Oleh:
DINDA ANJARWATI
1010171058
JAKARTA
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................i
BAB I............................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Identifikasi Masalah............................................................................7
C. Pembatasan Masalah........................................................................8
D. Rumusan Masalah.............................................................................8
E. Tujuan penelitian................................................................................8
F. Manfaat Penelitian.............................................................................9
BAB II.........................................................................................................10
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................10
A. Leptospirosis....................................................................................10
B. Laporan Kasus.................................................................................12
C. Patogenesis......................................................................................15
D. Manifestasi klinis..............................................................................17
E. Kriteria..............................................................................................19
F. Gejala Klinis.....................................................................................19
G. Penyebab dan Faktor Risiko Leptospirosis.....................................21
H. Diagnosis Leptospirosis...................................................................24
I. Pengobatan......................................................................................25
J. Pencegahan Leptospirosis...............................................................27
K. Kelainan Hasil Laboratorium pada Pasien Leptospirosis................28
L. Kerangka Berfikir..............................................................................33
BAB III........................................................................................................34
METODE PENELITIAN..............................................................................34
A. Definisi Operasional Variabel...........................................................34
B. Jenis Karya Tulis Ilmiah...................................................................35
C. Tempat dan Waktu Penelitian..........................................................35
D. Populasi dan Sampel.......................................................................35
E. Teknik Pengumpulan Data...............................................................35
F. Teknik Analisa Data.........................................................................36
BAB IV........................................................................................................37
HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................37
BAB V.........................................................................................................43
KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................43
Daftar Pustaka............................................................................................45
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
lebih per 100.000 orang di daerah tropis. Jika epidemi, insidensnya dapat
meningkat hingga 100 atau lebih per 100.000 orang. (Amin, 2016)
1
2
Hal tersebut dipengaruhi oleh tingginya risiko paparan kerja. (Depo &
Kusnanto, 2018).
memiliki prevalensi lebih tinggi dibanding- kan anak laki-laki dan orang
usia lanjut. Gejala patologis yang selalu ditemukan adalah vaskulitis pada
dan gejala yang tidak khas seperti mialgia anikterik yang mirip dengan
penyakit lain. Tingkat kematian pada jenis ini kurang dari 1% namun dapat
meningkat pada pasien lanjut usia yang memiliki komorbid penyakit lain.
Fase akut (sekitar 7 hari) muncul sebagai gejala tidak khas meliputi nyeri
kepala berat, demam, menggigil, mialgia, mual, diare, nyeri perut, uveitis,
conjunctival suffusion dan terkadang ruam kulit. Fase kedua atau fase
kepala, nyeri otot, mata merah dan air seni kuning kecoklatan. Dari
suffusion +/+, sklera ikterik +/+. Pada palpasi abdomen ditemukan nyeri
peningkatan SGOT 313u/L, SGPT 174 u/L, ureum 71 mg/dL dan kreatinin
2014)
2014).
atau Weil disease. Bentuk ikterik atau bentuk berat dari leptospirosis yang
Manifestasi klinis yang dapat ditemukan antara lain ikterik, gagal ginjal,
4
umum ditemukan dan dapat muncul pada hari 3-4 onset penyakit.
CD dkk, 2013)
atau perikarditis, dan dapat terjadi aritmia seperti atrial fibrilasi, atrial flutter
2013)
atau Acute Kidney Infections (AKI), yang ditandai dengan poliuria dan
5
peningkatan ekskresi fraksi urin kalium dan natrium, hal ini menunjukkan
sekarang. Hal ini yang diduga sebagai faktor risiko dan memperkuat
saat kontak dengan air selokan yang diduga telah terkontaminasi urin
tikus atau hewan lain yang terinfeksi Leptospira itulah yang menjadi faktor
2014)
1. Peningkatan empat kali titer MAT pada sampel serum akut dan
konvalesen.
klinis yang mengarah pada leptospirosis dan salah satu dari hasil
laboratorium berikut:
7
1. Adanya IgM atau peningkatan empat kali titer antibodi IFA pada sampel
3. Titer MAT ≥ 1:100 pada sampel serum fase akut tunggal di daerah non-
endemik.
sebesar 11,2 g/dl. Menurut WHO, anemia adalah kondisi dimana kadar
Maka dari itu, peneliti akan memfokuskan pembahasan pada jumlah nilai
leptospirosis.
B. Identifikasi Masalah
trombositopenia.
C. Pembatasan Masalah
masalah yaitu hanya pada gambaran jumlah trombosit dan kadar creatinin
D. Rumusan Masalah
sebagai berikut :
E. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
leptospirosis.
leptospirosis.
