Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN

KELUARGA BERENCANA

Nama Mahasiswa : IDAR, S.Kep


NIM : 032020038
Nama Pembimbing : Ns. Bestfy Anitasari, S.Kep,.M.Kep.

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


INSTITUSI KESEHATAN DAN BISNIS
KURNIA JAYA PERSADA
KOTA PALOPO
2021

1
KELUARGA BERENCANA

A. Pengertian
Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan
jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi adalah
antikonsepsi (Conception Control) yaitu cara, alat atau obat-obatan untuk mencegah
terjadinya konsepsi.
Tujuan KB adalah untuk membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial
ekonomi suatu keluarga dengan cara mengatur kelahiran anak, agar diperoleh suatu
keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kontrasepsi adalah upaya mencegah kehamilan yang bersifat sementara
ataupun menetap (Mansjoer, 2000)

B. Syarat- syarat kontrasepsi


1. Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya.
2. Efek samping yang merugikan tidak ada.
3. Lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan.
4. Tidak mengganggu hubungan persetubuhan.

C. Pemilihan jenis kontrasepsi


Pemilihan jenis kontrasepsi didasarkan pada tujuan penggunaan kontrasepsi, yaitu:
1. Menunda kehamilan
Pasangan dengan istri berusia dibawah 20 tahun dianjurkan menunda
kehamilannya.
- Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan:
a. Reversibilitas yang tinggi karena akseptor belum mempunyai anak
b. Efektivitas yang relative tinggi, penting karena dapat menyebabkab
kehamilan resiko tinggi
- Kontrasepsi yang sesuai :pil, alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) mini, cara
sederhana
- Alasan:

2
a. Usia dibawah 20 tahun adalah usia dimana sebaiknya tidak mempunyai
anak dulu.
b. Prioritas penggunaan kontrasepsi pil oral karena peserta masih muda
c. Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena pasangan muda
masih sering berhubungan (frekuensi tinggi) sehingga akan mempunyai
angka kegagalan yang tinggi
d. Penggunaan AKDR mini bagi yang belum mempunyai anak dapt
dianjurkan, terutama pada akseptor dengan kontraindikasi terhadap pil
oral
2. Menjarangkan kehamilan (mengatur kesuburan)
Masa saat istri berusia 20-30 tahun adalah yang paling baik untuk melahirkan
2 anak dengan jarak 3-4 tahun.
- Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan:
a. Reversible cukup tinggi
b. Efektivitas cukup tinggi karena akseptor masih mengharapkan
mempunyai anak.
c. Dapat dipakai 3-4 tahun
d. Tidak mengahambat produksi air susu ibu (ASI)
- Kontrasepsi yang sesuai :AKDR pil, suntik, cara sederhana, susuk KB,
kontrasepsi mantap (kontap)
- Alasan:
a. Usia 20-30 tahun merupakan usia terbaik untuk mengandung dan
melahirkan
b. Segera setelah anak lahir, dianjurkan untuk menggunakan AKDR sebagai
pilihan utama
c. Kegagalan yang menyebabkan kehamilan cukup tinggi namun
tidak/kurang berbahaya karena akseptor berada pada usia yang baik
untuk mengandung dan melahirkan.
3. Mengakhiri kesuburan (tidak ingin hamil lagi)
Saat usia istri diatas 30 tahun, dianjurkan untuk mengakhiri kesuburan setelah
mempunyai 2 anak
- Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan:

3
a. Efektivitas sangat tinggi karena kegagalan dapat menyebabkan kehamilan
dengan resiko tinggi bagi ibu dan anak
b. Reversibilitas rendah
c. Dapat dipakai untuk jangka panjang
d. Tidak menambah kelainan yang sudah ada
- Kontrasepsi yang sesuai : kontrasepsi mantap (tubektomi/vasektomi), susuk
KB, AKDR, suntikan, pil dan cara sderhana.
- Alasan
a. Ibu dengan usia diatas 30 tahun dianjurkan tidak hamil lagi atau tidak
punya anak lagi karena alas an medis
b. Pilihan utama dalah kontrasepsi mantap
c. Pada kondisi darurat, kontap cocok dipaki dan relative lebih baik
dibandingkan dengan susuk kb atau AKDR
d. Pil kurang dianjurkan karena uisa ibu relative tua dan mempunyai
kemungkinan timbulnya efek samping dan komplikasi

