Anda di halaman 1dari 22

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Medis

1. Pengertian

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) atau demam berdarah

dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue

dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Penyakit ini

juga sering menimbulkan kejadian luar biasa atau wabah (Nursalam,

dkk., 2005 )

Demam dengue ( dengue fever, selanjutnya disingkat DF)

adalah penyakit yang terutama terdapat pada anak remaja atau orang

dewasa, dengan tanda – tanda klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri

sendi yang disertai leucopenia,dengan/ tanpa ruam (rush) dan

limfadenopati, demam bifasik, sakit kepala yang hebat, nyeri pada

pergerakan bola mata, rasa mengecap yang terganggu,

trombositopenia ringan dan bintik – bintik perdarahan (petekie)

spontan ( Hendarwanto,dkk., 1996)

Demam berdarah dengue adalah penyakit demam akut yang

disebabkan oleh empat serotype virus dengue dan ditandai dengan


empat gejala klinis utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi

perdarahan, hepatomegali dan tanda-tanda kegagalan sirkulasi

sampai timbulnya renjatan (Sindrom Renjatan Dengue) sebagai akibat

dari kebocoran plasma yang dapat menyebabkan kematian (Taddaga

Kasse,. 2006)

2. Etiologi

Demam Berdarah Dengue atau Dengue Haemorrhagic Fever

(DHF) ditularkan nyamuk Aedes Aegypti yang telah terjangkit virus

Demam Berdarah Dengue. Demam Berdarah Dengue disebabkan

oleh salah satu dari empat serotype virus yang berbeda antigen. Virus

ini adalah kelompok flavirus dan serotype adalah DEN-1, DEN-2,

DEN-3, DEN-4. Infeksi oleh salah satu jenis serotype ini akan

memberikan kekebalan terhadap Haemorrhagic Fever dapat

mengalami infeksi 4 kali seumur hidupya (Nursalam, dkk,. 2005)

Virus dengue serotype 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui

vector nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk Aedes albopictus, Aedes

polynesiensis, dan beberapa spesies lain merupakan vector yang

kurang berperan. Infeksi dengan salah serotype akan menimbulkan

antibody seumur hidup terhadap serotype bersangkutan tetapi tidak

ada perlindungan terhadap serotype lain (Arif Mansjoer, dkk,. 2000).


3. Anatomi Fisiologi

Gambar 2.1

()

4. Patofisiologi

Patofisiologi primer Demam Berdarah Dengue adalah

peningkatan akut-ermeabilitas vaskuler yang mengarah ke kebocoran

plasma ke dalam ruang ekstravaskuler, sehingga menimbulkan

hemokonsentrasi dan penurunan tekanan darah. Volume plasma

menurun lebih dari 20 % pada kasus-kasus berat. Hal ini didukung


penemuan post-mortem meliputi efusi serosa, efusi pleura,

hemakonsentrasi dan hipoproteinemi.

Tidak terjadinya lesi destruktif nyata pada vaskuler, menunjukkan

bahwa perubahan sementara fungsi vaskuler diakibatkan suatu

mediator kerja singkat. Jika penderitaan sudah stabil dan mulai

sembuh, cairan ekstra vasasi diabsorpsi dengan cepat, menimbulkan

penurunan hematokrit.

Perubahan hemostatis pada Demam Berdarah Dengue

melibatkan 3 faktor yaitu perubahan vaskuler, trombositopeni, dan

kelainan koagulasi. Hampir semua penderita Demam Berdarah

Dengue mengalami peningkatan fraguilita vaskuler dan trobositopeni,

dan banyak diantaranya penderita menunjukkan koagologram yang

abnormal.

