Anda di halaman 1dari 35

KULIAH ILMU KEDOKTERAN

FORENSIC
(BUNUH BAYI DAN ABORSI)

Dr.Truly D.Dasril, Sp.PA, DFM


dr. Muhammad Husni Cangara, PhD, Sp.PA, DFM
SKDI PERSPECTIV
BUNUH BAYI

Defenisi :

Bunuh Bayi atau orok adalah Pembunuhan

yang dilakukan oleh ibu kandungnya sendiri,

segera atau beberapa saat setelah di lahirkan,

karena takut diketahui bahwa ia telah melahirkan anak.


Yang harus dilakukan seorang dokter setelah

Jenasah di bawa ke Rumah Sakit adalah :

1. Menentukan bayi tersebut Viable atau tidak

2. Menentukan Umur bayi

3. Menentukan bayi tsb lahir hidup atau mati

4. Menentukan sebab kematian dan tanda-


tanda kekerasan

5. Tanda-tanda perawatan

6. Hubungan orok dengan ibunya


Ad 1. Bayi Viable atau tidak

Bayi Viable adalah :

Bayi yang dapat hidup diluar kandungan ibu tanpa


perawatan khusus.
Bayi yang dapat hidup diluar kandungan adalah :

1. Bayi berumur minimal 7 bulan dalam kandungan

2. Tidak ditemukan cacat kongenital yang berat

3. Anthropometrik (TB ≥ 35 cm, BB ≥ 2.5 kg, Lingkar


kepala ≥ 34 cm)
Untuk menentukan umur bayi digunakan :

1. Umur bayi berdasarkan panjang badan

Rumus HAASE

Panjang badan  25 cm  umur = panjang badan


5
Panjang badan ≤ 25 cm  umur =√panjang badan
Minimal panjang badan Viable 35 cm
2. Umur Bayi berdasarkan Inti Penulangan :

Os Calcaneus  umur kehamilan 5 – 6 bln


Os Talus  umur kehamilan 6 – 7 bln
Ujung distal os Femur  umur kehamilan 7 – 8 bln
Proximal Tibia  umur kehamilan 9 – 10 bln
Pusat Penulangan
Pada bayi cukup bulan (matur), terdapat pusat penulangan pada distal
femur

Ossification Centers pada distal


femur
Padure A, Anatolii Bondarev. Guideline Infanticide, Neonaticide, Medico-legal Examination of Newborn Cadavers. CEP
Medicine, Chisinau. 2015
Tanda bayi Aterm :

1. Umur bayi : 32 minggu atau lebih

2. Anthropometrik : PB ≥ 48 cm, BB ≥ 2.5 kg, Lingkar


kepala > 34 cm

3. Pusat penulangan epifise di distal femur dan


proximal tibia

4. Tanda-tanda lain:
 Lemak dibawah kulit cukup tebal
 Rambut Lanugo sedikit / tidak ada
 Kuku melampaui ujung jari
 Testis sudah turun atau
 Labia mayora sudah menutup
Ad2. Lahir Hidup atau Lahir Mati
Untuk membuktikan bayi pernah bernafas harus
Dibuktikan dengan autopsi agar dapat dilakukan
Pemeriksaan :
a. Anamnesis saksi; pernah nangis, napas
b. Dada mengembang, diafragma turun ke sela iga
4-5 atau 5-6
c. Makroskopis Paru
Pernah bernafas Tak pernah bernafas
● Paru-paru mengisi seluruh ● Paru-paru kollaps
rongga dada
● Massa paru Spongious ● Padat
● Tepi Paru Tumpul ● Tajam
● Terdapat krepitasi ● Tidak ada krepitasi
● Warna : Merah muda & ada ● biru keabu-abuan merata
gambaran mozaic
b.Test Apung Paru

Syarat : Belum ada pembusukan lanjut.

Test Apung Paru POSITIF :

bayi pernah bernafas Karena adanya udara residu


dalam aveoli.

Test Apung Paru NEGATIF 

− Bayi lahir tak pernah bernafas

− Adanya pernafasan yang dangkal kemudian diserap


jaringan paru.

− Bayi sudah mengalami pembusukan tingkat lanjut.


