Anda di halaman 1dari 38

RESUME KEPERAWATAN KELUARGA BERENCANA PADA NY.

S
DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS PENANAE KOTA BIMA

OLEH:

SUHERMAN
021.02.1232

PROGRAM PENDIDIKANPROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN MATARAM
2021/2022

1
LEMBAR PENGESAHAN
RESUME KEPERAWATAN KELUARGA BERENCANA PADA
NY. K DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS PENANAE KOTA
BIMA

TELAH MENDAPAT PERSETUJUAN DARI PEMBIMBING AKADEMIK


Telah disetujui pada :
Hari :
Tanggal :

DISUSUN OLEH:

SUHERMAN, S.KEP
NPM: 021.02.1206

Penanggungjawab Mata Kuliah Penanggungjawab


Komunitas Terintegrasi Mata Kuliah Maternitas

Ns. Sukardin, S. Kep., MNS Ns. Febriati Astuti, M. Kep

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MATARAM
2022

2
A. Pengertian
KB adalah usaha mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa
sehingga bagi ibu maupun bayinya, bagi ayah serta keluarga dan masyarakat
yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung
dari kelahiran tersebut.
Keluarga berencana merupakan suatu perencanaan tentang waktu yang tepat
untuk memiliki anak. Di dalam keluarga berencana terdapat teknik kontrasepsi
yang digunakan untuk mencegah kehamilan sebagai upaya untuk mengatur
kehamilan.
Jika pasangan yang sudah menikah memiliki kesuburan baik, 90% pasangan
wanita akan hamil dalam satu tahun bila mereka tidak menggunakan alat
kontrasepsi (Gunningham, et al., 1997). Oleh karena itu untuk pengaturan
waktu kehamilan, tidak terlepas dari peran alat kontrasepsi. Kehamilan tak
terencana dapat menyebabkan gangguan mayor di dalam kehidupan seorang
wanita yang berdampak pada kesehatan ibu dan neonatus.

B. Macam – macam Metode Kontrasepsi


a)      Metode dengan menggunakan alat
Metode ini bekerja dengan cara menghalangi pertemuan antara
sel sperma dengan sel telur ketika melakukan hubungan seksual
(merintangi pembuahan). Diantaranya:
1.        Kondom
Kondom (pria dan wanita) adalah metode yang
mengumpulkan air mani dan sperma di dalam kantung kondom
dan mencegahnya memasuki saluran reproduksi wanita.
Kondom pria harus dipakai setelah ereksi dan sebelum alat
kelamin pria penetrasi ke dalam vagina yang meliputi separuh
bagian penis yang ereksi. Tidak boleh terlalu ketat (ada tempat
kosong di ujung untuk menampung sperma). Kondom harus
dilepas setelah ejakulasi.
a)         Efektivitas
Kehamilan terjadi pada 3-14 per 100 wanita pada 1
tahun penggunaan pertama
b)        Keuntungan

3
Dapat digunakan selama menyusui, satu-satunya
kontrasepsi yang mencegah PMS, infeksi GO,
klamidia.
c)         Kerugian
Kegagalan tinggi bila tidak digunakan dengan benar,
alergi lateks pada orang yang sensitif.
d) indikasi kondom
 Pria
 Penyakit genitalia
 Sensitivitas penis terhadap secret vagina
 Ejakulasi prematur
d) kontraindikasi
 Absolut
 Pria dengan ereksi yang tidak baik
 Riwayat syok septik
 Tidak bertanggungjawab secara seksual
 Interupsi seksual forplay menghalangi minat
seksual
 Alergi terhadap karet atau lubrikan pada
partner seksual
2.      Spermisida
Agen yang menghancurkan membran sel sperma
dan menurunkan motilitas (pergerakan sperma). Tipe
spermisida mencakup foam aerosol, krim, vagina suposituria,
jeli, sponge (busa) yang dimasukkan sebelum melakukan
hubungan seksual.
a.  Efektivitas
Kehamilan terjadi pada 6-26 per 100 wanita pada 1 tahun
penggunaan pertama.
b. Keuntungan
Tidak mengganggu kesehatan, berfungsi sebagai pelumas,
dapat mencegah PMS bakterial.
c. Kerugian
Angka kegagalan tinggi, dapat meningkatkan transmisi
virus HIV, hanya efektif 1-2 jam.

4
d. Indikasi dan kontraindikasi

Spermisida
Sesuai untuk klien yang: Tidak sesuai untuk klien yang:
Tidak suka atau tidak boleh Mempunyai resiko
menggunakankontrasepsi hormonal tinggi apabila hamil (berdasar
(seperti perokok, wanita di atas 35 umur, paritas, masalah kesehatan)
tahun)
Lebih suka memasang sendiri alat Terinfeksi saluran uretra
kontrasepsinya
Menyusui dan Memerlukan
memerlukan kontrasepsi pendukung metode kontrasepsi efektif
Tidak ingin hamil dan terlindung Tidak mau repot untuk mengikuti
dari penyakit menular seksual, tetapi petunjuk pemakaian kontrasepsi dan
pasangannya tidak mau siap pakai sewaktu akan
menggunakan kondom melakukan hubungan seksual
Memerlukan metode sederhana sambil Tidak stabil secara psikis atau tidak
menunggu metode lain suka menyentuh alat reproduksinya
(vulva dan vagina)
Jarang melakukan hubungan seksual Mempunyai riwayat
sindrom syok karena keracunan

3.      Diafragma
Kontrasepsi penghalang yang dimasukkan ke dalam
vagina dan mencegah sperma masuk ke dalam saluran
reproduksi. Diafragma terbuat dari lateks atau karet dengan
cincin yang fleksibel. Diafragma diletakkan posterior dari
simfisis pubis sehingga serviks (leher rahim) tertutupi
semuanya. Diafragma harus diletakkan minimal 6 jam setelah
senggama.
a. Efektivitas
Kehamilan terjadi pada 6-40 per 100 wanita pada 1 tahun
penggunaan pertama.
b. Keuntungan
Dapat digunakan selama menyusui, tidak ada risiko
gangguan kesehatan, melindungi dari PMS.
c. Kerugian

5
Angka kegagalan tinggi, peningkatan risiko infeksi,
membutuhkan evaluasi dari tenaga kesehatan,
ketidaknyamanan.
d. Indikasi dan kontraindikasi
INDIKASI DIAFRAGMA KONTRAINDIKASI
DIAFRAGMA
Sesuai untu klien yang : Tidak sesuai untuk klien yang :
b.  Tidak menyukai metodeg.  Berdasarkan umur dan paritas
kontrasepsi hormonal, serta masalah kesehatan
seperti perokok, atau di atas menyebabkan kehamilan
usia 35 tahun. menjadi berisiko tinggi.

c.   Tidak menyukai penggunah.  Terinfeksi saluran uretra.


