Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

(DBD)
A. Konsep Teoritis
1. Definisi
 Demam berdarah adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh Virus
Dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk
Aedes Aegypti (Suriadi, 2006). 
 Demam berdarah adalah suatu penyakit demam berat yang sering
mematikan, disebabkan oleh virus, ditandai oleh permeabilitas kapiler,
kelainan hemostaksis dan pada kasus berat, sindrom syok kehilangan
protein Menurut (Nelson, 2000).
 Demam berdarah dengue (DBD), adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri
otot, dan atau nyeri sendi yang disertai penurunan dari sel darah putih,
adanya bercak kemerahan  di kulit, pembesaran kelenjar getah bening,
penurunan jumlah trombosit dan kondisi terberat adalah perdarahan dari
hampir seluruh jaringan tubuh (Rasyid, 2012).
2. Anatomi fisiologi
a. Anatomi

b. Fisiologi
Darah adalah cairan di dalam pembuluh darah yang mempunyai
fungsi sangat penting dalam tubuh yaitu fungsi transportasi dalam tubuh
yaitu membawa nutrisi, oksigen dari usus dan paru-paru untuk kemudian
diedarkan ke seluruh tubuh. Darah mempunyai 2 komponen yaitu
komponen padat dan komponen cair.
Peran penting yang dilakukan darah yaitu dalam pengaturan suhu
tubuh, karena dengan cara konduksi darah membawa panas tubuh dari
pusat produksi panas (hepar dan otot) untuk didistribusikan ke seluruh
tubuh dan permukaan tubuh yang ada akhirnya diatur pelepasannya
dalam upaya homeostasis suhu (termoregulasi). Dalam komponen cair
atau plasma ini mempunyai fungsi sebagai media transport, berwarna
kekuningan. Sedangkan pada komponen padat terdiri dari sel-sel darah
eritrosit, leukosit dan trombosit. Pada batas tertentu diatur oleh tekanan
osmotik dalam pembuluh darah dan jaringan. Bagian-bagian padat darah
terendam dalam plasma.
Sel-sel darah :
a. Eritrosit
Eritrosit dibuat di dalam sumsum tulang, di dalam sumsum tulang
masih berinti, inti dilepaskan sesaat sebelum dilepaskan/keluar. Pada
proses pembentukannya diperlukan Fe, Vit. B12, asam folat dan rantai
globulin yang merupakan senyawa protein. Selain itu untuk proses
pematangan (maturasi) diperlukan hormon eritropoetin yang dibuat
oleh ginjal, sehingga bila kekurangan salah satu unsur pembentukan
seperti di atas (kurang gizi) atau ginjal mengalami kerusakan, maka
terjadi gangguan eritrosit (anemia).
b. Leukosit
Fungsi utama leukosit adalah sebagai pertahanan tubuh dengan cara
menghancurkan antigen (kuman, virus, toksin) yang masuk. Ada 5
jenis leukosit yaitu neutrofil, eosinofil, basofil, limfosit, monosit.
Jumlah normal leukosit 5.000-9.000 /mm3. Bila jumlahnya berkurang
disebut leukopenia. Jika tubuh tidak membuat leukosit sama sekali
disebut agranulasitosis.
c.  Trombosit
Trombosit bukan berupa sel, tetapi berupa/berbentuk keping yang
merupakan bagian-bagian kecil dari sel besar yang membuatnya yaitu
megakaryosit, di sumsum tualng dan lien. Ukurannya sekitar 2-4
mikron, dan umur peredarannya sekitar 10 hari.
d. Plasma
Plasma merupakan bagian cair dari darah.
Fungsi Protein Plasma :
a) Mempertahankan tekanan osmotik plasma yang diperlukan untuk
pembentukan dan penyerapan cairan jaringan.
