UNIVERSITAS ANDALAS
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................Ii
DAFTAR SINGKATAN........................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................3
ILUSTRASI KASUS...........................................................................................3
BAB III..................................................................................................................14
DISKUSI............................................................................................................14
BAB IV..................................................................................................................23
KESIMPULAN..................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24
i
DAFTAR GAMBAR
CO : Cardiac Output
TB Tuberculosis
CHF Congestive Heart Failure
ADHF Acute Decompensate Heart Failure
CAP Community Acquired Pneumonia
TCM Tes Cepat Molekuler
CTR : Cardio Thoracic Ratio
EKG : Elektrokardiografi
LAD : Left Anterior Descendent
LCX : Left Circumflex
LVH : Left Ventricle Hypertrophy
PCR : Polymerase Chain Reaction
RCA : Right Coronary Artery
SV : Stroke Volume
OAT Obat Anti Tuberkulosis
TCM Tes Cepat Molekuler
BAB I
PENDAHULUAN
1
berkisar 30-60%, tergantung dari studi populasi.1,7
Peningkatan modalitas pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM) sebagai
salah satu alat diagnostik yang sensitif dan spesifik untuk TB diharapkan akan
meningkatkan angka temuan kasus baru. Hal ini dapat meminimalkan kejadian
overdiagnostik maupun underdiagnostik tuberkulosis.
Pada laporan kasus ini pria 60 th, sebelumnya didiagnosis dengan TB paru
yang ditegakan berdasarkan klinis pada pasien congestive heart failure ( CHF)
dengan komorbid diabete melitus. setelah evaluasi ulang tidak terdapat perbaiakn
baik secara klinis dan radiologis. Berdasarkan hal ini penulis tertarik mengangkat
tema overdiagnosis TB paru pada pasien Acute Decompensate Heart Failure on
CHF
2
. BAB II
ILUSTRASI KASUS
Salah satu penyebab batuk lebih dari 2 minggu adalah tuberkulosis paru.
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi kuman TB.
Gejala klinis TB dibagi atas 2 golongan yaitu gejala respiratorik dan gejala
sistemik. Gejala respiratoris berupa batuk, batuk darah, sesak napas, dan nyeri
dada. Gejala respiratorik ini sangat bervariasi mulai dari tidak ada gejala sampai
gejala yang cukup berat tergantung dari luasnya lesi. Kadang pasien terdiagnosis
pada saat medical check up. Gejala respiratorius yang tersering adalah batuk,
batuk terjadi akibat adanya iritasi bronkus, dan selanjutnya batuk diperlukan
untuk membuang dahak keluar. Bila bronkus belum terlibat dalam proses
penyakit, maka mungkin pasien tidak ada gejala batuk. Sedangkan gejala sistemik
berupa demam ,malaise, keringat malam, anoreksia dan penurunan berat badan.
Pada pasien terdapat gejala sistemik berupa riwayat demam, dan gejala
respiratorik berupa batuk sejak 1 bulan yang lalu. 4
Berdasarkan guideline yang ada di International Standardized Tuberculosis
(ISTC 3) maupun dari pedoman tuberkulosis yang dikeluarkan Perhimpunan
dokter paru Indonesia pada tahun 2021 pasien TB yang terdiagnosis secara klinis
yaitu pasien TB yang tidak memenuhi kriteria diagnosis secara bakteriologis,
namun berdasarakan bukti lsin yang kuat tetap didianosis dan di tatalaksana
sebagai TB oelhe dokter yang merawat. Termasuk didalam klasifikasi ini adalah4 :
Pasien TB paru BTA negatif dengan hasil pemeriksaan foro torak yang
mendukung TB
Pasien TB paru BTA negatif dengan tidak ada perbaikan klinis setelah
diberikan antibiotik non OAT, dan mempunyai faktor risiko TB
Pasien TB ektra paru yang terdiagnosis secara klinis maupun lanorratoris dan
histopatologis tanpa konfirmasi bakteriologis.
BAB IV
KESIMPULAN