Disusun oleh :
ULIL ALBAB
G0A016024
UNIMUS SEMARANG
2018
KATA PENGANTAR
Dengan kebesaran Allah SWT. yang maha pengasih lagi maha penyayang,
penulis panjatkan rasa puji syukur atas hidayah-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, nikmat, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah "ASKEP DENGAN ABORTUS IMMINENS".
Adapun makalah "ASKEP DENGAN ABORTUS IMMINENS" ini telah
penulis usahakan dapat disusun dengan sebaik mungkin dengan mendapat bantuan
dari berbagai pihak, sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan secara
tepat waktu. Untuk itu penulis tidak lupa untuk menyampaikan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan
makalah ini.
Terlepas dari upaya penulis untuk menyusun makalah ini dengan sebaik-
baiknya, penulis tetap menyadari bahwa tentunya selalu ada kekurangan, baik dari
segi penggunaan kosa-kata, tata bahasa maupun kekurangan dada penulis
membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang bermaksud untuk memberikan
kritik dan saran kepada penulis agar penulis dapat memperbaiki kualitas makalah
ini.
Penulis berharap semoga makalah "ASKEP DENGAN ABORTUS
IMMINENS" ini bermanfaat, dan pelajaran-pelajaran yang tertuang dalam
makalah -kekurangan lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang
ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya oleh para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
SAMPUL......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang......................................................................
B. Tujuan...................................................................................
C. Manfaat................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI ASUHAN KEPERAWATAN
A. Definisi .................................................................................
B. Etiologi .................................................................................
C. Patofisiologi .........................................................................
D. Pengkajian fokus ..................................................................
E. Pathways keperawatan..........................................................
F. Diagnosa keperawatan..........................................................
G. Intervensi dan rasional.........................................................
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian..........................................................................
B. Analisa Data......................................................................
C. Intervensi...........................................................................
D. Implementasi Dan Evaluasi...............................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................
B. Saran...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kematian maternal dan neonatal merupakan masalah besar khususnya
dinegara yang sedang berkembang. Sekitar 98-99% kematian maternal dan
perinatal terjadi di negara berkembang, sedangkan di negara maju hanya 1-2%.
Sebenarnya sebagian besar kematian tersebut masih dapat dicegah apabila
mendapat pertolongan pertama yang adekuat (Manuaba, 2007:6).
Sri Hermiyati (2008) mengatakan terdapat 4.692 jiwa ibu melayang karena
tiga kasus (kehamilan, persalinan, dan nifas). Kematian langsung ibu hamil dan
melahirkan akibat terjadinya perdarahan (28%), eklampsia (24%), infeksi (11%),
partus lama (5%) dan abortus (5%). Perdarahan yang banyak menyebabkan
kematian ibu yang sekarang banyak ditemui adalah abortus (Saleh, 2010).
Di dunia terjadi 20 juta kasus abortus tiap tahun dan 70.000 wanita
meninggal karena bortus tiap tahunnya. Angka kejadian abortus di Asia Tenggra
adalah 4,2 juta pertahun termasuk Indonesia, sedangkan frekuensi abortus spontan
di Indonesia adalah 10-15% dari 6 juta kehamilan setiap tahunnya atau 600-900
ribu, sedangkan abortus buatan sekitar 750 ribu 1,5 juta setiap tahunnya, 2500
orang di antaranya berakhir dengan kematian (Ulfah Ansor, 2006). Manuaba
(2007), mengemukakan diperkirakan terjadi gugur kandungan secara illegal pada
kehamilan yang tidak di inginkan sebanyak 2,5-3 juta orang/tahun dengan
kematian sekitar 125.000-130.000 orang/tahun di Indonesia. Hasil survey
pendahuluan yang dilakuakan di RSUD ungaran 2015 didapatkan angka kejadian
abortus imminene sebanyak 155 kasus (63,3%).