UJI APUNG PARU

Uji Apung Paru


o Dilakukan dengan
teknik tanpa sentuh
(no touch technique)
o Jika paru tenggelam,
bayi dianggap lahir mati
sedangkan apabila
mengapung berarti bayi
lahir hidup

Budiyanto A, dkk. Pembunuhan Anak Sendiri dalam Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Kedokteran Forensik FKUI.
UJI APUNG PARU

POSITIF NEGATIF

Roger W. Neonaticide Dalam: Sudde Death in Infancy Childhood and Adolescene. Cambrige University . Press, New York. 2004. p. 125-48
Padure A, Anatolii Bondarev. Guideline Infanticide, Neonaticide, Medico-legal Examination of Newborn Cadavers. CEP Medicine, Chisinau.
c.Mikroskopis Paru

 Melihat Gambaran bronchus dan alveoli sudah


mengembang atau belum.
 Adanya kelainan patologis atau tidak

Untuk menentukan berapa lama bayi pernah


bernafas dapat dilakukan :

1. Pemeriksaan adanya udara dalam saluran cerna :

● di Lambung : baru saja lahir

● di Usus halus : 6 - 12 jam

● di Usus besar : 12 – 24 jam


MIKROSKOPIK PARU

Sudah bernapas Belum bernapas

Pewarnaan HE : Perbesaran 100X

Padure A, Anatolii Bondarev. Guideline Infanticide, Neonaticide, Medico-legal Examination of Newborn Cadavers. CEP
Medicine, Chisinau. 2015
Menentukan adanya udara di dalam lambung
dan saluran cerna

Gambar Tes Uji Apung Apung Lambung – Usus (Tes Breslau)

Padure A, Anatolii Bondarev. Guideline Infanticide, Neonaticide, Medico-legal Examination of Newborn Cadavers. CEP Medicine, Chisinau.
2015
2. Pemeriksaan Kolon :

Meconium sudah keluar seluruhnya :  24 jam

3. Pemeriksaan Darah :
Eritrosit masih berinti  24 jam pertama

4. Pemeriksaan Tali Pusat :

Ujung bebas tali pusat mulai mengering : artinya

24 jam pertama.
Ad 3. Menentukan Sebab Kematian

Sebab Kematian yang tersering adalah :


a. Asphyxia
b. Rusaknya jaringann otak karena persentuhan
benda tumpul.
c. Luka bakar karena kena api

Cara yang lazim digunakan adalah :

a. Pembekapan
b. Penyumbatan jalan nafas
c. Pencekikan
d. Penjeratan dengan tali pusat
e. Kekerasan pada kepala
f. Menenggelamkan
Bayi lahir mati

 Infeksi dalam rahim

 Asfiksia dalam rahim (solutio placenta,


kompresi tali pusat)

 Defek kongenital

 Trauma lahir
Caput succedaneum (partus lama)
Celluloid ball fracture (forceps)
Moulage berat
Ad 4.Tanda-tanda Perawatan

- Tali pusat sudah dipotong rata dan di ikat


serta diberi anti septik.
- Sudah dimandikan , sudah dikenakan pakaian
- Sudah diberi minum (dilihat di saluran cerna)

Sesuai defenisi yang dikatakan , Bunuh Bayi adalah

pembunuhan yang dilakukan segera atau beberapa

saat setelah dilahirkan, maka perlu di tentukan

berapa lama bayi tsb pernah bernafas.


TANDA-TANDA PERAWATAN
Berlumuran Verniks kaseosa
Darah

Plasenta dan Tali


pusar
Pembungkus bayi
PEMERIKSAAN PADA IBU
Bila ibu tertangkap :
₪ Ibu langsung mengaku
₪ Ibu membela diri karena partus precipitatus
Pemeriksaan :
♣ tentukan ibu baru hamil/primipara atau multipara
♣ tanda-tanda baru melahirkan
♣ berapa lama ibu telah melahirkan
♣ kemungkinan partus precipitatus
♣ tentukan golongan darah ibu, dll

Pemeriksaan adanya persalinan :


∆ jalan lahir : darah/lochia, robekan jalan lahir
∆ uterus : besarnya/tinggi uterus
U U yang mengatur tentang Pembunuhan Bayi :

1. K U H P 341 :
Tanpa rencana , diancam hukuman selama 7 tahun

2. K U H P 342 :
Di rencanakan di ancam hukuman selama 9 tahun

3. K U H P 343 :
Orang lain turut serta  hukuman sesuai
pembunuhan biasa.

4. K U H P 181 :
Menyembunyikan kematian dan kelahiran  di
ancam hukuman selama 9 bulan.
ABORTUS

Defenisi :

KEDOK. FORENSIK : keluarnya janin dari kandungan


ibu/wanita pada setiap saat sebelum kehamilan
lengkap tercapai

OBSTETRI : penghentian kehamilan sebelum 16


minggu, berat badan 1000 gr
ABORTUS
Pembagian :
ABORTUS SPONTANEUS :
 kelainan uterus: malposition, malformasi, bentuk abN
 kelainan ovarium: dysfunction
 kelainan plasenta: inflammation
 gangguan hormonal
 penyakit sistemik ibu: pneumonia, lues
 faktor rhesus: erythroblastosis foetalis
 pshycogen