AKDR.
d.   Menyusui dan perlui.   Tidak stabil secara psikis atau
kontrasepsi. tidak suka menyentuh alat
kelaminnya (vulva dan vagina).

e.  Memerlukan proteksij.   Mempunyai riwayat sindrom


terhadap IMS. syok karena keracunan.
f.   Memerlukan metodek.  Ingin metode KB efektif.
sederhana sambil menunggu
metode yang lain.

b)     Metode Hormonal
1)   Suntik KB
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya
kehamilan dengan melalui suntikan hormonal.
2)   Jenis Kontrasepsi Sutikan
a.       Suntikan 1 bulan, berisi Estrogen dan Progesteron. Untuk
wanita yang menyusui sebaiknya tidak menggunakan yang 1
bulan karena akan mempengaruhi produksi Air Susu Ibu
(ASI). Contoh : cyclofem.
b.      Suntikan 3 bulan , berisi Progesteron saja. Contoh :
Depoprovera,
c.       Depogeston.
3)   Cara Kerja
a)      Menghalangi ovulasi (masa subur).
b)      Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental.

6
c)      Menghambat sperma dan menimbulkan perubahan pada
rahim.
d)     Mencegah terjadinya pertemuan sel telur dan sperma.
e)      Mengubah kecepatan transportasi sel telur
4)   Keuntungan
a)      Efektifitasnya tinggi.
b)      Cara pemberiannya sederhana.
c)      Cukup aman.
d)     Kesuburan dapat kembali.
e)      Cocok bagi ibu-ibu yang sedang menyusui untuk KB
suntik 3 bulan.
5)   Efek Samping
a)    Gangguan haid.
1.    Mual, sakit kepala, penambahan berat badan.
2.    Kadang kala ibu mengeluh gairahnya menurun
6)   Cara Pemberian
a)    Waktu Pemberian
Setelah melahirkan : hari ke 3-5 pasca salin dan
setelah ASI berproduksi.
Setelah keguguran : segera setelah dilakukan
kuretase atau 30 hari
setelah keguguran (asal ibu
belum hamil lagi.
Dalam masa haid : hari pertama sampai hari
ke-5 masa haid
b)   Lokasi Penyuntikan
Daerah bokong/pantat dan aerah otot lengan atas.
7)   Kontra Indikasi
a)    Absolut
Hamil, riwayat kanker payudara, perdarahan pervaginam
yang tidak diketahui penyebabnya
b)   Relatif
Riwayat gangguan jiwa, riwayat penyakit payudara, riwayat
sakit kepala, wanita yang ingin hamil dalam waktu 2 tahun
ke depan, wanita yang ingin hamil lebih cepat.

7
c)      Pil KB ( Kontrasepsi Oral)
1.    Pil Progestin ( minipil)
1.    Cara kerja
Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di
ovarium (tidak begitu kuat), endometrium mengalami
transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit,
mengentalkan lendir servik sehingga menghambat penetrasi
sperma, dan mengubah motilitas tuba sehingga transportasi
sperma terganggu.
2.      Keuntungan
Sangat efektif, tidak mengganggu hubungan seksual, tidak
mempengaruhi ASI, kesuburan cepat kembali, nyaman dan
mudah digunakan.
a)    Indikasi
Usia reproduksi, yang telah memiliki anak atau belum,
meginginkan suatu metode kontrasepsi yang efektif
selama menyusui., pasca persalinan dan tidak menyusui
dan pasca keguguran.
b)   Kontraindikasi
Hamil atau di duga hamil, perdarahan pervaginam yang
belum jelas penyebabnya, kanker payudara atau riwayat,
miom uterus dan riwayat stroke.
2.    Pil Kombinasi (hormon estrogen dan progerteron)
a.         Cara kerja
Menekan ovulasi, mencegah implantasi, lendir servik
mengental sehingga suit dilalui sperma dan pergerakan tuba
terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya
akan terganggu pula.
b.        Kegunaan
Memiliki efektivitas tinggi ( hampir menyerupai efektivitas
tubektomi) bila digunakan setiap hari ( 1 kehamilan per
1000 perempuan dalam tahun pertama penggunaan, tidak
mengganggu hubungan seksual, keuburan segera kembali,
dll.
c.         Indikasi

8
Usia reproduksi, setelah melahirkan dan tidak menyusui,
pasca keguguran, anemia karena haid berlabihan, siklus
haid tidak teratur, dll.
d.        Kontraindikasi
Hamil atau dicurigai hamil, menyusui eksklusif, perdarahan
pervaginam yang belum diketahui penyebabnya, penyakit
hati akut, dll.
3.    Susuk/implan
1.    Pengertian
Alat kontrasepsi bawah kulit atau implant adalah kontrasepsi
yang disusupkan di bawah kulit.
2.    Dosis
Norplant terdiri dari 6 kapsul silastik, dimana setiap kapsulnya
berisi levornorgestrel sebanyak 36 mg. Sedang Implanon
terdiri 1 kapsul silastik yang berisi etonogestrel sebanyak 68
mg, yang dilepas tiap hari kurang lebih 30 microgram/hari.
3.    Cara Kerja
Dengan disusupkannya 6 kapsul/1 kapsul silastik implant di
bawah kulit, maka setiap hari dilepaskan secara tetap sejumlah
leveonorgestrel ke dalam darah melalui proses difusi dari
kapsul-kapsul yang terbuat dari bahan silastik. Besar kecilnya
levonogestrel yang dilepas tergantung besar kecilnya
permukaan kapsul silastik dan ketebalan dari dinding kapsul
tersebut. Satu set Implant yang terdiri dari 6 kapsul dapat
bekerja secara efektip selama 5 tahun. Sedang Implanon yang
terdiri dari 1 kapsul dapat bekerja secara efektip selama 3
tahun.
4.    Cara Kerja Dalam Pencegahan Kehamilan
Dengan dilepaskannya hormon levonargestrel secara konstan
dan kontinyu maka cara kerja implant dalam mencegah
kehamilan pada dasarnya terdiri atas 3 mekanisme dasar yaitu,
menghambat terjadinya ovulasi, menyebabkan endometrium
tidak siap untuk nidasi, mempertebal lendir serviks,
menipiskan lapisan endometrium.
5.    Efektifitas

9
Efektifitasnya sangat tinggi, kegagalannya teoritis 0,2%, dalam
praktek 1 - 3%.
6.    Keuntungan
a)    Tidak menekan produksi ASI.
b)   Praktis, efektif.
c)    Tidak ada faktor lupa.
d)   Masa pakai panjang.
e)    Membantu mencegah anaemia.
f)    Khasiat kontrasepsi susuk berakhir segera setelah
pengangkatan.
g)   Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan
hormon estrogen.
7.    Kekurangan
a)      Implant harus dipasang dan diangkat oleh petugas
kesehatan yang terlatih.
b)      Petugas kesehatan harus dilatih khusus.
c)      Implant mahal.
d)     Implant sering mengubah pola haid.
e)      Susuk mungkin dapat terlihat dibawah kulit.
8.    Pemasangan implant.
Pemasangan dilaksanakan pada bagian tubuh yang jarang
bergerak. Berdasarkan penelitian, lengan kiri merupakan
tempat terbaik untuk pemasangan, yang sebelumnya dilakukan
anaestesi lokal.
9.    Tahap Pasca tindakan
a)    Peserta KB Susuk sebaiknya menjaga agar daerah sayatan
tetap kering minimal selama 3 hari untuk mempercepat
penyembuhan dan mengurangi kemungkinan infeksi.
b)   Lengan akseptor kadang-kadang terasa membengkak
dan berwarna kebiru-biruan. Hal tersebut biasanya akibat
tindakan suntikan atau pemasangan implant dan akan
menghilang dalam 3 hari hingga 5 hari.
c)    Setelah 5 tahun implant atau 3 tahun untuk Implanon
pemakaian, implant dapat dilepas.
10.    Kontraindikasi.

10
a)         Hamil atau diduga hamil.
b)         Tumor.
c)         Penyakit jantung, kelainan haid, darah tinggi,
kencing manis
11.    Efek samping.
Pada dasarnya keluhannya sama dengan kontrasepsi suntik
yaitu:
a)         Gangguan haid.
b)         Jerawat
c)         Perubahan libido.
d)        Keputihan
e)         Peubahan berat badan

4.    Metode IUD atau AKDR


IUD adalah alat yang terbuat dari plastik yang dimasukkan ke
dalam rahim dan mencegah kehamilan dengan cara menganggu
lingkungan rahim, yang menghalangi terjadinya pembuahan maupun
implantasi.
a.         Kontraindikasi
Dimana seorang wanita tidak seharusnya menggunakan
IUD adalah :
1.    Kehamilan
2.    Sepsis
3.    Aborsi postseptik dalam waktu dekat.
4.    Abnormalitas anatomi yang mengganggu rongga
rahim.
5.    Perdarahan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.
6.    Penyakit tropoblastik ganas
7.    Kanker leher rahim, kanker payudara, kanker
endometrium
8.    Penyakit radang panggul
9.    PMS (premenstrual syndrome) 3 bulan terakhir dan
imunokompromise (penurunan kekebalan tubuh)

11
10.    TBC panggul
b.        Efektivitas
Kehamilan terjadi pada 0,3-0,8 per 100 wanita
pada 1 tahun penggunaan pertama
c.         Keuntungan
1.         Sangat efektif, bekerja cepat setelah dimasukkan
ke dalam rahim.
2.         Bekerja dalam jangka waktu lama
3.         Pengembalian kesuburan cepat setelah dilepaskan
d.        Kerugian
a)    Resiko infeksi panggul
b)   Dismenorea (nyeri saat haid)
c)    Menoragia pada bulan-bulan pertama
d)   Peningkatan resiko perforasi (robek) rahim
e)    Resiko kehamilan ektopik
f)         IUD dapat lepas dengan sendirinya
e.         Efek samping
1.         Nyeri
2.         Perdarahan
3.         Peningkatan jumlah darah menstruasi
5.    Metode Operasi ( Sterilisasi)
1.    Pengertian
  Kontrasepsi mantap (kontap ) adalah suatu tindakan
untuk membatasi keturunan dalam jangka waktu yang tidak
terbatas,  yang dilakukan terhadap salah seorang dari
pasangan suami  istri atas permintaan yang bersangkutan,
secara mantap dan sukarela. Kontap dapat diikuti baik oleh
wanita maupun pria.  Tindakan kontap pada wanita disebut
kontap wanita atau  MOW (Metoda Operasi Wanita ) atau
tubektomi, sedangkan pada pria MOP (Metoda Operasi
Pria) atau vasektomi. Kontrasepsi mantap pada wanita 
atau  MOW (Metoda Operasi Wanita) atau tubektomi, yaitu
tindakan pengikatan dan pemotongan saluran telur agar sel
telur tidak dapat dibuahi oleh sperma. Kontrasepsi mantap
pada pria atau MOP (Metoda Operasi Pria) atau vasektomi.,

12
yaitu tindakan pengikatan dan pemotongan  saluran benih
agar sperma tidak keluar dari buah zakar.
1.     Cara kerja
a)        Tubektomi (MOW)
Perjalanan sel telur terhambat karena saluran sel telur
tertutup.
b)        Vasektomi (MOP)
Saluran benih tertutup, sehingga tidak dapat
menyalurkan sperma.
2.       Keuntungan
Secara umum keuntungan kontap wanita dan pria
dibandingkan dengan kontrasepsi lain adalah :
a)        Lebih aman, karena keluhan lebih sedikit
dibandingkan dengan cara kontrasepsi lain
b)        Lebih praktis, karena hanya memerlukan satu kali
tindakan saja
c)        Lebih efektif, karena tingkat kegagalannya sangat
kecil dan merupakan cara kontrasepsi

d)       Permanen
e)        Lebih ekonomis, karena hanya memerlukan biaya
untuk satu kali tindakan saja.
Secara khusus keuntungan kontap wanita dan pria adalah:
a)        Tubektomi (MOW)
1)      Sangat efektif dan permanen
2)      Dapat mencegah kehamilan lebih dari 99%
3)      Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
4)      Tidak mempengaruhi proses menyusui
5)      Pembedahan sederhana, dapat dilakukan
dengan anestesi lokal
6)      Tidak menggangu hubungan seksual
b)      Vasektomi (MOP)
1)        Sangat efektif dan “permanen”
2)        Tidak ada efek samping dalam jangka
panjang

13
3)        Dapat mencegah kehamilan lebih dari 99%
4)        Tidak menggangu hubungan seksual
5)        Tindakan bedah yang aman dan sederhana.
3.        Kerugian
a)        Tubektomi (MOW)
1)        Rasa sakit/ketidak nyamanan dalam jangka
pendek setelah tindakan
2)        Ada kemungkinan mengalami resiko
pembedahan
b)        Vasektomi (MOP)
1)        Tidak dapat dilakukan pada orang yang
masih ingin memiliki anak
2)        Harus ada tindakan pembedahan minor.
4.         Syarat
Setiap peserta kontap harus memenuhi 3 syarat, yaitu:
a)        Sukarela
Setiap calon peserta kontap harus secara
sukarela menerima pelayanan kontap, artinya
secara sadar dan dengan kemauan sendiri memilih
kontap sebagai cara kontrasepsi.
b)        Bahagia
Setiap calon peserta kontap harus memenuhi syarat
bahagia, artinya :
1)        Calon peserta tersebut dalam perkawinan
yang sah dan harmonis dan  telah dianugerahi
sekurang-kurangnya 2 orang anak yang sehat
rohani dan jasmani.
2)        Bila hanya mempunyai 2 orang anak, maka
anak yang terkecil paling sedikit umur sekitar
2 tahun.
3)        Umur istri paling muda sekitar 25 tahun.
c)        Kesehatan
Setiap calon peserta kontap harus memenuhi
syarat kesehatan, artinya tidak ditemukan adanya
hambatan atau kontra indikasi untuk menjalani
kontap. Oleh karena itu setiap calon peserta harus
diperiksa terlebih dahulu kesehatannya oleh
dokter, sehingga diketahui apakah cukup sehat
untuk dikontap atau tidak. Selain itu juga setiap