Abortus dapat dialami oleh semua ibu hamil, faktor resikonya meliputi
usia dan riwayat baortus berulang (Koesno, 2008). Usia dapat mempengaruhi
kejadian abortus berulang karena pada usia kurang dari 20 tahun belum
matangnya alat reproduksi untuk hamil sehingga dapat merugikan kesehatan ibu
maupun pertumbuhan dan perkembangan janin, sedangkan abortus yang terjadi
pada usia lebih dari 35 tahun disebabkan berkurangnya fungsi alat reproduksi,
kelainan pada kromosom dan penyakit kronis (Manuaba, 1998).
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk
menulis makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Ny. M
Umur 39 Tahun G3P2A0 Dengan Abortus Imminens di Rs. Roemani Semarang.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada ibu hamil Ny. M
umur 39 tahun G3P2A0 dengan abortus imminens
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian secara menyeluruh pada ibu
hamil Ny. M umur 39 tahun G3P2A0 dengan abortus imminens
b. Menginterpretasikan data dengan merumuskan diagnose keperawatan,
masalah, dan kebutuhan pada ibu hamil Ny. M umur 39 tahun
G3P2A0 dengan abortus imminens
c. Mengidentifikasi diagnosa potensial pada pada ibu hamil Ny. M umur
39 tahun G3P2A0 dengan abortus imminens
d. Mengidentifikasi terhadap tindakan segera pada ibu hamil Ny. M umur
39 tahun G3P2A0 dengan abortus imminens
e. Melakukan perencanaan asuhan menyeluruh dengan tepat dan rasional
berdasarkan keputusan yang dibuat pada ibu hamil Ny. M umur 39
tahun G3P2A0 dengan abortus imminens
f. Melakukan pelaksanaan asuhan keperawatan pada ibu Ny. M umur 39
tahun G3P2A0 dengan abortus imminens sesuai perencanaan secara
efektif dana aman
g. Mengevaluasi asuhan yang diberikan pada ibu hamil Ny. M umur 39
tahun G3P2A0 dengan abortus imminens
C. Manfaat
a. Bagi mahasiswa
Mahasiswa dapat menerapkan teori yang didapat di bangku kuliah dalam
praktek di lahan serta memperoleh pengalaman secara langsung dalam masalah
memberikan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan abortus imminens
b. Bagi Institusi
Menambah pustaka bagi kampus asuhan keperawatan pada ibu hamil
dengan abortus imminens.
BAB II
A. Pengertian
Abortus atau lebih dikenal dengan istilah keguguran adalah pengeluaran
hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Janin belum mampu hidup
di luar rahim, jika beratnya kurang dari 500 g, atau usia kehamilan kurang dari 28
minggu karena pada saat ini proses plasentasi belum selesai. Pada bulan pertama
kehamilan yang mengalami abortus, hampir selalu didahului dengan matinya janin
dalam rahim. Manuaba, 2007:683).
Abortus Imminens ialah terjadinya pendarahan dari uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan atau tanpa kontraksi uterus yang nyata dengan hasil
konsepsi dalam uterus dan tanpa adanya dilatasi servik uteri (Sarwono, 1996, hal.
261). Abortus imminen adalah perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman
terhadap kelangsungan sauatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini kehamilan
masih mungkin berlanjut atau dipertahankan. (Syaifudin. Bari Abdul, 2000)
Abortus imminen adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 20
minggu, tanpa tanda-tanda dilatasi serviks yang meningkat (Mansjoer, Arif M,
1999). Abortus imminen adalah pengeluaran secret pervaginam yang tampak pada
paruh pertama kehamilan (William Obstetri, 1990).
B. Etiologi
Pada kehamilan muda abortus tidak jarang didahului oleh kematian
mudigah. Sebaliknya, pada kehamilan lebih lanjut biasanya janin dikeluarkan
dalam keadaan masih hidup. Hal-hal yang menyebabkan abortus dapat dibagi
sebagai berikut.