b) Dengan bergabung bersama asam dan alkali protein plasma
bertindak sebagai penyangga dalam mempertahankan pH normal
tubuh.
c)  Fibrinogen dan protrombin adalah penting untuk pembekuan darah.
d) Immunoglobulin merupakan hal yang esensial dalam pertahanan
tubuh melawan infeksi
3. Etiologi
Menurut Suriadi (2006) demam berdarah dengue (DBD) disebabkan
oleh Virus dengue sejenis arbovirus. Arbovirus adalah kependekan dari
Arthropod Borne Virus, merupakan golongan virus penyebab penyakit yang
ditularkan oleh vektor/binatang kelompok Arthropoda antara lain nyamuk.
4. Patofisiologi
Infeksi virus dengue, akan mengeluarkan toksin, reaksi imunologis,
trombositoposis destruksi trombosit dalam darah naik. Saat virus
mengeluarkan toksin dapat melepaskan pirogen ke dalam darah yang
menstimulasi pusat termoregulasi (Hipothalamus) dan mengirim impuls ke
pusat vasomotor sehingga menyebabkan peningkatan suhu tubuh. Dari
peningkatan suhu tubuh tersebut terjadi kesalahan interpretasi dan mukosa
mulut/lidah kotor dan tidak nyaman. Kesalahan interpretasi tersebut
dikarenakan kurang pengetahuan dan membutuhkan hospitalisasi sehingga
menyebabkan ansietas (kecemasan), sedangkan dari mukosa yang kotor
menyebabkan mual muntah atau anoreksia sehingga intake nutrisi tidak
adekuat yeng kemudian bisa terjadi penurunan daya tahan tubuh dan
beresiko terjadi infeksi, sementara perubahan nutrisi bisa terjadi dan kondisi
tubuh dapat melemah selanjutnya akan terjadi intoleransi aktivitas.
 Reaksi imunologis menyebabkan permeabilitas vaskuler meningkat
dan dapat terjadi ekstraksi cairan yang menimbulkan kebocoran plasma
yaitu hemokonsentrasi, hipoproteinuria, efusi pleura, serta acites. Kemudian
hipovolemia yang terjadi dapat menyebabkan hipotensi dan vasodilatasi
arteri sehingga kulit menjadi panas dan terjadi peningkatan penguapan
cairan tubuh yang berujung pada deficit volume cairan tubuh.
Sedangkan dari kerusakan trombosit, agregasi trombosit akan
meningkat sehingga terjadi trombositopenia yang menyebabkan
menurunnya faktor koagulasi akan memanifestasikan perdarahan ringan –
berat yang beresiko terhadap perdarahan lebih lanjut sehingga vaskositas
darah menurun dan dapat terjadi perdarahan dan suplai O2 dalam zat
makanan ke dalam tubuh menurun yang menyebabkan penumpukan asam
laktat dalam otak dan sendi yang berujung pada nyeri yang akut.
Pathway :
5. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik dari demam berdarah menurut Suriadi (2006) :
a. Demam tinggi selama 5 – 7 hari
b. Perdarahan terutama pada bawah kulit (petechia)
c. Epistaksis, melena, hematuri, dan hematemesis
d. Mual, muntah, tidak nafsu makan, diare, dan konstipasi
e. Nyeri otot dan tulang sendi, nyeri abdomen dan ulu hati
f. Sakit kepala
g. Pembengkakan sekitar mata
h. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening
i. Tanda-tanda rejantan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah
menurun, gelisah, CRT >3 detik, serta nadi cepat dan lemah).
6. Pemeriksaan Diagnostik 
Pemeriksaan diagnostik pada pasien dengan demam berdarah dengue
menurut Suriadi (2006) adalah sebagai berikut :
 Darah lengkap

1. Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat 20 % atau lebih)


2. Trombositopenia (trombosit 100.000/mm³ atau kurang)

 Serologi atau Uji HI (Hemoaglutination Inhibition test) 

 Rontgen Thoraks apakah terdapat efusi pleura

7. Komplikasi
Komplikasi dari demam berdarah dengue menurut Indartoas (2009)
yaitu :
 Perdarahan luas : Karena peningkatan suhu yang tinggi, pecahan-pecahan
pembuluh darah terjadi pada sebagian besar tubuh.

 Syok (rejatan) : Rejatan dapat terjadi pada pasien DSS (Dengue Shock
Syndrome).

 Pleural Effusion : Efusi pleura terjadi disebabkan oleh permeabilitas


vaskuler yang meningkat sehingga menyebabkan ekstrasi cairan
intravaskuler ke ekstravaskuler.
 Penurunan kesadaran : Terjadi karena hipovolemia yang hebat sehingga
sel darah berkurang dan tidak mampu membawa oksigen secara adekuat
ke dalam otak.
8. Penatalaksanaan umum (medik dan keperawatan)
Penatalaksanaan pada pasien dengan demam berdarah dengue
menurut Suriadi, (2006) adalah sebagai berikut :
 Penatalaksanaan medik

a. Pemberian Antipiretik jika terdapat demam


b. Berikan antikoavulsan jika kejang
c. Pemberian terapi IVFD, jika pasien mengalami kesulitan minum dan
hematokrit cenderung meningkat

