(DBD)
A. Konsep Teoritis
1. Definisi
Demam berdarah adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh Virus
Dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk
Aedes Aegypti (Suriadi, 2006).
Demam berdarah adalah suatu penyakit demam berat yang sering
mematikan, disebabkan oleh virus, ditandai oleh permeabilitas kapiler,
kelainan hemostaksis dan pada kasus berat, sindrom syok kehilangan
protein Menurut (Nelson, 2000).
Demam berdarah dengue (DBD), adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri
otot, dan atau nyeri sendi yang disertai penurunan dari sel darah putih,
adanya bercak kemerahan di kulit, pembesaran kelenjar getah bening,
penurunan jumlah trombosit dan kondisi terberat adalah perdarahan dari
hampir seluruh jaringan tubuh (Rasyid, 2012).
2. Anatomi fisiologi
a. Anatomi
b. Fisiologi
Darah adalah cairan di dalam pembuluh darah yang mempunyai
fungsi sangat penting dalam tubuh yaitu fungsi transportasi dalam tubuh
yaitu membawa nutrisi, oksigen dari usus dan paru-paru untuk kemudian
diedarkan ke seluruh tubuh. Darah mempunyai 2 komponen yaitu
komponen padat dan komponen cair.
Peran penting yang dilakukan darah yaitu dalam pengaturan suhu
tubuh, karena dengan cara konduksi darah membawa panas tubuh dari
pusat produksi panas (hepar dan otot) untuk didistribusikan ke seluruh
tubuh dan permukaan tubuh yang ada akhirnya diatur pelepasannya
dalam upaya homeostasis suhu (termoregulasi). Dalam komponen cair
atau plasma ini mempunyai fungsi sebagai media transport, berwarna
kekuningan. Sedangkan pada komponen padat terdiri dari sel-sel darah
eritrosit, leukosit dan trombosit. Pada batas tertentu diatur oleh tekanan
osmotik dalam pembuluh darah dan jaringan. Bagian-bagian padat darah
terendam dalam plasma.
Sel-sel darah :
a. Eritrosit
Eritrosit dibuat di dalam sumsum tulang, di dalam sumsum tulang
masih berinti, inti dilepaskan sesaat sebelum dilepaskan/keluar. Pada
proses pembentukannya diperlukan Fe, Vit. B12, asam folat dan rantai
globulin yang merupakan senyawa protein. Selain itu untuk proses
pematangan (maturasi) diperlukan hormon eritropoetin yang dibuat
oleh ginjal, sehingga bila kekurangan salah satu unsur pembentukan
seperti di atas (kurang gizi) atau ginjal mengalami kerusakan, maka
terjadi gangguan eritrosit (anemia).
b. Leukosit
Fungsi utama leukosit adalah sebagai pertahanan tubuh dengan cara
menghancurkan antigen (kuman, virus, toksin) yang masuk. Ada 5
jenis leukosit yaitu neutrofil, eosinofil, basofil, limfosit, monosit.
Jumlah normal leukosit 5.000-9.000 /mm3. Bila jumlahnya berkurang
disebut leukopenia. Jika tubuh tidak membuat leukosit sama sekali
disebut agranulasitosis.
c. Trombosit
Trombosit bukan berupa sel, tetapi berupa/berbentuk keping yang
merupakan bagian-bagian kecil dari sel besar yang membuatnya yaitu
megakaryosit, di sumsum tualng dan lien. Ukurannya sekitar 2-4
mikron, dan umur peredarannya sekitar 10 hari.
d. Plasma
Plasma merupakan bagian cair dari darah.
Fungsi Protein Plasma :
a) Mempertahankan tekanan osmotik plasma yang diperlukan untuk
pembentukan dan penyerapan cairan jaringan.
b) Dengan bergabung bersama asam dan alkali protein plasma
bertindak sebagai penyangga dalam mempertahankan pH normal
tubuh.
c) Fibrinogen dan protrombin adalah penting untuk pembekuan darah.
d) Immunoglobulin merupakan hal yang esensial dalam pertahanan
tubuh melawan infeksi
3. Etiologi
Menurut Suriadi (2006) demam berdarah dengue (DBD) disebabkan
oleh Virus dengue sejenis arbovirus. Arbovirus adalah kependekan dari
Arthropod Borne Virus, merupakan golongan virus penyebab penyakit yang
ditularkan oleh vektor/binatang kelompok Arthropoda antara lain nyamuk.
