Oleh :
A. Pengertian
1. Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita
melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (Nursalam, dkk. 2008)
2. Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan
orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai
ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk
kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina) (Hidayat,
2006)
3. Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh
virus yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypty (Suriadi. 2010)
4. DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk
kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. (Suryady,2001,hal 57)
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengue haemorhagic
fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang
tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes
aegypty yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri
otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam.
B. Etiologi
Dengue haemoragic Fever (DHF) disebabkan oleh arbovirus (Arthopodborn Virus) dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepthy. Virus Nyamuk aedes aegypti
berbentuk batang, stabil pada suhu 37 0 C. Adapun ciri-ciri nyamuk penyebar demam
berdarah menurut (Nursalam ,2008) adalah :
C. Patofisiologi
Virus dengue masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dimana
virus tersebut akan masuk ke dalam aliran darah, maka terjadilah viremia (virus masuk
ke dalam aliran darah). Kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah
kompleks virus antibody yang tinggi akibatnya terjadilah peningkatan permeabilitas
pembuluh darah karena reaksi imunologik. Virus yang masuk ke dalam pembuluh
darah dan menyebabkan peradangan pada pembuluh darah vaskuler atau terjadi
vaskulitis yang mana akan menurunkan jumlah trombosit (trombositopenia) dan factor
koagulasi merupakan factor terjadi perdarahan hebat. Keadaan ini mengkibatkan
plasma merembes (kebocoran plasma) keluar dari pembuluh darah sehingga darah
mengental, aliran darah menjadi lambat sehingga organ tubuh tidak cukup
mendapatkan darah dan terjadi hipoksia jaringan.
Pada keadaan hipoksia akan terjadi metabolisme anaerob , hipoksia dan asidosis
jaringan yang akan mengakibatkan kerusakan jaringan dan bila kerusakan jaringan
semakin berat akan menimbulkan gangguan fungsi organ vital seperti jantung, paru-
paru sehingga mengakibatkan hipotensi , hemokonsentrasi , hipoproteinemia, efusi
pleura, syok dan dapat mengakibatkan kematian. Jika virus masuk ke dalam sistem
gastrointestinal maka tidak jarang klien mengeluh mual, muntah dan anoreksia.
Bila virus menyerang organ hepar, maka virus dengue tersebut menganggu sistem kerja
hepar, dimana salah satunya adalah tempat sintesis dan osidasi lemak. Namun, karena
hati terserang virus dengue maka hati tidak dapat memecahkan asam lemak tersebut
menjadi bahan keton, sehingga menyebabkan pembesaran hepar atau hepatomegali,
dimana pembesaran hepar ini akan menekan abdomen dan menyebabkan distensi
abdomen. Bila virus bereaksi dengan antbody maka mengaktivasi sistem koplemen
atau melepaskan histamine dan merupakan mediator factor meningginya permeabilitas
dinding pembuluh darah atau terjadinya demam dimana dapat terjadi DHF dengan
derajat I,II,III, dan IV.
PATHWAY
Mengigit manusia
Terjadi veremia
Depresi sumsum
Suhu tulang
Nyeri Hepatomegali
meningkat
otot
Trombosit
Hipertermi
menurun
malaise
Hipovolemia
Perubahan
Defisit nutrisi kurang
Resiko syok
volume dari kebutuhan
tubuh
Syok
D. Klasifikasi
Menurut Suriadi (2010) derajat penyakit DHF diklasifikasikan menjadi
4 golongan, yaitu :
- Derajat I : demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Uji
tourniquet positif, trombositopenia dan hemokonsentrasi.
- Derajat II : sama dengan derajat I, ditambah gejala perdarahan spontan.
- Derajat III : ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi
lemah dan cepat (> 120 x/mnt) tekanan nadi sempit (< 120 mmHg), kulit
dingin dan lembab serta gelisah.
- Derajat IV : syok berat disertai nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak
teratur.
Klasifikasi derajat DHF menurut WHO :
- Derajat 1 : demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi
perarahan adalah uji tornoquet positif
- Derajat 2 : derajat 1 disertai perdarahan spontan di kulit dan /atau
perdarahan lain.