Materi patologis insufisien telah diambil dari kasus demam

dengue yang telah dikonfirmasi secara virologis untuk kemungkinan

gambaran yang luas. Kematian jarang dengan infeksi chikungunya

dan Nile barat; kematian yang dicatat telah dianggap berasal dari

ensefalitis virus, perdarahan atau kejang demam ( Nelson 2000 )


Gambar 2. 2
Dari sudut patofisiologi, infeksi virus dengue bergerak sesuai alur berikut ini :

Infeksi Virus Dengue

Demam Anoreksia Trombositopenia


Muntah Hepatomegali
Komplek AgAb
Komplemen

Dehidrasi Manifestasi Permeabilitas


Perdarahan Vaskular naik

Kebocoran Plasma :
- Hemokensentrasi
- Hipooreteinemia
- Efusi Pleura
- Asites

Demam Dengue Hipovolemi Derajat

DIC Syok

Perdarahan
Saluran Cerna Anoksia Asidosis

Meninggal

Demam berdarah dengue derajat I, II, III – IV

(Sri Rezeki H., 2004)


5. Gambaran Klinik

Demam yang akut, selama 2 hingga 7 hari, dengan dua atau

lebih gejala seperti: nyeri kepala, nyeri otot, nyeri persendian,

bintik-bintik merah di bawah kulit sebagai manifestasi perdarahan

dan leokopenia.

Criteria uantuk Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Sindrom

Shock Dengue (SSD). Demam Berdarah Dengue adalah kasus

tersangka ataupun kasus yang pasti dari dengue dengan

kecenderungan perdarahan disertai adanya satu atau lebih hal-hal

berikut:

a. Tes Torniquet yang positif

Adanya perdarahan dalam bentuk petekiae, ekimosis atau

purpura. Perdarahan selaput lender mukosa, alat cerna

gastrointestinal, tempat suntikan atau di tempat lainnya.

b. Hematamesis atau Melena

Dan trombositopenia (< 100.1000 mm3).

Dan perembesan plasma yang erat hubungannya dengan

kenaikan permeabilitas didnding pembuluh, yang ditandai

dengan munculnya satu atau lebih dari:

1) Kenaikan nilai 20% (hematokrit atau lebih tergantung umur

dan jenis kelamin).

2) Menurunnya nilai hematokrit dari nilai besar 20% atau lebih

sesudah pengobatan.
Tanda-tanda perembesan plasma yaitu efusi pleura, asites,

hipoproteinaemia

1. Klasifikasi Dengue Haemorhagic Fever

Dengan Haemorhagic Fever diklasifikasikan derjat beratnya

penyakit, menurut WHO (Soegijatno S., 2003 ) yaitu :

a. Derajat I : Demam dan uji torniket positif

b. Derajat II : Demam dan perdarahan spontan, pada umunya di

kulit dan perdarahan lain.

c. Derajat III : Demam perdarahan spontan disertai atau tidak

disertai hepatomegali dan ditemukan gejal-gejal kegagalan

sirkulasi meliputi nadi yang cepat dan lemah, tekanan nadi

menurun (< 20 mmHg) atau hipotensi disertai eksternitas dingin

dan anak gelisah.

d. Derajat IV : Demam, perdarahan spontan, disertai atau tidak

disertai hepatomegali dan ditemukan gejala renjatan hebat (nadi

tidak teraba dan tekanan darah yang tidak dapat diukur).

2. Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

Terjadi trombositopenia (100.000/ml atau kurang) dan

hemokonsentrasi yang dapat dilihat dan meningginya nilai

hematokrit sebanyak 20 % atau lebih dibandingkan nilai hematokrit

pada masa konvalesen.


Pada pasien dengan 2 atau 3 patokan klinis disertai adanya

trombositopenia dan hemokonsentrasi tersebut sudah cukup untuk

klinis membuat diagnosis Dengue Haemorrhagic Fever (DHF)

dengan tepat.

Juga dijumpai leukopenia yang akan terlihat pada hari ke-2 atau ke-

3 dan titik terendah pada saat peningkatan suhu kedua kalinya

leukopenia timbul karena berkurangnya limfosit pada saat

peningkatan suhu pertama kali.

