Anda di halaman 1dari 6

DfdMomnesia (Mom Brain) dalam Pandangan Medis: Mitos atau Fakta?

Oleh Mia Nurnajiah

Pendahuluan

Lebih dari separuh ibu hamil merasakan penurunan kemampuan kognitif mereka
setelah kehamilan. Wanita pasca melahirkan juga mengeluhkan hal serupa, tetapi mungkin
dengan tingkat perubahan kognitif yang lebih ringan. "Mom Brain", "Momnesia",
"Pregnancy Brain", atau “Perinatal Depletion”, adalah istilah untuk kondisi ini dan gejala
yang paling sering adalah sifat lupa dan gangguan memori. Studi meta-analisis terbaru
menunjukkan bahwa gejala-gejala ini tidak hanya subjektif, tetapi juga gangguan kognitif
objektif.1
Pendapat ahli lain menyatakan bahwam kehamilan tidak mengubah otak seorang
wanita secara permanen meskipun beberapa wanita tidak merasa setajam biasanya saat hamil.
Jane Martin, MD, direktur Pusat Pengujian dan Evaluasi Neuropsikologis di Pusat Medis
Mount Sinai New York mengatakan bahwa saat kita tidak cukup tidur dan melakukan banyak
tugas, ingatan kita tidak ada yang baik.2 Pada beberapa ibu, gagasan "mombrain" memberikan
legitimasi dan pembenaran untuk pengalaman subjektif mereka, contohnya penyimpangan
memori atau kelupaan. Untuk sebagian ibu lainnya, "mombrain" menciptakan dugaan
ketidakmampuan yang menjadi penyebab kecemasan.3
Artikel ini akan membahas tentang mom brain secara ilmiah dan bagaimana
sebaiknya penelitian selanjutnya dapat dikembangkan untuk mengetahui fenomena ini secara
medis.

Teori
1. Penyebab Momnesia
Teori yang ada menyebutkan adanya keterlibatan fluktuasi hormon pada ibu hamil
dan postpartum. Prolaktin memberikan tindakan penting pada otak ibu, menghasilkan
perubahan fisiologi dan perilaku ibu yang membantu ibu mengatasi tuntutan baru kehamilan,
persalinan dan menyusui.2 Beberapa perubahan fisik pada kehamilan sangat jelas, seperti
perut mengembang saat rahim tumbuh dan plasenta didirikan untuk pertumbuhan dan nutrisi
janin. Payudara juga menjadi lebih besar dan berubah bentuk, karena jaringan lemak secara
bertahap digantikan oleh jaringan epitel kelenjar yang akan menghasilkan ASI.2,4
Selain prolaktin, Louann Brizendin, kepala bagian mood dan hormon wanita di
Univesitas California mengatakan adanya peningkatan progestrogen dan estrogen 15 hingga
40 kali lebih banyak selama kehamilan. Pada saat wanita melahirkan, ada lonjakan besar
oksitosin yang menyebabkan rahim berkontraksi, tubuh memproduksi ASI, dan
mempengaruhi sirkuit otak.3 Hasil pengamatan pada tikus menunjukan penurunan
neurogenesis pada otak induk selama awal kehamilan yang dapat menyebabkan kecemasan
dan gangguan perilaku beberapa minggu kemudian. Penyakit lain yang mungkin ditimbulkan
dari gangguan neuroendokrin juga dapat berupa diabetes gestasional, hipertensi, depresi
postpartum dan perasaan gagal membentuk ikatan dengan bayi.2

2. Penelitian tentang Perubahan Otak Wanita


Memori prospektif/Prospective Memory (PM) mengacu pada kemampuan untuk
mengingat dan sinyal melakukan tindakan selanjutnya. Untuk kinerja PM yang sukses, baik
pemantauan strategis top-down dan proses pengambilan spontan bottom-up yang baik sangat
diperlukan. Kami menilai kinerja PM dan menggunakan fMRI untuk menemukan korelasi
saraf yang relevan dan variabel yang muncul untuk kinerja PM pada 25 postpartum dan 26
wanita nulipara yang sudah dicocokan usia dan pendidikannya. Wanita postpartum
menunjukkan penurunan kinerja PM, tingkat bangun malam yang lebih tinggi, dan estradiol
yang lebih rendah. Wanita postpartum mengalami penurunan konektivitas fungsional (FC) di
hipokampus kanan dan jaringan frontoparietal ventral (FPN). Pada analisis multivariat,
penurunan FC antara hipokampus dan FPN ventral lebih tinggi pada saat bangun di malam
hari merupakan variable independen kinerja PM yang buruk -setelah disesuaikan dengan usia,
pendidikan, tingkat estradiol, dan gejala depresi. Pada analisis mediasi, tingkat estradiol
memiliki efek tidak langsung pada akurasi PM melalui perubahan FC sebagai mediator. Ini
menunjukkan bahwa penurunan FC dalam daerah terkait pengambilan spontan termasuk
hipokampus kanan dan FPN ventral, ritme tidur yang terganggu, dan penurunan tingkat
estradiol dapat berkontribusi pada kinerja PM yang buruk pada wanita postpartum.1
Gambar 1. fMRI pada otak PP: Postpartum dan Control: Nulipara

