PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Menurut Bobak (2010) Postpartum adalah suatu fase dimulai dari
bayi lahir dari dalam rahim ibu dan plasenta lepas kemudian keluar hingga
setelah melahirkan sekitar 6 minggu. Pada fase ini ibu mengalami banyak
perubahan seperti perlukaan dan juga pulihnya kembali organ-organ yang
berkaitan dengan kandungan. Pada fase postpartum ini ibu biasanya
mengalami kelelahan. Kelelahan postpartum dimulai dari awal melahirkan
dan mungkin akan terus menerus menjadi parah selama beberapa waktu.
Kelelahan postpartum timbul karena perasaan kelelahan juga perasaan distress
akibat dari penyesuaian dalam perubahan peran dan fungsi keluarga pada
periode awal postpartum (Kilic et al., 2015). Kelelahan pada ibu postpartum
biasanya ditandai dengan suasana hati berubah, wajah terlihat pucat dapat
disertai dengan badan yang panas serta sulit bernafas (Smarrt et al., 2016).
Angka kejadian kelelahan pada ibu postpartum tinggi seperti dalam
penelitian di Turki yang dilakukan Meral et al. (2015) yakni sekitar 88,5%
dari perempuan melahirkan mengalami keluhan kelelahan. Kuo et al. (2012)
menjelaskan sebanyak 121 ibu postpartum di Taiwan mengalami kelelahan
pada hari pertama dan akan berangsur-angsur menurun pada postpartum hari
ke 7. Penelitian lain yang dilakukan pada 197 perempuan postpartum di
Taiwan dari trimester ke 2 hingga 1 bulan postpartum bahwa tingkat kelelahan
meningkat dari trimester kedua hingga ketiga dan tetap tidak berubah hingga 1
bulan pascakelahiran (Cheng, Chou, Wang, Tsai, & Liou, 2015). Penelitian
yang dilakukan Wijayanti (2011), dengan hasil menyatakan bahwa kelelahan
postpartum di Yogyakarta sebesar 60%. Menurut penelitian yang dilakukan
oleh Saragih dkk (2015) dengan hasil 31 (68,89%) responden yang
mengalami kelelahan pada ibu postpartum di Puskesmas Jetis. Dalam studi
Taylor dan Johnson (2010), mengemukakan bahwa kelelahan pada ibu
postpartum meningkat pada minggu ke 6, 12, dan 24 dan didapatkan terjadi
pada jumlah paling tinggi pada 6 minggu karena ibu mulai bekerja.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang disebutkan bahwa penyebab dari kelelahan
pada ibu postpartum itu dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi. Kelelahan pada ibu postpartum adalah faktor situasional, faktor
psikologis dan juga bayi mudah rewel juga dapat mempengaruhimya. Selain itu
juga tanda dan gejalanya yaitu wajah pucat, suasana hati yang berubah
terkadang disertai dengan badan yang panas juga susah bernafas. Dampak yang
dapat terjadi apabila tidak ditangani, ibu postpartum akan mengalami depresi,
menurunnya perkembangan dan pertumbuhan bayi dalam fungsi dan status
dalam pemberian makanan atau ASI. Oleh karena itu peneliti memilih
hubungan temperamen bayi dengan kelelahan pada ibu postpartum.
C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan umum
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan temperamen bayi
dengan kelelahan pada ibu postpartum
b. Tujuan khusus
a. Mengetahui karakteristik ibu postpartum berupa usia, paritas, jenis
persalinan.
b. Mengetahui kelelahan pada ibu postpartum
c. Mengetahui tempramen bayi
D. Manfaat Penelitian
a. Ilmu keperawatan : penelitian ini bermanfaat sebagai pengetahuan juga
referensi dalam hubungan antara tempramen bayi dengan kelelahan pada
ibu postpartum.
b. Pelayanan kesehatan : penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan,
mutu serta wawasan dalam proses pelayanan terhadap hubungan
tempramen bayi dengan kelelahan pada ibu postpartum.
c. Ibu postpartum : penelitian ini bermanfaat memberikan gambaran tentang
hubungan tempramen bayi dengan kelelahan pada ibu postpartum.
d. Perawat : penelitian ini bermanfaat agar perawat dapat mengetahui
hubungan tempramen bayi dengan kelelahan pada ibu postpartum sehingga
dapat diatasi dan juga dapat ditegakkan dalam asuhan keperawatan.
e. Peneliti lain : penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan
mengenai hubungan tempramen bayi dengan kelelahan pada ibu
postpartum dan dari hasil yang dicapai dapat dijadikan dasar dalam
penelitian selanjutnya.
