan diri menjadi
2. Keluarga dengan anak orang tua
baru lahir b. Adaptasi dengan perubahan
adanya anggota keluarga,
hubungan seksual
c. Mempertahankan hubingan
dalam rangka memuaskan
pasangannya
a. Memenuhi kebutuhan anggota
keluarga, misalnya : kebutuhan
tempat tinggal, privasi dan rasa
aman
b. Membantu anak untuk
3. Keluarga dengan anak
bersosialisasi
usia prasekolah
c. Pembagian tanggung jawab
anggota keluarga
d. Merencanakan kegiatan untuk
pertumbuhan dan perkembangan
anak
a. Membantu mensosialisasi anak
terhadap lingkungan luar rumah,
sekolah, dan lingkungan lebih
luas
4. Keluarga dengan anak b. Mempertahankan keintiman
usia sekolah pasangan
c. Mempunyai kebutuhan yang
meningkat, termasuk biaya
kehidupan dan kesehatan
anggota keluarga.
a. Memberikan kebebasan yang
seimbang dan bertanggung
jawab mengingat remaja adalah
5. Keluarga dengan anak seorang dewasa muda dan
remaja memiliki otonomi
b. Mempertahankan hubungan intim
dalam keluarga
c. Mempertahankan kominikasi
terbuka antara anak dan orang
tua. Hindarkan terjadinya
perdebatan, kecurigaan dan
permusuhan.
d. Mempersipkan perubahan sistem
peran dan peraturan (anggota)
keluarga untuk memenuhi
kebutuhan tumbuh kembang
anggota keluarga
a. Memperluas jaringan keluarga
dari kleuarga inti menjadi
keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman
6. Keluarga melalui
keluarga
pelepasan anak sebagai
c. Membantu anak untuk mandiri
dewasa
sebagai keluarga baru di
masyarakat
d. Penataan kemabali peran orang
tua
a. Mempertahankan kesehatan
individu dan pasangan usia
pertengahan
7. Keluarga usia b. Memeprtahankan hubungan yang
pertengahan serasi dan memuaskan dengan
anak-anaknya dan sebayanya
c. Meningkatkan hubungan
keakraban pasangan
a. Mempertahnkan suasana
kehidupan rumah tangga yang
saling mneyenangkan
8. Keluarga lanjut usia
pasangannya
b. Adaptasi dengan perubahan yang
akan terjadi, kehilangan
pasangan, kekuatan fisik dan
penghasilan keluarga
c. Mempertahankan keakraban
pasangan yang saling merawat
d. Melakukan life review masa lalu
Sumber : Suprajitno, 2004

8. Tujuan Perawatan Kesehatan Keluarga


Tujuan perawatan keluarga menurut Effendy (1998), adalah :
a. Tujuan Utama
Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara
kesehatan keluarga mereka sehingga dapat meningkatkan kesehatan
keluarga.
b. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan kemamapuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah
kesehatan yang dihadapi.
2) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah
kesehatan dasar dalam keluarga
3) Mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan
para anggota keluarganya
4) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap anggota keluarga sakit dan dalam mengatasi
masalah kesehatan keluarganya
5) Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu
hidupnya
B. Konsep Keperawatan Keluarga

1. Pengertian Keperawatan Keluarga


Keperawatan keluarga menurut Effendy (1998) adalah metode ilmiah
yang digunakan secara sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah
kesehatan dan keperawatan keluarga, merencanakan asuhan keperawatan dan
melaksanakan intervensi keperawatan terhadap keluarga sesuai dengan
rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu hasil asuhan keperawatan
yang dilakukan terhadap keluarga.