F. Manfaat Penelitian
A. Leptospirosis
selama wabah dan pada grup yang beresiko tinggi. (A. T. Slack dkk, 2010).
tetapi angka ini sangat dipengaruhi oleh fasilitas kesehatan yang kurang
banjir besar bulan Januari 2002. Pada wabah ini 12,0% dari 418 sampel
10
93% dari 667 sampel telah dikonfirmasi terinfeksi leptospirosis. (Ann
Florence, 2009)
dan anjing merupakan reservoir utama. Infeksi pada manusia berasal dari
dan abrasi pada kulit atau mukosa. (A. T. Slack dkk, 2010)
hanya flu likesyndrome, demam, myalgia dan sakit kepala sampai yang
haemorhagic atau yang disebut juga dengan Weil diseases yang terutama
terapi yang adekuat. Terapi secara umum adalah suportif dan pemberian
antibiotik walaupun masih ada keraguan pada beberapa aspek terapi. (A.
T. Slack dkk, 2010) Inisiasi hemodialisa secara dini telah dikaitkan memiliki
hasil yang lebih baik pada leptospirosis terkait AKI. (Elizabeth, 2011)
terapi yang adekuat. Terapi secara umum adalah suportif dan pemberian
antibiotik walaupun masih ada keraguan pada beberapa aspek terapi. (A.
11
B. Laporan Kasus
dirasakan meningkat pada sore atau malam hari dan terasa membaik
pada pagi hari. Demam disertai dengan rasa nyeri di seluruh badan, mual,
memberat dan nyeri pada kedua betis. Sejak dua hari sebelum datang ke
penurun demam yang dibeli dari toko obat. Pasien merupakan ibu rumah
adalah 130/80 mmHg, dengan frekuensi nadi (N) 100 kali per menit,
frekuensi respirasi (R) 22 kali per menit, dan suhu (T) 36℃. (Rosa De
Lima, 2018)
kedua mata, nyeri tekan pada regio hipokondrium dekstra, ikterik pada
12
Hasil pemeriksaan laboratorium nyonya RK pada hari pertama
rawat inap tampak pada Tabel 1. Dari hasil pemeriksaan darah, diperoleh
kabur dan demam semakin meningkat. Buang air kecil semakin sedikit,
disertai rasa nyeri, dan berwarna kuning kemerahan. TD pasien pada hari
13
kedua rawat inap adalah 130/80 mmHg, N 120 kali per menit, R 24 kali
suffusion pada kedua mata, nyeri tekan pada regio hipokondrium kanan
dan regio suprapubik, serta ikterik pada kedua palmar dan plantar pedis.
(Andani L, 2014)
NaCl 20 tetes per menit injeksi cefotaxime 1 gram dua kali per hari, injeksi
ranitidin 150 mg dua kali per hari, injeksi metamizole 1 ampul satu kali per
hari, hepatoprotektor 1 tablet per hari, antipiretik satu tablet tiga kali per
hari, dan antasida satu tablet tiga kali per hari. Pasien juga diberikan
oksigenasi dengan nasal kanul 3 liter per menit (lpm) dan dilakukan
pemasangan kateter pada hari kedua rawat inap. (Rosa De Lima, 2018)
pada tabel 2. Kadar leukosit, SGOT, dan SGPT sedikit menurun jika
14
Hematokrit (%) 34,4
SGOT (U/L) 46
SGPT (U/L) 21
HbsAg Negatif
Widal 1/80
Albumin 2,8
Alkalin Fosfatase 87
kasus KLB oleh karena kasus ini hingga menimbulkan kematian. (Berkala
C. Patogenesis
15
mata dan ruang subarakhnoid tanpa menimbulkan reaksi peradangan
dijumpai pada jaringan ginjal dan mata. Pada fase ini, leptospira
(Jawetz E, 2010)
leptospira ialah ginjal, mata, hati, otot rangka, pembuluh darah dan
2010)
perdarahan pada lapisan mukosa dan serosa yang dapat berujung pada
16
terjadinya hipovolemia dan renjatan. Dapat ditemukan trombositopenia
(Speelman P, 2008)
antara lain karena kerusakan sel hati, gangguan fungsi ginjal yang akan
D. Manifestasi klinis
ditandai dengan nyeri kepala daerah frontal, nyeri otot betis, paha,
Pada sakit berat dapat ditemui bradikardia dan ikterus (50%). Gejala ini
17
terjadi saat hari ke 4-7. Jika pasien ditangani secara baik, suhu tubuh
pulih 3-6 minggu setelah perawatan. Pada keadaan sakit lebih berat,
demam turun setelah hari ke-7 diikuti fase bebas demam 1-3 hari, lalu
demam kembali. Keadaan ini disebut sebagai fase kedua atau fase
Pada leher, perut, dan otot kaki dijumpai rasa nyeri. Perdarahan paling
gangguan hati dan ginjal akan mencapai puncaknya pada fase ini.