E. Penelitian Terkait
Penelitian yang telah dilakukakan oleh Ezra Ledya Sevtiana Sinaga (2018)
dengan judul Hubungan Keletihan Ibu Postpartum Dengan Motivasi Pemberian
ASI Ekslusif Pada Ibu Menyusui 0-6 Bulan Di Posyandu Diwilayah Kerja
Puskesmas Muara Enim. Dengan desain penelitian menggunakan cross-
sectional dengan cluster sampling. Sampel penelitian 100 ibu yang memenuhi
kreteria. Instrument yang digunakan kuestioner Prime Focus Spectrograph.
Variable independen dari penelitian tersebut adalah keletihan ibu postpartum
dengan variable dependen adalah motivasi pemberian asi ekslusif. Persamaan
dari penelitian tersebut adalah penelitian menggunakan desain cross-sectional
dan perbedaan pada variable yang digunakan. Hasil penelitian tersebut adalah
tidak terdapat hubungan pada karakteristik ibu postpartum dengan kelelahan
pada ibu postpartum kurang dari 6 bulan.
Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni dkk (2018) dengan Judul
Managemen Kelelahan Saat persalinan Menggunakan Jus Semangka. Desain
yang digunakan peneliti adalah Quasi exsperimet. Jumlah sampel yang
digunakan 68 orang dibagi 2 kelompok yaitu kelompok control dan perlakuan
dan dipilih secara concencutive sampling. Dengan memiliki persamaan pada
varibel dependent dan perbedaan pada desain penelitian. Hasil penelitian adalah
terdapat perbedaan yang significant antara kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan dimana memiliki perbedaan kelelahan selama 24 jam setelah
persalinan.
Penelitian yang dilakukan oleh RR Viantika dengan judul Kelelahan
Postpartum Antara Ibu Primipara Dan Multipara Di Wilayah Kerja Puskesmas
Piyungan Kabupaten Bantul : Comparative Study. Penelitian ini menggunakan
desain penelitian comparative study dengan teknik pengambilan sampel
consecutive sampling dengan sampel 30 ibu postpartum, 15 primipara dan 15
multipara di wilayah kerja Puskesmas Piyungan. Instrument yang digunakan
yaitu Prime Focus Spectrograph dan analisa yang digunakan uji independent t-
test. Persamaan pada penelitian tersebut adalah variable dependent yaitu
kelelahan pada ibu postpartum dan perbedaan terletak pada desain penelitian
yang digunakan. Hasil penelitiannya adalah tidak terdapat perbedaan tingkat
kelelahan pada ibu postpartum dengan primipara maupun multipara.
Penelitian yang dilakukan oleh Yuni Astuti, Imami Nur Rachmawati, and
Hayuni Rahma dengan judul “The Correlation Between Infant Temperament
and Sleep Quality of Postpartum Mother in Primary Health Care Prambanan
and Jogonalan Klaten Indonesia.” Penelitian ini menggunakan cross sectional
dengan responden sebanyak 168 di PUSKESMAS Prambanan dan Jogonalan,
Klaten, Jawa Tengah. Instrumen yang digunakan adalah Infant Characteristic
Questionnaire (ICQ) dan Pittsburg Indeks Kualitas Tidur (PSQI) dan Uji chi
square digunakan untuk menganalisis data. Persamaan dari penelitian ini
menggunakan cross sectional dan menggunakan instrument yang sama pada
(ICQ). Hasil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang erat dan sebesar
91,6% memiliki kualitas tidur yang buruk dan ibu postpartum yang memiliki
bayi temperamen sebanyak 90% lebih.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Literatur Review
2.1 Postpartum
2.2.1 Definisi
Postpartum atau yang biasa dikenal dengan masa nifas adalah
fase setelah persalinan sampai pulih kembalinya kandungan ke
keadaan sebelum hamil dan melahirkan dan lamanya sekitar 6 minggu
(Padila, 2014). Masa nifas diartikan masa dimana setelah keluarnya
plasenta sampai pulihnya kembali alat reproduksi seperti keadaan
sebelum hamil yang berlangsung 40 hari atau 6 minggu (Mansyur et
al,. 2017).