Kelompok Postpartum menunjukkan peningkatan aktivasi yang lebih sedikit di


hipokampus kanan dan precuneus kiri pada uji coba PM ongoing dibandingkan dengan uji
coba kontrol/CTRL ongoing. Sebaliknya, kelompok Postpartum menunjukkan peningkatan
aktivasi yang lebih besar di lobulus parietal inferior kiri (IPL) dan lobulus parasentral kanan
dalam uji coba PM dibandingkan dengan uji coba PM. Kelompok Postpartum menunjukkan
lebih sedikit peningkatan FC di IPL bilateral, cingulate cortex posterior(PCC), dan medial
prefrontal cortex (mPFC)/cingulate cortex anterior (ACC) dalam uji coba PM relatif terhadap
uji coba PM yang sedang berlangsung.1 Studi ini mengungkapkan penurunan kinerja PM dan
perubahan aktivitas otak terkait tugas PM pada kelompok Postpartum.
Hipokampus kanan gagal menunjukkan peningkatan signifikan dalam aktivasi otak
terkait PM dan telah menurunkan FC dengan FPN ventral dalam uji coba PM relatif terhadap
uji coba PM ongoing pada kelompok Postpartum. Selanjutnya, bersama dengan frekuensi
bangun di malam hari, FC antara hippocampus kanan dan FPN ventral dalam uji coba PM
relatif terhadap uji coba PM ongoing, yang memediasi efek tingkat serum estradiol, adalah
variabel independen kinerja PM. Temuan ini menunjukkan bahwa hippocampus kanan dan
konektivitasnya dengan FPN ventral mungkin menjadi penyebab korelasi saraf untuk
penurunan kinerja PM pada wanita postpartum.1
Saat melakukan pengkajian, perubahan signifikan pada voxel-wise grey Matter antara
postpartum dini (1-2 hari setelah persalinan) dan postpartum lambat (4-6 minggu setelah
melahirkan), tidak ada zona dengan penurunan grey matter yang signifikan. Sebaliknya, ada
banyak zona peningkatan grey matter. Pada titik ini, tampaknya hanya ada lima penelitian
lain pada manusia yang membahas perubahan makrostruktur selama periode postpartum. Dari
kelima penelitian yang di-review dalam jurnal ini, dapat disimpulkan bahwa pada 1 bulan
pospartum ditemukan adanya penurunan area grey matter dan peningkatan usia otak (brain
age) dan kemudian 3-4 bulan selanjutnya terjadi peningkatan kembali area grey matter.
Sementara daerah otak lainnya tidak menunjukkan penurunan atau peningkatan. Luders et
al.,2018) membuat kami berhipotesis bahwa penurunan usia otak didorong oleh peningkatan
materi abu-abu. 5
Diskusi
Pada tahun 2016, Nature Neuroscience melaporkan bahwa kehamilan diaitkan dengan
pengurangan volume gray matter. Peneilitian ini menekankan keterlibatan epigenetik dan
ilmu saraf yang berdampak pada pengalaman perinatal, kesejahteraan, dan perilaku wanita.
The Scientific American, Science Magazine, The New York Times, menyebutkan bahwa
kehamilan menimbukan perubahan berkelanjutan di otak wanita hingga dua tahun setelah
melahirkan. Makalah ini melaporkan pengurangan signifikan sebelum dan sesudah kelahiran
dalam volume grey matter daerah otak, termasuk beberapa area kortikal selain hipotalamus,
amigdala, nukleus accumbens, dan hippocampus (Hoekzema et al., 2017). Meskipun
penelitian ilmu saraf tentang kinerja kognitif atau penurunan memori (selama kehamilan)
sebagian besar tetap tidak meyakinkan (Barha dan Galea, 2017; Duarte-Guterman et al.,
2019) penerapannya di media awam dan anggapan yang semakin umum tentang "otak
kehamilan," "mombrain," atau "kabut otak" tidak selalu mencerminkan hal ini. Sebuah artikel
New York Times mengusulkan defisit kognitif atau kehilangan memori sebagai penyesuaian
terhadap kebutuhan bayi: “Mungkin beberapa aspek memori yang halus dikorbankan untuk
meningkatkan area kognisi lainnya”3
Penelitian tentang fenomena ini masih sedikit, tapi secara garis besar momnesia diakui
secara medis dan dapat dijelaskan secara teori ilmiah dan hanya bersifat temporari atau
sementara hingga 2 tahun setelah persalinan. Beberapa tips untuk mencegah momnesia
diantaranya:
1. Mengatur waktu stirahat yang cukup, walaupun bangun tengah malam sulit
dielakkan tapi kecukupan istirahat 6-8 jam tetap perlu diusahakan
2. Seorang wanita yang memiliki perubahan irama sirkadian dan mood karena
fluktuasi hormon perlu memilki tempat penyaluran emosi seperti bercerita atau
sekedar melakukan “me time”
3. Latihan yang bersifat Intelektual atau mengolah infomasi pengetahuan perlu
dilakukan walaupun hanya senam otak

