DI SUSUN OLEH :
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia. Saat melahirkan dan
minggu pertama melahirkan merupakan periode kritis bagi ibu dan bayinya
(Imam, 2007). Kecemasan post partum terjadi pada 10% wanita postpartum
dengan depresi. (Paul, 2013). Kecemasan post partum dan depresi dapat
proses transisi wanita dan pria dalam proses menjadi orang tua, terjadi
penyesuaian diri yang besar diantara hubungan mereka dan orang lain.
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kecemasan pada ibu nifas. Masih
terdapat pro dan kontra bahwa usia ibu berhubungan dengan tingkat
kecemasan ibu post partum. Periode post partum merupakan masa ibu setelah
seperti pada keadaan sebelum hamil, yang berlangsung selama 40 hari atau 6
dunia 30-75% dan ini berlangsung selama 3-4 hari dan memuncak pada hari
ke lima post partum (Thurgood et al, 2013). Tidak ada data yang pasti
dengan baik. Berdasarkan Depkes RI (2018) satu dari 10 wanita yang baru
pada tahun 2018 sekitar 512 orang dan pada tahun 2019 meningkat sebanyak
607 dan pada tahun 2020 sebanyak 373 orang ,wanita yang baru melahirkan
selama periode post partum meliputi perubahan adaptasi fisik yang dapat
membentuk suatu adaptasi yang menyeluruh atau cukup kompleks bagi ibu
adalah perasaan cemas, takut, dan merasa bersalah dengan ketidak mampuan
(normal); 20-44, derajat ringan-sedang; 45-59, derajat cemas berat; 60-74 dan
derajat sangat berat (ekstrim) adalah 75-80. Reliabiliti dari instrument Zung
dilaporkan dengan koefisien 0,71 dengan á= 0,85 dan á= 0,69 untuk kelompok
dengan skala Taylor Manifest Anxiety Scale (TIMAS) dengan skor 0,30.
(McDowell, 2006)
gangguan jalinan ikatan dan perlekatan, kurangnya perawatan diri ibu dan
bayi (Fallon, Halford, Bennett, & Harrold, 2016). Gejala psikologis termasuk
karena itu, kecemasan ibu postpartum harus sedini mungkin bisa teratasi.Hal
ini dimaksudkan agar kondisi ibu dan bayi tetap tumbuh kembang dengan
baik.
Penelitian oleh Bataha.@.al (2015) menemukan bahwa responden
barunya sebagai ibu termasuk kecemasan dalam proses laktasi (Bataha, 2015).
kecemasan setelah persalinan baik dari kategari cemas ringan hingga berat
relaksasi otot progresif (Astari, 2017) Tujuan relaksasi otot progresif, yaitu
itu, juga dapat menurunkan tekanan darah tinggi, frekuensi jantung, dan laju
Asuhan Keperawatan martenitas pada Ny.x Dengan post partum dalam upaya
B. Rumusan Masalah
Ambon ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Institusi
otot progresif.
b. penulis
c. Keluarga
D. Keaslian Penelitian
Tabel 1.2
keaslian penelitian
.
1. Teti Herawati 2018 Pengaruh relaksasi otot sesuai dengan
partum.
2. bantaha 2015 Mengunakan kuesioner sesuai dengan
kriteria inklusi
dan eksklusi
E. Sistematika Penulisan
Penulisan ini disusun dalam bentuk proposal karya tulis ilmiah dengan
sistematika penulisan terdiri dari bagian awal, bagian utama dan bagian
pembimbing, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar daftar
lampiran Bagian utama dibagi dalam tiga bab yang terdiri dari : Bab I
progresif , dan kerangka konsep. Bab III yaitu, metode penelitian yang
BAB II
PENDAHULUAN
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas
kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6
Partus di anggap spontan atau normal jika wanita berada dalam masa aterm,
tidak terjadi komplikasi, terdapat satu janin presentasi puncak kepala dan
Partus spontan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan dengan ketentuan ibu atau tanpa anjuran atau obat obatan
Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ interna, yang terletak di dalam
rongga pelvis dan ditopang oleh lantai pelvis, dan genetalia eksterna, yang
2005).