D. Jenis-jenis kontrasepsi
1. Metode barier
a. Pesarium oklusif
1) Diafragma
Terbuat dari sebuah karet lateks tipis berbentuk setengah bola, yang
tepinya diperkuat oleh pegas logam lentur yang datar atau dengan
kumparan (Glasier & Gebbie, 2006).
Keunggulan:
 Tidak ada efek samping sistemik.
 Efektif bila pas dan dipasang dengan benar.
 Tidak menggangu laktasi.
 Spermisida menambah pelumasan vagina apabila ada masalah
kekeringan vagina.
 Penurunan risiko penyakit radang panggul dan karsinoma serviks
dibandingkan wanita yang tidak menggunakan konrasepsi.
Kekurangan:

4
 Memerlukan premedikasi, sehingga spontanitas hubungan seksual
hilang.
 Spermisida menyebabkan metode ini agak “ kotor”.
 Menimbulkan rasa tidak nyaman pada pemakai atau pasangan selama
hubungan seksual dan hilangnya sensasi serviks dan sebagian vagina.
 Harus dicocokkan dan diperiksa secara berkala oleh dokter atau
perawat terlatih.
 Tidak memberikan perlindungan terhadap penularan HIV dan infeksi
virus lain.
2) Topi (Cap) serviks
Berbentuk seperti sarung jari dan dirancang untuk terpasang pas
menutupi serviks (Glasier & Gebbie, 2006).
Keuntungan:
 Cocok bagi wanita yang tonus ototnya lemah dan beberapa kasus
prolaps uterovagina.
 Tidak dirasakan pasangan pria.
 Tidak ada pengurangan sensasi vagina.
 Dapat dipasang beberapa hari.
 Kecil kemungkinan menyebabkan gejala saluran kemih.
Kekurangan:
 Memerlukan pemilihan ukuran dan kecocokan topi yang akurat agar
topi tidak terlepas sewaktu berhubungan intim.
 Pemasangan dan pengeluaran sendiri topi serviks lebih sulit dari pada
diafragma.
 Dapat timbul bau tidak sedap apabila topi dipasang lebih dari satu
atau dua hari.
b. Kondom
1) Wanita
Suatu sarung poliuretan dengan panjang 15 cm dan garis tengah 7 cm
dan pada ujung terdapat cincin poliuretan.
Keuntungan:
 Merupakan kontrasepsi efektif yang dikendalikan oleh wanita.

5
 Dapat dibeli tanpa resef disebagian besar apotik.
 Memberikan perlindungan sangat tinggi terhadap IMS dengan cara
melindungi vulva dan uretra.
 Lebih kuat dari pada kondom pria.
 Dapat dipasang jauh sebelum hubungan intim dan dibiarkan
beberapa waktu setelah ejakulasi sehingga proses hubungan intim
tidak terganggu.

Kekurangan:
 Penampilan kurang menarik.
 Kenikmatan terganggu dan timbul suara “gemerisik” sewaktu koitus.
 Kadang-kadang dapat terdorong seluruhnya masuk kedalam vagina
atau penetrasi dapat terjadi diluar kondom tersebut.
 Harga mahal.
2) Pria
Menyarungi penis waktu koitus, sehingga mencegah masuknya sel mani
ke dalam liang senggama.
Keuntungan:
 Efektif bila digunakan secara benar dan konsisten.
 Tersedia luas, murah dan sering diberikan gratis.
 Mudah digunakan dan tanpa disertai efek samping lokal atau sistemik.
 Tingkat proyeksi yang sangat tinggi terhadap IMS termasuk HIV.
 Perlindungan terhadap karsinoma dan penyakit pramaligna serviks.
 Peningkatan kemampuan seksual pada sebagian pasien dengan
ejakulasi dini.
Kekurangan :
 Penampilan tidak menarik.
 Sensasi kenikmatan berkurang sewaktu hubungan intim, terutama
transmisi kehangatan tubuh.
 Perlu dipasang sebelum koitus dan segera dibuka sesudahnya, yang
bagi sebagian pasangan dianggap mengganggu aktivitas seksual.