B. Konsep Dasar Keperawatan

Proses keperawatan adalah tindakan yang berurutan secara

sistematis untuk menentukan masalah klien, membuat perencanaan

untuk mangatasinya, melaksanakan rencana tersebut dan

mengevaluasi keberhasilan secara efektif akan masalah yang akan

diatasi.

Proses keperawatan melalui 4 tahap yaitu :

1. Konsep pengkajian

Adapun data yang meliputi :

a. Identitas pasien

Nama, umur pada Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) paling

sering menyerang anak-anak dengan usia kurang dari 15

tahun), jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua,

pendidikan orang tua, dan pekerjaan orang tua.


b. Keluhan utama

Alasan / keluhan yang menonjol pada pasien Dengue

Haemorrhagic Fever (DHF) untuk datang ke Rumah sakit

adalah panas tinggi dan anak lemah.

c. Riwayat penyakit sekarang

Riwayat kesehatan sekarang ditulis berdasarkan (PQRST).

P: (Provokatif dan valiatif)

Apakah yang menyebabkan gejala? Apa saja yang dapat

mengurangi dan meperberatnya.

Q: (Qualitas dan quantitaf)

Bagaimana gejala yang dirasakan, Nampak atau terdengar?

Sejauh mana dirasakan.

R: (Regional atau area)

Dimana gejala yang dirasakan, Nampak atau terdengar?

S: (Skala keparahan)

Seberapakah keparahan yang dirasakan dengan skala 1 –

10 (paling parah).

T: (Timing : waktu)

Kapan gejala timbul, seberapa sering gejala terasa (apakah

tiba-tiba atau bertahap)


d. Riwayat penyakit yang pernah diderita

Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada Dengue

Haemorrhagic Fever (DHF), anak bias mengalami serangan

ulangan Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) dengan tipe virus

yang lain.

e. Riwayat imunisasi :

BCG, DPT, Polio 1 : 2 bulan

Hepatitis 1, DPT 2, Polio 2 : 3 bulan

Hepatitis 2, DPT 3, Polio 3 : 4 bulan

Hepatitis 3, Campak, Polio 4 : 9 bulan

f. Riwayat gizi

Status gizi anak yang menderita Dengue Haemorrhagic Fever

(DHF) dapat bervariasi. Semua anak dengan status gizi baik

maupun buruk dapat beresiko, apabila terdapat faktor

predisposisinya. Anak yang menderita Dengue Haemorrhagic

Fever (DHF) sering mengalami keluhan mual, muntah, dan

nafsu makan menurun. Apabila kondisi ini berlanjut dan tidak

disertai dengan pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka anak

dapat mengalami penurunan berat badan sehingga status

gizinya menjadi kurang.


g. Kondisi lingkungan

Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan

lingkungan yang kurang bersih (seperti air yang menggenang

dan gantungan baju di kamar).

h. Pola kebiasaan

1. Nutrisi dan metabolism: frekuensi, jenis, pantangan, nafsu

makan berkurang, dan nafsu makan menurun.

2. Eliminasi alvi (buang air besar). Kadang-kadang anak

mengalami diare / konstipasi. Sementara Dengue

Haemorrhagic Fever (DHF) pada grade III-IV bias terjadi

melena.

3. Eliminasi urine (buang air kecil) perlu dikaji apakah sering

kencing, sedikit / banyak, sakit / tidak. Pada Dengue

Haemorrhagic Fever (DHF) grade IV sering terjadi

hematuria.

4. Tidur dan istirahat. Anak sering mengalami kurang tidur

karena mengalami sakit / nyeri otot dan persendian sehingga

kuantitas dan kualitas tidur maupun istirahatnya kurang.

5. Kebersihan. Upaya keluarga untuk menjaga kebersihan dari

dan lingkungan cenderung kurang terutama untuk

membersihkan tempat sarang nyamuk aedes aegypti.