 Penatalaksanaan keperawatan

a. Minum banyak 1,5 sampai 2 L/hari dengan air teh, gula, atau susu,Hal
ini karena pasien dengan DBD beresiko tinggi mengalami kekurangan
volume cairan berlebih. Mencegah terjadinya kekurangan volume
cairan.
b. Meningkatkan perfusi jaringan adekuat,Mengkaji dan mencatat tanda-
tanda vital (kualitas dan frekuensi denyut nadi, tekanan darah, CRT)
c. Memberikan nutrisi secara adekuat.Berikan makanan yang disertai
suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi
d. Mensupport koping keluarga yang adaptif.Ijinkan orangtua dan
keluarga untuk memberikan respons secara panjang lebar, dan
identifikasi faktor yang paling mencemaskan keluarga.
e. Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.Ukur tanda-tanda
vital : suhu dan ajarkan keluarga dalam mengukur suhu tubuh. Suhu
tubuh normal 360C sampai 370ºC.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
 1) identitas
Meliputi identitas pasien dan identitas keluarga.
2) Riwayat kesehatan
a)  Riwayat kesehatan saat ini.
biasanya klien mengeluh, antara lain;
·  Demam akut / suhu meningkat tiba-tiba (selama 2 – 7 hari).
·  Sering disertai menggigil
·   Perdarahan pada kulit ( petekie, ekimosis, hematoma ) serta
perdarahan lain seperti epitaksis, hematemesis, hematuria dan
malena
·  Keluhan pada saluran pernapasan : batuk, pilek, sakit waktu
menelan nafas
·   Keluhan pada saluran cerna : mual, muntah, tak nafsu makan, diare,
konstipasi
·   Keluhan sistem tubuh yang lain : nyeri atau sakit kepala, nyeri pada
otot, tulang dan sendi, nyeri otot abdomen, nyeri ulu hati, pegal-
pegal pada seluruh tubuh, kemerahan pada kulit, kemerahan pada
muka, pembengkakan sekitar mata, lakrimasi dan fotopobia, otot-
otot sekitar mata sakit bila disentuh.
b)  Riwayat kesehatan keluarga.
Apakah pada anggota keluarga yg mengalami penyakit yg sama
seperti di derita oleh klien.
3)  Riwayat kesehatan dahulu
     Apakah sebelumnya klien pernah mengalami riwayat penyakit yg
sama.
b.  Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
 Kesadaran : bisa saja Composmentis, samnolen, atau koma (tergantung dari
derajat penyakit DHF)
TTV : Biasanya terjadinya penurunan dalam pemeriksaan tanda-tanda vital
2) Kepala
a) Wajah : mengalami kemerahan (flushig), pada hidung terjadi
epistaksis
b) Mulut : adanya perdarahan pada gusi, mukosa bibirtampak  kering &
kadang-kadang lidah tampak kotor dan adanya hiperemia pada
tenggorokan
3) Leher : Tidak ada masalah pada leher
4) Paru : Pernafasan dangkal, ketika dilakukan perkusi biasanya dapat
ditemukan bunyi redup lantaran adanya efusi fleura
5)  Jantung : Dapat terjadi anemia karena kekurangan cairan
6) Abdomen : adanya nyeri ulu hati, ketika dilakukan  palpasi dapat
ditemukan adanya pembesaran hepar & limpa
7) Ekstremitas : Biasanya di temukan nyeri sendi
8) Kulit : Ditemukan adanya ptekie, purpura, ekimosis, dan  hyperemia serta
hematoma.
2. Diagnosa keperawatan dan Rencana Keperawatan
 Hipertermia b.d proses inflamasi 
 Nyeri akut
 Kekurangan volume cairan b.d intake yang tidak adekuat dan diaphoresis
 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah,
anoreksia
 Resiko terjadi perdarahan berulang b.d tromobositopenia
 Resiko Syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan yang berlebihan,
pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler 
 Ansietas berhubungan dengan hospitalisasi
3. Intervensi