4. Patofisiologi
Infeksi virus dengue, akan mengeluarkan toksin, reaksi imunologis,
trombositoposis destruksi trombosit dalam darah naik. Saat virus
mengeluarkan toksin dapat melepaskan pirogen ke dalam darah yang
menstimulasi pusat termoregulasi (Hipothalamus) dan mengirim impuls ke
pusat vasomotor sehingga menyebabkan peningkatan suhu tubuh. Dari
peningkatan suhu tubuh tersebut terjadi kesalahan interpretasi dan mukosa
mulut/lidah kotor dan tidak nyaman. Kesalahan interpretasi tersebut
dikarenakan kurang pengetahuan dan membutuhkan hospitalisasi sehingga
menyebabkan ansietas (kecemasan), sedangkan dari mukosa yang kotor
menyebabkan mual muntah atau anoreksia sehingga intake nutrisi tidak
adekuat yeng kemudian bisa terjadi penurunan daya tahan tubuh dan
beresiko terjadi infeksi, sementara perubahan nutrisi bisa terjadi dan kondisi
tubuh dapat melemah selanjutnya akan terjadi intoleransi aktivitas.
Reaksi imunologis menyebabkan permeabilitas vaskuler meningkat
dan dapat terjadi ekstraksi cairan yang menimbulkan kebocoran plasma
yaitu hemokonsentrasi, hipoproteinuria, efusi pleura, serta acites. Kemudian
hipovolemia yang terjadi dapat menyebabkan hipotensi dan vasodilatasi
arteri sehingga kulit menjadi panas dan terjadi peningkatan penguapan
cairan tubuh yang berujung pada deficit volume cairan tubuh.
Sedangkan dari kerusakan trombosit, agregasi trombosit akan
meningkat sehingga terjadi trombositopenia yang menyebabkan
menurunnya faktor koagulasi akan memanifestasikan perdarahan ringan –
berat yang beresiko terhadap perdarahan lebih lanjut sehingga vaskositas
darah menurun dan dapat terjadi perdarahan dan suplai O2 dalam zat
makanan ke dalam tubuh menurun yang menyebabkan penumpukan asam
laktat dalam otak dan sendi yang berujung pada nyeri yang akut.
Pathway :
5. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik dari demam berdarah menurut Suriadi (2006) :
a. Demam tinggi selama 5 – 7 hari
b. Perdarahan terutama pada bawah kulit (petechia)
c. Epistaksis, melena, hematuri, dan hematemesis
d. Mual, muntah, tidak nafsu makan, diare, dan konstipasi
e. Nyeri otot dan tulang sendi, nyeri abdomen dan ulu hati
f. Sakit kepala
g. Pembengkakan sekitar mata
h. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening
i. Tanda-tanda rejantan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah
menurun, gelisah, CRT >3 detik, serta nadi cepat dan lemah).
6. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik pada pasien dengan demam berdarah dengue
menurut Suriadi (2006) adalah sebagai berikut :
Darah lengkap
7. Komplikasi
Komplikasi dari demam berdarah dengue menurut Indartoas (2009)
yaitu :
Perdarahan luas : Karena peningkatan suhu yang tinggi, pecahan-pecahan
pembuluh darah terjadi pada sebagian besar tubuh.
Syok (rejatan) : Rejatan dapat terjadi pada pasien DSS (Dengue Shock
Syndrome).
Penatalaksanaan keperawatan
a. Minum banyak 1,5 sampai 2 L/hari dengan air teh, gula, atau susu,Hal
ini karena pasien dengan DBD beresiko tinggi mengalami kekurangan
volume cairan berlebih. Mencegah terjadinya kekurangan volume
cairan.
b. Meningkatkan perfusi jaringan adekuat,Mengkaji dan mencatat tanda-
tanda vital (kualitas dan frekuensi denyut nadi, tekanan darah, CRT)
c. Memberikan nutrisi secara adekuat.Berikan makanan yang disertai
suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi
d. Mensupport koping keluarga yang adaptif.Ijinkan orangtua dan
keluarga untuk memberikan respons secara panjang lebar, dan
identifikasi faktor yang paling mencemaskan keluarga.
e. Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.Ukur tanda-tanda
vital : suhu dan ajarkan keluarga dalam mengukur suhu tubuh. Suhu
tubuh normal 360C sampai 370ºC.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
1) identitas
Meliputi identitas pasien dan identitas keluarga.
2) Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan saat ini.
biasanya klien mengeluh, antara lain;
· Demam akut / suhu meningkat tiba-tiba (selama 2 – 7 hari).