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin atau
cacat. Kelainan berat biasanya menyebabkan kematian mudigah pada hamil
mudah. Faktor-faktor yang menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan ialah
sebagai berikut:
a. Kelainan kromosom. Kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan
ialah trisomi, poliploidi dan kemungkinan pula kelainan kromosom seks.
b. Lingkungan kurang sempurna. Bila lingkungan di endometrium di sekitar
tempat implantasi kurang sempurna sehingga pemberian zat-zat makanan
pada hasil konsepsi terganggu.
c. Pengaruh dari luar. Radiasi, virus, obat-obat, dan sebagainya dapat
mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam
uterus. Pengaruh ini umumnya dinamakan pengaruh teratogen.
2. Kelainan pada plasenta
Endarteritis dapat terjadi dalam villi koriales dan menyebabkan oksigenisasi
plasenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan
kematian janin. Keadaan ini bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena
hipertensi menahun.
3. Penyakit ibu
Penyakit mendadak, seperti pneumonia, tifus abdominalis, pielonefritis,
malaria, dan lain-lain dapat menyebabkan abortus. Toksin, bakteri, virus, atau
plasmodium dapat melalui plasenta masuk ke janin, sehingga menyebabkan
kematian janin, dan kemudian terjadilah abortus. Anemia berat, keracunan,
laparotomi, peritonitis umum, dan penyakit menahun seperti brusellosis,
mononukleosis infeksiosa, toksoplasmosis juga dapat menyebabkan abortus
walaupun lebih jarang.
4. Kelainan traktus genitalis
Retroversio uteri, mioma uteri, atau kelainan bawaan uterus dapat
menyebabkan abortus. Tetapi, harus diingat bahwa hanya retroversio uteri
gravidi inkarserata atau mioma submukosa yang memegang peranan penting.
Sebab lain abortus dalam trimester ke-2 ialah servik inkompeten yang dapat
disebabkan oleh kelemahan bawaan pada serviks, dilatasi serviks berlebihan,
konisasi, amputasi, atau robekan serviks luas yang tidak dijahit.
5. Kelainan endokrin (hyperthiroid, diabetes melitus, kekurangan progesteran)
6. Trauma
7. Gangguan nutrisi
8. Stress psikologis
D. Manifestasi Klinis
F. Klasifikasi
Klasifikasi abortus digolongkan menjadi 2 yaitu:
1. Abortus spontaneous yaitu abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-
faktor mekanis atau medisinalis, tetapi karena faktor alamiah. Aspek klinis
abortus spontaneus meliputi:
a. Abortus Imminens
Abortus Imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus,
dan tanpa adanya dilatasi serviks. Diagnosis abortus imminens ditentukan
apabila terjadi perdarahan pervaginam pada paruh pertama kehamilan. Yang
pertama kali muncul biasanya adalah perdarahan, dari beberapa jam sampai
beberapa hari kemudian terjadi nyeri kram perut. Nyeri abortus mungkin
terasa di anterior dan jelas bersifat ritmis, nyeri dapat berupa nyeri
punggung bawah yang menetap disertai perasaan tertekan di panggul, atau
rasa tidak nyaman atau nyeri tumpul di garis tengah suprapubis. Kadang-
kadang terjadi perdarahan ringan selama beberapa minggu.
b. Abortus insipiens
Abortus Insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat
tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. Dalam hal ini rasa mules menjadi
lebih sering dan kual perdarahan bertambah.
c. Abortus inkompletus
Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu
dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Apabila plasenta (seluruhnya
atau sebagian) tertahan di uterus, cepat atau lambat akan terjadi perdarahan
yang merupakan tanda utama abortus inkompletus. Pada abortus yang lebih
lanjut, perdarahan kadang-kadang sedemikian masif sehingga menyebabkan
hipovolemia berat.
d. Abortus kompletus
Pada abortus kompletus semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan. Pada
penderita ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan
uterus sudah banyak mengecil. Diagnosis dapat dipermudah apabila hasil
konsepsi dapat diperiksa dan dapat dinyatakan bahwa semuanya sudah
keluar dengan lengkap.
e. Abortus Servikalis
Pada abortus servikalis keluarnya hasil konsepsi dari uterus dihalangi oleh
ostium uteri eksternum yang tidak membuka, sehingga semuanya terkumpul
dalam kanalis servikalis dan serviks uteri menjadi besar, kurang lebih
bundar, dengan dinding menipis. Pada pemeriksaan ditemukan serviks
membesar dan di atas ostium uteri eksternum teraba jaringan. Terapi terdiri
atas dilatasi serviks dengan busi Hegar dan kerokan untuk mengeluarkan
hasil konsepsi dari kanalis servikalis.
f. Missed Abortion
Missed abortion adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi
janin yang telah mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.