6
 Kesulitan ereksi dapat bertambah, walaupun pria lanjut usia
mendapati bahwa membantu mempertahankan ereksi mereka.
c. Spermisida
Agens kontrasepsi dari bahan kimia yang mampu menghancurkan
spermatozoa, dimasukkan ke suatu bahan yang secara kimia tidak aktif.
Sediaan : krim dan jeli, pesarium vagina, tablet busa, busa aerosol dan tisu
spermisida.
Cara kerjanya adalah ;
 Melumpuhkan dan mematikan sperma atau sel mani
 Menutup mulut serviks (servikal prop)
 Merubah keadaan lendir/cairan vagina, sehingga menjadi tidak begitu
baik untuk mobilitas dan aktivitas sperma.
Keuntungan:
 Memberi tambahan pelumas apabila ada masalah kekeringan vagina.
 Mudah diperoleh tanpa resef.
 Tidak menimbulkan toksisitas topikal vagina dan penyerapan sistemik.
 Memberi proteksi karsinoma serviks.
Kekurangan:
 Angka kegagalan tinggi.
 Memerlukan premedikasi sebelum hubungan intim
 Pesarium tidak cocok untuk daerah tropiskarena dapat meleleh.
 Menimbulkan bau tidak sedap.
 Pemakaian spermisida melebihi dosis dapat menyebabkan iritasi dan
ulserasi sehingga mempermudah infeksi termasuk HIV.
 Tidak menimbulkan aborsi spontan atau kelainan janin pada fase
perikonsepsi
d. Koitus interuptus
Penarikan penis yang sedang ereksi dari vagina sebelum terjadi ejakulasi.
Keuntungan:
 Tidak memerlukan bahan/alat, persiapan, atau pengawasan medis.
 Tidak memerlukan biaya.
 Tidak ada efek samping serius.

7
 Hubungan seksual pasangan dapat dipertahankan kerahasiaannya.
Kekurangan:
 Angka kegagalan tinggi.
 Tidak ada perlindungan terhadap IMS.
 Membatasi kenikmatan hubungan intim.
Efek samping :
Menyebabkan penyakit ginekologik, neurologis, kejiwaan seperti neurateni,
keluhan prostat.
2. KB alami
a. Cara kalender
Yaitu tidak coitus beberapa hari sebelum, ditambah beberapa hari sesudah
ovulasi. Dilakukan berdasarkan perhitungan jumlah hari pada setiap siklus
dan dimulai sejak hari pertama menstruasi.
Caranya:
Hari tidak aman pertama dapat ditentukan dengan mengurangi panjang
siklus terpendek dengan 18 hari dan hari tidak aman terakhir dapat dihitung
dengan mengurangi panjang siklus terpanjang dengan 11 hari. Apabila siklus
terpendek ialah 24 hari dan siklus terpanjang 30 hari, maka rumusnya
adalah:
Siklus terpendek siklus terpanjang
24 30
- 18 - 11
Hari ke- 6 hari ke-19
Untuk menghindari konsepsi, harus puasa selama periode subur yaitu hari
ke-6 sampai ke-19.
Apabila wanita memiliki siklus yang sangat teratur, 28 hari maka rumus
untuk mengitung masa subur adalah sbb:
Siklus terpendek siklus terpanjang
28 28
- 18 - 11
Hari ke-10 hari ke-17
Untuk menghindari konsepsi, harus puasa sejak hari ke-10 sampai ke-17

8
b. System suhu basal badan (Basal Body Temperatur)
Temperatur terendah tubuh seseorang yang sehat, diukur setelah bangun
tidur dan sebelum turun dari tempat tidur. BBT 36,2 – 36,3 °C selama
menstruasi dan sekitar 5-7 hari sesudah menstruasi ((Bobak, Lowdermilk &
Jensen, 2005).
c. Metode ovulasi (mukus atau Billings)
Seorang wanita harus mengenali karakteristik mukus serviks. Mukus fertil
memiliki gambaran khas seperti putih telur mentah yang apabila
diregangkan beberapa cm antara telunjuk dan ibu jari tidak terputus
(spinnbarkheit). Pasangan harus berpantang sejak teridentifikasi mukus fertil
sampai 3 hari setelah hari puncak. Akhir masa subur ditandai munculnya
mukus yang sedikit lebih kental.
Keuntungan:
 Efektif bila semua aturan di ikuti.
 Meningkatkan pemahaman individu terhadap pasangannya dalam aspek
hubungan fisik dan emosional.
 Metode pengendalian kesuburan nonhormonal dan noninvasif.
 Dapat diajarkan dan digunakan di negara berkembang apapun tingkat
pendidikannya.
 Dapat digunakan baik untuk memperoleh maupun mencegah kehamilan.
Kekurangan:
 Memerlukan periode pantang hubungan intim yang lama rata-rata 15 sampai
17 hari persiklus menstruasi.
 Diperlukan periode belajar yang lama yaitu 3 bulan, juga memerlukan guru
yang baik.
 Gejala harus dicatat setiap hari.
 Aturan metode sering dianggap terlalu menuntut sehingga banyak yang
melanggar.
 Bukan metode yang cocok bagi pasangan yang hubungannya belum stabil.
3. Kontrasepsi oral kombinasi (KOK)
KOK mengandung 2 hormon steroid; estrogen dan progesteron
Macam-macam pil kontrasepsi :