· Sering disertai menggigil
· Perdarahan pada kulit ( petekie, ekimosis, hematoma ) serta
perdarahan lain seperti epitaksis, hematemesis, hematuria dan
malena
· Keluhan pada saluran pernapasan : batuk, pilek, sakit waktu
menelan nafas
· Keluhan pada saluran cerna : mual, muntah, tak nafsu makan, diare,
konstipasi
· Keluhan sistem tubuh yang lain : nyeri atau sakit kepala, nyeri pada
otot, tulang dan sendi, nyeri otot abdomen, nyeri ulu hati, pegal-
pegal pada seluruh tubuh, kemerahan pada kulit, kemerahan pada
muka, pembengkakan sekitar mata, lakrimasi dan fotopobia, otot-
otot sekitar mata sakit bila disentuh.
b) Riwayat kesehatan keluarga.
Apakah pada anggota keluarga yg mengalami penyakit yg sama
seperti di derita oleh klien.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Apakah sebelumnya klien pernah mengalami riwayat penyakit yg
sama.
b. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Kesadaran : bisa saja Composmentis, samnolen, atau koma (tergantung dari
derajat penyakit DHF)
TTV : Biasanya terjadinya penurunan dalam pemeriksaan tanda-tanda vital
2) Kepala
a) Wajah : mengalami kemerahan (flushig), pada hidung terjadi
epistaksis
b) Mulut : adanya perdarahan pada gusi, mukosa bibirtampak kering &
kadang-kadang lidah tampak kotor dan adanya hiperemia pada
tenggorokan
3) Leher : Tidak ada masalah pada leher
4) Paru : Pernafasan dangkal, ketika dilakukan perkusi biasanya dapat
ditemukan bunyi redup lantaran adanya efusi fleura
5) Jantung : Dapat terjadi anemia karena kekurangan cairan
6) Abdomen : adanya nyeri ulu hati, ketika dilakukan palpasi dapat
ditemukan adanya pembesaran hepar & limpa
7) Ekstremitas : Biasanya di temukan nyeri sendi
8) Kulit : Ditemukan adanya ptekie, purpura, ekimosis, dan hyperemia serta
hematoma.
2. Diagnosa keperawatan dan Rencana Keperawatan
Hipertermia b.d proses inflamasi
Nyeri akut
Kekurangan volume cairan b.d intake yang tidak adekuat dan diaphoresis
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah,
anoreksia
Resiko terjadi perdarahan berulang b.d tromobositopenia
Resiko Syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan yang berlebihan,
pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler
Ansietas berhubungan dengan hospitalisasi
3. Intervensi
Faktor yang
berhubungan:
Agen cidera (biologis,
zat, kimia, fisik,
psikologis)
3. Kelebihan volume NOC NIC
cairan a. Electrolit and acid Fluid management
Definisi: base balance 1) Timbang popok/pembalut
Peningkatan retensi b. Fluid balance jika diperlukan
cairan isotonik c. Hydration 2) Pertahankan catatan intake
Kriteria hasil: dan output yang akurat
Batasan karakteristik : 1) Terbebas dari edema, 3) Pasang urin kateter jika
1) Bunyi napas efusi, anaskara diperlukan
2) Bunyi nafas bersih, 4) Monitor hasil HB yang
adventisius
tidak ada sesuai dengan retensi cairan
2) Gangguan
dvspnue/ortopnea (BUN,Hmt, osmolalitas
elektrolit 3) Terbebas dari distensi urin)
3) Anasarka vena jugularis, reflek 5) Monitor status hemodinamik
4) Ansietas heatojugular (+) termasuk CVP, MAP, PAP
5) Azotemia 4) Memelihara tekanan dan PCWP)
6) Perubahan vena sentarl, tekanan 6) Monitor vital sign
tekanan darah kapiler paru, output 7) Monitor indikasi
7) Perubahan status jantung dan vital sign retensi/kelebihan cairan
mental dalam batas normal (cracles, CVP, edema,
8) Perubahan pola 5) Terbebas dan kelelahan, distensi vena leher, asites)
pernapasan kecemasan, atau 8) Kaji lokasi dan luas edema
9) Penurunan kebingungan 9) Monitor masukan
hematrokrit 6) Menjelaskan indikator makanan/cairan dan hitung
10) Penurunan kelebihan cairan intake kalori
hemoglobin 10) Monitor status nutrisi
11) Kolaborasi pemberian
11) Dispnea
diuretik sesuai interuksi
12) Edema
12) Batasi masukan cairan pada
13) Peningkatan keadaan hiponatrermi dilusi
tekanan vena dengan serum Na<130