6. Perilaku dan tanggapan bila ada, keluarga yang sakit serta

upaya untuk menjaga kesehatan.

i. Pemeriksaan fisik, meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan

perkusi dari ujung rambut sampai ujung kaki. Berdasarkan

tingkatan (grade) Dengue Haemorrhagic Fever (DHF), keadaan

fisik anak adalah sebagai berikut:

1. Grade I: kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemah,

tanda-tanda vital dan nadi lemah.

2. Grade II: kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemah,

ada perdarahan spontan petekia, perdarahan gusi dan

telinga, serta nadi lemah, kecil, dan tidak teratur.

3. Grade III: kesadaran apatis, somnolen, keadaan umum

lemah, nadi lemah, kecil, dan tidak teratur, serta tensi

menurun.

4. Grade IV: kesadaran koma, tanda-tanda vital: nadi tidak

teraba, tensi tidak terukur, pernapasan tidak teratur,

ekstremitas dingin, berkeringat, dan kulit tampak biru.

j. Sistem integument

1. Adanya petekia pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul

keringat dingin, dan lembab.


2. Kuku sianosis / tidak.

3. Kepala dan leher.

Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena

demam (flusy), mata anemis, hidung kadang megalami

perdarahan (epistaksis) pada grade II, III, IV. Pada mulut

didapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi perdarahan

gusi, dan nyeri telan. Sementara tenggorokan mengalami

hyperemia pharing dan terjadi perdarahan telinga (pada

grade II, III, IV).

4. Dada

Bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak. Pada foto

thorax terdapat adanya cairan yang tertimbun pada paru

sebelah kanan (efusi pleura), rales +, ronchi +, yang

biasanya terdapat pada grade III dan IV.

5. Abdomen. Mengalami nyeri tekan, pembesaran hati

(hepatomegali), dan asites.

6. Ekstremitas. Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi, serta

tulang.

k. Pemeriksaan laboratorium

Pada pemeriksaan darah pasien Dengue Haemorrhagic Fever

(DHF) akan dijumpai:


1. Hb dan PCV meningkat (> 20)

2. Trombositopenia (< 100.000/ml)

3. Leucopenia (mungkin normal atau lekositosis)

4. Ig. D. dengue positif

5. Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan:


hipoproteinemia, hipokloremia, dan hiponatremia.

6. Urium dan pH darah mungkin meningkat.

7. Asidosis metabolik: pCO2<35-40 mmHg dan HCO3 rendah.

8. SGOT / SGPT mungkin meningkat.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu bagian integral dari proses

keperawatan. Hal ini merupakan suatu komponen dari langkah-

langkah analisa, dimana perawat mengidentifikasi “ respon-respon

individu terhadap masalah-masalah kesehatan yang aktual dan

potensial.
Menurut Taddaga Kasse, (2006):

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan

permeabilitas kapiler, perdarahan, muntah, dan demam.

2. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan

perdarahan.

3. Perubahab nutrizi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan

mual, muntah, tidak ada nafsu makan.

4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kebutuhan untuk

beristirahat kurang.

5. Ansietas keluarga berhubungan dengan perubahan kondisi

anak pola koping tidak efektif.

6. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus.

3. Perencanaan Keperawatan

Rencana keperawatan adalah bagaimana perawat merencanakan

suatu tindakan keperawatan agar dalam melakukan perawatan

terhadap pasien efektif dan efisien.

Rencana asuhan keperawatan adalah petunjuk tertulis yang

menggambarkan secara tepat mengenai rencana tindakan yang


dilakukan terhadap klien sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan

diagnosis keperawatan.

http://blog.ilmukeperawatan.com/perencanaan-keperawatan.html

1. Diagnosa keperawatan : kekurangan volume cairan

berhubungan dengan

peningkatan permeabilitas

kapiler, perdarahan, muntah

dan demam.