Kesimpulan
Terbukti estrogen memiliki efek neuroprotektif pada fungsi kognitif termasuk memori
kerja, memori verbal, dan memori prospektif pada wanita hamil, pasca menopause serta
premenopause. Estrogen telah disarankan untuk dikaitkan dengan fungsi kognitif melalui
modulasi aktivasi otak dan aliran darah otak regional di zona tertentu termasuk gyrus frontal
inferior, ACC, hippokampus, dan IPL yang tumpang tindih dengan zona yang ditemukan
dalam penelitian. Selain itu, adanya reseptor estrogen di hipokampus dan korteks serebral.1
Adanya peningkatan jaringan mungkin mencerminkan pemulihan dan/atau
reorganisasi di otak wanita setelah melahirkan. Penelitian lebih lanjut sangat dibutuhkan.
Variabel idealnya dengan memperluas sampel ukuran, menyertakan fungsional otak, perilaku
dan/atau observasi perilaku, dengan menguji kemungkinan efek menyusui, durasi tidur yang
kurang, paritas, dan kehamilan sebelumnya dan dengan menambahkan sebuah kelompok
kontrol. Selain itu,pengumpulan data lebih lanjut sebelum kehamilan dan/atau setelah
melahirkan akan memberikan wawasan baru.5 Fenomena perubahan dalam jangka waktu
yang relatif singkat sekitar 4-6 minggu menambahkan bukti lebih lanjut bahwa otak manusia
adalah otak manusia memiliki susunan yang mudah berubah seperti plastik, bahkan saat
dewasa.4

"Anda memiliki prioritas yang berbeda, Anda memiliki tugas yang berbeda yang akan Anda
lakukan, sehingga otak Anda berubah”(Mann, 2014)

Daftar Pustaka

1. Shin NY, Bak Y, Nah Y, Han S, Kim DJ, Kim SJ, Lee JE, Lee SG, Lee SK. Disturbed
retrieval network and prospective memory decline in postpartum women. Sci Rep. 2018
Apr 3;8(1):5476. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29615788/

2. Grattan D. A mother's brain knows. J Neuroendocrinol. 2011 Nov;23(11):1188-9.


Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22004569/

3. Mann, Denise. Pregnancy Brain: Myth or Reality?[Artikel]. WebMd. 2014 [Cited 30 dec
2021]. Available from:
https://www.webmd.com/baby/features/memory_lapse_it_may_be_pregnancy_brain#1

4. Norrmén-Smith IO, Gómez-Carrillo A, Choudhury S. "Mombrain and Sticky DNA": The


Impacts of Neurobiological and Epigenetic Framings of Motherhood on Women's
Subjectivities. Front Sociol. 2021 Apr 13;6:653160.
5. Luders E, Kurth F, Gingnell M, Engman J, Yong EL, Poromaa IS, Gaser C. From baby
brain to mommy brain: Widespread gray matter gain after giving birth. Cortex. 2020
May;126:334-342.https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32105976/

Anda mungkin juga menyukai