Etiologi missed abortion tidak diketahui, tetapi diduga pengaruh hormone
progesterone. Pemakaian Hormone progesterone pada abortus imminens
mungkin juga dapat menyebabkan missed abortion.
g. Abortus Habitualis
Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih
berturut turut. Pada umumnya penderita tidak sukar menjadi hamil, tetapi
kehamilannya berakhir sebelum 28 minggu
G. Komplikasi
1. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil
konsepsi dan jika perlu pemberian tranfusidarah .Kematian karena perdarahan
dapat terjadi apabila pertolongan tedak segera diberikan pada waktunya.
2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperetrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini penderita perlu diamat-amati dengan
teliti. Jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparatomie, dan
tergantung dari luas dan bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi atau perlu
histerektomie. Perforasi uterus pada abortus yang dikerjakan oleh orang awam
menimbulkan persoalan gawat karena perlukaan uterus biasanya luas;mungkin
pula terjadi perlukaan pada kandung kencing atau usus. Dengan adanya dugaan
atau kepastian terjadinya perforasi, laparatomie harus segera dilakukan untuk
menentukan luasnya cedera, untuk selanjutnya mengambil tindakan-tindakan
seperlunya guna mengatasi komplikasi.
3. Infeksi
Abortus Infeksiosus ialah abortus yang disertai infeksi pada genetalia.
Diagnosis ditentukan dengan adanya abortus yang disertai gejala dan tanda
infeksi alat genital, seperti panas, takikardia, perdarahan pervaginam yang
berbau, uterus yang membesar, lembek, serta nyeri tekan, dan leukositosis.
4. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik), dan karena
infeksi berat (syok Endoseptik).
H. Pemeriksaan Diagnostic
1. Pemeriksaan penunjang
a. Tes kehamilan positif jika janin masih hidup dan negatif bila janin sudah
mati
b. pemeriksaan Dopler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
c. pemeriksaan fibrinogen dalam darah pada missed abortion
2. Data laboratorium
a. Tes urine
b. hemoglobin dan hematocrit : hemoglobin terjadi Penurunan (< 10 mg%) dan
hematokrit terjadi Penurunan (< 35 mg%)
c. menghitung trombosit
d. kultur darah dan urine
I. Penatalaksanaan
Penanganan abortus imminens terdiri atas:
1. Istirahat-baring. Tidur berbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan,
karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan
berkurangnya rangsang mekanik.
2. Tentang pemberian hormon progesteron pada abortus imminens belum ada
persesuaian faham. Sebagian besar ahli tidak menyetujuinya, dan mereka yang
menyetujui menyatakan bahwa harus ditentukan dahulu adanya kekurangan
hormon progesteron. Apabila dipikirkan bahwa sebagian besar abortus
didahului oleh kematian sel hasil konsepsi dan kematian ini dapat disebabkan
oleh banyak faktor, maka pemberian hormon progesteron memang tidak
banyak manfaatnya.
3. Pemeriksaan USG penting dilakukan untuk menentukan apakah janin masih
hidup.
4. Berikan obat penenang, biasanya fenobarbital 3 x 30 mg. Berikan preparat
hematinik misalnya sulfas ferosus 600 / 1.000 mg
5. Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C
6. Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptik untuk
mencegah infeksi terutama saat masih mengeluarkan cairan coklat
7. Bila perdarahan
a. Berhenti: lakukan asuhan antenatal terjadwal dan penilaian ulang bila
terjadi perdarahan lagi.
b. Berlangsung lama: nilai kembali kondisi janin. Konfirmasikan kemungkinan
adanya penyebab lain (hamil ektopik atau mola).