Tujuan : anak menunjukkan tanda

terpenuhinya kebutuhan cairan.

Tabel 2. 1

INTERVENSI RASIONAL
1. Observasi tanda-tanda vital 1. data dasar dalam
setiap 4 jam melakukan intervensi
2. Pantau cairan IV 2. memenuhi cairan dalam
tubuh
3. Tingkatkan dan pantau 3. untuk mengetahui intake
keseimbangan cairan dan dan output cairan yang
elektrolit masuk dalam tubuh
4. Kaji tanda-tanda kekurangan 4. turgor kulit jelek, ubun-ubun
cairan cekung, produksi ufine
menuran
5. Memonitor nilai laboratorium : 5. untuk mengetahui hasol
elektrolit darah, BJ urin, perkembangan klien
serum albumin
6. Penatalaksanaan pemberian 6. untuk mempercepat proses
obat anti piuretik penyembuhan

2. Diagnosa keperawatan II: Perubahan perfusi jaringan perifer

berhubungan dengan perdarahan

Tujuan : Anak menunjukkan perfusi jarangan

perifeer yang adekuat

INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji dan catat frekuensi 1. Data dasar dalam
denyut nadi, tekanan darah, melakukan intervensi
pernafasan dan suhu selanjutnya
2. Kaji dan catat sirkulasi pada
ekstremitas (suhu, 2. Untuk mengetahui
kelembaban, dan warna ) perkembangan ekstremitas
3. Menilai kemungkinan klien
terjadinya kematian jaringan 3. Untuk mengetahui
pada ekstremitas seperti perkembangan jaringan
dingin, nyeri, pembengkakan
kaki

3. Diagnosa keperawatan III : perubahan nutrizi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan mual,

muntah, tidak ada nafsu makan

Tujuan : anak menunjukkan kebutuhan nutrizi yang

adekuat

INTERVENSI RASIONAL
1. Berikan makanan yang 1. Untuk memenuhi kebutuhan
disertai dengan suplemen nutrizi dalam tubuh
nutrizi untuk meningkatkan
kualitas intake 2. Porsi sedikit tapi sering dapat
2. Anjurkan kepada orang tua meningkatkan selera makan
untuk member makan dalam
porsi sedikit tapi sering 3. Mengetahui adekuatnya
3. Timbang berat badan setiap asupan nutrizi
hari pada waktu yang sama
dan alat yang sama 4. Mulut uang bersih dapat
4. Pertahankan kebersihan oral menambah nafsu makan
hygiene anak 5. Untuk mempercepat proses
5. Berikan penjelasan tentang penyembuhan penyakit
penitingnya pemenuhan
nutrizi untuk kebutuhan tubuh
4. Diagnosa keperawatan IV : gangguan pola tidur berhubungan

dengan kemampuan untuk beristirahat

kurang

Tujuan : Tidur pasien 9 - 10 jam perhari

INTERVENSI RASIONAL
1. Kurangi kebisingan lingkungan 1. Suasana bising akan
menyulitkan klien untuk
milai tidur
2. Kurangi/hilangkan penyebab 2. Dapat meningkatkan
terputusnya tidur klien kesempatan tidur klien
3. Beri rasa nyaman sebelum 3. Rasa nyaman dapat
pasien tidur memudahkan pasien tidur
4. Observasi jam tidur pasien 4. Dapat mengetahui tujuan
tercapainya atau tidak