2. Tujuan Asuhan Keperawatan Keluarga


Supratjitno, (2004) mengatakan tujuan keperawatan keluarga terdiri dari :
a. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatannya secara mandiri.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang ingin dicapai adalah meningkatkan kemampuan
keluarga :
1) Mengenal masalah kesehatan keluarga
2) Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan
keluarga.
3) Melakukan tindakan keperawatan kesehatan yang tepat kepada
anggota keluarga yang sakit, mempunyai gangguan tubuh atau
keluarga yang membutuhkan kemampuan keluarga.
4) Memelihara lingkungan keluarga (fisik, psikis, dan sosial).
5) Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat (misalnya,
puskesmas, posyandu, atau sarana kesehatan lain untuk memperoleh
pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan keluarga)

3. Proses Keperawatan Keluarga


Proses keperawatan keluarga adalah metode ilmiah yang digunakan
secara sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan
keperawatan keluarga, merencanakan asuhan keperawatan dan melaksanakan
intervensi keperawatan terhadap keluarga sesuai dengan rencana yang telah
disusun dan mengevaluasi mutu hasil keperawatan yang dilaksanakan terhadap
keluarga (Nasrul, 1998).
Asuhan keperawatan keluarga melalui praktik keperawatan dengan
sasaran keluarga. Tahapan dari proses keperawatan keluarga adalah sebagai
berikut ; 1). Pengkajian keluarga dan individu dari dalam keluarga. Pengkajian
keluarga meliputi cara mengidentifikasi data demografi dan sosial kultural,
data lingkungan dan struktur dan fungsi keluarga, stress dan koping keluarga
yang digunakan keluarga dan perkembangan keluarga, sedangkan pengkajian
terhadap individu sebagai anggota keluarga meliputi : fisik, mental, emosi,
sosial dan spritual. 2). perumusan diagnosa keperawatan keluarga. 3).
Penyusunan perencanaan. 4). Pelaksanaan asuhan keperawatan. 5). evaluasi
Langkah-langkah proses keperawatan adalah pendekatan ilmiah atau
metode pemecahan masalah. Langkah-langkah proses keperawatan keluarga
sendiri dari ; pengkajian, analisa data, rumusan masalah, mendiagnosa
masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
a. Tahap pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat
mengumpulkan informasi secara terus-menerus tentang keluarga yang
dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan
keperawatan keluarga. Dalam menentukan masalah pasien dalam tahap ini
mengharuskan perawat menentukan secepat mungkin pengalaman lalu
pasien, pengetahuan yang dimiliki, perasaan dan harapan kesehatan dimasa
yag akan datang. Dalam tahap pengkajian terdiri dari beberapa tahap
meliputi :
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan kegiatan dalam menghimpun
informasi atau data dari berbagai pihak keluarga, petugas kesehatan
dan hasil rekawan medis. Data yang dikumpulkan adalah data yang
bersifat objektif dan subjektif, data demografi, riwayat tumbuh
kembang, riwayat penyakit keluarga, aktifitas sehari-hari, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan laboratorium. Sumber data yang didapatkan melalui
anamnessa, observasi dengan pemeriksaan fisik. Riwayat penyakit
sekarang, biasanya penderita malaria mengeluh demam, kurang nafsu
makan, banyak berkeringat, merasa pusing, mual, lemas, dan kelihatan
pucat. Keadaan ini harus segera mendapat pengobatan. Dalam hal ini
keluarga mempunyai keterlibatan dalam fungsi perawatan kesehatan
keluarga seperti kesanggupan keluarga dalam melakukan tugas
perawatan dengan memeriksakan anggota keluarga ke tempat pelayanan
kesehatan misalnya puskesmas. Riwayat penyakit keluarga, riwayat
kesehatan masing-masing anggota keluarga, adakah anggota keluarga
yang mengalami penyakit turunan atau penyakit yang sama. Riwayat
psikososial, Identifikasi hubungan sosial keluarga dalam masyarakat,
hubungan interaksi anggota keluarga, tanggapan pasien tentang
penyakitnya, fasilitas atau pelayanan kesehatan yang digunakkan
keluarga. Riwayat spritual, kaji ketaatan beribadah pasien dan
menjalankan kepercayaanya serta support sistem dalam keluarga. Pada
aktivitas sehari-hari, penyakit malaria terjadi karena keluarga kurang
memelihara lingkungan sekitar rumah, terlihat dari selokan yang kotor,
masih ada gantungan pakaian di dalam kamar, keadaan seperti ini dapat
dijadikan sarang nyamuk dan keluarga dapat terinfeksi malaria.
Pemeriksaan fisik, melakukan pemeriksaan infeksi dengan melihat
adanya anemia, splenomegali, hepatomegali, dan iktrus, dan
pemeriksaan palpasi dengan melakukan perabaan untuk mengetahui
adanya pembekakan pada organ limpa dan hati.