Diagnosa Tujuan dan kriteria


No Intervensi
keperawatan hasil
1. Hipertermi NOC: NIC :
Thermoregulasi Monitor suhu sesering mungkin
Definisi : Peningkatan Monitor warna dan suhu kulit
suhu tubuh diatas Setelah dilakukan tindakan Monitor tekanan darah, nadi dan
kisaran normal keperawatan pasien RR
menunjukkan : Suhu tubuh Monitor penurunan tingkat
Batasan dalam batas normal dengan kesadaran
Karakteristik : kreiteria hasil: Monitor WBC, Hb, dan Hct
       Konvulsi  Nadi dan RR dalam Monitor intake dan output
       Kulit kemerahan rentangnormal Berikan anti piretik:
       Peningkatan suhu Tidak adaperubahan Selimuti pasien
tubuh diatas kisaran warnakulit dan tidak ada Berikan cairan intravena
normal pusing,merasa nyaman Kompres pasien pada lipat paha dan
       Kejang o Suhu 36-37ºC aksila
       Takikardi Tingkatkan sirkulasi udara
       Takipnea Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
       Kulit terasa hangat Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
Catat adanya fluktuasi tekanan
Faktor Yang darah
Berhubungan: Monitor hidrasi seperti turgor kulit,
       Anastesia kelembabanmembran mukosa)
       Penurunan respirasi
       Dehidrasi
       Pemajanan lingkungan
yang panas
       Penyakit
       Pemakaian pakaian
yang tidak sesuai
dengan suhu
lingkungan
       Peningkatan laju
metabolisme
       Medikasi
       Trauma
       Aktivitas berlebihan

2. Nyeri (akut) NOC : NIC :


 Pain Level,
Definisi : pengalaman  Pain control, Pain Management
sensori dan  Comfort level - Lakukan pengkajian nyeri
emosional yang tidak  secara komprehensif termasuk
menyenangkan yang Kriteria Hasil : lokasi, karakteristik, durasi,
muncul akibat  Mampu mengontrol frekuensi, kualitas dan faktor
kerusakan jaringan nyeri presipitasi
yang aktual atau (tahu penyebab nyeri,  - Observasi reaksi nonverbal
potensial atau mampu menggunakan t dari ketidaknyamanan
gambarkan dalam hal ehnik nonfarmakologi - Gunakan teknik komunikasi
kerusakan sedemikian untuk mengurangi terapeutik untuk mengetahui
rupa, intensitas ringan nyeri, mencari bantuan) pengalaman nyeri pasien
hingga berat dengan  Melaporkan bahwa - Kontrol lingkungan yang dapat
akhir yang dapat nyeri berkurang dengan mempengaruhi nyeri seperti
diantisipasi atau menggunakan suhu ruangan, pencahayaan
deprediksi dan manajemen nyeri dan kebisingan
berlangsung <6 bulan.  Mampu mengenali - Kaji tipe dan sumber nyeri
nyeri (skala, intensitas, untuk menentukan intervensi
Batasan karakteristik frekuensi dan tanda - Ajarkan tentang teknik non
: nyeri) farmakologi tehnik relaksasi
 Perubahan selera  Menyatakan rasa napas dalam
makanan, TD, nyaman setelah nyeri - Tingkatkan istirahat klien
frekuensi jantung, berkurang - Jelaskan pada pasien tentang
frekuensi  Tanda vital dalam  manfaat dan prosedur kompres
pernapasan rentang normal dingin
 Prilaku distraksi - Berikan kompres dingin pada
(mis: berjalan klien untuk menghilangkan
mondar-mandir nyeri.
mencari orang lain
atau aktivitas lain,
aktivitas yang
berulang)
 Mengekspresikan
perilaku (gelisah,
merengek,
menangis)
 Masker wajah (mata
kurang bercahaya,
tampak kacau,
gerakan mata
berpencar, atau
tetap pada satu
fokus meringis)
 Sikap melindungi
area nyeri
 Perubahan posisi
utuk menghindari
nyeri
 Sikap tubuh
melindungi
 Melaporkan nyeri
secara verbal
 Gangguan tidur

