Oleh:
Rafif Mohammad irsyad 1810313044
Fino Nauvalino 1810313024
Preseptor:
Dr. dr. Saptino Miro, Sp.PD-KGEH, FINASIM
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan pada Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah Case Report Session yang berjudul Dengue Hemorrhagic
Fever. Makalah ini disusun untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis dan pembaca,
serta menjadi salah satu syarat mengikuti kepaniteraan klinik di Bagian Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. dr. Saptino Miro, Sp.PD-KGEH, FINASIM
selaku preseptor yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini.
Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan
makalah ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan. Kritik dan saran sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
1.1 Definisi 6
1.2 Epidemiologi 6
1.3 Etiologi 7
1.4 Patofisiologi 8
1.5 Diagnosis 13
1.6 Tatalaksana 15
1.7 Komplikasi 17
1.8 Prognosis 18
Daftar Pustaka 20
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Definisi
Dengue merupakan suatu penyakit yang ditularkan nyamuk disebabkan oleh satu dari
empat serotipe virus dengue yaitu DENV-1, -2, -3, dan -4. Infeksi akibat satu serotipe akan
memberikan imunitas seumur hidup untuk serotipe tersebut namun tidak untuk serotipe lainnya,
sehingga seseorang dapat mengalami infeksi setidaknya sebanyak empat kali semasa hidupnya.
Virus dengue ditransmisikan dari orang ke orang melalui nyamuk Aedes utamanya A. Aegypti1
1.7 Diagnosis
1.8 Tatalaksana
Pada fase demam pasien dianjurkan tirah baring, selama masih demam diberikan obat
antipiretik atau kompres hangat. Untuk menurunkan suhu menjadi <39oC, dianjurkan pemberian
parasetamol. Asetosal/salisilat tidak dianjurkan (kontraindikasi) oleh karena dapat
menyebabkan gastritis, perdarahan dan asidosis. Dianjurkan pemberian cairan dan elektrolit
peroral, jus buah, susu, selain air putih, dianjurkan paling sedikit diberikan selama 2 hari. Tidak
boleh dilupakan monitor suhu, jumlah trombosit serta kadar hematokrit sampai normal kembali.
Indikasi rawat :
Indikasi pulang :
1. Keadaan umum baik dan masa kritis berlalu (>7 hari sejak panas)
2. Tidak demam selama 48 jam tanpa antipiretik
3. Nafsu makan membaik
4. Secara klinis tampak perbaikan
5. Hematokrit stabil
6. 3 hari setelah syok teratasi
7. Output urin >1 cc/kgbb/jam
8. Jumlah trombosit >50.000/uL dengan kecenderungan meningkat
9. Tidak dijumpai distress pernapasan (yang disebabkan oleh efusi pleura atau asidosis)
Pada saat kita menjumpai pasien tersangka infeksi dengue, maka bagan 1 dapat
dipergunakan.
Gambar 6. Tatalaksana kasus tersangka infeksi dengue
Gambar 7. Tatalaksana kasus DBD Derajat 1
1. Identitas Pasien
Nama : Nn. SM
Umur : 22 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jorong kapalo koto, Tanah datar
Pekerjaan : Mahasiswa
Tanggal Pemeriksaan : 09 November 2022
2. Anamnesis
Seorang Perempuan, 22 tahun datang ke IGD RSUP M. Djamil Padang pada tanggal
06 Januari 2023 dengan:
a. Keluhan Utama
Demam sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
- Demam sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit, demam mendadak tinggi disertai
menggigil, demam terus menerus dan naik turun, tidak disertai berkeringat.
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
Vital Sign
Suhu : 37,9 oC
Sianosis : tidak ada
Edema : tidak ada
Anemis : tidak ada
Ikterus : tidak ada
Status Generalisata
Kulit
Terdapat ptekie pada kulit tungkai kanan dan tungkai kiri serta di kedua lengan, kulit
teraba hangat, turgor kulit baik
Kelenjar Getah Bening
Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar getah bening coli, aksila, inguinal
Kepala
Normocephal
Rambut
Hidung
Tidak terdapat deviasi septum, tidak ditemukan kelainan
Tenggorokan
Tonsil: T1-T1, tidak hiperemis, kripta tidak melebar.
Gigi dan Mulut
Tidak terdapat perdarahan pada gusi
Leher
Pembesaran kelenjar tiroid tidak ada, kaku kuduk (-), JVP : 5-2 cm H2O
Paru
Inspeksi : Statis : bentuk dada normochest, dada simetris kiri dan kanan, tidak
terlihat ada massa, tidak terlihat adanya venektasi.
Dinamis : pergerakan dinding dada simetris kiri dan kanan.