Pada fase ini juga terjadi leptospiuria yang dapat berlangsung 1 minggu
18
E. Kriteria
1. Kasus suspek: Demam akut dengan atau tanpa sakit kepala, disertai
positif.
F. Gejala Klinis
19
1. Gejala penyakit leptospirosis, di antaranya adalah:
a. Mual
b. Muntah
c. Meriang
d. Sakit kepala
e. Nyeri otot
f. Sakit perut
g. Diare
i. Demam
j. Ruam
k. Konjungtivitis
ditandai dengan dada terasa nyeri, serta kaki dan tangan yang bengkak.
20
Selama terserang tahap kedua penyakit leptospirosis ini, bakteri
ginjal.
tahun pada ginjal hewan yang terinfeksi bakteri ini, lalu dikeluarkan
21
Penularan leptospirosis pada manusia terjadi saat adanya kontak
dengan air, tanah, dan makanan yang telah terkontaminasi urine hewan
pada luka terbuka, kulit yang kering, atau lapisan lendir tubuh (seperti
susu ibu atau hubungan seksual. Setelah memasuki tubuh, bakteri ini juga
22
bakteri leptospira, dan juga orang yang berkemah di sekitar sungai atau
1. Petani
3. Personel militer
terkena kontak dengan tikus atau urinnya atau dengan hewan lain yang
23
Hidup Bersih dan Sehat, serta menggunakan alat pelindung diri ketika
laki-laki cenderung kurang peduli apabila terjadi luka yang bisa menjadi
H. Diagnosis Leptospirosis
2. Tes darah, untuk melihat adanya bakteri dalam aliran darah, dan
24
diulang lagi dalam waktu 1 minggu untuk memastikan hasilnya, karena
hasil positif bisa saja ditunjukkan dari infeksi lain yang terjadi
sebelumnya.
I. Pengobatan
1. Penisilin G, 100,000
Ampisilin 75-100 mg/kg/hari,oral,
U/kg/hari,intravena, dberikan
1. tiap 6 jam, selama 7 hari. setiap 6 jam selama 7 hari
25
sehari selama 7 hari (tidak
parah atau sering disebut penyakit Weil, maka pasien perlu mendapatkan
darah vena dalam tubuh. Saat infeksi telah menyerang organ tubuh, maka
26
4. Dialisis atau cuci darah, untuk membantu fungsi ginjal. (WHO,
2011)
J.Pencegahan Leptospirosis
leptospirosis, di antaranya:
sebelum mengonsumsinya.
bepergian.
bersihkan dan tutup luka dengan penutup tahan air agar tidak
27
5) Mandi secepatnya setelah berolahraga dalam air.
atau Weil disease. Bentuk ikterik atau bentuk berat dari leptospirosis yang
Manifestasi klinis yang dapat ditemukan antara lain ikterik, gagal ginjal,
28
umum ditemukan dan dapat muncul pada hari 3-4 onset penyakit.
RA, 2013)
atau perikarditis, dan dapat terjadi aritmia seperti atrial fibrilasi, atrial flutter
terjadi dan miokarditis sering ditemukan pada kasus berat. (Hartskeerl RA,
2013)
bahwa penularan penyakit ini dapat terjadi melalui kontak kulit terhadap
terkontaminasi urin tikus. Oleh karena itu, pekerjaan pasien ini dapat
29
1. Pemeriksaan Rapid Immunochromatographic Test (ICT) secara
cukup mudah dan cepat karena hanya memakan waktu kurang lebih
20 menit, dan memberikan hsil yang cukup akurat. Akan tetapi test
2. Trombositopenia
30
dari 30.000/mL3 bisa terjadi perdarahan abnormal meskipun
hari pertama perawatan dan semakin menurun pada hari kedua yaitu
leptospirosis.