Faktor yang
berhubungan:
Agen cidera (biologis,

zat, kimia, fisik,

psikologis)
3. Kelebihan volume NOC NIC
cairan a. Electrolit and acid Fluid management
Definisi: base balance 1) Timbang popok/pembalut
Peningkatan retensi b. Fluid balance jika diperlukan
cairan isotonik c. Hydration 2) Pertahankan catatan intake
Kriteria hasil: dan output yang akurat
Batasan karakteristik : 1) Terbebas dari edema, 3) Pasang urin kateter jika
1) Bunyi napas efusi, anaskara diperlukan
2) Bunyi nafas bersih, 4) Monitor hasil HB yang
adventisius
tidak ada sesuai dengan retensi cairan
2) Gangguan
dvspnue/ortopnea (BUN,Hmt, osmolalitas
elektrolit 3) Terbebas dari distensi urin)
3) Anasarka vena jugularis, reflek 5) Monitor status hemodinamik
4) Ansietas heatojugular (+) termasuk CVP, MAP, PAP
5) Azotemia 4) Memelihara tekanan dan PCWP)
6) Perubahan vena sentarl, tekanan 6) Monitor vital sign
tekanan darah kapiler paru, output 7) Monitor indikasi
7) Perubahan status jantung dan vital sign retensi/kelebihan cairan
mental dalam batas normal (cracles, CVP, edema,
8) Perubahan pola 5) Terbebas dan kelelahan, distensi vena leher, asites)
pernapasan kecemasan, atau 8) Kaji lokasi dan luas edema
9) Penurunan kebingungan 9) Monitor masukan
hematrokrit 6) Menjelaskan indikator makanan/cairan dan hitung
10) Penurunan kelebihan cairan intake kalori
hemoglobin 10) Monitor status nutrisi
11) Kolaborasi pemberian
11) Dispnea
diuretik sesuai interuksi
12) Edema
12) Batasi masukan cairan pada
13) Peningkatan keadaan hiponatrermi dilusi
tekanan vena dengan serum Na<130
sentral mEq/I
14) Asupan melebihi 13) Kolaborasi dokter jika tanda
haluaran cairan berlebihan muncul
15) Distensi vena memburuk
jugularis
16) Oliguria
17) Ortopnea
18) Efusi pleura Fluid monitoring
19) Perubahan 1) Tentukan riwayat jumlah dan
tekanan arteri tipe intake cairan dan
20) Gelisah eliminasi
21) Perubahan berat 2) Tentukan kemungkinan faktor
jenis urin resiko dan ketidakseimbangan
22) Bunyi jantung s3 cairan (hipertermia, terapi
23) Penambahan diuretik, kelainan renal, gagal
berat badan dalam jantung, diaporesis, disfungsi
waktu singkat hati)
3) Monitor berat badan, BP, HR,
Faktor yang RR
berhubungan : 4) Monitor serum dan elektrolit
urin
1) Gangguan
5) Monitor serum dan
mekanisme regulasi
osmilalitas urin
2) Kelebihan asupan 6) Monitor tekanan darah
cairan orthostatik dan perubahan
3) Kelebihan asupan irama jantung
natrium 7) Monitor parameter
hemodinamik infasif
8) Catat secara distensi leher,
rinchi, edem perifer dan
penambahan BB
9) Monitor tanda dan gejala dari
odema
4. Ketidakseimbangan NOC NIC
nutrisi kurang dari o Nutritional Status : Nutrition Management
kebutuhan tubuh o Nutritional Status : o Kaji adanya alergi makanan
food and Fluid Intake o Kolaborasi dengan ahli gizi
Definisi : o Nutritional Status: untuk menentukan jumlah
 Asupan nutrisi tidak nutrient Intake kalori dan nutrisi yang
cukup untuk o Weight control dibutuhkan pasien.
memenuhi kebutuhan o Anjurkan pasien untuk
metabolik Kriteria Hasil : meningkatkan intake Fe
 Adanya peningkatan o Anjurkan pasien untuk
Batasan berat badan sesuai meningkatkan protein dan
Karakteristik : dengan tujuan vitamin C
o Kram abdomen  Berat badan ideal o Berikan substansi gula
o Nyeri abdomen sesuai dengan tinggi o Yakinkan diet yang dimakan
o Menghindari badan mengandung tinggi serat
makanan  Mampu untuk mencegah konstipasi
o Berat badan 20% mengidentifikasi o Berikan makanan yang
atau lebih dibawah kebutuhan nutrisi terpilih (sudah
berat badan ideal  Tidak ada tanda-tanda dikonsultasikan dengan ahli
o Kerapuhan kapiler malnutrisi gizi)
o Diare  Menunjukkan o Ajarkan pasien bagaimana
o Kehilangan rambut peningkatan fungsi membuat catatan makanan
berlebihan pengecapan dan harian.
o Bising usus menelan o Monitor jumlah nutrisi dan
hiperaktif  Tidak terjadi penurunan kandungan kalori
o Kurang makanan berat badan yang o Berikan informasi tentang
o Kurang informasi berarti kebutuhan nutrisi
o Kurang minat pada o Kaji kemampuan pasien
makanan untuk mendapatkan nutrisi
o Penurunan berat yang dibutuhkan
badan dengan  Nutrition Monitoring
asupan makanan o BB pasien dalam batas
adekuat normal
o Kesalahan konsepsi o Monitor adanya penurunan
o Kesalahan berat badan
informasi o Monitor tipe dan jumlah
o Mambran mukosa aktivitas yang biasa dilakukan
pucat o Monitor interaksi anak atau
o Ketidakmampuan orangtua selama makan
memakan makanan o Monitor lingkungan selama
o Tonus otot makan
menurun o Jadwalkan pengobatan dan
o Mengeluh perubahan pigmentasi
gangguan sensasi o Monitor turgor kulit
rasa o Monitor kekeringan, rambut
o Mengeluh asupan kusam, dan mudah patah
makanan kurang o Monitor mual dan muntah
dan RDA o Monitor kadar albumin, total
(recommended protein, Hb, dan kadar Ht
daily allowance) o Monitor pertumbuhan dan
o Cepat kenyang perkembangan
setelah makan o Monitor pucat, kemerahan,
o Sariawan rongga dan kekeringan jaringan
mulut konjungtiva
o Steatorea o Monitor kalori dan intake
o Kelemahan otot nutrisi
pengunyah o Catat adanya edema,
o Kelemahan otot hiperemik, hipertonik papila
untuk menelan lidah dan cavitas oral.
o Catat jika lidah berwarna
 Faktor Yang magenta, scarlet
Berhubungan :
o Faktor biologis
o Faktor ekonomi
o Ketidakmampuan
untuk
mengabsorbsi
nutrien
o Ketidakmampuan
untuk mencerna
makanan
o Ketidakmampuan
menelan makanan
o Faktor psikologis