sentral mEq/I
14) Asupan melebihi 13) Kolaborasi dokter jika tanda
haluaran cairan berlebihan muncul
15) Distensi vena memburuk
jugularis
16) Oliguria
17) Ortopnea
18) Efusi pleura Fluid monitoring
19) Perubahan 1) Tentukan riwayat jumlah dan
tekanan arteri tipe intake cairan dan
20) Gelisah eliminasi
21) Perubahan berat 2) Tentukan kemungkinan faktor
jenis urin resiko dan ketidakseimbangan
22) Bunyi jantung s3 cairan (hipertermia, terapi
23) Penambahan diuretik, kelainan renal, gagal
berat badan dalam jantung, diaporesis, disfungsi
waktu singkat hati)
3) Monitor berat badan, BP, HR,
Faktor yang RR
berhubungan : 4) Monitor serum dan elektrolit
urin
1) Gangguan
5) Monitor serum dan
mekanisme regulasi
osmilalitas urin
2) Kelebihan asupan 6) Monitor tekanan darah
cairan orthostatik dan perubahan
3) Kelebihan asupan irama jantung
natrium 7) Monitor parameter
hemodinamik infasif
8) Catat secara distensi leher,
rinchi, edem perifer dan
penambahan BB
9) Monitor tanda dan gejala dari
odema
4. Ketidakseimbangan NOC NIC
nutrisi kurang dari o Nutritional Status : Nutrition Management
kebutuhan tubuh o Nutritional Status : o Kaji adanya alergi makanan
food and Fluid Intake o Kolaborasi dengan ahli gizi
Definisi : o Nutritional Status: untuk menentukan jumlah
Asupan nutrisi tidak nutrient Intake kalori dan nutrisi yang
cukup untuk o Weight control dibutuhkan pasien.
memenuhi kebutuhan o Anjurkan pasien untuk
metabolik Kriteria Hasil : meningkatkan intake Fe
Adanya peningkatan o Anjurkan pasien untuk
Batasan berat badan sesuai meningkatkan protein dan
Karakteristik : dengan tujuan vitamin C
o Kram abdomen Berat badan ideal o Berikan substansi gula
o Nyeri abdomen sesuai dengan tinggi o Yakinkan diet yang dimakan
o Menghindari badan mengandung tinggi serat
makanan Mampu untuk mencegah konstipasi
o Berat badan 20% mengidentifikasi o Berikan makanan yang
atau lebih dibawah kebutuhan nutrisi terpilih (sudah
berat badan ideal Tidak ada tanda-tanda dikonsultasikan dengan ahli
o Kerapuhan kapiler malnutrisi gizi)
o Diare Menunjukkan o Ajarkan pasien bagaimana
o Kehilangan rambut peningkatan fungsi membuat catatan makanan
berlebihan pengecapan dan harian.
o Bising usus menelan o Monitor jumlah nutrisi dan
hiperaktif Tidak terjadi penurunan kandungan kalori
o Kurang makanan berat badan yang o Berikan informasi tentang
o Kurang informasi berarti kebutuhan nutrisi
o Kurang minat pada o Kaji kemampuan pasien
makanan untuk mendapatkan nutrisi
o Penurunan berat yang dibutuhkan
badan dengan Nutrition Monitoring
asupan makanan o BB pasien dalam batas
adekuat normal
o Kesalahan konsepsi o Monitor adanya penurunan
o Kesalahan berat badan
informasi o Monitor tipe dan jumlah
o Mambran mukosa aktivitas yang biasa dilakukan
pucat o Monitor interaksi anak atau
o Ketidakmampuan orangtua selama makan
memakan makanan o Monitor lingkungan selama
o Tonus otot makan
menurun o Jadwalkan pengobatan dan
o Mengeluh perubahan pigmentasi
gangguan sensasi o Monitor turgor kulit
rasa o Monitor kekeringan, rambut
o Mengeluh asupan kusam, dan mudah patah
makanan kurang o Monitor mual dan muntah
dan RDA o Monitor kadar albumin, total
(recommended protein, Hb, dan kadar Ht
daily allowance) o Monitor pertumbuhan dan
o Cepat kenyang perkembangan
setelah makan o Monitor pucat, kemerahan,
o Sariawan rongga dan kekeringan jaringan
mulut konjungtiva
o Steatorea o Monitor kalori dan intake
o Kelemahan otot nutrisi
pengunyah o Catat adanya edema,
o Kelemahan otot hiperemik, hipertonik papila
untuk menelan lidah dan cavitas oral.
o Catat jika lidah berwarna
Faktor Yang magenta, scarlet
Berhubungan :
o Faktor biologis
o Faktor ekonomi
o Ketidakmampuan
untuk
mengabsorbsi
nutrien
o Ketidakmampuan
untuk mencerna
makanan
o Ketidakmampuan
menelan makanan
o Faktor psikologis