9
a. Pil kombinasi
Cara kerja:
 Menghalangi produksi gonadotropin
 Merubah konsistensi lendir serviks menjadi tebal dan kental
 Merubah peristaltic tuba dan rahim
 Menimbulkan perubahan pada endometrium
 Merubah kepekaan indung telur terhadap resiko gonadotropin
Kelebihan :
 Tidak mengganggu hubungan seksual
 Siklus haid teratur
 Menghilangkan dismenore
 Untuk pengobatan kemandulan
 Memperbaiki perdarahan yang tidak teratur
Kekurangan ;
 Pil kurang cocok dengan wanita yang pelupa
 Motivasi lebih intensif
Efek samping :
 Ringan : mual, muntah, peningkatan BB, perdarahan tidak teratur, retensi
cairan, edema, sakit kepala, jerawat, dll.
 Berat ; tromboembolisme, kemungkinan Ca serviks uteri
Kontraindikasi :
 Absolut : Gangguan fungsi hati, tromboflebitis, kelainan serebrovaskuler,
keganasan kelenjar mammae dan alat reproduksi, varises berat.
 Relatif : Hipertensi, DM, penyakit tiroid, perdarahan abnormal
pervaginum, penyakit jantung, penyakit ginjal, eksema luas, migrain,
asma bronchial.
b. Pil sekuensial
Cara kerja : menghambat ovulasi
Indikasi : wanita hipoestrogenik, haid yang tidak teratur, haid yang
terlambat, wanita yang berjerawat, hipofertil
Efek samping : sama dengan pil kombinasi
c. Pil normofasik

10
Cara kerja : serviks menjadi tidak dapat ditembus oleh sperma dalam waktu
yang lama, menghambat ovulasi
d. Pil pagi
Dimakan pasca coitus
Efek samping : mual, muntah

Tanda komplikasi potensial:


Memudahkan bagi ibu untuk mengingat bila terjadi gejala berikut dapat
menghentikan minum pil, yaitu: (Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2005).
A : nyeri di abdomen, dapat mengindikasikan penyakit hati atau dikantung
empedu.
C : nyeri dada (chest) atau sesak napas; bisa menunjukkan kemungkinan masalah
bekuan darah didalam paru-paru atau jantung.
H : Nyeri kepala (headaches) mendadak atau persisten; dapat disebabkan oleh
serangan jantung atau hipertensi.
E : Penyakit mata (eye); dapat menunjukkan penyakit pada pembuluh darah atau
hipertensi.
S : Nyeri ditungkai bawah yang berat (severe); dapat menunjukkan proses
tromboemboli.
4. Alat kontrasepsi bawah kulit (implan subdermis)
Terbuat dari polimer yang tidak terurai secara hayati ( nonbiodegradable) dengan
lama kerja yang panjang 1-5 tahun. Cara kerjanya sebagai progesteron yang
dapat menghalangi pengeluaran LH sehingga tidak terjadi ovulasi, mengentalkan
lendir serviks dan menghalangi migrasi spermatozoa dan menyebabkan situasi
endometrium tidak siap menjadi tempat nidasi (Manuaba, 1998).
Keuntungan :
 Dipasang selama 5 tahun
 Kontrol medis ringan.
 Dapat dilayani didaerah pedesaan.
 Penyulit medis tidak terlalu tinggi.
 Biaya ringan.

11
Kerugian:
 Menimbulkan gangguan menstruasi, yaitu tidak mendapatkan menstruasi
dan terjadi perdarahan yang tidak teratur.
 Berat badan bertambah.
 Menimbulkan akne., ketegangan payudara.
 Liang sanggama terasa kering.
5. IUD / AKDR
Merupakan pilihan kontrasepsi yang efektif, aman, dan nyaman bagi banyak
wanita. Sediaan: lippes loop, cupper T atau sevev cupper dan multilood atau
medusa
Indikasi : Telah mempunyai anak lebih dari 1, menjarangkan kehamilan, sudah
cukup anak hidup, tidak cocok kontrasepsi hormonal dan sudah berusia diatas 35
tahun
Keuntungan:
 Tidak membutuhkan kepatuhan.
 Menghasilkan kontrasepsi sampai 10 tahun sehingga sangat efektif dari segi
biaya.
 Memberi manfaat tambahan terhadap masalah ginekologis seperti mengurangi
jumlah darah haid dan dismenorhoe.
 Mudah dikeluarkan dan pemulihan kesuburan berlangsung cepat.
 Tidak meningkatkan risiko penyakit keganasan.
Kekurangan:
 AKDR tembaga menyebabkan menstruasi lama dan lebih banyak.
 Dapat berpindah atau keluar dari rongga rahim secara spontan.
 Perporasi uterus tapi jarang
Kontraindikasi: hamil, peradangan panggul, karsinoma daerah panggul,
malformasi rahim, mioma uteri, dismenore berat, stenosis kanalis
servikalis, dan penyakit jantung reumatik
Efek samping: nyeri, mulas, perdarahan, keputihan, dismenore, kehamilan dan
IUD insitu, dispareunia, ekspulsi, infeksi dan translokasi-dislokasi.
Komplikasi potensial :