5. Resiko perdarahan NOC NIC


         Blood lose severity Bleeding precautions
Definisi : Beresiko          Blood koagulation          Monitor ketat tanda-tanda
mengalamipenurunan perdarahan
volume darah yang Kriteria Hasil :          Catat nilai Hb dan HT
dapat mengganggu          Tidak ada hematuria sebelum dan sesudah terjadìnya
kesehatan dan hematemesis perdarahan
         Kehilangan darah yang          Monitor nilai lab (koagulasi)
Faktor Resiko : terlihat yang meliputi PT, PTT,
         Aneurisme          Tekanan darah dalam trombosit
         Sirkumsisi batas normal sistol dan          Monitor TTV ortostatik
         Defisiensi diastole          Pertahankan bed rest selama
pengetahuan          Tidak ada perdarahan perdarahan aktif
         Koagulopati pervagina          Kolaborasi dalam pemberian
intravaskuler          Tidak ada distensi produk darah (platelet atau fresh
diseminata abdominal frozen plasma)
         Riwayat jatuh          Hemoglobin dan          Lindungi pasien dari trauma
         Gangguan hematrokrit dalam batas yang dapat menyebabkan
gastrointestinal normal perdarahan
         (mis.,penyakit ulkus         Plasma, PT, PTT dalam          Hindari mengukur suhu lewat
lambung, polip, batas normal rectal
varises)          Hindari pemberian aspirin dan
         Gangguan fungsi anticoagulant
hati (mis, sirosis,          Anjurkan pasien untuk
hepatitis) meningkatkan intake makanan
         Koagulopati inheren yang banyak mengandung
(mis, trombositopenia) vitamin K
         Komplikasi          Hindari terjadinya konstipasi
pascapartum (mis, dengan menganjurkan untuk
atoni uteri, retensi mempertahankan intake cairan
plasenta) yang adekuat dan pelembut feses
         Komplikasi terkait Bleeding reduction
kehamilan (mis,          Identifikasi penyebab
plasenta previa, perdarahan
kehamilan mola,          Monitor trend tekanan darah
solusio plasenta) dan parameter hemodinamik
         Trauma (CVP,pulmonary capillary /
         Efek samping artery wedge pressure
terkait terapi (mis,          Monitor status cairan yang
pembedahan, meliputi intake dan output
pemberian obat,          Monitor penentu pengiriman
pemberian produk oksigen ke jaringan (PaO2, SaO2
darah defisiensi dan level Hb dan cardiac output)
trombosit, kemoterapi)          Pertahankan patensi IV line
Bleeding reduction:
wound/luka
         Lakukan manual pressure
(tekanan) pada area perdarahan
         Gunakan ice pack pada area
perdarahan
         Lakukan pressure dressing
(perban yang menekan) pada
area luka
         Tinggikan ekstremitas yarg
perdarahan
         Monitor ukuran dan
karakteristik hematoma
         Monitor nadi distal dari area
yang luka atau perdarahan
         Instruksikan pasien untuk
menekan area luka pada saat
bersin atau batuk
         Instruksikan pasien untuk
membatasi aktivitas
Bleeding reduction :
gastrointestinal
         Observasi adanya darah dalam
sekresi cairan tubuh: emesis,
feces, urine, residu lambung, dan
drainase luka
         Monitor complete blood count
dan leukosit
         Kolaborasi dalam pemberian
terapi : lactulose atau vasopressin
         Lakukan pemasangan NGT
untuk memonitor sekresi dan
perdarahan lambung
         Lakukan bilas lambung
dengan NaCI dingin
         Dokumentasikan warna,
jumlah dan karakteristik feses
         Hindari pH lambung yang
ekstrem dengan kolaborasi
pemberian antacids atau
histamine blocking agent
         Kurangi faktor stress
         Pertahankan jalan nafas
         Hindari penggunaan
anticoagulant
         Monitor status nutrisi pasien
         Berikan cairan Intravena
         Hindari penggunaan aspirin
dan ibuprofen
6. Resiko Syok NOC NIC
(Hipovolemik)        Syok prevention Syok prevention
       Syok management  Monitor status sirkulasi
Definisi : Beresiko Kriteria Hasil : BP, warna kulit, suhu
terhadap  Nadi dalam batas kulit, denyut jantung, HR,
ketidakcukupan aliran yang diharapkan dan ritme, nadi perifer,
darah kejaringan  Irama jantung dan kapiler refill.
tubuh, yang dapat dalam batas yang  Monitor tanda inadekuat
mengakibatkan diharapkan oksigenasi jaringan
disfungsi seluler yang  Frekuensi nafas  Monitor suhu dan
mengancam jiwa dalam batas yang pernafasan
diharapkan  Monitor input dan output
Faktor Resiko :  Irama pernapasan  Pantau nilai labor : HB,
       Hipotensi dalam batas yang HT, AGD dan elektrolit
       Hipovolemi diharapkan  Monitor hemodinamik
       Hipoksemia  Natrium serum invasi yng sesuai
       Hipoksia dalam batas normal  Monitor tanda dan gejala
       Infeksi  Kalium serum asites
       Sepsis dalam batas normal  Monitor tanda awal syok
       Sindrom respons  Klorida serum  Tempatkan pasien pada
inflamasi sistemik dalam batas normal posisi supine, kaki elevasi
 Kalsium serum untuk peningkatan
dalam batas normal preload dengan tepat
 Magnesium serum  Lihat dan pelihara
dalam batas normal kepatenan jalan nafas
 PH darah serum  Berikan cairan IV dan
dalam batas normal atau oral yang tepat
Hidrasi  Berikan vasodilator yang
 Indicator : tepat
 Mata cekung tidak  Ajarkan keluarga dan
ditemukan pasien tentang tanda dan
 Demam tidak gejala datangnya syok
ditemukan  Ajarkan keluarga dan
 Tekanan darah pasien tentang langkah
dalam batas normal untuk mengatasi gejala
 Hematokrit dalam syok
batas normal  Syok management
 Monitor fungsi
neurotogis
 Monitor fungsi renal (e.g
BUN dan Cr : Lavel)
 Monitor tekanan nadi
 Monitor status cairan,
input, output
 Catat gas darah arteri dan
oksigen
 dijaringan
 Monitor EKG, sesuai
 Memanfaatkan
pemantauan jalur arteri
untuk meningkatkan
akurasi pembacaan
tekanan darah, sesuai
 Menggambar gas darah
arteri dan memonitor
jaringan oksigenasi
 Memantau tren dalam
parameter hemodinamik
(misalnya, CVP, MAP,
tekanan kapiler
pulmonal / arteri)
 Memantau faktor penentu
pengiriman jaringan
oksigen (misalnya, PaO2
kadar hemoglobin SaO2,
CO), jika tersedia
 Memantau tingkat karbon
dioksida sublingual dan /
atau tonometry lambung,
sesuai
 Memonitor gejala gagal
pernafasan (misalnya,
rendah PaO2 peningkatan
PaCO2 tingkat, kelelahan
otot pernafasan)
 Monitor nilai
laboratorium (misalnya,
CBC dengan diferensial)
koagulasi profil,ABC,
tingkat laktat,  budaya,
dan profil kimia)
 Masukkan dan
memelihara besarnya
kobosanan akses IV