14
calon peserta kontap harus mengikuti konseling
(bimbingan tatap muka) dan menandatangani
formulir persetujuan tindakan medik (Informed
Consent).
5.        Indikasi
a)        Tubektomi (MOW)
1)        Usia lebih dari 26 tahun
2)        Sudah punya anak cukup (2 anak), ank
terkecil harus berusia minimal 5 (lima) tahun
3)        Yakin telah mempunyai keluarga yag
sesuai dengan kehendaknya.
4)        Pada kehamilannya akan menimbulkan
risiko kesehatan yang serius.
5)        Ibu pasca persalinan.
6)        Ibu pasca keguguran
b)        Vasektomi (MOP)
Untuk laki-laki subur sudah punya anak cukup (2
anak) dan istri beresiko tinggi.
6.        kontraindikasi
a)        Tubektomi (MOW)
1)        Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai)
2)        Menderita tekanan darh tinggi
3)        Kencing manis (diabetes)
4)        Penyakit jantung
5)        Penyakit paru-paru
6)        Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan
(hingga harus dievaluasi)
7)        Infeksi sistemik atau pelvik yang akut
(hingga masalah itu disembuhkan atau
dikontrol)
8)        Ibu yang tidak boleh menjalani
pembedahan
9)        Kurang pasti mengenai keinginannya
untuk fertilisasi di masa depan
10)    Belum memberikan persetujuan tertulis
b)        Vasektomi (MOP)
1)        Infeksi kulit atu jamur di daerah kemaluan

15
2)        Menderita kencing manis
3)        Hidrokel atau varikokel yang besar
4)        Hernia inguinalis
5)        Anemia berat, ganguan pembekuan darah
atau sedang menggunakan antikoagulansia.

6.    Metode Alami
1.       Metode Kalender.
Ovulasi biasanya terjadi pada hari ke 14 sebelum haid
yang akan datang, tapi dapat terjadi pada hari ke 12 dan hari
ke 16 sebelum haid. Jadi ke 5 hari itu merupakan masa yang
terlarang untuk koitus.
Karena sel sperma dapat hidup selama 3 hari dalam alat
reproduksi wanita maka di tambahkan hari ke 17 dan ke 18,
kemudian ditambahkan 1 hari lagi yaitu hari ke 11, untuk
hidupnya sel ovum sehingga masa subur menjadi 8 hari pada
siklus 28 hari, yaitu pada hari ke 11 sampai hari ke 18.
Yang paling menyulitkan pada metode kalender adalah
pada wanita yang siklus haidnya tidak teratur setiap 28 hari.
Misalnya : Pada siklus haid tidak teratur yang bervariasi
antara 25 dan 32 hari, maka masa aman pre ovulasi diperoleh
dengan mengurangi 18 hari dari yang terpendek (25-18 = 7)
dan masa aman post ovulasi dengan mengurangi 11 dari
siklus yang terpanjang (32-11 = 21) maka masa tidak subur
adalah sebelum hari ke 7 dan sesudah hari ke 21.
a. Kontraindikasi
 Variasi siklus >8 hari
 Siklus ,25 hari
 Siklus tidak teratur
 Setelah melahirkan dan selama menyusui
2.        MAL (Metode Amenore Laktasi).
1.         Pengertian
MAL adalah kontrasepsi yang mengandalkan
pemberian ASI secara eksklusif, artinya hanya diberikan
ASI tanpa tambahan makanan atau minuman apapun
lainnya.

16
MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila:
1)        Menyusui secara penuh (full breast feeding), lebih
efektif bila pemberian ≥ 8x sehari
2)        Belum haid
3)        Efektif sampai 6 bulan
4)        Harus dilanjutkan dengan pemakaian metode
kontrasepsi lainnya.
2.         Cara Kerja
Penundaan/penekanan ovulasi.
3.         Keuntungan
a)        Efektivitas tinggi (keberhasilan 98% pada 6 bulan
pasca persalinan).
b)        Segera efektif
c)        Tidak mengganggu senggama
d)       Tidak ada efek samping secara sistemik
e)        Tidak perlu pengawasan medis
f)         Tidak perlu obat atau alat
g)        Tanpa biaya
4.         Keuntungan non kontrasepsi
a)         Untuk bayi
Mendapat kekebalan pasif (mendapatkan antibodi
perlindungan lewat ASI), sumber asupan gizi yang
terbaik dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi
yang optimal dan terhindar dari keterpaparan
terhadap kontaminasi dari air, susu lain atau
formula, atau alt minum yang terpakai.
b)        Untuk ibu
Mengurangi perdarahan pascapersalinan,
mengurangi resiko anemia, dan meningkatkan
hubungan psikologis ibu dan bayi.
5.         Keterbatasan
a)        Perlu perawatan sejak perawatan kehamilanagar
segera menyusui dalam 30 menit pascapersalinan
b)        Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial.

17
c)        Efektivitas tinggi hanya sampai kembalinya haid
atau sampai dengan 6 bulan.
d)       Tidak melindungi terhadap PMS termasuk virus
B/HBV dan HIV/AIDS
6.         Indikasi
Ibu yang menyusui secara eksklusif, bayinya berumur
kurang dari 6 bulan dan belum mendapat haid setelah
melahirkan.
7.         Kontra indikasi
a)        Sudah mendapat haid setelah bersalin
b)        Tidak menyusui secara eksklusif
c)        Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan
d)       Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6
jam.
3.        Metode Lendir Serviks
Metode lendir serviks adalah metode mengamati
kualitas dan kuantitas lendir serviks setiap hari. Periode subur
ditandai dengan lendir yang jernih, encer, dan licin.
Abstinensia (tidak melakukan hubungan seksual) diperlukan
selama menstruasi, setiap hari selama periode preovulasi
(berdasarkan lendir serviks), dan sampai waktu lendir masa
subur muncul sampai 3 hari setelah lendir masa subur itu
berhenti.
4.        Senggama Terputus (Coitus Interuptus).
1.        Pengertian
Senggama terputus adalah metode keluarga berencana
tradisional, dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya
(penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi.
2.        Cara Kerja
Alat kelamin ( penis) dikeluarkan dari vagina sebelum
ejakulasi sehingga sperma tidak masuk  ke dalam vagina
sehingga tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum
dan kehamilan dapat dicegah
3.         Keuntungan
1)    Kontrasepsi