5. Diagnosa keperawatan V : ansietas keluarga berhubungan dengan

kondisi anak dan pola koping tidak efektif

Tujuan : keluarga menunjukkan koping yang adaptif

INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji tingkat kecemasan orang 1. Mengetahui tingkat
tua kecemasan orang tua
sehingga membantu dalan
menentukan tindakan
keperawatan selanjutnya
2. Ungkapan perasaan akan
2. Berikan kesempatan kepada
mengurangi beban sehingga
orang tua untuk
dapat membantu dalam
mengungkapkan
proses keperawatan
parasaannya
3. Agar klien dapat mengerti
3. Berikan pejelasan kepada tentang penyakit DBD
orang tua tentang penyakit sehingga dapat membantu
anaknya proses keperawatan yang
diberikan
4. Untuk menambah keyakinan
4. Berikan dorongan mental dan semangat orang tua
yang realitas kepada dalam proses penyembuhan
keluarga anak
5. Untuk membantu proses
5. Beri support pada keluarga penyebuhan penyakit yang
klien diderita
6. Diagnosa keperawatan VI: Hipertermi berhubungan dengan proses

infeksi virus

Tujuan : anak menunjukkan tanda-tanda vital dalam

batas normal

INTERVENSI RASIONAL
1. Observasi tanda-tanda 1. Tanda-tanda vital merupakan
vital :suhu, nadi, pernafasan acuan mengetahui keadaan
dan tekanan darah umum pasien
2. Berikan kompres hangat 2. Kompres hangat akan
pada axial dan lipat paha menurunkan suhu tubuh dan
atas serta dahi pada daerah axilia dan lipatan
paha terdapat pembuluh darah
besar yang langsung
berhubungan dengan
hypothalamus
3. Anjurkan pasien untuk 3. Peningkatan pada suhu
banyak minum air putih mengakibatkan penguapan
sehari dan jelaskan tubuh meningkat sehingga
manfaatnya perlu diimbangi asupan cairan
yang banyak
4. Anjurkan untuk tidak 4. Pakaian yang tipis membantu
memakai selimut dan mengurangi penguapan tubuh
pakaian yang tebal
5. Berikan cairan intravena dan 5. Pemberian cairan merupakan
obat-obata wewenang dokter sehingga
perawat perlu berkolaborasi
dalam hal ini

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah

ditentukan, merupakan tahap keempat dari proses keperawatan

Pada tahap ini Anda siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas-

aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan pasien.

http://nirwan-anwarcom.blogspot.com/2009/04/tahap-implementasi-

keperawatan.html

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi mencakup semua tahapan dalam proses

keperawatan guna mengetahui sejauh mana pencapaian tujuan dalam

asuhan keperawatan guna mengetahui sejauh mana pencapaian

asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada klien.

Gambar 2. 3

PRINT DI TEMPAT LAIN PENYIMPANGAN KDM


INGAT HALAMAN????//
PENYIMPANGAN KDM

Infeksi Virus Dengue

Replikasi Virus + Respon


antibody sebelumnya

Kompleks virus antibody

Agregasi trombosit Aktivitas komplemen Gangguan


Immunologik

Kegagalan fungsi Pelepasan Histamin dilepas Sistem


regulator
Trombosit trombosit
hipothalamus
Pelepasan Pemakaian koagulasi Peningkatan permeabilitas Peningkatan
suhu
Trombosit meningkat dinding pembuluh darah badan

Trombositoplasma Faktor pembekuan Kebocoran plasma


Menurun meningkat

Pendarahan hebat Nilai hematokrit meningkat Endotoksin


masuk
Saluran
cerna
Hb menurun
Hipovolemik syok Peningkatan
HCL
lambung

O2 dan nutrisi ke Hemokonsentrasi serta ulserasi


Jaringan menurun renjatan hipovolemia

Tonus otot menurun Hipoxia Mual muntah

Anoreksia
Anoxia jaringan Asidosis metabolik
Gangguan
Gangguan perfusi jaringan pemenuhan nutrisi
Lemah
Asupan nutrisi kurang

Intores aktivitas Perubahan status kesehatan

Pembentukan ATP
menurun

O2 dan nutrisi ke
Personal
Jaringan munurunhygiene tidak terpenuhi

Energi
menurun
Iskemik

Ansietas

Anda mungkin juga menyukai