- Derajat 3 : ditemukannya tanda kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan
lembut, tekanan nadi menurun (<20mmHg) atau hipotensi disertai kulit
dingin, lembab dan pasien menjadi gelisah.
- Gejala 4: syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat
diukur.
E. Manifestasi Klinis
Berdasarkan kriteria WHO 1997 diagnosis DBD ditegakkan apabila semua
hal dibawah ini dipenuhi:
a. Demam: Awalnya akut, cukup tinggi, dan kontinu, berlangsung lama
2 – 7 hari
b. Manifestasi perdarahan yang biasanya berupa:
1) Uji torniquet positif
2) Petekie, purpura, ekimosis,
3) Perdarahan mukosa (epistaksis, gusi berdarah), saluran cerna,
tempat bekas suntikan.
4) Hematemesis atau melena
c. Trombositopenia <100.00/ mm3
d. Kebocoran plasma yang ditandai dengan
1) Peningkatan nilai hematokrit 20% dari nilai baku sesuai umur
dan jenis kelamin
2) Penurunan nilai hematockit 20% setelah pemberian cairan yang
adekuat
e. Tanda kebocoran plasma seperti: hipoproteinemi, asites, efusi pleura
A. Pengkajian
Pengkajian pada anak dengan penyakit infeksi Demam Berdarah
Dengue menurut Nursalam 2005 adalah:
a. Biodata / Identitas pasien
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua,
pendidikan orang tua, dan pekerjaan orang tua.
b. Keluhan utama
Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien Demam Berdarah Dengue
untuk datang ke Rumah Sakit adalah panas tinggi dan anak lemah.
c. Riwayat penyakit sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil, dan
saat demam kesadaran komposmentis. Turunnya panas terjadi antara hari
ke 3 dan ke 7 dan anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai dengan
keluhan batuk pilek, nyeri telan, mual, muntah, anoreksia, diare atau
konstipasi, sakit kepala, nyeri otot dan persendian, nyeri uluh hati, dan
pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya manisfestasi perdarahan
pada kulit, gusi (grade 3 dan 4), melena, atau hematemesis.
d. Riwayat penyakit Dahulu
Ada kemungkinan anak yang telah terjangkau penyakit DHF bisa berulang
DHF lagi, Tetapi penyakit ini tidak ada hubungannya dengan penyakit
yang pernah diderita dahulu.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Daerah atau tempat yang sering dijadikan tempat nyamuk ini adalah
lingkungan yang kurang pencahayaan dan sinar matahari, banyak
genangan air, vas and ban bekas.
f. Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan di jumpai:
- Hb dan PCV meningkat (≥20%).
- Trombositopenia (≤100.000/mm3).
- Leukopenia (mungkin normal atau leukositosis).
- Ig.D.dengue positif.
- Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukan: hipoprotinemia,
hipokloremia, dan hiponatremia.
- Urium dan PH darah mungkin meningkat.
- Asidosis metabolik: pCO <35-40 mmHg HCO3 rendah.
- SGOT/SGPT memungkinkan meningkat
b. Diagnosis Keperawatan Yang Mungkin Muncul
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan pindahnya cairan
intravaskuler ke ekstravaskuler
3. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis penyakit.
4. Risiko syok (hipovolemik) berhubungan dengan perdarahan yang
berlebihan, pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan
yang menurun
c. Rencana Asuhan Keperawatan
Analgesic
Administration
e. Obat analgesik
dapat menekankan
rasa nyeri.
Shock Management
e. untuk acuan
melakukan tindak
lanjut terhadap
perdarahan.
f. Untuk mengetahui
adanya asidosis
metabolik.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia). Jakarta: Jagarsa
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia).
Jakarta: Jagakarsa
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. SLKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia).
Jakarta: Jagakarsa
Suriadi dan Rita Yuliani.2010. Asuhan Keperawatan Edisi 2. Jakarta: CV. Sagung
Seto