18
Yaitu efektif bila dilaksanakan dengan benar, tidak
mengganggu produksi ASI, dapat digunakan sebagai
pendukung metode KB lainnya, tidak ada efek
samping, dapat digunakan setiap waktu, dan tidak
membutuhkan biaya.
2)        Non Kontrasepsi
Yaitu meningkatkan keterlibatan suami dalam KB,
untuk pasangan memungkinkan hubungan lebih
dekat dan pengertian yang sangat dalam.
4.         Keterbatasan
1.        Efektifitas sangat tergantung pada kesetiaan
pasangan untuk melakukan senggama terputus
(angka kegagalan 4-27 kehamilan/ 100 perempuan
per tahun).
2.        Efektifitas akan jauh menurun apabila sperma
dalam 24 jam sejak ejakulasi masih melekat pada
penis.
3.        Memutus kenikmatan dalam berhubungan
seksual.
5.         Indikasi
1)        Suami yang ingin berpartisipasi aktif dalam KB.
2)        Pasangan yang taat beragama atau mempunyai
alasan filosofi untuk tidak memakai metode- metode
lain.
3)        Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan
segera.
4)        Pasangan yang memerlukan metode sementara,
sambil menunggu metode yang lain.
5)        Pasangan yng membutuhkan metode pendukung.
6)        Pasangan yang melakukan hubungan seksual
tidak teratur.
6.         Kontra indikasi
1.        Suami dengan pengalaman ejakulasi dini.
2.        Suami yang sulit melakukan senggama terputus.
3.        Suami yang memiliki kelainan fisik dan psikologi.

19
4.        Istri yang mempunyai pasangan yang sulit bekerja
sama.
5.        Pasangan yang kurang dapat saling
berkomunikasi.
6.        Pasangan yang tidak bersedia melakukan
senggama terputus.
7.         Konseling untuk klien
1.        Meningkatkan kerja sama dan sebelum melakukan
hubungan seksual dan pasangan harus
mendiskusikan dan menyepakati pengguanaan
merode senggama terputus.
2.        Sebelum berhubungan pria terlebih dahulu
mengosongkan kandung kemih dan membersihkan
ujung penis untuk menghilangkan sperma dari
ejakulasi sebelumnya.
3.        Apabila merasa akan ejakulasi, pria segera
mengeluarkan penisnya dari vagina pasangannya
dan mengeluarkan sperma di luar vagina.
4.        Pastikan pria tidak terlambat melaksanakannya.
5.        Senggama tidak dianjurkan pada masa subur.

5.        Metode Suhu Basal.


Dasar dari metode ini adalah naiknya suhu basal pada
waktu ovulasi karena kadar progesteron naik. Kenaikan suhu
antara      0,3–0,5oC. Kenaikan suhu ini dapat terjadi segera
atau secara berangsur-angsur dan terus menerus, dengan
bentuk tangga atau seperti gambaran gigi gergaji. Kadang-
kadang penurunan suhu mendahului kenaikan suhu.
Suhu basal harus diukur dengan termometer yang
khusus dan dicatat pada kartu grafik tertentu. Karena yang
paling penting adalah  nperubahan suhu dan bukan nilai
absolutnya, maka pengukuran harus dilakukan setiap hari,
yaitu pada pagi hari sebelum bangun dari tempat tidur dan
sebelum makan atau minum.

20
Pengukuran ini secara oral (3 menit) atau rektal (1
menit). Kekurangan dari cara ini adalah kita hanya dapat
menentukan masa aman post ovulasi. Karena itu sering
dikombinasikan dengan metode kalender untuk menentukan
masa tidak subur pre ovulasi.
Jadi, pelaksanaannya masa aman pre ovulasi
ditentukan dengan metode kalender atau dengan mengurangi
6 hari dari kenaikan suhu yang paling dini yang telah tercatat
selama 6 bulan. Masa aman post ovulasi adalah 3 hari setelah
kenaikan suhu basal.
Metode suhu basal tidak dapat digunakan pada remaja
dan dalam klimakterium, karena sering siklus yang ovulatoir
diselingi denga siklus yang anovulatoir.(24)

6.    Metode Darurat
Yang dimaksud Kontrasepsi Darurat
adalah kontrasepsi yang dapat mencegah kehamilan bila
digunakan setelah hubungan seksual. Atau sering juga
disebut "Kontrasepsi Pasca senggama" atau "Morning after
pills" atau "Morning after treatment". Pada awalnya istilah
"Kontrasepsi sekunder atau Kontrasepsi darurat" adalah
untuk menepis anggapan bahwa obat tersebut harus segera
dipakai/digunakan setelah melakukan hubungan seksual atau
harus menunggu hingga keesokan harinya, dan bila tidak,
berarti sudah terlambat sehingga pasangan tersebut tidak
dapat berbuat apa apa lagi. Sebutan kontrasepsi darurat 
untuk menekankan bahwa jenis kontrasepsi ini digunakan
pada keadaan dan masa yang tidak boleh ditunda, juga
mengisyaratkan  bahwa cara KB ini lebih baik daripada tidak
memakai metode KB sama sekali. Tetapi sebenarnya cara ini
tetap kurang efektif dibandingkan lainnya.

a. Manfaat kontrasepsi darurat

Manfaat dari penggunaan kontrasepsi darurat antara lain : 

21
1.      Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
2.      Mendukung hak perempuan untuk mengatur
reproduksinya sendiri
3.      Mendukung kesehatan reproduksi perempuan :
         Memberi waktu pemulihan yang
sempurna bagi organ reproduksi
         Frekuensi kehamilan dapat diatur sesuai
kondisi kesehatan fisik dan psikososial
         Risiko aborsi dapat di hindarkan
4.      Bukan sebagai pil penggugur kandungan
5.      Cara kerja Kondar adalah “fisiologis”, sehingga tidak
mempengaruhi kesuburan dan siklus haid yang akan
datang
6.      Efek samping ringan dan berlangsung singkat
7.      Tidak ada pengaruh buruk di kemudian hari pada organ
sistem reproduksi dan organ tubuh lainnya.
b. Indikasi dan kontraindikasi
 Indikasi Kontrasepsi darurat adalah untuk mencegah
kehamilan yang tidak dikehendaki akibat :
1.   Kesalahan dalam pemakaian kontrasepsi, seperti :
 Kondom bocor, lepas atau salah
penggunaannya
 Diaphragma pecah atau robek atau dilepas
terlalu cepat
 Kegagalan sanggama terputus
 Salah hitung masa subur
 Alat kontrasepsi dalam rahim (Spiral/IUD)
ekspulsi
  Lupa minum pil KB lebih dari 2 hari
berturut-turut
 Terlambat lebih dari 1 minggu untuk suntik
KB 1 bulan.

