BERDARAH DENGUE
A. Definisi
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
Demam dengue (dengue fever, selanjutnya di singkat DF) adalah penyakit yang
terutama terdapat pada anak remaja atau dewasa, dengan tanda-tanda klinis demam, nyeri otot
dan/atau nyeri sendi yang disertai leucopenia, dengan/tanpa ruam (rash) dan limfadenopati,
demam bifasik, sakit kepala, yang hebat, nyeri pada pergerakan bola mata, rasa pengecap yang
2000 :417)
Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit demam berat yang sering mematikan,
disebabkan oleh virus, ditandai oleh permeabilitas kapiler, kelainan hemostasis dan pada kasus
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam akut, dengan ciri-ciri demam
Dengue hemoregic fever merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
termasuk golongan arbovirus melalui gigitan nyamuk aedes aegypti betina. Penyakit ini di kenal
Virus dengue serotype 1,2,3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes
aegypty, nyamuk aedes albopictus, nyamuk polinesiensis, dan beberapa spesies lain merupakan
vektor lain yang kurang berperan. Infeksi dengan salah satu serotip akan menimbulkan antibody
seumur hidup terhadap serotype bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotype
a. Demam didahului demam tinggi mendadak dengan terus menerus berlangsung 2-7 hari
b. Manifestasi perdarahan ringan yaitu uji tourniquet (+) ditemukan pada hari pertama.
c. Hepatomegali, ditemukan pada permulaan penyakit pembesaran hati tidak sejajar dengan
beratnya penyakit dan nyeri tekan sering ditemukan tanpa disertai ikterik sebab
d. Trombositopenia : Jumlah trombosit kurang dari 150.000/ul, biasanya hari ke-3 dan ke-
7, tanda dan gejala : anoreksia, mual, muntah, lemah sakit perut, diare, atau konstipasi
dan kejang.
Disertai perdarahan spontan diikuti dan perdarahan lain yaitu petekie, purpura, sianosis,
Ditemukan tanda-tanda dini renjatan yaitu ditemukan kegagalan sirkulasi dengan tanda nadi
cepat dan pulsasi lambat, TD menurun atau hipotensi disertai kulit yang dingin, lembab dan
penderita gelisah.
Derajat IV
Renjatan dengan nadi tidak dapat diukur/diraba dan tekanan darah yang tidak dapat
diukur.(Hendarwanto, 2000 :423-424)
D. Manifestasi klinis
5. Sakit kepala
E. Patofisiologi
Setelah virus dengue masuk kedalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala
karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot pegal seluruh badan, hyperemia
ditenggorok, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin terjadi pada system retikuloendutelial
seperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limfa. Ruam pada DF disebabkan
dengan DHF ialah meningginya permeabilitas dinding kapiler karena penglepasan zat
anafilatosin, histamine dan serotonin serta aktifitas system kalikein yang berakibat ekstravasasi
cairan intravaskuler. Hal ini berakibat mengurangnya volume plasma, terjadinya hipotensi,
penyakit mulai dari saat permulaan demam dan mencapai puncaknya pada saat renjatan. Pada
pasien dengan renjatan berat, volume plasma dapat menurun sampai lebih dari 30 %.
cairan dalam rongga serosa, yaitu rongga peritoneum, pleura dan pleikard yang pada autopsy
ternyata melebihi jumlah cairan yang telah diberikan sebelumnya melalui infus. Renjatan
hipovolemik yang terjadi sebagai akibat kehilangan plasma, bila tidak segera diatasi berakibat
Renjatan yang terjadi akut dan perbaikan klinis yang drastik setelah pemberian plasma
yang efektif sedangkan pada autopsy ditemukan kerusakan dinding pembuluh darah yang ditrotif
atau akibat radang, menimbulkan dugaan bahwa perubahan fungsional dinding pembuluh darah
mungkin disebabkan mediate farmakologis yang bekerja singkat. Sebab lain kematian DHF
adalah pendarahan hebat, yang biasanya timbul setelah renjatan berlangsung lama dan tidak
sumsum tulang dan pendeknya masa hidup trombosit menimbulkan dugaan meningkatnya
dengan terdapatnya komplek imun dalam peredaran darah. Kelainan system koagulasi
disebabkan diantaranya oleh kerusakan hati yang fungsinya memang terbukti terganggu oleh
aktifasi sitem koagulasi. Masalah terjadi tidaknya DIC pada DHF/DSS, terutama pada pasien
Telah dibuktikan bahwa DIC secara potensial dapat terjadi juga pada pasien DHF tanpa
renjatan. Dikatakan pada masa dini DHF, peran DIC tidak menonjol dibandingkan dengan
perembesan plasma, tetapi bila penyakit memburuk dengan terjadinya asidosis dan renjatan,
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Leukosit : Dapat normal atau menurun. Mulai hari ke-3 dapat ditemui limfositosis relative
(>45% dari total leukosit) disertai adanya limfosit plasma biru (LPB) >15% dari jumlah total
3. Hematokrit : Kebocoran plasma dibuktikan dengan ditemukannya peningkatan hematokrit ≥ 20%
9. Golongan darah dan cross match (uji cocok serasi) : Bila akan diberikan transfusi darah atau
komponen darah.