J. Pathway
Kurang
Perdarahan Nyeri abdomen
pengetahuan
Risiko infeksi
Kekurangan
volume cairan
K. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Data yang perlu dikaji oleh perawat adalah :
a. Data dasar yang meliputi :
- Aspek biologi
- Aspek psikologis
- Aspek sosial kultural
- Aspek spritual
b. Data fokus yaitu : data yang sesuai dengan kondisi pasien saat ini yang
meliputi :
- Riwayat kehamilan
- Riwayat sebelumnya, penggunaan kontrasepsi dan jenisnya, riwayat
kehamilan sebelumnya, lahir hidup atau lahir mati, riwayat haid yang
meliputi siklus haid, lama haid dan akhir hair
- Pengkajian fisik meliputi :
Usia kehamilan saat ini, adanya tanda – tanda awal kehamilan
Perhatian pendarahan yang terjadi
Adanya infeksi
Rasa nyeri pada saat terjadi pendarahan
Ada riwayat masalah pengobatan
Aktivitas yang dilakukan selama kehamilan
- Masalah psikologis
- Adanya dukungan dari keluarga
- Pemeriksaan LAB : pemeriksaan test kehamilan, Hb, Ht Leukosit.
- Pemeriksaan USG untuk mengetahui pertubuhan janin
- Monitor denyut jantung janin dan tinggi fundus uteri.
2. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
a. Nyeri akut berhubungan dengan adanya kontraksi uterus dalam kehamilan
muda
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan adanya pendarahan
c. Ansietas berhubungan dengan kemungkinan akan kehilangan janin
d. Risiko Infeksi b.d perdarahan, dan kondisi vulva lembab
e. Defisiensi pengetahuan sebab – sebab terjadinya keguguran berhubungan
dengan kurang informasi.
3. Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi Rasional
Tujuan
1. Nyeri akut berhubungan Pain Management Pain Management
dengan adanya kontraksi
1. Lakukan pengkajian nyeri secara 1. Untuk memberikan tindakan
uterus dalam kehamilan muda
komprehensif termasuk lokasi, keperawatan yang sesuai
Setelah dilakukan tindakan
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
keperawatan selama 2 jam
dan faktor presipitasi,.
diharapkan nyeri akan
2. Kaji kontraksi uterus dan
berkurang
ketidaknyamanan (awitan, frekuensi,
NOC:
durasi, intensitas, dan gambaran
1. Pain level 2. Untuk mengetahui kemajuan
ketidaknyamanan)
2. Pain control persalinan dan ketidaknyamanan
3. Observasi reaksi nonverbal dari reaksi
3. Comfort level yang dirasakan ibu
ketidaknyamanan
Kriteria Hasil:
4. Kontrol lingkungan yang dapat
1. Mampu mengontrol nyeri
mempengaruhi nyeri seperti suhu
2. Menyatakan rasa nyaman
ruangan, pencahayaan, dan kebisingan
3. Mengungkapkan 3. Respon dari nyeri yang dirasakan
5. Kurangi faktor presipitasi nyeri
penurunan nyeri ibu.
4. Menggunakan tehnik 6. Kolaborasikan dengan dokter jika ada
yang tepat untuk keluhan dan tindakan penanganan nyeri 4. Dapat mengurangi faktor yang
mempertahankan kontrol yang tidak berhasil memperparah tingkat nyeri
nyeri.
Analgesic administration
Analgesic administration
1. Verifikasi dalam pemberian obat,
menghindari kesalahan dalam
pemberian obat
2. Menurunkan tingkat nyeri dengan
teknik farmakologi
4. Defisiensi pengetahuan sebab NIC: teaching disease process 1. Untuk mengetahui pengetahuan
– sebab terjadinya keguguran pasien tentang penyakitnya
1. Kaji tingkat pengetahuan pasien
berhubungan dengan kurang 2. Agar pasien mengetahui sebab
2. Jelaskan pada pasien tentang penyebab
informasi. adanya gangguan dari kehamilan
dari gangguan kehamilan, misalnya
Setelah di berikan asuhan 3. Untuk mengetahui perkembangan
adanya penyakit ibu, kelainan traktur
keperawatan selama 1×1 jam kehamilan pasien
genitalis, trauma, gizi
diharapkan terjadi
3. Anjurkan untuk memeriksakan
peningkatan pengetahuan
kehamilan secara teratur
pasien dan keluarga dengan
kriteria hasil :
1. Pasien/Keluarga
dapat menyebutkan
penyebab abortus
2. Pasien/keluarga dapat
menyebutkan
kembali tanda gejala
abortus
3. Pasien/keluarga dapat
menyebutkan
kembali efek samping
abortus
4. Pasien/keluarga dapat
menyebutkan
kembali penanganan
terhadap efek
samping yang timbul
akibat abortus
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
I. DATA UMUM
1. IDENTITAS
a. Identitas Klien
1) Nama : Ny. M
2) Umur : 39 tahun
3) Jenis kelamin : Perempuan
4) Agama : Islam
5) Pendidikan : S1
6) Pekerjaan : Swasta
7) Suku dangsa : Jawa / Indonesia
8) Alamat : Semarang
9) Diagnose medis : Abortus Imminens
10) Tanggal dan jam masuk : 09-12-2018, jam 06:30 WIB
b. Identitas Penanggungjawab
1) Nama : Tn. H
2) Umur : 45 tahun
3) Jenis kelamin : Laki - laki
4) Agama : Islam
5) Pendidikan : S1
6) Pekerjaan : Swasta
7) Suku dangsa : Jawa/ Indonesia
8) Hubungan dengan klien : Suami
2. Status Kesehatan saat ini
Keluhan utama : Keluar darah dari jalan lahir.
Alasan masuk rumah sakit : Klien mengeluh keluar darah bercak-bercak dari
jalan lahir setelah melakukan aktifitas , berwarna merah jambu, selain itu klien
mengeluh nafsu kan berkurang merasa lemas dan pusing , kadang merasa mual
dan mntah dan nyeri di bagian bawah perut ,kemudian jam 18:30 sampai di
bawa ke RS Romani jam 18:45 ditangani di IGD.
3. Riwayat kesehatan lalu
Penyakit yang pernah dialami : Klien mengatakan tidak pernah mengalami sakit
tyfus dan anemia,
Kecelakaan :Klien mengatakan belum pernah mengalami kecelakaan yang
serius hingga di bawa dan di rawat di RS
Pernah dirawat : Klien mengatakan pernah di rawat di RS waktu melahirkan
anak yang pertama dan kedua
Alergi : Klien mengatakan tidak ada alergi terhadap obat-obatan, namun ada
alergi terhadap makanan, seperti teri dan sejenis ikan laut
Imunisasi : Klien mengatakan mendapatkan imunisasi lengkap (TT 1, TT 2)
4. Riwayat obstetrik masa lalu
Riwayat obstetrik masa lalu G3P2A0
Jumlah Gangguan Proses Tempat Masalah Masalah Masalah Keadaan
Umur
anak kehamilan persalinan persalinan persalinan nifas/ laktasi bayi anak
1 Mual – mual Normal 4 tahun RS Tidak ada Tidak ada Tidak Sehat
selama 3 bulan Romani masalah masalah ada
masalah
2 Nafsu makan Normal 2 tahun RS Tidak ada Tidak ada Tidak Sehat
berkurang Romani masalah masalah ada
masalah
3 Hamil ini Abortus 12 RS - - - -
imminens minggu Romani
5. Keluarga berencana
Klien mengatakan tidak pernah menggunakan KB
6. Genogram
a) Susunan keluarga
Keterangan :
: Laki - Laki
: Perempuan
: Risiko Keguguran/abortus
b) Penyakit yang pernah diderita anggota keluarga : Klien mengatakan dalam
anggota keluarganya tidak yang menderita penyakit hipertensi, tyfus, anemia
berat.
c) Penyakit yang sedang diderita keluarga : Klien mengatakan keluarganya
dalam kondisi yang sehat.
