Di Ruang Kencana
I. DEFINISI PENYAKIT
Menurut WHO stroke merupakan adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang
cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain vaskuler.
Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak (Corwin,
2009). Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah kulminasi
penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun (Smeltzer et al, 2002)
II. ETIOLOGI
Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu: stroke iskemik dan stroke hemoragik. (Sudoyo
Aru,dkk 2009).
a. Stroke Iskemik
(non hemoragic) yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkanaliran
darah ke otak sebagian atau keselurahan terhenti. 80% stroke adalah stroke iskemik.
Stroke iskemik ini dibagi menjadi 3 jenis yaitu :
1. Stroke Trombotik : Proses terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan.
2. Stroke Embolik : tertutupnya pembuluh darah artei oleh bekuan darah.
3. Hipoperfusion Sistemik : berkerangnya aliran darah keseluruh bagian tubuh karena
adanya gangguan denyut jantung.
b. Stroke Hemoragik
Adalah yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Hampir 70% kasus
stroke hemoragik terjadi pda penderita hipertensi.
Stroke hemaragik ada 2 jenis yaitu :
1. Hemoragik Intraserebral : Pendarahan yang terjadi di dalam jaringan otak
2. Hemoragik Subaraknoid : Pendarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid (ruang
sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupu otak).
3. Infrak yang berdarah
4. Sindroma kematian batang otak
Hemoragik dapat terjadi diluar durameter (hemoragi ekstra dural atau epidural)
dibawah durameter (hemoragi subdural), diruang sub arachnoid (hemoragi sub
arachnoid atau dalam subtansial otak (hemoragi intra serebral) (Price, 2005).
Stoke menyebabkan deficit neurologic, bergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah mana
yang tersumbat), ukuran area yang perkusinya tidak adekuat dan jumlah aliran darah
kolateral. Stroke akan meninggalkan gelaja sisa karena fungsi otak tidak akan membaik
sepenuhnya.
1. Kelumpuhan pada salah satu sisi wajah anggota badan (biasanya hemiparesis) yang
timbul mendadak.
2. Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh (hemiparase atau hemiplegia)
3. Tonus otot lemah dan kaku
4. Menurun atau hilang rasa
5. Gangguan lapang pandang “Homonimus Hemianopsia”
6. Afasia (bicara tidak lancer atau kesulitan memahami ucapan)
7. Disartria (bicara pelo atau cadel)
8. Gangguan persepsi
9. Gangguan status mental
10. Vertigo, mual, muntah, atau nyeri kepala.
IV. PENATALAKSANAAN
V. KOMPLIKASI
Stroke Hemoragik
B. PENGKAJIAN
I. WAWANCARA
Wawancara meliputi :
1) Identitas pasien
2) Keluhan utama
Riwayat kesehatan yang di derita saat ini. Perlu juga ditayakan mulai
kapan keluhan itu muncul. Apa tindakan yang telah dilakukan untuk
menurunkan atau menghilangkan keluhan-keluhannya tersebut.
1. Angiografi serebral
Menentukan penyebab stroke secara spesifik pendarahan atau obstruksi
arteri.
3. CT scan
Penindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi
hematoma, adanya jaringan otak yang infrak atau iskemia dan posisinya
secara pasti.
5. EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak
dari jaringan yang infrak sehingga menurunya impuls listrik dalam
jaringan otak.
6. Pemeriksaan laboratium
a. Lumbang fungsi: pemeriksaan likuor merah biasanya dijumpai pada
pendarahan yang massif, sedangkan pendarahan yang kecil biasanya
warna likuor masih normal (xantokhrom) sewaktu hari-hari pertama.
b. Pemeriksaan darah rutin (glukosa, elektrolit, ureum, kreatinin)
c. Pemeriksaan kimia darah: pada stroke akut dapat terjadi hiperglikemia.
d. Gula darah dapat mencapai 250mg di dalam serum dan kemudian
berangsur-rangsur turun kembali.
e. Pemeriksaan darah lengkap: untuk mencari kelainan pada darah itu
sendiri.
IV. ANALISA DATA
Data Objektif :
- Suhu kulit :
ekstremitas
dingin
- Tampak sianosis
- Pucat saat
elevasi, warna
tidak kembali
setelah
menurunkan
tungkai
- Nadi arteri
menghilang
- Terdapat lanugo:
jaringan parut
bundar ditutupi
dengan kulit
yang mengalami
atrofi
- Klaudikasi
- Perubahan
tekanan darah di
ekstremitas
- Penyembuhan
luka lambat
- Perubahan
fungsi motoric
- Waktu pengisian
kapiler >3 detik
C. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
1. Gangguan perkusi jaringan serebral b/d suplai darah kejaringan serebral tidaak
adekuat
2. Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan neuromuskuler
3. Defisit perawatan diri b/d imobilitas fisik
E. Daftar Pustaka
Carpenito, L.J. 2003. Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC
Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition.
New Jersey: Upper Saddle River
Mansjoer, A dkk. 2007 Kapita Selekta Kedokteran, Jilid Kedua. Jakarta: Media
Aesculapius FKUI
Santosa, Budi. 2007. Paduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006 Jakarta:
Salemba Medika