2. Analisa Data
Pada analisa data, kegiatan yang dilakukan yaitu menetapkan
masalah kesehatan keluarga. Ada 5 kelompok masalah keperawatan
keluarga yaitu ; 1) ketidaksanggupan mengenal masalah kesehatan
keluarga, 2) ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalan
melakukan tindakan yang tepat, 3) ketidakmampuan merawat anggota
keluarga yang sakit, 4) ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah
yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi
anggota keluarga, 5) ketidakmampuan menggunakan sumber di
masyarakat guna memelihara kesehatan.
b. Perumusan Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik tentang respon individu,
keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses
kehidupan yang aktual dan potensial (Allen, 1998). Diagnosa keperawatan
keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan pada pengkajian,
komponen diagnosa keperawatan meliputi: a) problem atau masalah, b)
etiologi atau penyebab, c) symptom atau tanda, yang dikenal dengan PES.
Tipologi diagnosa keperawatan meliputi :
1. Diagnosa aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami oleh
keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat
2. Diagnosa resiko/resiko tinggi adalah masalah keperawatan yang belum
terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan aktual dapat
terjadi cepat apabila tidak segera mendapat bantuan perawat.
3. Diagnosa potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga
ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan
mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat
ditingkatkan.
Diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan NANDA, 1995, yang
berkaitan dengan masalah fungsi perawatan kesehatan adalah sebagai
berikut :
a. Perubahan pemeliharaan kesehatan
b. Potensial peningkata pemeliharan kesehatan
c. Perilaku mencari pertolongan kesehatan
d. Ketidakefektifan penatalaksanaan aturan teraupetik keluarga
e. Resiko terhadap penyebaran penyakit
Tabel 2
Skala Untuk Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga
Sesuai Dengan Prioritas
No Kritera Skor Bobot
1 Sifat masalah 1
- Tidak/kurang sehat 3
- Ancaman kesehatan 2
- Krisis atau keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah 2
- Dengan mudah 2
- Hanya sebagaian 1
- Tidak dapat 0

3 Potensial masalah untuk dicegah 1


- Tinggi 3
- Cukup 2
- Rendah 1
4 Menonjolnya masalah 1
- Masalah berat harus segera 2
ditangani
- Ada masalah, tetapi tidak perlu 1
harus segera ditangani 0
- Masalah tidak dirasakan
Sumber : Suprajitno, 2004
Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan :
a. Tentukan skor untuk setia kriteria yang dibuat
b. Selanjutnya dibagi dengan angka yang tertinggi dan dikalikan dengan
bobot.

Skoring = skor
X Bobot
angka tertinggi
c. Perencanaan keperawatan keluarga
Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang
ditentukan perawat untuk dilaksanakan dalam memcahkan masalah
kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi dari masalah
keperawatan yang sering muncul pada pasien dengan malaria disusun
asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan prioritas masalah
keperawatan yaitu, resiko terhadap penyebaran penyakit berhubungan
dengan kurang pengetahuan keluarga mengenai malaria antara lain :
1).Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang penyakit
malaria
2). Dorong periode istirahat dan aktivitas yang terjadwal
3). Tinjau perlu kesehatan pribadi dan kebersihan lingkungan
4). Tekankan pentingnya terapi antibiotic sesuai kebutuhan
5). Identivikasi tanda dan gejala yang membutuhkan evaluasi medis
6). Beritahu kepada pasien untuk mengawasi penderita saat meminum obat
malaria.
d. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluarga
dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat
keluarga untuk mendapatkan perbaikan kearah perilaku hidup sehat.
Pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga didasarkan kepada asuhan
keperawatan yang telah didusun
e. Tahap Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil,
implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk
melihat keberhasilan bila hasil dan evaluasi tidak berhasil sebagian perlu
disusun rencana keperawatan yang baru.

Anda mungkin juga menyukai