SAP
Hari/tanggal :
Senin, 08 November 2021
IDENTITAS PASIEN
• Nama : An. SAP
• Jenis kelamin : Perempuan
• Umur : 5 bulan
• Tanggal lahir : 07-05-2021
• Nomor Rekam Medis : 01116744
• DPJP Bedah Anak : Dr. dr. Yusirwan Yusuf, Sp.B, Sp.BA(K), MARS
• Diagnosis : Melanotic neuroectodermal tumor ar maxilla dextra
UNDANGAN
NOTULENSI
Nico
Resume
Pasien bayi perempuan usia 5 bulan dikeluhan terdapat benjolan di dalam rongga mulut
sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit. Awalnya benjolan dirasakan sebesar nasi yang
semakin membesar dalam waktu 1,5 bulan. Benjolan berwarna merah muda berbatas tidak
tegas, terasa kenyal. pasien kemudian berobat ke RSUD Solok. Pasien kemudian dilakukan eksisi
massa oleh dokter spesialis bedah mulut. 15 hari setelah dilakukan eksisi massa benjolan
muncul kembali yang dirasa sebesar kelereng yang secara cepat membesar menjadi sebesar
bola bekel. Benjolan berwarna merah kehitaman dan gampang berdarah, terdapat nanah pada
benjolan. Karena keluhannya pasien dibawa ke Semen Padang Hospital kemudian dirujuk Ke
RSUP M. Djamil. Pasien tidur terkadang mengorok. Tidak ada keluhan sesak napas, minum
tersedak, maupun demam.
Pasien lahir dari ibu P4A1 lahir cukup bulan (38 minggu) secara normal ditolong oleh
bidan. Bayi lahir langsung menangis, BBL 3500 gram. Selama kehamilan ANC rutin di bidan dan
dilakukan USG kandungan 1 kali saat usia kehamilan 8 bulan dan dikatakan normal.
Pemeriksaan Fisik
Nadi: 110 x/menit, frekuensi nafas : 28 x/menit, suhu : 36,8°C , SpO2 99% room air.
Kepala : mata : konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-, massa solid intraoral ukuran lk 4x7x3
cm yang mendesak maxilla kanan, mudah berdarah.
Thoraks : bentuk dan gerak simetris, tidak tampak retraksi
Pulmo : VBS kanan = kiri, ronchi-/-, wheezing -/-
Cor : Bunyi Jantung S1 S2 Murni, reguler
Abdomen : Datar, lembut, bising usus + normal,
Ekstrimitas atas : akral hangat, CRT < 2”, tidak ada edema
Ekstremitas bawah : CTEV +, kontraktur+, CRT <2”
Diagnosis:
Melanotic neuroectodermal tumor ar maxilla dextra
Manajemen :
Rencana gastrostomy untuk feeding dan Eksisi massa
DISKUSI
B.Vas
(dr ippo) : 2 approach endovascular melakukan embolisasi pada pembuluh darah yang menjadi
titik utama dari kelainan hanya saja pada pasien kecil kendala wire, belum ketemu
menyediakan sheath ukuran 4mm an, untuk embolisasi dari feeding arteri. Open bisa dilakukan
kontrol carotis jika ada perdarahan bisa kita tegel
Dr Deddy : Kasus yang sama dengan join tanggal 13 oktober, penatalaksaan dengan eksisi tidak
ada residif
Dr Amirah (IKA) : Kasus waktu itu dengan kemoterapi neoajuvan yang pertama ada perbaikan.
Karena covid pasien telat kemo yang kedua dan ke3 tidak ada perbaikan walaupun penampilan
luar berkurang, tetapi tidak terlihat bermakna. Keluarga menolak untuk Operasi. Setelah
operasi harus dikemoterapi karena penyakitnya residif
Dr Amirah : Pre op harus kontrol sesuai jadwal supaya hasil kemo lebih baik
Dr Lila : Ct angiography bisa dikerjakan tapi anestesi gmn? Karena ini menggunakan kontras,
ada pergerakan, ct angiography gak bisa dibaca. Apakah anestesi bersedia untuk mendampingi?
PA (dr Yenita) : Kalo dari klinis memang sesuai dengan diagnosis, dari jurnal memang rekuren,
pasien di eksisi, harus dipastikan margin clear dengan bantuan VC. Dari literature ini benign,
tetapi tidak total makanya muncul kembali
YY : vaskularisai harus dikejar, kenapa secepat ini kembali padahal benign. Pembiusan apakah
bisa tanpa trakeostomi? Trakeanya terdorong, dari nasal jg sempit. Meragukan apakah ini jinak
atau ganas. Kontrol dulu feeding arteri -> ablasi apakah bisa?
B.Vas (Ippo) : Kalo dapat feedingnya bisa menutup. Kendala sekarang belum dapat akses.
Ukuran dari pembuluh darah kecil -> konsultasi dengan kardio anak untuk device yang kecil
YY : Saya rasa kita belum bisa membicarakan tindakan selanjutnya. Tergantung dari ct
angiography
Lila :Dari Ct-Scan terlihat sudah menggunakan kontras, jadi bisa untuk tindakan anestesi.
Tinggal konsul ulang ke anestesi
Kesimpulan
• Persiapan ct angiography
• Vascular – ablasi dengan konsolidasi dengan kardiologi anak
• Mengerjakan second opinion PA dari parifin blok dari RSUD Solok