DOSEN PENGAMPU
DISUSUN OLEH:
Kelompok 1
3. Munawwaroh (33412101053)
JURUSAN KESEHATAN
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur pemakalah panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah Asuhan
keperawatan Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). Adapun maksud dari penyusunan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas keperawatan Anak di Politeknik Negeri
Madura. Disusunnya makalah ini tidak lepas dari peran dan bantuan beberapa pihak dan
sumber.
Pemakalah menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu pemakalah sangat mengharapkan kritik dan saran iyang
bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Pemakalah berharap semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi pemakalah khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB II PEMBAHASAN 1
1.1 Definisi 4
1.2 Anatomi Fisiologi 4
1.3 Etiologi 6
1.4 Tanda dan Gejala 6
1.5 Patofisiologi 7
1.6 Pathway 8
1.7 Manifestasi Klinis 9
1.8 Penatalaksanaan 10
1.9 Komplikasi 12
1.10 Pemeriksaan penunjang 12
BAB II KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN 15
3
BAB I
PEMBAHASAN
1.1 Definisi
Demam dengue atau DF dan demam berdarah dengue atau DBD (dengue
hemorrhagic fever disingkat DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang
disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan ditesis hemoragik.
Pada DHF terjadi perembesan plasma yang ditandai dengan hemokosentrasi
(peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan dirongga tubuh. Sindrom renjatan
dengue yang ditandai oleh renjatan atau syok (Nurarif & Kusuma 2015).
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang menyerang anak dan
orang dewasa yang disebabkan oleh virus dengan manifestasi berupa demam akut,
perdarahan, nyeri otot dan sendi. Dengue adalah suatu infeksi Arbovirus (Artropod
Born Virus) yang akut ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti atau oleh Aedes
Aebopictus (Wijayaningsih 2017).
Hematologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang darah dan
aspeknya pada keadaan sehat atau sakit dalam keadaan normal volume darah
manusia + 7-8% dari berat badan. (Lauralee Sherwood: 2001) Bila darah lengkap
dibiarkan membeku dan bekuan dibuang cairan yang tertinggal dinamakan serum.
4
Anatomi Fisiologi (Syaiffudin, 1997: Hal. 4)
Eritrosit merupakan sel darah yang telah berdeferensi jauh dan mempunyai
fungsi khusus untuk transport oksigen. Sel darah merah: Kekurangan eritrosit,
Hb, dan Fe akan mengakibatkan anemia.
2. Struktur Sel
Membran struktur elastic yang sangat tipis, tebalnya hanya 7,5-10mm. Hampir
seluruhnya terdiri dari keeping-keping halus gabungan protein lemak yang
merupakan lewatnya berbagai zat yang keluar masuk sel. Membran ini bertugas
untuk mengatur hidup sel dan menerima segala untuk rangsangan yang datang.
b) Plasma
5
Protein plasma, berfungsi untuk menjaga volume dan tekanan darah serta
melawan bibit penyakit (immunoglobulin).
Garam (mineral) plasma dan gas terdiri atas 02 dan CO2 berfungsi untuk
menjaga tekanan osmotik dan pH darah sehingga fungsi normal jaringan
tubuh.
Zat-zat makanan sebagai makanan sel.
Zat-zat lain seperti hormon, vitamin, dan enzim yang berfungsi untuk
membantu metabolisme.
Antibodi dan antitoksin melindungi badan dari infeksi bakteri.
Sesuai produk jaringan: urea, asam urat dan kreatinin.
1.3 Etiologi
Virus dengue, termasuk genus Flavivirus, keluarga flaviridae. Terdapat 4
serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Keempatnya ditemukan di
Indonesia dengan DEN-3 serotipe terbanyak. Infeksi salah satu serotipe akan
menimbulkan antibody terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibody
yang terbentuk terhadap serotype lain sangat kurang, sehingga tidak dapat
memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotipe lain tersebut.
Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi oleh 3 atau 4
serotipe selama hidupnya. Keempat serotipe virus dengue dapat ditemukan di
berbagai daerah di Indonesia (Nurarif & Kusuma 2015).
6
1.5 Patofisiologi
Virus dengue yang telah masuk ketubuh penderita akan menimbulkan viremia.