22
 Terlambat lebih dari 2 minggu untuk suntik
KB 3 bulan.
2.     Wanita korban perkosaan kurang dari 72 jam
3.      Tidak menggunakan kontrasepsi, baik karena
alasan medis maupun belum bersedia, tetapi ingin
mencegah kehamilan.
4.      Wanita yang tidak sedang memakai kontrasepsi
apapun, karena tugas suaminya yang sering 
bepergian dalam jangka waktu lama
 Kontraindikasi Kontrasepsi darurat : Wanita Hamil
atau  disangka hamil

c. Jenis kontrasepsi darurat

            Ada 2 macam Kondar yaitu : 


1. Mekanik
       Satu-satunya Kondar mekanik adalah IUD yang
mengandung tembaga (misalnya: CuT 380A). Jika
dipasang dalam waktu "kurang dari 7 hari" setelah
senggama, cara ini mampu mencegah kehamilan.dan
selanjutnya dapat dipakai terus untuk mencegah kehamilan
hingga 10 tahun lamanya, atau sesuai waktu yang
dikehendakinya. Hanya saja harganya lebih mahal dan
sebaiknya dipasang oleh ahlinya (dokter umum, atau
dokter spesialis kebidanan atau bidan)
Cara kerja :
a) Mencegah fertilisasi (pertemuan sel sperma dan sel
telur)
b) Mencegah tertanamnya hasil pembuahan pada
endometrium (selaput dinding rahim)
 Kegagalan : < 0,1%
 Kontra indikasi :
 Hamil atau diduga hamil
 Infeksi Menular Seksual (IMS)

23
Cara pemberian : 1 kali pemasangan dalam waktu <7 hari
pasca senggama
2. Medik 
    Paling sedikit ada 5 cara pemberian Kondar yang telah
diteliti secara luas. Masing-masing bersifat hormonal dan
saat ini diterapkan secara oral. Sekalipun pemberian
pervaginal dalam tahap penelitian, namun  kepustakaan
yang telah dipublikasikan masih terbatas pada pemberian
per oral.
      Lima cara tersebut adalah : Pil KB Kombinasi (mis:
Microgynon), Pil Progestin (mis : Postinor-2), Pil
Estrogen (mis: Premarin), Mifepristone (mis : RU-486),
Danazol (mis : Danocrine)
Cara kerja :
 Merubah endometrium sehingga tidak
memungkinkan implantasi hasil pembuahan
 Mencegah ovulasi / menunda ovulasi
 Mengganggu pergerakan saluran telur (tuba
fallopi)
Cara pemberian :
 Pil kombinasi : 2x4 tablet dalam waktu 3 hari
pasca senggama, (dosis  pertama 1x4 tablet diulang
1x4 tablet 12 jam kemudian setelah dosis Pertama).
 Pil Progestin :  2x1 tablet dalam waktu 3 hari pasca
senggama, (dosis pertama 1 tablet, diulang 1 tablet
kedua 12 jam sesudah tablet pertama)
 Pil Estrogen :  2x10 mg dalam waktu 3 hari pasca
senggama selama 5 hari
 Mifepristone :  1x600 mg dalam waktu 3 hari
pasca seenggama
 Pil Danazol  :   2x4 tablet dalam waktu 3 hari pasca
senggama, (dosis pertama 1x4 tablet diulang 1x4
tablet 12 jam kemudian setelah dosis Pertama).
Efek samping :

24
      Efek samping yang mungkin timbul adalah rasa mual,
sakit kepala, pusing, muntah atau payudara tegang. Ini
diakibatkan karena pil Kondar mengandung hormon dosis
tinggi. Pada umumnya efek samping berlangsung tidak
lebih dari 24 jam.

Tingkat keamanan penggunaan kontrasepsi darurat


            Saat ini belum ada penelitian yang membuktikan terjadinya thrombosis
seperti stroke atau emboli paru pada pemakaian kontrasepsi darurat. Tetapi
sebaliknya, tidak juga ada penelitian yang membuktikan keamanannya 100%.
Hanya saja, selama ini belum pernah ada kasus yang dilaporkan setelah
pemakaian kontrasepsi darurat, jadi pilihan ini termasuk aman. Efek samping
yang timbul pada pemakaian kontrasepsi darurat jenis pil hormonal adalah mual
dan muntah. Hal ini dapat diatasi dengan pemberian anti mual dan anti muntah
sebelum meminum pil atau memilih pil yang hanya mengandung progesterone
saja. Efek samping lainnya adalah bercak-bercak darah (spotting atau haid yang
datang seminggu lebih cepat atau seminggu lebih lambat ada bulan berikutnya. 

Angka keberhasilan penggunaan kontrasepsi darurat


            Bila tidak mendapatkan haid pada bulan berikutnya setelah pemakaian
kontrasepsi darurat, sebaiknya anda curiga terjadi kehamilan dan segera ke dokter
untuk membuktikannya. Walaupun angka keberhasilan kontrasepsi darurat dalam
mencegah kehamilan tinggi, sangatlah tidak dianjurkan untuk memakai
kontrasepsi ini jangka waktu yang lama. Bila anda menginginkan hubungan
seksual yang aman, maka pilihan terbaik adalah penggunaan metode kontrasepsi
lainnya yang sudah tersedia saat ini. 

25
FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA BERENCANA
UNIT KEPERAWATAN MATERNITAS

Nama Mahasiswa : Suherman,S.Kep


NPM : 021.02.1232
Tgl. Pengkajian :Rabu, 19 Januari 2022
Jam : 09.00 WITA
Tempat Pengkajian : Ruangan KIA

A. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Umur : 34 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Kelurahan Raba Dompu Barat, lingkungan
kota baru Rt 09
Tanggal Pengkajian : 19 Januari 2022
Nama suami : Tn. I
Umur : 36 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Lama perkawinan : 10 Tahun

B. Keluhan Utama
Pasien datang ke Puskesmas Penanae dengan keluhan haid tidak
teratur (tidak normal). Klien mengatakan ia adalah akseptor KB Suntik 3
bulan, dan sebelum menggunakan KB suntik haid nya selalu teratur.

C. Riwayat Kesehatan Sekarang


Haid tidak teratur (tidak normal).