Palpasi : Fremitus paru kiri sama dengan paru kanan.
Perkusi : Sonor pada lapangan paru kiri dan kanan
Auskultasi : Suara napas vesikular Rh -/-, Wh -/-
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Pulsasi iktus teraba kuat angkat, Iktus teraba 1 jari medial dari linea
midklavikula sinistra RIC V.
Perkusi : Batas jantung
Kiri : 1 jari medial linea midklavikula sinistra RIC V
Kanan : Linea sternalis dextra
Atas : RIC II
Auskultasi : Irama reguler, tidak terdapat murmur
Abdomen
Inspeksi : Perut tidak tampak membuncit
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Punggung
Tidak terdapat nyeri ketok dan nyeri tekan CVA
Alat Kelamin
Tidak Diperiksa
Anus
Tidak Diperiksa
Anggota Gerak
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Hematologi ( 22-11-2022)
Kesan : Trombositopenia
SGPT : 75 U/L
Ureum : 17 mg/dl
Kreatinin : 0,8 mg/dl
PT : 10,9 detik
APTT : 39,8 detik
Albumin : 3,3 g/dL
Globulin : 2,6 g/dL
Total protein : 5,9 g/dL
Natrium : 136 mmol/L
Kalium : 3,7 mmol/L
Klorida : 104 mmol/L
Kesan : APTT melebihi nilai rujukan, Total protein dan albumin menurun, SGOT dan
SGPT meningkat
Pemeriksaan Urin
Makroskopis
Warna : kuning
Kekeruhan : Positif
Mikroskopis
Leukosit : 1-2/LPB
Eritrosit : 2-3/LPB
Silinder : Negatif
Kristal : Negatif
Epitel : Positif
Kimia
pH : 7,0
Protein : Negatif
Glukosa : Negatif
Bilirubin : Negatif
Urobilinogen : Negatif
4. Diagnosis Kerja
Dengue Hemmoragic Fever Grade III
6. Penatalaksanaan
IVFD RL 8 jam/Kolf
Paracetamol 3 x 1000 mg
Bolus lansoprazole 2 amp
Drip lansoprazole 4x1 amp
Sucralfat syrup 3x15cc
Injeksi tansamin 3x500mg
Injeksi vitamin K 3x10mg
7.Prognosis
Quo ad vitam :dubia ad bonam
Quo ad fungsionam :dubia ad bonam
BAB 3
DISKUSI
Dilaporkan seorang pasien perempuan usia 22 tahun dengan diagnosis Dengue
hemoragic fever grade 3, ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang. Dari autoanamnesis pasien didapatkan pasien mengeluhkan demam
sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit, demam mendadak tinggi disertai menggigil, demam
terus menerus dan naik turun, tidak disertai berkeringat. Badan terasa lemah lesu sejak 3 hari
sebelum masuk rumah sakit. Nyeri kepala sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Mual
dirasakan pasien sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit, disertai muntah yang berisi air
dengan frekuensi 3-5 kali sehari. Namun 1 hari sebelum masuk rumah sakit muntah berwarna
hitam. Nafsu makan pasien berkurang sejak 4 hari yang lalu. Nyeri otot dan sendi di seluruh
badan sejak 3 hari yang lalu. Manifestasi DHF dimulai dengan demam tinggi, 2-7 hari serta
gejala klinik yang tidak spesifik seperti anoreksia, lemah, nyeri kepala. Demam sebagai
gejala utama pada semua kasus.
Buang air besar kehitaman sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakitdan buang air kecil
normal. Gejala lain yang sering ditemukan pada demam dengue seperti anoreksia, nyeri
kepala, dan nyeri otot dan sendi. Ini merupakan gejala khas yang dapat ditemukan pada
demam yang disebabkan oleh virus. Gejala lain dapat berupa nyeri epigastrik, mual, muntah,
nyeri di daerah subcostal kanan atau nyeri abdomen difus, kadang disertai sakit tenggorok
serta batuk kering.
Pada keluarga, tidak ada anggota keluarga yang menderita DHF, tetapi disekitar
tempat pasien suasana lingkungan yang lembab dan berair. Nyamuk dengue merupakan
nyamuk yang bertelur di air bersih yang tergenang. tempat gelap, dan tempat- tempat yang
padat. Saat nyamuk menghisap darah manusia yang sedang mengalami viremia, virus masuk
ke dalam tubuh nyamuk, yaitu dua hari sebelum timbul demam sampai 5 – 7 hari fase
demam. Nyamuk kemudian menularkan virus ke manusia lain. Kerentanan untuk timbulnya
penyakit pada individu antara lain ditentukan oleh status imun dan faktor genetik pejamu.