Hal tersebut akan menimbulkan reaksi oleh pusat pengatur suhu di hipotalamus
sehingga menyebabkan (pelepasan zat bradikinin, serotinin, trombin, histamin)
terjadinya: peningkatan suhu. Yang menyebabkan panas / meningkatnya suhu,
sehingga mengakibatkan penderita mengalami demam.
Selain itu viremia menyebabkan pelebaran pada dinding pembuluh darah yang
menyebabkan perpindahan cairan dan plasma dari intravascular ke intersisiel yang
menyebabkan penderita mengalami sakit kepala,karena darah berpindah ke
ekstravaskuler yang menyebabkan hipovolemia.
Trombositopenia dapat terjadi akibat dari penurunan produksi trombosit sebagai
reaksi dari antibodi melawan virus, Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui
gigitan nyamuk Aedes aegypti. Pertama tama yang terjadi adalah viremia yang
mengakibatkan penderita mengalami mual, dan nafsu makan mulai menurun.
Penderita juga mengalami nyeri otot pegal pegal di seluruh tubuh, ruam atau bintik
bintik merah pada kulit, hiperemia tenggorokan dan hal lain kemungkinan
pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati atau hepatomegal.
7
1.6 Pathway
Virus Dengue
Vermia
Hipovolemia Hipertermi
Nyeri akut
8
1.7 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada penderita DHF antara lain adalah (Nurarif & Kusuma 2015)
1. Demam dengue
Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan dua atau
lebih manifestasi klinis sebagai berikut:
a. Nyeri kepala
b. Nyeri retro-orbita
c. Myalgia atau arthralgia
d. Ruam kulit
e. Manifestasi perdarahan seperti petekie atau uji bending positif
f. Leukopenia
g. Pemeriksaan serologi dengue positif atau ditemukan DD/DBD yang
sudah di konfirmasi pada lokasi dan waktu yang sama
2. Demam berdarah dengue
Berdasarkan kriteria WHO 2016 diagnosis DHF ditegakkan bila semua hal
dibawah ini dipenuhi :
a. Demam atau riwayat demam akut antara 2-7 hari, biasanya bersifat
bifastik
b. Manifestasi perdarahan yang berupa :
1) Uji tourniquet positif
2) Petekie, ekimosis, atau purpura
3) Perdarahan mukosa (epistaksis, perdarahan gusi), saluran cerna,
tempat bekas suntikan
4) Hematemesis atau melena
c. Trombositopenia <100.00/ul
d. Kebocoran plasma yang ditandai dengan
9
1) Peningkatan nilai hematokrit >20% dari nilai baku sesuai umur
dan jenis kelamin
2) Penurunan nilai hematokrit >20% setelah pemberian cairan yang
adekuat
e. Tanda kebocoran plasma seperti : hipoproteinemia, asites, efusi pleur
3. Sindrom syok dengue
Seluruh kriteria DHF diatas disertai dengan tanda kegagalan sirkulasi yaitu:
c. Hipotensi
1.8 Penatalaksanaan
10
2) Berikan parasetamol bila demam, jangan berikan
asetosal atau ibuprofen karena dapat merangsang
terjadinya perdarahan.
11
1.9 Komplikasi
KomplikasiAdapun komplikasi dari DHF (Hadinegoro, 2008) adalah: 1.
Perdarahan Disebabkan oleh perubahan vaskuler, penurunan jumlah
trombosit dan koagulopati, dan trombositopeni dihubungkan meningkatnya
megakoriosit muda dalam sel-sel tulang dan 25pendeknya masa hidup
trombosit. Tendensi perdarahan dapat dilihat pada uji torniquet positif,
ptekie, ekimosis, dan perdarahan saluran cerna, hematemesis, dan melena.2.
Kegagalan sirkulasi DSS (Dengue Syock Syndrom) terjadi pada hari ke 2-7
yang disebabkan oleh peningkatan permeabilitas vaskuler sehingga terjadi
kebocoran plasma, efusi cairan serosa ke ronnga pleura dan peritoneum,
hiponatremia, hemokonsentrasi, dan hipovolemi yang mngekaibatkan
berkurangnya alran balik vena, penurunan volume sekuncup dan curah
jantung sehingga terjadi 13 disfungsi atau penurunan perfusi organ. DSS juga
disertai kegagalan hemeostasis yang mengakibatkan aktivitas dan integritas
sistem kardiovaskular, perfusi miokard dan curah jantung menurun, sirkulasi
darah terganggu dan terjadi iskemi jaringan dan kerusakan fungsi sel secara
progresif dan irreversible, terjadi kerusakan sel dan organ sehingga pasien
akan meninggal dalam wakti 12-24 jam.3. Hepatomegali Hati umumnya
membesar dengan perlemakan yang dihubungkan dengan nekrosis karena
perdarahan yang terjadi pada lobulus hati dan sel-sel kapiler. Terkadang
tampak sel metrofil dan limphosit yang lebih besar dan lebih banyak
dikarenakan adanya reaksi atau komplek virus antibody.4. Efusi Pleura
Terjadi karena kebocoran plasma yang mngekibatkan ekstrasi cairan
intravaskuler sel, hal tersebut dibuktikan dengan adanya cairan dalam rongga
pleura dan adanya dipsnea.
12
antara lain adalah (Wijayaningsih 2017) :
a) Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan darah rutin dilakukan untuk memeriksa kadar hemoglobin,
hematokrit, jumlah trombosit. Peningkatan nilai hematokrit yang selalu dijumpai
pada DHF merupakan indikator terjadinya perembesan plasma.
1. Pada demam dengue terdapat Leukopenia pada hari kedua atau hari
ketiga.
13
dengue. Menggunakan metode plague reduction neutralization test
(PRNT). Plaque adalah daerah tempat virus menginfeksi sel dan batas yang jelas
akan dilihat terhadap sel di sekitar yang tidak terkena infeksi.
14
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
2) Keluhan utama
Alasan atau keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang
kerumah sakit adalah panas tinggi dan anak lemah
3) Riwayat penyakit sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai
menggigil dan saat demam kesadaran composmetis. Turunnya
panas terjadi antara hari ke-3 dan ke-7 dan anak semakin lemah.
Kadang-kadang disertai keluhan batuk pilek, nyeri telan, mual,
muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri otot,
dan persendian, nyeri ulu hati, dan pergerakan bola mata terasa
pegal, serta adanya manifestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade
III. IV), melena atau hematemesis.
15
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada DHF anak
biasanya mengalami serangan ulangan DHF dengan tipe virus
lain.
5) Riwayat Imunisasi
2) Pola eliminasi
8) Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Apatis
Kesadaran : Apatis
16
Tanda-tanda vital :
Suhu :39°C
RR : 21 x/menit
Berat Badan : 15 kg
a. Kepala
b. Leher
c. Thorax (dada)
17
jantung
d. Abdomen
e. Ekstremitas
- Superior dan inferior
f. Anus genitalia
a. Kebersihan
18
a. Diagnosa : Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit
ditandai dengan suhu tubuh diatas nilai normal
Setelah dilakukan intervensi selama 3x24 jam
diharapkan : Menggigil menurun, kulit merah
menurun dan suhu tubuh membaik Intervensi :
1 ). Manajemen hipertemia
19
b. Diagnosa : Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis
(keengganan untuk makan)
Tujuan : setelah dilakukan intervensi selama 3x24 jam
diharapkan : Porsi makan yang dihabiskan meningkat,
Pengetahuan tentang standar asupan nutrisi yang tepat
meningkat, Berat badan membaik, Frekuensi makan
membaik, Nafsu makan membaik.
Intervensi :
1 ). Manajemen nutrisi
20
Rasional : mengetahui berat badan pasien
21
Pereda nyeri, antiemetik)
Rasional : untuk meredakan nyeri yang dirasakan klien
Intervensi :
22
Rasional : untuk memenuhi nutrisi di dalam tubuh
7. Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis.
NaCL, RL)
Rasional : untuk menggantikan cairan elektrolit
23
24
DAFTAR PUSTAKA
Murwani.2018.PatofisiologiDengueHemorrhagicFever.Jakarta
Samarinda.http://repository.poltekkeskaltim.ac.id/283/1/Untitf.
SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. SIKI DPP PPNI.
2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
25