26
D. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Klien tidak pernah dirawat di rumah sakit dan ini yang pertama kali datang
ke Puskesmas untuk memeriksakan penyakitnya.
E. Riwayat perkawinan
1. Status perkawinan sah, kawin 1 kali
2. Menikah umur 24 tahun dengan suami umur 26 tahun dengan lama
perkawinan 10 tahun.
3. Jumlah anak: 3 orang

F. Riwayat Menstruasi
1. Menarche : ibu mengatakan menarche pada usia 13 tahun
2. Siklus : ibu mengataan siklus haidnya 28 hari
3. Lama : ibu mengatakan lama menstruasi 5-6 hari
4. Banyaknya : ibu mengatakan 3 kali ganti pembalut perhari
5. Sifat darah : ibu mengatakan encer
6. Teratur/tidak : ibu mengatakan teratur
7. Disminorhoe : ibu mengatakan kadang-kadang merasakan nyeri

G. Riwayat Obstetri
NO Tgl/ Tempat Umur Jenis Penolong JK PB BB Keadaan Laktas Keadaan

27
tahun partus kehamilan partus i anak
partus skrg
1 1/12/201 Polindes 9 bulan Normal Bidan PR 2,9 48 Hidup ASI Sehat
0

2 3/10/201 Polindes 9 bulan Normal Bidan PR 3 50 Hidup ASI Sehat


4

3 10/6/201 Polindes 9 bulan Normal Bidan PR 3 49 hidup ASI Sehat


7

H. Riwayat KB
1. Macam peserta : baru
2. Metode yang pernah dipakai : suntik 3 bulan, penggunaan 1 tahun
3. Keluhan selama pemakaian kontrasepsi : haid tidak teratur (tidak
normal)

I. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan haid tidak teratur (tidak normal)
2. Riwayat penyakit masa lalu
Ibu mengatakan hanya pernah mengalami demam dan flu biasa
3. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak mempunyai penyakit keturunan seperti
DM, Hipertensi, Jantung dll.
J. Pola kebiasaan sehari-hari
1. Nutrisi
Makan : Ibu makan 3 kali sehari dengan MB (Makanan
Biasa) dan lauk pauk.
Minum : Ibu minum air putih sebanyak 6-7 gelas/hari.
2. Istirahat tidur
Ibu tidur siang 2 jam, tidur malam selama 7-8 jam/hari dari pukul
21.00 wib – 05.00 wib.
3. Eliminasi
BAK : Frekuensi BAK pasien 3-4 kali/hari, warna kuning jernih
volume urine 1200-1500 cc/hari, berbau khas.
BAB : Ibu BAB pasien 1 kali/hari, berwarna kuning, konsistensi
lembek dengan bau yang khas.

28
4. Personal Hygine
Klien mandi 2 kali/hari semua kegiatan personal hygiene dilakukan
secara mandiri

K. Riwayat Psikologi
Ibu mengatakan merasa cemas karena haidnya tidak teratur, ibu
selalu bertanya mengapa haidnya tidak teratur dan Ibu tidak tahu bahwa
amenore yang dialaminya adalah efek samping dari penggunaan alat
kontrasepsi KB Suntik 3 bulan, ibu mengatakan BB nya naik sejak
memakai alat kontrasepsi KB Suntik 3 bulan.

L. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Compos mentis
TD : 120/80 mmHg
Suhu : 37,5 oC
HR : 76 x/i
RR : 20 x/i
Tinggi badan : 157 cm
BB sebelum menggunakan KB Suntik : 57 kg
Berat badan saat di kaji : 63 kg
2. Pemeriksaan Head to Toe
a. Kepala
Kulit kepala bersih, bentuk kepala oval dan tidak ada ditemukan luka
pada bagian kepala.
b. Rambut
Rambut pasien hitam dan lurus, tampak bersih.
c. Mata
Sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak anemis, reaksi pupil terhadap
cahaya baik (+/+), mata isokor (+/+), fungsi penglihatan baik
ditandai dengan pasien dapat membaca dengan jelas. Tanpa
mengguanakan alat bantu.
Palpasi: Nyeri tekan tidak ada
d. Hidung

29
Bentuk dan posisi simetris, tidak dijumpai adanya kelainan struktur.
Perdarahan tidak ada, fungsi penciuman baik, pasien dapat
membedakan bau.
Palpasi: Nyeri tekan tidak ada
e. Telinga
Bentuk dan posisi simetris, tidak dijumpai adanya peradangan dan
perdarahan, fungsi pendengaran baik, ditandai dengan pasien biasa
mendengar detik arloji, dan tidak memakai alat bantu pendengaran.
f. Mulut
Bibir tampak kering, gigi berlubang, mukosa lembab, bau mulut ada.
Pasien dapat mengucapkan kata-kata dengan baik, tidak ada
pembengkakan atau peradangan, pengecapan baik dan dapat
membedakan rasa asam, asin, manis, dan pahit.
Inspeksi: bentuk dada simetris, frekuensi pernafasan 28x/i, klavikula
dan scapula simetris.
g. Gigi
Kebersihan gigi baik, tidak ada peradangan dan perdarahan pada
gigi, jumlah gigi 28 buah, tidak terdapat caries
h. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada peningkatan tekanan
vena jugularis dan tidak dijumpai adanya kaku kuduk.
i. Thorax/dada
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan
Palpasi : Stem fremitus kiri dan kanan
Perkusi : Sonur kiri dan kanan
Auskultasi : tidak ada ronchi, tidak ada wheezing
j. Jantung
Inspeksi : Frekuensi denyut jantung 76x/i, Tidak ada pembesaran
atau pembengkakan
Palpasi : Batas jantung tidak teraba dengan jelas
Perkusi : Shifting dullness
Auskultasi : Bunyi jantung Lub-Dup

30
k. Abdomen
Inspeksi : Datar, tidak nampak massa atau benjolan, turgor kulit
baik, kembali dalam ± 2 detik.
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, tidak ada massa
Perkusi : Tidak kembung
Auskultasi : Bising usus normal 30 kali/menit
l. Ekstremitas
Atas : Akral hangat, tidak ada oedem, pergerakan baik, reflex,
bisep kiri dan kanan +/+, refreks trisep kiri dan kanan
+/+.
Bawah : Akral hangat, tidak ada oedem, ROM kanan dan kiri
aktif, reflex patela kiri dan kanan +/+.
M. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
.
1. Data Subjektif: Perubahan pola Cemas
- Ibu mengatakan merasa haid tidak teratur
cemas karena haidnya tidak
teratur
Data Objektif:
- TD : 120/80 mmHg
- HR : 76 x/mnt
- RR : 20 x/mnt
- Ibu tampak bingung
- Ibu selalu bertanya mengapa
haidnya tidak teratur

2. Data Subjektif: Kurangnya Kurang


- Ibu mengatakan tidak tahu informasi pengetahuan
penyebab haidnya tidak
teratur

Data Objektif:
- Ibu selalu bertanya mengapa

31
haidnya tidak lancar

Data Subjektif:
3. - Ibu mengatakan BB nya naik Keseimbangan Gangguan
sejak memakai alat progresteron dan konsep diri:
kontrasepsi KB Suntik 3 estrogen Body Image
bulan terganggu
- Ibu mengatakan sebelum
memakai alat kontrasepsi KB
Suntik BB nya 57 Kg
Data Objektif:
BB saat dikaji: 63 Kg