Pada pemeriksaan fisik penderita nampak sakit sedang, kesadaran komposmentis ,
Tekanan darah 110/70, nadi 74 kali/menit , pernafasan 21 x/menit, suhu 37,9º C. Pada
pemeriksaan khusus anemis (-), sklera ikterik (-), mata cekung tidak ada, cor dan pulmo
dalam batas normal, abdomen supel, hepar dan lien tidak teraba dan pada ekstremitas akral
dingin tidak ada. Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya trombositopenia.
Dari pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda infeksi virus seperti adanya demam tinggi
yang mendadak disertai gejala nyeri kepala, nyeri otot dan sendi dan mual muntah.
Ditemukan juga ptekie pada pasien. Hasil ini dapat memperkuat kemungkinan terjadinya
infeksi virus berupa DHF. Apabila ditemukan gejala demam ditambah dengan adanya 2 /
lebih gejala dan tanda lain, ditambah bukti perembesan plasma dan trombositopenia cukup
untuk menegakkan diagnosis DHF. Pada pasien ditemukan demam berlangsung sudah 4 hari
SMRS, tinggi terus menerus, nyeri kepala, myalgia, atralgia dan dari hasil laboratorium
didapatkan trombositopenia dan maka dapat ditegakkan diagnosis Dengue Hemorragic Fever
Grade III karena terdapat perdarahan spontan berupa ptekie, serta adanya kegagalan sirkulasi.
Pada pasien ini didapatkan hasil pemeriksaan hematokrit normal. Hasil yang normal
atau turun dapat disebabkan oleh berbagai sebab, seperti hemokonsentrasi yang terjadi masih
minimal, sehingga hasil lab yang didapatkan masih dalam batas normal. Hal ini juga dapat
terjadi jika sudah terdapat perdarahan di organ dalam, seperti di dalam saluran cerna. Jika
terjadi perdarahan maka sebanyak apapun perdarahan yang terjadi hematokrit hasilnya akan
tetap normal, karena darah yang keluar saat perdarahan adalah whole blood, berbeda jika
yang terjadi kebocoran plasma, jika plasma bocor, maka konsentrasi darah akan meningkat,
terjadilah hemokonsentrasi. Penyebab lain hematokrit pada pasien DBD normal bisa jadi
karena pasien tersebut sudah mendapat penanganan awal sebelumnya berupa terapi cairan
sebelum dirujuk. Pada pasien DHF hal yang ditakutkan adalah terjadinya hemokonsentrasi,
dimana terjadi kebocoran plasma/ plasma leakage dari pembuluh darah ke ruang intersisial
yang dapat mengakibatkan terjadinya syok hipovolemik.
Tatalaksana yang diberikan pada pasien ini antara terapi cairan agar mencegah
terjadinya gangguan sirkulasi dan perfusi jaringan dengan pemberian cairan infus RL , serta
dianjurkan untuk banyak minum air putih. Selain itu penatalaksanaan yang dapat dilakukan
adalah terapi simptomatis, karena DHF merupakan infeksi virus /self limited disease, maka
terapi spesifik untuk DHF ini tidak ada.
Daftar Pustaka
1. Central for Disease Control and Prevention U.S Department of Health and Human Services.
Dengue and dengue hemorrhagic fever. San Juan: U.S Department of Health and Human
Services; 2008. h.1.
2. World Health Organization. Dengue Guideline for Diagnosis, Treatment, Prevention and
Control. France: WHO; 2009 [diakses 18/12 2017]; Diunduh dari:
http://www.who.int/tdr/dengue-diagnosis.
3. World Health Organization. Comprehensive of guidelines for prevention and control of
dengue and dengue haemorrhagic fever. India: WHO; 2011 [diakses 18/12 2017]; Diunduh
dari: http://www.apps.searo.who.int/pds_docs.
4. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Situasi DBD di Indonesia. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI; 2016. h.2-4.
5. Halstead SB. Dengue fever & dengue hemorrhagic fever. Dalam: Behrman RE, Kliegeman
RM, Jenson HB, penyunting. Nelson textbook of pediatrics. 17th Ed. Philadelphia: Saunders;
2004. h.1092-1095.
6. Hadinegoro SRS. New dengue case classification. Dalam: Hadinegoro SR, Kadim M,
Devaera Y, Idris NS, Ambarsari CG, penyunting. Pendidikan kedokteran berkelanjutan
LXIII update management of infection diseases abd gastrointestinal disorder. Jakarta:
Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM; 2012. h.16-17
7. Soedarmo SSP, Garna H, Hadinegoro SRS. Buku ajar infeksi & pediatri tropis. Edisi kedua.
Jakarta: Badan Penerbit IDAI;2010. h.155-181.