7. Ansietas Setelah dilakukan tindakan NIC


keperawatan selama 2x24 Anxiety Reduction (penurunan
Definsi : Perasaan
jam diharapkan nyeri kecemasan)
tidak nyaman atau
teratasi dengan tujuan dan 1. Gunakan pendekatan yang
kekawatiran yang
kriteria hasil : menenangkan
Samar disertai respon
2. Nyatakan dengan jelas
autonom (sumber
harapan terhadap pelaku
sering kali tidak
Tujuan dan Kriteria pasien
spesifik atau tidak
Hasil : 3. Jelaskan semua prosedur dan
diketahui oleh
NOC apa yang dirasakan selama
individu); perasaan
         Anxiety self-control prosedur
takut yang disebabkan         Anxiety level 4. Pahami prespektif pasien
oleh antisipasi         Coping terhadap situasi stres
terhadap bahaya. Hal 5. Temani pasien untuk
ini merupakan isyarat Kriteria Hasil : memberikan keamanan dan
kewaspadaan yang         Klien mampu mengurangi takut
memperingatkan mengidentifikasi dan 6. Dorong keluarga untuk
individu akan adanya mengungkapkan gejala menemani anak
bahaya dan cemas. 7. Lakukan back / neck rub
kemampuan individu         Mengidentifikasi, 8. Dengarkan dengan penuh
untuk bertindak mengungkapkan dan perhatian
menghadapi ancaman. menunjukkan tehnik untuk 9. Identifikasi tingkat
mengontol cemas. kecemasan
Batasan          Vital sign dalam batas 10. Bantu pasien mengenal
Karakteristik normal. situasi yang menimbulkan
Perilaku :          Postur tubuh, ekspresi kecemasan
       Penurunan wajah, bahasa tubuh dan 11. Dorong pasien untuk
produktivitas tingkat aktivfitas mengungkapkan perasaan,
       Gerakan yang ireleven menunjukkan ketakutan, persepsi
       Gelisah berkurangnya kecemasan 12. Instruksikan pasien
       Melihat sepintas menggunakan teknik
       Insomnia relaksasi
       Kontak mata yang 13. Berikan obat untuk
buruk mengurangi kecemasan
       Mengekspresikan
kekawatiran karena
perubahan dalam
peristiwa hidup
       Agitasi
       Mengintai
       Tampak waspada
Affektif :
       Gelisah, Distres
       Kesedihan yang
mendalam
       Ketakutan
       Perasaan tidak adekuat
       Berfokus pada diri
sendiri
       Peningkatan
kewaspadaan
       Iritabihtas
       Gugup senang
beniebihan
       Rasa nyeri yang
meningkatkan
ketidakberdayaan
       Peningkatan rasa
ketidak berdayaan
yang persisten
       Bingung, Menyesal
       Ragu/tidak percaya
diri
       Khawatir
Fisiologis :
       Wajah tegang, Tremor
tangan
       Peningkatan keringat
       Peningkatan
ketegangan
       Gemetar, Tremor
       Suara bergetar
Simpatik :
       Anoreksia
       Eksitasi
kardiovaskular
       Diare, Mulut kering
       Wajah merah
       Jantung berdebar-
debar
       Peningkatan tekanan
darah
       Peningkatan denyut
nadi
       Peningkatan reflek
       Peningkatan frekwensi
pernapasan
       Pupil melebar
       Kesulitan bernapas
       Vasokontriksi
superfisial
       Lemah, Kedutan pada
otot
Parasimpatik :
       Nyeri abdomen
       Penurunan tekanan
darah
       Penurunan denyut
nadi
       Diare, Mual, Vertigo
       Letih, Ganguan tidur
       Kesemutan pada
ekstremitas
       Sering berkemih
       Anyang-anyangan
       Dorongan cegera
berkemih
Kognitif :
       Menyadari gejala
fisiologis
       Bloking fikiran,
Konfusi
       Penurunan lapang
persepsi
       KesuIitan
berkonsentrasi
       Penurunan
kemampuan belajar
       Penurunan
kemampuan untuk
memecahkan masalah
       Ketakutan terhadap
konsekwensi yang
tidak spesifik
       Lupa, Gangguan
perhatian
       Khawatir, Melamun
       Cenderung
menyalahkan orang
lain.
Faktor Yang
Berhubungan :
       Perubahan dalam
(status ekonomi,
lingkungan,status
kesehatan, pola
interaksi, fungsi peran,
status peran)
       Pemajanan toksin
       Terkait keluarga
       Herediter
       Infeksi/kontaminan
interpersonal
DAFTAR PUSTAKA

Dongoes, E.Marlyn ,dkk. 2010. Buku Asuhan Keperawatan, Pedoman nutuk


Perawatan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.Jakarta : EGC.

Meilani. 2010. Penyakit Menular di Sekitar Kita. Klaten: PT Intan Sejati.

Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. 2015. APLIKASI Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta:
MediAction.

Warsidi, E. 2009. Bahaya dan Pencegahan DBD. Bekasi: Mitra Utama.

Wilkinson, Judith. M. 2011. Buku saku diagnosa keperawatan: diagnosis


NANDA, Intervensi NIC, kriteria hasil NOC. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai