N
DENGAN DIGNOSIS MEDIS TUBERKULOSIS PARU
DI RUANGAN INFECTION CENTER ( IC )
RSUP WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR
DISUSUN OLEH :
INDRI FEBRIANTI
23.04.022
CI LAHAN CI INSTITUSI
d. Nyeri dada. Nyeri dada ini jarang ditemukan, nyeri timbul bila
infiltrasi radang sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.
e. Malaise ditemukan berupa anoreksia, berat badan menurun, sakit
kepala, nyeri otot dan keringat di waktu di malam hari.
5. Klasifikasi tuberculosis paru
Penentuan klasifikasi penyakit dan tipe penderita penting
dilakukan untuk menetapkan paduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
yang sesuai dan dilakukan sebelum pengobatan dimulai. Klasifikasi
penyakit tuberkulosis paru :
a. TB Paru
Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak, TB Paru dibagi dalam :
1) TB Paru BTA (+)
Kriteria hasil dari tuberkulosis paru BTA positif adalah
Sekurang- kurangnya 2 pemeriksaan dari 3 spesimen dahak
SPS hasilnya BTA (+) atau 1 spesimen dahak SPS hasilnya (+)
dan foto rontgen dada menunjukan gambaran tuberculosis
aktif.
2) TB Paru BTA (-)
Pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA (-) dan foto
rontgen dada menunjukan gambaran TB Paru aktif. TB Paru
BTA (-), rontgen (+) dibagi berdasarkan tingkat keparahan
penyakitnya, yaitu bentuk berat dan ringan. Bentuk berat bila
gambaran foto rontgan dada memperlihatkan gambaran
kerusakan paru yang luas.
b. Tubekulosis ekstra paru
TB ekstra paru dibagi berdasarkan pada tingkat keparahan
penyakitnya, yaitu :
1) TB Paru ekstra-paru ringan
Misalnya : TBC kelenjar limfe, pleuritis eksudativa unilateral,
tulang (kecuali tulang belakang), sendi, dan kelenjar adrenal.
2) TB Paru ekstra-paru berat
Misalnya : meningitis, millier, perikarditis, peritonitis,
pleuritis eksudativa duplex, TBC tulang belakang, TBC usus,
TBC saluran kencing dan alat kelamin.
c. Tipe penderita
Berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya ada beberapa tipe
penderita, yaitu :
1) Kasus Baru
Adalah penderita yang belum pernah diobati dengan OAT
atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (30
dosis harian).
2) Kambuh ( Relaps )
Adalah penderita TB Paru yang sebelumnya pernah
mendapat pengobatan TB Paru dan telah dinyatakan sembuh,
kemudian kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan
dahak BTA (+).
3) Pindahan ( Transfer In )
Adalah penderita yang sedang mendapat pengobatan di suatu
kabupaten lain dan kemudian pindah berobat ke kabupaten
ini. Penderita pindahan tersebut harus membawa surat
rujukan/pindah (Form TB.09).
2) Psikologis
Biasanya klien mudah tersinggung, marah, putus asa
oleh karena batuk yang terus menerus sehingga keadaan sehari-
hari yang kurang menyenangkan.
3) Sosial
Ada perasaan rendah diri oleh karena malu dengan
keadaan penyakitnya sehingga klien selalu mengisolasi dirinya.
4) Spiritual
Adanya distress spiritual yaitu menyalahkan Tuhan
karena penyakitnya yang tidak sembuh-sembuh juga
menganggap penyakitnya yang manakutkan.
5) Produktifitas menurun oleh karena kelemahan fisik.
b. Terhadap Masyarakat
1) Apabila penemuan kasus baru TB Paru tidak secara dini serta
pengobatan Penderita TB Parupositif tidak teratur atau droup
out pengobatan maka resiko penularan pada masyarakat luas
akan terjadi oleh karena cara penularan penyakit TB Paru.
2) Lima langkah strategi DOTS adalah dukungan dari semua
kalangan, semua orang yang batuk dalam 3 minggu harus
diperiksa dahaknya, harus ada obat yang disiapkan oleh
pemerintah, pengobatan harus dipantau selama 6 bulan oleh
Pengawas Minum Obat (PMO) dan ada sistem pencatatan /
pelaporan.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. IDENTITAS
A. KLIEN
Nama inisial : NY. N
Tempat/tanggaal lahir (Umur) : Maros/ 07 Desember 2004 ( 18 Tahun )
Jeis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Belum Menikah
Agama/suku : Islam/Bugis
Warga Negara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Jl. Poros Bantimurung km 3
Kelurahan Alatengae
Kecamatan Bantimurung
Kabupaten Maros
B. PENANGGUNG JAWAB PASIEN
Nama : Ny.I
Alamat : Jl. Poros Bantimurung km 3
Kelurahan Alatengae
Kecamatan Bantimurung
Hubungan degan pasien : Saudara ( Adik )
2. DATA MEDIK
A. Diagnosa Medis
Saat Masuk : Tuberkulosis paru kasus baru terkonfirmasi
bakteriologis on OAT fase intensif
Saat pengkajian : Tuberkulosis Paru
3. KEADAAN UMUM
A. Keadaan Sakit : Klien Nampak terbaring lemah
B. Keluhan Utama : Sesak napas, Sulit bernapas, Batuk tidak berdahak
memberat sejak 1 minggu terakhir
C. Skala Nyeri NRS ( Numeric Ratting Scale )
P : Terasa nyeri di dada
Q: terasa tertusuk-tusuk
R: bagian dada
S: skala 2
T: Nyeri akut, hilang-timbul
D. Tanda-Tanda Vital
1. Kesadaran :
Kualitatif : Compos mentis
Kuantitatif :
SKALA GLASGOW COMA : 15
Respon Motorik : 6
Respon Bicara : 5
Respon Membuka Mata : 4
2. Tekanan Darah : 96/60 mmHg
3. Suhu : 36,6 C
4. Nadi : 62x/menit
5. Pernafasan : 20x/menit
Irama : Teratur
6. SpO2 : 97 %
E. PENGUKURAN
Lingkar lengan atas : 20,4 Cm
Tinggi badan : 158 Cm
Berat badan : 27 Kg
Indeks Masa Tubuh (IMT) : 10,8 Kg/m²
F. GENOGRAM
Keterangan :
= Laki-laki =Perempuan
= Klien =Meninggal
Generasi I : Kakek dan nenek pasien baik dari ayah maupun ibu telah
meninggal dunia dikarenakan faktor usia.
Generasi II : Bapak klien anak Ke- 4 dari 4 bersaudara dan ibu klien
anak pertama dari 3 bersaudara.
2. Data Objektif
Aktifitas Harian : Ket :
Makan :0 0 : Mandiri
Kerapian :2 1 : Bantu
Buang air besar :2 2 : Bantu orang
Buang air kecil :2 3 : Batuan alat&orang
Mobilitas ditempat tidur :0 4 : Bantuan penuh
Pasien merupakan pasien Partial Care ( membutuhkan bantuan
perawat sebagian )
E. KAJIAN POLA PERSEPSI KOGNITIF
1. Data Subjektif
a. Keadaan sebelum sakit : Klien menerima dirinya dengan baik
b. Keadaan sejak sakit : Klien mengatakan sudah mengetahui tentang
penyakitnya
2. Data Objektif
a. Observasi : Klien nampak kooperatif saat dilakukan pengkajian
b. Pemeriksaan fisik
Penglihatan :
Kornea : Normal
Pupil : Normal
Pedengaran : Normal
F. THORAKS DAN PERNAFASAN
a. Inspeksi : tidak ada kelainan bentuk pada columna vertebralis
b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan
c. N III – IV – VI : Pasien mampu melakukan putaran bola mata
menggerakkan konjungtiva, reflex pupil dan inspeksi kelopak mata
d. N VIII : Pendengaran pasien baik
e. N XI : Pasien mampu menggerakan kepala ke kiri dan ke kanan
f. Kaku kuduk : negatif
Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium :
Senin, 04 November 2023
2. Pemeriksaan Radiologi
Foto Thorax tanggal 03-12-2023
Konsolidasi yang tersebar pada kedua lapangan paru
Cor : kesan normal , aorta normal
Kedua sinus tumpul, kedua diafragma tenting
Tulang-tulang intak
3. Pengobatan
Terpasang infus NaCl 0,9% 20 TPM
500 cc/24 jam/IV
Terpasang O2 nasal kanul 3 LPM
Cefriaxon 2 gr/24 jam/IV
Azithromycin 500 mg/24 jam/oral
Acetylsistein 200 mg/8 jam/oral
Paracetamol 500 mg/8 jam/oral
2 tab 4 FDC mulai 20/10/2023
FDC :
Rifampisin 150 mg
Isoniazid 75 mg
Pirazinamida 400 mg
Etabutol 275 mg
Berat Badan Tahap Intensif Tahap Lanjutan
30 – 37 kg 2 tablet 4KDT 2 tablet 2KDT
38 – 54 kg 3 tablet 4KDT 3 tablet 2KDT
55 – 70 kg 4 tablet 4KDT 4 tablet 2KDT
≥ 71 kg 5 tablet 4KDT 5 tablet 2KDT
KDT : Kombinasi dosis tepat
Frekuensi Pernapasan
Usia Frekuensi
Bayi baru lahir 35-40
Bayi ( 6 bulan ) 30-50
Anak anak 20-30
Remaja ( 12-20 ) 16-20
Dewasa ( 30-40 ) 12-20
Bunyi Napas
3. Ronki
Kebalikan dari mengi, suara napas ronki terdengar seperti dengkuran atau
derak dengan nada rendah. Ronki disebabkan oleh penyumbatan pada saluran
udara besar.
Biasanya, ronki dialami oleh orang-orang yang memiliki penyakit asma
atau infeksi saluran pernapasan atas. Ronki bisa menghilang ketika Anda
batuk.
4. Stridor
ANALISA DATA
Penyebaran bakteri
DO : secara limfa
DO :
Peradangan dan alveola
- Vesikuler melemah pada dada mengalami konsidasi
sebelah kiri
- Batuk tidak efektif
- Ronchi ada dibasal hemithorax Terjadi lesi pada bagian
dextra dan di hemithorax paru
sinistra
- Pasien mengatakan jika batuk
ada lendir
Tekanan kapiler paru
meningkat
Kerusakan jaringan
paru meluas dan
mengalami nekrosis
Produksi sputum
meningkat
Secret terakumulasi
pada jalan napas
Dispea
Intoleransi aktivitas
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
D Hari/jam Implementasi
X
3 Rabu 06
09.00 Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
Desember frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2023 Hasil : Pasien mengatakan nyeri pada bagian dada
sebelah kiri dengan karakteristik seperti tertusuk-tusuk,
08.30-14.00
durasi nyeri ±30 menit hilang timbul, nyeri yang
dirasakan tidak menjalar
EVALUASI KEPERAWATAN
DX EVALUASI
O:
2 S:
O:
4 S:
5 S:
DAFTAR PUSTAKA