ABORTUS PROVOCATUS :
 Medicinalis
 Criminalis
ABORTUS PROVOCATUS MEDICINALIS /
THERAPEUTIC ABORTION

Dilakukan bila ada indikasi medis dan bertujuan untuk


menyelamatkan nyawa si ibu

INDIKASI:
♠ kelainan ovum : uterus dengan mola
♠ kelainan gynecologis : kelainan tulang pelvis
♠ penyakit sistemik ibu: toxemia gravidarum, penyakit
jantung berat, peny. Ginjal & TBC (luar negeri)
♠ janin mati dalam kandungan
ABORTUS PROVOCATUS MEDICINALIS /
THERAPEUTIC ABORTION
Sebelum melakukan abortus :
1.Konsultasi minimal 2 orang ahli obgin yang
berpengalaman (perkuat indikasi)
2.Indikasi medis benar-benar tepat, karenanya status
penderita harus dilengkapi dengan data yang cukup
3.Ada persetujuan tertulis dari suami/keluarga
4.Dilaksanakan di rumah sakit umum

Cara :
a.Menstrual regulation / induksi haid
b.Vacum aspiration, baik untuk kehamilan trimester I
(kurang dari 10 minggu)
ABORTUS PROVOCATUS CRIMINALIS
Cara yang digunakan :

1.Kekerasan fisik yang bersifat umum, diharapkan akan


terjadi kontraksi dari uterus, misalnya :
- kerja / olah raga berlebihan
- naik kuda, mendaki gunung, naik turun tangga,
dsb

2.Kekerasan fisik lokal


- menusuk ketuban dengan benda runcing
- menyemprot cairan/kimia
- pemijatan daerh perut bagian bawah
- listrik
- koitus berlebihan
- bougie lalu kuretase
ABORTUS PROVOCATUS CRIMINALIS

Cara yang digunakan :

3. Obat-obatan / kimia (abortivum)


- purgative / laxantia : nenas muda, castor oil, MgSO4
- oksitoksik : ergot, metil salisilat
- pelancar haid
- logam-logam berat
- lain2 : jamu peluntur, bubuk beras
ABORTUS PROVOCATUS CRIMINALIS
Komplikasi :
1.Kematian segera : Vagal refleks, emboli udara/ lemak,
perdarahan.
2.Kematian lambat : septikemia/sepsis, peritonitis
generalisata, infeksi lokal / toksemia, tetanus
3.Kematian paling lambat : jaundice dan renal
supression, endokarditis bacterial, pneumonia,
meningitis

Ciri-ciri :
• ada tanda-tanda infeksi
• tanda keracunan obat
• retensi fetus lama
• ada luka karena instrumen yg digunakan
PEMERIKSAAN PADA ABORTUS PROVOCATUS
Korban hidup :
a.tanda-tanda kehamilan
b.Usaha penghentian kehamilan : tanda kekerasan pada
genitalia, perut bawah, pemeriksaan toksikologi
c.Hasil dari usaha penghentian kehamilan : IUFD, sisa
jaringan (mikroskopis/PA)

Korban mati :
Pemeriksaan dilakukan secepat mungkin < 12-16 jam
-Tentukan apakah hamil atau baru saja hamil
-Tanda baru abortus : servix tertutup rapat dan
perdarahan (-) → bukan abortus
-Tanda kekerasan / obat
-Tentukan sebab kematian
PEMERIKSAAN PADA ABORTUS PROVOCATUS
a. Cairan rongga perut/ uterus/ vagina : toksikologi dan
bakteriologis
b. Palpasi uterus : pembesaran, krepitasi,
nekrosis/perforasi
c. Emboli udara pada jantung dan v cava superior
d. Otak: periksa arteri/vena basal
e. Alat genitalia interna : pucat / kongesti
f. Uterus : masukkan ke formalin 10% (1-2 hari), lalu iris
tipis untuk mendapatkan potongan benda
g. Uterus : pemeriksaan PA
h. Darah jantung / toksikologi
i. Urine : toksikologi /plano test

Pemeriksaan PA:
Sel trofoblast (hamil), sel radang (intravitalitas)
UU MENGENAI ABORTUS

1. KUHP Ps 299
2. KUHP Ps 346
3. KUHP Ps 347
4. KUHP Ps 348
5. KUHP Ps 349
6. KUHP Ps 283 dan 535
7. KUHP perdata ps 2
8. Sumpah jabatan dokter

Anda mungkin juga menyukai