10. IgM : Terdeteksi mulai hari ke 3-5, meningkat sampai minggu ke-3, menghilang setelah 60-90
hari.
IgG : Pada infeksi primer, IgG mulai terdeteksi pada hari ke-14, pada infeksi sekunder IgG
11. Uji HI : Dilakukan pengambilan bahan pada hari pertama serta saat pulang
dari perawatan uji ini digunakan untuk kepentingan surveilens (Sudoyo, 2006:1710)
H. Penatalaksanaan
1. Tirah baring
Bila belum ada nafsu makan di anjurkan untuk minum banyak 1,5-2 liter dalam 24 jam
(susu, air dengan gula atau sirup) atau air tawar ditambah garam saja.
2. Pasien DSS yang pada pemeriksaan berkala, menunjukan penurunan kadar Hb
1. Perdarahan luas
Faktor penyebab perdarahan yang meluas adalah terjadinya kelainan fungsi trombosit sehingga
2. Syok
Akibat dari permeabilitas vaskuler yang meningkat maka akan berdampak pada kebocoran
plasma. Volume plasma akan menurun sehingga terjadi hipovolemia dan berakhir syok pada
penderita.
3. Efusi pleura
Infeksi virus dengue mengakibatkan peningkatan permeabilitas dinding kapiler. Hal ini
4. Penurunan kesadaran
Penurunan kesadaran pada penderita terjadi pada derajat IV yang ditandai dengan nadi yang
J. Pengkajian Fokus
1. Aktifitas / Istirahat
b. Nadi meningkat
c. RR menurun
d. Suhu meningkat
2. Sirkulasi
3. Integritas ego
4. Makanan / Cairan
Tanda : Turgor kulit kurang atau jelek, penurunan BB, penurunan lemak / massa otot.
5. Neurosensori
6. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Nyeri lokalisasi pada ulu hati, sakit kepala dan pusing.
7. Pernafasan
Tanda : Dispnea
8. Hyegiene
K. Diagnosa Keperawatan
3. Kekurangan volume cairan dalam tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas dinding
kapiler
6. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan akibat proses dan pengobatan penyakit.
L. Fokus Intervensi
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan suhu tubuh pasien dapat kembali normal
Intervensi :
Rasional : Tanda vital merupakan acuhan untuk mengetahui keadaan umum pasien
Rasional : Dengan vasodilatasi dapat meningkatkan penguapan yang mempercepat penurunan suhu tubuh
Rasional : Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi
e. Berikan terapi cairan intravena dan obat-obatan sesuai dengan program dokter
Rasional : Pemberian cairan dan obat penurun panas sangat penting bagi pasien dengan suhu tinggi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan masalah kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi
- BB meningkat
Intervensi :
d. Catat jumlah porsi makan yang dihabiskan oleh pasien setiap hari
3. Kekurangan volume cairan dalam tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas dinding
kapiler
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan volume cairan dalam tubuh dapat terpenuhi
Intervensi :
Rasional : Menetapkan data dasar pasien untuk mengetahui penyimpangan dari keadaan normalnya
Rasional : Asupan cairan sangat diperlukan untuk menambah volume cairan tubuh
Rasional : Pemberian cairan IV sangat penting bagi pasien yang mengalami kekurangan cairan tubuh karena
Intervensi :
c. Berikan penjelasan untuk segera melapor bila ada tanda perdarahan lebih lanjut
Intervensi :
b. Kaji hal-hal yang mampu atau yang tidak mampu untuk dilakukan klien
Rasional : Akan membantu pasien untuk memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa bantuan orang lain
6. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan akibat proses dan pengobatan penyakit.
Intervensi :
Rasional : Sikap empati akan membuat pasien merasa diperhatikan dengan baik