12
Tanda komplikasi potensial dapat diingat dengan cara berikut (Hatcher, 1994) :
P : Menstruasi terlambat (periode late), perdarahan atau keluarnya bercak darah
(spoting) abnormal.
A : Nyeri pada abdomen (abdominal pain), nyeri saat koitus
I : Terpajan infeksi (infection exposure), sekret vagina abnormal
N : Merasa tidak sehat (not feeling well), demam, atau menggigil.
S : Benang hilang (string mising).

13
6. Tubektomi / vasektomi
a. Tubektomi
Yaitu kontrasepsi permanen pada wanita dengan cara melakukan
tindakan pada kedua saluran telur berupa pemotongan atau
pengikatan.
Indikasi :
 Indikasi medis umum : TBC paru, penyakit jantung, penyakit
ginjal, kanker payudara, skizofrenia, psikosa, dll.
 Indikasi medis obstetric : toksemia gravidarum berulang, section
secaria berulang, histerektomi, dll.
 Indikasi medis ginekologis : indikasi social ekonomi.
Kelebihan: Langsung efektif dan masa reproduksi wanita terbatas.
b. Vasektomi
Yaitu kontrasepsi permanen pada pria dengan cara memotong dan
menutup saluran mani.
Indikasi : untuk tujuan kontrasepsi dan tujuan pengobatan.
Kelebihan:
 Prosedurnya sederhana dapat dilakukan dengan anestesi lokal sebagai
prosedur rawat jalan.
 Tidak memerlukan peralatan canggih dan jauh lebih murah
pengerjaannya.
 Mortalitas dan morbiditas operasi hampir tidak ada.
 Efektifitas dapat diuji.
Kekurangan:
 Sterilisasi wanita memiliki resiko morbiditas dan mortalitas operasi.
 Sterilisasi tidak selalu dapat dipulihkan.
 Vasektomi tidak segera efektif, dan kontrasepsi lain harus digunakan
sampai diperoleh hasil hitung sperma negatif 2 kali berturt-turut.

14
7. Kontrasepsi suntikan
Kontrasepsi suntikan di indonesia merupakan salah satu kontrasepsi yang
popular. Kontrasepsi yang sering digunakan adalah long acting–progesteron.
Daya guna suntikan secara teoritis adalah 0,3 – 0,5 kehamilan/100 wanita
yang menggunakan.
Jenis kontrasepsi suntikan
Nama Isi Sediaan Dosis/cara pakai
 Cyclofem Medroksi progesterone Vial 0,5 mL 0,5 ml IM setiap 30 hari
asetat, estradiol supinat.
 Cyclogeston Medroksi progesterone Vial 0,5 mL 0,5 ml IM setiap 30 hari
asetat

 Dedogeston Medroksi progesterone Vial 3 mL ( 50 150mg IM setiap 3


asetat mg/mL) bulan. Pemberian I pada
5 hari pertama
menstruasi atau segera
setelah persalinan.

Medroksi progesterone 150 mg IM setiap 3


 Depo
asetat bulan. Pemberian I pada
provera Vial 3 mL ( 50
5 hari pertama
mg/mL)
menstruasi atau setelah
Vial 1 mL (150
persalinan. Untuk
mg/mL)
abnormal iminens dan
habitualis 50 – 100 mg
dengan jarak 1 – 2
minggu

Cara kerja:

15
Cara kerja suntikan yaitu menghalangi ovulasi dengan jalan
menekan pembentukan LH–RF (Luteinizing Hormon–Releasing Factor),
merubah lendir serviks menjadi kental sehingga menghambat sperma, dan
menimbulkan perubahan pada endometrium sehingga tidak memungkinkan
terjadi nidasi selain itu juga mengubah kecepatan transportasi ovum melalui
tuba.
Suntikan hormon progesterone merangsang Gnrh di hipofise anterior
menyebabkan penurunan FSH dan LH sehingga tidak terjadi lonjakan LH.
Akibat penurunan lonjakan LH sehingga proses ovulasi tidak terjadi
sehingga timbul amenore, lendir serviks berlebihan dan pekat yang akhirnya
mencegah proses terjadinya kehamilan.
Pemberian kontrasepsi suntikan juga dapat meningkatkan laju
metabolisme tubuh yang akhirnya dapat menimbulkan obesitas akibat
penyimpanan deposit lemak dalam jaringan. Selain itu suntikan hormon
dapat merangsang sel teka pada corpus luteum untuk mengeluarkan
hormon androgen yang akan merangsang peningkatan sekresi kelenjar akne
sehingga menimbulkan jerawat.
Cara pemberian:
1. Post partum hari ketiga–kelima, atau sesudah ASI diproduksi atau
sebelum ibu pulang ke rumah atau sampai 8 minggu post partum asal
dipastikan ibu tidak hamil atau belum melakukan coitus.
2. Pasca keguguran, segera setelah kuretase atau sewaktu ibu hendak
pulang dari rumah sakit, atau 30 hari post abortus asal ibu belum hamil.
Efektifitas:
Efektifitasnya tinggi, cara pemberiannya sederhana, cukup aman,
kesuburan dapat kembali setelah beberapa lama dan cocok untuk ibu-ibu
sedang menyusui bayinya. Angka kegagalan 0 – 0,8%
Kontra indikasi

16
1. Absolut
a. Kehamilan diketahui atau masih terganggu
b. Riwayat kanker payudara
c. Perdarahan genital yang tidak diketahui penyebabnya
2. Relatif
a. Riwayat depresi
b. Riwayat macam-macam penyakit payudara
c. Riwayat sakit kepala migraine
d. Wanita menginginkan kehamilan dalan waktu 2 tahun ke depan
e. Wanita menginginkan kehamilan dalam jangka waktu yang
lebih pendek
Efek samping: gangguan haid, amenorhoe, spotting, metroragia, depresi,
keputihan, jerawat, perubahan libido, perubahan berat badan, pusing dan
sakit kepala dan hematoma

17
RESUME KEPERAWATAN PADA Ny. D DENGAN
POST SECTIO SECARIA DI POLI KANDUNGAN
RSUD. SAWERIGADING PALOPO

Nama Mahasiswa : IDAR, S.Kep


NIM : 032020038
Nama Pembimbing : Ns. Bestfi Anitasari, S.Kep,.M.Kep.

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


INSTITUSI KESEHATAN DAN BISNIS
KURNIA JAYA PERSADA
KOTA PALOPO
2021

18
PENGKAJIAN KELUARGA BERENCANA

Nama Mahasiswa : IDAR,S.Keo Tgl Pengkaji : 07 Mei 2021

NIM : 032020038 Ruangan/ : POLI Kandungan

A. Data Umum Klien

Initial Klien : Ny. D

Usia : 24 tahun

Status perkawinan : kawin

Pekerjaan : IRT

Agama : islam

Suku bangsa  : Bugis

B. Data Umum Kesehatan Saat Ini

 TB / BB : 162 cm/ 56 kg

 Keadaan Umum : baik

 Tanda-tanda vital:

TD: 110/70 mmHg Nadi : 80x/ menit

S : 36,5 °C P : 18 x/menit

 Kepala dan rambut

Bentuk kepala : bentuk kepala mesochepal

Keadaan rambut : bersih, rapi, tidak ada nyeri tekan

Kebersihan rambut : bersih, berwarna pirang.

19
 Wajah / muka

Mata : simetris kiri/kanan

Konjungtiva : tidak pucat ( anemis )

Sclera : putih tidak ada icteruk

Gangguan penglihatan : tidak ada

Hidung : simetris kiri dan kanan tidak ada polip

Mulut : mukosa lembab. Tidak ada stomatitis,

Telinga : simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada serumen

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar typoid dan limfe

 Dada dan Payudara : tidak dilakukan

 Abdomen : tidak ada pembesaran dan tidak ada benjolan

 Genitalia : tidak dilakukan

 Tungkai bawah : simetris, tidak ada varises

C. Data Umum Kebidanan

 Status Obstetrik : GII PII A0

 Jumlah Anak di rumah :

No Umur JK Cara BB Lahir Keadaan sekarang


Persalinan
1 9 bln P Normal 2700 gr Sehat

 Alasan datang ke klinik : ingin melakukan suntikan KB 1 bulan

 Lama perkawinan : 1 tahun

20
 Masalah untuk hamil : tidak ada

 Masalah selama kehamilan : tidak ada

 Masalah setelah melahirkan: tidak ada

 Riwayat penggunaan metode kontrasepsi (hormonal/non hormonal)

No Jenis Tahun s/d Masalah Alasan penghentian


kontrasepsi tahun pemakaian pemakaian
- - - -

 Cara KB yang diminati saa ini : suntikan 1 bulan

 Riwayat sosial : ibu tinggal dengan suami dan anak

 Persetujuan/sikap suami terhadap metode kontrasepsi yang dipilih:

Suami menyetujui ibu menggunakan suntikan KB sebagai alat kontrasepsi.