2.2.3 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang bisa dilakukan ialah dapat dengan
farmakologi maupun non farmakologi. Pada penatalaksanaan
farmakologi adalah mengkonsumsi tablet tambah darah agar
mengurangi dan mencegah adanya anemia, mengkonsumsi vitamin.
Penatalaksanaan non farmakologi bisa dengan tidur teratur, mengelola
pikiran negative, perlunya dukungan keluarga dan juga pada ibu
postpartum dapat mengatur juga mengelola kegiatan yang perlu
dilakukan sehingga pengeluaran energi bisa seimbang dan tidak
berlebihan (Volrathongchai., dkk 2013). Mengurangi kegiatan yang
menguras energi, dapat juga untuk meminta bantuan keluarga untuk
mengurangi beban kerja rumah tangga merupakan strategi yang efektif
(Bick et al., 2002; Troy dan Dalgas-Pelish, 1995, 2003).
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk mengurangi
kelelahan pada ibu postpartum adalah dengan menggunakan jus
semangka yang terdapat pada Jurnal Ipteks Terapan Research of
Applied Science and Education yang berjudul Managemen Kelelahan
Saat Persalinan Menggunakan Jus Semangka. Dalam jurnal ini
mengatakan bahwa jus semangka efektif dalam penanganan kelelahan
pada ibu bersalin.
2.2.4 Komplikasi
Kelelahan ibu postpartum tidak diatasi maka dapat mengakibatkan
terhambatnya proses fungsi dan peran pada ibu postpartum tersebut.
Ibu postpartum harus menyusui anaknya untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi karena adanya kelelahan ini maka produksi asi ibu dapat
berkurang (Kilic et al., 2015).
Kelelahan juga berdampak adanya berkurangnya kemampuan ibu
untuk berkonsentrasi dan meningkatkan stres dalam proses
pengasuhan, yang merusak fungsi sehari-hari mereka, komunikasi
dengan orang lain dan hubungan ibu-bayi (Giallo, Gartland,
Woolhouse, & Brown, 2016; Giallo, Rose, Cooklin, & McCormack,
2013; Kurth, Kennedy, Spichiger, Hösli, & Stutz, 2011). Apabila
kelelahan pada ibu postpartum tidak tertangani maka akan berkembang
menjadi depresi pada ibu postpartum (Affonso et al., 1990).
Ibu Postpartum
Faktor yang
mempengaruhi :
Faktor fisik ( lama
persalinan, jenis
Kelelahan Ibu Postpartum
persalinan)
Primipara
Faktor psikologi
(kurang dukungan,
gejala depresi)
Temperamen Dampak :
bayi/bayi sulit Menghambat fungsi dan peran ibu
Berkurangnya produksi ASI
Berkembang menjadi depresi
Referensi : (Affonso et al., 1990), (Pillitteri, Adel. 2010), (Pugh dan Milligan, 1993)
(Milligan, 1989; MacArthur, 1999), (Milligan, 1989; Wambach, 1998).
C. Kerangka konsep
: variabel penganggu
: variabel yang diteliti
: berpengaruh
: tidak berhubungan
D. Hipotesis
H0 : tidak terdapat hubungan tempramen bayi dengan kelelahan pada ibu
postpartum
H1 : terdapat hubungan tempramen bayi dengan kelelahan pada ibu post
partum
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
B. Populasi
Menurut Sugiyono (2013) populasi adalah sekelompok individu atau
subyek pada waktu dan wilayah dengan kualitas dan karakteristik tertentu
yang telah ditetapkan dalam kemudian dipelajari juga disimpulkan oleh
peneliti. Populasi yang pada penelitian ini adalah ibu postpartum setelah
melahirkan kurang dari 6 minggu di wilayah PUSKESMAS Kasihan I
sebanyak 130.
C. Sampel
Notoatmodjo (2012) mengungkapkan sampel adalah obyek yang
mewakili dari keseluruhan populasi dari yang akan diteliti. Penelitian ini
menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengambilan data yang akan
digunakan ini dengan mengambil populasi dari puskesmas kemudian akan
diambil responden yang sesuai dengan kreteria inklusi.