adalah komplikasi yang sering ditemukan pada kasus ini dan dapat
a. Keberadaan Ikterik
31
Pada umumnya, leptospirosis menyebabkan gagal ginjal akut,
akut. Pada leptospirosis berat, jenis gagal ginjal akutnya adalah tipe
oliguri. Dimana produksi urinnya < 600 ml/24 jam dan penderita
sudah dalam keadaan hidrasi yang baik, kadar kreatinin darah > 2gr
32
L. Kerangka Berfikir
Peningkatannya
jumlah titer IgM Pemeriksaan Serologi IgG dan
sebanyak 4x IgM Leptospira
lipat dari titer
antibodi IFA Yang Mempengaruhi :
pada sampel
Keberadan haemoragik
Kadar Trombosit atau perdarahan pada
lapisan mukosa dan
serosa
Yang Mempengaruhi :
Kadar Creatinin
Keberadaan ikterik
yang menyebabkan
GGA (Gagal Ginjal
Akut) / Acute Kidney
Injury
Hasil
Kesimpulan
Keterangan :
Yang Di Teliti
33
BAB III
METODE PENELITIAN
oleh infeksi bakteri yang berbentuk spiral dari genus Leptospira yang
350.000 trombosit/mL.
< 600 ml/24 jam dan penderita sudah dalam keadaan hidrasi yang
34
B.
eksplorasi studi literatur Kadar Trombosit dan Kadar Creatinin darah pada
pasien Leptospirosis.
Penelitian studi literatur ini dilakukan selama bulan Maret – Mei 2020
35
2. Melakukan penulusuran dan pendalaman teoritis mengenai
leptospirosis.
kepada Ketua Prodi DIII Analis Kesehatan atas KTI yang akan dibuat.
dengan narasi.
A
x 100 %
B
Keterangan :
36
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
tahun pada ginjal hewan yang terinfeksi bakteri ini, lalu dikeluarkan
dengan air, tanah, dan makanan yang telah terkontaminasi urine hewan
pada luka terbuka, kulit yang kering, atau lapisan lendir tubuh (seperti
37
Manusia cenderung dapat terserang leptospirosis saat banjir di
susu ibu atau hubungan seksual. Setelah memasuki tubuh, bakteri ini juga
A. Usia
berikut :
n %
< 20 0 0 0 0 0%
20 – 40 46,6 47,5 28 – 62 3 30
%
> 40 7
70
%
38
Hasil penelitian yang diambil berdasarkan kriteria umur pada
tahun) dan paling sering terjadi sebanyak 70% (pada usia >40tahun
Dengan cara melakukan pola Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, serta
B. Jenis Kelamin
Riyaningsih (2012) dan Maria Ulfah (2018) untuk jenis kelamin sering
39
n %
Perempuan 2 20 %
Patriot (2017), Meliana Depo (2017), I Made Ade S (2013), dan Anti
40
Jumlah Trombosit Trombositopeni 80 %
a
20 %
Trombosit
Normal
Catatan :
<100.000/µL
1. Jumlah Trombosit
41
lainnya. Penurunan jumlah trombosit juga berhubungan dengan
2. Creatinin darah
42
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
43
merupakan komplikasi yang jarang terjadi pada pasien
B. Saran
44
Daftar Pustaka
6;43-53.
A.E. Forbes, W.J. Zochowski, S.W. Dubrey, dkk. Leptospirosis and Weil’s
45
MedicalMicrobiology, University of the Philippines. BMC
Ansdell VE. Chapter 23: Leptospirosis. Dalam: Sanford CA, Jong EC,
Aplin KP, Brown J, Jacob CJ, Krebs, Singleton GR. Field methods for
Australia; 2005.
Araujo, E. R., Seguro, A. C., Spichler, A., Magaldi, A. J., Volpini, R. A., &
367–375. https://doi.org/10.1007/s00428-010-0894-8
46
Daher EF, Silva GB, Silveira CO, et al. Factors associated with
Clinics. 2014;69(2):106-10.
https://doi.org/10.22146/bkm.34878
Publisher. 2013:214.
47
Hartskeerl RA. Leptospira. Dalam: Liu DY, ed. Molecular Detection of
Hal. 1172-80.
Jawetz E, Melnick JL, Adelberg EA. Medical Microbiology (25th ed). New
Petunjuk, S., Setadi, B., Setiawan, A., Effendi, D., & Hadinegoro, S. R. S.
3(3), 163–167.
48
Priyanto A, Hadisaputro S, Santoso L, Gasem H, Adi S. Faktor-faktor
7.
pada http://wwwnc.cdc.gov/travel/yellowbook/2
016/infectious-diseases-related-to-travel/leptospirosis
49
Speck WT, Toltziis P. Leptospirosis. In:Behrman RE, Kliecman RM,
1-37
Widarso HS, M.H. Gasem, Wilfried Purba, Tato Suharto dan Siti Ganefa.
50