 Pengetahuan tentang berbagai metode kontrasepsi (pengertian, keuntungan,

efeksamping, kontra indikasi): ibu belum mengetahui dan memahami

keuntungan efek samping dan kontra indikasi berbagai metode kontrasepsi.

D. Klasifikasi Data

Subjektif Objektif

Ibu mengatakan ingin menunda  Ku : baik, kesadaran: CM


kehamilan dengan mengikuti  TD : 110/70 mmHg, P: 18 x/m,
program KB SB: 36°C, N: 80 x/m
Ibu menanyakan tentang manfaat,  TB/BB: 160 cm/56 Kg
keuntungan dan efek samping dari  GI P1A0, anak berusia 9 bulan
KB jenis suntik
Ibu mengatakan belum pernah
mendapat info tentang alat-alat

21
kontrasepsi dengan jelas

E. Analisa Data

Data Masalah

1. DS:
 Klien mempunyai anak 1 Kurang pengetahuan
orang, usia 9 bulan
 Klien ingin menunda
kehamilan sementara
 Klien mengatakan belum
pernah menjadi akseptor KB
sebelumnya
 Klien bertanya tentang efek
samping obat dan cara
penanganan efek samping
tersebut
DO:
 Ku : baik, kesadaran: CM
 TD : 110/70 mmHg, P: 18 x/m,
SB: 36°C, N: 80 x/m
 TB/BB: 160 cm/56 Kg
 G1P1A0, anak berusia 9 bulan

F. Diagnosa Keperawatan

1. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi menegenai


manfaat, keuntungan dan efek samping dari KB jenis suntik

22
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Kurang pengetahuan berhubungan Pengetahuan  Berikan informasi pada ibu  Informasi yang benar
dengan kurang informasi mengenai tentang KB suntik tentang pengertian tentang kontrasepsi
manfaat, keuntungan dan efek samping bertambah dengan kontrasepsi dan macam- hormonal dapat
dari KB jenis suntik kriteria: macam kontrasepsi meningkatkan
2. DS:  Ibu mengetahui hormonal pengetahuan ibu dalam hal
 Klien mempunyai anak 1 orang, tentang manfaat, pembatasan kelahiran
usia 9 bulan keuntungan dan  Jelaskan pada ibu  Ibu dapat memahami
 Klien ingin menunda kehamilan efek samping mekanisme kerja dari mekanisme kerja dari
sementara dari KB suntik kontrasepsi kontrasepsi suntikan dan
 Klien mengatakan belum pernah  Ibu tidak mengetahui interval
menjadi akseptor KB sebelumnya bertanya-tanya suntikan
 Klien bertanya tentang efek lagi  Berikan kesempatan pada  Kesempatan bertanya
samping obat dan cara  Ekspresi wajah ibu untuk menanyakan memungkinkan ibu dapat
penanganan efek samping ibu tampak puas hal-hal yang belum memikirkan hal-hal yang
tersebut diketahui/belum ingin diketahuinya
DO: dimengerti.
 Ku : baik, kesadaran: CM
 TD : 110/70 mmHg, P: 18 x/m,
SB: 36°C, N: 80 x/m
 TB/BB: 160 cm/56 Kg
 G1P1A0, anak berusia 9 bulan

23
24
Implementasi Keperawatan

No Implementasi Evaluasi
Dx/Tgl
Dx. I  Menberikan informasi pada S: Ibu mengerti tentang penjelasan/informasi
ibu tentang kontrasepsi yang diberikan,
hormonal. O: Ku: baik, Kesadaran: CM
Hasil: ibu mengerti tentang A: Masalah teratasi
penjelasan dan informasi P: Pertahankan intervensi yang telah ada
tentang kontrasepsi
 Menjelaskan pada ibu tentang
mekanisme kerja obat KB dan
efek sampingnya
Hasil: ibu mengerti penjelasan
yang diberikan

25
RESUME KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny. D NAMA MAHASISWA: IDAR,S.Kep


UMUR : 24 tahun NIM : 032020038
RUANG RAWAT : POLI KLINIK KB RSUD. SAWERIGADING

Gambaran umum: Ny. D 24 tahun, G1P1A0, bertempat di Bumi Tamalanrea Permai

datang di RSU. Daya Makassar bagian poliklinik KB pada tanggal 07 Mei 2021 untuk

mengikuti KB suntik yang satu bulan, saat ini klien sedang haid, ibu ingin ikut KB karena belum

mau hamil dan anaknya masih bayi, ibu belum pernah ikut program KB sebelumnya.