N. Diagnosa Keperawatan
1. Cemas berhubungan dengan perubahan pola haid tidak teratur
ditandai dengan TD: 120/80 mmHg, HR: 76 x/mnt, RR: 20 x/mnt,
ibu tampak bingung, ibu selalu bertanya mengapa haidnya tidak
teratur
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
ditandai dengan ibu selalu bertanya mengapa haidnya tidak lancar
3. Gangguan konsep diri: Body image berhubungan dengan
Keseimbangan progresteron dan estrogen terganggu ditandai dengan
BB ibu sebelum menggunakan alat kontasepsi KB Suntik 57 kg dan
BB saat dikaji naik menjadi 63 kg

32
O. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasionalisasi
Keperawatan
1 Cemas berhubungan Cemas dapat teratasi 1. Kaji tingkat kecemasan 1. Mengetahui tingkat kecemasan
dengan perubahan Kriteria hasil: (ringan, sedang, berat) klien dan tindakan yang akan
pola haid tidak teratur - Ibu tampak tenang dilakukan
ditandai dengan TD: - Cemas berkurang 2. Berikan lingkungan yang 2. Memberi ketenangan pada ibu
120/80 mmHg, HR: - Tidak nyaman
76 x/mnt, RR: 20 menunjukkan 3. Berikan dorongan dan 3. Membantu ibu mengungkapkan
x/mnt, ibu tampak perilaku agresif kesempatan pada ibu untuk perasaan dan kecemasannya
bingung, ibu selalu mengungkapkan pikiran dan
bertanya mengapa perasaan untuk
haidnya tidak teratur mengeksternalisasikan
kecemasan
4. Anjurkan melakukan aktivitas 4. Mengalihkan perhatian ibu agar
yang menyenangkan seperti tidak tefokus pada penyakitnya
menonton TV, mendengar
radio atau musik untuk
mengurangi kecemasan

2 Kurang pengetahuan Ibu mengerti tentang 1. Kaji tingkat pengetahuan ibu 1. Belajar tergantung pada emosi
berhubungan dengan masalah kesehatannya tentang masalah

33
kurangnya informasi saat ini kesehatannya dan kesiapan fisik
ditandai dengan ibu Kriteria hasil: 2. Berikan pendidikan kesehatan 2. Memberi pengetahuan pada ibu
selalu bertanya - Ibu tampak tenang tentang KB suntik dan efek tentang alat kontrasepsi yang
mengapa haidnya - Ibu mengetahui samping dari penggunaan KB digunakan dan efek samping dari
tidak lancar penyebab haidnya suntik alat kontrasepsi tersebut
tidak lancar 3. Jelaskan pada ibu tentang 3. Memberi pengetahuan pada ibu
- Ibu mengetahui penyakit yang dialaminya tentang penyakitnya
efek samping KB
Suntik 3 bulan
3 Gangguan konsep Ibu mampu 1. Lakukan pendekatan pada 1. Meningkatkan harga diri
diri: Body image beradaptasi dengan klien dan identifikasi masalah sehingga ibu mampu
berhubungan dengan bentuk tubuh yang dihadapi mengungkapkan masalahnya
Keseimbangan Kriteria hasil: 2. Jelaskan pada ibu tentang 2. Ibu lebih kooperatif mengenai
progresteron dan - BB dalam batas penyebab dari peningkatan penjelasan dari petugas
estrogen terganggu normal tidak boleh BB dan cara mengatasinya
ditandai dengan BB lebih 5 kg dalam 3. Anjurkan untuk diet 3. Diet yang baik membantu
ibu sebelum satu tahun pertama mengurangi BB mengurangi BB
menggunakan alat - Ibu tampak lebih 4. Libatkan pasangan dalam 4. Dukungan suami akan
kontasepsi KB Suntik tenang memberikan penjelasan meningkatkan harga diri
57 kg dan BB saat mengenai keadaan klien
dikaji naik menjadi 5. Lakukan aktivitas olahraga 5. Pembakaran lemak dapat
63 kg secara teratur dilakukan dengan olahraga secara

34
teratur

35
P. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
No Hari/Tanggal No Dx Jam Intervensi Evaluasi
1 Rabu, 19 I 09.00 1. Mengkaji tingkat kecemasan (tingkat S:
Januari 2022 kecemasan sedang) - Ibu mengatakan merasa tenang setelah
09.10 2. Berikan lingkungan yang nyaman mengungkapkan kecemasannya kepada
09.15 3. Berikan dorongan dan kesempatan pada perawat
ibu untuk mengungkapkan pikiran dan - Ibu mengatakan akan melakukan aktivitas yang
perasaan untuk mengeksternalisasikan menyenangkan seperti menonton TV dirumah
09.30 kecemasan O: Ibu tampak tenang
4. Anjurkan melakukan aktivitas yang A: Masalah teratasi
menyenangkan seperti menonton TV, P: Intervensi dihentikan
mendengar radio atau musik untuk
mengurangi kecemasan
2 Rabu, 19 II 08.35 1. Mengkaji tingkat pengetahuan ibu S:
Januari 2022 tentang masalah kesehatannya - Ibu mengatakan senang diberikan pendidikan
08.40 2. Memberikan pendidikan kesehatan kesehatan
tentang KB suntik dan efek samping - Ibu mengatakan mengerti tentang alat
dari penggunaan KB suntik kontrasepsi KB Suntik dan efek samping KB
08.55 3. Menjelaskan pada ibu tentang penyakit suntik
yang dialaminya - Ibu mengatakan sudah mengerti penyebab
haidnya tidak teratur

36
O:
- Ibu tampak tenang
- Ibu dapat menyebutkan kembali pengertian KB
Suntik, indikasi dan kontra indikasi KB Suntik,
dan efek samping KB Suntik
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
3 Rabu, 19 III 09.00 1. Melakukan pendekatan pada klien dan S:
Januari 2022 identifikasi masalah yang dihadapi - Ibu mengatakan mengerti penyebab kenaikan
09.05 2. Menjelaskan pada ibu tentang penyebab BB nya
dari peningkatan BB dan cara - Ibu mengatakan akan melakukan diet untuk
09.10 mengatasinya mengurangi BB nya
09.15 3. Menganjurkan untuk diet mengurangi - Suami mengatakan akan selalu memberi
BB dukungan kepada istrinya
09.20 4. Melibatkan pasangan dalam - Ibu mengatakan akan melakukan aktivitas
memberikan penjelasan mengenai olahraga secara teratur
keadaan klien O: Ibu tampak tenang
5. Menganjurkan klien melakukan A: Masalah teratasi
aktivitas olahraga secara teratur P: Intervensi dihentikan

37
38

Anda mungkin juga menyukai