N
n= 2 n = jumlah sampel
1+Ne
130
n= 2 N = besar populasi/jumlah populasi
1+130 x 0,05
130
n= e = batas toleransi kesalahan
1,325
n = 98,1 = 98
E. Variable Penelitian
Variable dependent pada penelitian ini adalah kelelahan pada ibu
postpartum dan variable independent yang digunakan adalah tempramen bayi.
F. Definisi Operasional
Definisi
Variable Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
G. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian merupakan alat yang digunakan peneliti untuk
mengambil data (Nursalam,2013). Pada penelitian ini menggunakan
instrument berupa kuesioner.
Kuesioner yang digunakan untuk mengukur kelelahan pada ibu
postpartum berupa PFS (postpartum Fatigue Scale). Instrument ini berisi 10
pertanyaan yang dimana dalam pertanyaan tersebut memiliki 4 pilihan
jawaban yaitu tidak sama sekali, sedikit, sedang, sangat. Instumen ini terdapat
6 pertanyaan mengenai gejala mental dan 4 pertanyaan mengenai gejala fisik.
Hasil PFS ini memiliki nilai terendah 0 dan jumlah nilai tertinggi yaitu 40
dengan diinterpretasi dengan pengukuran yaitu 10-14 itu ringan, 15-20 berarti
sedang dan 21-40 diinterpretasikan berat. Penelitian ini sudah diuji validitas
dan reabilitas.
Sedangkan untuk mengukur tempramen bayi peneliti menggunakan alat
ukur yaitu Infant Characteristic Questionnaire yang dimana dalam kuesioner
tersebut menggunakan enam pertanyaan dari kuesioner yang dipakai dan
hanya menggunakan dimensi difficult untuk mengukur tempramen pada bayi.
Hasil intepretasi dari penggunaan kuesioner adalah <21 kategori bayi
tempramen mudah dan >21 kategori bayi tempramen sulit. Penelitian ini
sudah diuji cobakan dan dilakukan uji validitas dan reabilitas.
b. Pengolahan Data
1. Editing
Hal pertama dalam pengolahan data adalah melalui editting. Proses
ini dilakukan utuk memeriksaa jawaban dari responden, tujuannya
untuk mengurangi kesalahan dan kekurangan dalam lembar kuesioner
yang telah diisi, sehingga peneliti dapat memeriksa kelengkapan data
untuk proses analisis
2. Coding
Selanjutnya dengan coding yaitu mengklasifikasikan jawaban
responden ke dalam kategori tertentu dengan memberikan skor pada
setiap jawaban berupa angka yang kemudian ditulis dalam lembar
jawaban. Hal ini bertujuan memepermudah dalam membaca dan
memungkinkan diolah di komputer.
3. Scoring
Proses selanjutnya yaitu memasukkan data-data hasil coding dan
scoring ke dalam program komputer untuk diolah dan di analisa atau
disebut dengan entry
4. Tabulating
Kegiatan selanjutnya yaitu tabulating ini merupakan kegiatan
memasukkan data hasil penelitin ke dalam tabel sesuai kreteria.
Sebelum data diklasifikasi, data dikelompokkan terlebih dahulu untuk
kepentingan penelitian ini. Selanjutnya data ditabulasikan sehingga
diperoleh frekuensi dari masing-masing kelompok pertanyaan dan
setiap jawaban.
5. Cleaning
Tahap terakhir yaitu cleaning. Kegiatan ini merupakan pengecekan
kembali data yang sudah di entry ke computer. Peneliti melakukan
pemeriksaan kembali data yang telah dimasukan untuk mengecek
ulang data-data yang telah dimasukan untuk melihat kemungkinan
adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan dan selanjutnya dilakukan
pembetulan atau koreksi.
J. Analisis Data
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
K. Etika Penelitian
Penelitian ini menjadikan manusia sebagai subyek penelitian, maka harus
memahami adanya prinsip etika dalam penelitian yang melalui prosedur juga
legalitas penelitian (Nursalam, 2008). Penelitian ini melakukan prosedur yang
berhubungan dengan etika penelitian, diantaranya:
a. Informed consent (surat persetujuan)