1. Stuktur eksterna
a. Vulva
berukuran panjang, mulai klitoris, kanan kiri dibatasi bibir kecil sampai
b. Mons pubis
berbentuk bulat yang lunak dan padat serta merupakan jaringan ikat
sebasea dan ditumbuhi rambut berwarna hitam, kasar, dan ikal pada masa
selama koitus.
c. Labia mayora
menutupi lemak dan jaringan kulit yang menyatu dengan mons pubis.
Pada permukaan arah lateral kulit labia tebal, biasanya memiliki pigmen
lebih gelap daripada jaringam sekitarnya dan ditutupi rambut yang kasar
mayora licin, tebal, dan tidak tumbuhi rambut. Sensitivitas labia mayora
terhadap sentuhan, nyeri, dan suhu tinggi. Hal ini diakibatkan adanya
rangsangan seksual.
d. Labia minora
kulit yang panjang, sempit, dan tidak berambut yang , memanjang ke arah
bawah dari bawah klitoris dan dan menyatu dengan fourchett. Sementara
darah yang sangat banyak membuat labia berwarna merah kemerahan dan
vulva. Suplai saraf yang sangat banyak membuat labia minora sensitif,
e. Klitoris
Klitoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan yang terletak tepat
terlihat adalah sekitar 6x6 mm atau kurang. Ujung badan klitoris dinamai
glans dan lebih sensitif dari pada badannya. Saat wanita secara seksual
aroma khas dan berfungsi sebagai feromon. Istilah klitoris berasal dari kata
yang banyak membuat klitoris sangat sensitif terhadap suhu, sentuhan dan
sensasi tekanan.
f. Vestibulum
dua kelenjar di dasar labia mayora, masing-masing satu pada setiap sisi
orifisium vagina.
g. Fourchette
Fourchette adalah lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, dan
terletak pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan minora di garis
h. Perineum
2. Struktur interna
a. Ovarium
tuba falopi. Dua lagamen mengikat ovarium pada tempatnya, yakni bagian
antara interval selama masa usia subur ovarium juga merupakan tempat
utama produksi hormon seks steroid dalam jumlah yang dibutuhkan untuk
b. Tuba fallopi
Sepasang tuba fallopi melekat pada fundus uterus. Tuba ini
cm dengan berdiameter 0,6 cm. Tuba fallopi merupakan jalan bagi ovum.
fungsi sekresi lapisan mukosa yang terbesar ialah pada saat ovulasi.
c. Uterus
tampak mirip buah pir yang terbalik. Uterus normal memiliki bentuk
simetris, nyeri bila di tekan, licin dan teraba padat. Uterus terdiri dari tiga
uterus bagian bawah pada masa hamil. Tiga fungsi uterus adalah siklus
miometrium.
persalinan.
3. Peritonium perietalis
kandung kemih dan serviks. Tes diagnostik dan bedah pada uterus
d. Vagina
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan
terutama selama siklus menstruasi dan selama masa hamil. Sel-sel yang di
hormon seks steroid. Cairan vagina berasal dari traktus genetalis atas atau
3. Etiologi
Partus normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup
bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan
b. Kala II, gejala utama kala II adalah His semakin kuat dengan
perdarahan.
post partum paling sering terjadi pada 2 jam pertama, observasi yang
2017).
4. Patofisiologi
1. Adaptasi Fisiologi
a. Infolusi uterus
setelah hamil.
b. Kontraksi
5. Manifestasi klinik
Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir
1. Sistem reproduksi
a. Proses involusi
b. Kontraksi
lahir.
c. Tempat plasenta
selesai
pada akhir minggu ketiga masa pasca partum, kecuali pada
bekas
tempat plasenta.
d. Lochea
merah setelah 2-4 hari. Lochea serosa terdiri dari darah lama,
lahir.
e. Serviks
nulipara.
yaitu :
robekan adalah :
1) Vagina
a) Komisura posterior
b) Kulit perineum
robekan adalah :
1) Mukosa Vagina
a) Komisura posterior
b) Kulit perineum
c) Otot perineum
c. Ruptur perineum derajat tiga, dengan jaringan yang
7. Komplikasi
1. Perdarahan
sebagai berikut:
mmHg
Perdarahan lanjut
lebih dari 24 jam setelah melahirkan, syok hemoragik dapat
d. Lain-lain
terbuka.
2. Infeksi puerperalis
3. Endometritis
(Novak, 1999).
4. Mastitis
secara jelujur.
I.