1. Masalah keperawatan pada saat pasien diruangan poliklinik.

a. Kurang pengetahuan b/d kurangnya terpapar informasi (KB)

b. Cemas b/d kurang pengetahuan dan resiko terjadinya kehamilan.

c. Resiko kegagalan pengobatan (hamil) b/d Kurang terpajan informasi/kurang

pembelajaran, tidak efektif prosedur pemberian/KIE tidak adekuat kepada akseptor.

2. Tindakan keperawatan selama diruangan

a. Kurang pengetahuan b/d kurangnya terpapar informasi (KB)

1) Kaji tingkat pengetahuan klien

2) Berikan informasi yang diperlukan dengan menggunakan kata yang tepat dan waktu

yang sesuai

3) Jelaskan prosedur tindakan, berikan kesempatan untuk pasien bertanya dan beri

jawaban jujur.

4) Jelaskan efek samping kontrasepsi suntik

5) Dorong dan berikan kesempatan untuk bertanya

b. Cemas b/d kurang pengetahuan dan resiko terjadinya kehamilan

1) Kaji ulang tingkat kecemasan yang dialami klien

26
2) Perhatikan keluhan klien dengan mendengarkan segala keluhan yang dirasakan dan

beri kesempatan untuk menyampaikan atau bertanya tentang permasalahannya.

3) Berikan penjelas-an/KIE tentang tentang manajemen pemberian metode suntikan KB

jenis Cyclofem

4) Amati kecemasan yang dialami klien setelah pemberian KIE melalui isyarat verbal

dan non verbal.

c. Resiko kegagalan pengobatan (hamil) b/d Kurang terpajan informasi/kurang

pembelajaran, tidak efektif prosedur pemberian/KIE tidak adekuat kepada akseptor

1) Anjurkan kepada ibu untuk melakukan anjuran pengobatan/penyuntikan sesuai

nasehat/jadwal yang diberikan berupa tanggal dipesan kembali

2) Gunakan prosedur pemberian metode suntik secara benar berupa :

 Gunakan teknik DTT dengan membersihkan daerah yang akan dilakukan

penyuntikan bukan menggunakan bahan antiseptik baik sebelum ataupun

sesudah penyuntikan misalnya kapas alkohol.

 Berikan dosis dengan tepat dengan memastikan isi obat dalam vial terisap

seluruhnya kedalam disposible.

3) Anjurkan kepada ibu untuk tidak menggosok-gosok/mengusap daerah suntikan

setelah pemberian suntikan.

3. Evaluasi

a. Kurang pengetahuan b/d kurangnya terpapar informasi. Sudah teratasi dengan

pemberian konseling.

b. Cemas b/d kurang pengetahuan dan resiko terjadinya kehamilan, berubah menjadi

diagnosa resiko dan butuh evaluasi lanjutan

27
c. Resiko kegagalan pengobatan (hamil) b/d Kurang terpajan informasi/kurang

pembelajaran, tidak efektif prosedur pemberian/KIE tidak adekuat kepada akseptor tidak

terjadi/sulit dinilai dimasa sekarang.

4. Nasehat pada waktu pasien pulang

a. Klien diharapkan datang untuk menerima suntikan ulang sesuai jadwal yang telah

ditentukan

b. Klien diharapkan tidak usah takut/khawatir/cemas jika muncul tanda-tanda atau efek

samping pengobatan jika hal itu masih dalam batas normal.

c. Klien diharapkan segera mencari bantuan petugas kesehatan terdekat jika sewaktu-

waktu muncul komplikasi/efek samping dari metode kontrasepsi yang diberikan.

d. Klien tetap mengingat segala informasi dan anjuran yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Lowdermilk & Jensen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. EGC : Jakarta.

28
Depkes RI. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo : Jakarta.

Farrer. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC : Jakarta.

Glasier & Gebbie. 2006. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Edisi 4. EGC: Jakarta.

Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana untuk
pendidikan Bidan. EGC : Jakarta.

Wiknjosastro et al. 1992. Ilmu Kebidanan. Edisi 3. Cetakan Kedua. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.

29

Anda mungkin juga menyukai