7. Riwayat kesehatan lingkungan
Kebersihan rumah dan lingkungan : Klien mengatakan selalu menjaga
kebersihan rumah dan lingkungan sekitarnya. Untuk pencahayaan rumah cukup,
fentilasi rumah juga cukup.
Glukosa Sewaktu
- 88 mg/dl < 125
Sero-Imun
- HBsAg Non reaktif (-)
Terapy
Infuse RL 20 tpm
histolam 2x1 tablet
asam folat 2x 600 mikro gram
premaston 2x 5mg
B. ANALISA DATA
Tanggal Data Fokus Diagnosa Keperawatan
11/12/18 DS : klien mengatakan nyeri pada bagaian bawah perut Nyeri berhubungan dengan
P : Saat gerak kontraksi uterus
Q : Seperti di remes - remes
R : Bagian bawah perut
S : 5 (sedang)
T : kurang lebih 5 menit
DO : klien tampak meringis menahan nyeri
11/12/18 DS : klien mengatakan keluar darah dari jalan rahim Kekurangan volume cairan
klien mengatakan sering haus berhubungan dengan
kehilangan cairan
DO : Klien tampak lemah dan agak pucat, turgor kulit (perdarahan)
jelek, kelembaban kulit kering, mukosa bibir kering,
TD: 110/70 mmHg, N : 90 x/ menit, t: 37,0’ C.
± 15 cc
11/12/18 DS : klien mengatakan lemas dan cepat lelah saat Intoleransi aktifitas
beraktifitas berhubungan dengan
kelemahan umum
DO : pasien tampak menahan kesakitan, terpasang infus
RL 20 tpm TD: 100/70 mmHg, RR : 16x/mnt
C. INTERVENSI
No/Tgl Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
11/12/18 Nyeri berhubungan Setelah dilakukan - Kaji nyeri
dengan kontraksi uterus tindakan keperawatan -Ciptakan lingkungan nyaman
selama 3x24 jam di -Ajarkan tehnik distraksi dan
harapakan dengan kh; relaksasi
-klien dapat berkurang -Kolaborasi dengan tim medis
nyerimya
11/12/18 Kekurangan volume Setelah dilakukan -Kaji K.U dan TTV
cairan berhubungan tindakan keperawatan -Kaji perdarahan
dengan kehilangan selama 3x24 jam -Anjurkan klien untuk banyak
cairan (perdarahan) volume cairan klien minum
terpenuhi -Kolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian obat
11/12/18 Intoleransi aktifitas Setelah dilakukan -Anjurkan klien untuk tirah
berhubungan dengan tindakan keperawatan baring
kelemahan umum selama 3x24 jam klien -Bantu klien dalam beraktifitas
dapat beraktifitas -Identifikasi aktifitas yang
seperti semula dengan masih dapat dilakukan klien
kh ;
- klien dapat
melakukan aktifitas
secara mandiri
-tidak ada kelelahan
- HR dalam batasan
normal80-100 x/menit
A. Kesimpulan
Berdasarkan urain pembahasan asuhan keperawatan pada ibu hamil Ny. M umur
39 tahun dengan abortus imminens, dapat disimpulkan bahwa:
1. Manajemen asuhan keperawatan yang diberikan di Rs. Roemani Semarang telah
dilakukan dengan baik dan tepat
2. Asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny. M telah sesuai dengan kebutuhan
3. Adanya kesenjangan teori dan praktik dalam memberikan terapi obat yang
diberikan oleh dokter
B. Saran
1. Pasien
Mengatahui tanda dan bahaya abortus imminens dan mengurangi aktivitas
sehari-hari apabila terdapat tanda dan gejala abortus imminens
2. Tenaga Kesehatan
Mengetahui cara penanggulangan penyebab terjadinya abortus imminens
DAFTAR PUSTAKA