B. KONSEP DASAR KECEMASAN
1. Pengertian kecemasan
menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.
Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik (Stuart, 2018)
Kecemasan merupakan respon emosi tanpa objek yang spesifik yang secara
kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas
2017).Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh
2018).
keluhan psikis (ketakutan dan kekhawatiran), tetapi dapat pula disertai dengan
sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang (Hawari, 2008 dalam
b. Cemas sedang Memungkinkan individu untuk berfokus pada hal yang penting
namun dapat berfokus pada lebih banyak area jika diarahkan untuk
melakukannya.
berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak berfikir tentang hal
d. Cemas panik Berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror. Hal ini
2018).
4. Rentang Respon Cemas
meningkat, rasa ingin pinsan,pinsan, tekanan darah menurun, dan denyut nadi
menurun.
b. Pernafasan Responnya berupa nafas cepat, sesak napas, tekan pada dada,
engah.
rasa tidak nyaman abdomen, nyeri abdomen, mual, nyeri ulu hati, diare.
berkemih.
f. Kulit Responnya berupa wajah kemerahan, berkeringat setempat (telapak
tangan),gatal, rasa panas dan dingin pada kulit, wajah pucat, dan berkeringat
kendali, takut pada gambaran visual, takut cidera atau kematian,kilas balik,
mimpi buruk.
tubuh yang bertujuan untuk melemaskan dan memberi efek nyaman pada
(Miltenberger, 2018).
dan ekonomis karena tidak memerlukan imajinasi yang rumit, tidak ada
efek samping, mudah dilakukan, serta dapat membuat tubuh dan pikiran
menjadi tenang, rileks dan lebih mudah untuk tidur (Davis & McKay,
2018).
a. Persiapan
sepatu.
mengikat
b. Prosedur
1. Gerakan 1 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan.
detik.
d) Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga dapat
belakang.
menegang.
mengendur.
rahang.
b) Punggung dilengkungkan
kemudian relaks.
sebanyakbanyaknya.
tegang
secara optimal agar tidak tergantung pada orang lain dalam memelihara
kesehatannya.
mungkin.
1. Pengertian
a). Pengkajian
Keadaan bayi meliputi : tanggal lahir, jam lahir, berat badan, nilai
sebelumnya.
panas dan susah tidur karena adanya nyeri pada payudara, tidak bisa
menetek dengan benar dan ibu tidak tau untuk mengatasi masalah
febris).
b. Mulut dan gigi : lidah dan geraham : lidah anemis/tidak, gigi geraham
lengkap/tidak, berlubang/tidak.
lain).
h. Palpasi:
c. Auskultasi
d. Perkusi
lain-lain.
b. Diagnosa Keperawatan
progresif
c. Intervensi Keperawatan
Kriteria Hasil :
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji faktor pencetus perasaan tidak 1. Menentukan intervensi selanjutnya
jantung,temperature/suhu
aktivitas
pemeriksaan
Kolaborasi
kriteria hasil :
evaluasi/intervensi medis
3. Klien terhindar dari masalah kelebihan volume cairan dan edema pada
Tabel. 2.3
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji kenaikan berat badan 1. Mendeteksi penambahan BB
tidur
4. Anjurkan klien menghindari 4. Posisi memungkinkan
mengembangkan ekspansi
paru.
progresif
Kriteria Hasil :
Klien dapat memahami tentang pemberian penerapan relaksasi otot
progresif
Tabel 2.4
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji tingkat pendidikan ibu 1. Mengetahui tingkat pendidikan
otot progresif
rileks.
d. Pelaksanaan (implementasi)
Menurut Effendy (1995), pelaksanaan adalah pengelolaan dan perwujudan dari
rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Jenis tindakan
stresor (penyakit).
3. Rujukan/ketergantungan (dependent)
sebagainya.
yaitu :
progresif
tindakan
5. Evaluasi
kecemasan.
D. Kerangka Konsep
Askep (Asuhan
keperawatan)
1. Pengkajian
2. Diagnosa
3. Perencanaan
Dapat
4. Pelaksanaan
menurunkan
5. Evaluasi Ny.X mengalami kecemasan
kecemasan
upaya menurunkan
kecemasan dengan
Ket : : Variabel bebas/pengaruh/independent
: Variabel terikat/terpengaruh
: Kriteria Hasil